Seventh Edition
Robert C. Kyle
Kelompok IV
Marleen Prigita Mujiyanto Patuh Satriaji Rilly Feranda Mursidih
urban
suburban
Analisa Pasar
Analisis regional dan lingkungan sangat relevan ke komersial properti :
Regional Analysis Perusahaan nasional relokasi atau membuka cabang Analisis Lingkungan Transportasi, parkir dan proximity bisnis dan service yang tersedia Tingkat Penyerapan Tingkat penyerapan dalam jumlah meter persegi untuk mengetahui pasar
Area Konstruksi
Area Sewa
Dominat Portion
Gambar 2. Dominant
Rentable area/usable area = R/U ratio Usable area x R/U ratio = Renatable area Rentable area / R/U ratio = Usable area Contoh, jika 22,000 M2 ruang sewa yang ditawarkan dengan 16$ per M2, tapi hanya 19.125 M2 yang digunakan, maka loss factor adalah sebesar 1,15 (22.000 : 19.125 = 1,15). Biaya yang dikeluarkan penyewa per usable sq ft sebenarnya $18.40 ($16 x 1,15 = $ 18.40)
Minimum Rents Batas minum absolut yang bisa dibebankan demi berjalannya ekonomi. Tidak mengambil akun contigen seperti vacancy loss dan tidak ada hambatan dalam hubungan pasar. Meskipun demikian, perhitungan ini dapat memastikan bahwa dasar tarif sewa yang disarankan oleh pasar dan analisis properti cukup tinggi untuk menutupi biaya dasar. Formula :
Contoh : Office building dengan nilai pasar $4 juta dengan 64.000 sqft area tersewa. Owner menempatkan 20 % untuk DP atas properti dan total mortgage payment $ 90.000 per tahun. Opertaing expenses sekitar $300.000 per tahun dan owner menginginkan 10 % tingkat pengembalian dari investasi atau kas.
Penentuan tingkat dasar sewa Setelah ditetapkan daftar sewa spesifik untuk setiap jenis ruang kantor yang dikembangkan sesuai pada fitur-fitur masing-masing ruang kantor maka dapat ditetapkan harga sewa apakah di atas atau di bawah tingkat dasar harga sewa. Adapun variabel-variabel yang dapat menentukan antara lain seperti elevasi, lokasi lantai, layout interior dan dekorasi, pencahayaan alami dan view New York Method Metode yang digunakan di pusat perbelanjaan dalam menentukan tarif sewa. Misalnya, jika sebuah ruang berukuran 1.000 M2, maka daerah yang harus dialokasikan untuk penyewa dapat melebihi ruang sewa yang ditempati. Sehingga tarif sewa akan cenderung akan lebih tinggi, karena daerah yang dikecualikan seperti untuk tangga dan Elevetor poros (merupakan ruang yang tidak dapat mereka tempati namun penyewa harus membayar).
Jangkauan pasar: bergantung pada ukuran pusat perbelanjaan tersebut Commercial Strip Center/Convenience Center 4-10 toko, di pinggiran kota Deretan toko dengan tempat parkir didepannya Neighborhood Center 15-20 toko, melayani 1.000 keluarga dalam radius 2.4 km Anchor: supermarket, ada apotek, dry clean, toko kecil lainnya Community Center 20-70 toko, melayani 5.000 keluarga dalam radius 8 km Anchor: department store kecil, 1-2 supermarket, aneka toko lainnya Regional Center 70-225 toko, melayani 5.000-150.000 keluarga dalam radius 1680 km 6 department store, food court, toko perlengkapan, restaurant, bank Superregional Center Luas 139.354 m2 (1.5 juta sq ft)
Pendapatan : Tarif sewa Tarif overage persentase Pendapatan dari tenant atas pelayanan yang diberikan (charge) Pendapatan dari menjual utilities Pengeluaran : Maintenance gedung: gaji pegawai Maintenance fasilitas: area parkir, mall Utility: listrik, AC, gaji teknisi Financing: pembayaran bunga pinjaman Maintenance area kantor Iklan & promosi Pajak Asuransi Biaya administrasi lainnya
A. Klasifikasi berdasarkan lokasi penggunaan. Lokasi area industry berada pada letak dimana industri atau produksi berlangsung . Secara umum Lahan dan Bangunan Industri terbagi menjadi 3 penggunaan : - General Purpose Memiliki lahan industri luas yang dapat digunakan untuk penggunaan alternatif lainnya seperti gudang, pabrik perakitan. - Special Purpose, Memiliki karakter phisik penggunaan tertentu dengan segala keterbatasan lingkup penggunaan. - Single Purpose
B. Modal Investasi Dalam investasi di Industri Property membutuhkan modal dengan skala besar untuk mengakomodir spesifikasi (lokasi, luas lahan) sesuai yang diinginkan oleh investor (perusahaan). C. Resiko Investasi Sifat khusus dibeberapa industri property yang memiliki lahan dan bangunan yang luas menyebabkan lambatnya pergerakan pasar komoditas Industrial Real Estate atau dengan kata lainya tidak liquid sehingga memungkinkan investor mengalihkan kepada sistem sewa.
D. Kesepakatan penjualan-penyewaan kembali (sale-lease back agreement) Disebabkan banyak perusahaan dibidang industri yang lebih tertarik menanamkan modal kepada operasional produksi sehingga perusahaan cenderung mencari investor yang berminat menanamkan investasi di industrial property untuk membangun industrial property dan kemudian perusahaan-perusahaan tersebut menyewa dalam jangka panjang.
E. Keusangan atau penurunan fungsi (Functional Obsolescence) Kemajuan teknologi khususnya dalam pengembangan industri property memberikan dampak semakin cepat dan rentannya kemunduran fungsi bangunan (out of date). Untuk mengantisipasi resiko tersebut menuntut para investor atau pemilik industry property untuk membuat rencana yang matang untuk meminimalisir kemunduran fungsi tersebut.