OLEH
DELI SERDANG
This research was motivated by problems regarding the development of the Deli
Serdang Regency area through a new center of growth. the purpose of this study
was to analyze regional development through the determination of the location of
the center of the growth center in the coastal area of Deli Serdang Regency.
The results showed that, 1). Based on the Scalogram Analysis: Hamparan Perak
Subdistrict and Labuhan Deli occupy the first order with a number of 16 which
means that it explains that Hamparan Perak and Labuhan Deli Subdistricts are
suitable to be the center of growth centers. 2) Based on the Analysis of the
Marshal Centrality Index: Hamparan Perak District and Percut Sei Tuan occupy
this meaningful first order, explaining that the two sub-districts as the centers of
growth centers were seen from the existing infrastructure, compared to the other
two sub-districts.
ii
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Karunia-Nya yang selalu menyertai penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam selalu
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah:
Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang tua tercinta. Ayah Alm
Ramli Siregar SH M.Hum dan Ibu Susila Wardhani SH dan ketiga saudara saya
Akhmad Baja Siregar SE, Wesi Swara Gumilang Siregar SH, M.H, dan Galih Ari
memberikan doa, nasihat serta bimbingannya. Terima kasih atas doa dan
menyelesaikan skripsi ini, sehingga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
iii
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier HSB, MP dan Ibu Inggrita Gusti Sari
Nst, SE., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program studi S1 Ekonomi
3. Bapak Prof. Dr. lic rer. reg. Sirojuzilam Hasyim,SE selaku Dosen
4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, Msi selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs.
tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan
7. Beserta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu peneliti
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang dapat membangun untuk
iv
Peneliti,
NIM: 120501066
Halaman
ABSTRAK ................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................. 7
vii
viii
ix
Nomor Judul
1. Analisis Skalogram
2. Analisis Indeks Sentralitas Marshal
3. Peta Infrastruktur Kabupaten Deli Serdang
BAB I
PENDAHULUAN
wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai manfaat wilayah bagi
menunjukan lebih banyak sarana/ prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan
kegiatan usaha – usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis,
konsep kota berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu kota, maka
1
Universitas Sumatera Utara
2
perkembangan suatu wilayah terdiri atas aspek fisik, sosial, ekonomi, sarana dan
keseluruhan.
merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses
salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tidak dapat
sanitasi dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari
ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Pada tahun 2009
transformasi struktural ekonomi Deli Serdang di sektor industri lebih cepat bila
dibandingkan dengan Sumatera Utara. Tetapi untuk sektor jasa Sumatera Utara
Gambar 1.1
Peta Infrastruktur Kabupaten Deli Serdang
Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum, 2012
Lintang Utara serta pada 98°33” – 99°27” Bujur Timur dengan luas wilayah
Kabupaten Deli Serdang 2.497,72 , yang mencapai 3.34 persen dari luas
Sumatera Utara dan berbatasan langsung dengan Bagian Utara berbatas dengan
Kab. Langkat dan Selat Malaka, bagian selatan berbatasan dengan Kab. Karo dan
Kab. Simalungun, bagian barat berbatasan dengan Kab.Langkat dan Kab. Karo,
dan bagian timur berbatasan dengan Kab. Serdang Bedagai (Deli Serdang Dalam
Angka 2017). Wilayah Deli Serdang memiliki topografi kontur dan iklim yang
bagian yaitu:
Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu ), dengan luas 65.690 ha (26,30%
Pagar Merbau, Galang dan Batang Kuis), dengan luas 71.934 ha (28,80 % dari
STM Hulu, Gunung Meriah, Sibolangit, Kutalimbaru dan Bangun Purba), dengan
dataran pesisir yang paling jauh ke Ibukota Kabupaten adalah Hamparan perak
yakni 52 Km.
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang terus tumbuh secara relatif cepat dan
hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara
keseluruhan.
penduduk kelompok umur 0 s/d 14 Tahun sebanyak 629.893 jiwa (30,39 %) dan
penduduk kelompok umur 15 s/d 64 Tahun sebanyak 1.371.366 jiwa (66,17 %),
sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 65 Tahun keatas sebesar 71.262 jiwa
(3,44 %). Maka dapat dilihat jumlah penduduk yang berusia berkisar 15 – 65
tahun disebut kelompok umur produktif dan penduduk yang berusia berkisar 0 –
14 tahun dan usia 65+ merupakan kolompok umur tidak produktif. Perbandingan
manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini akan dapat memperkuat
SDM Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan datang guna mempercepat
Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu 21,48% , sedangkan jumlah penduduk terendah
masalah penelitian ini dapat dirumuskan yaitu : Apakah pusat pusat pertumbuhan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pertumbuhan baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(private) dan masyarakat (people) dalam mengelola sumber daya (resources) dan
barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa
satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita dari masa
ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta
8
Universitas Sumatera Utara
9
unit produksi, serta perubahan status kerja buruh. Karena itu konsep
merupakan fungsi dari sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia,
maritim Indonesia dengan wilayah pesisir yang kaya akan sumberdaya alam
menurut BPS (2015) luas wilayah Kecamatan Hamparan Perak adalah 230,15 km2
atau 23.015 ha dan Suhedi (2015) mengatakan luas wilayah ini lebih kurang
22.611,57 hektar. Dari luasan tersebut, seluas 7.048 ha adalah lahan sawah dan
3.998 ha adalah lahan kering yang belum dimanfaatkan secara optimal. Luas lahan
kecamatan Medan Marelan, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara memiliki luas
area tambak udang sekitar 170 hektar dan potensi yang cukup besar terhadap
Labuhan Deli hanya terdiri dari 4 (empat) Desa yaitu Desa Helvetia, Desa
Pematang Johar, Desa Telaga Tujuh dan Desa Karang Gading. Kemudian pada
DesaManunggal dan Desa Helvetia sehingga dari tahun 1995 sampai sekarang
Kecamatan Labuhan Deli menjadi 5 (lima) Desa yaitu Desa Helvetia, Manunggal,
Pematang Johar, Telaga Tujuh dan Desa Karang Gading (Saragih., dkk, 2015).
terdiri dari 18 Desa dan 2 Kelurahan. 5 Desa dari wilayah Kecamatan merupakan
Desa Pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10 - 20 m
dengan curah hujan rata - rata 243 %. Secara umum dapat dikatakan bahwa
masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan termasuk masyarakat yang sudah maju
dalam bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan rata - rata anggota
baik itu pendidikan pada tingkat dasar, menengah pertama, menengah atas,
bahkan juga telah sampai pada pendidikan tinggi baik pada jenjang sarjana starata
satu (S1) dan banyak masyarakatnya sudah mulai minat untuk melanjutkan
pendidikan hingga Pasca Sarjana (S2), hal ini ditandai jenjang pendidikan dengan
Asal mula nama Pantai Labu adalah dahulunya karena daerah ini terletak
di pinggir pantai yang daratannya banyak ditimbuhi pohon labu yang buahnya
besar – besar. Sehingga orang tua dahulu menyebut daerah ini dengan nama
Pantai Labu. Semula Ibu Kota Kecamatan Pantai Labu adalah di Desa Pantai
Labu Pekan tetapi karena adanya proyek pembebasan tanah lokasi pengganti
Bandara Polonia Medan dan kantor Camat Pantai Labu terkena proyek tersebut,
maka sejak tahun 2000 kantor Camat Pantai Labu dipindahkan ke Desa Kelambir.
struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat didekati melalui teori sektor
Teori sektor diadopsi dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa
transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni sektor primer
(Industri pengolahan, listrik, air, dan gas) serta sektor tertier (perdagangan, hotel,
meningkat di sektor tertier, dan meningkat hingga pada suatu tingkat tertentu di
sektor sekunder.
atau wilayah. Dalam perspektif ilmu pengetahuan, sampai dengan sebelum tahun
1996 objek kajian ilmu wilayah dianggap ilmu yang sering memodelkan
ekonomi sangat dominan mewarnai kerangka pemikiran ekonomi ini, namun pada
Wilayah secara umum ditunjang oleh empat pilar pokok yaitu 1. Inventarisasi,
Berry dan Garrison. Walter Christraller 1933 dalam bukunya Central Place In
Southern Germany yang diterjemahkan dalam bahasa inggris oleh C.W. Baski
pada tahun 1966 mengemukakan konsep konsep dasar atau unsur-unsur pokok
terluas disebut tempat sentral orde tertinggi sedangkan tempat sentral yang
5. Permintaan terhadap tempat kegiatan sentral tergantung pada jarak dan usaha
terhadap komoditi tersebut akan semakin berkurang hingga titik nol yaitu
komoditi tersebut bervariasi dalam skala, hierarki, batas ambang dan jangkauan.
batas ambang tersebut, kegiatan pelayanan dari tiap komoditi tidak akan ada.
2. Jangkauan Pasar; merupakan suatu jarak yang ditempuh dan diinginkan oleh
Germany yang diterjemahkan dalam bahasa inggris oleh C.W. Baski pada tahun
1966 mengemukakan teori tempat pemusatan yang dikenal dengan central place
theory yang menjelaskan struktur tata ruang suatu sistem ekonomi yang mendasari
ukuran, jumlah, lokasi dan penyebaran serta pengelompokan ekonomi dan tempat
mulai dari dukuh atau kampung sampai kota metropolitan. Jarak tujuh kilometer
merupakan jarak diantara pusat terkecil berdasarkan asumsi bahwa jarak sekitar
empat kilometer merupakan jarak tempuh seseorang berjalan dalam satu jam
Hanafiah (1986). Untuk keperluan praktis, hierarki tempat sentral dapat ditelaah
tempat sentral hanya dapat melayani secara maksimum sepertiga dari enam
utama dan sub tempat sentral yang dilayani dan terletak pada jalurjalur lalu
mengelilinginya.
wilayah, hal ini dikarenakan teori tempat sentral menjelaskan tiga konsep dasar
dengan intensitas yang berbeda dan dengan akibat yang berbeda pula (Perroux
suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industry yang karena sifat
geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas
dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction), yang
pertumbuhan harus memiliki empat ciri, yaitu adanya hubungan intern antara
berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi, adanya multiplier effect
sekelompok usaha atau kegiatan ekonomi lainnya yang terkonsentrasi pada suatu
daerah dan memiliki hubungan yang dinamis, dan saling mendorong sehingga
Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki
fasilitas sehingga menjadi pusat daya tarik bagi berbagai macam dunia usaha.
hubungan intern antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi,
Purwareja Klampok dan Susukan. Terdapat interaksi dan angka interaksi antara
selatan Kabupaten deli serdang. Dan menganalisis dan penetapan kecamatan yang
lokal unggulan untuk memperkuat daya saing daerah. Pendekatan yang digunakan
adalah kuantitatif deskriptif, dengan metode Locaion Quotient dan Shift Share.
dan air bersih; serta sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan dukungan
Pemerintah Kabupaten Gresik dilihat dari RPJPD dan RPJMD serta alokasi
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Location Quotient
gambaran dan sebagai skema penelitian untuk dijadikan acuan penelitian yang
akan dilakukan. Tahap awal dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang
wilayah dapat dilihat dengan analisis skalogram untuk menganalisa calon lokasi
metode Indeks Sentralisasi Marshall untuk menilai bobot dari suatu fasilitas , dan
Pusat – pusat
Pertumbuhan
Infrasturktur :
- Pendidikan
- Kesehatan
- Ekonomi
- Komunikasi
Metode Skalogram Metode Marshal
Pengembangan
Wilayah
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN
dan komunikasi dan Indeks Sentralisasi Marshal untuk menentukan bobot dari
Infrastruktur tiap wilayah yang ada di Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang.
Waktu penelitian akan di mulai dari awal Desember 2016 sampai dengan
Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah pesisir Deli
Dalam penelitian ini batasan yang akan diteliti peneliti mencakup wilayah
pesisir Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan
Hamparan Perak, Kecamatan Labuhan Deli, Kecamatan Percut Sei Tuan dan
Kecamtan Pantai Labu. Permasalahan dalam penelitian ini, peneliti akan melihat
22
Universitas Sumatera Utara
23
Dalam definisi operasional ini akan menjabarkan pengertian dari topik inti
wilayah melaluli pusat pusat pertumbuhan baru di wilayah pesisir Kabupaten Deli
penelitian ini dilihat pada aspek infrastruktur yang ada pada wilayah pesisir di
Kabupaten Deli Serdang seperti, infrastruktur pendidikan (TK, SD, SMP, SMA);
pemancar).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Infrastruktur yang
ada di wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang dengan aspek infrastruktur yang
dilihat ialah pendidikan, kesehatan, ekonomi dan komunikasi, seluruh data yang
didapat diambil dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Deli
Serdang dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Data pendukung dari internet,
buku, dan lain sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, luas
wilayah, data Infrastruktur , panjang jalan dan waktu tempuh dari satu ibukota
Serdang.
jumlah dan jenis unit fasilitas pelayanan yang ada dalam setiap daerah. Asumsi
yang digunakan apabila suatu wilayah memiliki ranking tertinggi maka lokasi atau
Yamin, 2008). Dalam analisis skalogram ini subyek diganti dengan pusat
digunakan adalah jumlah penduduk, jumlah unit serta kualitas fungsi pelayanan
yaitu:
4. Membuat garis baris dan kolom sehingga lembar kerja tersebut membentuk
pelayanan daerah.
5. Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas,
dan tanda (0) pada sel yang menyatakan ketiadaan suatu fasilitas.
Keterangan:
e = jumlah kesalahan
N = jumlah subyek/kota
K = jumlah obyek/ fasilitas
Dalam hal ini koefisien dianggap layak apabila bernilai 0,9-1
Lebih lanjut dalam perhitungan metode ini dikenal cara penyusunan tabel
dasar, yang mengandung jumlah objek penelitian dengan jumlah variabel yang
potong (cutting point). Titik potong adalah suatu nilai tertentu (ditentukan) untuk
ada. Jadi, tingkat tiap-tiap objek penelitian ditentukan oleh besarnya jumlah tiap-
tiap variabel yang dimiliki pada objek-objek penelitian tersebut. Dalam studi ini
tiga tingkatan, yaitu tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah.
Guttman. Sebelumnya tabel skala Guttman dibagi atas tiga kolom penilaian, yaitu
reproducibility yang mendekati 1 (atau > 0,9). Pada kenyataannyaa, pola skala
penyimpangan dan penyimpangan ini disebut error. Sempurna atau tidaknya skala
suatu koefisien yang menunjukkan seberapa jauh suatu skor yang diperoleh suatu
objek-objek penelitian dalam skala yang bersangkutan. Nilai dari koefisien ini
sempurna, dan biasanya koefisien yang bernilai lebih besar dari 0,9 dianggap
Tabel 3.1
Contoh Tabel Skalogram
wilayah atau yang sering disebut dengan analisis fungsi yang merupakan analisis
perencanaan pembangunan, seberapa banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi
dan berapa jumlah penduduk yang dilayani serta seberapa besar frekuensi
indeks sentralitas marshal. Indeks sentralitas marshal ini digunakan untuk menilai
guttman. Setelah disusun tabel urutan kecamatan dihitung nilai skornya dengan
menjumlahkan nilai indeks sentralitas dari tiap fasilitas yang dimiliki. Persamaan
yang dipergunakan untuk menilai bobot dari suatu fasilitas adalah sebagai berikut:
C= t/T
Keterangan:
wilayah.
sama. Setiap kota memiliki daerah belakang atau wilayah pengaruhnya. Makin
besar suatu kota makin beragam fasilitas yang disediakan sehingga makin luas
wilayah pengaruhnya. Suatu kota yang besar selain memiliki daerah belakang
berupa daerah pertanian juga memiliki beberapa kota kecil. Apabila kota kecil
banyak tergantung dari kota besar maka kota kecil termasuk di dalam daerah
pengaruh dari kota yang lebih besar. Biasanya kota yang paling besar wilayah
pengaruhnya, diberikan rangking satu atau kota orde kesatu, yang lebih kecil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi kontur dan
terbagi dalam 22 wilayah kecamatan, 389 desa dan 14 kelurahan. Pada Wilayah
Pesisir terbagi atas Kecamatan Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan
Tabel 4.1
Keadaan Geografi Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang berdasarkan
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Jarak ke Ibukota
dapat dilihat bahwa Kecamatan Pantai Labu memiliki jarak terdekat dengan
Ibukota Kabupaten yang diharapkan kegiatan ekonomi dan jarak tempuh yang
semakin singkat dapat mendorong kegiatan ekonomi yang lebih baik. Disisi lain
dilihat Kecamatan Hamparan Perak memiliki jarak yang terjauh dari Ibukota
Kabupaten, hanya saja Hamparan Perak memiliki luas wilayah terluas dan jumlah
29
Universitas Sumatera Utara
30
beberapa wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibukota Deli Serdang yang
Wilayah pesisir Deli Serdang adalah salah satu wilayah penyangga (hinterland)
tentunya juga akan berperan atau mendapat dampak positif maupun negatif.
perekonomian suatu daerah, sebagai penghubung antara satu satu tempat dengan
tempat lainnya. Diharapkan kegiatan ekonomi pada pengiriman dan jasa akan
lebih baik jika memiliki ketersediaan infrastruktur jalan yang baik. Maka dapat
Tabel 4.2
Panjang Jalan (km) Menurut Kecamatan dan Pemerintahan yang
Berwenang di Kabupaten Deli Serdang tahun 2016
Jenis Permukaan
Kecamatan Jumlah
Aspal Kerikil Batu Beton Tanah
Tabel 4.4
Analisis Skalogram
Fasilitas
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan 108 97 43 22 1 2 7 14 4 109 26 24 7 2 1 32
Perak
36 30 16 31 1 2 3 4 2 51 3 13 5 2 1 13
Labuhan Deli
236 170 68 32 3 3 10 0 0 199 23 58 9 2 0 45
Percut Sei Tuan
32 31 12 4 0 1 5 2 22 43 9 22 0 0 0 15
Pantai Labu
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
32
Universitas Sumatera Utara
33
Infrastruktur / fasilitas yang ada di suatu wilayah dalam menentukan lokasi pusat
pusat pertumbuhan. Selain itu juga untuk mengetahui kelengkapan fasilitas suatu
wilayah.
ekonomi dan pemerintahan. Fasilitas sosial yang digunakan terdiri dari fasilitas
yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang digunakan antara lain: pasar,
supermarket, KUD, non KUD, bank dan non bank serta objek wisata. Sementara
untuk melakukan analisis fungsi wilayah, karena hanya menunjukkan daftar dari
kota akan berfungsi sebagai pusat pelayanan baik skala regional maupun lokal.
Tabel 4.5
Analisis Skalogram
Fasilitas
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan Jumlah
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perak 16
Labuhan Deli 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Percut Sei Tuan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 13
Pantai Labu 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
34
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 4.6
Analisis Skalogram
Fasilitas
Menara Pemancar
Jumlah
Rumah Sakit
Error
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perak 16 0
Labuhan 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Deli 16
Percut Sei
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
Tuan 13 2
Pantai
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
Labu 12 2
Jumlah 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 57 4
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
35
Universitas Sumatera Utara
36
didapat dari 4 Kecamatan (N) dan 16 fasilitas (k) di Wilayah Pesisir Kabupaten
Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan Deli dan terkecil 12 ada di Pantai Labu.
Perhitungan COR
COR = 0,9375
layak untuk dianalisis adalah bernilai ≥ 0,9. Sehingga data tersebut dapat
dilanjutkan untuk dianalisis. Hal ini di dukung oleh penelitian Gaffara dkk (2016)
jumlah penduduk tertinggi dan banyaknya fasilitas yang ada maka didapatkan eror
(kesalahan) sebesar 38 dengan jumlah total dari fasilitas yang ada sebesar 364.
Dengan demikian setelah dilakukan perhitungan COR dengan rumus yang ada
didapatkan COR sebesar 0.989 yang artinya bahwa analisis skalogram ini
= 1+3,3 Log 4
=3
Berarti jumlah orde yang ada di Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang adalah 3
= (16-12)/3
= 1,33
Maka pembagian orde berdasarkan jumlah fasilitas yang dimiliki sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tabel Hasil Range Orde Skalogram
Range 1,33
Orde I ≥ 14,67 – 16
Orde II ≥ 13,33 - 14,66
Orde III ≥ 11,99 -13,32
Sumber : Data diolah oleh penulis (2017)
menempati Orde I dapat menjadi wilayah yang lebih baik dari orde lainnya,
Tabel 4.8
Hasil Penilaian Analisis Skalogram
Fasilitas
Menara Pemancar
Jumlah
Rumah Sakit
Orde
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 I
Perak
Labuhan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 I
Deli
Percut Sei
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 13 II
Tuan
Pantai
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 III
Labu
Jumlah 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 57
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
38
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.9
Hierarki Kecamatan Berdasarkan Analisis Skalogram
infrastruktur.
Tabel 4.10
Bobot Tiap fasilitas Dalam Indeks Sentralitas Marshal
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Pustu
Pasar
SMA
Bank
SMP
BPU
TK
Fasilitas
SD
40
Universitas Sumatera Utara
41
Berdasarkan tabel diatas dabat dilihat bobot dari tiap-tiap fasilitas dalam Indeks
Sentralitas Marshal yang datanya sama dengan Analisis Skalogram dalam hal ini
bobot ditentukan oleh total jumlah keseluruhan yang ada di Wilayah Pesisir
Tabel 4.11
Tabel Jumlah Real Bobot
TK SD SMP
SMP
Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah
Bobot Real x Bobot Real x Bobot Real x
Real Real Real
Bobot Bobot Bobot
Hamparan
108 0,24 25,92 97 0,30 29,1 43 0,71 30,53
Perak
Labuhan Deli 36 0,24 8,64 30 0,30 9 16 0,71 11,36
Percut Sei
236 0,24 56,64 170 0,30 51 68 0,71 48,28
Tuan
Pantai Labu 32 0,24 7,68 31 0,30 9,3 12 0,71 8,52
SMA RS Puskesmas
Jumlah
Jumlah Jumlah
Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Real
Bobot Real x Bobot Real x Bobot
Real Real Real x
Bobot Bobot
Bobot
Hamparan
22 1,12 24,64 1 20 20 2 12,4 25
Perak
Labuhan
31 1,12 34,72 1 20 20 2 12,4 25
Deli
Percut Sei
32 1,12 35,84 3 20 60 3 12,4 37,5
Tuan
Pantai
4 1,12 4,48 0 20 0 1 12,4 12,5
Labu
Menara
Pemancar
Kecamatan Jumlah Total jumlah
Jumlah
Bobot Real x
Real
Bobot
Hamparan
32 0,95 30,4 503,37
Perak
Labuhan
13 0,95 12,35 295,53
Deli
Percut Sei
45 0,95 42,75 582,74
Tuan
Pantai
15 0,95 14,25 208,96
Labu
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
menggunakan tiga orde dengan asumsi semua nilai masuk ke dalam kelas.
Maka pembagian orde berdasarkan jumlah fasilitas yang dimiliki sebagai berikut:
Tabel 4.12
Tabel Hasil Range Orde Marshal
Range 124,59
Orde I ≥ 458,15 – 582,74
Orde II ≥ 333,55 – 458,14
Orde III ≥ 208,95 -333,54
Sumber : Diolah oleh penulis (data 2017)
Hasil dari penentuan kelas tersebut kemudian digunakan untuk menentukan orde
Tabel 4.13
Hasil Penilaian Indeks Sentralitas Marshal
Dari tabel diatas terlihat bahwa orde pertama di tempati oleh kecamatan
Percut Sei Tuan dan Hamparan Perak dengan jumlah 582,74 dan 503,37 dan
lainnya berada pada orde ke III dengan jumlah terendah di Kecamatan Pantai
sentralitas marshal bahwa Kecamatan Percut Sei Tuan dan Hamparan Perak
Tabel 4.14
Hierarki Kecamatan Berdasarkan Analisis Indeks Sentralitas Marshal
II
Sentralitas Marshal, Kecamatan Hamparan Perak dan Percut Sei Tuan menempati
orde I dengan jumlah yang berarti memiliki seluruh fasilitas dan dengan demikian
Hamparan Perak, dan Percut Sei Tuan memang sesuai untuk menjadi lokasi pusat
menyisakan Labuhan Deli dan Pantai Labu di orde ke III. Hal ini didukung oleh
mengalikan nilai sentralitas dengan jumlah fasilitas yang ada. Berdasarkan range
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
Labuhan Deli menempati orde pertama dengan jumlah 16 yang berarti ini
Percut Sei Tuan menempati orde I yang berarti ini menjelaskan bahwa
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, R. 2012. Pengembangan Sektor-Sektor Ekonomi di Tiap
Kecamatan
di Kabupaten Magelang. Economics Development Analysis Journal. 1 (2).
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Gaffara, G. R., A. Fathu dan Fatih. 2016. Kajian Skalogram Guttman Dan
Indeks
Sentralitas Marshall Untuk Penentuan Pusat - Pusat Pelayanan
Wilayah
(Studi Kasus: Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara).
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional, Sleman.
Lestari, I.K . 2015. Analisis Penetapan Pusat dan Unit Kawasan Pengembangan
Agropolitan di Wilayah Selatan Kabupaten Deli Serdang. [Skripsi].
Universitas Diponegoro, Semarang.
48
Universitas Sumatera Utara
49
Pane, T.A., M. Sihombing., dan H.B. Tarmizi. 2013. Kajian Pengembangan Pusat
– Pusat Pelayanan di Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal
Ekonom, Vol.16 No. 4. Hlm 193-194.
Rustiadi, E., Sunsun, S., dan Dyah, R.P. 2011. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Crespent Press, Jakarta.
Fasilitas
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Fasilitas
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Kecamatan Jumlah
Koperasi
Pustu
Pasar
SMA
Bank
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan Perak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Labuhan Deli 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
Percut Sei Tuan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 13
Pantai Labu 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12
Menara Pemancar
Jumlah
Rumah Sakit
Orde
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 I
Perak
Lbuhan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 I
Deli
Percut Sei
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 13 II
Tuan
Pantai
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 III
Labu
Jumlah 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 57
Menara Pemancar
Jumlah
Rumah Sakit
Error
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Kecamatan
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Hamparan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perak 16 0
Labuhan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Deli 16 0
Percut Sei
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
Tuan 13 2
Pantai
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
Labu 12 2
Jumlah 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 57 4
Menara Pemancar
Rumah Sakit
Kantor Pos
Puskesmas
Pegadaian
Poliklinik
Posyandu
Koperasi
Pustu
SMA
Bank
Pasar
SMP
BPU
TK
SD
Fasilitas
T 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
C 0,24 0,30 0,71 1,12 20 12,5 4 5 3,57 0,24 1,63 0,85 4,76 16,67 50 0,95
Hamparan
108 0,24 25,92 97 0,30 29,1 43 0,71 30,53
Perak
Percut Sei
236 0,24 56,64 170 0,30 51 68 0,71 48,28
Tuan
SMA RS Puskesmas
Jumlah
Jumlah Jumlah
Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Real
Bobot Real x Bobot Real x Bobot
Real Real Real x
Bobot Bobot
Bobot
Hamparan
22 1,12 24,64 1 20 20 2 12,4 25
Perak
Labuhan
31 1,12 34,72 1 20 20 2 12,4 25
Deli
Percut Sei
32 1,12 35,84 3 20 60 3 12,4 37,5
Tuan
Pantai
4 1,12 4,48 0 20 0 1 12,4 12,5
Labu
Menara
Pemancar
Kecamatan Jumlah Total jumlah
Jumlah
Bobot Real x
Real
Bobot
Hamparan
32 0,95 30,4 503,37
Perak
Labuhan
13 0,95 12,35 295,53
Deli
Percut Sei
45 0,95 42,75 582,74
Tuan
Pantai
15 0,95 14,25 208,96
Labu