DINAS KESEHATAN
PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2017–2022
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ............................................ 79
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Perangkat Daerah .............................................. 79
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN .......................... 82
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN ............................................................... 89
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN 112
BAB VIII PENUTUP ..................................................................... 117
LAMPIRAN ...................................................................................... 118
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Isu-isu Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017–
2022 ...................................................................... 71
Tabel 3.8 Urutan Prioritas Isu-isu Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017–2022 ................ 72
Tabel 3.9 Matriks Tujuan, Target, dan Indikator TPB/SDGs
yang Relevan dengan Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta ........................................................... 75
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2017–2022 ................................................. 81
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategis, dan Kebijakan Jangka
Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2017–2022 ............................. 82
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2018-2022 ............................................................. 93
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017–2022 ... 112
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2018 (Indikatif) ............................... 115
v
DAFTAR GRAFIK
vi
Grafik 2.11 Jumlah dan Persentase Unit Operasional Jajaran
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang
Menerapkan PPK BLUD Sampai Dengan Akhir
Tahun 2017 ........................................................... 24
Grafik 2.12 Persentase Indikator SPM Bidang Kesehatan
yang Mencapai Target Tahun 2012–2017 ............ 39
Grafik 2.13 Persentase Indikator Urusan Kesehatan RPJMD
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013–2017 yang
Mencapai Target ................................................... 40
Grafik 2.14 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan
Jajaran Tahun 2013–2017 .................................... 44
Grafik 2.15 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Jajaran
Tahun 2013–2017 ................................................. 45
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah adalah satu kesatuan
tatacara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka panjang yang dituangkan dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), jangka
menengah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada level provinsi dan dokumen
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) pada
level unsur pelaksana, dan tahunan yang dituangkan dalam dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada level provinsi dan
dokumen Rencana Kerja (Renja SKPD) pada level unsur pelaksana.
Dokumen-dokumen tersebut dilaksanakan oleh unsur-unsur penyelenggara
pemerintahan daerah dengan melibatkan masyarakat sebagai stakeholder.
Sebagai satu kesatuan sistem, masing-masing dokumen saling terkait dan
konsisten dimana RPJPD memayungi arah pembangunan bagi RPJMD
dalam 4 (empat) periode lima tahunan. RPJPD dan RPJMD harus dapat
memecahkan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu-isu
strategik jangka panjang dan menengah terutama terkait standar
pelayanan. Selanjutnya, RPJMD memberi pedoman bagi RKPD melalui
arah kebijakan tahunan dalam 5 (lima) tahun. RPJMD dan RKPD
diterjemahkan atau dipedomani oleh SKPD dalam menyusun Renstra-
SKPD dan Renja-SKPD serta UKPD dalam menyusun Renja UKPD.
Renstra SKPD dan Renja-SKPD/UKPD harus dapat menjadi basis
perumusan dan dasar peningkatan kualitas layanan bagi masyakarat.
2
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2017–2022 disusun sebagai instrumen untuk menerjemahkan dan
mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD yang ditetapkan dalam RPJMD. Renstra tersebut disusun
dengan berprinsip secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel
partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.
3
10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2001
tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Republik
Indonesia 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah;
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal;
4
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2012
tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas
Pemerintahan Daerah;
24. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional;
25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan;
26. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP);
27. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015-2019;
28. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan
Umum Daerah
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangungan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
5
32. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5
Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
33. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4
Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Daerah
34. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu;
35. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1
Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030
36. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 6
Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Tahun 2005-2025
37. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1
Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2017–2022
38. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
278 Tahun 2016 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan
39. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
73 Tahun 2017 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah
dan Rencana Kerja Satuan kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja
Perangkat Daerah
40. Surat Edaran Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 34/SE/2017 tentang Penyusunan Rencana Strategis
Perangkat Daerah Tahun 2018–2022.
6
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
7
Jakarta Tahun 2017–2022 disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
2. Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Perangkat Daerah
3. Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan fungsi
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Perangkat Daerah
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
4. Bab IV Tujuan, dan Sasaran
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
5. Bab V Strategi dan Arah Kebijakan
6. Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan
7. Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
8. Bab VIII Penutup
8
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
9
10. Pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit menular dan
penyakit tidak menular serta akibat yang ditimbulkannya;
11. Pengawasan, pemantauan, pengendalian, pembinaan dan evaluasi
pelayanan RSUD/RSKD;
12. Pengawasan, pengendalian dan pembinaan kesehatan kerja;
13. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan pengembangan
informasi kesehatan;
14. Pembangunan, pengembangan dan peminaan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan kesehatan;
15. Perencanaan dan pengelolaan pembiayaan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan;
16. Penanganan kesehatan fakir miskin sesuai dengan lingkup tugasnya
17. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi bidang pelayanan
kesehatan;
18. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana bidang kesehatan;
19. Pengawasan dan pengendalian izin di bidang kesehatan;
20. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat
daerah di bidang kesehatan;
21. Penegakan peraturan perundang-undangan daerah di bidang
kesehatan;
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas Kesehatan;
23. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas
Kesehatan;
24. Pengelolaan kerasipan dan data dan informasi Dinas Kesehatan;
25. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan.
10
3. Sekretariat, terdiri dari:
a. Subbagian Umum
b. Subbagian Kepegawaian
c. Subbagian Sarana dan Prasarana
d. Subbagian Keuangan
4. Bidang Perencanaan dan Pembiayaan, terdiri dari:
a. Seksi Program dan Anggaran
b. Seksi Pengendalian, Evaluasi, dan Pembiayaan Kesehatan
c. Seksi Data, Informasi, dan Pelaporan
5. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
a. Seksi Kesehatan Keluarga
b. Seksi Gizi, Promosi Kesehatan, dan Pembinaan Peran Serta
Masyarakat
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Kesehatan
Olahraga
6. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari:
a. Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi
b. Seksi Penyakit Menular, Tular Vektor, dan Zoonotik
c. Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza
7. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
a. Seksi Fasilitas Layanan Kesehatan Dasar, Tradisional, dan
Komplementer
b. Seksi Fasilitas Kesehatan Rujukan dan Krisis Kesehatan
c. Seksi Standarisasi Mutu Pelayanan Kesehatan
8. Bidang Sumberdaya Kesehatan, terdiri dari:
a. Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
b. Seksi Kefarmasian
c. Seksi Alat Kesehatan
9. Suku Dinas Kota
10. Suku Dinas Kabupaten
11. Unit Pelaksana Teknis
12. Kelompok Jabatan Fungsional
11
Gambar 2.1 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta
12
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Alokasi dan manajemen sumber daya yang efektif dan efisien akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja SKPD itu
sendiri. Sumber daya yang dimaksud tersebut terdiri atas Sumber Daya
Manusia (SDM), aset/modal, sumber daya keuangan dan unit usaha yang
masih operasional.
13
Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) merupakan kelompok
terbesar yang mencakup sekitar tiga perempat (3/4) dari total Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan jajaran
sepanjang tahun 2013–2014. Pada tahun 2015–2017, porsi kelompok
Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) menurun menjadi sekitar dua pertiga
(2/3) dari total PNS di Dinas Kesehatan beserta jajarannya. Penurunan ini
disebabkan lebih banyaknya jumlah JFT yang memasuki masa purna bakti
dibandingkan tambahan penerimaan JFT baru dari penerimaan Calon PNS
yang terakhir kali terjadi pada tahun 2014.
14
peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK) sebagai pelaksana pelayanan kesehatan. Salah satu fokusnya
adalah menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan yang
diberikan SDMK terhadap masyarakat.
15
Grafik 2.4 Jumlah SDM per klasifikasi SDMK Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017
16
Grafik 2.6 Rasio Dokter Per 1.000 Penduduk di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2013–2017
17
Grafik 2.7 Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk (1000
Penduduk) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013–2017
18
Sebaliknya, dengan adanya pengembangan dan pembangunan
RSUD Kelas D di wilayah kecamatan sejak tahun 2015, terjadi peningkatan
rasio Rumah Sakit (RS) per-1000 penduduk yang cukup signifikan.
Peningkatan rasio tersebut terus berlanjut akibat beroperasionalnya 4
RSUD Kelas D pada April 2016 dan 2 RSUD Kelas D pada Agustus 2017.
Selain itu, penambahan operasional beberapa RS Swasta juga
berkontribusi terhadap peningkatan rasio tersebut.
2.2.3 Aset
19
Grafik 2.10 Rekapitulasi Nilai Aset Tetap Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta dan Jajaran Tahun 2014–2016
20
Tabel 2.1 Daftar Unit Operasional Jajaran Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013–2017
21
Tahun Status PPK BLUD
Nama Unit Operasional
No. Mulai
yang Menerapkan PPK-BLUD Secara Secara
Beroperasional
Bertahap Penuh
21 RSUD Mampang Prapatan 2015
22
Tahun Status PPK BLUD
Nama Unit Operasional
No. Mulai
yang Menerapkan PPK-BLUD Secara Secara
Beroperasional
Bertahap Penuh
43 Puskesmas Kec. Cilincing 1976
23
Tahun Status PPK BLUD
Nama Unit Operasional
No. Mulai
yang Menerapkan PPK-BLUD Secara Secara
Beroperasional
Bertahap Penuh
67 Puskesmas Kec. Cakung 1973
24
Sebanyak 100% dari total 78 unit usaha operasional di jajaran Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sudah PPK BLUD. Dari total tersebut,
sebanyak 70,51% atau 55 UKPD telah menerapkan PPK BLUD secara
penuh dan sebanyak 29,49% atau 23 UKPD masih menerapkan PPK BLUD
secara bertahap.
25
Grafik 2.12 Persentase Indikator SPM Bidang Kesehatan yang
Mencapai Target Tahun 2012–2017
Hal ini terjadi karena masih kurangnya kerja sama lintas sektor
(Lurah, Camat, dan Perangkat Daerah lainnya) untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Oleh karen itu, pada periode mendatang Dinas
Kesehtan Provinsi DKI Jakarta perlu menguatkan kerja sama dan kemitraan
lintas sektor agar dapat mencapai target indikator yang telah ditetapkan.
39
Grafik 2.13 Persentase Indikator Urusan Kesehatan RPJMD
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013–2017 yang Mencapai
Target
40
berdampak pada turunnya indikator “Jumlah Puskesmas Kecamatan yang
Telah Memiliki Fasilitas Rawat Inap Selain Rumah Bersalin”.
41
antara lain Komisi Penanggulangan AIDS, Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga
Kerja, Dinas Sosial, dan Perangkat Daerah terkait lainnya.
42
Tabel 2.3 Prevalensi Balita Stunting di Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2012–2016
Tahun
No. Wilayah
2012 2013* 2014 2015** 2016**
1 2 3 4 5 6 7
43
Grafik 2.14 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Jajaran Tahun
2013–2017
44
Grafik 2.15 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Jajaran Tahun
2013–2017
45
Tabel 2.4 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 7 / 2 13 = 8 / 3 14 = 9 / 4 15 = 10 / 5 16 = 11 / 6 17 = (6 - 2) / 5 18 = (11 - 7) / 5
PENDAPATAN DAERAH 809.333.492.985 1.073.942.925.702 1.544.429.740.138 2.018.476.102.316 2.527.986.980.432 794.460.696.894 1.033.958.025.252 1.383.313.278.855 1.850.236.739.772 2.257.801.803.162 0,98 0,96 0,90 0,92 0,89 343.730.697.489 292.668.221.254
Pendapatan Asli Daerah 809.333.492.985 1.073.942.925.702 1.544.429.740.138 2.018.476.102.316 2.527.986.980.432 794.460.696.894 1.033.958.025.252 1.383.313.278.855 1.850.236.739.772 2.257.801.803.162 0,98 0,96 0,90 0,92 0,89 343.730.697.489 292.668.221.254
46
Lain-lain PAD yang Sah 809.333.492.985 1.073.942.925.702 1.544.429.740.138 2.018.476.102.316 2.527.986.980.432 794.460.696.894 1.033.958.025.252 1.383.313.278.855 1.850.236.739.772 2.257.801.803.162 0,98 0,96 0,90 0,92 0,89 343.730.697.489 292.668.221.254
BELANJA DAERAH 4.634.711.807.126 6.987.200.437.897 6.706.238.239.963 8.253.150.963.180 9.100.783.190.522 4.294.308.346.096 5.008.555.529.741 5.134.736.533.216 6.854.299.224.352 7.707.213.855.325 0,93 0,72 0,77 0,83 0,85 893.214.276.679 682.581.101.846
Belanja Tidak Langsung 649.731.956.979 755.005.369.000 1.511.595.713.881 1.845.281.368.228 1.961.665.154.900 599.677.099.719 636.670.947.319 1.384.729.971.161 1.736.819.809.589 1.710.025.950.427 0,92 0,84 0,92 0,94 0,87 262.386.639.584 222.069.770.142
Belanja Pegawai 649.731.956.979 755.005.369.000 1.511.595.713.881 1.845.281.368.228 1.961.665.154.900 599.677.099.719 636.670.947.319 1.384.729.971.161 1.736.819.809.589 1.710.025.950.427 0,92 0,84 0,92 0,94 0,87 262.386.639.584 222.069.770.142
Belanja Langsung 3.984.979.850.147 6.232.195.068.897 5.194.642.526.082 6.407.869.594.952 7.139.118.035.622 3.694.631.246.377 4.371.884.582.422 3.750.006.562.055 5.117.479.414.763 5.997.187.904.898 0,93 0,70 0,72 0,80 0,84 630.827.637.095 460.511.331.704
Belanja Pegawai 283.789.339.027 435.387.194.532 516.548.879.065 1.104.513.474.662 2.274.518.366.322 234.282.137.525 354.271.086.115 384.438.068.742 912.970.488.445 2.030.796.222.238 0,83 0,81 0,74 0,83 0,89 398.145.805.459 359.302.816.943
Belanja Barang dan Jasa 3.119.111.958.250 3.508.062.841.032 3.445.141.606.528 3.892.686.510.897 3.094.109.862.390 2.974.959.920.407 2.330.262.190.906 2.462.212.472.594 3.254.321.932.503 2.678.794.643.739 0,95 0,66 0,71 0,84 0,87 (5.000.419.172) (59.233.055.334)
Belanja Modal 582.078.552.870 2.288.745.033.333 1.232.952.040.489 1.410.669.609.393 1.770.489.806.910 485.389.188.445 1.687.351.305.401 903.356.020.719 950.186.993.815 1.287.597.038.921 0,83 0,74 0,73 0,67 0,73 237.682.250.808 160.441.570.095
TOTAL (3.825.378.314.141) (5.913.257.512.195) (5.161.808.499.825) (6.234.674.860.864) (6.572.796.210.090) (3.499.847.649.202) (3.974.597.504.488) (3.751.423.254.361) (5.004.062.484.580) (5.449.412.052.163) 0,91 0,67 0,73 0,80 0,83 (549.483.579.190) (389.912.880.592)
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah
Permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan dan jajarannya pada tahun 2013–2017 secara umum
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sulitnya mendapatkan gambaran yang
tepat mengenai sasaran pelaksanaan kebijakan, masih kurang selarasnya
intervensi terhadap permasalahan kesehatan, dan kekurangmampuan
dalam pemetaan rencana tindak lanjut yang bersifat holistik dan
berkesinambungan. Dari setiap permasalahan tersebut, kemudian
diidentifikasi tantangan dan peluang bagi pelayanan yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan beserta jajarannya.
47
Berdasarkan analisa data dan permasalahan kesehatan di Provinsi
DKI Jakarta, Dinas Kesehatan perlu memperkuat kerja sama lintas sektor.
Namun, dalam pengembangan upaya kesehatan di Provinsi DKI Jakarta,
perlu diidentifikasi terlebih dahulu seluruh tantangan dan peluang yang ada.
48
Isu yang Diperoleh dari
Analisa Gambaran Tantangan Bagi Pelayanan Peluang Bagi Pelayanan
No.
Pelayanan Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah
1 2 3 4
3 Kebutuhan tindak lanjut Penetapan prioritas Jaminan keberlangsungan
terhadap hasil intervensi intervensi seringnya kurang pembiayaan sebuah
tidak dipetakan dan memperhatikan target program/kegiatan yang
dituangkan dalam pencapaian perencanaan telah terlegitimasi dalam
rencana aksi yang jangka menengah dokumen perencanaan
berkelanjutan jangka menengah
49
BAB III
50
Tabel 3.1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas
dan Sasaran Pengembangan Pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4
1 Usia Harapan Hidup Masih belum selarasnya Basis intervensi dengan
(UHH) yang tidak penerapan dan prinsip Continuum of
mencapai target yang penjaminan standar Care belum secara
telah ditetapkan mutu serta akses optimal dijadikan sebagai
sepanjang tahun terhadap pelayanan dasar penetapan standar
2013–2017 walaupun kesehatan bagi penduduk dan akes pelayanan
angkanya cenderung DKI Jakarta di fasilitas kesehatan
naik dan juga tidak pelayanan milik Kebijakan pembiayaan
tercapainya pemerintah dan swasta kesehatan belum secara
beberapa target Belum terfasilitasinya optimal memfasilitasi
layanan dasar yang dengan optimal akses perubahan paradigma
ditetapkan dalam paradigma sehat sehat di masyarakat
SPM masyarakat melalui melalui optimalisasi
upaya promotif dan upaya promotif dan
preventif di fasilitas preventif
pelayanan milik Kebijakan
pemerintah dan swasta pengembangan
prasarana dan sarana
masih belum terintegrasi
dengan baik dan
didasarkan pada analisa
yang holistik dan
berkesinambungan
2 Pemantauan dan Kebutuhan atas Analisa hasil
evaluasi terhadap perubahan kebiajakan pelaksanaan kebijakan
kebijakan yang masih pelayanan kesehatan belum secara maksimal
belum maksimal tidak terfasilitasi dengan melibatkan lintas
sehingga beberapa baik di level regulasi program, belum secara
pencapaian indikator maksimal memanfaatkan
kegiatan pada tahun hasil penelitian dan
2013–2017 tidak kurang berorientasi pada
tersedia akibat tidak peningkatanan
dilakukan. pelayanan publik
51
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Gambar 3.1 Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2017–2022
52
Dari kelima Misi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
melakukan telaah terhadap Misi pertama dan ketiga untuk dapat
mendukung pencapaian-pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan
dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2017–2022.
Visi: "Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua"
Misi dan
Faktor
Program
Kepala Daerah Permasalahan Pelayanan
No.
& Wakil Perangkat Daerah
Kepala Daerah Penghambat Pendorong
Terpilih
1 2 3 4 5
1 Misi 1:
Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-
nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan,
menggerakkan dan memanusiakan.
1.1 Program Upaya pelayanan Kesiapan rencana aksi Restrukturisasi dan
Pengembangan kesehatan yang bersifat pencapaian suatu integrasi Upaya
Upaya kuratif selama ini masih tujuan salah satunya Kesehatan
Kesehatan terlalu mendominasi dan bergantung pada Masyarakat dan
Masyarakat terlalu terfokus pada intervensi lintas sektor Upaya Kesehatan
dan Upaya pelanggan sebagai melalui pembiayaan Perorangan yang
Kesehatan seorang individu bukan yang berfokus pada dilakukan oleh Tim
Perorangan sebagai bagian dari pencapaian tersebut. Ketuk Pintu Layani
masyarakat. Dengan Hati
(KPLDH)
1.2 Program Belum seluruh Peraturan yang ada Anggaran APBD
Jaminan masyarakat memiliki saat ini membatasi yang kuat untuk
Pemeliharaan jaminan pemeliharaan akses jaminan membantu
Kesehatan kesehatan. pembiayaan untuk masyarakat yang
Daerah Standarisasi kualitas situasi tertentu saja tidak mampu dalam
jenis manfaat pelayanan seperti pada upaya Pencapaian
yang dapat diberikan Kejadian Luar Biasa Universal Health
kepada masyarakat (KLB) dan Kekerasan Coverage (UHC)
belum sepenuhnya terhadap Perempuan menjadi salah satu
diatur secara teknis. dan Anak (KtP/A). faktor penjamin
Perluasan manfaat Perluasan manfaat pembiayaan
pembiayaan kesehatan pembiayaan di luar kesehatan bagi
tetap harus kuota harus diatur penduduk di
memperhatikan kualitas terlebih dahulu Provinsi DKI Jakarta
dan kemampuan dalam peraturan.
fasilitas pelayanan Selain itu, tidak
semua pemberi kerja
53
Visi: "Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua"
Misi dan
Faktor
Program
Kepala Daerah Permasalahan Pelayanan
No.
& Wakil Perangkat Daerah
Kepala Daerah Penghambat Pendorong
Terpilih
1 2 3 4 5
kesehatan dalam mau bertanggung
memberikan pelayanan. jawab dalam
memberikan jaminan
pemeliharaan
kesehatan melalui
BPJS. Hal ini
memerlukan kerja
sama lintas sektor
dengan Dinas Tenaga
Kerja untuk
memperkuat aturan
tersebut
1.3 Program Perencanaan dan Permenuhan Kemampuan
Peningkatan pelaksanaan persyaratan untuk pembiayaan
Prasarana dan pembangunan/peningka perizinan beberapa item
Sarana Bidang tan sarana fasilitas pembangungan pengadaan sarana
Kesehatan pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan dan prasarana
banyak menemui kesehatan masih melalui anggaran
kendala banyak yang sulit Badan Layanan
Pemenuhan prasarana dipenuhi terutama Umum Daerah
terkait pelayanan terkait Ketentuan (BLUD)
kesehatan masih belum Rencana Kota dan
terstandarisasi secara ketersediaan tenaga
teknis dengan mendetail teknis
Sistem Informasi yang UKPD masih
tersedia saat ini belum menggunakan sistem
terintegrasi informasi yang
belum terintegrasi
1.4 Program Analisa kebutuhan Analisa Jabatan dan
Pengembangan pemenuhan dan distribusi Analisa Beban Kerja
dan SDMK masih belum secara (ABK) tidak
Pemberdayaan maksimal memfasilitasi memperhitungkan
Sumber Daya perubahan Analisa tugas tambahan di luar
Manusia Jabatan dan Analisa Beban tugas pokok
Kesehatan Kerja (ABK)
(SDMK)
3 Misi 3:
Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani,
serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis
dan berintegritas.
3.1 Program Pemantauan dan Kemampuan Pembiayaan yang
Peningkatan evaluasi terhadap penatakelolaan bersumber
dan efisiensi dan efektivitas manajemen anggaran BLUD
Pengelolaan pelaksanaan kebijakan & perkantoran dan mendorong
54
Visi: "Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua"
Misi dan
Faktor
Program
Kepala Daerah Permasalahan Pelayanan
No.
& Wakil Perangkat Daerah
Kepala Daerah Penghambat Pendorong
Terpilih
1 2 3 4 5
Kantor Urusan pengelolaan kantor pengelolaan efisiensi
Kesehatan masih belum maksimal kegiatan yang masih penggunaan
Manajemen aset dan belum optimal aggarannya.
persediaan yang belum Belum adanya sistem
optimal informasi
manajemen aset dan
persediaan
3.2 Program Efisiensi pengelolaan Kemampuan
Pengelolaan kendaraan operasional penatakelolaan aset
Kendaraan terhadap kebutuhan dan identifikasi nilai
Opersional perencanaan serta kebutuhan
Urusan pengelolaan kendaraan
Kesehatan operasional masih
belum optimal
3.3 Program Pengambilan kebijakan Analisa hasil kepuasan Pemetaan
Peningkatan pelayanan kesehatan pelanggan belum kepuasan
Kualitas belum secara maksimal secara maksimal pelanggan
Pelayanan memfasilitasi kebutuhan disinkronkan dengan dilakukan secara
Publik Urusan pelayanan publik analisa kebutuhan rutin minimal sekali
Kesehatan pengembangan dalam satu tahun
pelayanan
55
Tabel 3.3 Telaahan Sasaran Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
56
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
57
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
58
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
c Persentase produk Perizinan PKRT Sulitnya Perlibatan Dinas
alat kesehatan dan diatur dan dikelola memperbaharui Kesehatan dalam
PKRT di peredaran oleh perangkat data PKRT yang kegiatan
yang memenuhi daerah yang sudah pemeriksaan teknis
syarat sebesar 83%. bertanggung jawab mendapatkan bersama perangkat
dalam perizinan perizindan dari daerah lain yang
sehingga perangkat daerah terkait
pengawasannya yang bertanggung
maksimal jika hanya jawab dalam
dilakukan oleh Dinas perizinan
Kesehatan
5 Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
a Jumlah Puskesmas Permberdayaan Keterbatasan Dukungan anggaran
yang minimal tenaga kesehatan jumlah pegawai di bersumber BLUD
memiliki 5 jenis masih belum Puskemas untuk pembiayaan
tenaga kesehatan maksimal sesuai Kelurahan belanja pegawai
sebanyak 5.600 spesifikasi menyebabkan lebih bersifat
Puskesmas. pendidikannya seorang tenaga fleksibel
kesehatan akan
mendapatkan tugas
tambahan di luar
tugas pokok dan
fungsi utamanya
b Persentase RS Semua RSUD di Sistem perhitungan
kab/kota kelas C Provinsi DKI Jakarta take home pay yang
yang memiliki 4 sudah memenuhi ada saat ini bagi
dokter spesialis standar minimal dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesifikasi sebagai tenaga
spesialis penunjang ketenagakerjaan kontrak
sebesar 60%. dokter spesialis dibandingkan lebih
namun yang masih diapresiasi dokter
perlu menjadi spesialis sebagai
perhatian adalah pegawai tetap
memastikan
kecukupan jam
pelayanan
spesialistik terhadap
kebutuhan
masyarakat
6 Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga
59
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
a Meningkatnya tidak relevan dan tidak menjadi kewenangan bagi Dinas
jumlah Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
kementerian lain
yang mendukung
pembangunan
kesehatan
b Jumlah organisasi tidak relevan dan tidak menjadi kewenangan bagi Dinas
kemasyarakatan Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
yang
memanfaatkan
sumber dayanya
untuk mendukung
kesehatan
sebanyak 15
c Jumlah tidak relevan dan tidak menjadi kewenangan bagi Dinas
kesepakatan kerja Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
sama luar negeri di
bidang kesehatan
yang
diimplementasikan
sebanyak 40.
8 Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi
60
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
a Jumlah provinsi Sinkronisasi sumber Petunjuk teknis Pembiayaan
yang memiliki pembiayaan pengalokasian anggaran
rencana lima tahun kesehatan melalui pembiayaan kesehatan sebagian
dan anggaran APBN seringkali kesehatan melalui besar dapat
kesehatan tidak maksimal APBN kurang dibiayai melalui
terintegrasi dari selaras waktunya APBD
berbagai sumber dengan pengajuan
sebanyak 34 perencanaan
provinsi anggaran daerah
(APBD)
61
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
62
Sasaran Jangka Permasalahan
Sebagai Faktor
Menengah Pelayanan SKPD
No.
Kementerian Dinas Kesehatan
Penghambat Pendorong
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5
b Persentase Belum adanya Data hasil Rencana
tersedianya Integrasi data pelayanan pengembangan
jaringan komunikasi pelayanan kesehatan pada sistem informasi
data yang kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan di
diperuntukkan fasilitas pelayanan kesehatan yang Provinsi DKI Jakarta
untuk akses kesehatan milik memiliki IKS dengan yang melibatkan
pelayanan e-health swasta BPJS tidak dapat integrasi data
sebesar 50% dilakukan integrasi kesehatan dari
dengan sistem semua wilayah di
informasi kesehatan Provinsi DKI Jakarta
di level puskesmas
kecamatan
63
sesuai dengan dinamika perkembangan dalam bidang sosial, ekonomi, dan
politik. Telaahan RTRW ditujukan untuk dapat mengidentifikasi implikasinya
terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Kesehatan. Dibandingkan dengan
struktur dan pola ruang yang ada saat ini (eksisting), Dinas Kesehatan
dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan,
perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan dalam
masa 5 (lima) tahun mendatang.
Indikasi Program
Pemanfaatan Pengaruh Rencana
Rencana Arahan Lokasi
Struktur Ruang pada Struktur Ruang
No. Struktur Pengembangan
Ruang Saat Ini Periode Terhadap kebutuhan
Ruang Pelayanan SKPD
Perencanaan Pelayanan SKPD
Berkelanjutan
1 2 3 4 5 6
64
diberikan oleh Penyakit Tidak
Dinas Kesehatan Menular
Provinsi DKI
Jakarta.
Indikasi
Program
Pengaruh Rencana
Pemanfaatan Arahan Lokasi
Rencana Pola Pola Ruang Polar Ruang
No. Ruang pada Pengembangan
Ruang Saat Ini Terhadap kebutuhan
Periode Pelayanan SKPD
Pelayanan SKPD
Perencanaan
Berkelanjutan
1 2 3 4 5 6
65
Indikasi
Program
Pengaruh Rencana
Pemanfaatan Arahan Lokasi
Rencana Pola Pola Ruang Polar Ruang
No. Ruang pada Pengembangan
Ruang Saat Ini Terhadap kebutuhan
Periode Pelayanan SKPD
Pelayanan SKPD
Perencanaan
Berkelanjutan
1 2 3 4 5 6
seluruh berpotensi sistem rujukan
wilayah wabah atau UKM
Kecamawtan Kejadian Luar
Tambora, Biasa (KLB) perlu
Taman Sari, optimalisasi
dan Sawah aktivasi rencana
Besar, kontijensi.
sebagian
besar wilayah
Kecamatan
Kemayoran 3 Penguatan 3 Perlu 3 Integrasi
dan Johar logistik perencanaan pengembangan
Baru, Tanjung kesehatan terintegrasi dan perencanaan
Priok, dan paska terkait kesiapan logistik
Koja, dan bencana logistik kesehatan untuk
Kecamatan pendukung kejadian bencana
Cilincing upaya oleh Puskesmas
Wilayah penanggulangan dan
Barat. penyakit pada dikoordinasikan
kejadian di tingkat Suku
Titik-titik bencana Dinas
kawasan
rawan Selain itu, buffer
bencana obat untuk
dengan kejadian bencana
tingkat tinggi (tentatif)
sampai didapatkan dari
dengan kementerian
sangat tinggi kesehatan dan
lainnya untuk kemudian
tersebar ditempatkan di
hampir Dinas Kesehatan
merata di dan/atau Suku
wilayah DKI Dinas Kesehatan
Jakarta
lainnya.
66
Indikasi
Program
Pengaruh Rencana
Pemanfaatan Arahan Lokasi
Rencana Pola Pola Ruang Polar Ruang
No. Ruang pada Pengembangan
Ruang Saat Ini Terhadap kebutuhan
Periode Pelayanan SKPD
Pelayanan SKPD
Perencanaan
Berkelanjutan
1 2 3 4 5 6
permukima sampai saat sesuai berintensitas
n ini tersebar di spesifikasi tinggi (wilayah
3. Kawasan beberapa pola kawasan Jakarta Pusat:
peruntukan ruang dan Menteng,
permukima kawasan. penduduk- Gambir; Jakarta
n taman nya. Selatan:
4. Kawasan Setiabudi,
peruntukan Kebayoran Baru)
perkantor-
2 Pengembangan 2 Kawasan
an, per-
fokus/unggulan peruntukan
dagangan,
layanan permukiman,
dan jasa
kesehatan pada permukiman
5. kawasan
Puskesmas taman,
peruntukan
berkonsep sub- perkantoran
industri dan
urban perdagangan,
pergudang-
dan jasa
an
berintensitas
rendah, serta
kawasan
peruntukan
industri dan
perdagangan
3 Pengembangan 3 Tersebar merata
Rumah Sakit di wilayah DKI
Umum Jakarta
Daerah/Rumah
Sakit Khusus
Daerah dengan
kekhususan
spesifikasi
sebagai bagian
integrasi
pelayanan
kesehatan
tingkat lanjut
3 Kawasan Wilayah 1 Pengemban 1 Perlunya 1 Kawasan
peruntukan Kepulauan gan fasilitas pengembangan Kepulauan Seribu
pariwisata Kabupaten pelayanan fasilitas (6 pulau)
Administrasi kesehatan pelayanan
Kepulauan di Kawasan kesehatan yang
Seribu Kepulauan berfungsi
merupakan Seribu sebagai utilitas
wilayah sebagai kawasan
dengan salah satu pariwisata
dominasi dari 10 dengan
kawasan destinasi pelayanan
67
Indikasi
Program
Pengaruh Rencana
Pemanfaatan Arahan Lokasi
Rencana Pola Pola Ruang Polar Ruang
No. Ruang pada Pengembangan
Ruang Saat Ini Terhadap kebutuhan
Periode Pelayanan SKPD
Pelayanan SKPD
Perencanaan
Berkelanjutan
1 2 3 4 5 6
peruntukan wisata yang berstandar
pariwisata. telah global
ditentukan
oleh
Presiden
dengan
prototype
yang sudah 2 Pengembangan
ditentukan tersebut juga
oleh termasuk pada
Kemen- pengembangan
terian jejaring
Kesehatan pelayanan
kesehatan
rujukan dan pra
rujukan sebagai
kesatuan sistem
pengembangan
pelayanan
kesehatan di
kawasan
pariwisata
68
Tabel 3.6 Telahaan KLHS Terhadap Kebutuhan dan
Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta
Catatan bagi
Aspkek Implikasi Terhadap
No. Ringkasan KLHS Perumusan Program
Kajian Pelayanan SKPD
dan Kegiatan SKPD
1 2 3 4 5
1 Kapasitas daya Ketersediaan dan Rencana Pertimbangan
dukung dan pengembangan sistem yang pengembangan pemilihan kawasan
daya tampung mendukung fungsi pola fasilitas pelayanan sebagai tempat
lingkungan ruang misalnya sistem dan kesehatan di luar pengembangan
hidup untuk jaringan transportasi serta kawasan yang fasilitas pelayanan
pembangunan sistem dan jaringan utilitas diperutukkan sebagai kesehatan harus
perkotaan bervariasi pada kawasan perkantoran, secara detail
setiap kawasan sehingga perdagangan, dan jasa termasuk
daya dukungnya terhadap akan memerlukan ketersediaan dan
fungsi kawasan tersebut biaya tambahan kesiapan sistem dan
juga berbeda-beda. lainnya karena daya jaringan transportasi
dukung sistem dan serta sistem dan
jaringan utilitas jaringan utilitas
perkotaannya yang perkotaan yang
tidak seberkembang dapat menunjang
seperti pada kawasan aktivitas pelayanan
tersebut dengan optimal
2 Perkiraan Rencana pola ruang yang Adanya kawasan yang Perlu dilakukan
mengenai telah dietapkan pada RTRW fungsinya tidak dapat analisa mengenai
dampak dan Provinsi DKI Jakarta Tahun diubah, meskipun keterjangkauan akses
risiko 2030 sudah secara dekat dengan kawasa masyarkat terhadap
lingkungan komprehensif mengatur pemukiman, dapat fasilitas pelayanan
hidup peruntukan kawasan berdampat terhadap kesehatan yang akan
tersebut bersera dampak rendahnya dikembangkan.
dan risikonya terhadap keterjangkauan akses
lingungan hidup. Kawasan- masyarakat terhadap
kawasan yang fungsinya fasilitas pelayana
tidak dapat diubah berfungsi kesehatan yang akan
sebagai cadangan dan dikembangkan di luar
penyeimbang tehadap wilayah pemukiman.
dampak dan risiko
lingkungan hidup yang
munkin timbul pada
kawasan lainnya.
69
Catatan bagi
Aspkek Implikasi Terhadap
No. Ringkasan KLHS Perumusan Program
Kajian Pelayanan SKPD
dan Kegiatan SKPD
1 2 3 4 5
3 Kinerja Sampai saat ini masih sangat Rendahnya Rencana
layanan/jasa sulit untuk dapat melakukan keterjangakuan akses pengembangan
ekosistem pemetaan semua fasilitas pengguna jasa fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah jakarta terhadap fasilitas kesehatan di luar
apakah sudah sudah pelayanan kesehatan kawasan peruntukan
dibangung pada pola ruang yang akan jasa, misalnya pada
yang sesuai. Namun, fasilitas dikembangkan kawasan industri dan
kesehatan milik pemerintah merupakan salah satu pergudangan, harus
yang akan direncanakan penyebab dilakukan analisa
untuk dikembangkan untuk ketidakseimbangan terlebih dahulu
di tahun-tahun mendatang biaya yang dikeluarkan terutama terkait
perlu dilakukan koordinasi untuk pengembangan kemudahan akses
terlebih dahulu dengan fasilitas tersebut pengguna jasa.
sektor terkait pengelolaan
tata ruang
70
Catatan bagi
Aspkek Implikasi Terhadap
No. Ringkasan KLHS Perumusan Program
Kajian Pelayanan SKPD
dan Kegiatan SKPD
1 2 3 4 5
5 Tingkat Posisi permukaan tanah DKI Guna menanggulangi Optimalisasi sistem
kerentanan Jakarta yang cenderung dampak kasus surveilan penyakit
dan kapasitas turun setiap tahun dan kesehatan akibat menular dengan
adaptasi sebagai hilir dari beberapa bencana yang menggunakan sistem
terhadap aliran sungai besar dari dikarenakan pelacakan berbasis
perubahan wilayah sekitar memberikan perubahan iklim lokasi secara real-
iklim dampak yang katastropik (contoh: banjir), Dinas time yang turut
pada saat terjadi Kesehatan perlu didukung sistem
peningkatan curah hujan melakukan surveilan
yang signifikan. optimalisasi pelayanan laboratorium
kesehatan terutama kesehatan
Rencana pengembangan terkait pengendalian masyarakat.
sistem polder pengendali vektor dan penyakit
banjir dan kawasan menular serta masalah Pengembangan
pelayanannya difokuskan kesehatan lain yang pelayanan kesehatan
pada wilayah Jakarta Barat berpotensi menjadi tingkat lanjut yang
bagian utara, Jakarta Timur wabah. Selain itu, komprehensif dan
bagian utara, dan Jakarta perlu dipastikan terintegrasi dengan
Utara Bagian Timur. adanya pengaktifan akses lokasi yang
respon yang tanggap efektif terhadap
terhadap kawasan evakuasi
kegawatdaruratan dari bencana utama yang
sistem pelayanan pra telah ditetapkan
Rumah Sakit. pada RTRW Provinsi
DKI Jakarta 2030. Hal
tersebut juga harus
diimbangi dengan
pengembangan
pelayanan pra
Rumah Sakit dengan
mengoptimalisasi
Sistem
Penanggulangan
Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT).
6 Tingkat Aktivitas pelayanan Rendahnya Pemicuan Sanitasi
ketahanan kesehatan oleh institusi ketersediaan air bersih Total Berbasis
dan potensi pelayanan kesehatan milik bagi masyarakat akan Masyarakt (STBM) di
keanekaraga pemerintah daerah dan berdampak terhadap seluruh wilayah DKI
man hayati swasta menghasilkan limbah rendahnya higienitas Jakarta harus
medis dan non-medis baik gaya hidup dan semakin ditingkatkan
dalam bentuk cair maupun rendahnya kesehatan dengan melibatkan
padat. Limbah medis pada lingkungan yang pada lintas sekor dan
beberapa institusi akhirnya akan menjadi membuat regulasi
pelayanan kesehatan masih sumber masalah yang ketat mengatur
belum sepenunya diolah kesehatan terutama mengenai rencana
sesuai standar sehingga penularan penyakit aksi
secara tidak langsung akan menular, termasuk pengembangannya.
memberi dampak signifikan yang berpotensial
pada kualitas air. menimbulkan wabah. Pengawasan dan
71
Catatan bagi
Aspkek Implikasi Terhadap
No. Ringkasan KLHS Perumusan Program
Kajian Pelayanan SKPD
dan Kegiatan SKPD
1 2 3 4 5
pembinaan terhadap
Selain itu, pada Peta Konsentrasi pelayanan fasilitas kesehatan di
Rencana Sistem Penyediaan yang hanya terfokus Wilayah DKI Jakarta
Air Bersih yang terdapat pada pelayanan kuratif juga harus
pada RTRW Provinsi DKI terkait penyakit memfookuskan pada
Jakarta 2030, direncanakan menular akan terus sistem pengolahan
untuk dibangung Water menghabiskan banyak air limbahnya.
Treatment Plant (WTP) sumber daya dan Regulasi terkait hal
Buaran III Jakarta Timur menurunkan tersebut harus
untuk menambah 6 (enam) kemampuan inovasi disusun dan
WTP yang sudah ada pelayanan sebab pola dijalankan dalam
terlebih dahulu. Artinya, perubahan penyakit pengawasan yang
terdapat ketidakseimbangan saat ini juga ketat oleh Dinas
penyediaan sumber air bertambah akibat Kesehatan dan lintas
bersih dengan kegiatan mendominasinya sektor terkait.
pencemaran air tanah akibat penyakit tidak
aktivitas manusia termasuk menular.
aktivitas pelayanan
kesehatan.
72
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Bobot
No. Kriteria Penilaian
(%)
1 2 3
1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran 25
Renstra K/L atau Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota (termasuk
pembangunan daerah)
2 Merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD 15
Total 100
73
Tabel 3.8 Urutan Prioritas Isu-isu Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017–2022
Total
No. Isu Strategis
Skor
1 2 3
1 Penerapan pelayanan kesehatan berdasarkan prinsip continuum of care (OKE O- 84,17
Care)
2 Penguatan dan inovasi upaya kesehatan perorangan dan masyarakat 84,10
3 Kebijakan Kementerian Kesehatan mengenai SPM Bidang Kesehatan (Permenkes 81,25
No. 43/2016)
4 Perlunya optimalisasi penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus kesehatan 79,44
di masyarakat
5 Implementasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) 79,38
6 Kebijakan pemerintah untuk Jaminan Kesehatan Nasional (Universal Health 79,17
Coverage)
7 Perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan SDM Kesehatan sesuai standar 78,89
8 Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar 77,71
9 Perlunya integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) menghasilkan informasi 77,57
berbasis data
10 Penguatan Public Service Center (PSC) 77,57
11 Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) 76,81
12 Standarisasi fasilitas pelayanan kesehatan (Sarpras, Akreditasi, ISO, KARS, JCI, dll) 76,39
13 Pencemaran dan penurunan kualitas kesehatan lingkungan 75,00
14 Pergeseran pola penyakit (dominasi Penyakit Tidak Menular) 74,72
15 Optimalisasi sinkronisasi perencanaan dan kebijakan kesehatan berbasis bukti 73,75
(evidence-based)
16 Implementasi terhadap komitmen global (SDG's, PHEIC Public Health Emergency 73,47
of International Concern)
17 Perkembangan teknologi informasi yang pesat 72,57
18 Hukum/Kebijakan kesehatan 69,51
19 Pembangunan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS PK) 68,40
20 Globalisasi produk jasa pelayanan kesehatan melalui berbagai skema (WTO, MEA, 68,06
AFTA, CAFTA, dll)
21 Situasi perkembangan jenis, penggolongan, dan penyalahgunaan Narkotika, 64,65
psikotropika dan zat adiktif lainnya
22 Situasi keamanan pangan 64,38
23 Kesehatan matra (kelompok jamaah haji, pengungsi, dll) 61,39
24 Situasi resistensi antimikroba 58,89
25 Situasi perkembangan penyehat tradisional Empiris 57,92
74
Gambar 3.2 Isu-isu Kesehatan Strategis di Provinsi DKI Jakarta
75
TPB/SDGs terdiri atas 17 Tujuan dan 169 Target. Tujuan dan target
tersebut menggambarkan visi dan ruang lingkup agenda pembangunan
global yang inklusif dan multidimensi, yang akan menjadi panduan bagi
komunitas global untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat global di
tahun 2030. Sebagai bagian dari entitas global dan nasional, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, termsuk Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, harus
memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi nafas dari
seluruh rangkaian proses pembangunan di wilayahnya. Hal tersebut
dilakukan dengan mendukung pencapaian TPB/SDGs melalui
penyelarasan dan adaptasi tujuan, sasaran, dan indikatornya ke dalam
program dan kegiatan yang terkait ruang lingkup tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
76
Tujuan ke-1: Tanpa Kemiskinan - Mengakhiri segala bentuk
kemiskinan dimanapun;
Tujuan ke-2: Tanpa Kelaparan - Mengakhiri kelaparan, mencapai
ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan
mendorong pertanian yang berkelanjutan;
Tujuan ke-3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera - Menjamin
kehidupan yang sehat serta mendorong
kesejahteraan hidup bagi semua orang di segala usia;
Tujuan ke-6: Air Bersih dan Sanitasi Layak - Menjamin
ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua orang;
Target Indikator
1 2
1.3 Menerapkan secara nasional sistem 1.3.1.(a) proporsi peserta jaminan kesehatan
dan upaya perlindungan sosial yang melalui SJSN bidang kesehatan
tepat bagi semua, termasuk kelompok
yang paling miskin, dan pada tahun
2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.
1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa 1.4.1.(a) persentase perempuan pernah kawin
semua laki-laki dan perempuan, umur 15–49 tahun yang proses
khususnya masyarakat miskin dan melahirkan terakhirnya di fasilitas
rentan, memiliki hak yang sama kesehatan.
terhadap sumber daya ekonomi, serta
akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan
bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan
77
Target Indikator
1 2
jasa keuangan yang tepat, termasuk 1.4.1.(b) persentase anak umur 12–23 bulan
keuangan mikro. yang menerima imunisasi dasar
lengkap.
Tujuan Ke-2: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, Serta
Meningkatkan Pertanian yang Berkelanjutan
2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan 2.1.1.(a) prevalensi kekurangan gizi
kelaparan dan menjamin akses bagi (underweight) pada anak balita
semua orang, khususnya orang miskin
dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan
cukup sepanjang tahun.
2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan 2.2.1* prevalensi stunting (pendek dan sangat
segala bentuk kekurangan gizi, pendek) pada anak di bawah lima
termasuk pada tahun 2025 mencapai tahun/balita
target yang disepakati secara 2.2.1.(a) prevalensi stunting (pendek dan sangat
internasional untuk anak pendek dan pendek) pada anak di bawah dua
kurus di bawah usia 5 tahun, dan tahun/baduta
memenuhi kebutuhan gizi remaja 2.2.2* prevalensi malnutrisi (berat
perempuan, ibu hamil dan menyusui, badan/tinggi badan) anak pada usia
serta manula. kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe
2.2.2.(a) prevalensi anemia pada ibu hamil
Tujuan Ke-3: Menjamin Kehidupan Yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI).
angka kematian ibu hingga kurang dari
70 per 100.000 kelahiran hidup.
3.1.2* proporsi perempuan pernah kawin
umur 15–49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih.
3.1.2.(a) persentase perempuan pernah kawin
umur 15–49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
78
Target Indikator
1 2
3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000
bayi baru lahir dan balita yang dapat kelahiran hidup.
dicegah, dengan seluruh negara
berusaha menurunkan Angka Kematian 3.2.2* Angka Kematian Neonatal (AKN) per
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup.
1.000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka
Kematian Balita 25 per 1.000. 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
kelahiran hidup.
79
Target Indikator
1 2
3.4.2.(a) jumlah kabupaten/kota yang memiliki
puskesmas yang menyelenggarakan
upaya kesehatan jiwa.
3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, 3.8.1.(a) unmet need pelayanan kesehatan.
termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang baik, dan akses 3.8.2* jumlah penduduk yang dicakup
terhadap obat- obatan dan vaksin dasar asuransi kesehatan atau sistem
yang aman, efektif, berkualitas, dan kesehatan masyarakat per 1000
terjangkau bagi semua orang. penduduk.
3.8.2.(a) cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
3.9 Pada tahun 2030, secara signifikan 3.9.3.(a) proporsi kematian akibat keracunan
mengurangi jumlah kematian dan
kesakitan akibat bahan kimia
berbahaya, serta polusi dan
kontaminasi udara, air, dan tanah.
3.a Memperkuat pelaksanaan The 3.a.1* persentase merokok pada penduduk
Framework Convention on Tobacco umur ≥15 tahun.
Control WHO di seluruh negara sebagai
langkah yang tepat.
3.b Mendukung penelitian dan 3.b.1.(a) persentase ketersediaan obat dan
pengembangan vaksin dan obat vaksin di puskesmas.
penyakit menular dan tidak menular
yang terutama berpengaruh terhadap
negara berkembang, menyediakan
akses terhadap obat dan vaksin dasar
yang terjangkau, sesuai The Doha
Declaration tentang the TRIPS
Agreement and Public Health, yang
menegaskan hak negara berkembang
untuk menggunakan secara penuh
ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak
Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan khususnya,
menyediakan akses obat bagi semua.
3.c Meningkatkan secara signifikan 3.c.1* kepadatan dan distribusi tenaga
pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, kesehatan.
pengembangan, pelatihan, dan retensi
tenaga kesehatan di negara
berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang
pulau kecil.
Tujuan Ke-6: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan Untuk Semua
80
Target Indikator
1 2
6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses 6.2.1.(a) proporsi populasi yang memiliki fasilitas
terhadap sanitasi dan kebersihan yang cuci tangan dengan sabun dan air.
memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar 6.2.1.(c) jumlah desa/kelurahan yang
di tempat terbuka, memberikan melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
perhatian khusus pada kebutuhan Masyarakat (STBM)
kaum perempuan, serta kelompok 6.2.1.(d) jumlah desa/kelurahan yang Open
masyarakat rentan. Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air
Besar Sembarangan (SBS).
81
TUJUAN DAN SASARAN
82
Gambar 4.1 Hubungan Tujuan dan Sasaran Pada RPJMD Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2017–2022 dengan Tujuan dan
Sasaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2017–2022
83
kesehatan yang tergambarkan dalam AHH juga selaras dengan
pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) digunakan sebagai alat ukur
sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan telah memuaskan
setiap masyarakat sebagai pelanggannya. Melalui pengukuran IKM,
diharapkan terciptanya pengembangan penataan sistem, mekanisme, dan
prosedur pelayanan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara
berkualitas dan berdaya guna. IKM juga menggambarkan keterwakilan
peran serta masyarakat sebagai pelanggan dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik
84
85
BAB V
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 1 : Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
1 Meningkatkan 1.1 Terjaminnya 1.1.1 Menjamin 1.1.1.1 Melakukan
derajat akses akses dan optimalisasi upaya
kesehatan masyarakat mutu perencanaan,
masyarakat terhadap pelayanan pencapaian, dan
pelayanan kesehatan pengendalian Standar
kesehatan bagi semua Pelayanan Minimal
terstandar (SPM) Bidang
pada semua Kesehatan dengan
tingkatan usia meningkatkan
secara holistik kolaborasi dan
kemitraan lintas sektor
86
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 1 : Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
dan 1.1.1.2 Menguatkan integrasi
berkelanjutan dan sinkronisasi
Program Indonesia
Sehat melalui
Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) dengan
Program Dokter
Komunitas yang
tergabung dalam tim
Ketuk Pintu Layani
Dengan Hati (KPLDH)
melalui skema One
Kelurahan with
Outstanding Care (OK
Ocare)
1.1.1.3 Mengampanyekan dan
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS)
bersama partisipasi
aktif dan kemitraan
lintas sektor
1.1.1.4 Meningkatkan upaya
deteksi dini dan
intervensi Penyakit
Tidak Menular secara
terpadu
1.1.1.6 Meningkatkan
penerapan surveilans
permasalahan
reproduksi, tumbuh
kembang, dan
degeneratif secara
terpadu
87
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 1 : Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
1.1.1.7 Mewajibkan semua
calon pengantin untuk
melakukan screening
kesehatan
1.1.1.8 Pemberian
suplementasi gizi bagi
balita, remaja putri,
dan ibu hamil
1.1.1.12 Menguatkan
partisipasi dan
keterlibatan lintas
sektor dalam upaya
pengawasan dan
pengendalian
kesehatan lingkungan
88
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 1 : Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
1.1.1.13 Melakukan
optimalisasi upaya-
upaya dalam rangka
pendeklarasian pilar-
pilar Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
(STBM)
1.1.1.14 Meningkatkan cakupan
dan memperluas
manfaat pembiayaan
jaminan kesehatan
bagi Penduduk Provinsi
DKI Jakarta dan lainnya
yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-
undangan yang berlaku
1.1.2 Peningkatan 1.1.2.1 Mengembangkan
efisiensi sistem jejaring rujukan
dan kegawatdaruratan
efektivitas kardioserebrovaskular
pengelolaan dengan
sumber mengembangkan RS
daya Khusus Terpadu
kesehatan. Penyakit Tidak
Menular
1.1.2.2 Implementasi dan
pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
(SIK) terintegrasi dan
Real Time
1.1.2.3 Pembangunan
dan/atau
pengembangan
fasilitas pelayanan
kesehatan berdasarkan
hasil analisa kebutuhan
1.1.2.4 Kewajiban standarisasi
fasilitas dan
pendukung layanan
kesehatan
konvensional (FKTP,
FKRTL, Apotek, PAK,
Produsen PKRT) serta
89
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 1 : Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
tradisional dan/atau
komplementer
(Penyehat Tradisional)
sesuai standar yang
berlaku
90
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 3 : Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya,
mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan
warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
Tujuan Sasaran Strategis Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
1 Mewujudkan 1.1 Terwujudnya 1.1.1 Peningkatan 1.1.1.1 Menetapkan dan
tata kelola pengelolaan daya mengendalikan
kebijakan dan tanggap dan standar tata kelola
urusan pengembangan inovasi atas manajemen yang
kesehatan kebijakan kebutuhan berkualitas serta
yang kesehatan yang peningkatan beriorientasi pada
berorientasi berfokus pada pelayanan kepuasan pelanggan
pada peningkatan publik 1.1.1.2 Menyelenggarakan
kepuasan kualitas secara urusan dan menganalisa
pelanggan ber- kesehatan Survei Kepuasan
kesinambung- Masyarakat terhadap
an penyelenggaraan
pelayanan publik
urusan kesehatan
minimal satu kali per
tahun
1.1.1.3 Menciptakan dan
mengembangkan
produktivitas dan
inovasi pelayanan
publik
1.1.1.4 Meningkatkan
diseminasi dan
advokasi pemanfaatan
hasil penelitian dan
pengembangan
produktivitas serta
inovasi untuk
kebutuhan
penyusunan program
dan kebijakan
kesehatan
1.1.2 Peningkatan 1.1.2.1 Menguatkan
efisiensi dan sinkronisasi
efektivitas perencanaan dan
perencanaan pengembangan
dan kebijakan kesehatan
pengelolaan
91
VISI GUBERNUR : Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
MISI GUBERNUR 3 : Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya,
mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan
warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
Tujuan Sasaran Strategis Kebijakan
Khusus Khusus Khusus Khusus
1 2 3 4
manajemen 1.1.2.2 Meningkatkan efisiensi
kantor dan efektivitas
penatausahaan serta
pelayanan kantor
92
BAB VI
Penjabaran Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI
Jakarta sampai menjadi Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2017–2022 terlihat dalam Gambar 6.1. Program-program dan
kegiatan-kegiatan yang dirumuskan menggambarkan upaya yang akan dilakukan
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sesuai strategis pembangunan untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang pada akhirnya mendukung pencapaian Visi
dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Adapun program-program yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
93
Gambar 6.1 Penjabaran Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI
Jakarta ke dalam Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017–2022
94
Khusus tahun 2018, sebagaimana telah ditetapkan melalui
Keputusan Gubernur Nomor 642 Tahun 2017 tentang Program Prioritas
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah Tahun 2018
dan Keputusan Gubernur Nomor 645 Tahun 2017 tentang Penetapan
Daftar Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja
Perangkat Daerah Menurut Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2018,
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merumuskan 7 (tujuh) program
indikatif tahun 2018 sebagai berikut:
95
Gambar 6.2 Transformasi Program Urusan Kesehatan Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013–2022
96
BAB VII
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Pada Pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Awal Akhir
Indikator Satuan Periode Periode
RPJMD RPJMD
112
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Pada Pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Awal Akhir
Indikator Satuan Periode Periode
RPJMD RPJMD
113
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Pada Pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Awal Akhir
Indikator Satuan Periode Periode
RPJMD RPJMD
114
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2018 (Indikatif)
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Pada Pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Awal Akhir
Indikator Satuan Periode Periode
RPJMD RPJMD
2 Persentase % 50 100 - - - - -
Pemenuhan
SPM Kesehatan
3 Jumlah Kasus Alert 1611 1555 - - - - -
Penyakit Kasus
Potensian
Wabah
4 Persentase Poin 3,78 3,8 - - - - -
Fasilitas
Kesehatan
dengan Indeks
Layanan > 3
5 Persentase % 11 27 - - - - -
Fasilitas
Kesehatan yang
Memenuhi
Standar
6 Persentase Kota/ 6 6 - - - - -
Kota/Kabupaten Kabupaten
yang
Melaporkan
Data Kesehatan
7 Persentase % 83,33 85 - - - - -
Fasilitas
Kesehatan yang
Memberikan
Pelayanan
Kefarmasian
Sesuai Standar
8 Persentase % 0 80 - - - - -
Penyalur Alat
Kesehatan yang
Dipakai
Memenuhi
Standar
115
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Pada Pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Awal Akhir
Indikator Satuan Periode Periode
RPJMD RPJMD
13 Indeks Indeks 4 4 - - - - -
Kepuasan
Pelayanan
Kendaraan
Operasional
116
BAB VIII
PENUTUP
117
Lampiran III
162
163
164
165
166
167
168