1, Januari 2016
Hal: 1 - 13
Abstract
In facing the ASEAN Economic Community (AEC) 2016, the soundness of good management and
finance, and inimitable core competence are one of main keys for SMEs to successfully compete in
global market. Creative SMEs are a part of value-addded-based economies that become the main
advantage of Indonesia for AECs. Central Java, as one of the provinces with many creative SMEs
has a big role for other provinces to benchmark how the development of creative SMEs emerged.
This study aims to analyse the effect of financial literacy to creative SMEs’ performance and
sustainability in Central Jawa. Structural equation model was used to analyse the data. The results
confirmed that financial literacy significantly affect creative SMEs’ performance and sustainability
in Central Java. This implies that good financial literacy can be used to improve appropriate deci-
sions in regard to the efforts of enhancing creative SMEs’ performance and sustainability. Thus, it
is expected that the government as a regulator, academics as educators, private sector as catalysts
can act as triggers for the development of financial literacy for SMEs in Central Java.
Abstrak
Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016, terwujudnya manajemen yang
baik, pengelolaan keuangan yang akuntabel, dan nilai tambah yang otentik merupakan kunci sukses
bagi UMKM dalam bersaing di pasar global. UMKM kreatif merupakan bagian tak terpisahkan
dari ekonomi bernilai tambah yang menjadi daya saing utama Indonesia untuk MEA 2016. Jawa
Tengah sebagai salah satu provinsi yang memiliki berbagai jenis sentra kreatif memiliki peran
besar sebagai model acuan bagi provinsi lain dalam pengembangan UMKM. Penelitian ini ber-
tujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan
UMKM di Jawa Tengah. Model persamaan struktural digunakan untuk menganalisis data. Hasil
penelitian mengkonfirmasi adanya pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlang-
sungan usaha UMKM kreatif di Jawa Tengah. Hal ini memiliki implikasi bahwa dengan literasi
keuangan yang baik diharapkan UMKM akan mampu membuat keputusan manajemen dan
keuangan yang tepat untuk peningkatan kinerja dan keberlanjutan usaha. Dengan temuan ini di-
harapkan muncul dukungan yang signifikan dari pemerintah sebagai regulator, akademisi sebagai
edukator, swasta sebagai katalisator, dan komunitas sebagai pendorong untuk pengembangan lite-
rasi keuangan pada UMKM di Jawa Tengah.
tingkat bunga komersial secara umum (Kemen- bangan kinerja jangka panjang UMKM yang
terian Keuangan Republik Indonesia, 2015). bergerak pada industri kreatif cenderung stag-
Pemerintah melalui Badan Ekonomi nan dan tidak terarah dengan baik.
Kreatif (BEK) beranggapan bahwa ekonomi Oleh karena itu, diperlukan upaya-
kreatif secara substantif bisa menjadi wujud upaya strategis guna meningkatkan kinerja dan
dari upaya pembangunan ekonomi yang ber- keberlangsungan UMKM. Salah satu cara yang
kelanjutan. Pesan besar yang ditawarkan eko- dapat dilakukan adalah dengan memperkaya
nomi kreatif adalah optimalisasi sumber daya pengetahuan pelaku UMKM terhadap penge-
yang bukan hanya terbarukan dan tak terbatas, tahuan keuangan sehingga pengelolaan dan
namun juga ide, talenta dan kreativitas. Arah akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan
pengembangan industri kreatif difokuskan pada dengan lebih baik sebagaimana layaknya per-
lapangan usaha budaya kreatif, lapangan usaha usahaan besar. Literatur telah banyak yang
kreatif atau hak kekayaan intelektual yang ber- mengkonfirmasi bahwa kemampuan perusa-
langsung secara berkesinambungan dengan haan dalam mengenali dan mengakses sumber
kolaborasi dari sektor pemerintah, bisnis, daya keuangan akan berdampak pada tingkat
komunitas dan akademisi atau dikenal dengan pertumbuhan perusahaan (Binks dan Ennew,
quad helix (British Council, 2010). 1996; Bygrave dan Zacharakis, 2008; Grande,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Madsen, dan Borch, 2011; Adomoko et al.,
Kreatif (2014) mengkategorikan industri kreatif 2016). Dalam menghadapi Masyarakat Eko-
di Indonesia ke dalam 15 sub-sektor industri. nomi ASEAN (MEA) 2016, UMKM yang
Sub-sektor industri tersebut adalah; arsitektur, “dewasa” secara manajemen dan “kuat” dalam
desain, film, video dan fotografi, handicraft, pengelolaan keuangan diharapkan mampu
mode/fashion, musik, penerbitan, periklanan, menjadi kunci utama Indonesia dalam bersaing
permainan interaktif, riset dan pengembangan, di pasar global.
seni pertunjukan, seni lukis dan galeri seni, Data terbaru yang dipaparkan oleh
teknologi informasi, televisi dan radio, serta OJK, sebagaimana yang dikutip oleh Soetiono
penambahan sub-sektor kuliner pada tahun (2013) mengungkapkan bahwa hanya respon-
2012. Berdasarkan data dari Kementerian den dari sektor perbankanlah yang memiliki
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2014), sejak literasi keuangan yang tinggi dibandingkan
tahun 2010 industri kreatif telah berkontribusi sektor-sektor lain. Sedangkan survei yang di-
pada peningkatan jumlah perusahaan, terutama lakukan oleh Grup Pengembengan Keuangan
dari sub-sektor kuliner dan fashion, dan ber- Inklusif (2014) menemukan bahwa aksesibilitas
kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan
dengan proporsi lebih dari 7% melalui pening- responden tidak berhubungan dengan bank.
katan kontribusi ekspor 2011-2013 sebesar total Sampai saat ini, belum ada penelitian atau sur-
29,7%. vei di Indonesia yang secara spesifik melihat
Secara umum, UMKM sering meng- tingkat literasi keuangan untuk perusahaan dari
alami keterlambatan dalam pengembangannya. sudut pandang pemilik dan atau pengelola
Hal ini dikarenakan berbagai masalah konven- (manajer) perusahaan.
sional yang tidak terselesaikan secara tuntas Penelitian ini bertujuan untuk meng-
(closed loop problems), seperti masalah kapa- analisis dampak literasi keuangan (financial
sitas SDM, kepemilikan, pembiayaan, pema- literacy) terhadap kinerja dan keberlanjutan
saran dan berbagai masalah lain yang berkaitan UMKM kreatif di Jawa Tengah. Penelitian ini
dengan pengelolaan usaha, sehingga UMKM diharapkan dapat memberikan masukan pada
sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan stakeholders mengenai pentingnya peningkatan
besar (Abor dan Quartey, 2010). Berdasarkan literasi keuangan bagi pelaku usaha, khususnya
penelitian yang dilakukan oleh Manurung dan UMKM kreatif.
Barlian (2012), UMKM di industri kreatif cen-
derung memiliki orientasi jangka pendek dalam TINJAUAN LITERATUR
pengambilan keputusan dalam bisnisnya. Hal
Literasi Keuangan
ini terlihat dari tidak adanya konsep inovasi
yang berkelanjutan dan aktivitas inti bisnis The Association of Chartered Certified
yang tidak konsisten. Pada akhirnya, pengem- Accountants (2014) merumuskan bahwa kon-
Pengaruh Literasi Keuangan … (Dwitya Aribawa) 3
sep literasi keuangan mencakup pengetahuan digunakan untuk memiliki aset (seperti tanah
mengenai konsep keuangan, kemampuan atau rumah), pemenuhan pendidikan tinggi dan
memahami komunikasi mengenai konsep dana hari tua (pensiun). Pengelolaan uang yang
keuangan, kecakapan mengelola keuangan tidak efektif akan berdampak pada krisis
pribadi/perusahaan dan kemampuan melakukan keuangan keluarga (Braunstein and Welch,
keputusan keuangan dalam situasi tertentu. 2002). Temuan tersebut juga dapat diadaptasi
Lusardi (2012) menyatakan bahwa literasi untuk perusahaan.Dalam hal ini, UMKM yang
keuangan terdiri dari sejumlah kemampuan dan memiliki literasi keuangan yang baik akan
pengetahuan mengenai keuangan yang dimiliki dapat mencapai tujuan perusahaannya,
oleh seseorang untuk mampu mengelola atau memiliki orientasi pengembangan usaha dan
menggunakan sejumlah uang untuk mening- mampu survive dalam kondisi ekonomi yang
katkan taraf hidupnya. Literasi keuangan sangat sulit.
terkait dengan perilaku, kebiasaan dan Di dalam literatur bisnis dan kewira-
pengaruh dari faktor eksternal. usahaan, kurangnya pengetahuan dan akses
Berdasarkan PISA 2012: Financial terhadap sumber daya keuangan telah di-
Literacy Assessment Framework (OECD INFE, hubungkan dengan ketidakmampuan perusa-
2012), dirumuskan bahwa literasi keuangan haan dalam mencapai tujuan (Beck, Demirguc-
merupakan faktor yang fundamental untuk Kunt, dan Maksimovic, 2005; Hutchinson dan
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan. Xavier, 2006; Malo dan Norus, 2009; serta
Dari sudut pandang konsumen, literasi ke- Coad dan Tamvada, 2012), dan ketidak-
uangan yang baik akan memunculkan kepu- leluasaan manajer dalam mengambil tindakan
tusan pembelanjaan yang mengedepankan kua- strategis (Wiklund dan Shepherd, 2003). Lite-
litas. Hal ini akan berakibat pada kompetisi di ratur yang lain juga menegaskan bahwa literasi
industri yang menjadi sehat dan kompetisi akan dan inklusi keuangan akan mampu mening-
mengedepankan inovasi dalam barang dan jasa katkan pertumbuhan perusahaan (Cooper,
yang ditawarkan ke konsumen. Selain itu, Gimeno-Gascon, dan Woo, 1994; Storey, 1994;
dengan literasi keuangan yang baik juga bisa Forbes Insights, 2011).
meminimalkan terjadinya keputusan yang salah Pada penelitian ini pengukuran literasi
terhadap isu ekonomi dan keuangan yang mun- keuangan pada UMKM mengacu pada proyek
cul. Dari sudut pandang penyedia jasa keu- kolaboratif yang diberi nama Support for
angan, literasi keuangan yang baik akan mem- Economic Analysis Development in Indonesia
berikan informasi yang memadai mengenai (SEADI) yang dilakukan oleh Definit, Otoritas
produk, pemahaman resiko pada pelanggan dan Jasa Keuangan (OJK) dan USAID (2013).
efisiensi biaya. Sedangkan dari sudut pandang Dimana dari proyek tersebut dihasilkan temuan
pemerintah, dengan adanya literasi keuangan yang dinamakan Indonesian Basic Financial
yang baik pada masyarakat maka pemerintah Literacy Index. Pertanyaan pada index tersebut
dapat memperoleh pemasukan pajak dengan dimodifikasi untuk kesesuaian dengan unit
maksimal untuk pengembangan infrastruktur penelitian yaitu UMKM (lampiran 2). Salah
dan fasilitas pelayanan publik. satu contoh pertanyaan pada kuesioner adalah
UMKM sebagai penggerak sektor “Bila bank tempat Anda membuka rekening
informal terbesar di Indonesia dengan jumlah atas nama perusahaan tersebut mengalami
serapan pekerja terbanyak mempunyai peran kebangkrutan, apakah pemerintah akan
penting dalam sistem ekonomi. Menurut Cole, menjamin sejumlah dana yang tersimpan pada
Sampson, dan Zia (2010), cara tercepat untuk rekening tersebut?”.
menggerakkan ekonomi di emerging market
adalah dengan memberikan fokus pengem- Kinerja dan Keberlanjutan UMKM
bangan sektor informal (UMKM) yang akan
Pada kompetisi global, perusahaan diharapkan
berdampak pada meningkatnya tingkat pen-
mampu memberikan nilai tambah lebih pada
dapatan kelas menengah.
barang/jasa yang ditawarkan baik itu secara
Tingkat literasi keuangan dari sudut
kualitas (yang lebih baik) ataupun efisien (lebih
pandang perorangan atau keluarga dapat
tepat guna) daripada pesaing. Hal ini secara
memiliki dampak pada kemampuan untuk
spesifik sulit dilakukan oleh UMKM, dikarena-
memiliki tabungan jangka panjang yang
4 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 1-13
kan minimnya kemampuan manajemen dan pada pendekatan persepsi kinerja bisnis yang
pengelolaan modal kerja yang terbatas. Meski- diadaptasi dari Balance Score Card (Kaplan
pun dengan keterbatasan tersebut, namun and Norton, 2005; Hudson et al., 2001). Salah
UMKM cenderung memiliki ketahanan (kinerja satu contoh pernyataan pada kuesioner adalah
yang stabil) terhadap perubahan iklim bisnis “Perusahaan mampu dengan baik mengantisi-
dan ekonomi (Ali, 2003). pasi (meningkatkan) jumlah produksi apabila
Ali (2003) mengemukakan kinerja permintaan meningkat”.
UMKM dianalisis dengan menggunakan pen-
dekatan yang didasarkan pada tiga asumsi beri- Literasi Keuangan, Kinerja dan Keberlanju-
kut, yaitu: 1) Pengukuran kinerja UMKM kerap tan UMKM
sulit dilakukan secara kuantitatif, dikarenakan
Dengan literasi keuangan yang baik pengusaha
terbatasnya sumber daya (pemahaman keu-
mampu untuk menggunakan kemampuan di
angan dan tenaga kerja). 2) Pengukuran kinerja
bidang keuangan dalam pengambilan berbagai
pada umumnya melihat indikator keuangan
keputusan yang tepat untuk perusahaan mereka
yang kompleks, sehingga hal ini tidak secara
(Muraga dan John, 2015). Pemilik/pengelola
lengkap memperlihatkan kondisi aktual yang
bisnis sangat terkait dengan pengambilan
terjadi di bisnis tersebut. 3) Pengukuran kinerja
keputusan keuangan yang kompleks dan
yang kerap dipakai relatif hanya sesuai bila
strategis terkait dengan keberhasilan mencapai
digunakan untuk perusahaan besar yang ter-
tujuan dan keberlanjutan usaha (Draxler,
struktur dalam manajemen perusahaannya.
Fischer, dan Schoar, 2014).
Maka dirumuskan pendekatan non-cost
Penelitian sebelumnya oleh Dahmen
performance measures untuk mengukur kinerja
and Rodríguez (2014) menemukan bahwa ter-
UMKM sebagai pengukuran kinerja keuangan
dapat hubungan yang bermakna antara literasi
dan non keuangan UMKM. Dengan penguku-
keuangan dan kinerja yang dialami pengusaha.
ran yang mudah (melalui persepsi) diharapkan
Hubungan ini secara logis diterapkan pada
mampu memperlihatkan kondisi sebenarnya
perusahaan yang dengan literasi keuangan baik
dari UMKM tersebut, di samping ke depan
akan mampu secara strategis mengidentifikasi
perlu dilakukan edukasi untuk menghitung ki-
dan merespon perubahan iklim bisnis, ekonomi
nerja perusahaan dengan indikator yang mudah
dan keuangan sehingga keputusan yang diambil
seperti company’s growth, company’s total
akan menciptakan solusi inovatif dan terarah
revenue (sales), total orders dan cash position.
dengan baik untuk peningkatan kinerja dan
Keberlanjutan usaha (business sustai-
keberlanjutan usaha. Model penelitian dapat
nability) pada UMKM dilihat dari keberhasilan
dilihat pada gambar 1.
perusahaan dalam melakukan inovasi, penge-
Secara umum, hipotesis yang ingin diuji pada
lolaan karyawan dan pelanggan serta pengem-
penelitian ini adalah sebagai berikut:
balian terhadap modal awalnya. Dimana hal ini
H1: Literasi keuangan memiliki pengaruh yang
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki
signifikan terhadap kinerja UMKM di
orientasi untuk berkembang dan melihat pe-
Jawa Tengah
luang untuk inovasi secara berkesinambungan
H2: Literasi keuangan memiliki pengaruh yang
(Hudson, Smart and Bourne, 2001).
signifikan terhadap keberlangsungan
Pada penelitian ini, pengukuran kinerja
UMKM di Jawa Tengah.
dan keberlanjutan usaha pada UMKM mengacu
Kinerja
H1
Literasi keuangan
H2 Keberlanjutan
usaha
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN angan responden pada penelitian ini adalah
67%, dimana jumlah ini ada di area moderat
Deskripsi Statistik Obyek Penelitian
untuk tingkat literasi keuangan (basic).
Penelitian ini ditujukan untuk UMKM yang Sedangkan dari aspek kinerja, responden mem-
beroperasi pada salah satu dari 15 sub-sektor perlihatkan nilai yang cukup baik (3.62) dan
bisnis kreatif. Sampai 18 November 2015, res- untuk aspek keberlanjutan UMKM Kreatif
ponden dari penelitian ini terdiri dari 33 UMKM memperlihatkan nilai yang cukup (3.14). Data
kreatif yang mewakili beberapa dari 15 sub- deskriptif secara lengkap dapat dilihat pada
sektor industri kreatif. Sebagian besar responden tabel 2.
(67%) pada penelitian ini berstatus pemilik
UMKM kreatif. Seluruh responden menyatakan Pengujian Hipotesis
dirinya memiliki kapabilitas untuk menjawab
Dalam pengujian rancangan model penelitian
pertanyaan terkait strategi perusahaan.
ini diajukan uji pada dua hipotesis sebagai
Berdasarkan ukuran bisnis, penelitian
berikut:
ini mengacu pada kriteria Badan Pusat Statistik
H1: Literasi keuangan memiliki pengaruh yang
(BPS) Republik Indonesia yang mengkategori-
signifikan terhadap kinerja UMKM
kan UMKM berdasarkan jumlah karya-
H2: Literasi keuangan memiliki pengaruh yang
wan.Terdapat 55% UMKM yang merupakan
signifikan terhadap keberlanjutan UMKM
usaha kecil (memiliki 5-19 karyawan) pada
penelitian ini. Sedangkan usaha kecil dan usaha
Variabel Literasi Keuangan (FL) me-
menengah berturut-turut adalah 36% dan 9%
rupakan variabel independen laten yang dikon-
dari total responden penelitian.
struksi dengan 11 pertanyaan. Sedangkan
Dilihat dari lama beroperasi UMKM,
variabel Kinerja (Perf) dan Keberlanjutan
sejumlah 42% UMKM dari penelitian ini telah
usaha (Sust) terdiri dari masing-masing tujuh
beroperasi antara 1-3 tahun. Menariknya, ter-
dan tiga konstruk pernyataan/pertanyaan.
dapat 9% UMKM yang menjadi responden
Melalui proses kerja Smart PLS versi 3.0 dapat
dikategorikan menjadi start-up business,
diketahui besaran nilai indikator yang mencer-
dimana perusahaan tersebut beroperasi kurang
minkan validitas variabel (loadings of reflective
dari satu tahun. Dari analisis deskriptif juga
indicators), seperti terlihat pada Gambar 2.
diketahui bahwa rata-rata indeks literasi keu-
Pengaruh Literasi Keuangan … (Dwitya Aribawa) 7
H1 diterima
t > 1.96
H2 diterima
t > 1.96
Berdasarkan hasil analisis bootstrap- di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, tidak ber-
ping pertama dari Smart PLS 3.0, terdapat indi- hubungan dengan kinerja dan pertumbuhan
kator pengukuran kinerja (per f4) dengan nilai UMKM.
loading ≤ 0.5 (terlihat pada lampiran 1). Model UMKM memiliki karakteristik yang
diketahui tidak valid, maka dilakukan analisis cukup unik untuk menghadapi perubahan
ulang dengan eksklusi pengukuran per f4. lingkungan bisnis dan stakeholders. Sektor
Setelah dilakukan analisis bootstrapping kedua, bisnis ini cenderung untuk lebih bekerjasama
didapatkan model yang memiliki seluruh nilai daripada berkompetisi dalam hubungan antar
loading ≥ 0.5 dengan dan nilai R2 sebesar 0.74 pelaku usahanya (Kumar, Boesso, Favotto, dan
(tabel di lampiran 1) dengan kategori moderat Menini, 2012). Knowledge sharing ke UMKM
atau sedang (Hair, Black, Babin and Anderson, terjadi tidak hanya dari pemerintah, akademisi,
2010). Berdasarkan validitas konvergen (lam- atau bisnis besar saja, namun knowledge
piran 1), semua indikator memiliki nilai CR > sharing antar UMKM bisa menjadi kunci
0,7 dan AVE value ≥ 0.5, demikian juga untuk utama keberhasilan UMKM dalam berkembang
validitas diskriminan, semua nilai square root di era perdagangan global. Sangat penting
(AVE) > inter-constract correlation. untuk menyadari diperlukan kerjasama intra-
Pengujian model struktural untuk UMKM untuk mencapai kemampuan yang
menilai efek dari setiap arah hubungan (causal saling melengkapi.
path) dan pengujian hipotesis yang telah Munculnya gerakan komunitas pengu-
ditetapkan, digunakan teknik bootstrapping. saha muda ataupun pengusaha kreatif bisa
Berdasarkan hasil analisis teknik tersebut, menjadi sebuah bukti bahwa UMKM berupaya
semua arah hubungan variabel signifikan pada untuk enabling smallness untuk memperoleh
tingkat signifikan (p value) 5% dan dengan keuntungan dari kolaborasi, knowledge sharing
nilai t-statistik masing-masing adalah > 1,96. dan channel sharing yang terjadi di komunitas
Hubungan antarvariabel terlihat pada inner tersebut. Konsep triple helix yang digunakan
model menunjukkan seluruh hipotesis yang pemerintah sebagai landasan untuk pengem-
diajukan dapat diterima. bangan ekonomi kreatif 2025 kini telah ber-
kembang menjadi pendekatan quad-helix di-
Diskusi dan Pembahasan mana komunitas menjadi elemen penting di
samping sektor pemerintah, sektor bisnis dan
Dari pengujian hipotesis dengan metode boot-
sektor akademisi atau universitas sebagai per-
strapping partial least square menggunakan
wujudan perkembangan, penentu arah kebija-
software Smart PLS 3.0 diketahui bahwa ter-
kan dan menjaga lingkungan bisnis agar tetap
dapat pengaruh yang signifikan dari literasi
kuat dan mampu bersaing di pasar global.
keuangan terhadap kinerja dan keberlanjutan
UMKM. Hasil ini sekaligus mengkonfirmasi KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dahmen dan Rodríguez (2014), Fatoki (2014), Kesimpulan
Wise (2013), serta Adomako et al, (2016). Hasil riset ini masih berlangsung sehingga
Secara umum, penelitian mereka menyatakan kesimpulan sangat bersifat parsial. Secara
bahwa bila pengusaha di sektor UMKM (dalam umum diketahui bahwa terdapat pengaruh lite-
penelitian ini UMKM industri kreatif) memiliki rasi keuangan terhadap kinerja dan keberlan-
kemampuan literasi keuangan yang memadai, jutan usaha pada UMKM kreatif di Jawa
maka keputusan bisnis dan keuangan yang Tengah. Dengan kecenderungan untuk menga-
diciptakan akan menuju ke arah pengembangan tasi keterbatasan yang dimiliki, UMKM memi-
yang membaik dari waktu ke waktu, mening- liki karakteristik kooperatif dalam menjalankan
katkan kemampuan usaha untuk bertahan di bisnisnya untuk saling melengkapi keterbatasan
tengah krisis dan pada akhirnya akan membuat dan memperoleh keunggulan kompetitif yang
bisnis tersebut memiliki keberlanjutan jangka spesifik untuk bersaing di lingkungan global.
panjang. Namun begitu, hasil penelitian ini
tampak kontradiktif dengan hasil penelitian Eke Implikasi Manajerial
dan Raath (2013) yang menemukan bukti
bahwa literasi keuangan pemilik pada UMKM Dengan demikian, ada tantangan besar bagi
pelaku UMKM kreatif untuk memiliki penge-
Pengaruh Literasi Keuangan … (Dwitya Aribawa) 9
small firms in India. Small Business Grup Pengembangan Keuangan Inklusif. 2014.
Economics. 39. 383–400. Financial Literacy Baseline Survey
(FLBS). Jakarta. GPKI -DPAU.
Cole, S., Sampson, T., dan B. Zia. 2010. Prices
or knowledge? what drives demand for Hair, JF., WC. Black, WJ. Babin and RE.
financial services in emerging Anderson. 2010. Multivatiate Data
markets?. Harvard Business School Analysis, 7th Edition. New Jersey.
Working Paper. 09-117. Pearson Prentice Hall.
Cooper, A. C., F. J. Gimeno-Gascon, dan C. Y. Hudson, M., A. Smart and M. Bourne. 2001.
Woo. 1994. Initial human and financial Theory and practice in SME
capital as predictors of new venture performance measurement systems.
performance. Journal of Business International Journal of Operations &
Venturing. 9(5). 371–395. Production Management. 21(8). 1096-
1115.
Dahmen, P., dan Rodríguez, E. 2014. Financial
literacy and the success of small Hutchinson, J., dan A. Xavier. 2006.
businesses: An observation from a Comparing the impact of credit
small business development center. constraints on the growth of SMEs in a
Numeracy. 7(1). 3. transition country with an established
market economy. Small Business
Definit, OJK,dan USAID. 2013. Developing
Economics. 27 (2/3). 169–179.
Indonesian Financial Literacy Index.
Jakarta. USAID. Kaplan, R.S, dan Norton, D.P. 2005. The
balanced scorecard - Measures that
Draxler, A., Fischer, G., dan Schoar, A. 2014.
drive performance. Harvard Business
Keeping it simple: Financial literacy
Review. 83(7). 172.
and rules of thumb. American
Economic Journal: Applied Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Economics. 6(2). 1-31. 2015. Melalui Paket Kebijakan
Ekonomi Tahap IV Pemerintah Dukung
Eke, E., dan Raath. 2013. SMME owners’
UMKM Berorientasi Ekspor.
financial literacy and business growth.
http://www.kemenkeu.go.id/Berita/mel
Mediterranean Journal of Social
alui-paket-kebijakan-ekonomi-tahap-
Sciences. 4(13). 397-406.
iv-pemerintah-dukung-umkm-
Fatoki, O. 2014. The financial literacy of micro berorientasi-ekspor . Diakses tanggal
entrepreneurs in South Africa. Journal 22 Oktober 2015.
of Social Science. 40(2). 151 - 158.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Forbes Insights. 2011. Nurturing Europe’s 2014. Tim Studi Ekonomi
Spirit of Enterprise. Kreatif:Kontribusi Ekonomi Kreatif
http://www.accaglobal.co.uk/content/d Indonesia.
am/acca/global/PDF- http://gov.indonesiakreatif.net/kontribu
technical/smallbusiness/europe_insight si-ekonomi-kreatif-indonesia/ . Diakses
sfin2.pdf . Diakses tanggal 20 Juni tanggal 28 Oktober 2015.
2015.
Kementerian Perdagangan. 2008.
Grande, J., E. L. Madsen, dan O. J. Borch. Pengembangan Ekonomi Kreatif
2011. The relationship between Indonesia 2025. Jakarta. Kementerian
resources, entrepreneurial orientation Perdagangan Republik Indonesia.
and performance in farm-based
Kumar, K., Boesso, G., Favotto, F., dan
ventures. Entrepreneurship & Regional
Menini, A. 2012. Strategic orientation,
Development:An International Journal.
innovation patterns and performances
23(3). 89–111.
of SMEs and large companies. Journal
of Small Business and Enterprise
Development. 19 (1). 132 - 145.
Pengaruh Literasi Keuangan … (Dwitya Aribawa) 11
Litbang Kompas. 2014. Special Report: Indeks of Social Sciences Management and
Kekuatan Daerah Kreatif . Jakarta: Entrepreneurship. 2(1) 218-231.
Kompas. 27 Oktober 2014.
OECD INFE. 2012. PISA 2012 Literacy
Lusardi, A. 2012. Numeracy, financial literacy, assessment framework. [Report Paper]
and financial decision-making (No.
Soetiono, K.S. 2013. Financial Literacy in
w17821). National Bureau of
Indonesia and The National Strategy.
Economic Research.
Hongkong. Citi-FT Financial Times
Malo, S., dan J. Norus. 2009. Growth dynamics Education Summit.
of dedicated biotechnology firms in
Storey, D. J. 1994. Understanding the Small
transition economies. Evidence from
Business Sector. London: Routledge.
the Baltic countries and Poland.
Entrepreneurship and Regional The Association of Chartered Certified
Development. 21 (5). 481–502. Accountants. 2014. Financial
education for entrepreneurs: what
Manurung, E.M., dan Barlian, I. 2012. From
next?. [Report Paper].
small to significant: Innovation process
in small-medium creative businesses. Wiklund, J., H. Patzelt, dan Dean A. S. 2009.
International Journal of Innovation, Building an integrative model of small
Management and Technology. 3(6). business growth.” Small Business
788 - 792. Economics. 32. 351–374.
Muraga, K.P, dan John, N. 2015. Effects of Wise, S. 2013. The impact of financial literacy
financial literacy on performance of on new venture survival. International
youth led entreprises: a case of equity Journal of Business and Management.
group foundation training program in 8 (23). 30 - 39.
Kiambu county. International Journal
12 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20 No. 1, Januari 2016 1-13