Margo Yuwono
Indikator kesehatan yang dihasilkan dari Susenas MKP 2022 diturunkan dari
kerangka pikir yang difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi
masyarakat. Fokus ini diambil dengan pertimbangan Tujuan 3 dari TPB yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh
penduduk semua usia; Agenda 3 dari RPJMN 2020-2024 yaitu Meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing; serta salah
satu arahan utama dari Presiden Joko Widodo sebagai strategi dalam
pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 yaitu
pembangunan SDM.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui layanan telemedis
dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri merupakan komponen
peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang dicakup dalam
Susenas MKP 2022. Komponen lain adalah terkait dengan upaya percepatan
penurunan prevalensi stunting anak balita yang dilihat baik dari segi kesehatan
ibu (meliputi pemeriksaan antenatal dan neonatal serta pelayanan KB setelah
melahirkan) maupun kesehatan anak (meliputi pemberian imunisasi dan Vitamin
A). Komponen terakhir yang turut dibahas adalah mengenai isu kesehatan
terkini, khususnya terkait dengan vaksinasi COVID-19 dan kebiasaan
masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup sehat untuk mencegah penyakit
tidak menular dan obesitas.
A. Layanan Telemedis
Penerapan telemedis di 250 fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek
digitalisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam major project pemutakhiran
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Program terkait telemedis juga
tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
pada aspek penguatan sistem kesehatan sebagai inovasi dan pemanfaatan
teknologi dalam pelayanan kesehatan. Delapan Sasaran Strategis dalam
menjalankan pembangunan kesehatan 2020-2024 menyebutkan bahwa
peningkatan ketersediaan dan mutu fasilitas layanan kesehatan (fasyankes)
dasar dan rujukan dilaksanakan melalui strategi perluasan cakupan dan
pengembangan jenis layanan telemedis; digitalisasi rekam medis dan rekam
medis online; serta perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care)
B. Vaksin COVID-19
Dalam rangka penanggulangan wabah COVID-19, Pemerintah Indonesia
melaksanakan vaksinasi bagi seluruh penduduk usia 6 tahun ke atas.
Pelaksanaan vaksinasi ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Salah satu upaya yang disusun oleh Kementerian Kesehatan dalam rangka
pencegahan PTM dan obesitas adalah dengan perilaku CERDIK, yaitu Cek
kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet
seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola Stres. Melalui Susenas MKP 2022, akan
dapat dihasilkan indikator terkait perilaku hidup sehat untuk pencegahan PTM
E. Pemeriksaan Antenatal
Percepatan penurunan kematian ibu dan stunting merupakan salah satu major
project RPJMN 2020-2024. Pada level internasional, penurunan rasio angka
kematian ibu merupakan target TPB, yaitu Target 3.1. Menurut WHO (2019), ibu
meninggal merupakan akibat dari komplikasi selama dan setelah kehamilan
serta persalinan. Sebagian besar komplikasi berkembang selama kehamilan dan
mayoritas kompikasi tersebut sebenarnya dapat dicegah atau diobati.
Komplikasi lain mungkin telah ada sebelum kehamilan, tetapi memburuk selama
kehamilan, terutama jika tidak ditangani. Oleh karena itulah penting bagi ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal atau memperoleh pelayanan
kesehatan selama kehamilan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual, indikator yang digunakan
untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan masa hamil adalah
cakupan K1 (kunjungan pertama). Adapun indikator untuk menggambarkan
kualitas layanan adalah cakupan K4-K6 (kunjungan ke-4 sampai ke-6) dan
kunjungan selanjutnya apabila diperlukan.
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke-8.
2. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan
I. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kondisi, keadaan, dan pengaruh yang
terdapat dalam ruang yang kita tempati dan memengaruhi kehidupan manusia
(Salim, 2010). Lingkungan yang bersih dan sehat akan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat. Kondisi fisik dari lingkungan permukiman yang paling
mudah untuk diamati misalnya keberadaan dan tempat pembuangan akhir
saluran pembuangan air limbah/mandi/dapur/cuci serta keberadaan dan kondisi
aliran got/selokan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari kondisi lingkungan perumahan adalah
terkait pengelolaan sampah. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefinisikan sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari. Timbunan
sampah yang dihasilkan dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan
salah satunya terkait kesehatan. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan
bahwa salah satu bentuk penanganan sampah yang dihasilkan rumah tangga
adalah pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. Selain itu juga bisa berupa
pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu.
A. Jaminan Sosial
Sebagai bagian dari perlindungan sosial, jaminan sosial yang diselenggarakan
pemerintah sebagaimana dinyatakan dalam RPJMN 2020-2024 terdiri atas
jaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Jaminan sosial
yang dicakup dalam Susenas MKP 2022 adalah bantuan sosial bagi lansia dan
penyandang disabilitas. Selain itu, pada Susenas MKP 2022 juga dikumpulkan
informasi tentang Kartu Prakerja. Adapun informasi lengkap untuk jaminan
kesehatan dan ketenagakerjaan disediakan melalui Susenas Maret 2022
dengan cakupan yang lebih luas.
Indikator jaminan sosial yang dapat dihasilkan dari Susenas MKP 2022 adalah
sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang
yang menerima bantuan menerima bantuan program lansia
program lansia dari dari pemerintah pusat
pemerintah pusat dalam dalam setahun terakhir ×100
jumlah rumah tangga
setahun terakhir
2 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga yang
yang menerima bantuan menerima bantuan
program penyandang program penyandang disabilitas
disabilitas dari pemerintah dari pemerintah pusat
pusat dalam setahun dalam setahun terakhir × 100
jumlah rumah tangga
terakhir
B. Pengentasan Kemiskinan
Pada Maret 2018, tingkat kemiskinan di Indonesia untuk pertama kalinya sejak
krisis ekonomi 1998 berada di bawah 10 (sepuluh) persen, yaitu sebesar 9,82
C. Dampak Pandemi
Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 (dua) Warga
Negara Indonesia (WNI) pertama yang positif virus COVID-19. Tanggal tersebut
dianggap sebagai awal mula pandemi COVID-19 berlangsung di Indonesia.
Setelah lebih dari 2 (dua) tahun dalam pandemi, kehidupan masyarakat
Indonesia belum sepenuhnya pulih seperti keadaaan sebelum pandemi.
Pandemi memberi dampak bagi perekonomian negara dan juga rumah tangga
secara luas. Dalam Susenas MKP 2022 akan dikumpulkan data persepsi rumah
tangga terhadap perbandingan kondisi sosial ekonominya saat September 2022
dibandingkan sebelum kondisi Maret 2020. Indikator yang dapat dihasilkan di
antaranya sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Persentase rumah tangga jumlah rumah tangga
menurut persepsi menurut persepsi mengenai
mengenai pemenuhan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
kebutuhan sehari-hari dari dari pendapatan
pendapatan selama selama sebulan terakhir ×100
jumlah rumah tangga
sebulan terakhir
D. Gini Ratio
Gini Ratio atau koefisien Gini merupakan salah satu ukuran yang paling sering
digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh. Gini Ratio didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva
pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel
tertentu dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif
Keterangan:
GR : Gini Ratio
: Frekuensi penduduk dalam kelas
fpi
pengeluaran ke-i
Fci : Frekuensi kumulatif dari total
pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke-i
Fci-1 : Frekuensi kumulatif dari total
pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke (i-1)
E. Distribusi Pengeluaran
Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam 3 (tiga) kelompok sesuai
dengan besarnya pendapatan (didekati dengan pengeluaran): 40 persen
penduduk dengan pendapatan rendah; 40 persen penduduk dengan
pendapatan sedang; dan 20 persen penduduk dengan pendapatan tinggi.
Ketimpangan dapat diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan
dari kelompok yang berpendapatan 40 persen terendah dibandingkan dengan
total pendapatan seluruh penduduk.
Rumus penghitungan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
No Indikator Metode Perhitungan
(1) (2) (3)
1 Distribusi pengeluaran ∑ kapita ke-i
×100
∑ kapita
Interpretasi