Anda di halaman 1dari 66

COVER DEPAN

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) i


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BUKU 1 SPECIFY NEEDS
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS)
MODUL KESEHATAN DAN PERUMAHAN 2022

No. Publikasi 04200.2207


Katalog 1404070

Ukuran Buku 18,2 cm x 25,7 cm


Jumlah Halaman viii + 56 halaman

Naskah Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat

Gambar Kulit Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat


Fa Barboza, unsplash.com

Diterbitkan oleh ©Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia

Dicetak oleh Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

ii Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
KATA PENGANTAR

Perencanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan perlu didukung data


yang berkualitas yaitu data yang akurat, mutakhir, dapat
dipertanggungjawabkan, dan berkelanjutan. Badan Pusat Statistik (BPS)
sebagai lembaga statistik nasional terus berupaya memenuhi kebutuhan data
untuk pembangunan melalui kegiatan-kegiatan statistik dasar. Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan survei berbasis rumah tangga terbesar
yang dilaksanakan BPS secara periodik untuk menyediakan data sosial ekonomi
sebagai sumber penghitungan berbagai statistik dan indikator pembangunan
baik nasional maupun global.
Pada bulan September 2022 BPS melaksanakan Susenas Modul Kesehatan
dan Perumahan (MKP) 2022 untuk memotret kondisi kesehatan dan perumahan
secara lebih spesifik. Pelaksanaan Susenas MKP 2022 bertepatan dengan
pertengahan periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 sehingga memiliki peran strategis dalam evaluasi capaian
pembangunan khususnya bidang kesehatan, perumahan, dan perlindungan
sosial. Data Susenas MKP 2022 juga diharapkan dapat memberikan informasi
lebih detail terkait kesehatan, perumahan, dan perlindungan sosial dalam situasi
pemulihan situasi kesehatan dan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 di
Indonesia.
Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul
Kesehatan dan Perumahan 2022 memuat informasi ukuran dan indikator yang
dapat dihasilkan dari Susenas MKP 2022. Buku ini merupakan wujud
pemenuhan kebutuhan indikator berbagai program yang diselenggarakan
Kementerian/Lembaga dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024, Nawacita, dan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB).
Selamat bekerja, semoga Tuhan yang Maha Kuasa berkenan memberikan
bimbingan-Nya kepada kita semua.
Jakarta, Juni 2022
Kepala Badan Pusat Statistik

Margo Yuwono

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) iii


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
iv Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Urgensi Pelaksanaan Susenas MKP 2022 ...................................1
B. Tahapan Specify Needs Susenas MKP 2022 ...............................2
(1) Kajian Literatur ......................................................................2
(2) Rapat Internal BPS ................................................................3
(3) Rapat Interkementerian .........................................................3
(4) Rapat dan Komunikasi Bilateral .............................................4
(5) Uji Coba Susenas MKP 2022.................................................4
BAB II INDIKATOR KESEHATAN ..................................................................7
A. Layanan Telemedis ......................................................................7
B. Vaksin COVID-19 .........................................................................9
C. Perilaku Hidup Sehat untuk Pencegahan Penyakit Tidak
Menular (PTM) dan Obesitas ......................................................10
D. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri ................15
E. Pemeriksaan Antenatal...............................................................16
F. Pemeriksaan Neonatal ...............................................................22
G. Pelayanan KB Modern Pascapersalinan .....................................24
H. Pemberian Imunisasi pada Anak Umur 0-23 Bulan.....................26
I. Pemberian Vitamin A pada Anak Umur 6-59 Bulan ....................27
BAB III INDIKATOR PERUMAHAN ...............................................................29
A. Penguasaan Tempat Tinggal ......................................................29
B. Rumah Layak Huni yang Memenuhi Syarat Kesehatan ..............33
C. Cakupan Rumah Tangga yang Terlayani Pengelolaan
Lumpur Tinja ..............................................................................35
D. Pembagian Peran dalam Penyediaan Air Minum ........................35
E. Perilaku Menjaga Air Minum Tetap Aman untuk Diminum ..........36
F. Akses Air Minum Perpipaan .......................................................37

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) v


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
G. Potensi Pencemaran Udara di Rumah........................................ 38
H. Keamanan dan Kenyamanan Bermukim .................................... 39
I. Kesehatan Lingkungan ............................................................... 40
BAB IV INDIKATOR PERLINDUNGAN SOSIAL ........................................... 45
A. Jaminan Sosial ........................................................................... 46
B. Pengentasan Kemiskinan ........................................................... 46
C. Dampak Pandemi ....................................................................... 47
BAB IV PEMANFAATAN SUSENAS MODUL KONSUMSI
PENGELUARAN SEPTEMBER 2022................................................ 49
A. Rata-Rata Konsumsi dan Pengeluaran per Kapita Seminggu
Menurut Komoditas Makanan ..................................................... 50
B. Rata-Rata Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Sehari
Menurut Komoditas .................................................................... 50
C. Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan
Menurut Desil Pengeluaran ........................................................ 51
D. Gini Ratio ................................................................................... 51
E. Distribusi Pengeluaran ............................................................... 52
F. Proporsi Penduduk dengan Konsumsi Kalori di Bawah
70 Persen AKG .......................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

vi Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 10 Peringkat Teratas dan Perubahan Beban Penyakit


(Disability Adjusted Life Years/DALYs) Tahun 1990 dan
2017 .........................................................................................11

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) vii


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
viii Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Urgensi Pelaksanaan Susenas MKP 2022


Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu sumber data
sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia. Data yang dihasilkan Susenas
digunakan pemerintah dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
pembangunan. Selain itu, data Susenas juga secara luas dimanfaatkan oleh
peneliti, akademisi, dan masyarakat umum untuk berbagai kebutuhan.
Meskipun mampu menyediakan beragam data sosial ekonomi rumah tangga
secara rutin, tidak semua data dapat disediakan secara detail, misalnya data
lengkap terkait pendidikan, sosial budaya, kesehatan, dan perumahan. Oleh
karena itu, di samping Susenas Kor yang dilaksanakan secara rutin pada bulan
Maret, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik (BPS)
juga menyelenggarakan Susenas Modul pada bulan September setiap
tahunnya. Saat ini terdapat 3 (tiga) jenis modul yang pengumpulan datanya
dilakukan bergantian setiap tahun, yaitu Susenas Modul Sosial, Budaya, dan
Pendidikan (MSBP); Susenas Modul Ketahanan Sosial (Hansos); dan Susenas
Modul Kesehatan dan Perumahan (MKP).
Setelah terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2019, tahun 2022
diselenggarakan kembali pengumpulan data Susenas MKP. Susenas MKP 2022
mencakup 3 (tiga) topik besar, yaitu kesehatan, perumahan, dan perlindungan
sosial. Susenas MKP 2022 dirancang agar mampu memenuhi kebutuhan data
yang lebih mendalam serta menangkap berbagai perubahan yang terjadi,
termasuk akibat pandemi COVID-19.
Indikator kesehatan yang dikumpulkan melalui Susenas MKP 2022 ditujukan
untuk menjawab kebutuhan akan data Agenda 3 Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Tujuan Pembangunan yang
Berkelanjutan (TPB) Tujuan 3, serta Visi 3 dari Presiden Jokowi, dengan
berfokus pada peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan; percepatan penurunan
stunting; serta pembahasan isu kesehatan terkini.
Terkait dengan topik perumahan, Susenas MKP 2022 disusun berdasarkan
Agenda 5 RPJMN 2020-2024 serta TPB Tujuan 6 dan 11. Akses universal air
minum dan sanitasi layak dan aman serta penyelenggaraan pembangunan

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
perumahan yang berkelanjutan, layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
merupakan 2 (dua) pokok penting yang ingin dijawab melalui Susenas MKP
2022. Adapun pada topik perlindungan sosial, selayaknya Susenas Maret,
Susenas MKP 2022 berfokus pada efektivitas program-program perlindungan
sosial yang memang perlu dimonitor dari waktu ke waktu. Selain berfokus pada
sasaran pembangunan dalam RPJMN 2020-2024, melalui pertanyaan-
pertanyaan perlindungan sosial juga dapat dilakukan pemantauan tingkat
kemiskinan dan kemiskinan ekstrem serta Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN).

B. Tahapan Specify Needs Susenas MKP 2022


Susenas MKP 2022 dirancang dan dijalankan dengan berpedoman pada
Generic Statistical Business Process Model (GSBPM). GSBPM merupakan
serangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk menghasilkan statistik resmi.
GSBPM membantu lembaga statistik dalam melakukan pembaharuan dalam
proses produksi statistik dengan menyediakan kerangka kerja standar,
terminologi yang telah diselaraskan, metodologi, serta komponen lainnya.
Proses bisnis yang sesuai dengan GSBPM terdiri atas 8 (delapan) tahapan, yaitu
specify needs, design, build, collect, process, analyze, disseminate, dan
evaluate.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pelaksanaan Susenas MKP 2022
dilatarbelakangi adanya kebutuhan data kesehatan, perumahan, dan
perlindungan sosial yang belum dapat diakomodir melalui Susenas Maret.
Identifikasi kebutuhan data ini merupakan bentuk dari tahapan specify needs
dalam GSBPM. Tahapan specify needs Susenas MKP 2022 dilakukan melalui
beberapa kegiatan, yaitu kajian literatur, rapat internal BPS, rapat
interkementerian, rapat dan komunikasi bilateral, serta uji coba Susenas MKP
2022.
(1) Kajian Literatur
Kajian literatur dilakukan dengan melakukan review atas legal dokumen,
metadata indikator, kuesioner survei, dan berbagai sumber lainnya baik pada
level global maupun nasional. Beberapa legal dokumen yang dikaji dalam
rangka melakukan specify needs Susenas MKP 2022 adalah RPJMN 2020-
2024, TPB, serta berbagai peraturan dan perundang-undangan lainnya terkait
bidang kesehatan, perumahan, dan perlindungan sosial. Dengan melakukan
kajian literatur pada legal dokumen tersebut, diperoleh informasi mengenai
indikator apa saja yang yang masih perlu dihasilkan untuk memonitor
pencapaian tujuan dan target/sasaran yang telah disepakati baik pada level
global maupun level nasional.

2 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Dalam menurunkan indikator yang akan dihasilkan ke dalam rincian pertanyaan
kuesioner, penting untuk melakukan kajian literatur terhadap metadata indikator
dan kuesioner yang dipakai pada pengumpulan data terdahulu. Pada metadata
indikator, biasanya akan ditemui konsep definisi yang digunakan dalam
membangun indikator, berikut formula yang digunakan dalam penghitungan
indikator tersebut. Adapun dari kuesioner berbagai survei terdahulu, diperoleh
referensi mengenai narasi pertanyaan yang digunakan. Seperti yang diketahui,
narasi pertanyaan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pengumpulan data yang dilakukan. Narasi pertanyaan yang tidak sesuai akan
menyebabkan maksud pertanyaan tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan inilah penyusunan daftar pertanyaan
pada kuesioner Susenas MKP 2022 dilakukan.
(2) Rapat Internal BPS
Dalam rangka persiapan pelaksanaan Susenas MKP 2022, tidak terkecuali pada
tahapan specify needs, rapat internal BPS mutlak dilakukan. Rapat internal ini
tidak hanya melibatkan 3 (tiga) fungsi di lingkungan Direktorat Statistik
Kesejahteraan Rakyat, yaitu Fungsi Statistik Kesehatan dan Perumahan, Fungsi
Statistik Rumah Tangga, serta Fungsi Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan
Sosial, namun juga Direktorat lainnya di BPS. Melalui koordinasi dengan
Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, Direktorat Sistem
Informasi Statistik, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, Direktorat Statistik
Kependudukan dan Ketenagakerjaan, serta Direktorat Neraca Pengeluaran,
dilakukan diskusi mengenai kebutuhan data masing-masing direktorat serta
bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan data tersebut. Dari berbagai rapat
internal ini, diperoleh masukan baik dari segi pembangunan kuesioner, konsep
dan definisi yang digunakan, pelaksanaan lapangan, hingga pengolahan data.
(3) Rapat Interkementerian
Rapat interkementerian dilakukan sebagai media penyampaian informasi
mengenai pelaksanaan Susenas MKP 2022 kepada pihak-pihak yang terkait.
Pihak-pihak ini tidak hanya berasal dari Kementerian/Lembaga/Instansi, namun
juga Non-governmental Organization (NGO), akademisi, dan berbagai pihak
lainnya yang berhubungan dengan bidang kesehatan, perumahan, dan
perlindungan sosial.
Rapat interkementerian Susenas MKP 2022 dilakukan pada 3 (tiga) waktu yang
berbeda. Masing-masing difokuskan pada topik besar yang dicakup Susenas
MKP 2022, yaitu kesehatan, perumahan, dan perlindungan sosial. Rapat
interkementerian Susenas MKP 2022 yang pertama dilakukan untuk membahas
topik perlindungan sosial. Adapun rapat interkementerian selanjutnya dilakukan

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 3


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
untuk membahas topik kesehatan dan perumahan, dimana masing-masing
dilaksanakan pada tanggal 12 dan 14 April 2022.
Rapat interkementerian diawali dengan pembukaan oleh Direktur Statistik
Kesejahteraan Rakyat. Pada pembukaan ini, dilakukan penyampaian
penjelasan mengenai Susenas MKP 2022 baik dari segi waktu pelaksanaan,
cakupan, indikator yang dihasilkan, dan draft kuesioner yang akan digunakan.
Selanjutnya dilakukan diskusi, dimana para peserta rapat interkementerian
diberi kesempatan untuk menyampaikan tanggapan dan masukan terkait
pelaksanaan Susenas MKP 2022. Selain memberikan masukan atas draft
kuesioner yang telah dibangun, peserta rapat juga memberikan masukan atas
informasi apa saja yang mereka harapkan dapat dihasilkan dari Susenas MKP
2022. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner
Susenas MKP 2022 dapat dipastikan manfaatnya bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
(4) Rapat dan Komunikasi Bilateral
Sebagai tindak lanjut dari rapat interkementerian, dilakukan rapat bilateral
dengan Kementerian/Lembaga/Instansi. Rapat bilateral ini dilaksanakan untuk
menggali lebih dalam mengenai indikator yang akan dihasilkan, cara
memperoleh indikator tersebut, narasi pertanyaan dalam kuesioner, termasuk
konsep dan definisi yang digunakan. Rapat bilateral dengan Kementerian
Kesehatan dilakukan pada tanggal 20 Mei 2022.
Selain melalui rapat, komunikasi bilateral terkait Susenas MKP 2022 juga
dilakukan melalui surat resmi. Kementerian/Lembaga/Instansi mengirimkan
usulan dan masukan terhadap berbagai pertanyaan pada kuesioner Susenas
MKP 2022. Sebaliknya, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat pun
mengirimkan surat kepada Kementerian/Lembaga/Instansi untuk memperoleh
penjelasan lebih lengkap terkait berbagai pertanyaan pada kuesioner Susenas
MKP 2022. Adanya komunikasi 2 (dua) arah ini dapat mempertegas
pemanfaatan data Susenas MKP 2022 oleh BPS dan
Kementerian/Lembaga/Instansi terkait.
(5) Uji Coba Susenas MKP 2022
Susenas MKP 2022 dirancang agar mampu menangkap perubahan dan
memenuhi kebutuhan data yang lebih lengkap di bidang kesehatan, perumahan,
dan perlindungan sosial. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu disusun
instrumen yang handal dan sensitif dalam menangkap perubahan kondisi di
rumah tangga. Instrumen ini juga diharapkan mampu menjadi alat bantu yang
dapat diandalkan (reliable) oleh petugas pencacah di lapangan. Agar instrumen
yang handal tersebut terwujud, maka rancangan instrumen perlu diujicobakan
terlebih dahulu. Melalui uji coba, akan diperoleh masukan untuk perbaikan

4 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
instrumen sebelum siap digunakan dalam pencacahan di lapangan. Selain itu
pada uji coba ini juga dilakukan uji coba tata cara wawancara.
Uji coba Susenas MKP 2022 dilaksanakan pada tanggal 31 Mei-2 Juni 2022. Uji
coba dilakukan pada 2 (dua) blok sensus di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa
Barat. Wilayah uji coba ini dipilih secara purposive. Pada setiap blok sensus,
dipilih 5 (lima) rumah tangga secara purposive dengan kriteria utama adanya
keberadaaan anggota rumah tangga perempuan pernah kawin umur 15-54
tahun yang pernah melahirkan dalam 2 (dua) tahun terakhir. Uji coba melibatkan
petugas dari BPS Pusat. Hasil dari uji coba kemudian dijadikan bahan
pertimbangan dalam finalisasi kuesioner dan buku pedoman Susenas MKP
2022.

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 5


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
6 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BAB II
INDIKATOR KESEHATAN

Indikator kesehatan yang dihasilkan dari Susenas MKP 2022 diturunkan dari
kerangka pikir yang difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi
masyarakat. Fokus ini diambil dengan pertimbangan Tujuan 3 dari TPB yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh
penduduk semua usia; Agenda 3 dari RPJMN 2020-2024 yaitu Meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing; serta salah
satu arahan utama dari Presiden Joko Widodo sebagai strategi dalam
pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 yaitu
pembangunan SDM.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui layanan telemedis
dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri merupakan komponen
peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang dicakup dalam
Susenas MKP 2022. Komponen lain adalah terkait dengan upaya percepatan
penurunan prevalensi stunting anak balita yang dilihat baik dari segi kesehatan
ibu (meliputi pemeriksaan antenatal dan neonatal serta pelayanan KB setelah
melahirkan) maupun kesehatan anak (meliputi pemberian imunisasi dan Vitamin
A). Komponen terakhir yang turut dibahas adalah mengenai isu kesehatan
terkini, khususnya terkait dengan vaksinasi COVID-19 dan kebiasaan
masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup sehat untuk mencegah penyakit
tidak menular dan obesitas.

A. Layanan Telemedis
Penerapan telemedis di 250 fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek
digitalisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam major project pemutakhiran
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Program terkait telemedis juga
tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
pada aspek penguatan sistem kesehatan sebagai inovasi dan pemanfaatan
teknologi dalam pelayanan kesehatan. Delapan Sasaran Strategis dalam
menjalankan pembangunan kesehatan 2020-2024 menyebutkan bahwa
peningkatan ketersediaan dan mutu fasilitas layanan kesehatan (fasyankes)
dasar dan rujukan dilaksanakan melalui strategi perluasan cakupan dan
pengembangan jenis layanan telemedis; digitalisasi rekam medis dan rekam
medis online; serta perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care)

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 7


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
dan gugus pulau. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, salah satunya
dilakukan kegiatan yang menargetkan jumlah fasyankes yang diampu dalam
melaksanakan telemedis yaitu sebanyak 335 fasyankes.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine antar Fasilitas Pelayanan
Kesehatan mendefinisikan telemedis sebagai pemberian pelayanan kesehatan
jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan,
pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan
berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan
kesehatan individu dan masyarakat.
Cakupan yang ingin ditangkap terkait pemanfaatan layanan telemedis pada
Susenas MKP 2022 adalah sebagai berikut:
1. Penduduk yang memanfaatkan layanan telemedis menurut jenis pelayanan
telemedis yang diperoleh, baik dengan maupun tanpa menggunakan
aplikasi telemedis tertentu.
2. Alasan utama tidak pernah memanfaatkan layanan telemedis.
Dari cakupan tersebut, indikator kesehatan yang akan dihasilkan dari Susenas
MKP 2022 terkait layanan telemedis adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase penduduk jumlah penduduk yang pernah
yang pernah memanfaatkan pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan jarak jauh
kesehatan jarak jauh menggunakan telepon/SMS/
menggunakan telepon/ secara online (telemedis) dalam
SMS/secara online setahun terakhir ×100
jumlah penduduk
(telemedis) dalam
setahun terakhir

8 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
2 Persentase penduduk jumlah penduduk yang pernah
yang pernah memanfaatkan pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan jarak jauh
kesehatan jarak jauh menggunakan telepon/SMS/
menggunakan telepon/ secara online (telemedis)
SMS/secara online menurut pelayanan yang diperoleh
×100
(telemedis) menurut jumlah penduduk yang pernah
memanfaatkan pelayanan
pelayanan yang diperoleh
kesehatan jarak jauh
menggunakan telepon/SMS/
secara online (telemedis)
3 Persentase penduduk jumlah penduduk yang pernah
yang pernah memanfaatkan pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan jarak jauh
kesehatan jarak jauh menggunakan telepon/SMS/
menggunakan telepon/ secara online (telemedis)
SMS/secara online menurut penggunaan
aplikasi telemedis tertentu
(telemedis) menurut ×100
jumlah penduduk yang pernah
penggunaan aplikasi
memanfaatkan pelayanan
telemedis tertentu
kesehatan jarak jauh
menggunakan telepon/SMS/
secara online (telemedis)
4 Persentase penduduk jumlah penduduk yang tidak pernah
yang tidak pernah memanfaatkan pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan jarak jauh
kesehatan jarak jauh menggunakan telepon/SMS/
menggunakan telepon/ secara online (telemedis)
SMS/secara online menurut alasan utama ×100
jumlah penduduk yang tidak pernah
(telemedis) menurut
memanfaatkan pelayanan
alasan utama kesehatan jarak jauh
menggunakan telepon/SMS/
secara online (telemedis)

B. Vaksin COVID-19
Dalam rangka penanggulangan wabah COVID-19, Pemerintah Indonesia
melaksanakan vaksinasi bagi seluruh penduduk usia 6 tahun ke atas.
Pelaksanaan vaksinasi ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 9


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Adapun
data capaian vaksinasi dapat dipantau di website https://vaksin.kemkes.go.id/.
Susenas MKP 2022 mengumpulkan data mengenai sumber informasi terkait
vaksinasi COVID-19 yang diterima oleh penduduk. Selain itu, Susenas MKP
2022 juga ingin memotret alasan utama mengapa penduduk belum/belum
lengkap mendapatkan vaksin COVID-19. Karena seperti yang diketahui,
walaupun dianjurkan oleh pemerintah, namun masih ada penduduk yang belum
lengkap ataupun tidak melakukan vaksin COVID-19 sama sekali. Secara
lengkap, beberapa indikator kesehatan terkait vaksin COVID-19 yang dihasilkan
dari Susenas MKP 2019 adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase penduduk jumlah penduduk berumur
berumur 6 tahun ke atas 6 tahun ke atas yang telah
yang telah mendapatkan mendapatkan vaksin COVID-19
vaksin COVID-19 menurut menurut sumber informasi
sumber informasi tentang tentang pemberian
vaksin COVID-19
pemberian vaksin
yang sudah diterima
COVID-19 yang sudah ×100
jumlah penduduk berumur
diterima
6 tahun ke atas yang telah
mendapatkan vaksin COVID-19
2 Persentase penduduk jumlah penduduk berumur
berumur 6 tahun ke atas 6 tahun ke atas yang belum/
yang belum/belum belum lengkap mendapatkan
lengkap mendapatkan vaksin COVID-19
vaksin COVID-19 menurut menurut alasan utama ×100
jumlah penduduk berumur
alasan utama
6 tahun ke atas yang belum/
belum lengkap mendapatkan
vaksin COVID-19

C. Perilaku Hidup Sehat untuk Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)


dan Obesitas
Dalam RPJMN 2020-2024, berbagai indikator terkait Penyakit Tidak Menular
(PTM) dan obesitas dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemenuhan
layanan dasar dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing. Di tingkat internasional, Target 3.4 dari TPB
menargetkan pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian

10 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Menurut Global Burden of Disease (2017) dalam RPJMN 2020-2024, 6 (enam)
dari 10 (sepuluh) peringkat teratas penyakit tahun 2017 di Indonesia diduduki
oleh PTM. Bahkan, stroke, penyakit jantung iskemik, dan diabetes masing-
masing menempati peringat 1, 2, dan 3. Kondisi ini berbeda dibandingkan tahun
1990, dimana peringkat 1-4 ditempati oleh penyakit menular/masalah kesehatan
ibu, anak, dan gizi (Gambar 2.1). Hal ini tentu perlu mendapat perhatian,
mengingat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, PTM dapat
menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi, serta beban
pembiayaan kesehatan.
Gambar 2.1
10 Peringkat Teratas dan Perubahan Beban Penyakit
(Disability Adjusted Life Years/DALYs) Tahun 1990 dan 2017

Sumber: Global Burden of Disease (2017) dalam RPJMN 2020-2024

Salah satu upaya yang disusun oleh Kementerian Kesehatan dalam rangka
pencegahan PTM dan obesitas adalah dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek
kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet
seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola Stres. Melalui Susenas MKP 2022, akan
dapat dihasilkan indikator terkait perilaku hidup sehat untuk pencegahan PTM

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 11


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
dan obesitas pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang disusun berdasarkan
perilaku CERDIK, yaitu sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase penduduk jumlah penduduk
umur 10 tahun ke atas umur 10 tahun ke atas
yang melakukan aktivitas yang melakukan aktivitas fisik sedang
fisik sedang yang yang dilakukan terus-menerus
dilakukan terus-menerus paling sedikit 10 menit
dalam seminggu terakhir
paling sedikit 10 menit ×100
jumlah penduduk umur
dalam seminggu terakhir
10 tahun ke atas
2 Persentase penduduk jumlah penduduk
umur 10 tahun ke atas umur 10 tahun ke atas
yang melakukan aktivitas yang melakukan aktivitas fisik sedang
fisik sedang yang yang dilakukan terus-menerus
dilakukan terus-menerus paling sedikit 10 menit
dalam seminggu terakhir
paling sedikit 10 menit
menurut lama melakukan
dalam seminggu terakhir
aktivitas fisik sedang sehari
menurut lama melakukan ×100
jumlah penduduk umur
aktivitas fisik sedang 10 tahun ke atas
sehari
3 Persentase penduduk jumlah penduduk
umur 10 tahun ke atas umur 10 tahun ke atas
yang melakukan aktivitas yang melakukan aktivitas fisik berat
fisik berat yang dilakukan yang dilakukan terus-menerus
terus-menerus paling paling sedikit 10 menit
dalam seminggu terakhir
sedikit 10 menit dalam ×100
jumlah penduduk umur
seminggu terakhir
10 tahun ke atas
4 Persentase penduduk jumlah penduduk
umur 10 tahun ke atas umur 10 tahun ke atas
yang melakukan aktivitas yang melakukan aktivitas fisik berat
fisik berat yang dilakukan yang dilakukan terus-menerus
terus-menerus paling paling sedikit 10 menit
dalam seminggu terakhir
sedikit 10 menit dalam
menurut lama melakukan
seminggu terakhir
aktivitas fisik berat sehari ×100
menurut lama melakukan jumlah penduduk umur
aktivitas fisik berat sehari 10 tahun ke atas

12 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
5 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang
yang mengonsumsi buah- mengonsumsi buah-buahan
buahan dalam seminggu dalam seminggu terakhir
×100
terakhir jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas
6 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang
yang mengonsumsi buah- mengonsumsi buah-buahan
buahan dalam seminggu dalam seminggu terakhir
terakhir menurut jumlah menurut jumlah porsi
×100
porsi jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas
7 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang
yang mengonsumsi mengonsumsi sayuran
sayuran dalam seminggu dalam seminggu terakhir
×100
terakhir jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas
8 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang
yang mengonsumsi mengonsumsi sayuran
sayuran dalam seminggu dalam seminggu terakhir
terakhir menurut jumlah menurut jumlah porsi
×100
porsi jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas
9 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang memenuhi
yang memenuhi kecukupan kebutuhan tidur
×100
kecukupan kebutuhan jumlah penduduk umur
tidur 10 tahun ke atas

10 Persentase penduduk jumlah penduduk umur


umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang melakukan
yang melakukan pengecekan kesehatan secara rutin
pengecekan kesehatan dalam setahun terakhir ×100
jumlah penduduk umur
secara rutin dalam
10 tahun ke atas
setahun terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 13


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
11 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang melakukan
yang melakukan pengecekan kesehatan secara rutin
pengecekan kesehatan dalam setahun terakhir
secara rutin dalam menurut tempat melakukan
pengecekan kesehatan
setahun terakhir menurut ×100
jumlah penduduk umur
tempat melakukan
10 tahun ke atas yang melakukan
pengecekan kesehatan
pengecekan kesehatan secara rutin
dalam setahun terakhir
12 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang melakukan
yang melakukan kegiatan kegiatan untuk menenangkan
untuk menenangkan hati/pikiran dalam rangka
hati/pikiran dalam rangka mengelola stres
×100
mengelola stres jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas
13 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang merokok
yang merokok dalam dalam setahun terakhir dan pernah
setahun terakhir dan berusaha untuk berhenti merokok ×100
jumlah penduduk umur
pernah berusaha untuk
10 tahun ke atas yang merokok
berhenti merokok
dalam setahun terakhir
14 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang merokok
yang merokok dalam dalam setahun terakhir dan pernah
setahun terakhir dan berusaha untuk berhenti merokok
pernah berusaha untuk dengan memanfaatkan Layanan
Upaya Berhenti Merokok
berhenti merokok dengan
di Puskesmas ×100
memanfaatkan Layanan jumlah penduduk umur
Upaya Berhenti Merokok 10 tahun ke atas yang merokok
di Puskesmas dalam setahun terakhir dan pernah
berusaha untuk berhenti merokok
15 Persentase penduduk jumlah penduduk umur
umur 10 tahun ke atas 10 tahun ke atas yang pernah
yang pernah menegur menegur orang lain yang merokok
orang lain yang merokok di kawasan tanpa rokok
×100
di kawasan tanpa rokok jumlah penduduk umur
10 tahun ke atas

14 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
D. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri
Anemia membawa berbagai dampak negatif, mulai dari menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terkena penyakit infeksi,
penurunan kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke
sel otot dan sel otak, hingga penurunan prestasi belajar. Tidak hanya itu, untuk
remaja putri, dalam jangka panjang jika remaja putri tersebut menjadi ibu hamil,
maka ia akan menjadi ibu hamil yang anemia sehingga dapat meningkatkan
risiko persalinan, kematian ibu dan bayi, serta infeksi penyakit (Kementerian
Kesehatan, 2020).
Salah satu cara untuk mencegah anemia adalah dengan memenuhi asupan zat
besi. Terkait dengan hal ini, pemerintah melakukan upaya suplementasi tablet
tambah darah pada pemaja putri. Pemberian tablet tambah darah dilakukan
pada remaja putri umur 12-18 tahun di institusi pendidikan (SMP dan SMA atau
yang sederajat) melalui Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).
Pemberian tablet tambah darah dengan dosis yang tepat dapat mencegah
anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Dosis pencegahan
adalah dengan memberikan satu tablet tambah darah setiap minggu selama 52
minggu (Kementerian Kesehatan, 2020).
Secara rinci, indikator yang dapat dihasilkan dari Susenas MKP 2022 terkait
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase remaja putri jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
umur 12-18 tahun yang yang pernah mendapat/membeli
pernah mendapat/ tablet tambah darah
membeli tablet tambah dalam setahun terakhir ×100
jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
darah dalam setahun
terakhir
2 Persentase remaja putri jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
umur 12-18 tahun yang yang pernah mendapat/membeli
pernah mendapat/ tablet tambah darah
membeli tablet tambah dalam setahun terakhir
menurut sumber mendapatkan/
darah dalam setahun
membeli tablet tambah darah ×100
terakhir menurut sumber jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
mendapatkan/membeli yang pernah mendapat/membeli
tablet tambah darah tablet tambah darah
dalam setahun terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 15


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
3 Persentase remaja putri jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
umur 12-18 tahun yang yang pernah mendapat/membeli
pernah mendapat/ tablet tambah darah
membeli tablet tambah dan mengkonsumsinya
darah dan paling sedikit 52 butir
dalam setahun terakhir ×100
mengkonsumsinya
jumlah remaja putri umur 12-18 tahun
paling sedikit 52 butir yang pernah mendapat/membeli
dalam setahun terakhir tablet tambah darah
dalam setahun terakhir

E. Pemeriksaan Antenatal
Percepatan penurunan kematian ibu dan stunting merupakan salah satu major
project RPJMN 2020-2024. Pada level internasional, penurunan rasio angka
kematian ibu merupakan target TPB, yaitu Target 3.1. Menurut WHO (2019), ibu
meninggal merupakan akibat dari komplikasi selama dan setelah kehamilan
serta persalinan. Sebagian besar komplikasi berkembang selama kehamilan dan
mayoritas kompikasi tersebut sebenarnya dapat dicegah atau diobati.
Komplikasi lain mungkin telah ada sebelum kehamilan, tetapi memburuk selama
kehamilan, terutama jika tidak ditangani. Oleh karena itulah penting bagi ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal atau memperoleh pelayanan
kesehatan selama kehamilan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual, indikator yang digunakan
untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan masa hamil adalah
cakupan K1 (kunjungan pertama). Adapun indikator untuk menggambarkan
kualitas layanan adalah cakupan K4-K6 (kunjungan ke-4 sampai ke-6) dan
kunjungan selanjutnya apabila diperlukan.
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke-8.
2. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan

16 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
komprehensif sesuai standar selama kehamilannya minimal 4 (empat) kali
dengan distribusi waktu: 1 (satu) kali pada trimester ke-1 (0-12 minggu), 1
(satu) kali pada trimester ke-2 (>12 minggu-24 minggu) dan 2 (dua) kali
pada trimester ke-3 (>24 minggu sampai kelahirannya).
3. Kunjungan ke-6 (K6)
K6 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan
komprehensif sesuai standar, selama kehamilannya minimal 6 (enam) kali
dengan distribusi waktu: 1 (satu) kali pada trimester ke-1 (0-12 minggu), 2
(dua) kali pada trimester ke-2 (>12 minggu-24 minggu), dan 3 (tiga) kali
pada trimester ke-3 (>24 minggu sampai kelahirannya). Kunjungan
antenatal bisa lebih dari 6 (enam) kali sesuai kebutuhan dan jika ada
keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021,
juga disebutkan bahwa standar pelayanan antenatal meliputi 10T, yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td)
bila diperlukan.
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah,
tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B,) malaria pada daerah
endemis. Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti gluko-protein
urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria
daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan
darah lengkap untuk deteksi dini talasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.
10. Temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa. Informasi yang
disampaikan saat konseling minimal meliputi hasil pemeriksaan, perawatan
sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu hamil, kesiapan mental,
mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, persiapan
persalinan, kontrasepsi pascapersalinan, perawatan bayi baru lahir, inisiasi
menyusu dini, ASI eksklusif.
Susenas MKP 2022 menangkap berbagai informasi terkait pemeriksaan antenal.
Secara rinci, indikator kesehatan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 17


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan
terakhir dan pernah pernah memeriksakan kandungan
memeriksakan selama kehamilan anak terakhir ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kandungan selama yang pernah melahirkan
kehamilan anak terakhir dalam 2 tahun terakhir
2 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan dan memeriksakan kandungan
memeriksakan selama kehamilan
anak terakhir menurut
kandungan selama
kepemilikan buku KIA atau
kehamilan anak terakhir kartu berobat/dokumen lain
menurut kepemilikan buku yang berisi catatan
KIA atau kartu pemeriksaan kehamilan
×100
berobat/dokumen lain jumlah PPK umur 10-54 tahun
yang berisi catatan yang pernah melahirkan
pemeriksaan kehamilan dalam 2 tahun terakhir
dan memeriksakan kandungan
selama kehamilan anak terakhir
3 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan pernah dan memeriksakan kandungan
memeriksakan selama kehamilan anak terakhir
menurut tempat periksa kandungan
kandungan selama ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir
yang pernah melahirkan
menurut tempat periksa dalam 2 tahun terakhir
kandungan dan memeriksakan kandungan
selama kehamilan anak terakhir

18 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
4 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan dan memeriksakan kandungan
memeriksakan selama kehamilan anak terakhir
menurut pemeriksa kandungan
kandungan selama ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir
yang pernah melahirkan
menurut pemeriksa dalam 2 tahun terakhir
kandungan dan memeriksakan kandungan
selama kehamilan anak terakhir
5 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan melakukan dan melakukan K1
di fasilitas kesehatan
K1 di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
atau oleh tenaga
pada kehamilan anak terakhir
kesehatan pada ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir
6 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan melakukan dan melakukan K4
di fasilitas kesehatan
K4 di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
atau oleh tenaga
pada kehamilan anak terakhir
kesehatan pada ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir
7 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan melakukan dan melakukan K6
di fasilitas kesehatan
K6 di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
atau oleh tenaga
pada kehamilan anak terakhir
kesehatan pada ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 19


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
8 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan melakukan dan melakukan 10T
10T pada kehamilan anak pada kehamilan anak terakhir
×100
terakhir jumlah PPK umur 10-54 tahun
yang pernah melahirkan
Catatan: dalam 2 tahun terakhir
dan memeriksakan kandungan
PPK melakukan
di fasilitas kesehatan
pemeriksaan kandungan atau oleh tenaga kesehatan
selama kehamilan anak selama kehamilan anak terakhir
terakhir di fasilitas
kesehatan atau oleh
tenaga kesehatan
9 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan dan memeriksakan kandungan
memeriksakan di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
kandungan di fasilitas
selama kehamilan anak terakhir
kesehatan atau oleh menurut jenis pemeriksaan
tenaga kesehatan selama yang dilakukan
kehamilan anak terakhir ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
menurut jenis yang pernah melahirkan
pemeriksaan yang dalam 2 tahun terakhir
dilakukan dan memeriksakan kandungan
di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
selama kehamilan anak terakhir

20 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
10 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan dan memeriksakan kandungan
memeriksakan di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
kandungan di fasilitas
selama kehamilan anak terakhir
kesehatan atau oleh
menurut imunisasi tetanus yang
tenaga kesehatan selama didapatkan selama kehamilan
kehamilan anak terakhir ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
menurut imunisasi tetanus yang pernah melahirkan
yang didapatkan selama dalam 2 tahun terakhir
kehamilan dan memeriksakan kandungan
di fasilitas kesehatan
atau oleh tenaga kesehatan
selama kehamilan anak terakhir
11 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan
terakhir dan tidak tidak memeriksakan kandungan
memeriksakan di fasilitas kesehatan atau
oleh tenaga kesehatan
kandungan di fasilitas
selama kehamilan anak terakhir
kesehatan atau oleh
menurut alasan utama ×100
tenaga kesehatan selama jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir yang pernah melahirkan
menurut alasan utama dalam 2 tahun terakhir dan
tidak memeriksakan kandungan
di fasilitas kesehatan atau
oleh tenaga kesehatan
selama kehamilan anak terakhir
12 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir dan minum pil zat dan minum pil zat besi atau
besi atau penambah penambah darah sebanyak
90 butir atau lebih
darah sebanyak 90 butir
selama kehamilan anak terakhir ×100
atau lebih selama jumlah PPK umur 10-54 tahun
kehamilan anak terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 21


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
F. Pemeriksaan Neonatal
Dalam rangka mendukung percepatan penurunan kematian ibu yang merupakan
salah satu fokus RPJMN 2020-2024 di bidang kesehatan, dan juga mendukung
pemenuhan indikator TPB terkait penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian anak (Target 3.1 dan 3.2), Susenas MKP 2022 memotret pelayanan
ibu pascapersalinan.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak juga tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan
Seksual. Pada peraturan ini, disebutkan bahwa pelayanan pascapersalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) sesuai kompetensi
dan kewenangan. Pelayanan pascapersalinan dilaksanakan minimal 4 (empat)
kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan, yaitu:
1. Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6 jam sampai dengan 2 hari
setelah persalinan.
2. Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan.
3. Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan.
4. Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan
untuk ibu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi
lahir sampai bayi berumur 28 hari. Pelayanan pascapersalinan pada bayi baru
lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan neonatal esensial
dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi:
1. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam (KN 1);
2. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari (KN 2); dan
3. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari (KN 3).
Beberapa indikator kesehatan terkait pelayanan pascapersalinan dan
pemeriksaan neonatal yang dihasilkan dari Susenas MKP 2022 adalah sebagai
berikut:

22 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir yang penolong yang penolong pertama dan terakhir
pertama dan terakhir proses melahirkan anak terakhirnya
adalah tenaga kesehatan
proses melahirkan anak ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
terakhirnya adalah tenaga
yang pernah melahirkan dalam
kesehatan
dalam 2 tahun terakhir
2 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir
terakhir yang penolong yang penolong pertama dan terakhir
pertama dan terakhir proses melahirkan anak terakhirnya
adalah tenaga kesehatan
proses melahirkan anak
dan di fasilitas kesehatan ×100
terakhirnya adalah tenaga jumlah PPK umur 10-54 tahun
kesehatan dan di fasilitas yang pernah melahirkan
kesehatan dalam 2 tahun terakhir
3 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan dalam
melahirkan dalam 2 tahun 2 tahun terakhir dan melakukan
terakhir dan melakukan kunjungan nifas 1 (KF1)
kunjungan nifas 1 (KF1) setelah melahirkan anak terakhir ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
setelah melahirkan anak
yang pernah melahirkan
terakhir dalam 2 tahun terakhir
4 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan dalam
melahirkan dalam 2 tahun 2 tahun terakhir dan melakukan
terakhir dan melakukan kunjungan nifas lengkap
kunjungan nifas lengkap (KF lengkap) setelah
(KF lengkap) setelah melahirkan anak terakhir ×100
jumlah PPK umur 10-54 tahun
melahirkan anak terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 23


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
5 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan dalam
melahirkan dalam 2 tahun 2 tahun terakhir dan anak
terakhir dan anak lahir lahir hidup terakhir melakukan
hidup terakhir melakukan kunjungan neonatal 1 (KN1)
×100
kunjungan neonatal 1 jumlah PPK umur 10-54 tahun
(KN1) yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir
6 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan dalam
melahirkan dalam 2 tahun 2 tahun terakhir dan anak
terakhir dan anak lahir lahir hidup terakhir melakukan
hidup terakhir melakukan kunjungan neonatal lengkap
kunjungan neonatal (KN Lengkap)
×100
lengkap (KN lengkap) jumlah PPK umur 10-54 tahun
yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir

G. Pelayanan KB Modern Pascapersalinan


Pelayanan KB pascapersalinan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan
angka kematian ibu dengan menjarakkan antarkelahiran. Peraturan Kepala
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 24 Tahun 2017
tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca
Keguguran menyebutkan bahwa pelayanan Keluarga Berencana
pascapersalinan dan pascakeguguran juga merupakan salah satu upaya
menanggulangi masih tingginya angka kematian ibu, angka kelahiran, dan
unmet need. KB pascapersalinan adalah pelayanan KB yang diberikan setelah
persalinan sampai dengan kurun waktu 42 (empat puluh dua) hari. Untuk
memotret penggunaan alat KB modern pascapersalinan, Susenas MKP 2022
akan menghasilkan indikator sebagai berikut:

24 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan
terakhir dan menerima menerima konseling/edukasi
konseling/edukasi tentang tentang KB pascapersalinan
setelah melahirkan anak terakhir ×100
KB pascapersalinan
jumlah PPK umur 10-54 tahun
setelah melahirkan anak yang pernah melahirkan
terakhir dalam 2 tahun terakhir
2 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan
terakhir dan menggunakan alat KB modern
menggunakan alat KB pascapersalinan setelah
modern pascapersalinan melahirkan anak terakhir ×100
setelah melahirkan anak jumlah PPK umur 10-54 tahun
terakhir yang pernah melahirkan
dalam 2 tahun terakhir
Catatan:
Alat KB modern yang
dimaksud tidak hanya
dipakai oleh yang
bersangkutan, namun
termasuk juga yang
dipakai oleh pasangan
3 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan
terakhir dan menggunakan alat KB modern
menggunakan alat KB setelah melahirkan anak terakhir
modern setelah menurut waktu penggunaan
melahirkan anak terakhir alat KB modern ×100
menurut waktu jumlah PPK umur 10-54 tahun
penggunaan alat KB yang pernah melahirkan
modern dalam 2 tahun terakhir dan
menggunakan alat KB modern
Catatan: setelah melahirkan anak terakhir
KB modern yang
dimaksud tidak hanya
dipakai oleh yang

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 25


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
bersangkutan, namun
termasuk juga yang
dipakai oleh pasangan
4 Persentase PPK umur jumlah PPK umur 10-54 tahun
10-54 tahun yang pernah yang pernah melahirkan
melahirkan dalam 2 tahun dalam 2 tahun terakhir dan tidak
terakhir dan tidak menggunakan alat KB modern
menggunakan alat KB setelah melahirkan anak terakhir
menurut alasan utama ×100
modern setelah jumlah PPK umur 10-54 tahun
melahirkan menurut yang pernah melahirkan
alasan utama dalam 2 tahun terakhir dan tidak
menggunakan alat KB modern
setelah melahirkan anak terakhir

H. Pemberian Imunisasi pada Anak Umur 0-23 Bulan


Sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024, perluasan dan
pengembangan imunisasi dasar lengkap merupakan salah satu strategi
pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing. Selain menjadi salah satu indikator pengukur keberhasilan
pencapaian sasaran dalam RPJMN 2020-2024, indikator terkait imunisasi juga
digunakan dalam mengukur pencapaian TPB, yaitu Tujuan 3. Persentase bayi
yang memperoleh 3 (tiga) dosis vaksin yang mengandung Diphtheria-Tetanus-
Pertussis (DPT) merupakan salah satu komponen untuk menghitung Indikator
3.8.1*. Adapun Indikator 3.b.1* adalah proporsi target populasi yang telah
memperoleh vaksin program nasional.
Dalam rangka mengatur pelaksanaan imunisasi di Indonesia, pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Peraturan ini
mengatur tentang jenis imunisasi; penyelenggaraan Imunisasi Program dan
Imunisasi Pilihan; pemantauan dan penanggulangan KIPI; penelitian dan
pengembangan; peran serta masyarakat; pencatatan dan pelaporan; serta
pembinaan dan pengawasan terkait imunisasi.
Pertanyaan terkait imunisasi pada Susenas MKP 2022 ditanyakan bagi anak
umur 0-23 bulan (baduta). Untuk anak yang pernah diberi imunisasi, pertanyaan
pada Susenas MKP 2022 ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai
lokasi pemberian dan pemberi imunisasi. Adapun untuk anak yang tidak pernah
diberi imunisasi, Susenas MKP 2022 dapat menangkap informasi mengenai

26 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
alasan yang melatarbelakangi kondisi tersebut. Secara rinci, indikator kesehatan
yang dihasilkan dari Susenas MKP 2022 terkait pemberian imunisasi pada anak
umur 0-23 bulan adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase anak jumlah anak umur 0-23 bulan
umur 0-23 bulan yang yang pernah diberi imunisasi
pernah diberi imunisasi menurut lokasi pemberian imunisasi
×100
menurut lokasi pemberian jumlah anak umur 0-23 bulan
imunisasi yang pernah diberi imunisasi

2 Persentase anak jumlah anak umur 0-23 bulan


umur 0-23 bulan yang yang pernah diberi imunisasi
pernah diberi imunisasi menurut pemberi imunisasi
×100
menurut pemberi jumlah anak umur 0-23 bulan
imunisasi yang pernah diberi imunisasi

3 Persentase anak jumlah anak umur 0-23 bulan


umur 0-23 bulan yang yang tidak pernah diberi imunisasi
tidak pernah diberi menurut alasan ×100
imunisasi menurut alasan jumlah anak umur 0-23 bulan
yang tidak pernah diberi imunisasi

I. Pemberian Vitamin A pada Anak Umur 6-59 Bulan


Pertanyaan terkait Vitamin A pada Susenas MKP 2022 ditanyakan bagi anak
umur 6-59 bulan dan ditujukan untuk memperoleh informasi cakupan pemberian
Vitamin A pada kelompok umur tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar Kapsul
Vitamin A bagi Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas, Vitamin A merupakan salah satu
zat gizi esensial yang sangat diperlukan tubuh bayi dan balita untuk membantu
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada
peraturan ini juga disebutkan bahwa karena asupan vitamin A dari makanan
sehari-hari pada bayi dan anak balita masih rendah, maka dipandang perlu
adanya pemberian kapsul Vitamin A pada kelompok umur tersebut.
Indikator kesehatan yang dihasilkan dari Susenas MKP 2022 terkait pemberian
Vitamin A pada anak umur 6-59 bulan adalah sebagai berikut:

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 27


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase anak umur jumlah anak umur 6-59 bulan
6-59 bulan yang pernah yang pernah menerima Vitamin A
menerima Vitamin A dalam 6 bulan terakhir ×100
dalam 6 bulan terakhir jumlah anak umur 6-59 bulan

28 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BAB III
INDIKATOR PERUMAHAN

Rumah merupakah salah satu kebutuhan dasar manusia yang merupakan


bagian dari kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Rumah tidak hanya berfungsi
sebagai tempat tinggal yang layak huni, tapi juga sebagai sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman). Tuntutan kebutuhan akan tempat
tinggal yang layak huni tidak saja memenuhi standar kuantitas, namun juga
harus memenuhi standar kualitas seperti tempat tinggal layak huni yang
memenuhi syarat kesehatan.
Rumah juga memiliki hubungan erat secara struktural atas suatu kawasan
tertentu. Karena rumah yang berdiri membutuhkan lingkungan yang sehat guna
menjadikan rumah tersebut nyaman untuk ditempati. Menurut Sulistiyani (2002),
rumah yang ideal adalah rumah yang memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan serta menempati lingkungan yang sehat. Pada bab ini akan
dijelaskan indikator-indikator yang terkait dengan perumahan dan lingkungan
yang sehat.

A. Penguasaan Tempat Tinggal


Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Namun demikian, pesatnya pertumbuhan penduduk akibat pertumbuhan alami
dan urbanisasi menyebabkan peningkatan kebutuhan hunian. Belum optimalnya
sistem penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke
bawah telah menyebabkan berkembangnya perumahan dan permukiman yang
tidak layak, tidak teratur, bahkan ilegal.
Dalam RPJMN 2020-2024 disebutkan salah satu arahan utama Presiden
sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi
Indonesia 2045 ialah pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur
tersebut meliputi infrastruktur pelayanan dasar dan infrastruktur perkotaan, yang
di dalamnya mencakup akses perumahan dan permukiman layak, aman, dan
terjangkau. Arah kebijakan dalam pembangunan perumahan dan permukiman

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 29


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
adalah meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan
dan permukiman layak dan aman yang terjangkau untuk mewujudkan kota yang
inklusif dan layak huni. Strategi difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yakni sisi
permintaan (demand side), dari sisi pasokan (supply side), dan lingkungan yang
mendukung (enabling environment). Proyek prioritas yang dirancang untuk
mendukung kebijakan tersebut antara lain Peningkatan Fasilitasi Penyediaan
Hunian Baru dan Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan Perumahan.
Terkait dengan penguasaan tempat tinggal, melalui Susenas MKP 2022 akan
dikumpulkan indikator sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan status dengan status kepemilikan
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat milik sendiri menurut cara memperoleh
×100
tinggal milik sendiri jumlah rumah tangga
menurut cara dengan status kepemilikan
rumah/bangunan tempat tinggal
memperoleh
milik sendiri
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan status dengan status kepemilikan
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat milik sendiri yang dibeli dari
tinggal milik sendiri yang pengembang atau
dibeli dari pengembang bukan pengembang
menurut cara membeli × 100
atau bukan pengembang
jumlah rumah tangga
menurut cara membeli dengan status kepemilikan
rumah/bangunan tempat tinggal
milik sendiri yang dibeli dari
pengembang atau
bukan pengembang

30 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
3 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan status dengan status kepemilikan
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat milik sendiri yang dibeli
tinggal milik sendiri yang dari pengembang
dibeli dari pengembang atau bukan pengembang
dengan angsuran KPR
atau bukan pengembang
menurut jangka waktu kredit
dengan angsuran KPR ×100
jumlah rumah tangga
menurut jangka waktu
dengan status kepemilikan
kredit rumah/bangunan tempat tinggal
milik sendiri yang dibeli
dari pengembang
atau bukan pengembang
dengan angsuran KPR
4 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan status dengan status kepemilikan
kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat milik sendiri yang dibeli
tinggal milik sendiri yang dari pengembang
dibeli dari pengembang atau bukan pengembang
dengan angsuran KPR
atau bukan pengembang
yang belum lunas
dengan angsuran KPR
menurut besaran angsuran per bulan
yang belum lunas ×100
jumlah rumah tangga
menurut besaran dengan status kepemilikan
angsuran per bulan rumah/bangunan tempat tinggal
milik sendiri yang dibeli
dari pengembang
atau bukan pengembang
dengan angsuran KPR
yang belum lunas
5 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang memiliki
yang memiliki rumah/bangunan tempat lain
rumah/bangunan tempat selain yang ditempati saat ini
tinggal lain selain yang menurut penggunaannya
×100
ditempati saat ini menurut jumlah rumah tangga yang memiliki
penggunaannya rumah/bangunan tempat tinggal lain
selain yang ditempati saat ini

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 31


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
6 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang berencana untuk yang berencana untuk
membeli atau membeli atau membangun
membangun rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat sendiri (lagi)
×100
tinggal sendiri (lagi) jumlah rumah tangga
7 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang berencana
yang berencana untuk untuk membeli atau membangun
membeli atau rumah/bangunan tempat tinggal
membangun sendiri (lagi) menurut
rumah/bangunan tempat rencana cara memperoleh
tinggal sendiri (lagi) ×100
jumlah rumah tangga
menurut rencana cara
yang berencana untuk
memperoleh
membeli atau membangun
rumah/bangunan tempat tinggal
sendiri (lagi)
8 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang berencana untuk yang berencana untuk
membeli atau membeli atau membangun
membangun rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat sendiri (lagi) menurut rencana waktu
tinggal sendiri (lagi) membeli atau membangun
menurut rencana waktu rumah/bangunan
tempat tinggal sendiri (lagi)
membeli atau × 100
jumlah rumah tangga
membangun
yang berencana untuk
rumah/bangunan tempat
membeli atau membangun
tinggal sendiri (lagi) rumah/bangunan tempat tinggal
sendiri (lagi)

32 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
9 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang berencana untuk yang berencana untuk
membeli atau membeli atau membangun
membangun rumah/bangunan tempat tinggal
rumah/bangunan tempat sendiri (lagi) menurut persiapan
tinggal sendiri (lagi) yang sudah dilakukan
× 100
menurut persiapan yang jumlah rumah tangga
yang berencana untuk
sudah dilakukan
membeli atau membangun
rumah/bangunan tempat tinggal
sendiri (lagi)
10 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang tidak berencana yang tidak berencana untuk
untuk membeli atau membeli atau membangun
membangun rumah rumah sendiri (lagi)
sendiri (lagi) menurut menurut alasan utama ×100
jumlah rumah tangga
alasan utama
yang tidak berencana untuk
membeli atau membangun
rumah sendiri (lagi)

B. Rumah Layak Huni yang Memenuhi Syarat Kesehatan


Rumah yang ideal adalah rumah yang memenuhi syarat teknis bangunan layak
huni dan kesehatan bagi penghuni, serta keberadaan lingkungan yang sehat.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, persyaratan kesehatan rumah tinggal meliputi:
1. Bahan bangunan yang digunakan tidak terbuat dari bahan yang dapat
membahayakan kesehatan penghuninya.
2. Komponen dan penataan ruang rumah, komponen yang digunakan harus
mudah dibersihkan, dan rumah harus dibagi menjadi ruang-ruang seperti
ruang tamu, keluarga tidur, dapur, dan kamar mandi serta bermain anak.
3. Pencahayaan, intensitas pencahayaan minimal 60 lux.
4. Kualitas udara, suhu udara di dalam rumah antara 18-30 derajat Celcius,
dan kualitas udara harus dalam keadaan aman.
5. Ventilasi, luas penghawaan minimal 10 persen dari luas lantai ruangan.
6. Binatang penular penyakit.
7. Air harus bersih dan tersedia 60 liter/hari/orang.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 33


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
9. Pengelolaan yang aman terhadap limbah cair dan padat.
10. Luas ruang tidur minimal 8 (delapan) meter persegi (kapasitas 2 (dua)
orang).
Adapun menurut TPB Indikator 11.1.1.(a), rumah layak huni memiliki 4 (empat)
kriteria yang diwajibkan terpenuhi kelayakannya, yaitu:
1. Ketahanan bangunan (durable housing) yaitu bahan bangunan atap,
dinding, dan lantai rumah memenuhi syarat sebagai berikut
a. Bahan bangunan atap rumah terluas adalah beton, genteng, kayu/sirap,
dan seng.
b. Bahan bangunan dinding rumah terluas adalah tembok, plesteran
anyaman bambu/kawat, kayu/papan, dan batang kayu.
c. Bahan bangunan lantai rumah terluas adalah marmer/granit, keramik,
parket/vinil/karpet, ubin/tegel/teraso, kayu/papan, dan semen/bata
merah.
2. Kecukupan luas tempat tinggal (sufficient living space) yaitu luas lantai per
kapita ≥ 7,2 m2.
3. Memiliki akses air minum (access to improved water) yaitu sumber air yang
berasal dari leding, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung,
dan air hujan. Sementara itu, bagi rumah tangga yang menggunakan air
kemasan dan/atau air isi ulang sebagai sumber air minum dikategorikan
sebagai rumah tangga yang memiliki akses layak jika sumber air untuk
mandi/cuci/dll. menggunakan sumber air minum terlindung.
4. Memiliki akses sanitasi layak (access to adequate sanitation) yaitu fasilitas
sanitasi yang memenuhi kelayakan bangunan atas dan bawah, antara lain:
memiliki fasilitas sanitasi yang klosetnya menggunakan leher angsa, dan
tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tanki septik (septic tank)
atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan fasilitas sanitasi tersebut
digunakan oleh rumah tangga sendiri, bersama dengan Anggota Rumah
Tangga (ART) rumah tangga lain tertentu, atau di MCK komunal. Khusus
untuk rumah tangga di perdesaan, tempat pembuangan akhir tinja berupa
lubang tanah dikategorikan layak.
Melalui Susenas MKP 2022 dapat dihasilkan indikator rumah layak huni yang
memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu rumah tangga yang menempati rumah
layak huni ditambah dengan aspek kualitas udara dan pencahayaan, serta
kepemilikan fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun.
Menurut TPB Indikator 6.2.1*, mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
Menurut penelitian, perilaku mencuci tangan pakai sabun merupakan intervensi
kesehatan yang paling murah dan efektif dilakukan dibandingkan dengan cara
lainnya untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

34 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Secara rinci, indikator terkait rumah layak huni yang memenuhi persyaratan
kesehatan yang dapat dihasilkan dari Susenas MKP 2022 adalah sebagai
berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang memiliki jenis yang memiliki jenis ruangan tertentu
ruangan tertentu menurut menurut keberadaan
keberadaan dan kondisi dan kondisi jendela
jendela pada ruangan pada ruangan tersebut
×100
jumlah rumah tangga
tersebut
yang memiliki jenis ruangan tertentu
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang memiliki jenis yang memiliki jenis ruangan tertentu
ruangan tertentu menurut menurut keberadaan
keberadaan dan kondisi dan kondisi ventilasi
pada ruangan tersebut
ventilasi pada ruangan ×100
jumlah rumah tangga
tersebut
yang memiliki jenis ruangan tertentu
3 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang memiliki jenis yang memiliki jenis ruangan tertentu
ruangan tertentu menurut menurut kecukupan pencahayaan
kecukupan pencahayaan pada ruangan tersebut
×100
pada ruangan tersebut jumlah rumah tangga
yang memiliki jenis ruangan tertentu

C. Cakupan Rumah Tangga yang Terlayani Pengelolaan Lumpur Tinja


Menurut TPB Tujuan 6, guna memulihkan pencemaran yang disebabkan limbah
tinja rumah tangga maka perlu indikator persentase rumah tangga yang terlayani
pengelolaan lumpur tinja. Adapun penghitungannya sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang terlayani
yang terlayani sistem sistem pengelolaan lumpur tinja
×100
pengelolaan lumpur tinja jumlah rumah tangga

D. Pembagian Peran dalam Penyediaan Air Minum


Kegiatan rumah tangga tidak terlepas dari penyediaan air untuk keperluan
sehari-hari. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari bisa disediakan oleh ART

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 35


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
ataupun bukan ART, baik laki-laki maupun perempuan. Indikator yang dihasilkan
dari Susenas MKP 2022 dapat digunakan untuk melihat siapa yang berperan
dalam penyediaan air minum untuk keperluan sehari-hari di rumah tangga.
Indikator ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut orang yang biasa menurut orang yang biasa
mengambil air minum mengambil air minum
untuk keperluan rumah untuk keperluan rumah tangga
×100
tangga jumlah rumah tangga
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut jenis kelamin menurut jenis kelamin dan umur
dan umur orang yang orang yang biasa
biasa mengambil air mengambil air minum
minum untuk keperluan untuk keperluan rumah tangga
×100
rumah tangga jumlah rumah tangga

E. Perilaku Menjaga Air Minum Tetap Aman untuk Diminum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010, tentang Syarat Air Minum Layak Konsumsi, ada
3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi air sebagai air minum layak untuk dikonsumsi
yaitu syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat mikrobiologis. Cara yang paling
sederhana untuk melihat apakah air aman untuk diminum adalah dengan melihat
kondisi keadaan fisik air baku yang digunakan untuk minum, yaitu tidak berbau,
tidak berbusa, tidak berwarna, dan tidak berasa. Indikator ini sudah tercakup
dalam Susenas Maret 2022.
Adapun untuk melihat apakah air memenuhi syarat kimiawi dan mikrobiologis,
biasanya dilakukan pengujian di laboratorium. Namun demikian, terdapat
berbagai upaya yang dapat dilakukan rumah tangga untuk menjadikan air agar
menjadi lebih aman untuk diminum. Secara rinci, indikator terkait hal ini adalah
sebagai berikut:

36 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut upaya yang menurut upaya yang dilakukan
dilakukan supaya air supaya air menjadi lebih aman
menjadi lebih aman untuk untuk diminum ×100
jumlah rumah tangga
diminum

F. Akses Air Minum Perpipaan


Air baku yang dialirkan menggunakan media tertentu dari sumber air menuju
rumah berpeluang terkontaminasi organisme-organisme yang dapat
menimbulkan penyakit bagi manusia seperti diare dan stunting. Mekanisme
penggunaan jenis media penyaluran memiliki peran yang penting agar air tetap
aman dari organisme yang merugikan tubuh mulai dari sumbernya hingga
mencapai rumah.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
2024, pengelolaan air tanah dan air baku berkelanjutan seperti penyediaan dan
pengamanan air baku dan air tanah termasuk major project akses air minum
perpipaan (target 10 juta sambungan rumah).
Berdasarkan tujuan di atas, indikator yang dapat dihasilkan dari Susenas MKP
2022 adalah sebagai berikut:
No Indikatort Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan yang menggunakan perpipaan
perpipaan sebagai media sebagai media utama
utama dalam mengakses dalam mengakses air untuk minum
×100
air untuk minum jumlah rumah tangga
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan yang menggunakan perpipaan
perpipaan sebagai media sebagai media utama
utama dalam mengakses dalam mengakses
air untuk mandi/cuci/dll. air untuk mandi/cuci/dll. ×100
jumlah rumah tangga

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 37


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
G. Potensi Pencemaran Udara di Rumah
Kualitas udara yang buruk dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara dalam ruang terutama di rumah sangat berbahaya karena
pada umumnya orang lebih banyak melakukan kegiatan di dalam rumah.
Dampak dari adanya pencemaran udara dalam rumah terhadap kesehatan
dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan
kesehatan secara langsung dapat terjadi setelah terpajan, antara lain iritasi
mata, iritasi hidung dan tenggorokan, serta sakit kepala, mual dan nyeri otot
(fatigue), termasuk asma, hipersensitivitas pneumonia, flu dan penyakit-penyakit
virus lainnya, sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung
dampaknya dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain
penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat fatal.
Kualitas udara di rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Melalui Susenas MKP
2022 akan dikumpulkan informasi potensi pencemaran udara dalam rumah yang
dilihat dari perilaku merokok di dalam rumah dan penggunaan energi tidak
ramah lingkungan khususnya penggunaan kayu bakar dan arang untuk
memasak. Secara rinci, indikator yang dapat dihasilkan dari Blok Keterangan
Potensi Pencemaran Udara di Rumah pada Susenas MKP 2022 adalah sebagai
berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut keberadaan keberadaan ART/orang lain
ART/orang lain yang yang biasa merokok di dalam rumah
×100
biasa merokok di dalam jumlah rumah tangga
rumah
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan kayu yang menggunakan
bakar atau arang sebagai kayu bakar atau arang
bahan bakar untuk sebagai bahan bakar untuk memasak
memasak dalam setahun dalam setahun terakhir ×100
jumlah rumah tangga
terakhir

38 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
3 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan kayu yang menggunakan
bakar atau arang sebagai kayu bakar atau arang
bahan bakar untuk sebagai bahan bakar untuk memasak
memasak dalam setahun dalam setahun terakhir
menurut lama waktu
terakhir menurut lama
waktu menggunakan kayu bakar
waktu menggunakan kayu
atau arang sebagai bahan bakar
bakar atau arang sebagai untuk memasak menurut
bahan bakar untuk lama waktu penggunaan
memasak menurut lama ×100
jumlah rumah tangga
waktu penggunaan yang menggunakan
kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar untuk memasak
dalam setahun terakhir
4 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan kayu yang menggunakan
bakar atau arang sebagai kayu bakar atau arang
bahan bakar untuk sebagai bahan bakar untuk memasak
memasak dalam setahun dalam setahun terakhir
menurut cara memperoleh
terakhir menurut cara ×100
jumlah rumah tangga
memperoleh
yang menggunakan
kayu bakar atau arang
sebagai bahan bakar untuk memasak
dalam setahun terakhir

H. Keamanan dan Kenyamanan Bermukim


Beberapa faktor yang memengaruhi keamanan dan kenyamanan dalam
bermukim adalah lokasi rumah, akses menuju ke rumah tersebut, serta risiko
terjadinya bencana di lingkungan sekitar rumah. Susenas MKP 2022
menyediakan indikator mengenai keamanan dan kenyamanan bermukim
sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut letak atau lokasi letak atau lokasi rumah ×100
rumah jumlah rumah tangga

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 39


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut lebar jalan di lebar jalan di depan rumah
×100
depan rumah jumlah rumah tangga
3 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut jenis permukaan jenis permukaan jalan
jalan di depan rumah di depan rumah
×100
jumlah rumah tangga
4 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut kondisi mayoritas kondisi mayoritas kualitas jalan
kualitas jalan di depan di depan rumah
×100
rumah jumlah rumah tangga
5 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang rumah atau yang rumah atau sekitarnya
sekitarnya pernah terkena pernah terkena bencana
bencana dalam setahun dalam setahun terakhir
terakhir menurut jenis menurut jenis bencana
×100
bencana jumlah rumah tangga

I. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kondisi, keadaan, dan pengaruh yang
terdapat dalam ruang yang kita tempati dan memengaruhi kehidupan manusia
(Salim, 2010). Lingkungan yang bersih dan sehat akan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat. Kondisi fisik dari lingkungan permukiman yang paling
mudah untuk diamati misalnya keberadaan dan tempat pembuangan akhir
saluran pembuangan air limbah/mandi/dapur/cuci serta keberadaan dan kondisi
aliran got/selokan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari kondisi lingkungan perumahan adalah
terkait pengelolaan sampah. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefinisikan sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari. Timbunan
sampah yang dihasilkan dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan
salah satunya terkait kesehatan. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan
bahwa salah satu bentuk penanganan sampah yang dihasilkan rumah tangga
adalah pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. Selain itu juga bisa berupa
pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu.

40 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Selain itu perlu juga diperhatikan pengelolaan sampah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sampah B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun).
Jenis B3 banyak ditemui di rumah tangga dalam bentuk alat rumah tangga atau
bahan primer kebutuhan sehari-hari seperti bahan pembersih, pembasmi
serangga, dan lain sebagainya. Dengan memahami karakteristik dari B3
tersebut, diharapkan rumah tangga bisa mengelolanya secara baik dan aman.
Blok Keterangan Kondisi Lingkungan pada Susenas MKP 2022 akan
menghasilkan berbagai indikator sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut keberadaan menurut keberadaan
saluran pembuangan air saluran pembuangan
limbah mandi/dapur/cuci air limbah mandi/dapur/cuci
×100
jumlah rumah tangga
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut tempat tempat pembuangan akhir
pembuangan akhir air air limbah mandi/dapur/cuci
×100
limbah mandi/dapur/cuci jumlah rumah tangga
3 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut keberadaan keberadaan got/selokan
got/selokan di sekeliling di sekeliling rumah
×100
rumah jumlah rumah tangga
4 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan got/selokan dengan got/selokan terbuka
terbuka di sekeliling di sekeliling rumah menurut
rumah menurut keadaan keadaan aliran air got/selokan
×100
aliran air got/selokan jumlah rumah tangga
dengan got/selokan terbuka
di sekeliling rumah

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 41


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
5 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang jalan di sekitar yang jalan di sekitar rumahnya
rumahnya pernah pernah tergenang air
tergenang air lebih dari 30 lebih dari 30 cm setelah dua jam
cm setelah dua jam hujan hujan berhenti dalam setahun terakhir
×100
berhenti dalam setahun jumlah rumah tangga
terakhir
6 jumlah rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan jalan di sekitar yang jalan di sekitar rumahnya
rumah pernah tergenang pernah tergenang air
air lebih dari 30 cm lebih dari 30 cm setelah dua jam
setelah dua jam hujan hujan berhenti dalam setahun terakhir
berhenti dalam setahun menurut frekuensi kejadian
×100
jumlah rumah tangga
terakhir menurut frekuensi
yang jalan di sekitar rumahnya
kejadian
pernah tergenang air
lebih dari 30 cm setelah dua jam
hujan berhenti dalam setahun terakhir
7 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan/ yang menggunakan/menyimpan
menyimpan Bahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Berbahaya dan Beracun menurut jenis yang digunakan
(B3) menurut jenis yang dalam sebulan terakhir ×100
jumlah rumah tangga
digunakan dalam sebulan
terakhir
8 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang menggunakan/ yang menggunakan/menyimpan
menyimpan B3 dalam B3 dalam sebulan terakhir
sebulan terakhir menurut menurut cara rumah tangga
cara rumah tangga menangani limbah B3
×100
jumlah rumah tangga
menangani limbah B3
yang menggunakan/menyimpan
B3 dalam sebulan terakhir
9 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut pengetahuan pengetahuan dan perlakuan
dan perlakuan pemisahan pemisahan sampah organik
sampah organik dan dan sampah anorganik
×100
sampah anorganik jumlah rumah tangga

42 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
10 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
yang memiliki tempat yang memiliki tempat pembuangan
pembuangan sampah sampah tertutup
×100
tertutup jumlah rumah tangga
11 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga menurut
menurut pengelolaan pengelolaan sampah
×100
sampah jumlah rumah tangga
12 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
dengan sampah diangkut dengan sampah diangkut
oleh petugas atau oleh petugas atau dibuang
dibuang ke Tempat ke TPS menurut frekuensi
Penampungan pengangkutan/pembuangan
Sementara (TPS) dalam seminggu
menurut frekuensi ×100
jumlah rumah tangga
pengangkutan/
dengan sampah diangkut
pembuangan dalam
oleh petugas atau dibuang ke TPS
seminggu

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 43


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
44 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BAB IV
INDIKATOR
PERLINDUNGAN SOSIAL

Salah satu agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 adalah


meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. Kebijakan
yang ditempuh dalam mewujudkan hal tersebut di antaranya melalui
perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan.
Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial).
Sebagai salah satu bagian dari kerangka kesejahteraan sosial, perlindungan
sosial diarahkan untuk menjaga agar kerentanan sosial maupun guncangan lain
yang terjadi di masyarakat dapat diminimalisasi dampaknya. Perlindungan sosial
bagi penduduk diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial yang terdiri atas
jaminan kesehatan dan jaminan sosial bidang ketenagakerjaan.
Pada hakikatnya, masyarakat tidak pernah lepas dari ancaman kerentanan
sosial dan guncangan. Penduduk yang mengalami peningkatan kesejahteraan
dan berhasil keluar dari kemiskinan tetap memiliki kerentanan untuk kembali
jatuh miskin. Demikian juga guncangan akibat bencana alam, perubahan iklim,
maupun pandemi tetap mengancam masyarakat.
Sebagai bentuk respon dari guncangan-guncangan yang telah terjadi maupun
berpeluang terjadi, dari waktu ke waktu pemerintah telah merancang,
menganggarkan, dan melaksanakan berbagai program kesejahteraan sosial.
Selain berbentuk perlindungan sosial, dalam rangka mencapai sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing, pemerintah juga menyusun kebijakan
pengentasan kemiskinan.
Kebijakan pengentasan kemiskinan mencakup kerangka makro dan mikro.
Kerangka kebijakan makro meliputi kebijakan inflasi, pertumbuhan ekonomi
inklusif, investasi dan regulasi perdagangan, produktivitas pertanian, dan
pembangunan infrastruktur di wilayah tertinggal. Sementara dari sisi mikro,
pengentasan kemiskinan fokus pada 2 (dua) strategi, yaitu bantuan sosial untuk
menurunkan beban pengeluaran serta peningkatan pendapatan kelompok
miskin dan rentan.

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 45


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Agar berbagai program tersebut dapat berjalan dengan baik dan mencapai
tujuannya, maka diperlukan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai
dasar pengawasan, evaluasi, dan perbaikan. Susenas MKP 2022 merupakan
salah satu sumber data dan informasi yang pemerintah dan masyarakat
butuhkan untuk menelaah, mengevaluasi, dan memperbaiki berbagai program
yang telah ada selama ini. Blok Keterangan Perlindungan Sosial pada Susenas
MKP 2022 akan menyediakan data dan informasi tentang perlindungan sosial
(bantuan dan jaminan sosial) dan pengentasan kemiskinan. Bagian ini juga akan
menguraikan berbagai indikator yang dapat dihasilkan.

A. Jaminan Sosial
Sebagai bagian dari perlindungan sosial, jaminan sosial yang diselenggarakan
pemerintah sebagaimana dinyatakan dalam RPJMN 2020-2024 terdiri atas
jaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Jaminan sosial
yang dicakup dalam Susenas MKP 2022 adalah bantuan sosial bagi lansia dan
penyandang disabilitas. Selain itu, pada Susenas MKP 2022 juga dikumpulkan
informasi tentang Kartu Prakerja. Adapun informasi lengkap untuk jaminan
kesehatan dan ketenagakerjaan disediakan melalui Susenas Maret 2022
dengan cakupan yang lebih luas.
Indikator jaminan sosial yang dapat dihasilkan dari Susenas MKP 2022 adalah
sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang
yang menerima bantuan menerima bantuan program lansia
program lansia dari dari pemerintah pusat
pemerintah pusat dalam dalam setahun terakhir ×100
jumlah rumah tangga
setahun terakhir
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang
yang menerima bantuan menerima bantuan
program penyandang program penyandang disabilitas
disabilitas dari pemerintah dari pemerintah pusat
pusat dalam setahun dalam setahun terakhir × 100
jumlah rumah tangga
terakhir

B. Pengentasan Kemiskinan
Pada Maret 2018, tingkat kemiskinan di Indonesia untuk pertama kalinya sejak
krisis ekonomi 1998 berada di bawah 10 (sepuluh) persen, yaitu sebesar 9,82

46 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
persen. Pada periode-periode berikutnya, angka kemiskinan terus menurun
sampai terjadinya pandemi COVID-19 di Maret 2020. Pada saat itu angka
kemiskinan meningkat menjadi 9,78 persen setelah sempat menyentuh angka
terendah 9,22 persen di September 2019. Guncangan akibat pandemi membuat
penduduk yang sebelumnya berhasil keluar dari kemiskinan kembali jatuh
miskin.
Sebagai bentuk respon dari guncangan akibat pandemi, pemerintah
meluncurkan berbagai program perlindungan dan bantuan sosial dalam
kerangka Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program-program tersebut melengkapi berbagai program yang telah dirancang
untuk mencapai tingkat kemiskinan sebesar 6-7 persen pada tahun 2024
sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
Selain itu, dalam upaya mencapai tingkat kemiskinan ekstrem 0 (nol) persen
pada tahun 2024, pemerintah juga telah menyalurkan berbagai bantuan sosial
tambahan sejak akhir tahun 2021. Bantuan-bantuan tersebut disalurkan kembali
di tahun 2022 ini dan perlu untuk dimonitor pelaksanaannya di tingkat rumah
tangga. Informasi yang dikumpulkan dari Susenas MKP 2022 digunakan untuk
mengevaluasi program-program bantuan sosial untuk pengentasan kemiskinan
dan kemiskinan ekstrem.

C. Dampak Pandemi
Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 (dua) Warga
Negara Indonesia (WNI) pertama yang positif virus COVID-19. Tanggal tersebut
dianggap sebagai awal mula pandemi COVID-19 berlangsung di Indonesia.
Setelah lebih dari 2 (dua) tahun dalam pandemi, kehidupan masyarakat
Indonesia belum sepenuhnya pulih seperti keadaaan sebelum pandemi.
Pandemi memberi dampak bagi perekonomian negara dan juga rumah tangga
secara luas. Dalam Susenas MKP 2022 akan dikumpulkan data persepsi rumah
tangga terhadap perbandingan kondisi sosial ekonominya saat September 2022
dibandingkan sebelum kondisi Maret 2020. Indikator yang dapat dihasilkan di
antaranya sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut persepsi menurut persepsi mengenai
mengenai pemenuhan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
kebutuhan sehari-hari dari dari pendapatan
pendapatan selama selama sebulan terakhir ×100
jumlah rumah tangga
sebulan terakhir

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 47


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut persepsi menurut persepsi mengenai
mengenai dampak dampak pandemi COVID-19
pandemi COVID-19 terhadap kondisi sosial ekonomi
terhadap kondisi sosial rumah tangga dibandingkan
ekonomi rumah tangga sebelum kondisi Maret 2020 ×100
jumlah rumah tangga
dibandingkan sebelum
kondisi Maret 2020

48 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
BAB IV
PEMANFAATAN SUSENAS
MODUL KONSUMSI PENGELUARAN
SEPTEMBER 2022

Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner Konsumsi/Pengeluaran


(VSEN22.KP) mencakup:
A. Keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi/pengeluaran makanan,
minuman, dan rokok seminggu terakhir. Konsumsi makanan dan minuman
dibedakan antara konsumsi makanan dan minuman yang disiapkan di rumah
dan konsumsi makanan dan minuman jadi serta rokok, mencakup 197
komoditas yang terbagi dalam 14 kelompok;
B. Keterangan tentang pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan
selama sebulan dan setahun terakhir (dalam rupiah) yang terbagi dalam 6
(enam) kelompok;
C. Keterangan tentang pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan
konsumsi selama setahun terakhir yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok.
Statistik/indikator yang dapat disusun dari pengumpulan data konsumsi
diantaranya:
A. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut daerah tempat tinggal;
B. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok barang;
C. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari menurut daerah tempat tinggal;
D. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari bahan makanan dan makanan
jadi;
E. Rata-rata konsumsi protein per kapita sehari;
F. Proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan;
G. Rasio gini;
H. Prevalence of Undernourishment.

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 49


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
A. Rata-Rata Konsumsi dan Pengeluaran per Kapita Seminggu Menurut
Komoditas Makanan
Rata-rata konsumsi per kapita seminggu adalah konsumsi semua anggota
rumah tangga selama seminggu dibagi dengan banyaknya anggota rumah
tangga. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita seminggu adalah biaya
yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama
seminggu dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.
Pemanfaatan indikator tersebut antara lain:
1. Untuk mengetahui rata-rata konsumsi dan pengeluaran komoditas tertentu
di suatu wilayah sebagai dasar penentuan kebijakan terhadap ketersediaan
komoditas tersebut, terutama komoditas pangan (sebagai penentu apakah
harus impor atau peningkatan di sektor produksi).
2. Data dan informasi mengenai konsumsi dan pengeluaran dapat digunakan
dalam penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh Ernest
Engel (1857) bahwa persentase pengeluaran untuk makanan menurun
sejalan dengan meningkatnya pendapatan.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Rata-rata konsumsi per jumlah konsumsi seminggu
kapita seminggu seluruh penduduk
×100
jumlah penduduk
2 Rata-rata pengeluaran jumlah pengeluaran
per kapita seminggu seminggu seluruh penduduk
×100
jumlah penduduk

B. Rata-Rata Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Sehari Menurut


Komoditas
Rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita adalah jumlah konsumsi kalori
dan protein dari seluruh komoditas pangan yang dikonsumsi penduduk di satu
wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi
kalori per kapita sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama
seminggu terakhir dibagi 7 (tujuh) hari dikalikan dengan konversi kalori dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga. Konsumsi protein per kapita sehari
adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7
(tujuh) hari dikalikan dengan konversi protein dibagi dengan banyaknya anggota
rumah tangga.

50 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
Banyaknya kalori dan protein yang dikonsumsi dapat menggambarkan tingkat
kecukupan gizi sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat
kesejahteraan suatu wilayah. Konsumsi kalori dan protein per kapita sehari
menunjukkan banyaknya kandungan gizi kalori dan protein dari komoditas yang
dikonsumsi penduduk.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Rata-rata konsumsi kalori jumlah konsumsi konversi
×
per kapita sehari 7 kalori ×100
jumlah penduduk
2 Rata-rata konsumsi jumlah konsumsi konversi
×
protein per kapita sehari 7 protein
×100
jumlah penduduk

C. Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Desil Pengeluaran


Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut desil pengeluaran adalah
jumlah pengeluaran seluruh penduduk pada desil ke-i pada suatu wilayah dibagi
dengan jumlah penduduk pada desil ke-i. Desil pengeluaran merupakan
kelompok pengeluaran yang ditentukan oleh pengeluaran per kapita yang
diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar kemudian dibagi 10. Desil ke-1
merupakan kelompok pengeluaran 10 persen paling rendah, sementara desil
ke-10 merupakan kelompok pengeluaran 10 persen paling tinggi. Dengan
membandingkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan antardesil
pengeluaran, dapat diperoleh kesenjangan pengeluaran antarkelompok.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Rata-rata pengeluaran jumlah pengeluaran
per kapita menurut desil penduduk desil ke-i
×100
pengeluaran jumlah penduduk desil ke-i

D. Gini Ratio
Gini Ratio atau koefisien Gini merupakan salah satu ukuran yang paling sering
digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh. Gini Ratio didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva
pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel
tertentu dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 51


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
penduduk. Gini Ratio bernilai 0 (nol) dikategorikan sebagai pemerataan
sempurna, sedangkan Gini Ratio bernilai 1 (satu) dikategorikan sebagai
ketimpangan sempurna.
Rumus penghitungan Gini Ratio adalah sebagai berikut:
N Indikator Metode Perhitungan
o
(1) (2) (3)
1 Gini Ratio GR=1- ∑ fpi *(Fci +Fci-1 )

Keterangan:
GR : Gini Ratio
: Frekuensi penduduk dalam kelas
fpi
pengeluaran ke-i
Fci : Frekuensi kumulatif dari total
pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke-i
Fci-1 : Frekuensi kumulatif dari total
pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke (i-1)

E. Distribusi Pengeluaran
Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam 3 (tiga) kelompok sesuai
dengan besarnya pendapatan (didekati dengan pengeluaran): 40 persen
penduduk dengan pendapatan rendah; 40 persen penduduk dengan
pendapatan sedang; dan 20 persen penduduk dengan pendapatan tinggi.
Ketimpangan dapat diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan
dari kelompok yang berpendapatan 40 persen terendah dibandingkan dengan
total pendapatan seluruh penduduk.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Distribusi pengeluaran ∑ kapita ke-i
×100
∑ kapita

Interpretasi

52 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
1. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari
12 persen, maka dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi;
2. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17
persen, maka dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah;
3. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17
persen, maka dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah.

F. Proporsi Penduduk dengan Konsumsi Kalori di Bawah 70 Persen AKG


Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi
sedangkan pada tingkat produksi dan penyediaan pangan perlu diperhitungkan
kehilangan dan penggunaan lainnya dari tingkat produksi sampai tingkat
konsumsi. Rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia
masing-masing sebesar 2.100 kkal dan 57 gram per kapita sehari pada tingkat
konsumsi (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2018).
Proporsi penduduk menurut konsumsi kalori merupakan salah satu indikator
yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Semakin tinggi proporsi penduduk dengan konsumsi kalori di bawah 70 persen
AKG maka semakin banyak penduduk yang tingkat kalorinya di bawah standar
kecukupan gizi.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Proporsi penduduk jumlah penduduk
dengan konsumsi kalori di dengan konsumsi kalori
bawah 70 persen AKG di bawah 70 persen AKG
×100
jumlah penduduk

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 53


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
54 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. (2020). Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah


(TTD) bagi Remaja Putri pada Masa Pandemi COVID-19. Jakarta.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). (2020). Metadata Indikator Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals
(SDGs) Indonesia, Pilar Pembangunan Lingkungan. Kedeputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Jakarta.
Salim, E. (2010). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. PT. Mutiara Sumber.
Jakarta.
Sulistiyani, A.T. (2002). Problema dan Kebijakan Perumahan di Perkotaan.
Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, 5, 327-344.
WHO. (2019). Maternal mortality. Diakses dari https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/maternal-mortality

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 55


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
56 Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Modul Kesehatan dan Perumahan 2022
COVER BELAKANG

Buku 1 Specify Needs Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 57


Modul Kesehatan dan Perumahan 2022

Anda mungkin juga menyukai