Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

Disusun Oleh :

Irene Pandeirooth

Novita Tombokan

Beatris Yuliawati Matei

PASCA SARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAMRATULANGI MANADO
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4


B. Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan ............................................................. 6
C. Lingkungan Strategis ............................................................................................... 10
D. Dasar Hukum ........................................................................................................... 11

BAB II ARAH KEBIJAKAN,SASARAN DAN STRATEGI ........................................... 12

A. Arah Kebijakan dan Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan ............................... 12


B. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Pengembangan Pemberdayaan SDM
Kesehatan ................................................................................................................. 14
C. Sasaran dan Strategi Pusat Perencanaa dan Pemberdayaan SDM Kesehatan ......... 15
D. Kerangka Kelembagaan ........................................................................................... 17

BAB III KEGIATAN POKOK DAN KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN

PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN ....................................................... 18

A. Perencanaan SDM kesehatan .................................................................................. 18


B. Pendayagunaan SDM Kesehatan dalam Negeri ..................................................... 23
C. Pendayagunaan SDM Luar Negeri ......................................................................... 25
D. Ketatausahaan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan .............. 27

BAB IV KEBUTUHAN ANGGARAN DAN KERANGKA REGULASI ........................ 30

A. Kebutuhan Anggaran ............................................................................................... 30


B. Kerangka Regulasi ................................................................................................... 30

BAB V PENYELENGGARAAN RENCANA AKSI KEGIATAN ................................... 33

A. Proses Penyelenggaraan Rencana Aksi Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan

2
SDM Kesehatan ....................................................................................................... 33
B. Penyelenggaraan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan ................................ 34

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI ...................................................................... 37

A. Pemantauan .............................................................................................................. 37
B. Penilaian ................................................................................................................... 37

BAB VII KESIMPULAN ...................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 40

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan periode tahun 2015-2019
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu : (1) pilar paradigma sehat yang dilakukan
dengan strategi pengarus utamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif dan
preventif serta pemberdayaan masyarakat; (2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan yang
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis resiko kesehatan; dan (3) jaminan kesehatan nasional yang dilakukan
dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa


pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil
dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Sumber daya di buidang kesehatan tersebut meliputi tenaga kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan, perbekalan kesehatan, serta teknologi dan produk teknologi.

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM kesehatan) termasuk tenaga kesehatan menjadi salah
satu sumber daya dibidang kesehatan yang sangat strategis. Ketersediaan SDM kesehatan
yang tidak mencukupi, baik jumlah, jenis, dan kualifikasi serta distribusi yang tidak merata,
menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Pasal 21 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa
“Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan
pengawasan mutu SDM Kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

4
Perencanaan SDM kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi, dan
distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Pengadaan
SDM kesehatan adalah upaya yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan
sumber daya manusia kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan.

Pendayagunaan SDM kesehatan adalah upaya pemerataan dan pemanfaatan serta


pengembangan sumber daya manusia kesehatan.

Penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan oleh Kemenkes


dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, c.q. Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Pada pasal 772 Permenkes 64 Tahun 2015 termaksud disebutkan bahwa tugas Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah melaksanakan perencanaan dan
pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan perencanaan dan pendayagunaan sumber


daya manusia kesehatan serta dalam rangka pembangunan kesehatan 2015-2019 maka sesuai
dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 (Renstra Kemenkes 2015-2019)
sebagai mana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/MENKES/52/2015, disebutkan bahwa Renstra Kemenkes 2015-2019 harus
dijabarkan dalam bentuk Rencana Aksi Program (RAP) di tingkat Unit Eselon I dan Rencana
Aksi Kegiatan (RAK) di tingkat Unit Eselon II. Atas dasar hal tersebut, maka Rencana Aksi
Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan tahun 2015-2019 perlu
disusun sebagai penjabaran dari Renstra Kemenkes 2015-2019 dan Rencana Aksi Program
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Keehatan (Badan
PPSDMK) dalam rangka menentukan apa yang akan dilakukan dan dicapai dalam kurun 5
tahun kedepan secara terencana dan sistematis.

5
B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. Masalah pembangunan kesehatan.


Dalam upaya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, masih dihadapi permasalahan sebagai berikut:
a. Meskipun Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan, namun masih
jauh dari target MDGs tahun 2015. Peningkatan jumlah persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan tidak serta merta diikuti dengan penurunan AKI. Begitu pula jumlah
tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan yang sudah relatif
tersebar ke seluruh wilayah Indonesia belum dapat menurunkan AKI secara bermakna.
Hal ini kemungkinan disebabkan kompetensi bidan yang masih belum seperti yang
diharapkan.
b. Angka Kematian Neonatal (AKN) juga relatif masih tetap sama, tidak menurun
seperti direncanakan dalam kurun waktu 5 tahun.
c. Permasalahan gizi kurang pada anak usia sekolah dan remaja dan masyarakat secara
umum masih perlu mendapatkan perhatian. Gizi lebih juga mulai menjadi masalah di
masyarakat.
d. Penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), baik yang mengancam lansia maupun usia kerja, telah
menggeser beberapa penyakit menular sebagai 10 (sepuluh) penyakit utama. Penyakit
akibat kerja, dan kecelakaan akibat kerja juga cenderung meningkat.
e. HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza, dan flu burung serta
penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, masih merupakan
masalah penyakit menular di masyarakat.

f. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di daerah belum


maksimal karena kurangnya tenaga promosi kesehatan baik jumlah maupun kapasitas
atau kuyalitasnya.. Berdasarkan laporan Rifaskes 2011, jumlah total tenaga penyuluh
kesehatan masyarakat hanya 4.144 orang yang tersebar di 3.085 Puskesmas (0,46 per
Puskesmas). Itupun hanya 1% yang memiliki basis pendidikan/pelatihan promosi
kesehatan.

6
g. Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan belum diikuti dengan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan diantaranya kesiapan pelayanan PONEK dan transfusi
darah untuk RS, kesiapan pelayanan umum, pelayanan PONED, dan pelayanan
penyakit tidak menular untuk Puskesmas. Hal tersebut disebabkan masih kurang
tersedianya logistik baik obat maupun alat kesehatan, dan sarana serta tenaga
kesehatan pelaksananya.

2. Masalah Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan.

Mencermati kondisi umum dan permasalahan dalam pembangunan kesehatan seperti


tersebut di atas, disebutkan dalam Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan 2015-2019, bahwa program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan ke depan akan menghadapi tantangan sebagai berikut:

a. Pemenuhan tenaga kesehatan masyarakat khususnya untuk Puskesmas dan jenjang


institusi di atasnya.

b. Peningkatan sosialisasi dan advokasi dari Kementerian Kesehatan ke Pemerintah


Daerah untuk menambah formasi dan rekrutmen tenaga kesehatan, khususnya tenaga-
tenaga kesehatan masyarakat, sanitarian, analis kesehatan dan tenaga gizi.

c. Penerapan sistem insentif finansial dan non-finansial yang memadai untuk menarik
dan mempertahankan tenaga kesehatan untuk mau bekerja di daerah, khususnya di
bagian timur Indonesia, di perdesaan, dan di daerah terpencil perbatasan dan
kepulauan (DTPK).

d. Pelaksanaan sistem subsidi, beasiswa dan ikatan dinas bagi pendidikan tenaga
kesehatan masyarakat, sanitarian, dan tenaga gizi.

e. Penerapan standarisasi mutu tenaga kesehatan melalui akreditasi institusi pendidikan


dan uji kompetensi yang efektif.

f. Penguatan regulasi untuk menjamin pengadaan tenaga kesehatan, mutu tenaga


kesehatan, dan pemerataan persebarannya.

g. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam


penyelenggaraan pelayanan kesehatan

7
3. Masalah dan Isu Strategis Perencanaan Dan Pendayagunaan SDM Kesehatan

Pada tahun 2015, dari rekapitulasi Surat Tanda Registrasi (STR) di Konsil Kedokteran
Indonesia per 30 September 2014, jumlah dokter spesialis sebanyak 26.011 orang. Jika
dihitung rasio terhadap 100.000 penduduk, diperoleh rasio 10,3 per 100.000 penduduk
dimana target rasio dokter spesialis yang diharapkan sebesar 9 per 100.000 penduduk.
Untuk dokter sebanyak 99.514 orang atau 39,5 per 100.000 dari target 30 per 100.000;
dokter gigi sebanyak 25.373 orang 10,1 per 100.000 dari target 12 per 100.000.

Data tenaga kesehatan lainnya didasarkan pada STR yang diterbitkan oleh MTKI per 1
Oktober 2014 yaitu jumlah perawat sebanyak 253.745 orang atau 100,6 per 100.000 dari
target158 per 100.000; bidan sebanyak 248.229 orang atau 98,4 per 100.000 dari target 75
per 100.000; tenaga sanitasi lingkungan sebanyak 10.787 orang atau 4,3 per 100.000 dari
target 18 per 100.000; tenaga gizi sebanyak 20.410 orang atau 8,1 per 100.000 dari target
10 per 100.000. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan masyarakat di puskesmas dan rumah
sakit adalah 23.638 orang atau 9,4 per 100.000 target 8 per 100.000.

Ditinjau dari rasio SDM kesehatan terhadap jumlah penduduk Indonesia, maka dokter
spesialis, dokter umum, bidan, dan tenaga kesehatan masyarakat sudah melebihi target
yang diharapkan. Sedangkan dokter gigi, perawat, tenaga sanitasi lingkungan, dan tenaga
gizi belum mencapai target yang diharapkan. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
yang berbasis rasio adalah untuk menggambarkan kecukupan tenaga kesehatan dan
distribusinya di tingkat makro.

Namun jika diuraikan lebih rinci ketersediaan tenaga kesehatan tersebut per puskesmas,
akan diperoleh gambaran disparitas yang cukup besar antar puskesmas di perkotaan,
pedesaan, terpencil dan sangat terpencil. Maldistribusi SDM Kesehatan menjadi salah satu
permasalahan SDM Kesehatan. Ada sebagian fasilitas pelayanan kesehatan yang
kekurangan atau tidak ada jenis tenaga kesehatan tertentu, namun di sisi lain ternyata ada
fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah berlebih jumlah dan jenis tenaganya.

Pada data Riset Fasilitas Kesehatan 2011, Puskesmas tanpa keberadaan dokter masih
dominan di wilayah Indonesia timur, khususnya di Papua dan Papua Barat. Di daerah ini

8
Puskesmas tanpa tenaga dokter sampai lebih dari 16% dari jumlah Puskesmas yang ada di
daerah tersebut. Sedangkan pada Puskesmas di perkotaan, misal DKI Jakarta, ada
Puskesmas yang mempunyai 27 dokter. Selain itu masih ada 80,59% Puskesmas yang
belum memiliki tenaga Apoteker, 56,19% Puskesmas tanpa tenaga ahli teknologi
laboratorium medik, 32,01% Puskesmas tanpa tenaga sanitasi lingkungan, 31,37%
Puskesmas tanpa tenaga gizi, dan 30,08% Puskesmas tanpa tenaga kesehatan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa di Puskesmas saat ini masih kekurangan tenaga kesehatan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat.

Permasalahan kekurangan tenaga kesehatan tidak hanya terjadi di Puskesmas namun juga
di rumah sakit. Dari 2.368 RS yang teregistrasi, sebanyak 21,45% tidak memiliki dokter
spesialis anak, 21,16% tidak memiliki dokter spesialis obstetrik dan ginekologi, 25,08%
tidak memiliki dokter spesialis penyakit dalam, dan 27,49% tidak memiliki dokter
spesialis bedah, 33,3% tidak memiliki dokter spesialis anestesi, 80,2% tidak memiliki
dokter spesialis rehabilitasi medik, 86,6% tidak memiliki dokter spesialis patologi
anatomi, 68,3% tidak memiliki dokter spesialis patologi klinik, dan 46,3% tidak memiliki
dokter spesialis radiologi.

Dari perkembangan dan masalah dalam perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan,
masih dihadapi berbagai masalah pokok atau isu strategis sebagai berikut:

a. Perencanaan SDM kesehatan nasional belum disusun secara bottom up yang didukung
data dan informasi yang memadai dan terpercaya, sesuai kebutuhan, dan tepat waktu;
b. Pendayagunaan SDM kesehatan masih dihadapi dengan tantangan jumlah SDM
kesehatan yang masih kurang dan distribusinya yang belum merata disamping
permasalahan pengembangan karier dan sistem penghargaan yang belum sebagaimana
mestinya. Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi sebagai sumber data SDM
kesehatan sangat penting mengingat data dan informasi yang tersedia bervariasi, dan
mobilisasi SDM kesehatan yang cukup tinggi.

9
C. LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Perkembangan penduduk
a. Pertumbuhan penduduk Indonesia menuju ke arah bonus demografi, dimana jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dari usia non-produktif, dan puncaknya
diperkirakan pada tahun 2030.
b. Jumlah wanita usia subur akan meningkat. Pada kurun waktu 2015-2019, diperkirakan
terdapat 5 juta ibu hamil per tahun sehingga menjadi estimasi target pelayanan ANC,
persalinan, dan neonatus/bayi.
c. Peningkatan usia kerja dan usia lanjut pada tahun 2015-2019, akan berimplikasi
meningkatnya: 1) kebutuhan pelayanan sekunder dan tersier; 2) kebutuhan pelayanan
home care; dan 3) biaya kesehatan.
2. Pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial-budaya.
Adanya perbedaan dan disparitas pertumbuhan ekonomi dan perbedaan kondisi sosial
budaya antar wilayah di Indonesia, akan mempengaruhi ketersediaan dan retensi SDM
Kesehatan utamanya untuk wilayah Indonesia bagian timur, daerah terpencil, kepulauan
terluar dan daerah perbatasan. Penerapan insentif finansial tidak sepenuhnya dapat
mengatasi permasalahan pemerataan dan retensi SDM Kesehatan.
3. Pemberlakuan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Pada tahun 2019 semua penduduk Indonesia ditargetkan telah tercakup dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Keadaan ini harus diimbangi dengan penambahan jumlah dan
peningkatan kelas fasilitas kesehatan masyarakat dan pemenuhan jumlah dan jenis serta
pemerataan tenaga kesehatan. Dengan demikian akses dan mutu pelayanan kesehatan baik
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan dapat dapat ditingkatkan.
Selain itu juga diperlukan penguatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif
dan preventif agar masyarakat tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit dalam kerangka
pengendalian biaya.
4. Pemberlakuan peraturan perundang-undangan.
Pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang berimplikasi pada perencanaan dan
pendayagunaan SDM Kesehatan (Undang undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Undang undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Undang undang

10
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN, dan
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah).

5. Pemberlakuan kesepakatan internasional.


Perberlakuan kesepakatan internasional seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
direncanakan efektif pada 1 Januari 2016 dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan
tenaga terampil termasuk tenaga kesehatan yang bebas diantara negara-negara ASEAN.
Pemberlakukan program Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tindak lanjut
Millenium Development Goals (MDGs).

D. DASAR HUKUM
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
dilakukan dengan memperhatikan dengan seksama berbagai peraturan perundang-undangan,
antara lain :

1. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN).
2. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025.
3. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
7. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 375 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Kesehatan tahun 2005-2025.
10. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

11
BAB II

ARAH KEBIJAKAN, SASARAN DAN STRATEGI

A. ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.

Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan pelayanan kesehatan primer


(Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan,
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan primer dan rujukan yang didukung dengan
penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan.

Sedangkan strategi pembangunan kesehatan yang akan ditempuh dalam tahun 2015-2019
meliputi :

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang
berkualitas.
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas.
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat
kesehatan.
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan,
9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
10. Menguatkan manajemen, penelitian & pengembangan, dan sistem informasi.

11. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan.
12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

12
Sesuai dengan sasaran, kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan sebagaimana dalam
RPJMN 2015-2019 di atas, maka kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada 3 (tiga)
hal penting, yaitu :

1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer


Dalam penguatan pelayanan kesehatan primer, Puskesmas akan direvitalisasi agar dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Revitalisasi Puskesmas dengan focus pada 5
(lima) hal yaitu : (a) Peningkatan SDM; (b) Peningkatan kemampuan teknis dan
manajemen Puskesmas; (c) Peningkatan pembiayaan; (d) Peningkatan sistem informasi
puskesmas; dan (e) Pelaksanaan akreditasi puskesmas.

Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk ketersediaan 5 jenis


tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan analis kesehatan. Upaya untuk mendorong
tercapainya target pembangunan kesehatan nasional, terutama melalui penguatan
layanan kesehatan primer, Kementerian Kesehatan mengembangkan Program Nusantara
Sehat. Program ini menempatkan tenaga kesehatan primer dengan metode Team Based.

2. Penerapan Pendekatan Berkelanjutan Pelayanan.

Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum of Care)

Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan


upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja
dan usia lanjut.

3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.

Program-program khusus untuk menangani masalah kesehatan pada bayi, balita dan
lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompok berisiko, serta masyarakat
di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.

Kementerian Kesehatan menetapkan 12 (dua belas) sasaran strategis yang dikelompokkan


menjadi : (a) Sasaran strategis pada aspek input, (b) Sasaran strategis dalam aspek penguatan
kelembagaan, dan (c) Sasaran strategis pada upaya strategik.

13
Salah satu sasaran dalam kelompok sasaran strategis upaya strategik “Meningkatkan
jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan”.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BADAN PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

Arah Kebijakan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM kesehatan mengacu


pada sasaran strategis Kementerian Kesehatan yaitu Meningkatkan Jumlah, Jenis,
Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan. Indikator pencapaian sasaran strategis
tersebut, adalah :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600
Puskesmas.
2. Persentase RS Kabupaten/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan
3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56.910 orang.

Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran adalah:

1. Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (Team Based)/Nusantara Sehat.


2. Penugasan khusus tenaga kesehatan secara perorangan dan calon dokter spesialis
(residen).
3. Wajib kerja sarjana bagi lulusan dokter spesialis.
4. Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal spesifik.

5. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk tenaga kesehatan dan
SDM Kesehatan.
6. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu.
7. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga kesehatan dengan uji kompetensi
pada seluruh tenaga kesehatan.
8. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan.
9. Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan tenaga kesehatan.
10. Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh.

14
11. Peningakatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan jabatan.
12. Pengembangan sistem kinerja.

C. SASARAN DAN STRATEGI PUSAT PERENCANAAN DAN


PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.

Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan sasaran strategis Kementerian Kesehatan,
serta sesuai dengan sasaran strategis dan strategi Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan, sasaran Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan sampai dengan tahun 2019 sebagai berikut:

1. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan


sebanyak 24.000 tenaga kesehatan.
2. Jumlah dokumen perencanaan SDM Kesehatan sebanyak 25 dokumen.
3. Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan internsip 32.500 dokter. (RPJMN)
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas , maka strategi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan mengacu pada standar


ketenagaan dan kebutuhan pembangunan kesehatan, serta memperhatikan
kemampuan pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu
SDM Kesehatan.
2. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan berbasis data dan
informasi tentang SDM Kesehatan, pembangunan kesehatan dan sektor lain terkait
yang memadai, sesuai kebutuhan, dan tepat waktu.
3. Penguatan penyelenggaraan perencanaan SDM Kesehatan di daerah dilakukan
melalui fasilitasi penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan.
4. Pelaksanaan pemerataan SDM Kesehatan terutama di daerah terpencil, perbatasan
dan kepulauan (DTPK) dan daerah tidak diminati dilakukan dengan melibatkan
lintas sektor baik di pusat maupun di daerah.

15
5. Pemerataan SDM kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui
penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (Tim Nusantara Sehat) atau
individual dengan memperhatikan pemberian imbalan/insentif, sarana prasarana
sesuai dengan keperluan dan kemampuan keuangan negara.
6. Pengembangan program internsip bagi dokter dalam rangka pemantapan mutu
profesi dokter yang baru lulus, dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan
program pemerintah dalam pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
7. Pengembangan SDM Kesehatan dalam kerangka pendayagunaannya dilakukan
terutama melalui pengembangan karir dan pendidikan berkelanjutan.
8. Pendayagunaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri dilakukan dengan
memperhatikan pangsa pasar, peningkatan kompetensi, dan pengakuan kesetaraan
tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri dengan tetap mengutamakan pemenuhan
kebutuhan tenaga kesehatan di dalam negeri.
9. Rencana pendayagunaan SDM Kesehatan pasca penempatan di luar negeri,
dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan tenaga kesehatan.
10. Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing dilakukan dengan
mempertimbangkan alih teknologi dan ilmu pengetahuan; dan ketersediaan tenaga
kesehatan setempat dengan penekanan pada pembinaan dan pengawasan.
11. Pendayagunaan tenaga kesehatan dilakukan melalui peningkatan kemitraan dengan
semua pemangku kepentingan di dalam negeri yang meliputi Pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat termasuk swasta serta pemangku kepentingan di
luar negeri.
12. Advokasi dan koordinasi kepada lintas sektor/program dalam rangka implementasi
kebijakan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan pada semua institusi
kesehatan di pusat dan daerah.
13. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk SDM kesehatan.
14. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainnya pada
kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan dilakukan dengan
meningkatkan kepemimpinan, koordinasi dan kerja sama dalam pelaksanaan tugas,
meningkatkan dukungan sumber daya (SDM, dana dan sarana prasarana yang

16
memadai), pengelolaan, pembinaan dan pengawasan, ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan serta tugas teknis dan kegiatan lainnya.

D. KERANGKA KELEMBAGAAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Kesehatan bagian keempat pasal 772, Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan pendayagunaan sumberdaya manusia kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia


Kesehatanmenyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya


manusia kesehatan di bidangperencanaansumber daya manusia kesehatan dan
pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan dalam negeri dan luar negeri;
2. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia kesehatan di
bidangperencanaan sumber daya manusia kesehatan dan pendayagunaan sumber
daya manusia kesehatan dalam negeri dan luar negeri;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan dan pemberdayaan
sumberdaya manusia kesehatan di bidangperencanaan sumber daya manusia
kesehatan dan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan dalam negeri dan
luar negeri; danpelaksanaan administrasi Pusat.

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas:

1. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;


2. BidangPendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dalam Negeri;
3. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Luar Negeri;
4. Subbagian Tata Usaha; dan
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

17
BAB III

KEGIATAN POKOK DAN KEGIATAN

PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

Kegiatan pokok Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan tahun 2015-2019 terdiri
dari: (1) Perencanaan SDM Kesehatan, (2) Pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri, (3)
Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri, dan (4) Ketatausahaan Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan

A. PERENCANAAN SDM KESEHATAN


1. Tujuan

Perencanaan SDM Kesehatan bertujuan diperolehnya rencana kebutuhan SDM


Kesehatan dan rencana pengembangan SDM Kesehatan dalam mendukung
pembangunan kesehatan.

2. Sasaran

Sasaran kegiatan pokok perencanaan SDM Kesehatan ialah meningkatnya pelaksanaan


perencanaan SDM Kesehatan.

a. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan


1) Pengembangan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan 3 dokumen.
2) Pengembangan dan pengelolaan E-perencanaan SDMK 3 paket
3) Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan tahunan 5 dokumen.
4) Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan jangka menengah/panjang 2 dokumen.
5) Perencanaan pendayagunaan SDM Kesehatan 3 dokumen
6) Pembinaan penyelenggaraan perencanaan SDM Kesehatan daerah 34
provinsi/tahun
b. Perencanaan pengembangan SDM Kesehatan.
1) Pelaksanaan kajian dan penyusunan kebijakan teknis jenis tenaga kesehatan baru
4 dokumen.

18
2) Pelaksanaan kajian dan penyusunan kebijakan teknis pengembangan karir tenaga
kesehatan 4 dokumen.
3) Pelaksanaan kajian dan penyusunan kebijakan teknis insentif tenaga kesehatan 4
dokumen.
4) Pengelolaan sistem bursa kerja tenaga kesehatan online 3 paket.

3. Rincian Kegiatan
a. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
1) Kajian standar jabatan fungsional tenaga kesehatan di Puskesmas
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
2) Kajian penyusunan uraian tugas dan norma waktu pelaksanaan kegiatan SDMK
untuk mendukung perhitungan ABK kesehatan
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
3) Kajian perhitungan target ratio SDMK
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.

19
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
4) E-perencanaan SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan dan persiapan.
(b) Pembangunan sistem : penyusunan rancangan sistem, pembangunan dan uji
coba sistem, launching.
(c) Evaluasi sistem : pengumpulan data, pelaksanaan evaluasi, rekomendasi
pengembangan sistem
(d) Pengembangan sistem : penyusunan rancangan pengembangan sistem,
pengembangan dan uji coba sistem, dan penerapan sistem baru.
5) Penyusunan Rencana Kebutuhan SDMK Tahunan
(a) Persiapan : identifikasi kebutuhan data, penyusunan pedoman perencanaan
kebutuhan SDMK, penyusunan dan pengembangan buku manual metode
perencanaan kebutuhan SDMK, pembuatan dan pengembangan aplikasi
metode perencanaan SDMK, pembekalan pengembangan metode
perencanaan untuk fasilitator pusat, pertemuan teknis perencanaan
kebutuhan tingkat nasional
(b) Penyusunan rencana : penyusunan dokumen rencana kebutuhan SDMK
tahunan tingkat provinsi, penyusunan dokumen rencana kebutuhan SDMK
tahunan nasional
(c) Diseminasi dokumen rencana kebutuhan SDMK tahunan nasional
6) Penyusunan rencana proyeksi kebutuhan SDMK jangka menengah/panjang
(a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan, pertemuan teknis, identifikasi
kebutuhan data.
(b) Penyusunan : analisis situasi/inventarisasi masalah, penyusunan draft
rencana proyeksi kebutuhan SDMK jangka menengah/panjang

20
(c) Sounding draft rencana kebutuhan : pembahasan lintas program/sektor,
finalisasi rencana proyeksi kebutuhan SDMK jangka menengah/panjang.
(d) Sosialisasi Rencana Proyeksi Kebutuhan SDSMK jangka
menengah/panjang.
7) Penyusunan rencana pendayagunaan SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan, pertemuan teknis, identifikasi
kebutuhan data.
(b) Penyusunan : Analisis perencanaan pemenuhan SDMK di fasilitas
pelayanan kesehatan, penyusunan dokumen rencana pendayagunaan
SDMK.
(c) diseminasi Rencana Pemenuhan SDMK.
8) Pembinaan Penyelenggaraan Perencanaan SDMK daerah.
(a) Konsultasi/koordinasi/pembinaan penyelenggaraan perencanaan SDMK
(b) Pendampingan penyusunan rencana kebutuhan SDMK di Provinsi
b. Perencanaan Pengembangan SDM Kesehatan

1) Kajian jenis SDMK dengan rincian kegiatan :


(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
2) Penyusunan kebijakan teknis jenis SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
(b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
(c) Pengusulan naskah kebijakan teknis.
3) Kajian pengembangan pola karir SDMK

21
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
4) Penyusunan kebijakan teknis pola karir SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
(b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
(c) Pengusulan naskah kebijakan teknis.
5) Kajian insentif SDMK.
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
6) Penyusunan kebijakan teknis insentif SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
(b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
(c) Pengusulan naskah kebijakan teknis.
7) Pengembangan sistem bursa kerja SDMK
(a) Persiapan : Penyusunan kerangka acuan dan persiapan.
(b) Pembangunan sistem : penyusunan rancangan sistem, pembangunan dan uji
coba sistem, launching.

22
(c) Evaluasi sistem : pengumpulan data, pelaksanaan evaluasi, rekomendasi
pengembangan sistem
(d) Pengembangan sistem : penyusunan rancangan pengembangan sistem,
pengembangan dan uji coba sistem, dan penerapan sistem baru.

B. PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN DALAM NEGERI

1. Tujuan
Pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri bertujuan dapat didistribusikan dan
dimanfaatkannya SDM Kesehatan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan..
2. Sasaran
a. Pendayagunaan SDM Kesehatan Nasional
1) Jumlah SDM Kesehatan yang didayagunakan melalui Program Dokter
Internsip sebanyak 32.500 orang.
2) Penyempurnaan Program Internsip Dokter Indonesia 1 dokumen.
3) Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan melalui wajib kerja sarjana
dokter spesialis sebanyak 3.750 orang
b. Pendayagunaan SDM Kesehatan Daerah Khusus
1) Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan melalui penugasan khusus
tenaga kesehatah berbasis Tim/Tim Nusantara Sehat sebanyak 4.462 orang.
2) Jumlah tenaga Kesehatan yang didayagunakan melalui penugasan individual
sebanyak 12.850 orang.
3) Jumlah SDM Kesehatan yang didayagunakan melalui penugasan residen
sebanyak 2.930 orang.
3. Rincian Kegiatan
a. Pendayagunaan SDM Kesehatan Nasional
1) Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia
(a) Persiapan : Pemetaan, penilaian dan penetapan wahana, pelatihan
pendamping, dan perbaikan Buku Pedoman PIDI,
(b) Pelaksanaan : rekrutmen peserta PIDI secara online, pembekalan dan
pemberangkatan peserta PIDI, pemulangan peserta PIDI.

23
(c) Evaluasi : pemantauan dan evaluasi, penyusunan laporan evaluasi.
2) Penyusunan penyempurnaan Kebijakan Program Internsip
1. Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
2. Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
3. Pengusulan naskah kebijakan teknis.
3) Pendayagunaan lulusan dokter spesialis melalui Wajib Kerja Sarjana
(a) Persiapan : penyusunan regulasi wajib kerja sarjana dokter spesialis,
pertemuan/koordinasi teknis pelaksanaan pemenuhan dokter spesialis di
Rumah sakit, pemetaan data distribusi dokter spesialis
(b) Pelaksanaan : Sosialisasi program penugasan khusus dokter spesialis
lintas sektor, penyusunan MoU dengan Kepala Daerah, rekrutmen,
pembekalan dan penempatan dokter spesialis.

Evaluasi : pemantauan dan evaluasi, penyusunan laporan

b. Pendayagunaan SDM Kesehatan Daerah Khusus.


1) Penugasan tenaga kesehatan berbasis Tim/Tim Nusantara Sehat
(a) Persiapan : penyusunan rencana kebutuhan Tim Nusantara Sehat,
pEnyusunan rencana lokus penempatan Tim Nusantara Sehat.
(b) Pelaksanaan : rekrutmen Tim NS secara online dan psikotes, pembekalan
tim NS, SK Pengangkatan Nakes Dalam Penugasan Khusus Berbasis Tim
Dalam Program NS, Nota Kesepahaman antara Kemenkes dengan Pemda
Kab/Kota, penempatan Tim NS pada lokus yang telah ditetapkan.
(c) Evaluasi : pemantauan dan evaluasi dan penyusunan Laporan Hasil
Evaluasi
2) Penugasan tenaga kesehatan dengan penugasan khusus individual
(a) Persiapan : penyusunan rencana kebutuhan penugasan khusus individual,
penyusunan rencana lokus penempatan penugasan khusus individual.
(b) Pelaksanaan : rekrutmen penugasan khusus individual secara online,
pembekalan peserta penugasan khusus individual, SK Pengangkatan

24
Nakes Dalam Penugasan Khusus individual, penempatan tenaga
kesehatan dengan penugasan khusus pada lokus yang telah ditetapkan.
(c) Evaluasi : pemantauan dan evaluasi dan penyusunan Laporan Hasil
Evaluasi
3) Penugasan tenaga kesehatan melalui penugasan residen.
(a) Persiapan : penyusunan rencana kebutuhan penugasan residen,
penyusunan rencana lokus penempatan penugasan residen.
(b) Pelaksanaan : rekrutmen penugasan residen, penyusunan SK penugasan
residen, Nota Kesepahaman antara Kemenkes dengan Pemda Kab/Kota,
penempatan residen pada lokus yang telah ditetapkan.
(c) Evaluasi : pemantauan dan evaluasi dan penyusunan Laporan Hasil
Evaluasi

C. PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN LUAR NEGERI.

1, Tujuan

Pendayagunaan SDM Kesehatan luar negeri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan


tenaga kesehatan luar negeri dan meningkatnya pembinaan dan pengawasan tenaga
kesehatan warga negara asing (WNA).

2. Sasaran.
a. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Indonesia ke Luar Negeri (TKKI)
1) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja kesehatan Indonesia ke luar negeri
melalui mekanisme G to G sebanyak 200 orang.
2) Tersusunnya kajian dan kebijakan teknis pendayagunaan tenaga kesehatan ke
luar negeri 4 dokumen
3) Tersosialisasinya peluang kerja tenaga kesehatan ke luar negeri di 34
provinsi.
b. Pendayagunaan SDM Kesehatan Warga Negara Asing (SDMK-WNA)
1) Pelaksanaan kajian dan penyusunan kebijakan teknis pendayagunaan,
pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan WNA 5 dokumen.
2) Diterbitkannya rekomendasi pendayagunaan SDMK-WNA 339 dokumen.
25
3) Pembinaan dan pengawasan SDMK-WNA di 34 provinsi.
3. Rincian kegiatan.
a. Pendayagunaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri.
1) Pendayagunaan tenaga kesehatan Indonesia ke LN melalui mekanisme G to G
atau G to P.
(a) Persiapan : identifikasi peluang kerjasama dengan negara tujuan
berdasarkan informasi dari KBRI, koordinasi pembahasan penjajagan
kerjasama dengan lintas K/L (Kemkes, Kemlu, BNP2TKI, Kemnaker),
pembahasan perjanjian kerjasama (MoU/Loi/TA) pendayagunaan tenaga
kesehatan, penandatanganan perjanjian kerjasama
(b) Pelaksanaan : sosialisasi dan pengumuman pendaftaran, rekrutmen
pendayagunaan tenaga kesehatan, uji seleksi, pelatihan pra
pemberangkatan.
(c) Evaluasi : pemantauan dan evaluasi, penyusunan laporan hasil evaluasi.
2) Kajian pendayagunaan tenaga kesehatan yang kembali dari luar negeri
(Returnee)
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
3) Penyusunan Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan yang kembali dari
luar negeri (Returnee)
(a) Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
(b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
(c) Pengusulan naskah kebijakan teknis.

26
b. Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing.
1) Kajian pendayagunaan tenaga kesehatan WNA
(a) Persiapan : Analisis Situasi, penyusunan kerangka acuan, dan pertemuan
persiapan pelaksanaan kajian.
(b) Pelaksanaan kajian : Studi literatur, koordinasi lintas sektor, penyusunan
dan uji coba instrumen, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data,
serta penyusunan Draft hasil Kajian.
(c) Sounding hasil kajian : koordinasi lintas sektor, penyempurnaan Draft
Kajian.
(d) Penyusunan policy paper.
2) Penyusunan kebijakan teknis pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan
WNA
(a) Persiapan : Penyusunan Kerangka Acuan, pertemuan persiapan.
(b) Penyusunan kebijakan teknis : penyusunan naskah awal, pembahasan
naskah awal, penyempurnaan naskah.
(c) Pengusulan naskah kebijakan teknis.
3) Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan asing di daerah.
(a) Persiapan : Verifikasi dokumen, rapat Tim Koordinasi perizinan
pendayagunaan TKWNA
(b) Pelaksanaan : sosialisasi pendayagunaan tenaga kesehatan WNA.
(c) Evaluasi : penyusunan laporan evaluasi.

D. KETATAUSAHAAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM


KESEHATAN
1. Tujuan

Terlaksananya ketatausahaan dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat


Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan

2. Sasaran
a. Tersusunnya rencana kegiatan tahunan dan lima tahunan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan, 22 dokumen.

27
b. Tersusunnya laporan tahunan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan, 5 dokumen.
c. Tersusunnya laporan triwulanan dan smester pencapaian indikator kineja Pusat
Perencanan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 30 dokumen.
d. Tersusunnya laporan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah (LAKIP) Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, 5 dokumen.
e. Tersusunnya laporan tahuhan kinerja Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan, 5 dokumen.
f. Tersusunnya laporan Barang Milik Negara (BMN) Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan, 5 dokumen.
g. Tersusunnya dokumen kekuatan pegawai 5 dokumen.

3. Rincian Kegiatan
1) Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan.
(a) Persiapan : penyusunan kerangka acuan dan rapat koordinasi.
(b) Pelaksanaan : analisis situasi, penyusunan kebijakan dan sasaran, serta
penyusunan rencana kegiatan, pembahasan dan finalisasi.
(c) Diseminasi : penetapan rencana aksi dan diseminasi.

2) Penyusunan Rencana Tahunan/DIPA Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan


SDM Kesehatan.
(a) Persiapan : Penyusunan juknis perencanaan dan anggaran RKP,
(b) Pelaksanaan : Penyusunan RKP, Penyusunan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja KL), penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan.
3) Tersusunnya laporan triwulanan dan semester pencapaian indikator kineja Pusat
Perencanan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 30 dokumen.
(a) Persiapan : Pengumpulan bahan dan rapat koordinasi

28
(b) Pelaksanaan : penyusunan laporan triwulanan dan semester pencapaian
indikator kinerja Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan.
4) Penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja (LAKIP) Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan.
(a) Persiapan : Pengumpulan bahan dan rapat koordinasi
(b) Pelaksanaan : penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah (LAKIP)
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
5) Penyusunan Laporan Tahunan Kinerja Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan.
(a) Persiapan : Pengumpulan bahan dan rapat koordinasi
(b) Pelaksanaan : penyusunan Laporan Tahunan Kinerja Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan
6) Penyelenggaraan manajemen kepegawaian
(a) Pelaksanaan administrasi kepegawaian : rekrutmen, kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat dan pensiun.
(b) Penyusunan kekuatan pegawai Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan

29
BAB IV

KEBUTUHAN ANGGARAN DAN KERANGKA REGULASI

A. KEBUTUHAN ANGGARAN.

Kebutuhan anggaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM


Kesehatan dihitung untuk keperluan 5 (lima) tahun, dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019.

Rencana Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan bersumber APBN,


yang anggarannya terdiri atas 2 (dua) fungsi, yaitu anggaran fungsi kesehatan dan anggaran
fungsi pendidikan. Anggaran fungsi kesehatan digunakan untuk mendukung capaian
indikator jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di fasyankes. Sedangkan anggaran
fungsi pendidikan untuk mendukung capaian indikator jumlah tenaga kesehatan yang
melaksanakan internsip. Kegiatan perencanaan dan pendayagunaan di provinsi juga didanai
APBN melalui anggaran dekonsentrasi.

B.KERANGKA REGULASI

Kerangka regulasi yang diperlukan untuk melaksankan kegiatan perencanaan dan


pendayagunaan SDM Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan SDM Kesehatan
a. Sub Bidang Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
1) UU tenaga Kesehatan no 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
2) Kepmenko Kesra no 54 tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga
Kesehatan tahun 2011/2025
3) Peraturan Menteri Kesehatan No.33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kebutuhan SDMK.
4) Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
5) Permenkes no 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan RS
6) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas sesuai amanat PP 18 tahun 2016
tentang organisasi perangkat daerah

30
b.Sub Bidang Pengembangan SDM Kesehatan
1) UU no 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
2) UU No 5 tahun 2014 tentang ASN;
3) PP 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah;
4) Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas dan Rumah Sakit sesuai amanat
PP 18 tahun 2016 tentang organisasi perangkat daerah

2. Pendayagunaan SDMK Dalam Negeri

a.Sub Bidang Pendayagunaan SDMK Nasional

1) Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


2) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
3) Permenkes Nomor 299/Menkes/Per/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program
Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip
4) Peraturan Konsil Kedokteran Nomor 01/KKI/Per/I/2010 tentang Registrasi
Dokter Program Internsip
b.Sub Bidang Pendayagunaan SDMK Daerah Khusus
1) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2016 tentang Tenaga Kesehatan
2) Undang – Undang Nomor 23 Tahu 2014 tentang Pemerintah Daerah
3) Perpres Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2015-2019
4) Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
5) Permenkes Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Berbasis Tim
(Team based) dalam mendukung Program Nusantara Sehat.
6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan Terpencil dan
Sangat Terpencill
7) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/110/2015
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.07/2016 tentang Peta Kapasitas
Fiskal Daerah

31
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2013 junto
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 tahun 2016

3. Bidang Pendayagunaan SDMK Luar Negeri


a. Sub bidang Pendayagunaan SDMK Indonesia Ke LN
1) Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Caregiver
2) Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Pasca penempatan di LN

b.Sub Bidang Pendayagunaan SDMK WNA

1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang


Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TKWNA)
2) Peraturan Kepala Badan PPSDM Kesehatan nomor HK.01.07/I/012151/2015
tentang Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Warga Negara Asing
(SDMK WNA) Bidang Manajerial di fasilitas Pelayanan Kesehatan

32
BAB V

PENYELENGGARAAN RENCANA AKSI KEGIATAN

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2015-2019
merupakan perbaikan/revisi dari Rencana Aksi yang telah ditetapkan pada tanggal 7 Januari
2016. Penyusunan atau revisi rencana aksi ini dilakukan terutama dengan memperhatikan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang baru sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 64 Tahun 2015. dan kemajuan dan masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan tahun 2015
dan 2016.

A. PROSES PENYELENGGARAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT


PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.

Penyelenggaraan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan perlu menerapkan prinsip-


prinsip koordinasi, integrasi dan sinergisme antar para pemangku kepentingan dengan
pola kemitraan dalam kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penyelenggaraan Rencana Pengembangan
Tenaga Kesehatan dilaksanakan melalui proses
1. Tinjauan kemajuan dan hambatan pelaksanaan kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan dan penyusunan revisi Rencana Aksi Kegiatan
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019.
2. Penetapan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan Tahun 2015-2019 (revisi akhir tahun 2016), dengan keputusan Kepala
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan.
Rencana Aksi ini akan menjadi acuan bagi semua staf di lingkungan Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dalam menyusun rencana
tahunan yang terdiri dari penyusunan Rencana Kerja Pemeritah (RKP), Rencana
Kerja Kementerian Kesehatan (Renja K/L) dan Rencana Kerja dan Anggaran

33
Kementerian Kesehatan di bidang perencanaan dan pendayagunaan SDM
Kesehatan.
3. Sosialisasi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan kepada semua staf agar dapat dipergunakan dalam penyusunan rencana
tahunan, pemantau dan evaluasinya.
4. Pemantauan dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk
mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai indikator kinerja
(IKK) Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan menudukung
pencapaian indikator kinerja program (IKP) Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan, serta sasaran startegis dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

B. PENYELENGGARAAN RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA


KESEHATAN

Penyelenggaraan Rencana Aksi ini merupakan tanggung jawab semua staf/pegawai di


lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, baik pejabat
struktural, staf teknis maupun staf administratif.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, dilakukan kegiatan perancanaan dan
pendayagunaan SDM Kesehatan sebagai berikut :

1. Perencanaan SDM Kesehatan


Bidang Perencanaan SDM Kesehatan melakukan penyusunan rencana kebutuhan dan
penyusunan rencana pengembangan SDM Kesehatan.
Dalam penyusunan rencana kebutuhan SDM Kesehatan jangka panjang, jangka
menengah dan tahunan secara nasional, dilakukan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaannya , serta pelaksanaan fasilitasi di bidang perencanaan kebutuhan
SDMK. Koordinasi dilakukan dengan semua Pusat di lingkungan Badan PP-SDM
Kesehatan, seluruh unit utama Kementerian Kesehatan dan Unit Pelaksana
Teknisnya, dan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Di luar sektor
kesehatan, dilakukan juga koordinasi antara lain dengan Kementerian Dalam Negeri,

34
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan
Kepegawaian Negara, serta Kementerian/Kelembagaan terkait lainnya.
2. Dalam penyusunan rencana pengembangan SDM Kesehatan, dilakukan kajian dan
penyusunan kebijakan teknis pengembangan SDM Kesehatan, serta koordinasi
dengan semua pusat di lingkungan Badan PP-SDM Kesehatan, Unit Utama
Kementerian Kesehatan terkait, Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes, dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan serta koordinasi lintas sektor baik di
lingkup pusat maupun daerah.

2. Pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri

Bidang Pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri melakukan pendayagunaan


SDM Kesehatan melalui PIDI, pendayagunaan dokter spesialis dengan wajib kerja
sarjana, penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim,dengan Tim Based,
pendayagunaan tenaga kesehatan melalui penugasan individual, pendayagunaan
tenaga kesehatan melalui penugasan residen.
Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri termaksud disusun rencana
pendayagunaan tenaga kesehatan, rekrutmen, pembekalan dan penempatannya,
dengan koordinasi dengan semua Pusat dilingkungan Badan PP-SDM Kesehatan,
Unit Utama di Lingkungan Kementerian Kesehatan, utamanya Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Ikatan Profesi, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3. Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri.



Bidang Perencanaan SDM Kesehatan melakukan pendayagunaan tenaga kesehatan
Indonesia ke luar negeri (TKKI), dan pendayagunaan SDM Kesehatan Warga Negara
Asing.
Dalam pendayagunaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri dilakukan
penyusunan kebijakan teknis pendayagunaan TKKI dan sosialisasi peluang kerja ke
luar negeri. Kegiatan ini dilakukan dengan koordinasi utamanya dengan Kementerian

35
Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, Organisasi profesi, Biro Kerjasama Luar
Negeri, dan BNP2TKI.
Dalam pendayagunaan tenaga kesehatan Warga Negara Asing dilakukan penyusunan
kebijakan teknis pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan WNA
5 dokumen, rekomendasi pendayagunaan tenaga kesehatan WNA, serta pembinaan
dan pengawasan tenaga kesehatan WNA. Kegiatan ini dilakukan dengan koordinasi
dengan Kementerian Hukum dan Hak Azazi manusia (Kemenkumham), Kementerian
Ketenagkerjaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Organisasi
Profesi, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Dinas Kesehatan Provinsi serta Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

4. Ketatausahaan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan.


Ketatausahaan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan mendukung
seluruh kegiatan Pusat yang meliputi penyusunan rencana dan program, administrasi
keuangan dan barang milik negara, administrasi kepegawaian.

36
BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dan penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan Tahun 2015-2019 (RAK PUSRENGUN SDMK 2015-2019 bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaannya sesuai rencana, ketentuan perundang-undangan dan
kebijakan yang telah ditetapkan.

A. PEMANTAUAN

Pemantauan RAK PUSRENGUN SDMK 2015-2019 ditujukan untuk mengetahui kemajuan


kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, yang dilakukan secara
berkesinambungan selama kurun waktu 2015-2019. Dengan demikian pemantauan
ditekankan pada asupan (“input”) dan proses pelaksanaan upaya dan kegiatan dari upaya
dalam RAK PUSRENGUN SDMK 2015-2019.

Pemantauan dilakukan dengan melakukan pengujian dan analisis atas laporan


penyelenggaraan kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan. Laporan
dimaksud adalah laporan triwulan, laporan smester maupun LAKIP.

B. PENILAIAN

Penilaian RAK PUSRENGUN SDMK 2015-2019 ditujukan untuk mengetahui keberhasilan


kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan selama kurun waktu 2015-
2025.
Penilaian RAK PUSRENGUN SDMK 2015-2019dilakukan sebagai berikut :

1. Penilaian tahunan dalam kerangka penilaian kinerja tahunan (LAKIP) Pusat Perencanaan
dan Pendayagunaan SDM Kesehatan pada akhir tahun 2017, 2018 dan 2019.
2. Penilaian akhir (“Endterm Evaluation”) yang dilakukan pada akhir tahun 2019 untuk
menilai kinerja periode 5 tahun dari 2015 sampai dengan 2019l. Penilaian RAK

37
PUSRENGUN SDMK 2015-2019 dilakukan dengan menilai pencapaian sasaran strategis
(IKP) Badan PPSDM Kesehatan yang sehubungan, atau target yang telah ditetapkan baik
sasaran strategis maupun sasaran kegiatan (IKK) Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan dan pencapaian sasaran kegiatan/rincian kegiatan dari dari masing-
masing Bidang di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan,
yang tercantum dalam Bab II dan III Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan..
Khusus untuk penilaian tahunan, disamping dilakukan penilaian terhadap sasaran strategis
dan sasaran masing-masing upaya peningkatan pendidikan tenaga kesehatan, juga dilakukan
penilaian terhadap pencapaian hasil luaran (“output”) dari setiap kegiatan pokok.
Agar penilaian RIPPTK ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka perlu dilakukan
penguatan pelaporan pelaksanaan upaya peningkatan pendidikan tenaga kesehatan, yang
dipadukan dengan Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan berbasis Web.

BAB VII

KESIMPULAN

38
Pengelolaan tenaga kesehatan meliputi upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan
serta pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan. Perencanaan tenaga kesehatan
diselenggarakan sebagai upaya sistematis untuk dasar pelaksanaan kegiatan pengadaan,
pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan dan menjadi acuan dalam
upaya pemenuhan, pemerataan dan penyesuaian kapasitas produksi tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan yang memadai secara kuantitas, kualitas, aman, dan terjangkau juga merupakan hak
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban dalam
menjamin kualitas, kuantitas, dan pemerataan tenaga kesehatan, yang dilakukan melalui
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

https://e-renggar.kemkes.go.id

39
https://manajemen-pelayanan kesehatan.net

40

Anda mungkin juga menyukai