DAFTAR ISI
i
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
ii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah selesainya
penyusunan Laporan Tahunan Tahun 2021 edisi Tahun 2022 Dinas Kesehatan Kota Padang
ini. Dokumen ini memuat informasi Visi, Misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program
Laporan Tahunan Tahun 2021 Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber
daya manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai
Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2020 ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
iii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
DAFTAR TABEL
iv
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
v
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
DAFTAR GRAFIK
vi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
vii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 61 Angka CDR TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2021 ......................137
Grafik 7. 62 Sukses Rate Program TB Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2021 ............ 138
Grafik 7. 63 Gambaran Kasus HIV AIDS Kota Padang Tahun 2013-2021 ...................... 139
Grafik 7. 64 Perkembangan ODHA di Kota Padang Tahun 2019-2021 ............................140
Grafik 7. 65 Kasus DBD per Bulan Di Kota Padang Tahun 2017 – 2021 .........................141
Grafik 7. 66 Kasus dan Insiden Rate DBD Kota Padang Per Kecamatan Tahun 2021 ..... 141
Grafik 7. 67 Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2017- 2021 .................................... 143
Grafik 7. 68 Capaian Diare Pada Balita di Kota Padang Tahun 2021 ............................... 145
Grafik 7. 69 BOR Rumah Sakit Umum Tahun 2021 ......................................................... 165
Grafik 7. 70 Pemakaian Obat Narkotika Terbanyak Tahun 2021 .....................................180
Grafik 7. 71 Pemakaian Obat Psikotropika Terbanyak Tahun 2021 ................................. 180
Grafik 7. 72 Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2021 .......................................................................................201
Grafik 7. 73 Kunjungan Peserta JKN Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2021 ........ 202
Grafik 7. 74 Rujukan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang
tahun 2021 .....................................................................................................203
Grafik 7. 75 Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta JKN Puskesmas se Kota
Padang Tahun 2021 .......................................................................................206
Grafik 7. 76 Sepuluh Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta JKN Puskesmas se-Kota
Padang Tahun 2021 .......................................................................................207
ix
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar Judul Gambar Hal
x
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB I
PENDAHULUAN
2
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Geografi
Kota Padang memiliki luas keseluruhan 694,96km2atau setara dengan 1,65 persen dari
luas Provinsi Sumatera Bara, secara geografis terletak pada Barat Pulau Sumatera dan berada
antara 0044’ dan 01008’ Lintang Selatan serta 100005’ dan 100034’ Bujur Timur yang
berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan
dan Samudera Indonesia.. Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah
dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dan terdapat 19 buah pulau kecil.
Sedangkan sungai yang dimiliki Kota Padang terdapat 21 buah sungai dengan rincian 5 sungai
besar dan 16 sungai kecil.
Wilayah Kota Padang memiliki ketinggian yang bervariasi menurut kecamatannya,
yaitu antara 0 – 1853 m di atas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan
Lubuk Kilangan. Kecamatan Bungus Teluk Kabung merupakan wilayah yang paling luas
yaitu 100,80 km2, diikuti dengan Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan
Lubuk Kilangan. Sedangkan Kecamatan Padang Barat dengan luas wilayahnya yang relative
kecil.
Kota Padang Secara administrasi terdiri dari 11 Kecamatan dan memiliki 104 kelurahan
dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai 232,25 km2. Dari luas Kota
Padang sebagian besar berupa hutan lindung (49,39 persen), sisanya untuk lahan budidaya
dan bangunan/ pekarangan. Luas tanah perumahan tercatat 7.106,14 km2 atau 9,90 persen.
2.2 Demografi
Proyeksi penduduk Indonesia yang dilakukan oleh BPS untuk tahun 2010-2035,
berdasarkan hal tersebut kemudian diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI dan DKK Kota Padang
maka jumlah penduduk Kota Padang pada tahun 2021 sebanyak 984.490 jiwa, penduduk laki
laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Kecamatan Koto Tangah merupakan
Kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak yaitu 193.490 jiwa dan Kecamatan Bungus
Teluk Kabung memiliki penduduk yang paling sedikit yaitu 27.076 jiwa.
Menurut PDA 2021 Kecamatan Koto Tangah adalah daerah yang paling tinggi laju
pertumbuhan pendudukya yaitu 1,36% dan daerah yang peling rendah laju pertumbuhan
3
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
penduduknya adalah Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara yaitu -0.58%. Kapadatan
penduduk sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat.
4
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI
4.Meningkatnya layanan Visite rate konstanta 2.1 2.2 2.4 2.6 2.8 2.9 2.9
kesehatan pada
masyarakat
5
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kondisi Target
N Indikator Tujuan/
Tujuan Sasaran Sat awal 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi
o Sasaran
(2018) akhir
5.Pemenuhan obat dan Persentase % 100 100 100 100 100 100 100
perbekalan kesehatan ketersediaan obat di
serta keamanan pangan Puskesmas
6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
8
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB IV
KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
4.1 Kedudukan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang. Dalam Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas Kesehatan merupakan Dinas Daerah yang dikepalai oleh
seorang kepala Dinas.
4.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan Perwako Padang Nomor 67 Tahun 2016, susunan organisasi dinas terdiri
atas :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, teridiri atas :
a. Sub bagian umum
b. Sub bagian keuangan
c. Sub bagian program
3. Bidang kesehatan masyarakat, terdiri dari :
a. Seksi kesehatan keluarga dan gizi
b. Seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
c. Seksi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
4. Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, terdiri dari :
a. Seksi surveilan dan imunisasi
b. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
c. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa,
narkotika, psikosomatik dan zat aditif
5. Bidang pelayanan kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi pelayanan kesehatan primer dan tradisional
b. Seksi pelayanan kesehatan rujukan
c. Seksi fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu
6. Bidang sumber daya kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi kefarmasian
9
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
10
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Gambar. 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
11
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4.3.3 Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dinas
Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi perumusan kegiatan dinas
b. Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran dinas
c. Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan aset, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi dinas;
d. Melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana
e. Melaksanakan koordinasi dan perumusan penyusunan peraturan serta pelaksanaan
advokasi
f. Melaksanakan pengelolaan barang milik negara atau daerah
g. Mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik
h. Mengelola layanan pengaduan masyarakat
i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4.3.3.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan penyiapan dan penyusunan peraturan dan pelaksanaan advokasi, pengelolaan
urusan umum, kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip, dokumentasi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Penjabaran tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah :
a. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, serta bahan lain yang berhubungan dengan urusan umum dan kepegawaian
13
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
c. Melakukan penyiapan konsep dan tata naskah dinas di bidang administrasi perkantoran
dan kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
yang ditetapkan atasan
d. Melakukan penyiapan konsep dan tata naskah dinas di bidang administrasi perkantoran
dan kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
yang ditetapkan atasan
e. Melakukan pengadaan kebutuhan peralatan atau perlengkapan kantor
f. Melakukan pengumpulan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan masalah yang berhubungan dengan
urusan umum dan kepegawaian
g. Melakukan pemeliharaan dan perawatan ruang kerja, ruang rapat, ruang pertemuan,
sarana dan prasarana kantor dan barang habis pakai
h. Melakukan pengurusan perjalanan dinas, kendaraan dinas, keamanan kantor, serta
pelayanan kerumahan tanggaan lainnya
i. Melakukan fasilitasi dan pelaksanaan penyusunan analisis jabatan, peta jabatan, analisis
beban kerja dan evaluasi jabatan
j. Melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian, membuat daftar urut pegawai
k. Melakukan koordinasi dan melaporkan kehadiran pegawai
l. Menyusun penerbitan surat keputusan dalam jabatan fungsional clan mengurus
urusan kepegawaian pada jabatan tersebut
m. Mengerjakan fasilitasi usulan pengangkatan, kesejahteraan pegawai, pemberian
penghargaan, pemberian sanksi dan atau hukuman, dan pelatihan penjenjangan
pegawai
n. Memproses keperluan dan kebutuhan administrasi kepegawaian dalam hal penataan
kinerja pegawai serta pengurusan administrasi angka kredit dan pelayanan lainya
o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas staf sub bagian umum dan
kepegawaian pada atasan
p. Menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, standar kompetensi jabatan, dan
evaluasi jabatan
q. Melaksanakantugas dukungan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah
14
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
15
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
17
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
b. Melakukan pembinaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak pra
sekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi, lansia dan keluarga berencana;
c. Melakukan pembinaan tenaga kesehatan penolong persalinan;
d. Melakukan audit maternal dan perinatal;
e. Melakukan penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
kesehatan keluarga;
f. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga;
g. Melakukan upaya kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar dan sederajat, sekolah
menengah pertama dan sederajat, sekolah menengah atas dan sederajat;
h. Melakukan bimbingan teknis ke puskesmas, klinik, bidan praktek mandiri (BPM) dan
rumah sakit; dan
i. melaksanakan tugas dukungan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
4.3.3.2 Seksi Promosi Kesehatan dan Gizi
Seksi Promosi Kesehatan dan Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat.
Seksi Promosi Kesehatan dan Gizi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapanbahan pelaksanaankebijakan operasional, dan pemberian
bimbingan teknis, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang promosi kesehatan
dan gizi.
Penjabaran tugas Seksi Promosi Kesehatan dan Gizi adalah :
j. Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan promosi kesehatan dan gizi
masyarakat serta pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi
kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan dan
penanggulangan gizi masyarakat;
k. Melakukan peningkatan mutu dan kecukupan giz, kewaspadaan gizi, penanggulangan
masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;
l. Melakukan pengelolaan produksi komunikasi publik tentang program kesehatan
melalui peliputan, pendokumentasian, dan pengolahan bahan publikasi program
kesehatan;
18
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
19
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
20
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
21
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
22
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa,
Narkotika, Psikosomatik, dan Zat Adiktif mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan operasional, dan bimbingan teknis,
serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular dan kesehatan jiwa, kesehatan lanjut usia dan NAPZA,dan kesehatan lanjut
usia.
Penjabaran tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan
Jiwa, Narkotika, Psikosomatik, dan Zat Adiktif adalah :
a. melakukan penyiapan bahan kebijakan tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan
darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;
b. melakukan penyiapan pelaksanaan tentang pencegahan dan pengendalian penyakit paru
kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan
darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional;
c. melakukan penyiapan pernberian bimbingan teknis dan supervisi tentang pencegahan
dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh
darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik, dan
gangguan indera dan fungsional;
d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tentang pencegahan dan pengendalian
penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan
kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera dan
fungsional;
e. melakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan tentang pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia dan
penyalahgunaan NAPZA;
f. melakukan penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi tentang pencegahan
dan pengendalian masalah keseahtan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa
dan lanjut usia dan penyalahgunaan NAPZA;
24
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
25
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
28
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
29
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Jaminan Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan
operasional, danpemberian bimbingan teknis, sertapemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Jaminan Kesehatan.
Penjabaran tugas Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
adalah :
a. menyusun kebijakan teknis tenaga kesehatan dan jaminan kesehatan;
b. merancang rencana dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan upaya
pendayagunaan sumber daya tenaga kesehatan;
c. menyusun kebijakan teknis dibidang pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia
kesehatan dan profesi kesehatan;
d. merancang rencana dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi
tenaga kesehatan seta melakukan penerbitan registrasi dan praktek tenaga kesehatan
(Surat Izin Kerja dan Surat Izin Praktek);
e. merancang rencana program jaminan kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. melakukan pengelolaan jaminan kesehatan nasional atau jaminan kesehatan masyarakat;
g. melakukan pengelolaan jaminan kesehatan daerah dan atau jaminan kesehatan lainnya;
h. melakukan penghimpunan datakepersertaan dan pembiayaan jaminan kesehatan
nasional;
i. melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait;
j. melakukan sosialisasi jaminan kesehatan;
k. melakukan koordinasi dan pembinaan kepada institusi penyelengaraan pendidikan di
bidang kesehatan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan sumber daya tenaga
kesehatan;
l. melakukan pengelolaan izin belajar dan tugas belajar tenaga kesehatan;
m. melakukankoordinasi pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan yang
terkait dengan pendayagunaan sumber daya tenaga kesehatan;
n. melakukan koordinasi pendayagunaan sumber daya tenaga kesehatan, pendidikan,
dan pelatihan serta melakukan pencatatan dan pelaporan;
o. menyusun laporan registrasi tenaga kesehatan dan jaminan kesehatan;
31
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
32
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi
UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
33
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB V
PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
34
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Pegambiran
l. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Seberang Padang
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayan BLUD
Puskesmas Seberang Padang
m. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Pemancungan
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Pemancungan
n. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Rawang
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Rawang
o. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Andalas
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Andalas
p. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Padang Pasir
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Padang Pasir
q. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Ulak Karang
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Ulak Karang
r. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Air Tawar
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Air Tawar
s. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Alai
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Alai
t. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Nanggalo
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Nanggalo
u. Peningkatan Pelayanan BLUD Puskesmas Lapai
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Puskesmas Lapai
36
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kabupaten/Kota
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan sebagai berikut:
1) Pembangunan Puskesmas
2) Pengembangan Puskesmas
3) Pengadaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4) Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5) Pengadaan dan Pemeliharaan Alat Kalibrasi
6) Pengadaan Obat Vaksin
7) Pengadaan Bahan Habis Pakai
b. Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Kegiatan ini terdiri dari sub kegiatan sebagai berikut:
1) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
2) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
3) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
4) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita
5) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
6) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
7) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
8) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
9) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
10) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
11) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
12) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi HIV
13) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk pada Kondisi Kejadian Luar
Biasa (KLB) (DAK)
14) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
15) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
16) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
17) Pengelolaan Pelayanan Promosi Kesehatan
18) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Akupuntur, Asuhan Mandiri dan
Tradisional Lainnya
38
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kegiatan ini memiliki sub kegiatan yaitu Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Sesuai Standar
c. Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia
Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Kegiatan ini memiliki sub kegiatan yaitu Pengembangan Mutu dan Peningkatan
Kompetensi Teknis Sumber Daya Manusia Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
40
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
42
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB VI
PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2021
Alokasi
No Anggaran (Rp)
Kota Padang
APBD Kab/Kota 284.301.135.007,0,-
1. Belanja Operasi 262.652.033.850,-
2. Belanja Modal 21.649.101.157,-
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 24.349.940.712,0,-
a. DAK Fisik 5.564.795.000,-
- Reguler 3.318.133.000,-
- Penugasan 2.246.662.000,-
- Afirmasi 0,-
b. DAK Non Fisik 18.785.145.712,-
- BOK 16.420.221.712,-
- Akreditasi 1.439.027.000,-
Sumber :Profil Kesehatan Kota Padang
43
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa realisasi belanja secara keseluruhan pada
Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu 84,20%. Adanya beberapa realisasi anggaran belum
terealisasi karena pada Sub kegiatan bersumber dari dana BOK (DAK Non Fisik) disebabkan
karena terlambatnya regulasi mapping sehingga sangat berdampak pada realisasi anggaran .
44
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB VII
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan
kesehatan dan capaian program kesehatan dengan menggunakan tolok ukur target. Tabel
berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang
kesehatan tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Tabel 7. 1
Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021
CAPAIAN
No INDIKATOR TARGET 2021
TAHUN TAHUN
2020 2021
hampir semua indikator SPM belum mencapai target, banyak hal yang menjadi penyebab
diantaranyakarena regulasi mapping yang keluar terlambat, belum maksimalnya pelayanan di
puskesmas karena adanya keterbatasan SDM dalam pelaksanaan kegiatan seperti pelaksanaan
vaksin, pelayanan dalam gedung dan kegiatan swab, belum maksimal pencatatan pelayanan
diluar puskesmas. Dan hal yang sangat mempengaruhi cakupan program pada tahun 2021
adalah masih terjadinya pandemi COVID-19. Sehingga terjadi pembatasan layanan disemua
program, menyebabkan pelayanan kesehatan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2021 berdasarkan
bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :
7.1 Sekretariat
7.1.1 Sub Bagian Umum
a. Administrasi Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanan kegiatan Subbag Umum di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padanguntuk
kegiatan rutin tahun 2020adalah sebagai berikut :
1) Administasi surat menyurat dimana kegiatannya adalah berupa penyelenggaraan surat
menyurat perkantoran. Adapun jumlah surat yang masuk selama tahun 2020 adalah
sebanyak 4.073 surat dan surat keluar sebanyak 7.971 surat.
2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik merupakan kegiatan rutin
untuk pembayaran telepon, berlangganan aplikasi E-Puskesmas, air, listrik, internet,
dan fax. Sasaran kegiatan meliputi DKK, IFK, dan puskesmas dan berjalan dengan
baik dan lancar.
3) Perpanjangan STNK untuk Pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
terdiri dari28 unit kendaraan dinas roda empat dan 40 unit kendaraan dinas roda dua
4) Penyediaan jasa kebersihan kantor merupakan kegiatan rutin perkantoran yang
bertujuan agar terjaga dan terpeliharanya kebersihan kantor pada Puskesmas, IFK dan
DKK Padang dilakukan secara kontrak dengan proses tender dengan pihak ketiga.
5) Perbaikan peralatan kerja merupakan kegiatan perbaikan dan servis peralatan kerja
yang ada di IFK dan DKK Padang agar kegiatan administrasi berjalan lancar. Pada
tahun 2020 dilakukan servis peralatan kerja terdiri dari komputer, laptop, dan printer.
6) Penyediaan alat tulis kantor, barang cetakan dan penggandaan.
7) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
46
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
listrik, air, dan telepon tetap berfungsi dengan baik. Pada tahun 2020 kegiatan yang
dilakukan adalah pengadaan instalasi listrik DKK dan pengadaan instalasi air DKK.
c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kegiatan ini bertujuan agar tenaga fungsional tertentu pada DKK Padang dapat naik
pangkat secara tepat waktu sesuai dengan angka kredit yang dimilikinya.
d. Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang berkaitan
dengan masalah penggunaan pegawai (tenaga kerja) untuk mencapai tujuan. Sedangkan
administrator bertujuan untuk menyusun dan mengendalikan seluruh aktivitas untuk
memelihara, mengembangkan, mendapatkan maupun menggunakan para pegawai sesuai
dengan beban kerja untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang telah di tentukan
sebelumnya.
1) Kenaikan Pangkat
Selama tahun 2020 di DKK Padang hanya ada kenaikan pangkat regular dan angka
kredit. Terdapat dua periode kenaikan pangkat yaitu periode April dan periode Oktober.
Pada periode April terdapat 61 orang yang diusulkan, namun ada 6 orang yang
dibatalkan kenaikan pangkatnya disebabkan karena berkas tidak lengkap. Pada periode
Oktober terdapat 80 orang yang diusulkan, namun ada 3 orang yang dibatalkan karena
berkas yang tidak lengkap. Kenaikan pangkat meliputi kenaikan pangkat jabatan
fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu.
2) Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan Gaji Berkala adalah kenaikan gaji yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji
berkala, yaitu setiap 2 (dua) tahun sekali dan apabila telah memenuhi persyaratan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Selama tahun 2020 terdapat
360 orang PNS.
3) Pensiun PNS
Pensiun merupakan jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam Dinas Pemerintah. Batas Usia Pensiun
(BUP) bagi pegawai negeri sipil adalah 58 (lima puluh delapan) tahun. Terdapat 15
orang yang pensiun dengan Batas Umur Pensiun (BUP), 7 orang pensiun dipercepat,
serta tidak ada yang mengambil Masa Persiapan pensiun (MPP). Secara keseluruhan
48
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
jumlah PNS yang pensiun berjumlah 22 orang. PNS yang pensiun meliputi Golongan
II/c berjumlah 1 orang, III/b berjumlah 2 orang, III/c berjumlah 1 orang, III/d
berjumlah 18 orang, IV/a berjumlah 5 orang, dan IV/c berjumlah 1 orang.
4) Pindah tugas
Selama tahun 2020 terdapat 8 orang PNS di lingkungan DKK Padang yang pindah
keluar dari lingkungan DKK Padang oleh karena sesuatu dan lain hal, terdiri dari
pindah ke lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 1 orang, dan yang pindah antar
SKPD dalam lingkup Pemko Padang 4 orang. . Sedangkan jumlah PNS yang pindah ke
luar daerah selama tahun 2020 terdapat sebanyak 3 orang.
5) Cuti PNS
Total pegawai yang mengambil cuti selama tahun 2020 yaitu sebanyak 887 orang.
Sebagian besar PNS menjalankan cuti tahunan yaitu sebanyak 725 orang. Selebihnya
terdapat PNS menjalani cuti bersalin sebanyak 55 orang, cuti alasan penting 48 orang,
cuti sakit sebanyak 57 orang, cuti besar sebanyak 1 orang, serta cuti luar tanggungan
negara sebanyak 1 orang.
6) Penyusunan Analisis Jabatan dan Peta Jabatan
Subbag Umum dan Kepegawaian pada tahun 2020 telah menyusun anjab yang
diperlukan untuk kelancaran kinerja dan analisis jabatan, yang disusun dengan
memperhatikan kompetensi dan keahliannya masing-masing serta penjabaran tentang
ketatalaksanaan dan kebutuhan yang ditemui pada organisasi instansi di Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Padang. Hasil Anjab ini diberikan ke bagian organisasi Pemko
Padang
7) Penyusunan DUK/Bezetting
DUK atau Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai negeri sipil adalah suatu daftar
yang di dalamnya memuat nama pegawai sipil dan satuan organisasi Negara yang
disusun menurut tingkat kepangkatannya. Bezetting adalah adalah jumlah pegawai
yang dimiliki saat ini. Bezetting disebut juga dengan persediaan pegawai. Jumlah PNS
DKK Padang berjumlah 103 orang, PNS di IFK berjumlah 10 orang, serta PNS di
puskesmas berjumlah 1.024 orang. Secara keseluruhan jumlah PNS di Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Padang berjumlah 1.137 orang Adapun jumlah tenaga kontrak
/honor Pemko 25 orang, dan tenaga volunteer sebanyak 58 orang.
49
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
8) Perceraian pegawai
Selama tahun 2020 terdapat 6 orang PNS di lingkungan DKK Padang yang
mengusulkan proses perceraian. Dari 6 orang tersebut baru 2 orang yang diusulkan ke
BKPSDM, sedangkan 4 orang lagi masih proses mediasi di DKK dan melengkapi
berkas.
9) Hukuman disiplin
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Dalam PP nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin PNS dikatakan bahwa pelanggaran
disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak mentaati
kewajiban dan atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS baik yang dilakukan
di dalam maupun di luar jam kerja.Selama tahun 2020 terdapat 5 orang yang
mendapat hukuman disiplin
7.1.2 Sub Bagian Keuangan
Pada tahun 2021 subbag keuangan mempunyai total dana program sebesar Rp.
1.588.954.250,- yang terealisasikan sebesar Rp 1.588.954.250,- ( 100 % ). Sub Bagian
Keuangan juga melaksanakan manajemen keuangan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas kesehatan telah melakukan
pembukuan/administrasi keuangan serta pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Subbag Keuangan dalam rangka melaksanakan kegiatannya telah melakukan
administrasi keuangan baik kegiatan langsung dan kegiatan tak langsung dengan perincian
sebagai berikut :
a. Pendapatan / Penerimaan
Tahun 2020 pendapatan/penerimaan dikelola oleh BLUD Puskesmas dan terealisasi
sebesar Rp.27.508.106.842,- (82,96,%) dari target sebesar Rp. 33.156.400.000,-. Sumber
pendapatan tersebut berasal dari pendapatanpelayanan kesehatan (SKK umum, SKK pelajar,
SKK buta warna, SKK haji, Surat Keterangan Catin, Surat Keterangan visum hidup, Jasa
Non Kapitasi JKN, Pendapatan Jasa Giro, Jasa pelayanan pasien umum dan Pendapatan
hasil kerja sama) dan Dana Kapitasi FKTP Puskesmas.
b. Belanja /Pengeluaran yang Berasal Dari :
1) APBD Kota Padang
50
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Belanja / pengeluaran yang berasal dari APBD Kota Padang yang dialokasikan ke
Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp.284.301.135.007,- dan terealisasi sebesar
Rp. 239.392.258.261,89,- (84,20%). Anggaran ini alokasikan untuk kegiatan –
kegiatan belanja tidak langsung dan belanja langsung.
2) Dana APBN
Insentif tenaga kesehatan dialokasikan untuk penanganan Covid-19 sebesarRp.
6.461.571.490,-dengan realisasi sebesar RP. 4.940.714.482.,- (76.46%).
3) Dana – Dana Lainnya
Pada tahun 2021 Dinas Kesehatan Kota Padang juga mendapatkan dana
pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) yang berjumlah Rp. 405.709.600, yang dikelola
langsung oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat dengan rincian :
● GF TB : Rp. 266.806.000,-
● GF AIDS : Rp. 138.903.600,-
c. Belanja Langsung yang dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang yang
meliputi gaji pokok PNS, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional,
tunjangan fungsional umum, tunjangan beras, tunjangan PPh / tunjangan khusus,
tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, tunjangan penghasilan berdasarkan
tempat kerja dan belanja jasa pelayanan Kesehatan bagi ASN . Pada tahun 2021 Dinas
Kesehatan Kota Padang mendapat alokasi sebanyak Rp. 131.378.076.291,- dan
terealisasi sebanyak Rp. 126.786.639.249,- (96,51%).
d. Aset
Pada tahun 2021 saldo aset tetap Dinas Kesehatan Kota Padang sebesar Rp.
239.757.813.908,20,- .Dalam rentang waktu Januari s/d Desember 2021 ada penambahan
dan pengurangan. Penambahan Aset Tetap berasaldari :
1. Pembelian berasal dari APBD sebesar Rp. 17.012.615.861,02,-
2. Pembelian berasal dari belanja BLUD Puskesmas se Kota PadangsebesarRp.
1.672.529.254,00,
3. Hibah dari Kemenkes, Bank Nagari, Bank BRI dan BPBD Kota Padang diserahkan
berupa barang sebesar Rp. 780.823.000,00,-
4. Mutasi dari Dinas Pertanahan sebesar Rp. 3.776.400,00,- merupakan biaya
pembuatan sertifikat tanah puskesmasnyang sebelumnya dianggarkan di Belanja
51
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
inventaris ruangan (KIR) disetiap ruangan yang ada di DKK dan di Puskesmas sesuai dengan
inventaris barang yang ada dan labelisasi inventaris. Pembinaan aset yang dilakukan
diharapkan dapat mewujudkan WTP bagi Kota Padang.
7.1.3 Sub Bagian Program
Sub Bagian Program selama tahun 2021 telah melaksanakan kegiatan yang bersifat
perencanaan dan pelaporan. Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan antara lain mengikuti
Musrenbang dan forum SKPD, membuat Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan
Kota Padang Tahun 2019-2024, pembuatan Rencana Kerja (Renja) melalui aplikasi e-
planning, pembuatan Dokumen Pelaksanaan Anggaran/Perubahan Anggaran (DPA/DPPA)
melalui proses entry Rencana Kerja dan Anggaran/Perubahan Anggaran (RKA/RKPA) ke
aplikasi SIPD, membuat Plan Of Action (POA), Perjanjian Kinerja (PK), penyusunan
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Individu (IKI), Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG).
Kegiatan pelaporan yang dilaksanakan antara lain pembuatan Laporan Tahunan Dinas
Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP), laporan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EKPPD) bidang kesehatan, Laporan Keterangan PertanggungJawaban Walikota
(LKPJ), laporan Realisasi Fisik dan Keuangan (RFK), laporan evaluasi renja pada Sistem
Informasi Monitoring dan Evaluasi Terintergrasi (SIMETRIS), pengelolaan Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) secara online, laporan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) dan
evaluasi penerapan aplikasi pelayanan kesehatan berbasis teknologi E-Puskesmas ke
Puskesmas, Laporan Padang Dalam Angka dan Sumatera Barat Dalam Angka (PDA/SBDA),
Sistem Pejabat Pelaksana Informasi dan Dokumentasi (PPID), Laporan Program
Penanggulangan Kemiskinan (Pronanngkis), Sistem Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (E-LAPOR SP4N), E-
SAKIP (Elektronik Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah) dan e-SPM
Dinas Kesehatan Kota Padang telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen
data. Hal ini berarti kegiatan pengolahan data, pendistribusian data dan informasi kesehatan
yang dibutuhkan dilakukan melalui Subbag Program.
53
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
prasekolah. Pemanfaatan kohort dapat dilakukan mulai dari mengisi secara lengkap kolom
yang ada, menghitung cakupan program sampai dengan melakukan analisis secara sederhana
terhadap cakupan program. Untuk dapat memenuhi harapan tersebut tentu saja dibutuhkan
kerja keras dan kemauan yang kuat untuk secara bersama mewujudkannya.
1) Cakupan Kunjungan K-1 dan K-4
Cakupan Kunjungan K-1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Pelayanan antenatal yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan 10
T. Standar pelayanan 10T tersebut mencakup: 1.Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
2. Pemeriksaan tekanan darah, 3. Nilai status gizi (LILA), 4. Tinggi fundus uteri, 5. Tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin ,6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
bila diperlukan, 7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, 8.Tes
laboratorium, 9. Tatalaksana kasus , 10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)serta KB pasca salin.
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester
kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan. Untuk mengetahui capaian program
kunjungan ibu hamil di Puskesmas se Kota Padang dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 7. 1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Tahun2021
55
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Target pencapaian program untuk K1 = 99%. Tahun 2021 sasaran ibu hamil
berdasarkan data dari BPS di Kota Padang sebanyak 17.317 orang dengan capaian K1
sebanyak 15.602 orang (90,1%). Capaian kunjungan K1 yang sudah mencapai target terdapat
di Puskesmas Bungus, PuskesmasLubuk Kilangan,Puskesmas Belimbing,Puskesmas Air
Dingin, dan Puskesmas Anak Air. sedangkan capaian terendah (35,5%) terdapat di Puskesmas
Air Tawar.
Angka ini belum mencapai target disebabkan karena belum semua ibu hamil
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan pada trimester pertama (K1 murni). Masih ada ibu
hamil yang mengakses fasyankes setelah kehamilan diatas 12 minggu (K1 akses). Hal ini juga
dapat disebabkan terjadinya Pandemi Covid-19. Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan
perubahan metode layanan, seperti penundaan kegiatan Posyandu Lansia dan pembatasan
layanan di puskesmas, sehingga mempengaruhi penurunan jumlah kunjungan. Ibu hamil
adalah kelompok beresiko, sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan pelayanan ke
fasilitas Kesehatan, khawatir karena banyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatannya yang
tertular Covid-19.
Grafik 7. 2
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2021
Dari grafik 7.2. diatas, capaian kunjungan K4 Kota Padang sebesar 81,9%
dari target 96%. Angka ini belum mencapai target disebabkan salah satunya karena masih
kurangnya koordinasi Puskesmas dengan RS dan PMB (Praktek Mandiri Bidan) yang
memberikan pelayanan kepada ibu hamil sehingga berpengaruh terhadap pencatatan dan
56
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
pelaporan kunjungan ibu hamil. Selain itu cakupan kunjungan K4 sangat dipengaruhi oleh
capaian kunjungan K1. Beberapa Puskesmas belum mencapai target dan yang paling rendah
capaian nya adalah Puskesmas Air Tawar (24,8%)
Grafik 7. 3
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Kota Padang Tahun 2017 – 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4)
selama 5 tahun terakhir mulai tahun 2017 – 2020 terjadi penurunan, namun pada tahun 2021
capaian K1 dan K4 mulai naik kembali. Capaian K1 dan K4 tertinggi terdapat pada tahun
2017.
2) Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi
Deteksi ibu hamil Risiko tinggi adalah ibu hamil yang beresiko terhadap kehamilan
dan terdeteksi oleh Tenaga kesehatan. Tujuan dilakukan deteksi ibu hamil resiko tinggi agar
dapat mengetahui apakah ibu hamil, bersalin maupun nifas tidak dalam kondisi komplikasi
dan aman dalam persalinan. Sesuai dengan definisi operasional bahwa perhitungan ibu hamil
resiko tinggi ibu 20% dari sasaran ibu hamil. Capaian deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh
tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :
57
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 4
Capaian Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian deteksi ibu hamil resiko tinggi tertinggi
terdapat pada Puskesmas Ikur Koto (186,4%) dan terendah di Puskesmas Bungus (22,1%).
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih
besar pada kehamilan atau persalinan dibandingkan dengan kehamilan atau persalinan normal,
dimana jiwa dan keselamatan ibu serta bayinya dapat terancam, namun akan menjadi tidak
beresiko jika terdeteksi dan ditangani sedini mungkin.
3) Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Ibu hamil yang melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan adalah 13.748 orang
dari 16.532 orang ibu bersalin (83,2%). Angka ini belum mencapai target yang ditetapkan
yaitu 95%. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kerjasama dan koordinasi antara
Puskesmas, BPM ( Bidan Praktek Mandiri) dan Rumah sakit dalam pelaksanaan PWS KIA
serta kurang maksimalnya peran tugas dan tanggung jawab pembina wilayah. Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada grafik berikut :
58
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 5
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Persalian dengan tenaga kesehatan tertinggi di
puskesmas Air Dingin (109,1%) dan terendah di Puskesmas Air Tawar (36,4%). Hal ini
mungkin disebabkan karakteristik penduduk yang heterogen dan mobilitas tinggi di kota
Padang, sehingga tidak diketahui faskes tempat persalinan sasaran ibu hamil. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri karena pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting dalam
mendeteksi dan tatalaksana dini komplikasi yang dapat timbul dalam persalinan. Apabila
seorang ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat
antenatalsebelumnya , maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan
lebih sulit diantisipasi.
4) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar
sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan
nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari
ke 42 setelah persalinan termasuk didalamnya pemberian vitamin A yang diberikan 2 kali ( 1
kapsul setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi setelah 24 jam dan tidak lebih dari 6 minggu ) dan
pemasangan KB Pasca Salin.Pada tahun 2021, jumlah ibu yang mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu nifas sebanyak 13.311 (80,5%) orang dari sasaran ibu bersalin 16.532
orang.Angka ini belum mencapai target.Target capaian program adalah 15.375 orang untuk
angka absolute dengan persentase 93%. Capaian pelayanan kesehatan ibu nifas Kota Padang
dapat dilihat pada grafik berikut:
59
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 6
Cakupan Kunjungan Nifas Kota Padang Tahun 2017 – 2021
Capaian Kunjungan Nifas Kota Padang pada tahun 2021 mengalami peningkatan dari
tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh karena masyarakat dan pelayanan kesehatan sudah mulai
beradaptasi dengan pandemi COVID-19.Angka kunjungan nifas ini lebih kecil jika
dibandingkan dengan angka persalinan dengan tenaga kesehatan. Apabila jumlah cakupan
persalinan dengan tenaga kesehatan tidak sama dengan cakupan nifas, kemungkinan terjadi
komplikasi persalinan di masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh penolong persalinan.
Semakin lebar jarak persalinan dengan kunjungan nifas , maka resiko terjadinya kematian ibu
semakin besar. Capaian Kunjungan nifas menurut puskesmas dapat dilihat pada grafik
berikut :
Grafik 7. 7
Cakupan Kunjungan Nifas Menurut Puskesmas Tahun 2021
60
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian kunjungan nifas tertinggi di puskesmas
Air Dingin (109,1%) dan terendah di Puskesmas Air Tawar (34,1%). Hal ini mengindikasikan
bahwa belum maksimalnya peran, tugas dan tanggung jawab pembina wilayah, pengelola
program dalam pelaksanaan PWS dan pelayanan kesehatan ibu nifas di wilayah kerja
Puskesmas masing-masing.
5) Ibu Hamil Anemia
Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh dunia dan 48 % di Indonesia mengalami
anemia. Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin kurang dari 11 mg/dl. Paling tidak
setengahnya disebabkan oleh kekurangan zat besi. Hasil Riskesdas menunjukkan persentase
ibu hamil anemia mengalami kenaikan dari 37.1% pada tahun 2013 menjadi 48.9% pada
tahun 2018. Masalah ini memerlukan perhatian khusus karena dapat menyebabkan gangguan
atau kendala pada pertumbuhan janin, baik dalam sel pembentuk tubuh dan sel otak. Anemia
juga dapat mengakibatkan kematian janin, aborsi, cacat bawaan dan berat badan lahir rendah
(BBLR). Hal ini berkontribusi pada peningkatan angka kematian ibu dan perinatal. Ibu hamil
anemia menurut puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7. 8
Cakupan Ibu Hamil Anemia berdasarkan Puskesmas Tahun 2021
Dari grafik 8 dapat dilihat bahwa dari 17.317 ibu hamil di Kota Padang, terdapat 2.927
ibu hamil dengan anemia dengan persentase 16,90%. Ibu hamil dengan anemia paling tinggi
terdapat di puskesmas Lubuk Begalung (365 orang) dan terendah di puskesmas Air Tawar
(19 orang).
61
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
6) Keluarga Berencana
Dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu, salah satu upaya yang
dilakukan adalah melalui pelayanan keluarga berencana. Pelayanan Keluarga Berencana
berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam
merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi menurunkan angka
kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang memiliki dua anak.
Walaupun program KB telah lama dijalankan tetapi pasangan yang ber-KB masih jauh dari
target program. Target program yaitu persentase capaian KB aktif adalah 75% dari jumlah
sasaran PUS (Pasangan Usia Subur) dan Kb Pasca salin 35 % dari jumlah sasaran ibu bersalin.
Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49
tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih
mendapat menstruasi. Peserta Aktif KB adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan.Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yang
menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi, termasuk pasca keguguran, sesudah
melahirkan, atau pasca istirahat. KB Pasca salin adalah pelayanan KB yang diberikan setelah
persalinan sampai kurun waktu 42 hari.Drop-Out (DO) adalah akseptor KB yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan atau tidak terlindungi oleh efek kontrasepsi dengan alasan
apapun. Kegagalan KB adalah kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB aktif yanag pada
saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi. Komplikasi Kontrasepsi adalah gangguan
kesehatan ringan sampai berat bagi klien yang terjadi akibat proses pemberian/pemasangan
metode kontrasepsi.
Pada tahun 2021 Pasangan Usia Subur (PUS) Kota Padang berjumlah 196.759 jiwa
dengan jumlah peserta KB baru 26.851 orang (13.65%) dan peserta KB aktif 107.542 orang
(54,66%). Peserta KB yang mengalami komplikasi sebanyak 1 orang, Kegagalan KB 12 orang
dan Drop Out 804 orang.Jenis kontrasepsi ini terbagi menjadi 2 yaitu Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) terdiri dari IUD, MOP/MOW, Implan dan non MKJP terdiri dari
kondom, suntik, dan pil Jumlah peserta KB Aktif dan KB baru berdasarkan metode keluarga
berencana dapat dilihat pada gambar berikut:
62
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 9
Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Kota Padang Tahun 2021
Dari gambar diatas dilihat bahwa metode Non MKJP lebih banyak diminati baik oleh
peserta KB aktif maupun KB baru dengan jumlah untuk KB Aktif yang menggunakan MKJP
sebanyak 18.502 orang (17.20%) dan non MKJP sebanyak 89.047 (82,80%) orang. Jumlah
peserta Kb baru yang menggunakan MJKP sebanyak 1.505 orang (20.99%) dan yang Non
MJKP sebanyak 5.664 (79.01%). Metoda Non MJKP yang banyak diminati yaitu KB Suntik,
diikuti pil dan kondom sedangkan untuk Metoda MJKP yang diminati adalah Implan diikuti
oleh MOW (Metoda Operasi Wanita) dan MOP(Metoda Operasi Pria).
Capaian KB Aktif menurut Puskesmas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
63
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 10
Capaian KB Aktif Menurut Puskesmas Tahun 2021
Dari Grafik diatas dapat dilihat Capaian KB Aktif tertinggi di Puskesmas Lubuk
Buaya (12.261) dan capaian terendah ada di Puskesmas Bungus (1.532).
Salah satu indikator pelayanan keluarga berencana adalah KB pasca salin. Pelayanan
KB pasca persalinan akan mencegah kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat (salah satu
faktor dalam 4T / terlalu) sehingga dapat menurunkan dalam kehamilan ibu. Pelayanan KB
Pasca Persalinan juga akan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan yang sering
berakhir dengan terminasi kehamilan sehingga dapat menurunkan kesakitan dan kematian ibu.
Target capaian KB Pasca Persalinan adalah 35%.Capaian KB Pasca Persalinan Menurut
Puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik 7. 11
Capaian KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas Tahun 2021
64
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari garafik diiatas, diketahui bahwa Capaian KB pasca salin tertinggi adalah
Puskesmas Belimbing (1.020 orang) dan terendah Puskesmas Rawang (61 orang). Capaian ini
mempengaruhi capaian KB Pasca salin Kota Padang, dari 16.541 Ibu bersalin hanya 7.169
orang yang ber KB atau 43.34 %, capaian ini masih rendah sehingga diperlukan penguatan
pada pelayanan ANC terutama dalam temu wicara/konseling pada ibu hamil untuk
memotivasi penggunaan KB Pasca Persalinan.
b. Pelayanan Kesehatan Anak
Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir,
memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di
masa mendatang.Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta
memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Indikator berikut ini
merupakan indikator kesehatan anak yang terdapat di dalam Renstra kesehatan dan SPM
(Standar Pelayanan Minimal)serta indikator output dari program terkait kesehatan anak :
1) Cakupan Kunjungan Neonatal
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau yang dikenal dengan sebutan dengan KN1,
merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6 - 48 jam setelah lahir, dengan cara
mendeteksi sedini mungkin permasalahan yang mungkin dihadapi bayi baru lahir, sekaligus
memastikan pelayanan yang seharusnya didapatkan oleh bayi baru lahir yang diantaranya
terdiri dari konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian Vitamin K1 injeksi
(bila belum diberikan) dan Hepatitis B0 (nol) injeksi (bila belum diberikan). Kunjungan ini
dilakukan dengan pendekatan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) hingga penanganan
neonatus komplikasi dan rujukan kasus. Perhitungan cakupan ini dilakukan dengan cara
membandingkan bayi baru lahir yang mendapatkan kunjungan neonatal pertama dengan
jumlah seluruh bayi baru lahir di wilayahnya yang kemudian dikonversi dalam bentuk
persentase. Target indikator kunjungan neonatal pertama (KN 1) tahun 2021 adalah 98% dan
capaian Kota padang tahun 2021sebesar 99,7 % yang berarti sebanyak 13.738 bayi barulahir
65
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
telah dilakukan kunjungan neonatal dari jumlah bayi baru lahir sebanyak 13.777 bayi.Untuk
melihat capaian kunjungan neonatal menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut:
Grafik 7. 12
Capaian Kunjungan Neonatal Pertama menurut Puskesmas Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk kunjungan neonatal pertama , hanya
Puskesmas Nanggalo yang belum mencapai target, yaitu 96,5%.
Selain Kunjungan Neonatal Pertama, indikator yang menggambarkan pelayanan
kesehatan bagi neonatal adalah Kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap). KN Lengkap
ini merupakan cakupan neonatal yang mendapat pelayanan kesehatan neonatal lengkap
minimal masing-masing satu kali pada saat usia 6-48 jam, pada saat usia 3-7 hari dan pada
saat usia 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Target
indikator capaian KN3 adalah 90 %. dan capaian kota Padang tahun 2021 telah mencapai
target yakni sebesar 93,6 %.Untuk melihat capaian kunjungan neonatal menurut puskesmas
dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik 7. 13
Capaian Kunjungan Neonatal Lengkap menurut Puskesmas Tahun 2021
66
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas, diketahui bahwa Capaian Kunjungan Neonatus lengkap tertinggi
adalah Puskesmas Kuranji (100%) dan terendah Puskesmas Bungus (64,1%). Kunjungan
neonatal dilakukan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter / bidan / perawat, dapat dilaksanakan di
puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,
petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu. Perawatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan
neonatus dasar yaitu tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian
imunisasi,pemberian Vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) dan
penyuluhan perawatan neonatus dirumah.
Grafik 7. 14
Cakupan KN1 dan KN Lengkap di Kota Padang Tahun 2017 -2021
Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan KN lengkap selama 5 tahun terakhir
mengalami naik turun. Capaian tertinggi yaitu tahun 2018 (97,4%) dan pada tahun 2021
mengalami penurunan kembali (93.6%).
2) Cakupan Penanganan Neonatus Dengan Komplikasi
Cakupan Penanganan Neonatus dengan komplikasi adalah cakupan seluruh neonatal
komplikasi yang mendapatkan penanganan oleh dokter/bidan/perawat di suatu wilayah
kerja sesuai standar. Komplikasi pada neonatus antara lain : prematuritas, BBLR ( Berat
badan lahir rendah < 2500 gr ), asfiksia, infeksi bakteri, kejang, ikterus, diare, hipotermia,
tetanus neonatorum, masalah pemberian ASI, Trauma lahir, sindroma gangguan pernafasan,
kelainan kongenital, serta semua klasifikasi kuning dan merah pada MTBM. Jumlah
neonatus komplikasi adalah 15% dari sasaran bayi.Target capaian penanganan kasus
67
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
adalah 80% dari jumlah neonatus komplikasi.Pada tahun 2021 capaian penanganan
neonatus dengan komplikasi belum mencapai target. Jumlah neonatus komplikasi yang
tertangani sebanyak 1060 bayi (51,3%) dari jumlah sasaran 2067 bayi. Capaian kunjungan
neonatus komplikasi di Kota Padang tahun 2017-2021 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 7.
Grafik 7.15
15
Capaian Kunjungan Neonatus Komplikasi Di Kota Padang Tahun 2017 – 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat capaian penanganan neonatus dengan komplikasi
mengalami kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya, namun terjadi penurunan pada tahun
2020 dan turun kembali pada tahun 2021.Hal ini tidak sejalan dengan capaian KN1 dan
KN Lengkap yang sudah mencapai target.Rendahnya capaian ini dapat disebabkan karena
pelayanan kunjungan neonatal yang dilakukan belum berkualitas / sesuai standar dan
kurangnya koordinasi antara Puskesmas dengan RS/BPM dalam pencatatan dan pelaporan
neonatal komplikasi. Apabila terdapat perbedaan yang lebar antara capaian KN dengan
penanganan neonatus komplikasi tentunya hal ini akan meningkatkan resiko kematian bayi.
Kedepannya diperlukan kebijakan dan komitmen untuk meningkatkan mutu mulai dari
pelayanan hingga pencatatan dan pelaporan.
68
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
pada usia 3 bulan, 1 kali usia 4-6 bulan, dan 1 kali pada umur 7-9 bulan dan 1 kali
pada umur 10-12 bulan sesuai standar
c) Penimbangan bayi minimal 8 kali dalam setahun (4 kali dalam waktu 6 bulan)
d) Pemberian Vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan), 1 kali pada bulan Februari atau
Agustus.
e) Konseling ASI ekslusif, pemberian MP ASI, tanda-tanda sakit dan perawatan bayi
dirumah dengan menggunakan buku KIA
f) Penanganan kasus dengan MTBS dan rujukan kasus bila diperlukan.
Pelayanan kesehatan bayi sesui standar di Kota Padang dapat dilihat pada grafik
berikut ini:.
Grafik 7. 16
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Sesuai Standar di Kota Padang Tahun 2021
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi sesuai
standar yang harus dicapai 100%, namun capaiannya masih rendah, dimana yang terendah
di Puskesmas Andalas (37,2%). Sedangkan yang tertinggi Puskesmas Kuranji (94,1%).
4) Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Cakupan pelayanan kesehatan balita yang memperoleh pelayanan sesuai standar
meliputi :
a) Pemantauan pertumbuhan (penimbangan) setiap bulan (minimal 8 kali pertahun/4
kali dalam waktu 6 bulan)
b) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali pertahun / per 6 bulan sekali
c) Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun ( Februari dan Agustus )
69
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik diatas memperlihatkan cakupan pelayanan kesehatan balita tahun 2021 antar
puskesmas berada pada rentang 66% - 100 %. Kunjungan Balita di Puskesmas Koto
Panjang ikur Koto dan Anak Air masih rendah yaitu 66% dan 68,4%.
Grafik 7. 18
Cakupan Kunjungan Anak Balita di Kota Padang Tahun 2017-2021
70
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas, dapat dilihat capaian kunjungan bayi dan balita kota padang 5
tahun terakhir. Pada tahun 2021baik kunjungan bayi dan kunjungan balita mengalami
Peningkatan dari tahun sebelumnya. Capaian terendah kunjungan bayi dan kunjungan
Balita berada pada tahun 2020. Hal ini disebabkan Pandemi Covid 19, sehingga pelayanan
Bayi dan Balita di Faskes dan Posyandu terbatas.
5) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dapat
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang
balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, Paud, Kelas ibu balita dll.
Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga
perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada
balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.Melaksanakan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini
adanya penyimpanagn tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan
orangtua terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan
instrument Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah.
Hasil cakupan SDIDTK bayi dan balita Kota Padang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. 2
Capaian DDTK Menurut Puskesmas Tahun 2021
Dari tabel diatas dapatdilihat bahwa capaian Kota Padang untuk SDIDTK bayi
dan Balita belum mencapai target. Capaian terendah SDITK bayi adalah Puskesmas
Andalas (37,17%) dan SDITK Balita di Puskesmas Koto Panjang Ikua Koto (66,0%).
Adapun targetcapaian SDIDTK bayi maupun balita adalah sama dengan capaian cakupan
kunjungan bayi sesuai standar dan cakupan kunjungan anak balita sesuai standar.Namun
ada beberapa data yang tidak singkron, hal ini menandakan bahwa pelayanan yang
dilakukan belum berkualitas dan belum sesuai standar serta belum maksimalnya
penggunaan kohor dalam pencatatan dan pelaporan.Kedepannya diharapkan puskesmas
dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dan mencatat pelayanan yang dilakukan
di dalam kohor sebagai sumber data utama.
6) Manajemen Terpadu Balita Sakit
MTBS merupakan kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif)
dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif sehingga
menjadikannya sebagai pendekatan terbaik dalammenurunkan risiko akibat kesakitan dan
menurunkan kematian pada neonatal, bayi dan balita.MTBS mencakup tata laksana
penanganan penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain pneumonia,
diare, malaria, DBD, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi
dan anemia). Berikut ini adalah pencapaian pelaksanaan MTBS menurut puskesmas di
Kota Padang Tahun 2021 :
72
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 19
Cakupan Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Tahun 2021
Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase capaian pelaksanaan MTBS di Kota
Padang berada pada rentang 89,5% - 100% Capaian yang diperoleh Kota Padang yaitu
99,06% dengan jumlah absolute sebesar 16.269 orang dari sasaran balita sakit berjumlah
16.424 orang.
7) Persentase Kasus Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr. BeratBadan Lahir Rendah
(BBLR) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan karena menjadi penyebab
terbanyak kematian bayi di Kota Padang. BBLR juga dapat berdampak serius terhadap
kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan
anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan bahkan BBLR mempunyai
dampak yang kompleks sampai usia dewasa, antara lain meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner, diabetes, gangguan metabolik dan kekebalan tubuh. BBLR disebabkan
oleh multifaktor antara lain faktor ibu (usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan ibu, jarak
kehamilan, riwayat penyakit, umur kehamilan, paritas, kehamilan ganda, hipertensi, anemia,
perilaku), faktor plasenta, faktor janin, dan faktor lingkungan. Berdasarkan Riskesdas 2018
proporsi berat badan lahir < 2500 gr sebesar 6,2% dari target RPJMN yaitu 8% dengan
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki
73
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 20
Persentase Bayi Lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Puskesmas
Tahun 2021
Grafik diatas memperlihatkan persentase kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
<2500 gram tahun 2021 antar puskesmas berada pada rentang 0,4% - 8,4% dengan
cakupan tertinggi di Puskesmas Seberang Padang (8,4%) dan terendah Puskesmas Air
Dingin (0%). Target capaian BBLR adalah 8%.Rata-rata kejadian BBLR secara Kota
Padang sebesar 2,1 % dengan jumlah absolute 296 orang dari 13.777 jumlah bayi baru
lahir.
8) Persentase bayi baru lahir mendapatkan IMD
Inisiasi Menyusui Dini adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan,
biasanya dalam waktu 30 menit-1 jam pasca bayi dilahirkan. Tujuan IMD adalah :
a) Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang dan meningkatkan
kasih sayang ibu dan bayi
b) Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di
kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri
c) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
d) Mengurangi terjadinya anemia
74
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 21
Persentase bayi baru lahir mendapatkan IMD Tahun 2021
Semua bayi baru lahir wajib dilakukan IMD kecuali bayi yang bermasalah atau ibu yang
bermasalah.Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan IMD pada bayi di Kota Padang
93,6%, namun ada beberapa Puskesmas sudah mencapai 100% bayi baru lahir hidup yang
di IMD , yaitu Puskesmas Nanggalo, Kuranji, Pauh dan Air Dingin..
c. Pemantauan Kasus Kematian Ibu dan Bayi.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota keluarga
yang perlu mendapatkan prioritas.Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak perlu mendapatkan perhatian khusus.Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut
dikarenakan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu
wilayah
1) Angka Kematian Ibu
Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelahberakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau
yang diperberat oleh kehamilan atau penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. Berdasarkan SUPAS ( Survey Penduduk Antar Sensus) tahun 2015,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup.
Angka ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun SDKI 2012 yaitu sebesar
359/100.000 KH. Target SDG’s (Sustainable Development Goal’s) ke 3 adalah
menurunkan angka kematian Ibu pada tahun 2030 menjadi 70 kematian per 100,000
kelahiran hidup dan mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
75
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per
1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH. Selain itu akan dipastikan pula
akses menyeluruh pada pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk program
keluarga berencana, informasi dan pendidikan serta pengintegrasian kesehatan reproduksi
dalam program dan strategi nasional setiap Negara.
Di Kota Padang pada tahun 2021 terjadi peningkatan kasus kematian ibu dari tahun
sebelumnya menjadi 30 orang .Jumlah kasus kematian ibu tahun 2020berjumlah 21 orang.
Jumlah kasus kematian ibu dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 7. 22
Data Kasus Kematian Ibu di Kota Padang Tahun 2017-2021
Kematian Ibu di Kota Padang lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Meskipun
belum melewati batas yang ditetapkan oleh kemanterian kesehatan RI,namun Kota Padang
ditunjuk menjadi Lokus kematian AKI/AKN karena untuk Sumatera Barat, Kota Padang
termasuk penyumbang kematian Ibu terbanyak dan cenderung meningkat setiap tahunnya.
Grafik 7. 23
Data Penyebab Kematian Ibu di Kota Padang Tahun 2021
Gambar diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian Ibu tertinggi di Kota Padang,
disebabkan oleh lain-lain (covid, suddenly attack, syok hipovolomik, gangguan abdominal,
hipertiroid, infeksi paru, ARDS, rupture uteri (HAP), gangguan elektrolit). Kematian ibu
dipengaruhi dan didorong oleh berbagai faktor yang mendasari timbulnya resiko maternal
76
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
dan neonatal yaitu faktor-faktor penyakit seperti kanker, jantung atau penyakit lain yang
diderita ibu, masalah gizi dari WUS, serta faktor 4T (terlalu muda dan terlalu tua untuk
hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan/persalinan dan terlalu banyak hamil
dan melahirkan). Kondisi tersebut diperberat lagi oleh adanya keterlambatan penanganan
kasus emergensi/komplikasi maternal dan neonatal akibat kondisi 3T (Terlambat
mengambil keputusan, terlambat mengakses fasyankes yang tepat dan terlambat
memperoleh pelayanan dari tenaga yang kompeten).
Mengacu pada kondisi ini, penting untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan lintas
sektor terkait, melakukan upaya penguatan pelayanan kesehatan ibu, dan kebijakan untuk
dapat menurunkan kasus kematian ibu. Dalam upaya penurunan AKI, maka pemerintah
menjalankan berbagai program yang di rencanakan secara internasional diantaranya adalah
“safe motherhood” dan “making pregnancy safer” (MPS). Terdapat Tiga Pesan Kunci
MPS :
- setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran tidak aman.
Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap
ibuhamil memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari
saat hamil (pelayanan ante natal care), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi (kunjungan nifas/perawatan
postnatal care dan kunjungan bayi baru lahir), perawatan khusus dan rujukan bila terjadi
komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Disamping itu, pentingnya
melakukan intervensi lebih ke hulu yaitu kepada kelompok remaja dan dewasa muda
dalam upaya percepatan penurunan AKI.
2) Angka Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun. Angka Kematian Bayi
merupakan salah satu indikator derajat kesehatan di suatu wilayah yang menunjukkan
kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas
pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial dan budaya
serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Beberapa faktor
77
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
berkontribusi pada kematian bayi seperti tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu,
penyakit/kondisi ibu selama kehamilan, pertolongan persalinan, penanganan kasus gawat
darurat maternal-neonatal, kondisi lingkungan, infrastruktur politik,
pengobatan/penanganan kasus neonatal komplikasi, sanitasi dan akses air bersih, status
imunisasi, pembiayaan dan langkah-langkah kesehatan publik. Kasus kematian bayi di
Kota Padang mengalami peningkatan pada tahun 2019 dengan jumlah kasus sebanyak 106
kasus. Trend kasus kematian bayi setiap tahun bervariasi, secara umum mengalami naik
turun, seperti terlihat pada grafik berikut :
Grafik 7. 24
Data Kasus Kematian Balita di Kota PadangTahun 2017-2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus kematian Balita terjadi paling banyak
pada masa bayi. Kematian bayi baru lahir disebabkan karena berbagai hal yang saling
berkaitan antara sebab medis, faktor sosial, dan kegagalan berbagai sistem yang banyak
dipengaruhi oleh budaya.Dalam banyak hal, kesehatan bayi baru lahir berkaitan erat
dengan kesehatan ibu. Walaupun diagnosis kematian ibu dan neonatal berbeda, namun
penyebab yang mendasari kematian keduanya hampir sama, yaitu ketidakmampuan
memperoleh akses perawatan ibu dan bayi serta status sosial ibu yang rendah. Penyebab
kematian bayi pada tahun 2021 yaitu : BBLR (20), Asfiksia (20), kelainan bawaan (16),
sepsis (1), diare (5), pneumonia (1), lain-lain (32)
Salah satu Puskesmas di Kota Padang telah melakukan inovasi dalam rangka
menurunkan AKI dan AKB yaitu Puskesmas Padang Pasir dengan Program Inovasi Kelas
Ibu Muda pada tahun 2017 dan sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Program ini
dilatarbelakangi adanya kematian neonatus dari ibu muda yang berusia < 20 tahun.Program
78
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
ini telah berjalan selama 3 tahun dan telah berhasil menekan angka AKI dan AKB di
wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Berkaitan dengan hal ini, Dinas Kesehatan Kota
Padang selanjutnya membuat edaran agar inovasi tersebut dapat direplikasi di semua
Puskesmas Kota Padang, mengingat angka ibu hamil < 20 tahun yang cukup tinggi di Kota
Padang.Untuk tahun 2020 ada sebanyak 208 orang ibu hamil < 19 tahun. Kondisi ini dapat
meningkatkan risiko baik AKI maupun AKB sehingga diperlukan pembinaan yang khusus
terhadap kelompok tersebut.
Selain inovasi diatas, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan ibu dan Bayi Baru Lahir berkualitas cost effective ( pelayanan dan
pembiayaan efektif ) serta membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas
program, lintas sektor, dan mitra lainnya untuk advokasi, menerapkan MPS,meningkatkan
pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui penigkatan pengetahuan serta mendorong
keterlibatan masyarakat menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir. Diharapkan dengan dilakukannya berbagai upaya tersebut akan dapat
menurunkan kasus kematian bayi pada tahun-tahun berikutnya.
d. Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
1) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai standar
merupakan salah satu indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan bahwa setiap
anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melaksanakan pemenuhan hak setiap anak
tersebut yang berada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun ajaran, yang
meliputi skrining kesehatan dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan dan dilakukan pada
anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran
dan usia 7 sampai 15 tahun diluar sekolah. Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar
sesuai standar merupakan bentuk intervensi di hulu didalam upaya penurunan AKI dan
AKN. Melalui pelayanan kesehatan ini diharapkan status kesehatan usia pendidikan dasar
dapat diketahui untuk kemudian dilakukan tindak lanjut atas permasalahan yang ditemui.
Kegiatan penjaringan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui wadah Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan didukung dengan adanya Regulasi yang mendukung pelaksanaan UKS
yaitu Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB Tahun 2014, Nomor 73 Tahun
79
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah. Serta di diiringi oleh Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
2) Mekanisme Pelayanan
Penetapan sasaran berdasarkan data proyeksi BPS atau data riil yang di yakini benar,
dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survey/ risetyang terjamin validitasnya,
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Skrening kesehatan dilaksanakan disatuan pendidikan dasar (SD/ MI dan SMP/ MTs )
dan diluar satuan pendidikan dasar seperti Pondok Pesantren, panti/ LKSA, Lapas/ LPKA
dan lainnya, meliputi :
a) Penilaian status gizi
b) Penilaian tanda vital
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut
d) Penilaian ketajaman indera
Permasalan hasil skrening yang ditemui akan ditindaklanjuti melalui penyerahan
umpan balik hasil skrening kesehatan pada pihak berwenang yaitu Kepala Sekolah (Tim
Pelaksana UKS Sekolah), bagi yang membutuhan rujukan akan di teruskan ke fasilitas
kesehatan lanjutan serta pelaksanan promotif dan preventif berupa penyuluhan kesehatan
dalam peningkatan dan pengembangan Sekolah UKS berkarakter.
Jumlah SD/SMP/SMA Sederajat di Kota Padang tahun 2021 masing-masing sebanyak
432/119/106 buah. Walaupun Sekolah Menengah Atas bukan indikator standar pelayanan
minimal bidang kesehatan namun sekolah tersebut berada di wilayah kerja pemerintah
daerah kota Padang maka dari itu SMA Sederajat tetap menjadi sasaran pelayanan
kesehatan. Semua sekolah telah dilakukan skrening kesehatan namun belum semua peserta
didik mendapatkan kesehatan sesuai standar.Capaian hasil penjaringan Kota Padang
Tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut:
80
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 25
Cakupan Hasil Skrening Kesehatan Anak Sekolah Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa persentase capaian penjaringan peserta didik
kelas 1 SD atau setingkat, kelas 1 SMP atau setingkat dan kelas 1 SMA atau setingkat
masing-masing adalah 57,6%, 45,8%, dan 44,5%. Dengan anak sekolah sehat yang
dilihat dari status gizi peserta didik yang diskrening yaitu sebanyak 7339 siswa (85,10%)
SD, 5871 siswa (81,88%) SMP dan 5952siswa (81.81%) SMA.Skrening kesehatan di
lakukan pada semua sekolah yang ada di Kota Padang belum mencapaitarget program
yaitu 100%.Hal ini disebabkan karena koordinasi yang masih sulit antara Puskesmas
dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan kegiatan. Masih ada pihak sekolah yang
membatasi waktu pelaksanaan kegiatan ini dengan alasan mengganggu proses belajar
mengajar sehingga kegiatan skrening tidak dapat dilakukan pada semua murid yang ada
di sekolah dan jumlah petugas yang masih terbatas. Disamping itu penyebab tidak
tercapainya pelayanan kesehatan pada anak sekolah adalah pandemi COVID-19, yang
sangat berdampak pada proses belajar mangajar walaupun sudah beberapa sekolah yang
melakukan pembelajaran tatap muka dengan waktu yang bergantian dengan kelas yang
lainnya. Cakupan pelayanan anak sekolah tahun 2016-2021 dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
81
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 26
Cakupan Hasil Skrening Kesehatan Peserta Didik Kelas 1 sampai dengan kelas 10
di Kota Padang Tahun 2017 -2021
82
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian Kota Padang untuk pelayanan kesehatan
lansia sesuai standar sebesar 50,7 % dengan jumlah absolute 17.853 orang. Capaian ini
menurun dari tahun 2020 (53 %), hal ini disebabkan salah satunya adalah terjadinya
Pandemi Covid-19. Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan perubahan metode layanan,
seperti penundaan kegiatan Posyandu Lansia dan pembatasan layanan di puskesmas,
sehingga mempengaruhi penurunan jumlah kunjungan. Minimnya sarana pemeriksaan
untuk lansia seperti kurangnya stik pemeriksaan kolesterol dan Gula darah,sehingga lansia
yang terscreening tidak dapat dilayani sesuai standar.
Berkaitan dengan pelayanan bagi lansia, seluruh puskesmas di Kota Padang telah
menjadi Puskesmas Santun Lansia dengan kriteria strata 2. Pelayanan Puskesmas Santun
Lansia adalah puskesmas yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan pelayanan bagi
84
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
kelompok usia lanjut yang meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Selain pelayanan dasar di Puskesmas, program kesehatan lansia yang dilakukan antara
lain : perawatan kesehatan bagi lansia di rumah (home care) yang terintegrasi dalam
perawatan kesehatan masyarakat, pelayanan gizi bagi lansia, pelayanan rujukan di rumah
sakit dan pencegahan penyakit tidak menular yang berintegrasi dengan posbindu PTM.
85
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas yang ada
di Kota Padang selama tahun 2021 terlihat sebanyak 1352 kali. Hal terjadi penurunan
dari tahun sebelumnya dimana tercatat sebanyak 3905 kali. Terjadinya penurunan
tersebut disebabkan karena adanya kasus pandemic yaitu makin meningkatnya kasus
covid 19 sehingga segala macam kegiatan perkumpulan tidak dibolehkan. Pada tahun
2021 ini, penyuluhan yang banyak diberikan adalah tentang Covid 19, karena masa
pandemic setiap pasien diberikan edukasi tentang kasus Covid 19 antara lain tentang
86
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
87
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari data diatas dapat diketahui bahwa penyuluhan luar gedung dilakukan
sebanyak 1.999 kali. Penurunan frekuensi penyuluhan disebabkan karena masa pandemik
sehingga kegiatan yang sifatnya perkumpulan ditiadakan.
3) Penyuluhan Keliling
Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan
baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Padang dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
Tabel 7. 6
Kegiatan Penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
No Judul Penyuluhan Frekuensi
1 Nafza 15
2 PHBS 20
3 HIV/AIDS 23
4 Hipertensi 25
5 Flu burung/flu babi 0
6 DBD 32
7 Malaria 16
8 Rokok 23
9 TB Paru 23
10 Filariasis 20
11 Kusta 10
12 Infeksi Menular seksual 30
13 Imunisasi 40
14 Diare 18
15 Gizi Keluarga 22
16 Kekurangan Yodium 23
17 Penyakit mata/VIT A 20
18 Pemanfaatan TOGA 25
19 Kesehatan ibu 26
20 Kesehatan Anak dan DDTK 21
21 Keluarga Berencana/Ca servic 19
22 Dibetes Melitus 12
88
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari tabel diatas dapat dilihat frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah
dilaksanakan pada tahun 2020 sebanyak 820 kali, sedangkan pada tahun 2021
penyuluhan kelilingan menurun drastis yaitu sebanyak 816 kali. Dari penyuluhan diatas
frekuensi yang terbanyak adalah penyuluhan tentang covid 19, hal ini berkaitan dengan
terjadinya kasus pandemic
b. Program Peningkatan Fungsi Pokjanal Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan
konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan
Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader-kader Posyandu. Pada
tahun 2021 jumlah Posyandu Kota Padang 918 Posyandu dengan perkembangan strata
Posyandu adalah strata pratama sebanyak 5 Posyandu (0,5%), madya 207 Posyandu
(22,4 %), purnama 555 Posyandu (60,5%) dan mandiri 152 Posyandu (16,6 %).
Posyandu aktif sebanyak 707 Posyandu (77%). Agar untuk kedepannya terjadi
peningkatan kategori Posyandu aktif, diharapkan pada petugas dan pihak kecamatan serta
jajarannya untuk memberikan support atau dukungan pada kader agar lebih bersemangat
lagi dalam melaksanakan kegiatan Posyandu.
Sedangkan jumlah kader posyandu di Kota padang terdapat sebanyak 4095 orang
kader Posyandu se Kota Padang sedangkan yang aktif sebanyak 4017 orang, sedangkan
kader yang tidak aktif sebanyak 78 orang.
89
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
90
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang tahun 2021 sebanyak 10 unit dengan
jumlah santri sebanya 2.748 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu
kegiatan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan santri, pemeriksaan kesehatan
lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren.
Sesuai hasil pembinaan dari 10 pesantren semuanya sudah memiliki poskestren
dengan strata pratama 20% (2 pesantren), madya 30% (3 pesantren), dan mandiri 50% (5
pesantren).
3) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain : tatanan rumah
tangga, tatanan sekolah, tatanan institusi kesehatan, Perkantoran, pasar, rumah makan,
tempat-tempat umum, rumah ibadah dan terminal. Namun Dinas Kesehatan Kota Padang
lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah Tangga merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat, dengan tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat. Berikut data
PHBS rumah tangga tahun 2021 :
Tabel 7. 7
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kecamatan
dan Puskesmas Kota Padang - Tahun 2021
RT Yg di % RT
SASARAN Rumah Tangga % RT
NO PUSKESMAS survey Ber Ber
KK/RT Yang disurvey Dipantau
PHBS PHBS
Bungus Teluk
1 Kabung 6,189 582 9.4 450 77.3
2 Lubuk Kilangan 12,971 7,462 62.4 6,482 86.9
3 Lubuk Begalung 15,729 891 5.7 555 62.3
4 Pagambiran 13,895 320 2.3 156 48.7
5 Seberang Padang 2,538 340 13.4 183 53.8
6 Pemancungan 4,219 678 16.1 470 69.3
7 Rawang 6,085 1,545 22.7 1,034 66.9
8 Andalas 15.958 1,540 11.6 833 54.1
9 Padang Pasir 10,892 9,725 89.3 8,031 82.6
10 Ulak Karang 3,259 225 5.9 120 53.3
11 Air Tawar 3,570 135 2.3 127 94.1
12 Alai 5,421 1,644 33.6 998 60.7
13 Nanggalo 9,855 983 9.4 509 51.8
14 Lapai 5,359 90 1.9 60 6.7
15 Belimbing 19,579 2,776 14.2 1,242 44.7
16 Kuranji 6,464 3,568 55.2 1,796 50.3
17 Ambacang 9,264 4,759 47.8 2,881 60.5
18 Pauh 15,469 6,333 40.9 1,943 30.7
19 Air Dingin 7,258 129 1.8 90 69
20 Lubuk Buaya 14,639 3,600 27.6 2,048 56.9
21 Anak Air 7,606 680 8.9 440 64,7
91
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
RT Yg di % RT
SASARAN Rumah Tangga % RT
NO PUSKESMAS survey Ber Ber
KK/RT Yang disurvey Dipantau
PHBS PHBS
Koto Panjang Ikua
22 Koto 3,577 18 0.6 16 88.9
Dadok Tunggul
23 Hitam 7,901 1,132 15.4 770 68.0
202,844 51,90 21.7 33,03 63.7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 33,03% rumah tangga yang
di survey, sedangkan rumah tangga di survey yang ber PHBS sebanyak 63,7%.
4) Tanaman Obat Keluarga (Toga)
Tanaman obat keluarga (TOGA) jenis tanaman yang sengaja dibudidayakan karena
memiliki fungsi sebagai tanaman obat sehingga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan obat-obatan keluarga dengan cara pengolahan dan peracikan yang dilakukan
secara sederhana. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan
kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional.
Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala dan beberapa penyakit ringan,
memperbaiki gizi masyarakat, memperindah pemandangan dan dapat menambah
penghasilan keluarga. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2021,
seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7. 8
Jumlah Dan Jenis Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2021
92
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
93
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 28
Persentase Balita Underweight di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Puskesmas Anak Air yang mempunyai angka
tertinggi balita underweightnya yaitu 18,07%, sedangkan Puskesmas Kuranji terdapat
1,86% balita underweightnya. Artinya Puskesmas Anak Air perlu meningkatkan edukasi
tentang pola makan balita serta hal0hal yang dapat mempengaruhi pertambahan berat
badan balita agar tercapai Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM) setiap bulannya.
2) Balita Stunting
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya berada di bawah minus dua standar deviasi sehingga anak nampak lebih
pendek daripada anak seusianya. 1000 HPK merupakan golden period perkembangan
otak anak dimana 80% otak anak berkembang pada masa ini. Kekurangan zat gizi kronis
yang terjadi pada masa ini akan bersifat permanen atau tidak bisa diperbaiki kembali.
Selain perkembangan otak, pertumbuhan fisik yang pesat pun terjadi pada usia ini.
Kekurangan gizi pada masa ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan fisik anak yang
dinilai dengan indikator tinggi badan berdasarkan usia. Stunting, terutama pada 1.000
HPK, tidak hanya merupakan indikator rendahnya tinggi badan seorang anak tetapi lebih
sebagai penanda (marker) dari masalah yang jauh lebih besar, yaitu penurunan kualitas
sumber daya manusia suatu negara. Grafik dibawah menunjukkan persentase balita
Stunting.
94
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 29
Persentase Balita Stunting di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Wilayah Puskesmas Ikur Koto mempunyai
balita stunting terbanyak yaitu sebesar 16,00%. Wilayah Puskesmas Ikur Koto perlu
meningkatkan edukasi mengenai cara mencegah stunting seperti mengenai ASI Ekslusif,
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
kepada ibu balita.
3) Balita Wasting (Kurus)
Wasting adalah kondisi ketika Berat Badan menurut Umur (BB/TB) kurang dari -
2SD. Dari grafik dibawah dapat dilihat persentase balita wasting. Dari grafik dibawah
dapat dilihat persentase balita wasting.
Grafik 7. 30
Persentase Balita Wasting di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa wilayah kerja Puskesmas Pegambiran
memiliki balita wasting terbanyak yaitu yaitu sebesar 13,31%. Puskesmas perlu
meningkatkan edukasi mengenai cara mencegah wasting seperti seperti mengenai ASI
95
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Ekslusif , Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) serta Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) kepada ibu balita.
4) Ibu Hamil Anemia
Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat jaringan tubuh kekurangan oksigen,
kinerja organ jadi terhambat. Anemia pada ibu hamil perlu diwaspadai karena bisa
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, dan kematian
pada ibu. Anemia sebagai indikator rendahnya kualitas kesehatan dan gizi.
Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari11,0 g/dl.
Persentase ibu hamil anemia adalah jumlah ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil
yang diperiksa dikali 100%. Ukuran Indikator Masalah anemia dinilai bukan masalah
kesehatan masyarakat apabila prevalensi ibu hamil anemia dibawah 5%. Grafik dibawah
ini menggambarkan persentase ibu hamil anemia.
Grafik 7. 31
Persentase Ibu Hamil Anemia di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Wilayah Puskesmas Alai mempunyai
angka tertinggi untuk ibu hamil anemia yaitu sebanyak 32,09%. Puskesmas Alai perlu
meningkatkan edukasi mengenai peningkatan status kesehatan ibu hamil melalui
pelaksanaan antenatal lengkap ke fasilitas kesehatan.
5) Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (berat badan < 2500 gram)
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih
rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya
kurang dari 2,5 kilogram. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan
salah satu faktor determinan terjadinya masalah pendek. Indikator ini sebagai indikator
96
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
outcome dari kondisi gizi ibu selama kehamilan. Berikut Grafik Persentase Bayi Lahir
Dengan Berat Badan Rendah.
Grafik 7. 32
Persentase Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa wilayah Puskesmas yang mempunyai
persentase bayi lahir dengan berat badan rendah tertinggi terdapat pada Puskesmas
Pemancungan yaitu sebanyak 6,56%. Tingginya angka BBLR disebabkan banyak factor
seperti usia ibu hamil terlalu muda atau terlalu tua, jarak kehamilan terlalu dekat, status
gizi ibu yang rendah, riwayat BBLR sebelumnya,, ibu hamil yang merokok atau
konsumsi alkohol/obat-obatan terlarang serta anemia pada ibu hamil.
97
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa wilayah Puskesmas Bungus yang
mempunyai angka tertinggi yaitu sebanyak 86,9%. Hal ini merupakan hal baik yang
harus ditingkatkan di semua wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang.
7) Bayi usia 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
Bayi usia 6 bulan adalah seluruh bayi yang telah mencapai umur 5 bulan 29 hari.
Bayi mendapat ASI Eksklusif 6 bulan adalah bayi sampai usia 6 bulan yang diberi ASI
saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir.
Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif adalah jumlah bayi mencapai usia 5
bulan 29 hari mendapat ASI Eksklusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai
usia 5 bulan 29 hari dikali 100%. Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik jika persentase
bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sesuai target. Berikut ini adalah grafik
persentase Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Ekslusif :
Grafik 7. 34
Persentase Bayi Usia 6 Bulan Mendapat ASI Eklusif
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Wilayah Puskesmas yang mempunyai
persentase tertinggi adalah wilayah kerja Puskesmas Pagambiran yaitu 100%. Artinya
semua bayi 6 bulan yang ada di wilayah Puskesmas Pagambiran mendapatkan ASI
Ekslusif. Pentingnya pemberian ASI Ekslusif antara lain membantu pertumbuhan berat
dan tinggi badan bayi, pengaruh baik untuk perkembangan otak bayi, dan ikatan batin ibu
dengan buah hati.
8) Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 Tablet
selama masa Kehamilan
Pemberian TTD merupakan satu intervensi untuk mencegah terjadinya anemia
pada ibu selama proses kehamilan. Sebaiknya ibu hamil mulai mengonsumsi TTD sejak
98
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
konsepsi sampai akhir trimester III. Indikator ini sebagai evaluasi kinerja apakah TTD
sudah diberikan kepada seluruh sasaran.
TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg
besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah maupun diperoleh
sendiri. Ibu hamil mendapat 90 TTD adalah jumlah ibu hamil yang selama kehamilan
mendapat minimal 90 TTD terhadap jumlah sasaran ibu hamil dikali 100%. Dibawah ini
dapat dilihat data Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90
Tablet selama masa kehamilan:
Grafik 7. 36
Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas diketahui bahwa pada wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
dan Puskesmas Air Dingin telah memberikan TTD sebanyak 90% bagi semua ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
9) Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan
Ibu hamil di Indonesia masih mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil sangat diperlukan
untuk mencegah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari
23,5 cm. Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai tambahan
asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau
makanan tambahan bahan pangan lokal. Berikut data persentase ibu hamil kurang energy
kronik (KEK) yang mendapat makanan tambahan sebagai berikut :
99
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 37
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat Makanan
Tambahan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Darigrafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu hamil KEK sudah
mendapat makanan tambahan. Namun di wilayah Puskesmas Air Tawar, pemberian
Makanan Tambahan Masih rendah sehingga perlu ditingkatkan.
10) Balita Kurus yang mendapat Makanan Tambahan
Balita kurus adalah anak usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 59 bulan 29 hari
dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD).
Makanan Tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi
diluar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan
tambahan bahan pangan local.
Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan adalah jumlah balita kurus
yang mendapat makanan tambahan terhadap jumlah balita kurus dikali 100%.
Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan Dinas Kesehatan
Kota Padang Tahun 2021 adalah 100% artinya bahwa sudah semua balita kurus yang ada
di wilayah Puskesmas Kota Padang mendapatkan makanan tambahan. Program PMT
Pemulihan ditetapkan untuk membantu memenuhi kecukupan gizi pada balita khususnya
balita kurus berupa biscuit MT balita yang termasuk dalam jenis PMT pabrikan.
11) Remaja Puteri Mendapat dan Mengosumsi TTD
PRemaja putri anemia akan mengalami gangguan kehamilan jika tidak segera
ditangani. Pemberian TTD pada rematri usia 12-18 tahun sebagai upaya pencegahan
anemia sejak dini. Pemberian TTD rematri yang diikuti dengan KIE gizi dan kesehatan
100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas yang tertinggi persentase
remaja puteri mendapat dan mengonsumsi TTD adalah Puskesmas Bungus yaitu
sebanyak 75% sedangkan Puskesmas Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung serta Ikur Koto
memiliki angka terendah yaitu 0%. Kondisi Pandemi Covid 19 yang meliburkan siswa
sekolah menyulitkan petugas kesehatan untuk mendistribusikan Tablet TTD kepada
remaja puteri.
12) Bayi Baru Lahir yang mendapat IMD
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran, melindungi
bayi yang baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
IMD merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
101
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai segera setelah lahir. IMD
dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah
lahir dan berlangsung minimal 1 (satu) jam. Persentase bayi baru lahir yang mendapat
IMD adalah jumlah bayi baru lahir hidup yang mendapat IMD terhadap jumlah bayi baru
lahir hidup dikali 100%.
Grafik 7. 39
Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas Bungus memiliki angka
terendah yaitu 72,4% untuk bayi baru lahir yang mendapatkan IMD. Agar angka tersebut
meningkat diharapkan pada petugas untuk lebih meningkatkan kinerja dalam menolong
persalinan dan dapat melaksanakan IMD. Keuntungan bayi baru lahir mendapatkan IMD
anatara lain: dapat mencegah 22% kematian bayi dibawah umur satu bulan ,
meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif selama enam bulan dan
meningkatkan lamanya bayi disusui, merangsang produksi ASI dan memperkuat refleks
menghisap bayi; refleks menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah
lahir.
13) Balita yang Ditimbang Berat Badannya
Balita yang ditimbang berat badannya menggambarkan tingkat keberlangsungan
pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi masyarakat sekaligus menilai
kinerja tenaga kesehatan dalam mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemantauan
pertumbuhan.
Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari. S Balita
adalah jumlah seluruh sasaran (S) balita yang ada di suatu wilayah. D Balita adalah
102
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
jumlah balita yang ditimbang (D) di suatu wilayah. Persentase D/S adalah jumlah balita
yang ditimbang terhadap balita yang ada dikali 100%.
Grafik 7. 40
Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa persentase balita yang ditimbang berat
badannya yang memiliki angka terendah adalah Puskesmas Lapai yaitu sebesar 51,8%.
Agar terjadinya peningkatan, diharapkan pada petugas agar lebih meningkatkan promosi
pada ibu untuk menimbang bayinya setiap bulan. Penimbangan bayi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan
pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita yang sakit (demam/ batuk/pilek/ diare),
berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah
garis merah) dan dicurigai gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke puskesmas, untuk
mengetahui kelengkapan imunitas dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
14) Balita 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dan asupan
vitamin A dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang. Kekurangan Vitamin A
(KVA) di dalam tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai masalah kesehatan
yang berdampak pada meningkatnya risiko kesakitan dan kematian. Mempertahankan
status vitamin A pada bayi dan anak balita dapat mengurangi masalah kesehatan
masyarakat seperti kecacingan dan campak.
Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di suatu wilayah
kabupaten/kota . Balita umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang ada di
suatu wilayah kabupaten/kota . Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yang ada
103
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas Pauh merupakan Puskesmas
yang memiliki persentase tertinggi untuk balita 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul
vitamin A yaitu 95,04%, sedangkan Puskesmas Air Tawar merupakan Puskesmas dengan
persentase terendah yaitu sebesar 17,98% balita 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul
vitamin A. Pemberian suplemen vitamin A bagi anak usia 6-59 bulan terbukti dapat
menurunkan insiden kematian karena berbagai penyakit hingga 24% dibandingkan jika
anak tidak mendapat suplementasi vitamin A.Vitamin A juga dapat meningkatkan
integritas sel-sel saluran pencernaan, sehingga tidak mudah ditembus oleh bakteri
penyebab penyakit. Vitamin A juga dapat menurunkan derajat keparahan diare pada anak.
Selain itu, vitamin A berperan dalam pembentukan sistem imun anak.
15) Ibu Nifas mendapat Kapsul Vitamin A
Ibu nifas membutuhkan vitamin A karena pada saat proses melahirkan telah
kehilangan sejumlah darah sehingga berisiko mengalami kekurangan vitamin A.
Pemberian vitamin A dapat membantu menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi,
104
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas diketahui bahwa Puskesmas Bungus, Air Dingin dan Ikur Koto
melebihi target yang telah ditetapkan untuk ibu nifas yang mendapatkan kapsul Vitamin
A, Sedangkan Puskesmas Air Tawar hanya sebanyak 34,32% ibu nifas yang
mendapatkan kapsul vitamin A.Tingginya persentase pada Puskesmas Bungus, Air
Dingin dan Ikur Koto disebabkan karena adanya ibu nifas di luar wilayah kerja yang
diberi kapsul vitamin A.
16) Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
Zat iodium berfungsi untuk membantu tubuh memproduksi hormon tiroid.
Hormone tiroid berfungsi mengatur keberlangsungan proses metabolisme tubuh dan
fungsi organ lainnya. Umumnya asupan makanan sumber iodium di masyarakat masih
rendah, sehingga untuk mencegah defisiensi iodium, WHO menganjurkan fortifikasi pada
garam yang digunakan untuk bumbu masakan di rumah tangga. Persentase rumah tangga
yang mengonsumsi garam beriodium adalah jumlah rumah tangga yang mengonsumsi
105
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
garam beriodium terhadap jumlah seluruh rumah tangga yang diperiksa dikali 100%.
Dibawah ini dapat dilihat grafik rumah tangga mengonsumsi garam beryodium :
Grafik 7. 43
Persentase Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
Di Puskesmas Kota Padang Tahun 2021
Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas Bungus, Lubuk Begalung,
Seberang Padang, Pemaancungan, Rawang, Ambacang, Lapai, Ulak Karang, Alai, Air
Tawar, Lubuk Buaya, Air Dingin, Ikur Koto, serta Dadok Tungul Hitam menemukan
bahwa semua garam yang diperiksa memiliki kandungan iodium dengan kategori
cukup.Sedangkan di Puskesmas Kuranji dan Ulak Karang terdapat 99% dan 96,88%
garam yang memiliki kandungan iodium cukup. Namun, wilayah Puskesmas Lubuk
Kilangan, Pegambiran, Padang Pasir, Andalas, Pauh, Belimbing, Nanggalo, serta Anak
Air tidak melakukan pemeriksaan garam beriodium.
17) Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Gizi buruk secara langsung disebabkan karena kekurangan asupan dan adanya
penyakit infeksi. Gizi buruk yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan Permenkes Nomor
347/Menkes/IV/2008 semakin aktif surveilans gizi, maka semakin banyak kasus yang
ditemukan dan dirujuk, karena setiap gizi buruk yang ditemukan harus segera mendapat
perawatan. Indikator ini untuk melihat kinerja akses pelayanan kesehatan.
Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari). Kasus
balita gizi buruk adalah balita dengan tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
dengan nilai Z-score kurang dari-3 SD. Sedangkan Kasus balita gizi buruk yang
106
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat jalan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Persentase Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Di Puskesmas Kota
Padang Tahun 2021 adalah 100% artnya bahwa semua Puskesmas di Kota Padang sudah
100% kasus balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan.
107
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 44
Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan Di Kota Padang Tahun 2021
Selain TTU, TPM (tempat pengolahan makanan) sebagai salah satu jenis tempat
pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka
TPM memiliki potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau
penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan demikian
kualitas makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-
syarat kesehatan. Salah satu syarat kesehatan TPM yang penting dan mempengaruhi kualitas
hygiene sanitasi makanan tersebut adalah faktor lokasi dan bangunan TPM. Lokasi dan
bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi
makanan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan
kimia yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Indikator pemeriksaan TPM adalah
adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan bahan
makanan siap saji, penyimpanan peralatan bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada
tempat sampah
Di Kota Padang terdapat sebanyak 3220 TPM yang terdiri dari rumah makan, restoran,
jasa boga, depot air minum, kantin dan sebagainya yang menyebar diseluruh wilayah kerja
Puskesmas. Target pemeriksaan TPM adalah 87%. Kegiatan rutin pengawasan pada TPM
dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan target dan jumlah sarana yang ada.
108
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
109
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
diketahui tidak memenuhi syarat kesehatan diberikan penyuluhan dan pembinaan terhadap
penjual pabukoan tersebut.
Untuk meningkatkan pengetahuan pemilik /penjual pada makanan pabukoan diberikan
selebaran tanda peringatan dan untuk menambah pengetahuan bagi penjual makanan lainnya.
Sedangkan untuk TPM lain seperti rumah makan/restoran dan catering diberikan kursus
penjamah makanan.
b. Pengawasan Kualitas Air
Pengawasan kualitas air bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penyakit atau
gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan. Keadaan ini dipantau melalui surveilens kualitas air secara
berkesinambungan. Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air tersebut pemerintah
sudah mengaturnya dalam Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratn Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi ,
Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum serta Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan hanya bisa diminum apabila sudah dimasak, dalam hal ini
adalah air yang bersumber dari air PDAM, SGL, mata air dan lain sebagainya.Sedangkan air
minum adalah air dengan pengolahan ataupun tanpa pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan bisa langsung diminum seperti dari depot air minum dan air kemasan .
Dinas Kesehatan Kota Padang bersama dengan Puskesmas sebagai UPT secara rutin
selalu melakukan pengawasan yang berkesinambungan terhadap air bersih masyarakat.
Tujuannya adalah agar air yang digunakan oleh penduduk terjamin kualitasnya, sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan yang telah disebutkan dalam Permenkes 32 tahun 2017.
Persyaratan kualitas air bersih tersebut meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi,
radioaktif dan fisik. Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi pengamatan lapangan
atau Inspeksi Sanitasi (IS) atau Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan pengambilan
sampel.Cakupan masyarakat Kota Padang yang mengakses air minum berkualitas tahun 2021
adalah sebanyak 94,4 %, seperti terlihat pada grafik dibawah ini :
110
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 46
Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan
Grafik 7.45 Terhadap Air Minum
Berkualitas (Layak)di Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas terlihat bahwa akses air minum yang layak di Kota Padang adalah
94,4 %, jika dibandingkan dengan target masih ada kesenjangan 5,4% lagi. Permasalahan
masyarakat yang belum akses adalah pada sarana yang digunakan yang belum memenuhi
syarat, perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat dalam penyediaan air minum .
Dari hasil IKL yang dilaksanakan setelah dinilai terdapat hasil yang menyatakan nilai
sedang dan rendah. Air ini di periksa kualitas nya ke laboratorium dengan hasil sebagai
berikut:
111
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 47
Persentase Kualitas Air Masyarakatdi Kota Padang Tahun 2021
Dari grafik diatas diketahui bahwa hanya 72,7 % kualitas air minum yang memenuhi
syarat kesehatan, dari target yang ditetapkan sebanyak 78% masih terdapat kesenjangan
sebanyak 5.3% lagi yang belum memenuhi syarat kesehatan. Penyebab kualitas air minum
belum memenuhi syarat adalah masih adanya beberapa sarana yang berada dilokasi
pencemaran seperti tempat penampungan sampah sementara, sarana air minum yang tidak
dijaga kebersihannya dan perilaku penggunaan sarana yang belum saniter. Upaya pembinaan
dan pengawasan perlu ditingkatkan terus untuk mencapai kualitas air minum dalam kondisi
yang memenuhi syarat.
c. Penyelenggaraan STBM
Kelurahan yang melaksanakan STBM adalah minimal dimana dikelurahan tersebut
sudah dilaksanakan kegiatan pemicuan, sedangkan kelurahan ODF adalah di kelurahan
tersebut sudah seluruh warganya berperilaku tidak buang air besar di sembarangan tempat.
Adapun tujuan penyelenggaraan Program STBM adalah untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Perioritas yang menjadi perhatian utama dikenal dengan
istilah 5 pilar STBM yaitu : 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), 2. Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS), 3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, 4.
Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
112
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kegiatan pemicuan merupakan salah satu cara untuk membuat masyarakat menjadi
tahu tentang kebaikan dan keburukan dari akses jamban sehat. Setelah masyarakat
mengetahui diharapkan masyarakat tersebut mau untuk merubah perilakunya kearah yang
disarankan sehingga hasil akhirnya masyarakat akan mampu untuk Buang Air Besar
ditempatnya bahkan masyarakat dharapakan secara mandiri untuk membangun jamban sehat
tersebut. Sehingga harapan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dapat diwujudkan. Dengan pemicuan diharapkan
masyarakat akses terhadap jamban sehat dan tidak buang air besar di tempat terbuka .
Pelaksanaan kegiatan pemicuan harus segera dimulai setelah dilakukan pemetaan
sarana sanitasi awal dan perilaku Buang Air Besar masyarakat pada tahap kegiatan
identifikasi masalah dan analisis situasi. Sasaran kegiatan pemicuan adalah masyarakat yang
masih buang air besar sembarangan (BABS) seperti di kolam, sungai, kebun, bahkan ke
pantai .
Sampai dengan Akhir 2021 capaian masyarakat yang akses jamban sehat adalah 100%.
Data akses jamban sehat per puskesmas di Kota Padang dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7. 48
Persentase Kelurahan yang Akses Jamban Sehat di Kota Padang Tahun 2021
113
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 49
Persentase Penduduk yang Melaksanakan CTPS di Kota Padang Tahun 2021
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa capaian CTPS masyarakat Kota Padang
adalah 92,6 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kota Padang sudah
semakin baik perilakunya untuk upaya melaksanakan perilaku cuci tangan pakai sabun.
d. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Kegiatan yang dilaksanakan pada Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
adalah Survei Perumahan dan Lingkungan(SPL). Kegiatan ini di laksanakan di seluruh
Puskesmas di Kota Padang. Target SPL yang dilakukan adalah 100 % dari target perumahan
dalam tahun berjalan. Jumlah rumah adalah 181.295 buah,target SPL adalah 20% dari jumlah
rumah seluruhnya (36.259) dan rumah yang memenuhi syarat 80 %.
Item pemeriksaan minimal yang dilakukan dalam melaksanakan SPL ini adalah
sumber air bersih, jamban keluarga, ventilasi, pengelolaan sampah, pencahayaan, dan
pengelolaan limbah rumah, selengkapnya dapat diihat pada grafik di bawah ini :
114
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 50
Persentase Rumah yang Memenuhi Syarat Di Kota Padang Tahun 2021
Persentase memenuhi syarat tertinggi terletak di Puskesmas Alai dan terendah adaah
Puskesmas Lubuk Buaya. Jika dibandingkan dengan Target 98 capaian 80,1% terdapat
kesenjangan 17,9%. Masih rendahnya cakupan rumah sehat dipengaruhi oleh masih
banyaknya rumah yang belum mempunyai jamban sehat, saluran pembuangan air limbah dan
pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat.
e. Sarana Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Didalam kegiatan penyehatan lingkungandilaksanakan juga pengawasan terhadap
sarana pembuangan air limbah rumah tangga masyarakat. Sistem saluran pembuangan air
limbah yang memenuhi syarat akan memberi pengaruh positif terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.Dan hal ini akan mencerminkan tingginya kualitas sanitasi lingkungan
pemukiman dan perumahan.
Sebaliknya buruknya kualitas sanitasi akan tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage system). Pegolahan
air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah
tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar
terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian,
115
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air
limbah perlu dibuang.
Untuk tahun 2021 ini diketahui bahwa jumlah rumah tangga yang mempunyaisistem
pengolahan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat baru sebanyak80 %.
Kriteria memenuhi syarat disini adalah SPAL dengan riol tertutup, air dalam riol tidak
tergenang, aliran airnya lancar, tidak ada sampah/gulma dalam riol dan mempunyai septik
tank. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 7. 51
Persentase Pengelolaan Air Limbah yang Memenuhi Syarat
di Kota Padang Tahun 2021
116
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik diatas terlihat bahwa Puskesmas Lubuk Begalung mempunyai persentase
tertinggi dalam pengelolaan sampah yang memenuhi syarat dan terendah terdapat pada
PuskesmasPauh. Pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak memenuhi syarat ini
disebabkan masih banyaknya masyarakat yang melakukan pemusnahan sampah dengan cara
dibakar, bahkan dibuang di sungai dan membuang sampah sembarang tempat.
g. Pengelolaan Sampah Medis
Volume sampah pada masa pandemi covid ini lebih banyak dari biasanya karena
adanya APD petugas dan masyarakat berupa masker, hanskund, baju hansmas dan lainnya.
Pengelolan Sampah medis DKK Padang bekerjasama dengan pihak ke tiga PT ArthamaIndah
Sentosa. Volume sampah selama tahun 2021 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
117
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 9
Data Sampah Medis Puskesmas di Kota Padang Tahun 2021
No Puskemas Rupiah Kg
1 Bungus 15.741.000 833
2 Rawang 8.462.000 451
3 Pemancungan 8.972.500 475
4 Pegambiran 12.400.000 665
5 Seberang Padang 7.828.000 424
6 Lubuk Begalung 18.658.000 994
7 Lubuk Kilangan 13.334.000 722
8 Padang Pasir 20.211.000 1.073
9 Ulak Karang 10.663.500 563
10 Air Tawar 10.455.000 555
11 Alai 11.626.000 613
12 Lapai 9.181.500 492
13 Ambacang 16.833.500 913
14 Kuranji 8.495.500 454
15 Andalas 26.230.500 1.399
16 Pauh 22.275.500 1.194
17 Dadok Tunggul Hitam 9.097.000 486
18 Ikur Koto 6.611.500 362
19 Belimbing 12.258.000 654
20 Lubuk Buaya 24.455.000 1.285
21 Air Dingin 18.431.500 977
22 Nanggalo 10.287.500 555
23 Anak Air 8.970.500 474
PADANG 311.478.500 16.613
Selama tahun 2021 telah dimusnahkan sebanyak 16.613 kg sampah medis yang
berasal dari seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas baik sampah medis non covid
dan covid 19. Jenis sampah medis terbanyak adalah jarum suntik bekas pakai baik dari
imunisasi rutin maupundari pelayanan BP, KIA dan IGD Puskesmas.
h. Kegiatan terkait Lintas Sektor
Disamping kegiatan rutin program kesehatan lingkungan yang sudah mempunyai
indikator, seksi Kesling Kesjaor juga melaksanakan kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan tambahan yang berintegrasi dengan lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan –
kegiatan lintas sektor tersebut adalah :
Forum Kota Sehat (FKS) merupakan organisasi kemasyarakatan yang membantu
pelaksanaan kegiatan kesehatan di Kota Padang. Sekretariatnya terletak di Jalan Raya
Andalas Padang. Pembina Forum Kota Sehat terdiri dari SKPD terkait diantaranya Bappeda,
Dinas Kesehatan, Dinas lingkungan hidup dan lainnya.
118
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tahun 2019 Kota Padang tidak mendapatkan penghargaan Kota sehat yang
disebabkan karena ketidak siapan Forum Kota Sehat dalam melengkapi data dasar sesuai
permintaan tim penilai. Hal itu disebabkan permasalahan interen Forum dan juga oleh SKPD
terkait yang tidak melengkapi dengan cepat data yang dikumpulkan oleh Forum Kota sehat.
Penilaian tahap berikutnya tahun 2021 Kota Padang harus merebut kembali
penghargaan Swasti Saba Wistara ke 5. Perlu menjadi catatan bagi Pemko Padang bahwa
persyaratan penilaian Kota Sehat berikutnya adalah 100 % warga Kota Padang harus sudah
akses Jamban Sehat.
Lintas sektor lainnya terkait kegiatan Dinas Kesehatan adalah Bappeda, Dinas Perkim,
DLH, Bagian Pembngunan, DPMPTSP, DPA3P2KB,PUPR da lainnya.
i. Pembinaan Kesehatan Kerja dan Olahraga
1) Kesehatan Kerja
Sasaran upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal dan informal.
Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat menciptakan pekerja sehat, bugar dan
produktif, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak
terhadap pengurangan kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta berdaya
ungkit terhadap penurunan IMR dan MMR. Begitu pula terhadap pekerja perempuan
dengan adanya upaya kesehata kerja dan olahraga akan menciptakan pekerja wanita yang
sehat, bugar dan produktif sehingga akan berdampak peningkatan kualitas kesehatan
pekerja perempuan, bagi pekerja perempuan yang hamil dan mempunyai anak dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya yang berdampak terhadap menurunnya angka
kematian ibu dan balita.
Pembinaan terhadap kesehatan pekerja dapat dilaksanakan pada Pos Upaya
Kesehatan Kerja. Kegiatan yang dilaksanakan di Pos UKK adalah Promotif dan Preventif.
Pada tahun 2021 masing-masing Puskesmas ditargetkan untuk memiliki minimal 3 Pos
UKK . Capaian Pos UKK di Kota Padang adalah 68 buah. Target Puskesmas adalah 69
buah, ada kesenjangan sebanyak 1 buah. Puskesamas yang belum memiliki Pos UKK
adaah Lubuk Begalung.
119
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 10
Data Pos UKK Dinas Kesehatan Kota Padan Tahun 2021
No Puskesmas Jumlah
1 Padang Pasir 7
2 Ulak Karang 6
3 Alai 3
4 Air Tawar 4
5 Andalas 2
6 Rawang 6
7 Seberang Padang 1
8 Pemancungan 8
9 Nanggalo 3
10 Lapai 1
11 Lubuk Begalung 0
12 Pegambiran 1
13 Kuranji 1
14 Ambacang 2
15 Belimbing 0
16 Pauh 2
17 Lubuk Buaya 4
18 Air Dingin 3
19 Anak Air 0
20 Dadok 6
21 KPIK 1
22 Lubuk Kilangan 3
23 Bungus 4
PADANG 68
Tahun 2021 taget pembentukan POS UKK per puskesmas ditambah satu menjadi
empat. Puskesmas yang belum sama sekali membentuk Pos UKK pada tahun sebelumnya
diharapkan tahun 2021 mentargetkan membentuk POS UKK 4 per Puskesmas sedang
yang sudah membentuk agar melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan.
Selama tahun 2021 ada 35320 orang pekerja yang mendapat pelayanan di Puskesmas
se Kota Padang. Data dibawah ini menggambarkan kondisi kesehatan pekerja di Kota
Padang.
120
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 11
Data Kesehatan Kerja pada Pekerja di Kota Padang Tahun 2020
Kasus Kasus Kasus Kasus
Pekerja Penyakit diduga penyakit kecelakaa
No Puskesmas sakit yang umum penyakit akibat n akibat
dilayani pada akibat kerja pada kerja pada
pekerja kerja pekerja pekerja
1 Bungus 518 197 76 34 23
2 Lubuk Kilangan 2731 2581 48 46 30
3 Lubuk Begalung 7818 7731 305 487 0
4 Pegambiran 30 21 7 1 0
5 Seberang Padang 1277 917 153 56 8
6 Pemancungan 1223 1223 73 15 11
7 Rawang 5301 5135 154 11 0
8 Andalas 2019 1941 99 181 24
9 Padang Pasir 640 640 2 0 0
10 Ulak Karang 2073 2027 6 9 31
11 Air Tawar 3605 3058 333 139 75
12 Alai 5956 5666 216 78 6
13 Nanggalo 1715 1131 293 146 8
14 Lapai 0 0 0 0 0
15 Belimbing 55 35 31 25 5
16 Kuranji 781 781 22 2 6
17 Ambacang 28 28 8 1 0
18 Pauh 287 251 35 1 0
19 Air Dingin 1404 1342 47 13 2
20 Lubuk Buaya 65 35 13 2 2
21 Ikur Koto 189 164 10 4 4
22 Anak Air 484 245 130 109 0
23 Dadok Th 1100 937 100 45 18
Jumlah 39299 36086 2161 1405 253
Penyakit Akibat
Kerja 3,58
Dari 39299 pekerja yang mendapat pelayanan di Pukesmas se Kota Padang terdapat
36086 kasus penyakit umum pada pekerja, kasus penyakit akibat kerja, 2161 kasus
kecelakaan akibat kerja 1405 dan kasus diduga penyakit akibat kerja 253. Persentase
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah 3,58 % , Hal positif masih dibawah target yang
ditetapkan di Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu 15 %.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit akibat kerja
adalah antara lain selalu memakai alat pelindung diri, bekerja sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP), selalu sehat dan bugar dalam bekerja.
121
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
sebesar 75%. Hal ini karena pada minggu ke 13 adanya peralihan / update system SKDR
yang lama ke yang baru sehingga data yang masuk pada minggu 1 sampai minggu ke 12
tidak bisa ditampilkan pada aplikasi SKDR yang baru, dari 75% ketepatan Puskesmas Kota
Padang dalam mengirim SMS SKDR, Puskesmas yang terendah adalah Puskesmas Alai
(48%). Ketepatan puskesmas dalam megirimkan laporan ke sistem Gateway SKDR sudah
patuh namun saat penyelesaian verifikasi alert belum semua di verifikasi dari 198 kasus
yang harus segera di verifikasi ada 2 kasus yang belum diverifikasi yaitu Gigitan Hewan
Penular Rabies yaitu minggu pada minggu ke 20 dan minggu 48. Sebaran kasus yang
diverikasi terbanyak adalah Puskesmas Belimbing 12 kasus.
2) Penemuan Kasus PD3I
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi(PD3I) seperti Difteri, Tetanus,
Campak, Polio, Hepatitis type B, Pertusis (batuk 100 hari) dan TBC dapat meningkatkan
angka kesakitan, kecacatan bahkan kematian. Salah satu upaya pencegahan yang
menyeluruh dan dapat dilakukan hanya dengan pemberian imunisasi. Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi hanya bisa berhasil jika cakupan imunisasi di kelurahan (UCI)
mencapai diatas 80 % sasaran. Keberhasilan ini akan dapat memberikan gambaran status
kelangsungan hidup yang dapat memberikan gambaran keberhasilan pembangunan
kesehatan kedepan terhadap kelangsungan hidup anak / generasi yang akan datang.
Penyakit PD3I bersifat sangat menular sehingga apabila tidak dilakukan tatalaksana yang
tepat dapat mengakibatkan Kejadian Luar Biasapenyakit PD3I. Adapun kasus PD3I yang
ditemukan di Kota Padang tahun 2021 adalah :
a) Acute Flaccid Paralysis (AFP)
AFP adalah penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh
virus polio. Secara klinis penyakit polio menyerang anak di bawah umur 15 tahun
yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP). Penyebaran penyakit
adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai
dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.
Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera
ditangani.Pencegahan terbaik penularan penyakit ini adalah dengan melakukan
Imunisasi Polio. Berikut ini tren Penemuan Kasus AFP di Kota Padang sejak tahun
2017– 2021 :
123
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 53
Penemuan Kasus AFP Dan Dikirim Spesimennya Kota Padang Tahun 2017 sd 2021
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia
luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7
Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut
sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari
2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi
penyebaran antar negara.
Tanggal 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus
pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Sejak kasus pertama diumumkan,
penambahan kasus positif terus terjadi dan meningkat.
Kasus terkonfirmasi Covid-19 pertama kali ditemukan di Kota Padang pada tanggal
27 maret 2020, dari seorang pria yang baru kembali melakukan perjalanan dari Jakarta,
sampai 2 minggu berikutnya tidak terjadi penambahan kasus yang berarti, namun
memasuki awal minggu ketiga terjadi penambahan kasus positif yang banyak setiap
harinya sampai pada pertengahan bulan juni. Pada saat ini ada dua kluster besar yang
teriidentifikasi yaitu kluster Pasar Raya dan kluster Pegambiran. Penularan yang awal nya
dari kasus impor dan dengan teridentifikasinya beberapa kluster penularan sudah terjadi
secara lokal.
Pertengahan juni sampai akhir bulan Agustus kasus covid dapat di kendalikan dengan
angka temuan kasus rata-rata perminggu kurang dari 10 kasus dan angka kesembuhan
mencapai 90 persen.
125
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Pada tahun 2020 puncaknya terjadi kasus terkonfirmasi positif pada bulan oktober
dengan rata-rata 150 kasus baru perhari. Dan angka kesembuhan dibawah 50% serta angka
kematian mencapai 3%. Pada bulan November kasus terkonfirmasi poisitif bisa kembali
dikendalikan dan angka kesembuhan meningkat rata-rata diatas 80%.
Pada awal tahun sampai bulan Juni 2021 kasus komfirmasi positif bisa kembali di
kendalikan dengan angka kesembuhan rata-rata 95% dan kematian sebesar 2%. Kemudian
pada bulan Juli muncul varian baru dari Covid-19 yaitu varian delta. Virus varian Delta
diketahui lebih mudah dan cepat menular daripada varian virus Corona lainnya. Riset
sejauh ini menyebutkan bahwa Covid-19 varian Delta memiliki tingkat penularan lebih
tinggi hingga 40 persen dibandingkan virus Corona varian Alpha. Virus varian Delta
memiliki tingkat keparahan/ kefatalan yang lebih tinggi. Cukup banyak pasien positif
Covid-19 varian Delta yang membutuhkan perawatan di rumah sakit daripada pasien
Covid-19 varian lain. Varian Delta diketahui dapat menimbulkan komplikasi yang lebih
parah pada pasien lansia atau yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, seperti
diabetes, hipertensi, atau asma. Varian baru ini juga lebih mudah menginfeksi anak-anak,
remaja, dan orang dewasa di bawah usia 50 tahun.
Pada bulan Juli 2021 gelombang kedua covid 19 kembali terjadi. Hal ini di tandainya
dengan terjadi lonjakan kasus covid 19 yang sangat tajam. Kasus positif komfirmasi
mencapai rata-rata 400 perhari dengan angka kesembuhan 84% dan 1,8% angka kematian.
Gelombang kedua dari covid 19 varian delta berlangsung sampai bulan Agustus kemudian
mulai terkendali pada bulan September dan melandai sampai pada akhirnya bulan
Desember tepatnya pada tanggal 24 Desember 2021 kota Padang zero case. Untuk pertama
kali dari tahun 2020 semenjak timbulnya pandemi Covid-19, sisa kasus Covid-19 di Kota
Padang 0 (nol) kasus. Gambaran harian terkonfirmasi positif, sembuh dan meninggal sejak
awal kasus ditemukan dikota Padang sampai akhir Desember 2021 dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.
126
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 54
Gambaran Harian Covid 19 Terkonfirmasi Positif, Sembuh Dan Meninggal
Kondisi Covid-19 per 31 Desember 2021 untuk data Konfirmasi positif sebanyak
29.797 Orang, sembuh sebanyak 29.899 Orang ( RR : 100,3% ), meninggal sebanyak 299
Orang (CFR : 1,3% ). Sedangkan zona Daerah Kuning (resiko rendah : 2,44)
Grafik 7. 55
Sebaran Kasus Covid-19 Perkecamatan Di Kota Padang Per 31 Desember 2021
Kecamatan Koto Tangah menduduki urutan pertama dari jumlah kasus terkonfirmasi
positif, diikuti oleh Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Lubuk
Begalung sedangkan yang paling rendah kasus terkonfirmasi Covid-19 adalah kecamatan
Bungus dengan jumlah kasus 185 orang.
c. Analisis Epidemiologi COVID-19
Kelompok umur yang paling banyak terkonfirmasi positif berada pada kelompok
umur >31–45 tahun. Hal ini mengambarkan bahwa kelompok yang banyak terkonfirmasi
berada pada kelompok usia produktif dimana mobilisasi orang pada kelompok ini tinggi.
127
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Sedangkan pada kelompok anak-anak dan lansia lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kelompok usia produktif.Jenis pekerjaan yang banyak terkonfirmasi positif (30,8%) adalah
jenis pekerjaan yang tidak bekerja dan pensiunan). Hal ibi dapat diartikan bahwa penularan
covid-19 tidak saja terjadi di luar rumah karena mobilitas yang tinggi tapi sudah terjadi
penularan dalam keluarga.
Grafik 7. 56
Konfirmasi Covid 19 Menurut Kelompok Umur Tahun 2021
Berdasarkan tindakan yang diberikan pada terkomfirmasi positif covid 83,9% kasus
yang terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri, 4% dirawat di Rumah Sakit dan
12,1% diisolasi di Karantina. Artinya sebagian besar kasus 83,9% adalah tanpa gejala dan
bergejala ringan sehingga tidak membutuhkan rawatan di rumah sakit.
Jumlah kematian karena covid 19 pada tahun 2021 sebanyak 299 orang, dengan
rincian 164 orang laki-laki dan 135 orang perempuan dengan kelompok umur terbanyak
pada kelompok umur diatas 60 tahun dan usia >46-59 tahun. Ini mengambarkan bahwa
resiko kematian lebih tinggi pada usia diatas 46 tahun. Semua kasus kematian disertai
dengan penyakit penyerta (komorbid ) yang sudah ada sebelumnya. Jenis penyakit yang
menjadi komorbid diantaranya Diabetes melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung, gagal ginjal,
Stroke, PPOK, Keganasan / kanker, penyakit pembuluh darah dan lain-lain.
Pada kelompok anak usia ≤5 tahun dan >6-17 tahun tidak ada kematian dengan
kesembuhan 100%, kelompok umur >30-45 tahun persentase kematian 0,04% dan
kesembuhan 99,9%, sedangkan untuk usia lebih dari 59 tahun angka kematiannya paling
tinggi dengan FR 5,9%, dan angka kesembuhan paling rendah yaitu 94,1%. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi usia terkonfirmasi positif maka semakin tinggi resiko
kematian, begitu sebaliknya semakin muda terkonfirmasi positif maka semakin baik
kesembuhannya.
128
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
d. Program Imunisasi
Salah satu upaya preventif dalam mencegah terjadinya penyakit menular adalah
pemberian imunisasi. Di Indonesia, imunisasi diberikan kepada bayi (imunisasi dasar),
anak usia < 24 bulan (imunisasi ulangan), anak sekolah dasar dan wanita usia subur.
Imunisasi pada bayi merupakan imunisasi dasar yang terdiri atas hepatitis 0 : 1 kali, BCG
1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali serta campak 1 kali. Bayi yang telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap diharapkan mempunyai antibodi yang cukup sehingga terhindar
dari infeksi PD3I. Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak
sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi BCG, imunisasi DPT-
HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi IPV dan imunisasi MR., sedngkan Imunisasi Lanjutan
Campak Rubela dan TD diberikan pada Kelas 1 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, dan
Imunisasi Tetanus Difteri (Td) pada kelas 2 dan 5 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
1) Imunisasi Dasar/Imunisasi Rutin Lengkap
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap
menjadi imunisasi rutin lengkap, yang terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi
dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan yang optimal.
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap,
bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan
diberikan BCG dan Polio 1, usia 2 bulan diberikan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, usia 3
bulan diberikan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3, usia 4 bulan diberikan DPT-HB-Hib 3, Polio
4 dan IPV atau Polio suntik, dan usia 9 bulan diberikan Campak atau MR. Untuk imunisasi
lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib
dan Campak/MR.
a) Kontak Pertama
Imunisasi kontak pertama adalah pemberian imunisasi pada bayi yang pertama kali
kontak dengan petugas dan antigen yang diberikan adalah : HB0 untuk bayi baru
lahir dengan dosis 0,5 ml, , untuk bayi berusia 4 minggu diberikan suntikan BCG
dengan dosis 0,05 ml serta dua tetes dosis Polio I. Target kontak pertama untuk Kota
Padang adalah 95% dari sasaran bayi baru lahir. Pada tahun 2021 capaian HB0 Kota
Padang mencapai 87,1% dengan Puskesmas yang mencapai target adalah Puskesmas
129
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
130
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 57
Capaian Imunisasi Rutin pada Bayi Kontak Lengkap Di Kota Padang Tahun 2021
131
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 58
Perbandingan Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Puskesmas Di Kota Padang Tahun
2020-2021
d) Kelurahan UCI
Tujuan pemberian imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat PD3I. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan strategi
operasional yang tertuang dalam target kegiatan seperti; target UCI yaitu cakupan
IDL minimal 80% anak yang akan berusia 1 tahun (0-11 bulan) telah mendapat
imunisasi dasar lengkap secara merata di seluruh desa/ Kelurahan. Pencapaian
Kelurahan UCI di Kota Padang Tahun 2021 sebesar 48,1% (50 kelurahan UCI),
jauh lebih rendah dari target yang ditetapkan (80% dari 104 kelurahan) .Rendahnya
cakupan imunisasi harus diwaspadai masa yang akan datang terjadi kejadian luar
biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2) Imunisasi Lanjutan
Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan imunisasi
dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah. Bila tingkat kekebalan
masyarakat tinggi, maka yang akan terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan
imunisasi tetapi juga seluruh masyarakat. Imunitas anak akan berkurang seiring dengan
waktu, sehingga perlu diberi imunisasi lanjutan. Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua
tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1
SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5
SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
a) Imunisasi DPT/HB-Hib Lanjutan
132
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tahun 2021 capaian DPT/HB-Hib dan MR Kota Padang jauh dari target. Capaian
DPT/HB-Hib (39,2%) dan capaian MR Kota Padang (38,6%). Berikut capaian
masing-masing Puskesmas :
Grafik 7. 59
Cakupan Imunisasi Lanjutan DPT-Hb-HIb dan MR22 Pada Anak Usia di Bawah Dua
Tahun di Kota Padang Tahun 2021
133
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 60
Capaian Imunisasi T2+ Bumil di Kota Padang Tahun 2021
4) Vaksinasi Covid 19
Pada tanggal 15 Januari 2021 dilaksanakan launching Vaksinasi Covid 19 di
Puskesmas Padang Pasir. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Presiden RI
Nomor 99 tahun 2020 tanggal 5 Oktober 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Covid 19 dalam rangka penanggulangan pandemi Covid 19 yang bertujuan
untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencapai Herd Imunity di Kota Padang. Sasaran
dari vaksinasi covid 19 sebanyak 814.945 orang dengan rincian SDM kesehatan 9.128
orang, lansia 73.589 orang, petugas publik 110.167 orang, masyarakat umum dan rentan
445.505 orang, remaja 88.226 orang serta anak usia 6-11 tahun 88.330 orang. Vaksinator
yang ditugaskan berjumlah 722 orang.
Capaian Vaksinasi Covid 19 th 2021 berdasarkan NIK di Kota Padang untuk dosis 1
sebanyak 78,46%, dosis 2 sebanyak 56,87% dan dosis 3 (booster) sebanyak 1,16 %.
Terdapat 251.995 orang vaksinasi dari NIK luar Kota Padang 146.014 untuk dosis 1,
103.220 dosis 2 dan 2761 dosis 3. Sampai dengan 31 Desember 2021 kelompok usia 18-
30 th paling banyak mendapat vaksinasi covid 19 di Kota Padang yaitu 35 % diikuti oleh
kelompok usia 31-45 tahun sebanyak 25%, kelompok umur 46-59 tahun sebanyak 17%,
kelompok umur <18 tahun sebanyak 17% dan terakhir kelompok umur >60 tahun
sebanyak 6 %, sedangkan jenis kelamin yang lebih banyak mendapatkan vaksinasi covid
19 adalah perempuan sebanyak 53%.
Terdapat 8 kasus KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) serius dan 38 kasus KIPI
non serius. Semua kasus mendapat penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan.
134
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
135
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 terjadi penurunan penemuan
suspect TB dan penemuan kasus TB. Hal ini dikarenakan dampak dari pandemi covid 19.
136
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Penjaringan kasus secara aktif dan massif hanya dalam pelayanan namun terbatas untuk
aktivitas di masyarakat. Strategi yang dilakukan pada tahun 2021 yaitu puskesmas mulai aktif
ke masyarakat, dengan melakukan perkesmas dan investigasi kontak namun tetap dengan
protokol kesehatan. Disamping itu dilakukan juga penelusuran kasus TB di rumah sakit oleh
TO PPM yang ditugaskan kementerian kesehatan pada triwulan IV tahun 2021. Dari hasil
turun didapatkan penambahan penemuan kasus yang tidak terlaporkan ke SITB (Sistem
Informasi TB) sehingga peningkatkan capaian terduga dan kasus TB di tahun 2021.
Program TB menjadi Indikator SPM Bidang Kesehatan yaitu orang terduga TBC
mendapatkan pelayanan sesuai standar. Cakupan penemuan suspect TB tahun 2021 adalah
16.204 orang dan yang dilayani sesuai standar sebanyak 92,5%. Program TB merupakan
program prioritas, sehingga perlu mendapat perhatian khusus bagi pemerintah baik pusat
maupun daerah karena suspect atau terduga TB menjadi indikator Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan. Penemuan Suspect TB dari Puskesmas berkisar 65-70%,
sedangkan di rumah sakit sekitar 30-35%. Hal ini karena kasus yang datang ke rumah sakit
sudah merupakan rujukan dari FKTP sehingga besar kemungkinan terdiagnosa TB. Oleh
karena rumah sakit tidak punya wilayah kerja, sehingga mempengaruhi capaian puskesmas
menjadi rendah. Namun untuk Kota Padang rumah sakit memberi kontribusi besar dalam
mencapai target program.
Penyakit TB terdiagnosa melalui pemeriksaan BTA+ dengan mikroskopis atau dengan
Tes Cepat Molekuler (TCM). Namun pada saat ini kasus TB lainnya di luar Paru juga
semakin meningkat. Hal ini karena layanan rumah sakit dan dokter menemukan kasus TB dari
gambaran radiologi, TB kelenjer, TB Ektra paru lainnya dan TB pada anak-anak.
Grafik 7. 62
Angka CDR TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2021
137
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
CDR adalah kasus TB yang ditemukan dan terdiagnosa dibandingkan dengan estimasi
kasus TB yang diperkirakan. Estimasi kasus TB Kota Padang dari Kementerian Kesehatan
adalah 5205. Kasus yang terdeteksi sebanyak 2488 orang. Jadi capaian CDR Kota Padang
47,8%.
Pengobatan pasien TB dipantau selama pengobatan, dan dievaluasi pada akhir
pengobatan setelah 6 bulan minum obat. Keberhasilan pengobatan pasien TB dinilai dalam 1
tahun. Jadi keberhasilan pengobatan TB tahun 2021 adalah evaluasi penobatan kasus TB
tahun 2020. Berikut hasil evaluasi keberhasilan pengobatan (success rate) pasien TB Kota
Padang tahun 2021.
Grafik 7. 63
Sukses Rate Program TB Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2021
Evaluasi keberhasilan pengobatan TB tahun 2021 yang dinilai adalah pengobatan kasus
TB tahun 2020 yaitu 90.2%. Keberhasilan pengobatan pasien TB terdiri dari pasien yang
sembuh dari awal pemeriksaan BTA positif menjadi negatif, pasien dengan pengobatan
lengkap untuk kasus TB selain BTA positif, pasien yang drop out dan tidak mau lagi minum
obat, pasien yang gagal, pengobatannya tidak tuntas, pasien yang pindah, pasien yang
meninggal.
Kasus TB MDR (Muti Drug Resisten) pada tahun 2021 berjumlah 22 kasus yang terdiri
dari 12 orang kasus baru, 6 orang kasus kambuh, 3 orang tidak diketahui sebelumnya dan 1
orang kasus gagal kategori I. Kasus TB MDR disebabkan pasien yang DO dan gagal
pengobatan, sehingga tidak cocok lagi dengan beberapa obat dan perlu pengobatan khusus
dengan pengawasan petugas kesehatan. Lama pengobatan pada awalnya adalah 2 tahun,
namun saat ini pengobatannnya sudah kurang dari 1 tahun. Dari 22 kasus tersebut 3 orang
lambat mengakses layanan kesehatan meninggal dunia dan 19 orang masih dalam pengobatan.
138
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Pada tahun 2021 total orang yang dilakukan tes HIV adalah 20.507 orang. Tes HIV sudah
bisa dilakukan disemua Puskesmas Kota Padang. Untuk layanan yang menjadi rujukan
pengobatan adalah RSUP M Djamil, RS Yos Sudarso, Puskesmas Bungus, Puskesmas
Seberang Padang, Puskesmas Andalas, Puskesmas Pauh dan Puskesmas Lubuk Buaya.
Pada tahun 2021 target capaian SPM Orang Resiko Tinggi HIV Mendapatkan Pelayanan
Sesuai Standar adalah 20.500 dengan jumlah pasien yang dilayanai sesuai standar sebanyak
20.507 (100%). Penemuan kasus HIV di Kota Padang tahun 2021 adalah 227 orang. Jumlah
139
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kasus HIV yang sudah jatuh ke stadium AIDS tahun 2021 adalah 19 orang. Hal ini bisa saja
karena terlambat melakukan testing ke layanan kesehatan atau tidak patuh minum obat
sehingga kadar virus dalam tubuh semakin banyak. Faktor resiko AIDS tahun 2021 adalah
kelompok LSLdan Pria Pekerja Sex (PPS), umur 20-29 tahun dan jenis kelamin laki-laki.
Grafik 7. 65
Perkembangan ODHA di Kota Padang Tahun 2019-2021
Jumlah total ODHA yang memulai ARV di faskes Kota Padang sampai tahun 2021
sebanyak 2.422 orang. ODHA patuh ARV meningkat tiap tahunnya di Kota Padang dari 832
orang (45,3%) tahun 2020 menjadi 922 orang (47,3%) tahun 2021. Namun yang LFU atau
tidak patuh juga meningkat menjadi 576 dengan persentase 27,6%. Disamping itu ada rujuk
keluar 19,5% dan yang meninggal dunia berjumlah 337 orang (5,6%). ODHA yang meninggal
dunia karena sudah masuk stadium 4 dan sudah terjadi infeksi yang menyerang organ tubuh
lainnya.
7.3.2.3 Pencegahan dan Pengendalian DBD
Kota Padang merupakan daerah yang endemis terhadap penyakit DBD karena dari 104
kelurahan semuanya sudah ada kasus DBD. Data kasus DBD berasal dari puskesmas dan
rumah sakit Kota Padang. Berikut gambaran dan perkembangan kasus DBD 5 tahun 2015-
2019 dapat dilihat pada tabelberikut.
Tabel 7. 12
Gambaran Kasus DBD Kota Padang Tahun 2017-2021
Data 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah penderita 608 699 430 292 366
Jumlah kematian 4 3 0 1 2
Incidence rate 65,5 74,4 45,2 30,3 37,2
Case fatality rate 0,6 0,4 0 0,3 0,5
140
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kasus DBD berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh iklim dan perilaku masyarakat serta kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan. Target IR DBD Nasional adalah 49%. Kota Padang sudah pernah
mencapai IR DBD 45,2% tahun 2019 maka target IR DBD tahun 2021 adalah 45%. Begitu
juga dengan capaian CFR <1% Kota Padang juga sudah tercapai dengan angka kematian 2
orang dengan CFR 0,5%. Untuk penanganan kasus sudah dilakukan 100% sebanyak 366
kasus DBD tahun 2021.
Grafik 7. 66
Kasus DBD per Bulan Di Kota Padang Tahun 2017 – 2021
Grafik 7. 67
Kasus dan Insiden Rate DBD Kota Padang Per Kecamatan Tahun 2021
mengeluarkan kebijakan terhadap penyakit DBD yaitu Surat Edaran Walikota Padang No
443/01.98/DKK/2017 tentang Edaran pencegahan kasus DBD dan Peraturan Walikota Padang
Nomor 46 tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan DBD. Disamping itu
dibentuk juga bundo peduli jentik di kelurahan dan tim serdadu jentik pada anak
sekolah.Inovasi juga dilakukan yaitu SERBU DBD (Serdadu dan Bundo Peduli DBD). Kota
Padang membuat SK Walikota tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik sesuai dengan surat
yang disampaikan Kementerian Kesehatan ke daerah. Tujuannya adalah agar setiap pemilik
rumah bertanggung jawab memantau jentik di rumahnya, sedangkan kader atau bundo hanya
memonito dan memantau pelaksanaannya saja.
7.3.2.4 Pencegahan dan Pengendalian Rabies
Kasus HPR dan yang di VAR dari tahun ke tahun fluktuatif. Dalam GHPR (Gigitan
Hewan Penular Rabies) yang penting adalah tatalaksana kasus, dimana semua kasus gigitan
dilakukan pencucian luka 100%. Tahun 2021 jumlah kasus gigitan HPR sebanyak 309 kasus
dengan pemberian VAR sebanyak 144 kasus. Kasus gigitan HPR terbanyak berasal dari
kucing 67% diikuti gigitan dari anjing 30% dan kera 3%.
7.3.2.5 Pencegahan dan Pengendalian ISPA
Pneumonia merupakan penyakit menular langsung pada saluran pernapasan atas yang
terdiri dari pnemonia dan bukan pnemonia.Penanganan kasus Pneumonia dan ISPA di
Puskesmas disesuaikan dengan protap atau Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan
yang sudah baku dan rasional.
Target penemuan pneumonia balita tahun 2021 adalah 65%. Tahun 2020 kunjungan
dengan pneumonia balita sangat sedikit sekali, karena yang gejala batuk dan demam masuk
suspect covid 19, begitupun tahun 2021.
Seseorang dikatakan pneumonia pada bayi adalah jika ada demam, nafas cepat pada bayi
0-2 bulan hitung nafas >60kali/menit, pada bayi 2-12 bulan frekwensi nafas >50 kali/menit,
dan pada anak usia 1-5 tahun frekwensi nafas >40 kali/menit. Jika nafas sesak disertai dengan
tarikan dinding dada ke dalam maka masuk ke dalam kategori pneumonia berat dan di rujuk
ke rumah sakit.
142
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 68
Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2017- 2021
Anual Parasit Indek (API) Malaria Kota Padang Tahun 2021 adalah 0,01%. API untuk
melihat penyebaran kasus malaria dimana targetnya adalah <1 per 1000 penduduk.
7.3.2.8 Pencegahan dan Pengendalian Filariasis dan Kecacingan
Filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan vektor yaitu nyamuk. Jumlah kasus filariasis di Kota Padang masih
33 kasus lama dan tidak ada penambahan kasus baru. Namun hasil pemantauan ke lapangan
tahun 2019 kasus filariasis yang masih ada adalah 22 kasus, dan sampai saat ini hanya tinggal
13 kasus filariasis. Kota Padang sudah melakukan POMP (Pemberian Obat Massal
Pencegahan) filariasis 5 tahun dan selesai tahun 2014. Tahun 2016 Dilakukan POMP
Filariasis tambahan dengan hasil 85,8%.
Pada tahun 2017, Kota Padang melanjutkan kegiatan filariasis dengan survey darah jari
(SDJ) pada 2 lokasi kelurahan sentinel yang ditentukan oleh tim Kementerian Kesehatan yaitu
pada Puskesmas Andalas dengan lokasi Kelurahan Andalas, dan Puskesmas Lubuk Begalung
di Kelurahan Parak Laweh Pulau Aia. Jumlah Sampel masing-masing lokasi adalah 310
sampel dengan total sampel 620. Pengambilan sampel melibatkan kader, tokoh masyarakat,
tim puskesmas, tim Dinas Kesehatan Kota, tim Dinas Kesehatan Propinsi dan Tim Litbang
dari Kemenkes RI. Waktu pelaksanaan adalah Minggu 2 Bulan April 2017 selama 3 hari
pengambilan sampel dan 3 hari pemeriksaan sampel. Pemeriksaan sampel SDJ dilakukan oleh
tim Litbang dari Kementerian Kesehatan RI dimana dari 620 sampel hasinya negatif.
Kegiatan dilanjutkan dengan Survey TAS 1 (Transmission Asessment Survey) pada anak
Sekolah Dasar usia 6-7 tahun. Pemilihan sampel dilakukan secara acak. Dari 419 sekolah
yang dikirim, maka terpilih 32 sekolah yang menjadi sampel dengan total sampel 1599 murid.
Tim pemeriksa terdiri dari Tim kemenkes, Propinsi, Kota dan Puskesmas. Semua sampel yang
diperiksa hasilnya negatif. Pada tahun 2018 masa surveilans filarisis dengan pemantauan
kasus saja. Tahun 2019 dilakukan lagi TAS 2 pada 33 sekolah SD terpilih dengan sasaran
murid kelas 1 dan kelas 2. Jumlah sampel yang diperiksa adalah 1647 sampel dengan hasil
negatif.
Pada tahun 2021 seharusnya Kota Padang melaksanakan TAS 3 namun karena pandemi
covid 19 kegiatannya ditunda. Untuk program kecacingan adalah kegiatan pemberian obat
cacing 1 dosis dalam setahun. Sasaran minum obat cacing adalah anak usia 1 tahun dengan
dosis 0,5 tablet albendazol dan usia 2-12 tahun 1 tablet albendazol. Untuk tahun 2021 karena
144
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kota Padang menjadi lokus stunting, POMP cacingan dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan
Februari dan Agustus tahun 2021. Capaian POMP cacingan tahun 2021 kota Padang 90%.
7.3.2.9 Pencegahan dan Pengendalian Kusta
Berdasarkan data kasus yang dikumpulkan di DKK Padang kasus kusta sudah jarang
ditemukan, namun tetap ada pada beberapa Puskesmas. Tahun 2021 kasus kusta berjumlah 2
kasus, yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang 1 kasus dan Puskesmas
Pemancungan 1 kasus. Semua kasus sudah ditindaklanjuti dan diobati dan kasus tidak ada
kecacatan. Terhadap semua penderita dilakukan pemeriksaan kontak erat pada keluarganya
dengan hasil belum ada terjadi penularan terhadap anggota keluarga.
7.3.2.10 Pencegahan dan Pengendalian Diare
Target penemuan kasus diare pada balita adalah 843/1000 x jumlah balita (81168 x 20%)
= 13679. Target penemuan diare adalah 10-20% dari jumlah target yang sudah ditetapkan.
Diharapkan persentase akhir tahun maksimal 20%. Semua kasus dilakukan pertolongan dan
pengobatan. Semua kasus diare pada balita diberikan oralit dan zinc (100%).
Grafik 7. 69
Capaian Diare Pada Balita di Kota Padang Tahun 2021
145
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
7.3.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa,
Narkotika, Psikosomatik dan Zat Aditif
7.3.3.1 Program Penyakit Tidak Menular
a. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
Setiap warga negara Indonesia usia 15–59 tahun mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar pada Posbindu PTM. Hal ini adalah bentuk peran serta masyarakat
(kelompok masyarakat, organisasi, industri, kampus, instansi, sekolah dll) dalam upaya
promotif dan preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko
penyakit tidak menular secara terpadu.
Jumlah posbindu yang ada di wilayah kerja Kota Padang pada tahun 2021 adalah 238
Pos. Tahun 2021 jumlah penduduk Kota Padang usia produktif (15 s/d 59 tahun) sebanyak
680.996 orang dengan rincian 340.545 orang laki-laki dan 340.541 orang perempuan. Usia
produktif yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar sebanyak
509.279 orang (74,78%). Jumlah tersebut belum mencapai target 100%. Skrining
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan berupa pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar perut, tekanan darah dan kadar gula darah. Dilakukan juga pemeriksaan
penglihatan dan pendengaran, serta deteksi dini kanker leher rahim dan payudara bagi
wanita usia subur umur 30-50 tahun.
b. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah
pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai
“pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara
mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Tekanan darah terbagi menjadi dua angka. Tekanan sistolik adalah angka atas, dantekanan
diastolik adalah angka bawah. Keduanya tercatat sebagai mm Hg (milimeter merkuri)yang
memberitahu tinggi kolom merkuri yang meningkat karena tekanan.
Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi, sementara
tekanan diastolik adalah tekanan terendah antara kontraksi (jantung beristirahat). Nilai
normal biasanya 120/80. Hipertensi pada orang dewasa berkisar 140 mm Hg sistolik atau
lebih dan/atau 90 mm Hg diastolik atau lebih. Angka ini hanya berguna sebagai panduan.
Pada tahun 2021 jumlah estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun sebanyak 162.979
146
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 51.360 orang (31,5%).
Jumlah ini belum mencapai target 100%.
Pengobatan hipertensi membutuhkan waktu sampai seumur hidup untuk dapat
mengontrol tekanan darah supaya tidak timbul komplikasi. Penderita hipertensi mencari
pengobatan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pemungkin, dan
pendorong. Ada yang tidak berbuat apa-apa, mengobati diri sendiri, melakukan pengobatan
medis, herbal, tradisional, spiritual, maupun komplementer. Menurut penelitian
sebelumnya, bentuk perilaku mencari pengobatan pada penderita hipertensi paling banyak
adalah tidak melakukan apapun. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya promosi kesehatan
yang lebih masif untuk meningkatkan perubahan perilaku mencari pengobatan pada
penderita hipertensi, mengingat sampai saat ini masih banyak komplikasi akibat hipertensi.
Khusus di Kota Padang, penderita hipertensi yang ditemukan, banyak yang tidak
melakukan kontrol secara kontinu sebulan sekali.
c. Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme
dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh. Diabetes melitus atau penyakit kencing manis setiap tahunnya selalu dan
terus mengalami kenaikan jumlah penderita, penyakit ini tidak bisa disembuhkan namun
masih bisa untuk dikendalikan dengan penerapan diet yang ketat dan kebiasaan hidup sehat.
untuk mengontrol kadar gula dalam darah agar selalu berada pada kondisi normal. Pada
tahun 2021 estimasi penderita DM berusia ≥ 15 tahun sebanyak 13.519 orang dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 12.552 orang (92,8%). Jumlah ini belum
mencapai target 100%.
d. Kanker Serviks
Kanker merupakan penyakit “yang menakutkan” terutama pada wanita. Kanker adalah
penyakit yang diakibatkan pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar
kebagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian. Diantaranya, penyakit kanker
serviks (leher rahim) yang merupakan pembunuh terbanyak kedua penyebab kematian
pada wanita setelah kanker payudara.
147
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim.
Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker ini 99,7%
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa
menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita. Penularan virus HPV bisa terjadi
melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan.
Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ
genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Bagi orang yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan IVA test
dan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Pada tahun 2021 jumlah wanita usia 30-50 tahun
sebanyak 146.854 orang dengan pemeriksaan leher rahim dan payudara sebanyak 2.175
orang. Hasil pemeriksaan didapat IVA positif sebanyak 21 orang (1,0%) dan curiga kanker
serta tumor/benjolan tidak ada.
7.3.3.2 Program Kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh
peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang
optimal melalui kegiatan promotif dan preventif berupa deteksi dini gangguan jiwa,
pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa serta kuratif dengan kepatuhan minum
obat.
Untuk meningkatkan pemahaman petugas dan masyarakat mengenai masalah kesehatan
jiwa telah dilaksanakan kegiatan Workshop Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza di
Masyarakat, Sosialisasi Gangguan Mental Emotional dan Rapat Pengelola Program
Kesehatan Jiwa Puskesmas sebanyak 2 kali. Dalam masa pandemi Covid19 petugas
puskesmas tidak bisa melakukan kunjungan dan penyuluhan ke rumah pasien dengan masalah
kesehatan jiwa. Sosialisasi kepada masyarakat tentang masalah kesehatan jiwa, pelatihan
kader kesehatan jiwa serta pelaksanaan posyandu jiwa terpaksa dihentikan sementara selama
pandemi Covid19.
Pada tahun 2021 masih ada 1 kasus pasung. Dalam rangka menjalankan program bebas
pasung Dinas Kesehatan melalui Petugas Puskesmas telah melakukan beberapa kali
pendekatan terhadap keluarga pasien. tetapi belum ada kemajuan dikarenakan keluarga
melakukan bebas pasung terhadap pasien dengan berbagai alasan.
148
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 13
Jumlah Kasus Gangguan Jiwa di Puskesmas Tahun 2021
No Jenis Penyakit Total Kasus
1 Gangguan Ansietas 454
2 Gangguan Campuran Ansietas dan 54
3 Gangguan Depresi 238
4 Gangguan Penyalahgunaan Napza 2
5 Gangguan Perkembangan Pada Anak 155
6 Gangguan Psikotik Akut 14
7 Demensia 20
8 Skizofrenia 2424
9 Gangguan Somatoform 16
10 Insomnia 54
11 Percobaan Bunuh Diri 2
12 Retardasi Mental 26
13 Gangguan Kepribadian dan Perilaku 12
Jumlah 3471
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan jumlah kasus sebesar 3.471 kasus. Untuk
kasus tertinggi adalah psikotik kronik dengan jumlah kasus sebanyak 2.424 kasus. Data ini
memberikan gambaran bahwa kasus orang dengan gangguan jiwa berat masih tinggi dan perlu
perhatian lebih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang ditetapkan pada tanggal 15 Januari 2019,
pelayanan kesehatan jiwa termasuk dalam 12 indikator standar pelayanan minimal bidang
kesehatan. Hal ini mengharuskan semua orang dengan gangguan jiwa berat di wilayah kerja
kabupaten/kota dilayani sesuai standar.
Pada tahun 2021 jumlah sasaran ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) berat sebanyak
2.067 orang dan yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 1.925 orang (93,13%).
Pandemi Covid 19 mengakibatkan penurunan pelayanan pasien dengan ODGJ Berat. Kondisi
pandemi mengakibatkan petugas sangat terbatas untuk bisa melaksanakan kunjungan rumah
serta kegiatan posyandu jiwa, pelatihan kader serta sosialisasi.
149
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah
penderita gangguan penglihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi dua kali lipat
pada tahun berikutnya.
Berbagai penyakit penyebab ganguan penglihatan dan kebutaan yaitu penyakit katarak,
glaukoma, kelainan retina dan kelainan refraksi serta penyakit – penyakit lain yang
berhubungan dengan usia lanjut. Angka kebutaan yang disebabkan oleh penyakit katarak
meliputi lebih dari separuh angka kebutaan nasional, selain karena faktor degeneratif,
kejadian katarak juga dipicu oleh kondisi lingkungan di Indonesia sebagai negara tropis,
yaitu tingginya paparan sinar ultraviolet serta komplikasi berbagai penyakit sistemik seperti
Diabetes melitus yang angka kesakitannya cukup tinggi di Indonesia
Walaupun kebutaan yang disebabkan oleh katarak tidak mengancam jiwa manusia,
namun penyakit ini menurunkan kualitas hidup seseorang, karena tidak hanya mengganggu
produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga akan menimbulkan dampak
sosioekonomi yang cukup berat bagi masyarakat dan negara. Menurut WHO, 80%
kebutaan dapat dihindarkan baik dengan cara pencegahan, penyembuhan maupun
dipulihkan(rehabilitatif). Oleh sebab itu perlu dilakukan skrinning pada indra ini. Pada tahun
2021 target skrining indera 40 % jumlah penduduk dengan capaian 144.969 orang (36,81 %).
151
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 14
Data Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Se-kota Padang Tahun 2021
Jenis Kunjungan
No Puskesmas Baru Lama Total
L P L P
1 Padang Pasir 7.705 11.816 56.830 86.905 118.427
2 Andalas 38.897 46.677 48.343 75.003 208.920
3 UlakKarang 8.088 9.566 13.070 22.164 52.888
4 Alai 8.184 9.703 22.820 26.700 67.407
5 Air tawar 15.214 16.634 17.527 20.506 42491
6 Seb Padang 4.723 6.689 12.048 28.058 49.048
7 Pemancungan 3.488 6.036 14.806 22.279 49.631
8 Rawang Barat 9.864 14.396 19.804 34.541 74.075
9 Lb Buaya 39.491 42.103 54.491 65.671 85.259
10 Air Dingin 7.304 12.084 16.912 27.309 51.936
11 Anak Air 25.054 31.055 4.985 9.219 58.002
12 Ikur Koto 9.709 11.029 8.639 16.102 51756
13 Dadok 9.079 10.344 19.014 24.375 49.837
14 Nanggalo 24.591 27.665 31.690 39.052 77.407
15 Lapai 15.200 24.962 13.889 17.809 58.890
16 Kuranji 8.669 11.787 19.449 28.302 57.475
17 Belimbing 27.656 33.016 44.840 50.834 84673
18 Ambacang 18.098 24.089 36.438 63.946 104320
19 Pauh 22.528 27.317 45.525 50.399 74723
20 Lb Kilangan 26.035 30.043 38.463 50.065 86.732
21 Lb Begalung 22.937 27.424 51.448 66.020 100.667
22 Pegambiran 33.186 40.994 17.018 23.538 142.178
23 Bungus 8.065 9.125 15.968 26.046 76.076
Padang 393.765 484.554 624.017 874.843 1.674.455
Total kunjungan rawat jalan Puskesmas se-Kota Padang tahun 2021 meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya 1.595.805 kunjungan menjadi 1.674.455
kunjungan. Namun capaian visit rate tetap sama yaitu 1,7. Hal ini karena kondisi pandemi
Covid 19 masih berlangsung. Puskesmas dengan visit rate tertinggi adalah Puskesmas
Seberang Padang (3,1) dan yang terendah Puskesmas Pauh (1,0). Berikut data visit rate per
Puskesmas tahun 2021 :
152
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 15
Visit Rate Puskesmas Se Kota Padang tahun 2021
Nama Jumlah Visite
No Jumlah Penduduk
Puskesmas Kunjungan Rate
Pada tahun 2021 penyakit Essential (primary) hypertension masih menempati urutan
teratas dari 10 jenis kunjungan penyakit terbanyak, sama seperti pada tahun 2020. Begitu juga
dengan penyakit Acute upper respiratory infection dan Dispepsia pada urutan ke dua dan
ketiga. Penyakit lainnya yaitu Diabetes Mellitus, penyakit radang sendi termasuk reumatik,
nekrosis pulpa dan demam yang tidak diketahui penyebabnya masih tergolong dalam 10
penyakit terbanyak walaupun dengan urutan yang berbeda. Berikut daftar 10 penyakit
terbanyak tahun 2020 dan 2021 :
Tabel 7. 16
10 Kunjungan Kasus Penyakit Terbanyak Puskesmas se-Kota Padang
Tahun 2020 – 2021
Tahun 2020 Tahun 2021
No Jenis Penyakit Jumlah Jenis Penyakit Jumlah
1 Essential (primary) hypertension 49.512 Essential (primary) 2062
hypertension
2 Acute upper respiratory infection, 32.237 Acute upper respiratory 1114
unspecified infection, unspecified
3 Dyspepsia 17.186 Dyspepsia 1035
4 Acute nasopharyngitis (common cold) 13.236 ISPA 702
154
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
target (50%). Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut pada masa pandemi covid 19, seperti yang tertuang dalam Petunjuk Teknis Pelayanan
Puskesmas pada masa pandemik.
Pada tahun 2021 jumlah Sekolah Dasar atau sederajat di kota Padang sebanyak 429
sekolah dan terbanyak di wilayah kerja puskesmas Andalas kecamatan Padang Timur
sebanyak 51 sekolah. Telah dilakukan kegiatan Sikat Gigi Massal (SKM) pada 314 sekolah
(80%).
7.4.1.4 Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
Program Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat) dilaksanakan di setiap
Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan mengoptimalkan fungsi keluarga dan
meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani masalah kesehatan dan
mempertahankan status kesehatan anggotanya. Pelayanan keperawatan diberikan secara
langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan
seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Apabila Perkesmas dilaksanakan secara benar, terarah dan terpadu dengan
kegiatan pokok puskesmas lain yang terkait, diharapkanakan memberikan kontribusi pada
upaya untuk mengurangi kesenjangan jangkauan pelayanan kesehatan dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan hasil cakupan program.
Perkesmas telah dilaksanakan di setiap Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan
mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya. Puskesmas memiliki
struktur organisasi yag baku dalam melaksanakan kegiatan Perkesmas ini, dan menunjuk 1
(satu) orang koordinator sebagai penanggung jawab kegiatan. Pelaksanaan Perkesmas pada
tahun 2021 masih mengalami kendala karena pandemic Covid-19 dimana adanya pembatasan
terhadap beberapa kegiatan yang melibatkan orang banyak, termasuk kontak dengan
masyarakat luas, kecuali untuk keperluan penanganan Covid-19 berupa tracing, tracking dan
treatment.
Pada tahun 2021 jumlah keluarga yang dibina sebanyak 7.699 KK dengan jumlah
kunjungan 21.574 kunjungan, sehingga rata-rata kunjungan Puskesmas ke keluarga binaan
adalah 2,8 kali/tahun. Berikut capaian keluarga binaan tahun 2021 :
155
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 17
Capaian Jumlah Kasus dalam Keluarga Binaan Program Perkesmas
Di Puskesmas se-Kota Padang Tahun 2020 – 2021
Jumlah
No Jumlah Kasus dalam Keluarga Binaan
2020 2021
1 Keluarga dengan kasus Maternal Risti/ Rawan kesehatan 61 24
2 Keluarga dengan kasus Anak Risti/ Rawan kesehatan 139 85
3 Keluarga dengan Masalah Gizi 100 119
156
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 18
Data Cakupan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Indikator
Penilaian Output Kegiatan Tahun 2021
Tingkat Kemandirian
No Sebelum Dibina Setelah Dibina
Keluarga
1 KMI 2059 3
4 KMIV 0 2.300
Dinas Kesehatan Kota Padang berperan sebagai tim teknis dalam penerbitan
rekomendasi izin beberapa objek layanan publik bidang kesehatan, seperti klinik mandiri,
optik, laboratorium serta pelayananan kesehatan tradisional, sedangkan izin sesuai dengan
Peraturan Walikota Padang Nomor 63 tahun 2018 tentang Mekanisme Proses Perizinan dan
Non Perizinan Bidang Kepariwisataan, Sarana Kesehatan, Sosial dan Ketenagakerjaan Pada
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu diterbitkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) kota Padang.
Pada tahun 2021 telah dilakukan proses dan pemberian rekomendasi terhadap 28 berkas
permohonan izin baru dan perpanjangan untuk sarana pelayanan kesehatan, yang terdiri 24
berkas klinik pratama, 3 berkas optik dan 1 berkas khusus gigi. Selain melakukan
157
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods). Pustu menjadi pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan
karena merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat
yang berada di pelosok.
Hasil Pembinaan yang dilakukan di Puskesmas Pembantu selama Tahun 2020 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Jumlah Puskesmas Pembantu : 61 unit. Ada 20 pustu yang tidak ditempati oleh petugas
pustu dengan berbagai alasan, antara lain ada pustu yang akan direnovasi atau baru
selesai direnovasi, dan lain-lain;
b. Kondisi fisik bangunan dan sarana prasarana pada beberapa Pustu sangat butuh
perhatian seperti lokasi rawan banjir seperti di pustu Sungai Pisang pustu Kampung
Koto, keterbatasan atau ketiadaan sumber air bersih, keterbatasan alat kesehatan,
bangunan yang sudah tidak layak pakai;
c. Sebahagian besar pustu sudah ada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
dokter umum dengan jadwal minimal 1 x seminggu;
d. Keterbatasan jumlah petugas kesehatan (1 orang) pada beberapa Pustu, terutama bidan;
e. Pemanfaatan alat kesehatan yang belum optimal sesuai kegunaanya terutama partus set
dan bed ginecology serta peralatan lainnya;
f. Semakin rendahnya jumlah kunjungan pasien pada beberapa Pustu (1 - 10 orang per
hari);
g. Data sasaran di wilayah kerja masing-masing Pustu tidak terlihat, pencatatan dan
pelaporan yang belum rapi pada beberapa Puskesmas Pembantu;
h. Kebersihan yang sangat kurang pada beberapa Pustu.
7.4.1.8 Program Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad)
Saat ini pelayanan kesehatan tradisional semakin diminati masyarakat dan menjadi salah
satu pilihan dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Kebijakan Kementrian Kesehatan RI
dalam mengembangkanpelayanan kesehatan tradisional adalah dengan mengintegrasikan ke
pelayanan konvensional yang selama ini digunakan oleh Indonesia. Dalam implementasinya
perlu upaya secara eksternal maupun internal. Upaya dukungan internal diintegrasikan ke
dalam pelayanan konvensional dan manajemen puskesmas dan rumah sakit. Selain itu juga
pengembangna pelayanan kesehatan tradisional yang dilakukan penyehat tradisional (Hattra)
159
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
harus dibina oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya untuk dapat memberikan pelayanan
tradisional yang aman, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan pasal 70 dari Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional, pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional, pemberdayaan
masyarakat tersebut diarahkan agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara
mandiri (Asuhan Mandiri) dan benar. Asuhan Mandiri tersebut dapat dilaksanakan dengan
pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA) dan ketrampilan (Akupresur). Pada saat ini di
Puskesmas Kota Padang terdapat 1 (satu) orang tenaga medis (Dokter) Akupunktur dari
Puskesmas Pauh yang telah mengikuti pelatihan Akupunktur bagi tenaga medis yang
diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan R I pada tahun 2018. Selain itu juga ada
akupresur yang diberikan oleh tenaga kesehatan (paramedis) yang telah mendapat pelatihan
Akupresur dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar yaitu Puskesmas Padang Pasir, Puskesmas
Andalas, Puskesmas Ulak Karang, Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas Nanggalo,
Puskesmas Kuranji dan PuskesmasAmbacang. Pelayanan akupunktur diberikan kepada 6
orang pasien, sedangkan layanan akupresur mencapai 133 orang pasien. Angka ini jauh sangat
menurun dibanding pelayanan yang diberikan pada tahun 2019, untuk akupunktur 84 orang
dan akupresur sebanyak 916 orang.Masing-masing puskesmas juga telah memiliki kelompok
Asuhan Mandiri (Asman) Toga dan Akupresur yang merupakan wujud peran serta dari
masyarakat. Saat ini ada 52 kelompok Asman aktif yang tersebar di masing-masing kelurahan.
Tahun 2021 penyehat tradisional (Hattra) Kota Padang yang menggunakan keterampilan
dengan metode manual sebanyak 418 hattra dan metode olah pikir sebanyak 9 hattra,
sedangkan penyehat tradisional yang menggunakan ramuan sebanyak 230 hattra, tapi Hattra
yang memiliki STPT (Surat Tanda Penyehat Tradisional) baru 21 Hattra (4,7%). Untuk
pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas dibagi menjadi pelayanan dalam gedung dan
pelayanan luar gedung.
7.4.1.9 Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke 5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
pembangunan kesehatan yang direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
160
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
162
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 20
Data Rumah Sakit Tahun 2021
No Nama RS Type Akreditasi Kepemilikan Kelas
163
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Padang mempunyai wadah koordinasi melalui media
sosial berupa WA yang sangat membantu dalam berkoordinasi maupun memberikan
informasi.
Beberapa rumah sakit ada yang mengirimkan laporan tepat waktu, ada yang digabung
beberapa bulan dan ada yang mengirim di akhir tahun, namun demikian secara umum
pelaporan ataupun data yang diminta dapat terealisasi dengan baik. Di era BPJS, rumah sakit
yang sudah bekerjasama dengan BPJS kesehatan data kunjungan rawat jalan maupun rawat
inap dari bulan ke bulan mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka kunjungan
rumah sakit yang belum bekerjasama dengan BPJS kesehatan.
7.4.2.6 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan,
mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator tersebut bersumber dari sensus harian
rawat inap, yaitu :
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration, sedangkan menurut Depkes RI (2005) BOR
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005), dengan rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit) / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari
dalam satu periode) X 100%.
Grafik 7. 70
BOR Rumah Sakit Umum Tahun 2021
165
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari grafik di atas dapat dilihat BOR Kota Padang tahun 2021 adalah 48,1% dengan
BOR tertinggi RS Bunda (84.90 %), BOR terendah RSKM Padang Eye Center (0%) dan
RSKGM Baiturrahmah (0%). Hal ini karena masih dipengaruhi oleh pandemi covid-19.
Berdasarkan ketentuan, BOR yang baik itu berkisar antara 60 s/d 85 %. Dengan demikian
hasil ini menjadi acuan bagi RS untuk lebih meningkatkan kinerja atau pelayanannya supaya
BOR meningkat.
b. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah the average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration. AVLOS menurut Depkes RI (2005)
adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Tahun 2021 AVLOS Kota Padang tahun 2021 adalah 4,96 hari (masih dibawah ideal).
AVLOS tertinggi untuk RSJ Yaunin 28.5 hari dan terendah RSKM Padang Eye Center 0
hari dan RSKGM Baiturrahmah 0 hari.
c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
TOI rata-rata rumah sakit di Kota Padang adalah 6 hari. Untuk beberapa rumah sakit, TOI
sangat tinggi seperti RSIA Lenggogeni, hal ini disebabkan karena jumlah tempat tidur
banyak, pasien rawat inap sedikit dan sangat sering terjadi kekosangan tempat tidur.
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalahthe net effect of changed in occupancy rate and
length of stay.BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
166
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. BTO rumah sakit
Kota Padang 34 kali
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur.
e. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit. Angka NDR untuk Kota Padang adalah 30.5 permil.
NDR= (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
permil.
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.Angka GDR untuk Kota Padang adalah 48.0 permil
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
permil
7.4.2.7 Pelayanan PSC 119
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam penanganan korban/ pasien gawat darurat
diperlukan suatu sistem penanganan korban/ pasien yang dilakukan secara terpadu dan
terintergarsi dengan melibatkan berbagai pihak melalui Pusat pelayanan keselamatan terpadu
(Public Safety Center). Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pusat pelayanan
keselamatan terpadu tersebut perlu diatur penyelenggaraannya. Tindakan yang dilakukan oleh
petugas PSC 119 sebagai pemberi pelayanan kesehatan, memiliki dampak terhadap pasien
yang menerima pelayanan kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan.
Di Kota Padang telah ada Perwako yang mengatur tentang Penyelenggaraan Pusat
Pelayanan Kesehatan Keselamatan Terpadu ( PSC 119) ini yakni Perwako no. 21 tahun 2020.
PSC 119 Kota Padang mulai beroperasi mulai Maret 2020 dan berlokasi di lingkungan
Puskesmas Ikur koto Padang. Tim yang bertugas terdiri dari dokter, paramedis, pengemudi
dan petugas call centre yang siap siaga selama 24 jam. Pada Tahun 2021 PSC 119 Kota
Padang menerima 668 Panggilan. Hal ini sedikit meningkat diabndingkan tahun 2020. Namun
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, masih sangat sedikit. Di antara 668 panggilan
tersebut juga masih terdapat panggilan palsu. Selain menerima panggilan melalui telefon, PSC
119 juga melakukan kunjungan dan rujukan pada kasus-kasus tertentu sesuai hasil penilaian
167
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
tim yang bertugas. Kasus terbanyak ditemukan pada bulan Juli (17 Kasus ) dan terendah pada
Maret dan Desember (2 kasus)
7.4.2.8 Pelayanan Fasilitas Isolasi Terpusat Perumahan Nelayan
Fasilitas ini khusus merawat pasien konfirmasi Covid 19 yang tanpa gejala dan dengan
gejala ringan. Petugas yang ditempatkan terdiri dari tenaga kesehatan berupa dokter, perawat,
bidan, sanitarian, dan gizi. Selain itu juga ada tenaga pendukung berupa Sopir, petugas rumah
tangga dan satpam. Dari awal dibuka pada Mei 2021 sampai dengan September 2021, fasilitas
isolasi terpusat perumahan Nelayan telah menerima 1455 Pasien
168
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
mencegah terjadinya penularan Covid-19. Penundaan tersebut sifatnya hanya sementara dan
jika kondisi sudah membaik pelaksanaan akreditasi akan kembali dilanjutkan.
Pada tahun 2021 Kementerian Kesehatan RI masih menunda pelaksanaan akreditasi
karena pandemi covid 19 yang masih berlangsung. Namun demikian Seksi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan Peningkatan Mutu Dinas Kesehatan Kota tetap melakukan kegiatan
pembinaan akreditasi dengan mengunjungi Puskesmas secara langsung, mengadakan
Workshop Pemahaman Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang standar Instrument Akreditasi Puskesmas (sesuai
dengan revisi Standar dan Instrument Akreditasi Puskesmas tahun 2019), Workshop Tata
Kelola Mutu/Keselamatan Pasien dan FGD Monev Mutu dan Akreditasi Puskesmas.
7.4.3.2 Penilaian Puskesmas Berprestasi dan Tenaga Kesehatan Teladan
Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Berprestasi merupakan salah satu
bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan secara terintegrasi dan berjenjang untuk
memberikan pengakuan dan penghargaan secara institusi maupun perorangan atas prestasi
dan peran aktif FKTP dalam mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.
Selain itu juga sebagai bentuk pengakuan atas keteladan tenaga kesehatan terhadap
pembangunan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara objektif dan transparan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan
instrumen penilaian yang mengacu pada standar akreditasi FKTP. Di samping menilai proses,
dilakukan penilaian hasil kerja dengan menggunakan indikator kinerja, serta inovasi yang
dilaksanakan oleh FKTP terutama dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif serta
upaya meningkatkan peran serta masyarakat. Adapun hasil dari pelaksanaan penilaian
Puskesmas Berprestasi Tahun 2021 adalah :
a) Juara I : Puskesmas Pemancungan
b) Juara II : Puskesmas Lubuk Kilangan
c) Juara III : Puskesmas Lubuk Buaya
7.4.3.3 Bimbingan Teknis dan Monitoring Pelaksanaan Vaksinasi Covid 19
Pandemi COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia dan berdampak terhadap kesehatan Indonesia yang terlihat
dari penurunan kinerja pada beberapa program kesehatan. Untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit tidak hanya dengan penerapan protokol kesehatan tetapi juga melalui
169
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
vaksinasi. Agar dalam pelaksanan vaksinasi sesuai dengan petunjuk teknis maka dibentuk
Kelompok Kerja Pelaksanaan Vaksinasi COVID 19 yang bertugas :
a) Melakukan pemantauan terhadap proses persiapan dan pelaksanaan Vaksinasi Covid
19
b) Melakukan pemantau terhadap pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Vaksinasi Covid
19
c) Melakukan pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID 19 dan cara
penanggulangannya.
d) Mengumpulkan data, melakukan analisa hasil kegiatan Vaksinasi Covid 19 dan
membuat umpan balik
e) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan pelaksanaan komunikasi Covid 19 tingkat
Administrasi dibawahnya
Disamping pembentukan kelompok kerja diatas juga dilaksanakan Pertemuan
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan bagi Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19 di Fasyankes /Puskesmas di Kota Padang.
Sediaan farmasi adalah istilah yang mencakup segala bentuk produk farmasi mulai
dari obat, bahan obat, obat tradisional hingga kosmetika. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan adalah pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat atau manfaat,
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. Tujuan pengawasan sediaan farmasi dan
alat kesehatan adalah tersedianya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang terjamin aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan
keterjangkauannya guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Disamping itu pengawasan peredaran sediaan farmasi bertujuan untuk mencegah
penyalahgunaan obat-obatan yang berakibat terhadap kesehatan masyarakat dan keamanan
lingkungan. Dalam melakukan pengawasan dan pembinaan tersebut terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu mulai dari kewajiban yang harus dipenuhi pengelola dalam
menyelenggarakan kegiatan apotek, toko obat maupun PBF mulai dari pemberian izin
penyelenggaraan, penyimpanan obat, pencatatan stok obat, penyimpanan dan penggunaan
170
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
serta peredaran narkotika dan psikotropika yang dilakukan, keabsahan dan keberadaan para
tenaga farmasi yang bekerja di tempat tersebut, apakah sudah memenuhi standar dengan
memiliki surat ijin atau belum dan seterusnya.
Sedangkan terhadap pengawasan sediaan Narkotika dan Psikotropika, dalam
penyelenggaraannya setiap apotek, instalasi farmasi RS dan instalasi klinik harus
melaporkannya dalam SIPNAP (Sistem Informasi Pelaporan Narkotika Psikotropika) ke
Dinas Kesehatan Kota. Di Indonesia peredaran narkotika dan psikotropika sudah diatur di
dalam Undang–Undang sehingga apabila terjadi sebuah pelanggaran dalam peredarannya di
apotek bukan saja mendapatkan sebuah sanksi administrasi dari instansi terkait
penyelenggaraan apotek namun juga dapat dipidanakan karena telah melanggar peraturan
yangberlaku.
a. Pengawasan dan Pemberian Rekomendasi Untuk Penerbitan Izin Apotek
Pengawasan dan pemberian rekomendasi izin bagi apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit dan Klinik serta toko obat dilakukan adalah untuk memastikan saryanfar tersebut
dalam penyelenggaraan pelayanan kefarmasian sesuai dengan aturan dan persyaratan yang
telah ditentukan.
Pengawasan bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
tinjauan langsung bisa juga dilaksanakan berdasarkan laporan yaitu saat terdapat laporan
permasalahan dari instansi BBPOM atas pelanggaran yang dilakukan sebuah apotek. Atas
rekomendasi dari BBPOM yang dituangkan dalam berita acara, Dinas Kesehatan Kota
Padang menanggapi hal tersebut dengan cara peninjauan langsung ke lokasi, dan ada juga
yang secara tidak langsung yaitu dengan memanggil APA ke DKK untuk dilakukan
klarifikasi, dan ada juga yang langsung bekerja sama BBPOM melakukan tinjauan ke
lapangan.
Dalam setiap pengawasan langsung yang dilakukan terdapat berita acara hasil
pengawasan yang kemudian direkap dan diberikan juga hasilnya ke BBPOM Padang.
Rekap hasil pengawasan tersebut dimasukkan kedalam catatan untuk rekomendasi
penyelenggaraan apotek di tahun selanjutnya dan bagi pengelola apotek–apotek yang
bermasalah akan mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan agar dapat mengatasi
permasalahan yang ada di apoteknya masing–masing.
Selama tahun 2021 terdapat 45 apotek baik yang di Rumah Sakit maupun klinik
serta apotek Puskesmas yang dilakukan pengawasan yang merupakan tindak lanjut temuan
171
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BPOM. Rata- rata permasalahan temuan pada apotek adalah pada sumber daya manusia
manajemen serta sarananya, seperti apoteker sering tidak berada ditempat, sehingga
pelayanan dilakukan oleh yang tidak berwenang(PSA, keluarga, dll), tidak ada legalitas
sarana dan tenaga farmasi, Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) hanya tersedia 1 orang, atau
TTK hanya ijazahnya saja.
Dalam hal perizinan Apotek, sesuai dengan Perwako Padang Nomor 28 tahun 2017
yang telah di ubah pada Perwako Padang Nomor 63 Tahun 2020 tentang Pendelegasian
Kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kepada DPMPTSP, menyatakan bahwa
Walikota mendelegasikan kewenangan penyelenggaraan pelayanan perizinan kepada
Kepala DPMPTSP berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Didalam lampiran
Perwako tersebut bahwa perizinan untuk apotek, toko obat, toko alat kesehatan, izin usaha
mikro obat tradisional, dan optikal dikeluarkan oleh DPMPTSP dengan rekomendasi dari
Dinas Kesehatan Kota Padang.
Kemudian mulai bulan Agustus tahun 2021 seluruh perizinan dikelola dan diproses
melalui OSS RBA yang berada pada DPMPTSP . Hal ini sesuai dengan PP 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Perizinan Berusaha adalah
legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha
dan/atau kegiatannya. Risiko adalah potensi terjadinya cedera atau kerugian dari suatu
bahaya atau kombinasi kemungkinan dan akibat bahaya. Jadi Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha. Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko diatur dengan PP 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Sebagai tindak lanjut dari keluarnya PP Nomor 5 Tahun 2021 tersebut dikeluarkan
Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko Sektor Kesehatan yang bertujuan untuk
menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan perizinan Berusaha
Berbasis Risiko sektor kesehatan.
Pada tahun 2020 terdapat 215 apotek di Kota Padang, dan selama tahun 2021
terdapat tambahan 33 penerbitan rekomendasi perizinan apotek baru, dan terdapat 14
apotek yang ditutup sehingga jumlah total apotek sampai akhir tahun 2021 adalah sebanyak
234.
172
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
174
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Untuk itu diperlukan pembinaan, monitoring dan pengawasan terhadap sarana toko
alkes dan optikal sekaligus untuk mengevaluasi kepatuhan sarana terhadap standar dan
persyaratan serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tentunya dalam
menjalankan sistem pengawasan sarana tersebut juga perlu didukung dengan database /
jumlah sarana yang yang ada di Kota Padang
Pada tahun 2021 Seksi Kefarmasian melaksanakan kegiatan Bimtek dan pengawasan
terhadap toko Alkes dan Optikal yang ada di Kota Padang . Kegiatan pembinaan dan
pengawasan terhadap toko alat kesehatan dan optikal di Kota Padang ini dilakukan sesuai
kewenangan yang adadengan tujuan agar :
Sarana dan SDM yang ada beroperasi sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
berlaku dan memenuhi syarat
Alkes, bahan optikal dan pelayanan refraksi memenuhi standar keamanan, mutu,
manfaat serta diarahkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat
Terlindunginya masyarakat sebagai konsumen toko alkes dan optikal dari hal yang
merugikan dengan didapatnya pelayanan yang efisien, efektf, transparan dan
akuntabel.
Masyarakat selaku konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang ( alat kesehatan ) dan/atau jasa serta
memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
Konsumen diperlakukan secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
f. PengawasanUsaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) adalah usaha yang hanya membuat sediaan
obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar dan rajangan. UMOT
hanya dapat diselenggarakan oleh badan usaha perorangan yang memiliki izin usaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada tahun 2021 terdapat 3 sarana UMOT di Kota Padang yaituUD. Cap Gemilang,
DR. Razak Production House (DRPH) dan PD. Pasalamo.
g. Visitasi perizinan Rumah Sakit dan Klinik
Seksi Kefarmasian juga ikut serta dalam tim visitasi Rumah Sakit dan Klinik di
Kota Padang. Sesuai dengan tupoksinya, maka dalam visitasi yang dilakukan adalah
melihat sarana kefarmasian yang ada di Rumah sakit atau Klinik yang dikunjungi.
176
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Selama tahun 2020 seksi Kefarmasian telah ikut serta dalam melakukan visitasi
terhadap 5 Rumah Sakit dan dan 2 Klinik Utama yaitu : RSIA Siti Hawa, RS Yos Sudarso,
RSIA Cicik, RSKJ Yaunin, RSK Regina, Klinik Utama Regita dan Klinik Utama Mayana.
Selama tahun 2021 seksi Kefarmasian telah melakukan visitasi secara tim terhadap
Rumah Sakit dan Klinik yang melakukan pengurusan perizinan operasioanl baru maupun
perpanjangan izin Rumah Sakit dan Klinik sebagai berikut :
Tabel 7. 21
Visitasi Rumah Sakit/ Klinik Utama Tahun 2021
No Nama RS/Klinik Utama Alamat Keterangan
1 RS. Bhayangkara Jl. Jati Perpanjangan Izin
Padang
2 RS. Hermina Jl. Khatib Sulaiman Izin Faskes Vaksin Goro
3 RS. BMC Jl. Sawahan Izin Faskes Vaksin Goro
4 Klinik Kimia Farma Jl. Proklamasi Izin Faskes Vaksin Goro
5 RS. Unand Padang Kpl. Unand Limau Manis Perpanjangan Izin
6 RS. Naily DBS Jl. Ratulangi No. 24 Perpanjangan Izin
7 Klinik Al - Amin Kalumpang Banda Buat Perpanjangan Izin
8 Klinik Asia Jl. Wan Ketok Ps. Ambacang IOK
9 RS.Reksodiwiryo Jl. Ganting Perpanjangan
10 Klinik Lapas Muara Jl. Muara Padang IOK
Padang
11 Klinik Hanifa Medical Jl. Raya Ulu Gadut IOK
Center
12 Klinik Peduli Sehat Jl. Adinegoro Padang IOK
13 Klinik Mafaza Jl. Parak Karakah No. 6 IOK
14 RS. Restu Ibu Jl. Terandam Perpanjangan Izin
15 Klinik Tonkes 135 Yuda Kompi YS Air Tawar IOK
Sakti
16 Klinik BPK Jl. Khatib Sulaiman Pepanjangan
17 RS. Aisyiah Jl. Agus Salim Pepanjangan
18 Klinik Azimar Anas Jl. Dr. M. Hatta Perpanjangan
Pada umumnya Rumah Sakit dan Klinik sudah mempunyai Apoteker dan asisten
apoteker, tetapi ada apoteker ataupun asisten apoteker tersebut juga bekerja di tempat lain
sebagai tempat utamanya sehingga itu menjadi kesulitan ketika dilakukan kunjungan ke
sarana untuk pengawasan dimana tenaga kefarmasian tidak berada di tempat. Untuk
penempatan letak Apotek pada umumnya sudah baik dan memenuhi syaarat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Pelaporan SIPNAP dan POR
Berdasarkan Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009 yang terdapat pada
pasal 98, pasal 100 ayat (1), pasal 102, pasal 103, pasal 104, pasal 105 atyat (2), pasal 106
177
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
ayat (1), pasal 108 bagian kelima belas (Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan) semata-mata bertujuan untuk melindungi masyarakat dari sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat, dan memberikan kewenangan
kepada pemerintah dalam hal ini kewenangan tersebut diberikan kepada Dinas Kesehatan
Kota Padang untuk melakukan pembinaan, pengawasan, terhadap sedian farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi beredar di masyarakat, dan melakukan evaluasi terhadap
penerimaan dan pendistribusian obat-obatan, baik itu obat Keras, Prekursor, Narkotika dan
Psikotropika agat tidak disalahagunakan dengan agar penggunaan obat sesuai denagn
aturannya atau rasional.
Evaluasi dan menitoring terhadap pelaporan Prekursor, Narkotika dan Psikotropika
ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan obat-obatan yang berakibat terhadap
kesehatan masyarakat dan keamanan lingkungan.
Untuk mencegah hal seperti tersebut diatas, maka setiap sarana pelayanan
kefarmasian harus memiliki tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasi/TTK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian pada pasal 51 terhadap keredaan tenaga kefarmasian yang bertujuan
untuk mengamankan sedian farmasi dan alat kesehatan, serta pendistribusian obat
khususnya obat Keras, Antibiotik, Narkotika dan Psikotropika.
Untuk golongan Obat Psikotropika diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
dikatakan bahwa kedua jenis obat tersebut diperlakukan secara khusus, baik itu cara
permintaannya, penyimpanannya, pendistribusiannya, dan pengarsipannya harus dilakukan
oleh Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian.
Sesuai dengan Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika & Prekursor Farmasi pada pasal 43
dikatakan sarana pelayanan kefarmasian yang melakukan produksi, Penyaluran, atau
Penyerahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib membuat pencatatan
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
Dan pada selanjutnya pada pasal 45 ayat 6 dikatakan bahwa Apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, dan dokter
praktik perorangan wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan pemasukan
178
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika, setiap bulan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Balai setempat.
Di Kota Padang Saryanfar yang sudah mempunyai aplikasi SIPNAP adalah
sebanyak 262 sarana yang terdiri dari 21 apotek di rumah sakit, 218 buah apotek dan 23
apotek di klinik . Selama tahun 2021 belum semuanya yang sudah mengirimkan laporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekurasor Farmasi melalui aplikasi SIPNAP ke DKK Padang.
Akan tetapi penambahan saryanfar yang melaporkan SIPNAP nya setiap bulan selalu
bertambah.
Adapun jumlah sarana pelayanan kefarmasian yang sudah mempunyai aplikasi
SIPNAP dan melaporkan ke DKK Padang adalah sebagai berikut :
Tabel 7. 22
Pelaporan Narkotika di Sarana Pelayanan Kefarmasian yang Telah Melakukan
Registrasi Tahun 2021
Bulan Sudah Belum Jumlah % Yg. % Tidak
Melapor Melapor Melapor Melapor
Januari 212 5 217 97.7 2.3
Februari 213 7 220 96.82 3.18
Maret 212 11 223 94.62 5.38
April 214 13 227 94.27 5.73
Mei 222 13 235 94.47 5.53
Juni 223 17 240 92.92 7.08
Juli 219 22 241 90.87 9.13
Agustus 215 31 246 87.4 12.6
September 216 39 255 84.71 15.29
Oktober 206 54 260 79.23 20.77
November 171 92 263 65.02 34.39
Desember 174 88 262 66.41 33.59
Tabel 7. 23
Pelaporan Psikotropika di Sarana Pelayanan Kefarmasian yang Telah Melakukan
Registrasi Tahun 2021
179
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari tabel diatas terlihat belum semua sarana pelayanan kefarmasian yang
melakukan pelaporan Narkotika dan Psikotropika dengan SIPNAP. Dari 262 sarana yang
sudah mempunyai aplikasi SIPNAP terlihat baru 223 sarana yang mengirimkan laporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekurasor Farmasi ke DKK Padang yaitu ( 85 %). Untuk
ituakan tetap dilakukan pembinaan dan selalu mengingatkan ke Saryanfar agar tetap
mengirimkan laporan walaupun dengan nihil.
Grafik 7. 71
Pemakaian Obat Narkotika Terbanyak Tahun 2021
Dan pada grafik diatas terdapat10 (sepuluh) penggunaan obat Narkotika di atas terlihat
yang banyak dipakai di Puskesmas adalah Codein 10 Mg, diikuti oleh Codein 20 mg dan
MST Continus 10 mg.
Sementara untuk penggunaan obat Psikotropika yang terbanyak digunakan di
Puskesmas adalah Phenorbarbital 30 mg dan diikuti oleh Lorazepam 2 mg dan Clobazam 10
mg. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada tabel dibawah ini :
Grafik 7. 72
Pemakaian Obat Psikotropika Terbanyak Tahun 2021
180
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dari tabel diatas, terlihat jelas dengan pemakaian antibiotik untuk Diare Non
Spesifik tidak melebih dari 8 %, dan antibiotik untuk Ispa Non Pneumoni juga kurang dari
10 %, dan capaian penggunaan obat rasional sedikit melebihi target yaitu 3 %.
Sedangkan pada toko kosmetik Princes Ali & Gifts juga ditemukan produk
kosmetik tanpa izin edar sebagai berikut :
181
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 26
Kosmetik Tanpa Izin Edar Di Toko Kosmetik Princes Ali & Gifts
No Nama Produk NIE Produsen Jumlah Ket
1 Sasimi Shooky - - 19 botol TIE
Pada toko kosmetis Delia Cosmetic ditemukan 1 item produk kosmetik TIE yaitu :
Face Focallure I bh TIE. Semua produk tersebut sudah diserahkan pemilik ke petugas
BPOM untuk dimusnahkan.
Pada toko kosmetik Zia Kosmetik dan Assesoris ditemukan produk kosmetik TIE
yaitu : BioAqua Exquisite & Delicate BB dari China dan Sasimi Lip Tint dari Thailand
sebanyak 3 buah.
Pada toko kosmetik Aftor ditemukan produk kosmetik TIE sebanyak 3 item yaitu :
Eyeliner Aloe Vera Waterprff sebanyak 2 buah, Mascara Maybelline Magnum sebanyak 1
bua dan Maybelline 2 in 1 Eye brow pencil sebanyak 12 buah,
Pada toko Queen Kosmetik ditemukan 1 jenis produk yang TIE yaitu lipstick Sasimi
sebanyak 6 buah. Semua produk tersebut sudah diserahkan oleh pemilik ke petugas BPOM
untuk dimusnahkan.
Pada toko Azka Herbal ditemukan obat tradisonal yang tidak mempunyai izin edar
yaitu sebagai berikut :
182
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 27
Obat Tradisional Tanpa Izin Edar Di Toko Herbal Azka
No Nama Produk NIE Produsen / Jumlah Ket
Importir
1. Susu Kambing Etawa Bubuk - - 2 box TIE
2. Sambiloto - Nusantara 2 botol TIE
Herbal Indonesia
3. Kapsul Alang-Alang - EZA Indonesia 2 botol TIE
4. Bubuk Kunyit Putih - - 1 bungkus TIE
5. Sereh Bubuk - - 1 bungkus TIE
6. Temulawak Bubuk - - 1 bungkus TIE
Kesemua produk batra tersebut sudah diamankan oleh petugas BPOM dan juga
sudah diberikan pembinaan oleh seksi Kefarmasian agar tidak lagi menjual produk yang
tanpa izin edar.
184
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
memiliki lebih dari satu produk. Penerbitan sertifikat PIRT tahun 2021 ini naik dari tahun
2020 (715 sertifikat dan tahun 2019 (592 sertifikat).
b. Pengawasan Peredaran Pangan
Seksi Kefarmasian juga melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pasar
tradisional yang diduga masih menjual bahan pangan yang mengandung bahan berbahaya
dan tidak layak edar. Pembinaan dan Pengawasan Peredaran Pangan ini bertujuan untuk
melindungi masyarakat terhadap peredaran bahan pangan dan pangan yang tidak memenuhi
syarat untuk dikomsumsi, sehingga pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat terjamin,
aman, sehat, hygienis, bersih dan terbebas dari penyakit atau pangan tersebut laik untuk
dikonsumsi, dan masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh
makanan-minuman.
1) Pengawasan Pabukoan
Pengawasan pabukoan dilakukan pada saat bulan puasa ramadhan yang bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan
khususnya terhadapjajanan buka puasa/takjil.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan adanya kerja sama dengan lintas sektor dan
membentuk TIM Terpadu yang terdiri dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makan
(BBPOM) Padang, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang dan Provinsi, Dinas Perdagangan Kota Padang, Satuan Polisi
Pamong Praja (Sat. Pol. PP), serta dari Kepolisian Daerah Sumatera Barat.
Untuk tahun 2021 pasar pabukoan yang diawasi adalah pada pasar Lubuk Buaya,
Ulak Karang, Bandar Buat dan Imam Bonjol Padang.
Dalam kegiatan ini dilakukan pengawasan terhadap takjil yang dicurigai
mengandung bahan berbahaya, tim melakukan pengambilan sampel dan pengujian
langsung di tempat menggunakan mobil laboratorium keliling dari BBPOM. Beberpa
takjil yang disampling adalah berupa kolang kaling berwarna pink mencolok, rumput
laut, cincau hitam, tahu, mie, bakwan dan gorengan. Terhadap sampel takjil tersebut
dilakukan pengujian secara cepat menggunakan rapid test.
Dari hasil uji sampling ditemukan 1 produk pangan yang positif mengandung
pewarna Rodamin B yaitu pada cendol dalimo di pasar Banda Buat Padang dan hal ini
sudah ditindaklanjuti secara langsung bersama dengan BBPOM Padang.
185
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Dalam pengawasan ini juga dilakukan edukasi kepada para pedagang takjil terkait
dengan penerapan keamanan pangan siap saji, tetap menjaga kebersihan pangan yang
dijual dan penggunaan bahan tambahan pangan yang aman serta tidak menggunakan
bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan seperti Rhodamin B, Methanyl
yellow, Boraks, Formalin.
Kepada pedagang juga diberikan edukasi terkait penggunaan bahan pembungkus
makanan agar tidak menggunakan kertas koran dan plastik hitam yang bersentuhan
langsung dengan pangan serta tetap menjaga kebersihan dagangannya dan tidak tergiur
menambahkan bahan berbahaya kedalam pangan takjil dengan tujuan mendapatkan
keuntungan sepihak dan mengabaikan kesehatan konsumen.
2) Pengawasan Parsel
Pengawasan parsel dilakukan pada saat menjelang lebaran, natal dan tahun baru
terhadap barang beredar khususnya parsel, mulai di pasar-pasar tradisional, pertokoan
pusat perbelanjaan, mall, mini market dan pasar modern. Pengawasan peredaran parsel
ini bertujuan untuk menertibkan makanan dan minuman (Mamin) olahan yang masa
berlakunya sudah berakhir/kedaluwarsa atau mamin yang tidak berlebel bahasa
Indonesia.
Untuk kegiatan pengawasan parsel tahun ini dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu
menjelang lebaran dan menjelang natal tahun 2021. Pengawasan dilakukan pada
supermarket, sentra toko buah, dan pasar tradisional. Adapun lokasi yang dikunjungi
adalah Transmart, Ramayana Basko Plaza, SJS Plaza, Suzuya Rocky, Budiman
Swalayan Gunung Pangilun, Budiman Swalayan Sawahan, Citra swalayan Gunung
Pangilun, SJS dan Plaza Andalas.
Selama pengawasan dilakukan tidak ditemukan adanya makanan parcel yang
rusak dan tidak memenuhi syarat. Akan tetapi ditemukan beberapa hal yang perlu
diperbaiki dan direkomendasikan untuk dilakukan pebaikanpada pemilik sarana
seperti :Penyususuan barang / display ada yag tidak teratur, bertumpuk sehingga produk
PIRT rusak dan berdebu sehingga memberi kesan tidak sehat; Masih ditemukan display
makanan kaleng yang kalengnya penyok seperti susu, minuman kaleng dan buah kaleng
dan Masih ada tercampur buah-buahan yang baik dengan yang rusak di tempat
penyimpanan buah-buahan (tempat stok ).
186
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
187
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
h) Masih ada yang memakai nomor PIRT yang lama dan belum menggunakan
nomor PIRT yang baru
i) Salah dalam pemasangan label seperti produk olahan umbian di gunakan
nomor olahan umbian dan seterusnya.
Pada waktu pengawasan tersebut langsung dilakukan pembinaan ke pemilik
swalayan/supermarket agar mencek barang-barng yang tidak layak dan tidak boleh
diperjualbelikan.
4) Pengambilan dan uji Sampling produk PIRT
Keamanan Pangan akan menjadi bermasalah jika pangan tercemar oleh bahan
biologis seperti mikroba patogen yang dapat menimbulkan penyakit; bahan kimia seperti
kontaminan logam berat, residu pestisida atau obat hewan. Bahan tambahan pangan
yang berlebihan atau bahan berbahaya yang dilarang digunakan untuk pangan seperti
pewarna tekstil; dan benda asing lainnya seperti potongan gelas, kerikil atau paku yang
mengancam keselamatan konsumen.
Cemaran tersebut mungkin saja ada dalam pangan karena tidak disengaja atau
terjadi karena pemalsuan, dan mungkin saja terjadi karena disengaja untuk tujuan
sabotase. Tercemarnya pangan oleh mikroba patogen umumnya terjadi karena kondisi
produksi yang tidak bersih atau tidak higienis seperti kotor, ada hewan peliharaan yang
berkeliaran di tempat produksi, sampah yang dibuang sembarangan, tempah sampah
yang tidak tertutup, dan keadaan lainnya yang memudahkan mikroba patogen
mencemari pangan yang diproduksi.
Selain itu kondisi tidak higienis dapat disebabkan karena tidak ada atau kurangnya
pasokan air bersih, tidak ada program pembersihan yang teratur, atau lingkungan yang
tidak terawat seperti selokan yang tersumbat atau jalan yang berdebu.
Masalah lainnya mungkin terkait dengan penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) dalam pengolahan pangan. Penambahan BTP yang tidak dilakukan dengan teliti,
misalnya tanpa menggunakan takaran yang jelas, dapat menyebabkan penambahan BTP
dalam formulasi pangan berlebihan, sehingga produk akhir mengandung BTP melebihi
yang dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala Badan POM tentang Batas Maksimum
Penggunaan BTP. Untuk itu dilakukan pengambilan sampel terhadap produk PIRT yang
beredar untuk dilakukan uji sampling pada laboratorium yang terkareditasi.
188
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Pada tahun 2021 ini telah dilakukan pengambilan dan uji sampling terhadap 30
produk PIRT di Kota Padang. Produk PIRT yang akan dilakukan uji sampling dibeli
pada sarana distribusi pangan meliputi gudang distributor, hypermarket,
supermarket/swalayan, toko, warung, kantin sekolah dan kantin/warung/toko di sekitar
sekolah, kios, pasar tradisional, apotik, toko obat, dan lain-lain.
Pengujian dapat dilakukan setelah dilakukan evaluasi sampel yang mencakup label
legalitas produk, masa kedaluwarsa produk dan kondisi produk (rusak/berkarat/dsb).
Sample yang sudah diambil diperiksakan di laboratorium yang sudah terkareditasi. Pada
awlnya pemeriksaan sampel direncanakan dilakukan di laboratorium BPOM Padang.
Akan tetapi pada saat sampel akan diantar untuk dilakukan pemeriksaan, laboratorum
BPOM menolak karena ketidak tersediaan reagen untuk pemeriksaan disamping BPOM
sedang banyak melakukan pemeriksaan sampel narkoba. Dan akhirnya setelah
persetujuan dengan BPOM sampel diperiksakan ke laboratorium pemeriksaan lain yang
juga terakreditasi yaitu di Baristand Padang.
Pengujian sampel mengacu pada persyaratan keamanan pangan yang ditetapkan
BPOM meliputi parameter uji kimia (bahan dilarang, cemaran logam berat, serta kadar
Bahan Tambahan Pangan/BTP), dan parameter uji mikrobiologi.
Sampel diambil mewakili kelompok bahan baku produk pangan. Sampel dibeli di
lokasi pengawasan postmarket seperti di toko makanan minuman, swalayan, toko sentra
oleh2, supermarket, di sarana IRTP dan sebagainya. Uji sampling dilakukan di
laboratorium yang terakreditasi yaitu Baristand Provinsi Sumatera Barat
Dari hasil sampling yang diuji terdapat 5 produk jenis pangan yang dari hasil uji
sampling yang positif yaitu memiliki positif formalin antara lain : Kerupuk jangek
Serundeng Amora, keripik Pisang Balado Habil, Dendeng Kering Duta Prima, Abon
Ikan Sipujuk dan Kerupuk Tulang Ikan Sipujuk.
Sehubungan dengan adanya 5 produk sample yang positif formalin, telah
dilakukan rapat terkait hasil uji sampling yang tidak memenuhi syarat ini dengan lintas
sektor. Rapat tim ini dihadiri oleh lintas sektor terkait dan dari DKK Padang, BPOM
Padang, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian, Dinas
Perikanan dan Pangan dan DPMPTSP.
189
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Pangan yang dikonsumsi masyarakat tersebut pada dasarnya melalui suatu mata
rantai proses yang meliputi produksi, penyimpanan, pengangkutan, peredaran hingga
tiba di tangan konsumen. Beberapa permasalahan makanan masih sering terjadi di
masyarakat, hal tersebut dikarenakan kurang sampainya informasi mengenai keamanan
bahan tambahan makanan, sehingga masih banyak masyarakat yang belum memahami
tata cara pemilihan pangan yang baik dipasaran.
Seksi Kefarmasian memandang perlu memberikan pemahaman dan informasi
pada masyarakat dengan melaksanakan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang Keamanan Pangan, Mutu Gizi dan Manfaat Pangan sehingga masyarakat lebih
memahami dan menjadi konsumen yang cerdas sehingga mampu melindungi dirinya
sendiri, keluarga maupun masyarakat dari produk pangan yang tidak baik dan dengan
demikian diharapkan tidak ditemukam kasus-kasus KLB (Kejadian Luar Biasa)
keracunan pangan di masyarakat Kota Padang.
Kegiatan KIE ini bertujuan untuk :
a) Meningkatkan pemahamanan masyarakat terhadap keamanan pangan dan
meningkatkan kapasitas individu dalam komunitas masyarakat untuk mengadopsi
praktik keamanan pangan.
b)Masyarakat mampu menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih makanan
c) Memberi edukasi pada pelaku usaha makanan supaya memproduksi makanan
dengan mutu yang terjamin dan layak untuk dikonsumsi
Kegiatan KIE ini diikuti oleh lebih kurang 300 orang dimana dalam
pelaksanaannya dibagi dalam 6 kali kegiatan dengan narasumber dari DKK, BPOM dan
LS terkait. Kegiatan KIE ini dilaksanakan di Hotel Rocky Padang dengan peserta yang
berasal dari kelompok masyarakat
190
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
6) Pelatihan Petugas Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan petugas District Food
Inpector (DFI)
191
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Oleh karena itu dalam rangka penguatan kapasitas tenaga PKP dan DFI, perlu
dilaksanakan Bimbingan Teknis berupa pelatihan bagi Petugas PKP dan DFI Kota
Padang sehingga dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan mampu mencetak tenaga
PKP dan DFI yang handal, mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
penyelenggaraan penyuluhan keamanan pangan .
Kegiatan Bimtek PKP dan DFI ini diikuti 37 orang yang terdiri dari 20 orang
yang berasal dari DKK dan Puskesmas ( 17 PKP dan 20 DFI) yang diselenggarakan
pada tanggal 20-22 September 2021 bertempat di Hayam Wuruk Hotel. Kegiatan
Bimtek ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu CV. Eldwin Cipta Kompetensi.
192
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 28
Data Pegawai yang Sedang Melanjutkan Pendidikan
di Lingkungan DKK Padang Sampai Tahun 2021
No Jenis Dikjut Jenjang Jumlah
1 Tubel BPPSDM Spesialis 1
2 Izin Belajar Biaya Sendiri Profesi 2
S-1 6
S-2 4
3 Tugas Belajar Biaya Spesialis 1
Sendiri
Profesi 1
Total 15
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai yang melanjutkan pendidikan sampai
tahun 2021 sebanyak 15 orang, terdiri dariTubel BPPSDM hanya 1 orang, Izin belajar
biaya sendiri12 orangdan yang mengikuti tugas belajar biaya sendiri sebanyak 2 orang.
b. Rekognisi Pendidikan Lampau (RPL)
Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 9
mengamanatkan bahwa tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma III,
apabila sampai dengan tahun 2020 tenaga kesehatan tersebut belum memiliki kualifikasi
Diploma III maka yang bersangkutan akan menjadi asisten tenaga kesehatan dan tidak
memiliki kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga kesehatan. Untuk itu, Badan
PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan mengembangkan Program Percepatan
Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui RPL dari jenjang
pendidikan menengah (JPM) dan Diploma I ke Diploma III
Tahun 2021 peningkatan pendidikan tenaga kesehatan yang berpendidikan dibawah
Diploma III dilakukan dengan sistem pendidikan khusus yang disebut program Rekognisi
Pendidikan Lampau (RPL). Adapun sistem pembiayaannya 50% disubsidi dari PPSDM
Kementerian Kesehatan RI. Untuk jadwal perkuliahan tidak mengganggu jam kerja. Status
pendidikan tenaga kesehatan yang mengikuti program RPL ini adalah izin belajar.
Program RPL terakhir adalah pendidikan DII Farmasi dillaksanakan tahun ajaran 2019/
2020 di STIKes Ranah Minang, keperawatan di Poltekes Kemenkes RI Padang dan
Keperawatan Gigi di Poltekes Kemenkes RI kampus Bukittinggi. Tahun 2021 tidak ada
lagi SDM kesehatan yang mengikuti program RPL ini.
193
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
c. Pemberian IzinPraktek Kuliah Lapangan, Izin Pengambilan Data dan Penelitian bagi
Mahasiswa
Sejak tahun 2017 semua Institusi yang akan bekerjasama dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) harus membuat MOU dengan Pemerintah Kota Padang Cq
Bagian Kerjasama. Setelah ada MOU dengan Pemko Padang kemudian ditindaklanjuti
dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sesuai SKPD yang dituju.
Sepanjang tahun 2021 seksi SDMK dan Jaminan Kesehatan telah memproses dan
menerbitkan sebanyak 1.374 surat izin pengambilan data/penelitian, 92 surat izin praktik
kuliah lapangan/magang, 11 surat selesai penelitian dan 2 surat tidak sedang Tubel/Ibel.
Dalam pemberian izin praktik kerja lapangan/magang, seksi SDMK dan Jaminan
Kesehatan membagi berdasarkan kebutuhan institusi pendidikan dan disesuaikan dengan
kondisi yang ada di lapangan.
d. Registrasi Tenaga Kesehatan
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara
hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan keprofesiannya. Kewajiban
kepemilikan Surat Tanda Registrasi bagi tenaga kesehatan untuk bekerja dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Pemerintah saat ini telah melakukan upaya strategis dalam penguatan pembinaan dan
pengawasan mutu SDM Kesehatan yang dilakukan melalui proses registrasi tenaga
kesehatan yang meliputi standarisasi, sertifikasi dan lisensi.
Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi. Surat Tanda
Registrasi merupakan pengakuan secara yuridis bahwa seseorang memiliki kewenangan
atas suatu bidang, sehingga Surat Tanda Registrasi memiliki fungsi sebagai pengakuan
secara legal bagi tenaga kesehatan dalam berpraktik.
Registrasi disamping sebagai bentuk perlindungan bagi masyarakat, juga merupakan
perlindungan bagi tenaga kesehatan. Setiap Tenaga Kesehatan yang akan menjalankan
praktik dan/atau pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki izin dari Pemerintah. Dalam
Perwako Nomor 67 Tahun 2016 pasal 24 menyatakan bahwa tugas Seksi Sumber Daya
Manusia Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang adalah
Merancang rencana dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga
194
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
kesehatan serta melakukan penerbitan registrasi dan praktik tenaga kesehatan. Berikut data
jumlah surat izin praktik yang diterbitkan pada tahun 2020 adalah:
Tabel 7. 29
Jumlah Surat Izin Praktik yang diterbitkan Tahun 2021
No Jenis Tenaga Sarana Mandiri Jumlah
pribadi. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 ada peningkatan dalam penerbitan SIP
Dokter Spesialis yaitu sebanyak 256 orang di fasilitas pelayanan kesehatan dan 10 orang
praktik pribadi.
2) Registrasi Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)
Pada tahun 2021 jumlah perawatyang mengurus Surat Praktik Perawat (SIPP)di
fasilitas kesehatan adalah sebanyak 816 orang yang mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 600 orang.
3) Registrasi Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan Mulut (SIPTGM)
Jumlah Terapis Gigi dan Mulut yang mengurus SIPTGM di fasilitas kesehatan
pada tahun 2021 adalah 29 orang di fasilitas pelayanan kesehatan. Jika dibandingkan
dengan tahun 2020ada peningkatanyaitu sebanyak 12 orang di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4) Registrasi Surat Izin Praktek Bidan (SIPB)
Pada tahun 2021 jumlah Bidan yang mengurus Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
Mandiri sebanyak 27 orang dan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) di Fasyankes adalah
sebanyak 321 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 terjadi peningkatandalam
penerbitan SIPB yaitu sebanyak 271 orang di Fasyankes dan 31 orang Praktik Mandiri.
5) Registrasi Surat Izin Praktek Tenaga Kefarmasian
Pada tahun 2021 jumlah apoteker yang mengurus SIPA di Dinas Kesehatan Kota
Padang adalah sebanyak 326 orang dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun 2020yaitu sebanyak154orang.
Sedangkan Jumlah Tenaga Teknik Kefarmasian yang mengurus SIPTTK di Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2021 adalah364 orang. Jika dibandingkan dengan tahun
2020 ada peningkatan dalam penerbitan SIPTTK sebanyak 159 orang.
6) Registrasi Surat Izin Praktek Tenaga Gizi (SIP TGz)
Pada tahun 2021 tenaga gizi yang mengurus SIPTGz sebanyak 27 orangdan
mengalami peningkatanjika dibandingkan dengan tahun 2020berjumlah 10 orang.
7) Registrasi Surat Izin Praktik Rekam Medis (SIPRM)
Pada tahun2021 jumlah petugas Rekam Medis yang mengurus SIP Rekam Medis
adalah berjumlah 113 orang dan mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan
tahun 2020berjumlah 41 orang.
196
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
197
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Kota Padang Tahun 2021dan diharapkan dokumen ini bisa dijadikan acuan dalam penataan
pegawai dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang.
f. Penyelenggaraan Program Internsip Dokter dan Dokter Gigi
Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter dan dokter gigi untuk
menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi,
komprehensif, mandiri, serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam rangka
pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan. Surat lzin
Praktik Internsip yang selanjutnya disebut SIP Internsip adalah bukti tertulis yang
diberikan Pemerintah Daerah kepada dokter atau dokter gigi yang akan menjalankan
praktik kedokteran selama Internsip setelah memiliki STR Internsip. SIP Internsip hanya
berlaku selama melaksanakan program Internsip.
7.5.2.2 Jaminan Kesehatan
a. Kepesertaan
Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (fakir miskin dan orang tidak
mampu). Kepesertaan bersifat berkesinambungan sesuai prinsip portabilitas dengan
memberlakukan program di seluruh wilayah indonesia. Peserta JKN terdiri dari :
1) Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin
dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir
miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah.
2) Bukan PBI jaminan kesehatan.
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari:
a) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.
b) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.
c) Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Peserta Program Jaminan Kesehatan Kota Padang yang terdaftar pada Pemberi
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, setiap bulan ditetapkan dengan Keputusan Kepala
BPJS Kesehatan Cabang Padang. Adapun jumlah peserta JKN penduduk Kota Padang
yang terdaftar di BPJS Kesehatan sebagai berikut:
199
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 30
Jumlah Kepesertaan JKN Kota Padang Perbulan Tahun 2021
Jumlah Peserta Non PBI Jumlah Peserta PBI
Bulan Total
PPU PBPU BP Jumlah APBD Panti APBN Jumlah
Januari 265.487 102.538 30.047 398.072 57.026 102 226.783 284.091 682.163
Susulan
738 138 876
Desember
Februari 264.255 100.398 30.004 394657 56.244 102 227.160 283.506 678.163
Susulan
740 704 1.444
Januari
Maret 269.327 97.303 30.061 396.691 56.329 0 226.971 283.300 679.991
Susulan
759 0 759
Februari
April 272.361 100.076 31.110 403.547 56.183 102 226.806 283.091 686.638
Susulan
777 0 777
Maret
Mei 273.597 99.044 31.123 403.764 56.019 102 226.647 282.768 686.532
Susulan
802 0 802
April
Juni 272.437 99.287 31.113 402.837 55.985 102 226.639 282.726 685.563
Susulan Mei 745 0 745
Juli 275.144 101.420 31.099 407.663 56.015 102 226.555 282.672 690.335
Susulan
882 0 882
Juni
Agustus 274.755 100.538 31.024 406.317 55.775 102 226.412 282.289 688.606
Susulan Juli 897 0 897
September 275.346 100.516 30.978 406.840 55.802 102 226.307 282.211 689.051
Susulan
839 0 839
Agustus
Oktober 272.572 100.371 30.985 403.928 55.698 102 209.980 266.050 669.978
Susulan
881 0 881
September
November 277.522 101.803 29.476 408.801 55.549 102 209.274 265.625 674.426
Susulan
749 2.319 3.068
Oktober
Desember 277.882 102.065 29.785 409.732 54.338 102 216.449 270.889 680.621
Susulan
835 5.242 6.077
November
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Peserta JKN yang terdaftar di BPJS
Kesehatan naik turun setiap bulannya. Awal Januari jumlah peserta JKN 683.039 jiwa dan
pada bulan Desember menjadi 686.698 jiwa. Hal ini disebabkan karena adanya peserta
mandiri yang menunggak langsung dinonaktifkan, jika peserta tersebut membayarkan
tunggakan maka kartu JKN peserta tersebut langsung aktif.
Peserta JKN yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik
Pemerintah di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang setiap bulannya dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
200
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 73
Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2021
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta Jaminan Kesehatan
Nasional yang terdaftar di FKTP Milik Pemerintah (Puskesmas) setiap bulan tidak sama,
kadang-kadang mengalami kenaikan dan kadang mengalami penurunan (tidak stabil).
b. Kunjungan Peserta JKN
Jumlah kunjungan dan rujukan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
berdasarkan gender perbulan se Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. 31
Jumlah Kunjungan dan Rujukan Peserta JKN Berdasarkan Jenis Kelamin
Se Kota Padang Tahun 2021
Kunjungan Rujukan Rujukan
Bulan
L P Jumlah L P Jumlah %
Januari 12.344 18.852 31.196 3.515 4.695 8.210 26,32
Februari 12.183 18.728 30.911 3.308 4.390 7.698 24,90
Maret 14.257 23.378 37.635 3.881 5.395 9.276 24,65
April 12.724 21.678 34.402 3.556 4.680 8.236 23,94
Mei 11.353 20.142 31.495 3.253 4.539 7.792 24,74
Juni 13.586 23.336 36.922 3.902 5.347 9.249 25,05
Juli 12.552 20.750 33.302 3.513 4.644 8.157 24,49
Agustus 11.103 19.482 30.585 3.405 4.625 8.030 26,25
September 12.358 21.915 34.273 3.966 5.434 9.400 27,43
Oktober 13.076 24.690 37.766 3.958 5.810 9.768 25,86
November 14.647 26.064 40.711 4.284 5.737 10.021 24,61
Desember 15.104 26.806 41.910 4.260 6.154 10.414 24,85
JUMLAH 155.287 265.821 421.108 44.801 61.450 106.251 25,23
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan peserta JKN
perempuan 265.821 lebih banyak dibanding kunjungan peserta laki laki yaitu 155.287.
201
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Jika dibandingkan dengan tahun 2020 ada peningkatan kunjungan di tahun 2021 ini,
dimana kunjungan pada tahun 2020 untuk peserta perempuan 246.068 dan kunjungan
peserta laki-laki yaitu 154.411 kali. Untuk rujukan di tahun 2021 tetap peserta perempuan
lebih banyak (61.450) jika dibandingkan dengan peserta laki laki (44.801). Rujukan
ditahun 2021 lebih tinggi dbanding tahun 2020, yaitu rujukan peserta perempuan (50.859)
rujukan peserta laki-laki (39.244) kali.Sementara itu persentase rujukan spesialistik
sebanyak 25,23 % meningkat dari tahun 2020 yaitu 22.5 %.
Untuk kunjungan peserta JKN tahun 2021 yang berkunjung ke Puskesmas dapat di
lihat pada grafik berikut:
Grafik 7. 74
Kunjungan Peserta JKN Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2021
202
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 75
Rujukan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2021
Pada tahun 2021 ini,Puskesmas yangterbanyak memberikan rujukan pada peserta JKN
adalah Puskesmas Andalas sebanyak 10.055 rujukan, meningkat dibanding tahun 2020
sebanyak 8.435 rujukan dan disusul oleh Puskesmas Lubuk Buaya 9.896 rujukan,
meningkat juga dibanding tahun 2020 sebanyak 8.358 rujukan dan Puskesmas Padang
Pasir sebanyak 8.027 rujukan.
Untuk kunjungan dan rujukan masyarakat miskin perbulan di Kota Padang dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. 32
Kunjungan dan Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional Masyarakat se Kota Padang
Tahun 2021
Kunjungan Rujukan
Rujukan
Bulan PBI PBI PBI PBI
Jumlah Jumlah (%)
APBN APBD APBN APBD
Januari 11.575 4.202 15.777 2.728 907 3.635 23,04
Februari 10.762 5.070 15.832 2.335 919 3.254 20,55
Maret 13.787 5.325 19.112 2.995 1.218 4.213 22,04
April 13.231 4.555 17.786 2.757 1.010 3.767 21,18
Mei 11.576 4.212 15.788 2.483 898 3.381 21,41
Juni 14.487 4.976 19.463 3.086 1.040 4.126 21,20
Juli 12.085 4.685 16.770 2.551 915 3.466 20,67
Agustus 11.337 3.963 15.300 2.510 876 3.386 22,13
September 12.480 4.749 17.229 2.830 1.156 3.986 23,14
Oktober 14.036 5.991 20.027 3.079 1.245 4.324 21,59
November 16.282 5.749 22.031 3.184 1.319 4.503 20,44
Desember 16.033 5.831 21.864 3.221 1.286 4.507 20,61
Jumlah 157.671 59.308 216.979 33.759 12.789 46.548 21,45
203
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
JJika dilihat dari tabel di atas, kunjungan masyarakat miskin terbanyak pada bulan
November 2021 sebanyak 22.031 dan untuk rujukan terbanyakpada bulan Desember 2021
yaitu sebanyak 4.507. Untuk total kunjungan masyarakat miskin Kota Padang tahun 2021
sebanyak 216.979 kunjungan dan total rujukannya sebanyak 46.548 rujukan. Persentase
kunjungan dibanding rujukan masyarakat miskin di tahun 2021 adalah 21,45 %. Untuk
kunjungan dan rujukan masyarakat miskin (PBI) dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 7. 33
Kunjungan dan Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI Tahun 2021
Kunjungan Rujukan
No Puskesmas PBI PBI PBI PBI
Total Total
APBN APBD APBN APBD
1 Padang Pasir 7.387 2.440 9.827 2.458 534 2.992
2 Ulak Karang 5.487 994 6.481 973 181 1.154
3 Alai 3.440 1.461 4.901 846 366 1.212
4 Air Tawar 3.248 1.324 4.572 699 181 880
5 Seb. Padang 4.605 1.040 5.645 1.052 242 1.294
6 Pemancungan 6.374 2.183 8.557 994 277 1.271
7 Rawang Barat 7.165 2.186 9.351 1.081 361 1.442
8 Lb. Begalung 8.895 4.277 13.172 2.052 1.054 3.106
9 Pegambiran 7.792 3.067 10.859 1.480 646 2.126
10 Andalas 17.833 5.335 23.168 3.794 1.206 5.000
11 Lubuk Buaya 7.408 3.832 11.240 1.688 1.224 2.912
12 Air Dingin 8.031 2.127 10.158 1.521 504 2.025
13 Nanggalo 4.953 1.456 6.409 1.231 432 1.663
14 Lapai 4.506 1.122 5.628 921 262 1.183
15 Kuranji 6.187 2.518 8.705 971 453 1.424
16 Belimbing 6.953 1.798 8.751 2.010 468 2.478
17 Ambacang 7.430 2.225 9.655 2.091 562 2.653
18 Pauh 10.688 5.033 15.721 2.297 1.116 3.413
19 Bungus 9.563 3.860 13.423 1.735 509 2.244
20 Lb. Kilangan 7.385 5.947 13.332 1.403 1.061 2.464
21 Anak Air 5.555 976 6.531 1.109 291 1.400
22 Ikur Koto 3.134 1.524 4.658 615 331 946
23 Dadok
Tg.Hitam 3.652 2.583 6.235 738 528 1.266
Jumlah 157.671 59.308 216.979 33.759 12.789 46.548
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan PBI APBN dan PBI APBD
tertinggi pada Puskesmas Andalas yaitu sebanyak 23.168 kunjungan, sedangkan yang
terendah terdapat pada Puskesmas Air Tawar yaitu sebanyak 4.572 kunjungan. Untuk
rujukan PBI yang tertinggi juga terdapat pada Puskesmas Andalas yaitu sebanyak 5.000
204
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
rujukan, sedangkan yang terendah juga pada Puskesmas Air Tawar sebanyak 880
rujukan.Jumlah kunjungan dan rujukan Non PBI dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. 34
Kunjungan dan Rujukan Non PBI Tahun 2021
No Puskesmas Kunjungan Rujukan % Rujukan
1 Padang Pasir 12.955 5.035 38,87
2 Ulak Karang 8.111 2.741 33,79
3 Alai 9.740 3.716 38,15
4 Air Tawar 6.659 1.758 26,40
5 Seb. Padang 10.156 3.364 33,12
6 Pemancungan 3.830 863 22,53
7 Rawang Barat 4.877 1.156 23,70
8 Lb. Begalung 13.136 3.063 23,32
9 Pegambiran 8.399 2.418 28,79
10 Andalas 18.711 5.055 27,02
11 Lubuk Buaya 25.139 6.984 27,78
12 Air Dingin 9.813 2.485 25,32
13 Nanggalo 10.459 3.799 36,32
14 Lapai 6.375 2.163 33,93
15 Kuranji 7.719 2.044 26,48
16 Belimbing 6.438 1.940 30,13
17 Ambacang 9.075 2.389 26,33
18 Pauh 11.769 3.264 27,73
19 Bungus 4.882 1.067 21,86
20 Lb. Kilangan 5.616 1.810 32,23
21 Anak Air 3.527 894 25,35
22 Ikur Koto 4.050 1.006 24,84
23 Dadok Tg. Hitam 2.693 689 25,58
Jumlah 204.129 59.703 29,25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kunjungan Non PBI tertinggi pada Puskesmas
Lubuk Buaya sebanyak 25.139 kunjungan dan terendah pada Puskesmas Dadok Tunggul
Hitam sebanyak 2.693 kunjungan. Sedangkan untuk rujukan Non PBI tertinggi juga
terdapat pada Puskesmas Padang Pasir sebesar38,87% dan terendah pada Puskesmas
Bungus sebesar 21,86 %.
d. Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan
Rekapitulasi sepuluh penyakit terbanyak kunjungan pada Puskesmas se Kota Padang
tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
205
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 76
Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta JKN Puskesmas se Kota Padang
Tahun 2021
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa penyakit yang paling banyak pada
kunjungan peserta JKN Puskesmas se-Kota Padang adalah Essential (primary)
hypertension sebanyak 41.504 kasus, penyakit terbanyak ke dua adalahAcute upper
respiratory infection, unspecified sebanyak 22.467 kasus dan terbanyak ketiga adalah
Dyspepsia sebanyak 10.347 kasus.
e. Sepuluh Rujukan Terbanyak Rujukan
Rekapitulasi sepuluh penyakit terbanyak rujukan pada Puskesmas se -Kota Padang
tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
206
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Grafik 7. 77
Sepuluh Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta JKN Puskesmas
se-Kota Padang Tahun 2021
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa penyakit yang paling banyak di
rujuk pada Puskesmas se Kota Padang tahun 2021 adalah Atherosclerotic heart
diseaseyaitu 30.836 kasus, penyakit terbanyak kedua yaitu Non Insuline dependent
diabetes mellitus with unspecified complication sebanyak 19.980 kasus dan yang ketiga
Hypertensive Heart Disease, unspecified sebanyak 10.704 kasus.
f. Kunjungan Baru Masyarakat Miskin
Jumlah kunjungan masyarakat miskin yang menggunakan kartu (PBI APBD dan PBI
APBN) ke Puskesmas pada tahun 2021 sebagai berikut:
207
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
Tabel 7. 35
Kunjungan Peserta Baru PBI APBD dan PBI APBN Puskesmas se-Kota Padang
Tahun 2021
Kunjungan Baru
N
Puskesmas PBI APBN PBI APBD Total
o
L P Jumlah L P Jumlah
1 Padang Pasir 123 142 265 58 65 123 388
2 Ulak Karang 252 450 702 46 89 135 837
3 Alai 19 27 46 6 17 23 69
4 Air Tawar 84 116 200 49 95 144 344
5 Seb. Padang 1.242 2.387 3.629 399 667 1.066 4.695
6 Pemancungan 314 562 876 123 174 297 1.173
7 Rawang Barat 294 664 958 126 228 354 1.312
8 Lb. Begalung 988 1.384 2.372 525 874 1.399 3.771
9 Pegambiran 2.181 3.986 6.167 796 1504 2.300 8.467
10 Andalas 1.170 1.858 3.028 903 1315 2.218 5.246
11 Lubuk Buaya 737 1.073 1.810 597 800 1.397 3.207
12 Air Dingin 1.164 2.651 3.815 360 634 994 4.809
13 Nanggalo 704 1.533 2.237 439 721 1.160 3.397
14 Lapai 888 1.776 2.664 197 455 652 3.316
15 Kuranji 1.066 1.833 2.899 585 1123 1.708 4.607
16 Belimbing 1.722 3.937 5.659 494 963 1.457 7.116
17 Ambacang 100 137 237 59 51 110 347
18 Pauh 275 471 746 154 239 393 1.139
19 Bungus 1.580 1.562 3.142 799 741 1.540 4.682
20 Lb. Kilangan 233 438 671 175 274 449 1.120
21 Anak Air 406 667 1.073 122 174 296 1.369
22 Ikur Koto 353 599 952 202 465 667 1.619
23 Dadok Tg.
116 132 248 79 101 180 428
Hitam
Total 16.011 28.385 44.396 7.293 11.769 19.062 63.458
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kunjungan peserta baru PBI APBN
paling banyak pada Puskesmas Pagambiran yaitu sebanyak 6.167 orang dan kunjungan baru
PBI APBD paling banyak juga pada Puskesmas Pagambiran yaitu sebanyak 2.300 orang.
Sedangkan untuk kunjungan baru peserta PBI APBD dan PBI APBN Puskesmas se-Kota
pada tahun 2021 sebanyak 63.458 orang.
7.5.3 Seksi Sarana dan Alat Kesehatan
Pelaksanaan kegiatan pada seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan Tahun 2021 didukung
oleh APBD Kota Padang Tahun 2021 dan APBN (DAK) Tahun 2021.Adapun pencapaian
program pada seksi Sarana dan Alat Kesehatan tahun 2021 adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan Puskesmas
Pemindahan Lokus Puskesmas Ulak Karang dari Jl.Medan Kel.Ulak Karang Selatan di
awali dengan adanya kunjungan Bapak Wali Kota Padang di Lokasi Lolong Belanti terkait
208
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
pemanfaatan Lahan Kosong (Fasum), dan atas permintaan masyarakat setempat karena
kondisi Puskesmas Ulak Karang di Lokus Jl.Medan Kel.Ulak Karang Selatan sudah tidak
memungkinkan untuk dilakukan Renovasi karena terbatasnya lahan berada di komplek
perumahan penduduk yang padat.
Pembangunan relokasi Puskesmas Ulak Karang dilakukan dengan DAK 2021, dengan
pekerjaan Penambahan Asset/ bangunan baru. Pekerjaan pembangunan dilakukan dengan
Penataan ruangan pelayan sesuai dengan PMK 43/2019 dengan Anggaran sebesar
Rp.4.795.000.000,- Pekerjaan Fisik dan Keuangan dapat dilaksanakan sesuai Kontrak 100%
b. Rehabilitasi Gedung
Rehabilitasi Puskesmas bersumber dari Anggaran APBD/APBD-P 2021, diperuntukan
pada 1 Lokasi. Rehabilitasi Gedung kantor Dinas Kesehatan Kota Padang senilai Rp.
1.494.370.718,74,-. Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal dan kontrak 96.97%.
c. Rehabilitasi Puskesmas
Rehabilitasi Puskesmas bersumber dari Anggaran APBD/APBD-P 2021, diperuntukan
pada 5 Lokasi yaitu :
1) Rehabilitasi Puskesmas Lapai senilai, Rp.176.955.800,-
2) Rehabilitasi Puskesmas Belimbing senilai, Rp.197.740.000,-
3) Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Kilangan senilai, Rp. 199.792.000,-
4) Rehabilitasi Puskesmas Pemancungan senilai, Rp. 199.668.400,- (P)
Pekerjaan rehabilitasi puskesmas tersebut diatas dapat diselesaikan sesuai jadwal dan
kontrak 100%.
Selain itu, pada sub kegiatan ini juga dilakukan rehabilitasi Puskesmas Pembantu.
Rehabilitasi Puskesmas Pembantu bersumber dari Anggaran APBD/APBD-P 2021 yang
dialokasikan pada Puskesmas Pembantu yang terdiri dari :
1) Rehabilitasi Pustu Air Manis senilai, Rp.176.800.000,-
2) Rehabilitasi Pustu Jati Gaung senilai, Rp.176.365.000,-
3) Rehabilitasi Pustu Aie Pacah senilai, Rp.176.928.900,-
4) Rehabilitasi Pustu Batang Kabung senilai, Rp. 199.893.900,-
5) Rehabilitasi Pustu Ganting senilai, Rp. 176.990.500,-
6) Rehabilitasi Pustu Ganting Koto Tangah senilai, Rp. 176.891.000,-
7) Rehabilitasi Pustu Kalumbuk senilai, Rp. 197.413.000,-
8) Rehabilitasi Pustu Koto Luar senilai, Rp. 197.697.500,-
209
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
210
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
211
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB VIII
MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
8.1 Sekretariat
8.1.1 Sub Bagian Umum
1.2.1.1 Masalah
a. Masih ada ASN yang membuat usulan DUPAK tidak tepat waktu sehingga usulan
DUPAK menumpuk.
b. Masih ada beberapa jenis jabatan fungsional yang penilaian DUPAKnya terlambat
dinilai oleh tim penilai.
c. Beberapa ASN pemangku jabatan fungsional tertentu tidak bisa diproses naik
pangkatnya karena jabatan tidak tersedia dalam analisis jabatan dan ABK.
d. Terdapat ASN pemangku jabatan struktural tidak bisa naik pangkat secara reguler
karena pejabat penilai pada SKP pangkatnya lebih rendah.
e. Masih adanya keterlambatan ASN di Lingkungan DKK dalam memasukkan berkas
naik pangkat.
f. Beberapa ASN yang diangkat pada formasi jabatan fungsional tertentu tidak pernah
membuat DUPAK.
g. Data kepegawaian untuk keperluan pembuatan Kenaikan Gaji Berkala tidak update
pada beberapa puskesmas.
h. Permohonan surat cuti tidak tepat waktu dari beberapa pegawai puskesmas.
i. Ada beberapa kegiatan dalam DPA Umum dan Kepegawaian realisasi keuangannya
kurang dari 80%.
j. Kondisi gedung yang tidak layak dan tidak nyaman (gedung miring, dinding retak,
pondasi sudah berlubang)
8.1.1.2 Upaya yang Dilakukan
a. Adanya kesepakatan terhadap seluruh tim penilai DUPAK bahwa ditetapkan batas
waktu penerimaan DUPAK. Seperti DUPAK Periode Januari-Juni paling lambat
diterima akhir Bulan Juli sedangkan DUPAK Periode Juli-Desember paling lambat
diterima akhir Bulan Januari. Kesepakatan ini sudah disampaikan pada seluruh
puskesmas.
212
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
b. Untuk memperlancar penilaian DUPAK, maka beberapa dari tim penilai yang
mempunyai beban kerja lebih, untuk tahun 2021 akan diganti.
c. Perlu diadakan evaluasi anjab ABK yang ada untuk memastikan butir-butir kegiatan
jabatan yang akan dituju tersedia di unit kerja. Kalau tidak tersedia jabatan tersebut di
unit kerja, maka perlu diusulkan untuk mutasi.
d. Perlu diadakan mutasi pada beberapa pegawai yang pangkatnya lebih tinggi dari
atasannya agar tidak terhambat untuk proses kenaikan pangkat dan pengembangan
karirnya.
e. Perlu ada penguatan komitmen dalam ketepatan waktu melengkapi berkas kenaikan
pangkat.
f. Perlu adanya pembinaan berupa teguran kepada pemangku jabatan fungsional tertentu
yang tidak membuat DUPAK.
g. Perlu adanya komitmen kepada Puskesmas untuk selalu mengupdate data kepegawaian
secara periodik (minimal 2 kali setahun)
h. Perlu adanya pembinaan mengenai tata naskah tentang kepegawaian secara
berkesinambungan.
i. Perlu adanya penyusunan perencanaan secara konkrit dan memperhatikan kondisi yang
ada.
j. Pada tahun 2021 telah diusulkan untuk kegiatan rehabilitasi gedung DKK melalui
RKA 2021.
213
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
b. Sebelum memasukan SPJ agar diperiksa dengan telilti sehingga tidak ada lagi
kesalahan dalam pembuatan kode rekening, tanggal, penulisan uang dan lain
sebagainya sesuai dengan syarat sah nya SPJ keuangan
214
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
g. Masih adanya tenaga kesehatan yang belum mengetahui dan memahami definisi
operasional pelayanan kesehatan.
h. Belum terlaksananya penatalaksa naan kegawatdaruratan bayi baru lahir, P4K, serta
Sistem rujukan maternal dan neonatal dengan baik.
i. Penurunan capaian cakupan Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai
standar. Hal ini disebabkan karena koordinasi yang masih sulit antara Puskesmas
dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan kegiatan. Masih ada pihak sekolah yang
membatasi waktu pelaksanaan kegiatan ini dengan alasan mengganggu proses belajar
mengajar sehingga kegiatan skrening tidak dapat dilakukan pada semua murid yang
ada di sekolah dan jumlah petugas yang masih terbatas. Disamping itu penyebab tidak
tercapainya pelayanan kesehatan pada anak sekolah adalah pandemi COVID-19, yang
sangat berdampak pada proses belajar mangajar walaupun sudah beberapa sekolah
yang melakukan pembelajaran tatap muka dengan waktu yang bergantian dengan kelas
yang lainnya.
j. Penurunan Capaian pelayanan lansia sesuai standar , dimana pada tahun 2020
capaiannya 52,90%. sedangkan pada tahun 2021 capaiannya 50,7 %. Hal ini
disebabkan salah satunya adalah terjadinya Pandemi Covid19. Pandemi COVID-19
yang mengakibatkan perubahan metode layanan, seperti penundaan kegiatan Posyandu
Lansia dan pembatasan layanan di puskesmas, sehingga mempengaruhi penurunan
jumlah kunjungan. Minimnya sarana pemeriksaan untuk lansia seperti kurangnya stik
pemeriksaan kolesterol dan Gula darah,sehingga lansia yang terscreening tidak dapat
dilayani sesuai standar.
k. Keterbatasan pelaksanaan Screening anak sekolah karena Pandemi COVID-19
sehingga sekolah tatap muka tidak dilakukan.
8.2.1.2 Upaya yang Dilakukan
a. Melakukan kunjungan rumah pada kelompok risiko tinggi yang memerlukan
pemeriksaan langsung yang dilakukan bersama aparat dan lintas sektor lainnya.
b. Melakukan test swab pada Ibu hamil dan turun ke lapangan bersama lintas program
dan lintas sektor bagi ibu hamil yang tidak mau di swab
c. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat dan ibu hamil baik secara langsung atau
tidak
215
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
d. Membuka layanan posyandu bersyarat yaitu kader kesehatan swab negatif atau sudah
menerima vaksinasi COVID-19, serta menerapkan protokol 3 M
e. Melakukan layanan inovasi bagi ibu hamil melalui Kelas Ibu online agar petugas dan
ibu hamil tetap dapat berkomunikasi dan memantau kesehatannya secara online
melalui WA group.
f. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak dengan menggunakan aplikasi Ayo Ceting
g. Penyediaan APD bagi petugas dan kader untuk melakukan kegiatan kunjungan rumah.
h. Melakukan Screening kesehatan pada anak sekolah dengan menggunakan google form.
i. Memberikan edukasi tentang protokol kesehatan masa pandemi covid19 kepada
masyarakat, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petugas maupun kader
sebagai pelaksana kegiatan posyandu.
j. Melaksanakan pelayanan lansia terintegrasi antara lain bekerjasama dengan Promkes,
PTM, Laboratorium, Dokter, Gizi dan Jiwa
k. Membuat kegiatan dan melibatkan lansia dalam pelaksanaan kegiatan (Pemberdayaan
lansia)
l. Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak untuk seluruh sasaran sesuai standar
masing-masing indikator.
m. Memaksimalkan pelayanan di Puskesmas PONED dan Rumah Sakit Rujukan
n. Memaksimalkan superfisi fasilitatif dengan melibatkan tim di Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kota Padang
o. Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak mengacu kepada SPM yang ada melalui Kohor dan
Buku KIA merupakan standar dokumentasi pelayanan yang harus diisi lengkap.
p. Pembina posyandu, Bikor serta pembina wilayah bertanggung jawab terhadap
pemantauan wilayah setempat dengan dokumentasi lengkap
q. Petugas dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan anak
mengacu dan mematuhi standar pelayanan yang ada.
r. Meningkatkan kepedulian Lintas Sektor terhadap Program KIA melalui pendekatan
dan sosialisasi yang berkelanjutan.
s. Melaksanakan MTBM kepada seluruh bayi baru Lahir yang merupakan standar yang
harus dilaksanakan
t. Melaksanakan rujukan Ibu Hamil dan bayi resiko resiko tinggi sesuai dengan jenjang
rujukan
216
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
u. Meningkatkan penjaringan sasaran Kesehatan Ibu Hamil dan anak melalui kunjungan
rumah oleh pembina Posyandu / wilayah serta volunter
t. Masih banyak wilayah kerja Puskesmas yang melebihi target balita kurus (wasting)
u. Kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi dan kesehatan anak
v. Kurangnya asupan makanan harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak
w. Kesehatan lingkungan sekitar yang buruk
x. Umur ibu dan jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum
cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya
y. Kelahiran prematur
8.2.2.2 Upaya yang Dilakukan
a. Tidak adanya pemangkasan dana untuk pengadaan media cetak
b. Berikan informasi tentang covid 19 tanpa mengeyampingkan informasi kesehatan
yang lain
c. Menyarankan kepada kordinator promkes agar materi penyuluhan disesuaikan dengan
permasalahan kesehatan yang ada di tiap-tiap puskesmas (materi fleksible )
d. Memotivasi petugas agar lebih pro aktif terhadap sasaran posyandu dengan melakukan
kunjungan rumah bersama kader, membuat kegiatan inovatif di posyandu dan
penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan DDTK serta memberikan penyuluhan di
Posyandu setiap bulan
e. Puskesmas mengusulkan melalui musrembang kelurahan atau kecamatan agar
menyediakan tempat yang representatif untuk kegiatan Posyandu
f. Mengusulkan melalui instansi terkait agar diajukannya anggaran untuk pemberian
reward kader posyandu setiap bulan serta melalui Puskesmas agar memberikan reward
kader pada anggaran BOK puskesmas
g. Mengupayakan pelaksanaan monitoring dan evaluasi ke posyandu oleh Tim dari DKK
Padang
h. Mengadakan pertemuan dengan seluruh pengurus kelsi yang ada bangunan
Poskeskelnya yang terdiri dari : Lurah, LPM dan bidan Poskeskel, serta membuat
kesepakatan secara tertulis untuk mengaktifkan forum kelsi yang ditanda tangani oleh
perwakilan dari Lurah, LPM dan bidan yang ada bangunan poskeskelnya
i. Melakukan bimbingan teknis langsung ke Petugas di Poskeskel
j. Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat bimtek agar bangunan
Poskeskel ditempati dan Bidan penanggungjawab Poskeskel tidak melakukan tugas
rangkap, akan tetapi hanya bertugas di Poskeskel atau di Kelurahan saja
218
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
k. Memberikan masukan pada saat bintek terhadap Lurah agar membuat anggaran untuk
kegiatan Kelurahan Siaga.
l. Perlu dilakukan promosi tentang tanaman toga baik melalui penyuluhan dalam gedung
maupun luar gedung agar masyarakat lebih memahami fungsi TOGA tersebut
m. Memberikan masukan serta arahan agar petugas puskesmas melengkapi data-data
jumlah KK yang mempunyai Toga
n. Lakukan penyuluhan pada masyarakat baik dalam gedung, luar gedung atau
penyuluhan keliling tentang manfaat TOGA
o. Berikan arahan pada masyarakat bahwa TOGA bisa ditanama dengan menggunakan
pot/polybek
p. Mengadakan sosialisasi tentang manfaat TOGA bagi kesehatan serta melakukan
pembinaan secara langsung ke kelurahan yang ada TOGA percontohannya
q. Agar petugas puskesmas lebih aktif lagi memberikan penyuluhan tentang gzi pada
masyarakat khususnya pada ibu balita
r. Diharapkan ibu balita mencari informasi tentang asupan gizi baik dari penyuluhan,
media cetak ataupun media elektronik
s. Diharapkan masyarakat menjaga bersihan lingkungan
t. Diharapkan pada ibu hamil menjaga jarak kelahiran agar kondisi anak dan ibu sehat
u. Agar tidak terjadi kelahiran yang prematur diharapkan ibu hamil menjaga kondisi
badan serta mengkonsumsi makanan yang bergizi.
h. Masih ada 3 Puskesmas yang belum memiliki Pos UKK yaitu Anak Air, Belimbing
dan Lubuk Begalung.
i. Belum semua Klub Olah Raga yang terdata, belum semua klub Olah Raga juga yang
melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan
220
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
221
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
g. Belum semua rumah sakit memahami tatalaksana kasus gigitan HPR, sehingga ada
rumah sakit merujuk pasien ke puskesmas yang dekat rumah sakit, padahal seharusnya
dirujuk ke wilayah tempat tinggalnya. Untuk masalah hewan liar juga menjadi kendala
karena tidak bisa dilakukan pemantauan, sehingga rata-rata akibat gigitan hewan liar
diberikan VAR
h. Selama pandemic covid 19 kunjungan balita dengan demam dan batuk masuk suspect
covid 19, sehingga laporan pneumonia dari semua puskesmas turun drastis. Penemuan
pneumonia balita hanya dari yang datang ke fasilitas kesehatan saja. Kontribusi dari
rumah sakit untuk laporan pneumonia balita saat pandemic covid 19 kurang optimal
i. Kontribusi dari rumah sakit untuk laporan pneumonia balita juga sangat sedikit saat
pandemic covid 19 hanya 192 orang sekitar 6%. Hal ini juga karena kesibukan rumah
sakit dengan penanganan covid 19 apalagi pneumonia adalah merupakan gejala dari
covid 19
j. Capaian testing hepatitis pada ibu hamil belum mencapai target dan belum semua ibu
hamil yang datang ke layanan kesehatan melakukan tes Hepatitis karena sebagian
berkunjung ke klinik dan rumah sakit dan terbatasnya Rappit HbsAg
k. Belum semua puskesmas memanfaatkan pojok oralit atau LROA (Layanan Rehidrasi
Oral Aktif) dan laporan dari rumah sakit belum bisa di akomodir karena untuk
dehidrasi sedang dan berat lebih banyak ke layanan rujukan
l. Dalam melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di lapangan tidak semua orang
yang tinggal dekat penderita malaria berada di rumah sehingga butuh waktu agak lama
untuk pelaksanaannya. Kendala lain adalah puskesmas masih belum aktif dalam
pemeriksaan malaria, sehingga data yang ditemukan hanya pasien yang berkunjung ke
rumah sakit
8.3.2.2 Upaya yang Dilakukan
a. Penjaringan terduga TB melalui telp atau SMS, WA grup dan media social untuk
orang terduga yang tidak bisa dikunjungi serta melakukan sosialisasi dan evaluasi
terbatas secara offline dan melalui virtual di tingkat Kota dengan FKTP dan FKRTL
yang ada serta tim manajemen layanan untuk menyikapi tetap melalukan pelayanan
TB saat pandemi covid 19 dengan protokol kesehatan.
b. Melibatkan KOPI TB yang terdiri dari dokter spesialis paru, dokter penyakit dalam,
dokter anak, dokter patologi klinik di Kota Padang untuk memberikan pembinaan dan
222
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
223
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
m. Petugas harus menkonfirmasi laporan diare yang dikirim oleh puskesmas setiap bulan,
jika ada yang tidak cocok dan segera diperbaiki. Disamping itu juga penting
disampaikan kepada petugas tentang penatalaksanaan kasus diare, karena petugas yang
piket di BP sering berganti, sehingga tidak semuanya memahami protap diare
n. Penyelidikan epidemiologi malaria oleh petugas puskesmas dengan koordinator
petugas dari Dinas Kesehatan. Setiap kasus malaria positif maka dilakukan
pemeriksaan kontak pada 25-30 orang yang tinggal disekitar penderita termasuk
anggota keluarganya
8.3.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa,
Narkotika, Psikosomatik, dan Zat Aditif
8.3.3.1 Masalah
a. Pada beberapa puskesmas masih belum terlaksana integrasi antar program dan
kordinasi lintas sektor.
b. Perolehan anggaran di beberapa Puskesmas masih belum optimal dimanfaatkan untuk
kegiatan PTM sehingga berdampak besar terhadap pencapaian SPM (3 indikator) yang
ada di program PTM. Begitu pula dengan anggaran dinas, mengalami pergeseran
karena difokuskan untuk kegiatan penanggulangan wabah
c. Kondisi wabah sangat mempengaruhi capaian program. Kegiatan kurang optimal,
karena masih terfokus pada penanggulangan wabah dan vaksinasi Covid 19
d. Masih kurangnya pemahaman petugas tentang definisi operasional masalah kesehatan
jiwa
e. Kurang pelaksanaan kunjungan rumah dan penyuluhan terhadap keluarga dan pasien
dengan masalah kesehatan jiwa akibat pandemi covid 19 yang membatasi kegiatan
kunjungan rumah oleh petugas
f. Kegiatan program jiwa di puskesmas masih terfokus pada pengobatan pasien yang
datang ke Puskesmas
g. Kurangnya dukungan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa khususnya bagi
Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
h. Kurangnya pengetahuan petugas tentang napza terkait skrinning
i. Pembatasan kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa secara
daring mengakibatkan tidak bias dilakukan kegiatan skrining
224
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
j. Tidak adanya dukungan dana untuk pembelian bahan habis pakai seperti urine test di
puskesmas IPWL dan puskesmas non IPWL padahal ini dibutuhkan untuk tindaklanjut
skrining assist yang bermasalah dengan pemeriksaan urine
k. Kurang optimalnya kerjasama lintas program dan lintas sektor terutama pada kegiatan
Posyandu balita dan lansia serta Posbindu PTM di setiap kelurahan
l. Pencatatan dan pelaporan yang masih belum optimal dari pengelola program
yang terkait
8.3.3.2 Upaya yang Dilakukan
a. Peningkatan integrasi antar program dan kordinasi lintas sektor dalam pelayanan
kesehatan PTM demi berkesinambungan kegiatan PTM
b. Memaksimalkan kegiatan inovatif, seperti : memanfaatkan momen vaksinasi langsung
dengan kegiatan skrining usia produktif dan pendataan pasien komorbid
c. Memanfaatkan aplikasi yang memudahkan penginputan data secara online baik oleh
petugas maupun peserta skrining
d. Meningkatkan pemahaman petugas tentang pelayanan kesehatan jiwa melalui
workshop dan rapat pengelola program kesehatan jiwa
e. Meningkatkan kunjungan rumah dan penyuluhan yang berkualitas terhadap keluarga
dan pasien dengan masalah kesehatan jiwa oleh petugas dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai pandemi covid 19
f. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini masalah kesehatan jiwa ke masyarakat
g. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa
h. Meningkatkan pengetahuan petugas tentang skrinning di lapangan pada kelompok
beresiko melalui workshop dan rapat evaluasi program
i. Melakukan perencanaan kegiatan skrining sebaiknya di mulai dari awal tahun
sehingga kegiatan tidak menumpuk di akhir tahun. Melaksanakan skrining pada
kelompok beresiko di masyarakat melalui kerjasama lintas sektor dengan tetap
menggunakan protokol kesehatan sesuai pandemi covid 19
j. Diharapkan puskesmas dapat mengadakan stik urine agar pelaksanaan skrining assist
dapat ditindaklanjuti dengan pemeriksaan urine dan puskesmas IPWL dapat
memeriksa pasien yang datang untuk melaporkan dirinya atas penyalahgunaan yang
mereka lakukan
225
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
k. Penguatan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pelayanan posyandu, dan
Posbindu PTM demi kesinambungan kegiatan Indera dalam pencapaian skrinning
l. Meningkatkan kerjasama yang optimal pengelola program dengan lintas program
untuk merekap hasil skrinning terkait dengan Indera
226
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
228
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
8.5.1.1 Masalah
a. Masih ada apotek yang belum mengarsipkan dengan baik faktur Pesanan Obat/Surat
Pesanan (SP) dan belum di arsipkan berdasarkan nomor urut dan tanggal pemesanan
b. Pada saat pemeriksaan masih ditemukan Obat Tanpa Izin Edar
c. Masih ada apotek yang pengadaan berasal dari sesama apotek
d. Setiap Penerimaan dan Pengeluaran Barang Belum dicatat pada kartu stock atau buku
pencatatan yang jelas(Secara manual maupun Elektronik)
e. Masih ada apotek yang menjual obat keras secara bebas tanpa resep dokter dan
pendistribusian yang tidak jelas
f. Pada saat pemeriksaan tidak ada tenaga Kefarmasian di Apotek
g. Belum semua apotek yang melakukan pelaporan penggunaan narkotika dan
psikotropika melalui SIPNAP
h. Sewaktu dilakukan pengawasan/pembinaan kesarana masih ditemukan apotek dan
toko obat yang APA atau TTK tidak berada di tempat
i. Masih ada penyimpanan obat kadaluarsa bercampur dengan obat yang masih layak
jual
j. Kebersihan ruang penyimpanan obat dan alat peracikan obat tidak terpelihara,
permukaan kemasan obat berdebu, lumping bekas peracikan obat tidak dibersihkan
k. Kartu stok obat tidak difungsikan
l. Mutasi obat tidak mampu telusur
m. Masih ditemukan makanan dan minuman olahan rumah tangga yang beredar di
masyarakat yang belum memiliki izin edar (Sertifikat P-IRT/SPP-IRT)
n. Masih ada makanan dan minuman yang izin edarnya belum menggunakan 15 digit
atau masa berlakunya telah habis
o. Sarana dan prasarana P-IRT masih ditemukan yang belum higienis
p. Pekerja/karyawan P-IRT yang menggolah makanan dan minuman belum
menggunakan perlengkapan kerja
q. Masih ditemukan P-IRT Kota Padang yang telah habis masa berlakunya yang beredar
di Kota Padang
r. Masih ada kasus keracunan pangan (KLB) di Kota Padang
229
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
s. Ditemukan produk P-IRT yang pada labelnya mencantumkan klaim untuk pengobatan
penyakit
t. Masih ditemukan sarana penjualan seperti supermarket yang meyusun pangan
postmarket tidak teratur dan bertumpuk/ berdebu sehingga memberikan kesan berdebu
dan bisa meurunkan kualitas pangan
u. Ditemukan beberapa jenis kosmetik yang beredar tanpa izin edar (TIE) seperti
lipstick, pensil alis, susu kabing Ettawa,Obat Herbal Sambiloto, Bubuk Kunyit Putih,
Sereh Bubuk, dan Temulawak Bubuk
8.5.1.2 Upaya yang Dilakukan
a. Melakukan pembinaan langsung ke lapangan dan kepada APA maupun PSA agar
segera memperbaiki / melengkapi temuan dilapangan dengan laporan CAPA apotek
b. Memanggil APA nya untuk datang ke DKK dengan memberikan peringatan, diminta
kepada APA setiap pelayanan kefarmasian harus dilakukan oleh APA yang dibantu
oleh TTK
c. SIA yang tidak berlaku lagi diminta kepada APA nya untuk segera memperbaharuinya
d. Diharuskan kehadirannya APA dan TTK selama sarana operasional
e. Mengamankan SP kosong yang telah ditanda tangani oleh APA, dan memanggil APA
ke DKK, agar kedepannya tidak boleh meninggalkan SP kosong yang telah ditanda
tangani dan diberikan peringatan
f. Semua obat keras harus diserahkan melalui resep dokter
g. Memberikan peringatan kepada APA, dan melarang Apotek mendistribusikan obat
dalam jumlah yang banyak kepada dokter, bidan, perawat apalagi yang tidak jelas
identitasnya
h. Memanggil APA agar melakukan pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika
melalui SIPNAP, dan membantu cara/menunjukan ke APA cara pelaporan dengan
SIPNAP dengan menggunakan laptop Ybs
i. Setiap akan survey selalu diminta keberadaan penanggung jawab sarana (APA), kalau
tidak ada maka survey untuk izin operasional ditunda sampai APA berada ditempat
j. Diminta kepada pemilik/penanggung sarana makanan dan minuman tidak menerima
pangan olahan yang belum memiliki izin edar (Sertifikat P-IRT/SPP-IRT) melalui
surat edaran atau disampaikan langsung waktu petugas melakukan pembinaan dan
pengawasan
230
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
g. Masih ada kebutuhan peningkatan SDMK atau pelatihan sesuai permintaan Puskesmas
yang belum terpenuhi karena keterbatasan anggaran.
h. Ditemukan adanya data pada program Jaminan Kesehatan Nasional tidak akurat dari
Peserta PBI APBD sebanyak 438 jiwa dan PBI APBD - PBI APBN sebanyak 1.225
jiwa
i. Masyarakat Kota Padang yang terdaftar sebagai peserta JKN Mandiri masih banyak
yang menunggak iuran premi bulanannya baik kelas I, II dan III
8.5.2.2 Upaya yang Dilakukan
a. Melakukan bimbingan secara langsung ke petugas yang mengordinir penyusunan
Dokumen Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) di Puskesmas
b. Surat Izin Praktik bagi tenaga kesehatan yang SIP sebelumnya diterbitkan belum 1
(satu) tahun, dapat diterbitkan jika ada surat rekomendasi dari Pimpinan di tempat
kerja dan harus ada persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan
c. Melakukan verifikasi tempat praktik dokter/dokter gigi di dalam aplikasi SIP,
kemudian Dinas Kesehatan membuat surat konfirmasi izin praktik dokter berkaitan
dengan tempat praktiknya yang ditujukan ke BPJS Kesehatan, Organisasi Profesi,
tempat kerja dan dokter yang bersangkutan.
d. Menginformasikan kepada Ketua Organisasi Profesi agar yang tenaga kesehatan
mengurus STR secara online terlebih dahulu.
e. Sosialisasi ke Puskesmas melalui monitoring dan evaluasi, lokakarya mini dan
menyurati Puskesmas tentang ketentuan izin belajar
f. Memberikan pembinaan serta arahan kepada Pegawai sebelum mengikuti pendidikan
agar mengurus SK izin belajar
g. Menginformasikan kepada tenaga kesehatan yang melanjutkan pendidikan yang tidak
linear agar tidak menuntut untuk penyesuaian ijazah jika sudah selesai pendidikan
h. Menyarankan kepada atasan agar selektif memberikan izin belajar dan mempedomani
analisis beban kerja di Puskesmas
i. Menyarakan kepada Kepala Puskesmas agar mengalokasikan dana untuk pelatihan
melalui dana Puskesmas/BLUD.
j. Diharapkan Kelurahan melakukan validasi lagi dengan memastikan Nama, NIK,
tanggal lahir dan alamat dengan Kartu Keluarga dan Dinas Kesehatan juga menyurati
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melakukan validasi data NIK yang tidak
232
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
online namun masih banyak data peserta yang masih menggunakan Kartu Keluarga
lama
k. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar melunasi tunggakannya dan bagi
peserta mandiri kelas III menunggak dengan kriteria miskin/kurang mampu
dipindahkan menjadi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan
Pekerja (BP) Pemerintah Daerah Kota Padang atas usulan pihak kelurahan
233
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2021 EDISI 2022
BAB IX
PENUTUP
Pada tahun 2021 Dinas Kesehatan telah melaksanakan 5 program yang terdiri dari 43
kegiatan dan mempunyai 99 subkegiatan. Untuk tercapainya indikator yang telah ditetapkan
dalam program dan kegiatan, Dinas Kesehatan Kota Padang telah menyusun kebijakan yang
selanjutnya dirinci dalam bentuk sub kegiatan yang dilakukan pada tahun 2021.
Dalam mencapai tujuannya, Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan kegiatan
dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik secara lintas program maupun lintas
sektor.
Pembangunan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan tahun 2021 secara umum dapat berjalan
dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2021 mempunyai kendala dan hambatan dalam
melaksanakan kegiatan karena masih belum berakhirnya pandemi Covid 19. Kendala tersebut
yang berkaitan dengan anggaran, tenaga kesehatan dan sarana prasarana penunjang kegiatan,
yang secara umum dapat mengganggu pencapaian tingkat kinerja. Namun demikian Dinas
Kesehatan Kota Padang tetap berupaya semaksimal mungkin dengan mendayagunakan
anggaran, tenaga kesehatan dan sarana prasarana yang ada untuk mencapai kinerja yang
maksimal.
Demikianlah laporan tahunan 2021 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
234