Anda di halaman 1dari 21

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesia

KEBIJAKAN KEMENDESA PDT DAN TRANSMIGRASI


DALAM IMPLEMENTASI TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN
BERBASIS INKLUSI SOSIAL

Bito Wikantosa
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan

Jakarta, 7 APRIL 2021


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Agar Desa berdaya dalam menjalankan kewenangannya, Undang-Undang Desa memandatkan Desa berhak
memperoleh sumber-sumber pendapatan. Ada 7 sumber pendapatan Desa yaitu: PADesa, Dana Desa dari
APBN, Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBD Kab/Kota, bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kota; bantuan keuangan dari APBD Kab/Kota dan/atau APBD Provinsi, hibah dan sumbangan
yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan lain-lain pendapatan Desa yang sah.
2
LATAR BELAKANG KEHADIRAN
KEBIJAKAN SDGs DESA
Arahan Presiden Joko Widodo pada 22
Oktober 2019:
1. Dana Desa harus dirasakan seluruh warga
Desa, terutama golongan terbawah
2. Dana Desa harus berdampak pada
peningkatan Ekonomi dan SDM Desa
PEMBAHARUAN PEMBANGUNAN DESA :
➢ PENAJAMAN ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA UNTUK PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP MANUSIA, PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
➢ REFOKUSING ARAH PEMBANGUNAN DESA KEPADA AGENDA SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS (SDGs) 3
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
✓ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan
seruan universal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada negara-negara anggotanya. SDGs yang
dicanangkan pada tahun 2015 diadopsi oleh negara-negara anggota PBB untuk bertindak
mengakhiri kemiskinan, melindungi planet bumi dan memastikan bahwa semua orang menikmati
perdamaian dan kemakmuran pada tahun 2030.
✓ SDGs yang jumlahnya 17 ini bersifat terintegrasi. Sebuah tindakan untuk mewujudkan satu
tujuan dalam SDGs akan mempengaruhi hasil pencapaian tujuan-tujuan lainnya. Pembangunan
yang terpadu harus menyeimbangkan keberlanjutan secara sosial, ekonomi dan lingkungan.
✓ PBB mengikrarkan untuk “Tidak Meninggalkan Seorang Pun” (No One Left Behind). Karenanya,
pembangunan yang dilaksanakan negara-negara anggota PBB diutamakan untuk mempercepat
kemajuan bagi mereka yang paling tertinggal terlebih dahulu. Capaian SDGs sampai dengan tahun
2030 adalah mengubah kualitas hidup masyarakat misalnya : tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan,
serta tanpa diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan.
PEMBAHARUAN PEMBANGUNAN DESA :
➢ PENAJAMAN ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS
HIDUP MANUSIA, PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
➢ REFOKUSING ARAH PEMBANGUNAN DESA KEPADA AGENDA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

✓ Negara Indonesia telah mewujudkan komitmen tertinggi dalam pelaksanaan SDGs yaitu dengan diterbitkannya
Perpres Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
✓ Selain sebagai bukti bahwa Pemerintah Indonesia telah meratifikasi kebijakan global PBB, Perpres Nomor 59
Tahun 2017 juga bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan,
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan
yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
✓ Capaian SDGs sampai dengan tahun 2030 adalah mengubah kualitas hidup masyarakat secara mendasar,
misalnya : tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, serta tanpa diskriminasi terhadap perempuan dan anak
perempuan.
✓ Dibutuhkan adanya dukungan dari berbagai pemangku kepentigan yang terkait dengan pencapaian target
SDGs. Kreativitas, pengetahuan, teknologi dan sumber daya keuangan dari berbagai pemangku kepentingan
diperlukan untuk mencapai agenda SDGs.
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PEMBAHARUAN PEMBANGUNAN DESA :
Melokalkan SDGs dalam Pembangunan Desa : SDGs DESA

SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk


percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 6
PERMENDESA-PDTT NOMOR 21 TAHUN 2020 TENTANG
PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

➢ Pasal 6 Ayat (1)


SDGs Desa merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa.

➢ Pasal 7
SDGs Desa bertujuan untuk mewujudkan:

1. Desa tanpa kemiskinan; 10. Desa tanpa kesenjangan;


2. Desa tanpa kelaparan; 11. kawasan permukiman Desa aman dan
3. Desa sehat dan sejahtera; nyaman;
4. pendidikan Desa berkualitas; 12. konsumsi dan produksi Desa sadar
5. keterlibatan perempuan Desa; lingkungan;
6. Desa layak air bersih dan sanitasi; 13. Desa tanggap perubahan iklim;
7. Desa berenergi bersih dan 14. Desa peduli lingkungan laut;
terbarukan; 15. Desa peduli lingkungan darat;
8. pertumbuhan ekonomi Desa merata; 16. Desa damai berkeadilan;
9. infrastruktur dan inovasi Desa sesuai 17. kemitraan untuk Pembangunan Desa; dan
kebutuhan; 18. kelembagaan Desa dinamis dan budaya
Desa adaptif.
DESA INKLUSIF
Kondisi kehidupan di Desa yang setiap warganya
bersedia secara sukarela untuk membuka ruang
kehidupan dan penghidupan bagi semua warga Desa
yang diatur dan diurus secara terbuka, ramah dan
meniadakan hambatan untuk bisa berpartisipasi secara
setara, saling menghargai serta merangkul setiap
perbedaan dalam pembangunan.
➢ TUJUAN-TUJUAN SDGs DESA AKAN LEBIH MUDAH DICAPAI APABILA TATA KELOLA DESA BERSIFAT INKLUSIF
➢ NO ONE LEFT BEHIND – PEMBANGUNAN DESA DILAKSANAKAN DENGAN MENGUTAMAKAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN WARGA DESA YANG MAGINAL DAN RENTAN (WARGA MISKIN, PEREMPUAN, ANAK, PENYANDANG
DISABILITAS, MANULA, MASYARAKAT ADAT, SERTA KELOMPOK MARGINAL DAN RENTAN LAINNYA)
MANDAT REGULASI DESA INKLUSIF
1. Undang-Undang dasar 1945 Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Undang-Undang Desa) Pasal 67 mengatur Hak dan
Kewajiban Desa. Intisari pengaturan ini adalah bahwa Desa berhak mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa,serta berhak
memperoleh sumber-sumber pendapatan. Namun demikian, Desa juga dituntut untuk berkewajiban :
a. melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan masyarakat Desa;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
e. memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Desa.
3. Undang-Undang Desa Pasal 67 mengatur Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa. Intisari pengaturan ini
adalah bahwa masyarakat Desa berhak untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan Desa, berhak memilih dan
dipilih/dipilih menduduki posisi kekuasaan yang ada di Desa, serta memperoleh perlindungan, dan
pelayanan yang sama dan adil. Namun demikian, masyarakat juga berkewajiban untuk membagun Desanya
serta mendorong situasi yang aman, nyaman dan tnteram di Desa.
4. Undang-Undang Desa Pasal 78 Ayat (3) Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa pada Pasal 127 ayat 2 huruf d. yaitu bahwa penyusunan perencanaan dan penganggaran
pembangunan di Desa wajib berpihak kepada kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak,
dan kelompok marginal.
PENYELENGGARAAN DESA INKLUSIF
➢ memberdayakan masyarakat Desa berbasis adat dan budaya untuk penguatan nilai-
nilai keterbukaan, keramahan, kesetaraan, toleransi, sikap saling menghargai dan
kesukarelaan untuk merangkul setiap perbedaan ;
➢ mengembangkan kapasitas literasi Desa Inklusif bagi kelompok marginal dan rentan;
➢ menegakkan tata kelola pemerintahan Desa dan pembangunan Desa yang bersifat
terbuka, partisipatif, dan akuntabel sebagai “jalan politik” bagi kelompok marginal dan
rentan untuk memperoleh keadilan sosial di Desa;
➢ memastikan kewenangan Desa yang menjamin pemenuhan hak-hak kelompok marginal
dan rentan;
➢ memastikan peraturan Desa yang menjamin pemenuhan hak-hak kelompok marginal
dan rentan;
➢ mengoptimalkan partisipasi kelompok marginal dan rentan dalam penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan Desa dan pembangunan Desa; dan
➢ memastikan akses kelompok marginal dan rentan terhadap sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, sumberdaya sosial, sumberdaya infrastruktur, dan sumberdaya
keuangan di Desa.

10
STRUKTURISASI SOSIAL DESA INKLUSIF
Kembali kepada mandat Undang-Undang Desa

STRUKTURISASI SOSIAL TENTANG DESA INKLUSIF:


HUBUNGAN ANTARA REGULASI DAN SUBJEK PELAKU REGULASI

YANG NORMATIF – KERANGKA REGULASI


DESA INKLUSIF

PENYELENGGARAAN DESA INKLUSIF


WARGA DESA KHUSUSNYA KELOMPOK MARGINAL
BERDASARKAN KERANGKA REGULASI DAN RENTAN “MENJADI” AGENSI PENINDAK
STRUKTUR SOSIAL DESA INKLUSIF
KADER DESA SEBAGAI MOTOR GERAKAN

STRUKTURISASI SOSIAL DESA INKLUSIF DITEMPUH MELALUI TIGA JALAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DESA: JALAN KEBUDAYAAN, JALAN PEMBANGUNAN DAN JALAN DEMOKRASI
FASILITASI DESA INKLUSIF :
PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DESA DAN SISTEM AKUNTABILITAS SOSIAL
1. PENGEMBANGAN KAPASITAS LITERASI DESA
Yang dimaksud dengan Literasi Desa adalah kapasitas anggota masyarakat Desa dalam mengolah dan memahami
informasi saat melakukan tindakan pembacaan, perbincangan maupun penulisan tentang Desa yang diperoleh dari
keterlibatan langsung setiap warga Desa dalam penyelenggaraan Desa. Kelompok marginal dan rentan difasilitasi kapasitas
literasinya melalui pembelajaran langsung (sekolah Desa) maupun platform digital (Akademi Desa 4.0).

2. PENGUATAN NILAI-NILAI INKLUSI SOSIAL


Penerapan nilai-nilai inklusi sosial dalam penyelenggaraan Desa : keterbukaan, keramahan, kesetaraan, toleransi, sikap
saling menghargai dan kesukarelaan untuk merangkul setiap perbedaan hendaknya kita hadirkan secara terus menerus
dalam kehidupan sehari-hari warga Desa sehingga menjadi adat dan budaya Desa. Penguatan nilai-nilai inklusi sosial di
Desa membuka peluang kelompok marginal dan kelompok rentan lainnya berpartisipasi dalam pembanguan Desa.

3. PENERAPAN AKUNTABILITAS SOSIAL


Akuntabilitas sosial dapat dimaknai sebagai dorongan, keterlibatan, hingga kontrol masyarakat di tingkat Desa untuk
memastikan pelaksanaan program pembangunan dan anggaran desa lebih terukur dan bisa dipertanggungjawabkan
berdasarkan indikator yang telah dirumuskan. Ukuran program dan anggaran yang dimaksud merupakan kesesuaian
antara masukan, keluaran, hasil, penerima manfaat, dan dampak setiap program yang dijalankan oleh pemerintah Desa.
BPD sebagai representasi perwakilan warga desa, dapat menjadi kanal implementasi akuntabilitas sosial di Desa.
KERANGKA PIKIR PENGEMBANGAN KAPASITAS LITERASI DESA

Kemandirian Desa
Pembelajaran Mandiri Peningkatan Pengetahuan,
Keterampilan dan Informasi
Berbasis Pengalaman Lokal

PENINGKATAN
Fasilitasi • Pemahanan &
Pembiasaan Membaca
Pengembangan Partisipasi
• Kualitas
Perpustakaan Desa Perencanaan
• Kesejahteraan
Advokasi Masyarakat
Pemanfaatan Hasil Bacaan

Masyarakat
Peningkatan Kecakapan Hidup :
• Berpikir kritis Pembelajar
• Pemetaan Potensi Musyawarah
• Problem Solving Desa

Mendayagunakan Sumber Peran Serta dalam AKSI REFLEKSI AKSI


Daya Desa Pembangunan Desa
PERPUSTAKAAN DESA
MEMPUNYAI PERAN STRATEGIS
MENGEMBANGKAN MINAT BACA MEMBUMIKAN BUDAYA
DAN GERAKAN LITERASI DI LITERASI
MASYARAKAT DESA

PENGEMBANGAN KAPASITAS LITERASI DESA


Yang dimaksud dengan Literasi Desa adalah kapasitas PENGGERAK BUDAYA BACA DAN
anggota masyarakat Desa dalam mengolah dan LITERASI INFORMASI DI
memahami informasi saat melakukan tindakan MASYARAKAT
pembacaan, perbincangan maupun penulisan tentang
Desa yang diperoleh dari keterlibatan langsung setiap
warga Desa dalam penyelenggaraan Desa. Masyarakat
Desa difasilitasi kapasitas literasinya melalui penyediaan
perpustakaan Desa (buku cetak dan sarana/prasarana
komputer dan internet, pembelajaran langsung (sekolah
lapang) maupun pembelajaran daring. MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA,
KECERDASAN RELIGI, INTELEKTUAL, KOGNISI,
AFEKSI & KINETIK MASYARAKAT DESA
FASILITASI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DESA
03 04
Pemantauan Perpustakaan Desa
terhadap sarana sebagai pusat aktivitas
prasarana pendukung belajar kolektif dalam
Perpustakaan Desa
02 kegiatan literasi
05
Pembagian peran
dan pengelolaan Peningkatan peran desa
kinerja pegiat dalam Perpustakaan
literasi desa Desa sesuai dengan
kewenangannya
PERPUSTAKAAN
01 DESA
06
Analisa Potensi dan
peluang kegiatan lintas Integrasi Kegiatan
sektor untuk kegiatan pendampingan di
Perpustakaan Desa tingkat desa untuk
kegiatan literasi

GERAKAN
LITERASI DESA
SASARAN SDGs DESA TAHUN 2030 : TIPOLOGI DESA PEDULI PENDIDIKAN
➢ Angka melek aksara latin dan non latin pada penduduk usia di atas 15 tahun mencapai 100%
➢ Angka melek aksara latin dan non latin pada penduduk usia dewasa usia 15- 59 tahun
mencapai 100%
➢ Ketersediaan Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan

FASILITASI PENGEMBANGAN LITERASI DESA


❑ Meningkatkan kapasitas Pemerintah Desa dan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) khususnya Kader Literasi Desa dalam rangka
pengembangan literasi di Desa;
❑ Mendukung pengembangan literasi di Desa melalui kegiatan penguatan
pengelolaan Perpustakaan Desa, Sekolah Lapang dan Rembuk Literasi Desa;
❑ Mendorong komitmen masyarakat dan pemerintah Desa dalam keberlanjutan
literasi di Desa melalui integrasi perencanaan pembangunan Desa.

16
TATA KELOLA PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk Semua Warga :
“Mendayagunakan sumberdaya pembangunan Desa untuk kesejahteraan semua warga Desa"
RENSTRA OPD KAB/KOTA

INTEGRASI
VISI MISI KADES AGENDA SDGs
Arah Kebijakan
TERPILIH
Perencanaan DESA KE - 4
Pembangunan Desa
Contoh:
Mufakat RPJMDESA PENDIDIKAN DESA BERKUALITAS
secara Damai
TAHUN 2024
RKP DESA &
ASPIRASI APBDESA PER TAHUN
MASYARAKAT
DESA
✓ Keuangan dan Aset Desa (termasuk Dana Desa)
✓ Sumberdaya Manusia di Desa
✓ Sumberdaya Alam di Desa
✓ Masalah-Masalah Fundamental di Desa
✓ Peluang dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi

“Tidak Meninggalkan Seorang Pun” (No One Left Behind)


DESA INKLUSIF : Kondisi kehidupan di Desa yang setiap warganya bersedia secara sukarela untuk membuka ruang
kehidupan dan penghidupan bagi semua warga Desa yang diatur dan diurus secara terbuka, ramah dan meniadakan hambatan
untuk bisa berpartisipasi secara setara, saling menghargai serta merangkul setiap perbedaan dalam pembangunan.
Peraturan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021

Pasal 5 ayat (2) Peraturan Menteri Desa Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 :

“Prioritas penggunaan Dana Desa Tahun 2021 diarahkan untuk program


dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa”

DANA DESA ADALAH DANA REKOGNISI NEGARA KEPADA DESA,


AGAR DESA BERDAYA MENJALANKAN KEWENANGANNYA
PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 13 TAHUN 2020
TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021

PASAL 6 AYAT (2)


Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa
diprioritaskan mendukung pencapaian SDGs Desa:
a. pendataan Desa, pemetaan potensi dan sumber daya, dan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai upaya memperluas kemitraan untuk pembangunan
Desa;
b. pengembangan Desa wisata untuk pertumbuhan ekonomi Desa merata;
c. penguatan ketahanan pangan dan pencegahan stunting di Desa untuk mewujudkan Desa
tanpa kelaparan;
d. Desa Inklusif untuk meningkatkan keterlibatan perempuan Desa, Desa damai
berkeadilan, serta mewujudkan kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif.

19
PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 13 TAHUN 2020
TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021

Pengembangan Desa Inklusif


1. kegiatan pelayanan dasar untuk kelompok marginal dan rentan yaitu: perempuan, anak,
lanjut usia, suku dan masyarakat adat terpencil, penghayat kepercayaan, disabilitas,
kelompok masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya;
2. penyelenggaraan forum warga untuk penyusunan usulan kelompok marginal dan rentan;
3. pemberian bantuan hukum bagi kelompok marginal dan rentan;
4. penguatan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk membentuk kesalehan sosial di
Desa; dan
5. kegiatan lainnya untuk mewujudkan Desa inklusif yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai