DENGANMETODEANALYTICHALHIERARCHY PROCESS(AHP)
(Studi Kasus Pada Bumdes Desa Punden Rejo, Kec. Tanjung Morawa, Kab.Deli
Serdang)
Proposal Skripsi
Oleh :
Program Studi :
EKONOMI ISLAM
MEDAN
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTARISI............................................................................................................................................. i
DAFTARTABEL ................................................................................................................................... ii
DAFTARGAMBAR .............................................................................................................................. iii
BAB1PENDAHULUAN
BABIILANDASANTEORITIS
A. KajianTeoritis ...................................................................................................... 8
1. BUMDes ................................................................................................... 8
2. KonsepDasar Ekowisata ......................................................................... 10
3. Prinsip Ekowisata ................................................................................... 12
4. DampakEkowisata .................................................................................. 13
5. PengembanganEkowisata ....................................................................... 15
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 17
C. KerangkaPenelitian............................................................................................ 26
BABIIIMETODEPENELITIAN
A. PendekatanPenelitian ......................................................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................ 27
C. Jenis dan SumberData ....................................................................................... 28
D. Subjekdan Objek Penelitian............................................................................... 29
E. TeknikPengumpulan Data ................................................................................. 30
F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 32
ii
G. PedomanWawancara………………………...…......…………….39
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
jadikan desa
lebihjauhdarikata"sejahtera".Sebab,kekayaandesayangdijadikanmodalBUMDesb
isasajatidakberkembanghinggamengalamikerugian. Olehkarena itu, gambaran
mengenaipembentukan danpengelolaanBUMDes yang terarah dapat dijadikan
pedoman akan membantu pemerintah desadalammengelolaBUMDes hingga
berbuah keuntungan.
Gambar 1.1
Peresmian Wisata Pure oleh Kapolda Sumut
Sumber:PAB.id.News1
Wisata sawah Pure sudah digagas mulai dari akhir tahun 2019, namun
1
https://pab-indonesia.co.id/news/detail/9044/resmikan-kampung-paten,-kapolda-sumut-
berikan-bantua.-bibit-ikan-dan-pupuk-dan-fasilitas-cegah-covid-19s.html, di akses pada Senin, 15
Agustus 2022, pukul 14.00 WIB.
3
diresmikan secara formal oleh Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Martuani
Sormin, M.Si sekaligus menetapkan Desa Punden Rejo sebagai kampung
paten. Wisata sawah Pure memilki luas kurang lebih 3 hektar (Ha). Wisata
Pure ini berbentuk wisata buatan yang termuat didalamnya adalah sawah dan
bantaran sungai, Biaya masuk wisata ini terbilang murah yaitu sebesar Rp.
5000,-. Dimana pengunjung sudah bisamenikmati suasana alam yang sejuk,
udara yang segar bebas polusi sertapemandangan hijau yang asri.
Wisata Pure pada saat awal diresmikan dikunjungi oleh begitu banyak
pengunjung dari berbagai daerah. Namun, selama masa pandemi Covid-19
terjadi di Indonesia, wisata Pure juga mendapatkan dampak negatifnya.
Selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, jumlah pengunjung wisata Pure
mengalami naik turun atau bersifat fluktuatif yang disebabkan oleh berbagai
kebijakan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Sebagai contoh pada
bulan Januari-Juni 2021 jumlah pengunjung tercatat O atau tidak ada sama
sekali disebabkan kebijakan Pemberlalan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM).
3500 3245
3000 2822
2500
1212
2000
528
1500
0
1000
Januari-Juni Juli- Januari-Juni Juli- Januari-Juni
500 2020 Desember
2021 Desember 2022
2020 2021
0
Gambar 1.2
Data Jumlah Pengunjung Wisata Pure
Sumber : Wisata Pengelola Pure
olawisataPure.Dierayangsudahserbadigitalini,promosiyangdilakukan oleh
pengelola sangatlah minim dan kurang menarik.Sebagai contoh, promosi dapat
dilakukan melalui media sosial. Namun, media sosial Ekowisata Pure ini
seperti tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Berikut adalah potingan
pertama dari akun @wisatasawah_pundenrejo sebagai akun resmi dari
ekowisata sawah Pure. Dimana terlihatpada postingan berikut pertama kali
diunggah pada akun resmi wisata Pure yaitupada22September2020 dimana
terdapat jeda waktu antara kegiatan peresmian wisata Pure dengan waktu
posting pada sosial media wisata Pure yaitu selama 4
bulanyangmanawisatasudahdiresmikansejaktanggal26
Mei2020.Inimembuktikanbahwakurangupdatenyapengelolaterhadappromosidi
media sosial.
Gambar 1.3
Postingan pertama akun resmi wisata Pure
Sumber:Akuninstagram@wisatasawah_pundenrejo2
2
https://www.instagram.com/p/CFbY5gtHYFb/?igshid=YmMyMTA2M2Y= , di akses
pada Senin, 15 Agustus 2022, Pukul 14.05 WIB.
5
Namun,sebagaisuatuusahadaerahyang
bersumberdariBUMDES,makaseharusnya wisata ini dapat
memberikanpeningkatan kesejahteraan bagi masyarakatsekitar wilayah.
Akan tetapi, menurunnyajumlah wisatawan seperti data di
atasmenyebabkan banyaknya fasilitas yangsemula dikelola oleh
masyarakat tidak lagidapat memberikan pemasukan kepadamasyarakat
sekitar wisata Sawah Pure.Sebagai contoh pengelolaan lahan parkiryang
mengalami penurunan omset. Hal inidisampaikan oleh Ibu Fitri dalam
hasilpra wawancara sebelum penelitian dimanamenurut beliau pengunjung
wisata sawah Pure menurun sangat drastis akibat Covid-19, yang juga
berdampak kepada omset lahan parkir beliau. Yang mana, biasanya
sebelum pandemi Covid-19 omset beliau bisa menyentuh angka
Rp.500.000,- bahkan sampai Rp. 1.000.000,- per harinya.
yaitu“AnalisisPengembanganBumdesMelaluiEkowisataDenganMetod
eAnalytichalHierarchyProcess(AHP)(StudiKasusPadaBumdesDesaPu
ndenRejoKecamatan Tanjung MorawaKabupatenDeliSerdang)”
B. IdentifikasiMasalah
1. BUMDessebagaiprogrampeningkatankesejahteraanmasyarakatyangdib
erikanolehpemerintahuntukmeningkatkankesejahteraandidesa – desa.
2. Wisata Pure sebagai wisata yang dibangun dari dana BUMDes.
3. Penurunanpengunjungekowisatayangfluktuatifberakibatkepadaomset
pengelola.
4. Publikasiataupromosimelaluimediasosialyangmasihbelumdimaksimalk
an.
5. EkowisataPuresebagaialternatifwisata
yangmurahmeriahdikecamatanTanjungMorawa, KabupatenDeli
Serdang.
6. Perludilakukanstrategipengelolaanekowisatayangbaikdanterstrukturunt
ukmeningkatkan dayatarik pengunjung.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
permasalahan yakni hanya kepada strategi pengelolaan yang baik dan
dapat membuat pengunjung wisata terus menerus datang secara continue
guna mengatasi permasalahan kunjungan wisatawan yang fluktuatif serta
meningkatkan omset wisata Sawah Pure. Penelitian ini dilakukan melalui
pendekatan AHP.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalahyangdikemukakandiatasmaka
rumusanmasalahyangdiangkatdalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengelolaan ekowisata melalui BUMDes di
DesaPundenRejo?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalahyangtelahdiuraikan
sebelumya, adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah
:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan ekowisata
melalui BUMDes di DesaPundenRejo.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami pengelola
dalam mengelola Ekowisata Pure di Desa Punden Rejo.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi kebijakan prioritas yang
dapat digunakan untuk mengembangkan Ekowisata di Desa
Punden Rejo.
F. Manfaat Penelitian
1. SecaraTeoritis,penelitianinibermanfaatuntukmemberikanilmupengetah
uanserta informasi kepada pembaca dan masyarakat tentangbagaimana
strategi pengembangan BUMDes melalui ekowisata
padaDesayangmemiliki BUMDes.
2. Praktis, manfaat dari penelitian ini yaitudapat memberikan ilmu
barusertapengalamankepadapenulistentangbagaimanastrategipengemba
ngan BUMDes memalui ekowisata dengan langkah langkahyang harus
diambil untuk mengatasi permasalahan terkait
pengelolaanekowisatadalam lingkupBUMDes.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teoritis
1. BUMDES
a. Perkembangan BumDes
TujuanBUMDesyaitumengoptimalkanpengelolaanaset-asetdesayang
ada,memajukanperekonomiandesa,sertameningkatkankesejahteraanmasyarakat desa.
Sifat usaha BUMDes adalah berorientasi pada keuntungan. Sifatpengelolaan usahanya
3
Amelia Sri Kusuma Dewi, Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Pades) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa,Journal of Rural and
Development, Vol V, No.1, Feb 2014, hal.1.
11
BUMDesinidiharapkanjuga mampumenstimulasidanmenggerakkanroda
perekonomian di pedesaan. Aset ekonomi yang ada di desa harus dikelolasepenuhnya
oleh masyarakat desa. Substansi dan filosofi BUMDes harus dijiwaidengan semangat
kebersamaan dan self help sebagai upaya memperkuat aspekekonomikelembagaan-
nya.Padatahapini,BUMDesakanbergerakseiramadenganupayameningkatkansumber-
sumberpendapatanaslidesa,meng-gerakkan kegiatan ekonomi masyarakat di mana peran
BUMDes sebagai institusipayung dalam menaungi. Upaya ini juga penting dalam
kerangka mengurangiperanfree-rideryang
seringkalimeningkatkanbiayatransaksidalamkegiatanekonomimasyarakat melalui
5
praktekrente.
Melihat posisi badan usaha milik desa ini dalam menghadapi realitas arusdesak
intervensi modal domestik dan asing yang kini menjadikan desa
sebagaisasaranpengembanganusahasangatkerassekali.Disamping itubadan usahamilik
desa ini hanya bermodal tak seberapa jika dibandingkan dengan swastabermodal besar
maka posisi badan usaha milik desa ini tak dapat dibandingkan.Dengan sumberdaya
alam yang dimiliki oleh desa, hal ini sangat rawan sekaliterjadi intervensi modal dan
pasar di pedesaan. Kehadiran badan usaha milik desaini sendiri akan menjadi penangkal
bagi kekuatan korporasi asing dan nasional.Diharapkan badan usaha milik desa ini
mampu menggerakkan dinamika
ekonomidesa,dansebagaiperusahaandesa.NamundalamoperasionalnyaBUMDesterkenda
laolehmodal.Melihatkondisidesayangselamainisangatminim anggaran maka sulit untuk
merealisasikan produk-produk rencana desa sekaligusjuga makin meningkatkan
apatisme masyarakat dan menyulitkan BUMDes untukberkembangseperti dialami
hampir setiap desa.6
b. KonsepDasarEkowisata
4
Ibid, hal. 2.
5
Nurcholis Hanif, “Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, Erlangga : 2011, hal. 8.
6
Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwando, “Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BumDes)
Sebagai Penguatan Ekonomi Desa”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Volume 1, No.6, hal.1068.
12
MenurutYoetiyangdikutipolehCahyantomengatakanbahwasuatuobyekpariwisatahar
usmemenuhitigakriteriaagarobyektersebutdiminatipengunjung, yaitu :
Kedua,somethingtodoadalahwisatawanyangberpariwisatadisanabisamelakukan
sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang dan bahagiayang
bersumberdarifasilitasrekreasibaikituarenabermainataupuntempatmakan, terutama
makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuatwisatawan lebih betah
untuk berlama-lama di sana.
Di dalam Agama Islam tidak sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai
wisata diantaranya yaitu di dalam Q.S Al-Ankabut ayat 20, yaitu :
Tafsirquraishshihabmenjelaskanyaitu :
Katakanlah,wahaiRasul,kepadaorang-orangyangmendustaakanitu,berjalanlah
kalian di muka bumi, dan perhatikanlah bermacam-macam makhlukciptaan Allah yang
ada di dalamnya. Dan lihatlah bekas orang-orang sebelumkalian yang ada di sana,
setelah mereka matidan rumah-rumah mereka kosongdari mereka.Ketahuilah bahwa
Allah akan mengembalikan itu semuadengankekuasaan-Nya di akhirat nanti dengan
kebangkitan, yaitu penciptaan kembali.Begitu pula keadaan kalian. Sesungguhnya Allah
sangat sempurna kekuasaan-Nyaatas segala sesuatu. Ayat suci ini memerintahkan para
ilmuwan untuk berjalan
dimukabumigunamenyingkapprosesawalpenciptaansegalasesuatu,sepertihewan,
13
c. Prinsip Ekowisata
Identifikasi beberapa prinsip ekowisata menurut TIES (2000) yang dikutipoleh
Damanik dan Weber. Pertama ekowisata dapat mengurangi dampak negatifberupa
kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat
kegiatanwisata.Kedua,membangunkesadarandanpenghargaanataslingkungandanbudaya
di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupunpelaku wisata
lainnya. Ketiga, menawarkan pengalaman positif bagi wisatawanmaupun masyarakat
lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kejasamadalam pemeliharaan atau
konservasi. Keempat, memberikan keuntungan finansialsecara langsung bagi keperluan
konservasi melaluikonstribusi atau pengeluaranekstra wisatawan. Kelima, memberikan
keuntungan finansial dan pemberdayaanmasyarakat lokal dengan menciptakan produk
wisata yag mengedepankan nilai-nilai lokal. Keenam, meningkatkan kepekaan terhadap
7
Janianton Damanik dan Helmuf F.Weber, Perencanaan Ekowisata Dari Aplikasi, (Yogyakarta : PUSPAR,
UGM, 2006), hal.39.
8
Ambo Tuwo, Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut, (Yogyakarta : Brilian Internasional, 2011), hal. 32.
14
9
Ibid, hal.40.
10
Ibid, hal.47-49.
11
Ari Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : Kencana, 2013), Cet.2, hal.264.
12
Ibid, hal.265.
15
terpuji.Sebaiknyasebagaimanusiaberupayauntukpenyelamatanlingkungansalahsatunya
dengan menerapkan prinsip ekowisata dalam lingkungan. namun
selainpenerapanprinsip,perlujugadilakukanpengembanganekowisataagarkedepannyaeko
wisatatersebutmaksimalsebagaiupayauntukpelestarian lingkungan.
d. Dampak Ekowisata
Ekowisatadapatmembawabermacam-macamdampak.Yangpertama dampak umum.
Dampak positif yang dapat dirasakan dari kegiatan ekowisatadapat berupa peningkatan
penghasilan dan devisa negara, tersedianya kesempatankerjabaru,berkembangnyausaha-
usahabaru,meningkatnyakesadaranmasyarakatdanwisatawantentangpentingnyakonserva
sisumberdayaalam,peningkatanpartisipasimasyarakat,danmeningkatkanpertumbuhaneko
nomilokal.13
Alquranjugamengharuskankitauntukselalumenajagalingkunganyang
terdapatdidalamQ.SAl-a’rafayat56 :
َط َمعً ۚا إِ َّن َرحْ َمتَ اللَّـ ِه قَ ِريبٌ ِ ّمهَ ْال ُمحْ ِسِِنه
َ ص ََلحِ َها َوا ْدعُىهُ خ َْىفًا َو ِ َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاْل َ ْر
ْ ِض بَ ْعدَ إ
Yang artinya yaitu : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (Q.S.
Al-A'raaf: 56)
Ayatdiatasmenjelaskanbahwasudahseharusnyakitaterusmerawatlingkungandanjanga
nhanyamemanfatkannyasematanamuntidakdenganmerawatnya.
Kemudian,manfaatlaindarikegiatanekowisatajugadapatberupameningkatnyanilaiekonom
isumberdayaekosistem,meningkatnyaupayapelestarian lingkungan, meningkatnya
keuntungan langsung dan tidak langsungdari para stakeholders, terbangunnya
konstituensi untuk konservasi secara lokal,nasional, dan internasional, meningkatnya
promosi penggunaan sumberdaya
alamsecaraberkelanjutan,sertaberkurangnyaancamanterhadapkeanekaragamanhayatiyan
gadadi obyekwisata.
Dampakkeduadariekowisatayaitudampaksosialbudayaekowisataberupa
perkembangan ekonomi dapat berpengaruh terhadap struktur sosial danaspek budaya
dari masyarakat lokal.Hal ini terjadi karena adanya
pertemuanbudayaantarawisatawandanmasyarakatlokalyangkemudianakanmenghasilkan
perkawinanbudayanamundampakyanglebihparahyaituterjadinyapenjajahanbudayaapabil
abudayapendatanglebihberpengaruh terhadapbudayalokal.
13
Ibid, hal.33.
16
Dampakketigadariekowisatayaitudampakterhadaplingkungan.Pengembanganekowis
atadapatmendatangkandampakpositifberupameningkatnya upaya reservasi sumberdaya
alam, pembangunan taman
nasional,perlindunganpantaidantamanlaut,sertamempertahankanhutanmangrove.Namun
disisilain,pengelolaankegiatanekowisatayangkurangtepatdapatmenimbulkandampakneg
atifberupapolusi,kerusakanlingkunganfisik,pemanfaatanberlebihan,pembangunanfasilita
stanpamemperhatikankondisilingkungan, dan kerusakan hutan mangrove. Oleh karena
itu diperlukan perangkatkebijakan dalam menata kegiatan ekowisata agar dapat
memberikan efek positifyangbesar, dan terhindardari dampak negatif.
e. Pengembangan Ekowisata
Secaraumumdapatditarikkesimpulanbahwapotensi
ekowisatadiIndonesiasangatbesar.Namunpersoalannyaadalahbelumadanyaperhatianpem
erintah, pengembang, LSM, serta ahli pariwisata dan ekologi, yang serius
danfokusuntuk pengembangan ekowisata. Apabila kerjasama antar keahlian
dalamperencanaan sampai ke implementasi program dapat dilakukan
secarasinergis,adaptifmakamakaekowisataakanmenjadibesar
danterselenggaradenganbaik. Dan menjadikanekowisataberkelanjutan,
14
danberwawasanekologi.
Pengembanganekowisatadapatmenjaminkeutuhandankelestarianekosistempesisirdan
laut.Halinididukungolehkeinginanparapecintaekowisata yang memang menghendaki
syarat kuaitas dan keutuhan ekosistem,yaitu: mencegah dan menanggulangi dampak
dari aktivitas wisatawan
terhadapbentangalamdanbudayamasyarakatlokal.Mendidikataumenyadarkanwisatawand
anmasyarakatlokalakanpentingnyakonservasi.Mengaturagarkawasanyang digunakan
14
Jatna Supriatna, Melestarikan Alam Indonesia, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008), hal. 386.
17
MenurutBagda,yangdikutipolehDaryadi,pedomanumumpengembangan ekowisata
daerah menekankan proses perencanaan pengembanganekowisata secara terpadu
meliputi berbagai kegiatan. Pertama, identifikasi potensidan hambatan.
Kegiatanidentifikasi potensi dan hambatan perlu dilaksanakandalam rangka
mengumpulkan data serta informasi tentang potensi dan hambatanserta keadaan umum
kawasan yang akan dikembangkan sebagai daerah tujuanekowisata. Kedua adalah
analisa potensi dan hambatan. Analisis yang dilakukanmeliputi potensi sumber daya
alam dan keunikan alam, analisis usaha,
analisisdampaklingkungan,analisisekonomi,dananalisistataruang.Ketigaadalahrancang
tindak yang meliputi pengembangan masyarakat, pengembangan
produk,pengembanganusaha,pemasaran,pendanaan,pemantauandanevaluasi.
Selainhaldiatas,dalamperencanaanperlujugadiwaspadaidampaknegatifyangmungkin
ditimbulkansepertipembabatandankerusakanvegetasi,
terganggunyahabitatfloradanfauna,polusisampah,pengaruhbudayayangdibawawisatawa
nterhadap masyarakat lokal,dansebagainya.15
15
Lukito Daryadi, dkk, Konservasi Lansekap: Alam, Lingkungan, dan Pembangunan, (Jakarta : Perhimpunan
Kebun Binatang Se-Indonesia, 2002), hal.179-181.
18
f. Penelitian Terdahulu
Adapun kajian terdahulu antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
menggunakanmetodeAHPdiperoleh
tingkat keakuratan,untukdigunakan
sebagaipenentuancalonPKH
yangadapadasetiappeserta.
Metode Penelitian Kualitatif
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Gita Dwi Fauzah meneliti tentang
penerima bantuan progran keluarga harapan. Sedangkan peneliti yaitu meneliti tentang
Pengembanan BUMdes melalui Ekowisata.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ismawati yaitu objek penelitiannya
Ekowisata Mangrove Park dengan analisis SWOT, sedangkan peneliti yaitu Objek
penelitiannya Ekowisata Sawah dengan AHP.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati dan Siti Hanila yaitu
menggunakan metode IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) dan EFAS (External
Factor Analysis Staregy), sedangkan peneliti yaitu hanya menggunakan metode AHP.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Indah Palupi yaitu terfokus pada
Pengelolaan BUMDes dalam menunjang pembangunan Ekonomi desa. Sedangkan peneliti
yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.
KertosariKabupatenPasuruan,seperti:R
anduwana LearningCenter,
KampoengTarzan, KampoengBuah
Tin, Rafting,dan ini salah satuwisata
yang menarikadalah WisataEmbung.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syarifuddin, dan Susi Astuti yaitu
pengembangan BUMDes dengan pendekatan Social Enterprenuer, sedangkan peneliti yang
itu pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan oleh Andhika Ligar Hardika dan Ivan G yaitu hanya
terfokus pada strategi BUMDes untuk mewujudkan produk unggulan dan menggunakan
Analisis SWOT. Sedangkan peneliti yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes pada
Ekowisata dan menggunakan metode AHP.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Niswatun Hasanah yaitu terfokus pada
BUMDes “eMHa” melalui pemberdayan masyarakat. Sedangkan peneliti yaitu terfokus
pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Ermiza Wira Saputra dan Ferry Irawan
yaitu terfokus pada pembangunan infrastruktur dengan AHP dan juga WP. Sedangkan
peneliti yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes dengan AHP.
pemberdayaan perempuan di
Kecamatan Lunyuk ialah program
pemanfaatan pekarangan lestari (P2L).
Perbedaannya : Peneliti yang dilakukan oleh Laini Sintya, dan Muhammad Nurjihadi yaitu
BUMDes pada perberdayaan perempuan. Sedangkan peneliti yaitu BUMDes pada
Ekowisata.
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sulaksana dan Irni Nuryanti yaitu
pengembangan BUMDes Mitra Sejahtera. Sedangkan peneliti yaitu pengembangan
BUMDes melalui Ekowisata.
Asti dan Irfan Persepsi Dan Partisipasi Adanya persepsi positif serta tingkat
Cholid (2018) Pemerintah Desa Dalam partisipasi yang cenderung baik ini
Perencanaan Pengembangan menunjukkan bahwa terdapat pandangan
BUMDes Di Kecamatan yang baik dari pemerintah desa terhadap
Kendawangan pengembangan BUMDes dan terdapat
tindakan yang baik pula oleh pemerintah
desa dalam perencanaan pengembangan
BUMDes. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumardjo
(2009), Tansatrisna (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara persepsi seseorang
dengan tingkat partisipasinya. Persepsi
yang baik akan diikuti dengan tindakan
atau partisipasi yang tinggi, kemudian
partisipasi seseorang dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap suatu kegiatan.
28
Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Asti dan Irfan Cholid yaitu terfokus pada
partisipasi dan persepsi pemerintah dalam pengembangan BUMDes. Sedangkan peneliti
yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.
g. Kerangka Penelitian
Ekowisata Pure
Desa Punden Rejo
Analisis Dengan
Menggunakan Metode AHP
Strategi Pengembangan
Ekowisata Pure
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenispenelitianiniyaitulapanganyangbertujuanuntukmengungkapfakta,keadaan,feno
mena,variabeldankeadaanyangterjadisaatpenelitianberjalan, dan menggambarkan profil
dari desa punden rejo serta kelompok usahamilik desa tersebut. Pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif yaituberupakatatertulismaupunsecara
17
lisandariorang-orangdanpelakuyangdiamati. Dalamkontekspenelitian
ini,metodedeskriptifadalahcarakerjapenelitianyang menggambarkan, ataumemaparkan
keadaansuatu objek secaraapaadanya, sesuai dengan situasi dankondisi padasaat
penelitian itu dilakukan.18
Disinipenelititerjunlangsungketempatyangsudahdijadikanobjekpenelitian sebagai
seorang peneliti yang akan mengamati secara langsung segalabentukaktivitasBUMDes
yangnantinyaakandijelaskandalambentukdeskripsi.
1. Waktu Penelitian
Bulan
Nama
No Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kegiatan
2021 2022
Pengajual
Judul
1 Skripsi
Bimbingan
Proposal
2 Skripsi
17
LexyJ.Moleong¸MetodologiPenelitianKualitatif,(Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2001), hal.6
18
Ibrahim,MetodologiPenelitianKualitatif(PanduanPenelitian,BesertaContohProposalKualitatif),(Bandung:A
LFABETA, 2015), h. 59.
30
Seminar
Proposal
3 Skripsi
4 Penelitian
Bimbingan
5 Skripsi
Sidang
6 Munaqasah
2. Tempat Penelitian
1. Jenis Data
Ada dua macam jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan
datakualitatifyangakandijelaskandibawahini,penulislebihmemfokuskanpadadatakualitatif
dalam melakukan analisis ini. DataKualitatifmerupakandatayangberbentukkata-
kataatauverbalbukan dalam bentuk angka. 19 Cara memperoleh data kualitatif dapatdi
lakukanmelaluiwawancara.
2. Sumber Data
Dalampengumpulansumberdata,penelitimelakukanpengumpulansumberdata dalam
wujud data primer dan datasekunder.
a. Data Primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secaralangsung
dari sumber pertama (tidak melalui perantara), baik individu maupunkelompok. Jadi
data yang di dapatkan secara langsung. Data primer secara
khususdilakukanuntukmenjawabpertanyaanpenelitian.Penulismengumpulkandata
primer denganmetode survey dan juga metode observasi.
Metodesurveyialahmetodeyangpengumpulandataprimeryangmenggunakanpertanyaan
lisandantertulis.Penulismelakukanwawancara kepada petani dan masyarakatuntuk
mendapatkan data atau informasi yang di butuhkan. Kemudian penulis jugamelakukan
19
Sugiyono, Statistik Untuk Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal.15
31
b. Data Sekunder
1. Subjek Penelitian
Tabel 3.2
7 Key Person
2. Objek Penelitian
Teknikpengumpulandatadalampenelitianinimenggunakanwawancara,observasidan
dokumentasi.
1. Wawancara
20
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006), hal.105.
33
Dalampenelitianinipenulismewawancaraidiantaranyayaitukades,ketuabumdes,
pengunjungdan sebagainya.
Wawancarasecaraumummerupakanprosesmemperolehketeranganuntuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antarapewawancara dengan Responden atau
orang yangakan diwawancarai,denganmenggunakan atau tanpa pedoman. Dalam proses
tersebut pewawancara
terlibatdalamkehidupansosialyangrelatiflama.Dengandemikian,kekhasanwawancaramendal
amadalahketerlibatannyadalam kehidupanResponden.21
Wawancarasendiridilakukandidesapundenrejo,sedangkanyangdiwawancaraiadalahsubje
kdaripenelitianini.Teknikwawancarayangdigunakan adalah wawancara semi terstruktur atau
wawancara dengan
penelitimenyiapkansederetpertanyaankunciuntukmemandujalannyaproseswawancara.
Pertanyaan juga memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalamproseswawancara. 22
Alasanpenelitimenggunakanteknikwawancaragunamendapatkaninformasidariresponde
ndanagardenganmudahmenggambarkandanmenjawabrumusan masalahyang
adadalampenelitianini.
2. Observasi
Observasimerupakansuatuteknikpengumpulandatayang
dilakukanmelaluisuatupengamatan,dengandisertaipencatatan-
pencatatanterhadapankeadaanyangakan diteliti.
Bunginmengatakanobservasiataupengamatanadalahkegiatankeseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alamat
bantuutamanya,disampingindralainnyasepertitelinga,hidung,mulut,dankulit.Karenaitu,obser
vasiadalahkemampuanseseoranguntukmenggunakanpengamatannya melalui hasil kerja
pancaindera mata serta dibantu dengn pancainderalainnya.
1) Diarahkanpadatujuantertentu,bukanbersifatspekulatif,melainkansistemati dan
terencana.
21
Burhan Bunginin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya),
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.108.
22
Ibid, hal.99.
34
2) Dilakukanpencatatansegeramungkin,janganditangguhkandenganmengandalkan
kekuatandayaingat.
3) Diusahakansedapatmungkin,pencatatansecarakuantitatif.
4) Hasilnyaharusdapatdiperiksakembaliuntukujikebenarannya.
3. Dokumentasi
Analisisdatayangdigunakandalampenelitianiniyaknisebagaiberikut :
1. AnalisisAHP
AHPdikembangkanDr.ThomasL.SaatydariWarthoonSchoolofBusiness pada tahun
1970-an adalah metode untuk memecahkan suatu masalahyang komplek dan tidak
terstruktur kedalam kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut kedalam suatu
susunan hierarki, memasukkan nilai numeriksebagai pengganti persepsi manusia dalam
melakukan perbandingan realtif
danakhirnyadengansuatusintesisditentukanelemnyangmempunyaiprioritastertinggi. AHP
merupakan metode memecah permasalahan yang komplek/ rumitdalam situasi yang tidak
terstruktur menjadi bagianbagian komponen. Mengaturbagain atau variabel yang ada
menjadi suatu bentuk susuna hierarki, kemudianmemberikan nilai numerik dari setiap
variabeldan mensitetis
penilaianuntukvariabelmanayangmemilikiprioritastertinggiyangakanmempengaruhipenyel
esaiandarisituasitersebut.AHPmenggambungkanpertimbangandanpenilaian pribadi dengan
cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman,dan pengetahuan untuk menyusun
hierarki dari suatu masalah yang
berdasarkanlogika,intuisidanjugapengalamanuntukmemberikanpertimbangan.AHPmerupa
35
23
Johanes Supranto, “Riset Operasi Untuk Pengambil Keputusan Edisi Ketiga”, (Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada, 2013), hal.401.
24
Johanes Sinaga, “Penerapan Analytical Hierarchy Proccess (AHP)”, (Medan : Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, USU, 2009), hal.24.
36
1. ComparativeJudgement(PenilaianPerbandinganBerpasangan)
Prinsipinidilakukandenganmembuatpenilaianperbandinganberpasangantentang
kepentinganrelatifdariduaelemenpadasuatutingkathierarkitertentudalamkaitann
yadengantingkatdiatasnyadanmemberikanbobotnumerikberdasarkanperbandin
gan tersebut.Hasilnya disajikandalammatriksyangdisebutpairwise comparison.
2. SynthesisofPriority
Sintesa adalah tahap untuk mendapatkan bobot bagi setiap elemen
hierarkidan elemen alternatif. Dari setiap matriks pairwise comparison
kemudian
dicarieigenvectornyauntukmendapatkanlocalpriority.Karenamatrikspairwiseco
mparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global
priorityharusdilakukansintesadiantaralocalpriority.Pengurutanelemen-
elemenmenurutkepentingan relatifmelalui prosedur
sintesadinamakanprioritysetting.
3. LogicalConsisttency (KonsistensiLogika)
Konsistensimemilikiduamakna,pertamaadalahobjek-objek yang serupa
dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman danrelevansi. Arti kedua
adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objekyangdidasarkan
padakriteria tertentu.
b. ProsedurAHP(AnalyticalHierarchyProcess )
ProsedurdalammetodeAHPterdiridaribeberapatahapyaitu :
1. Menyusunhirarkidaripermasalahanyangdi hadapi.
Penyusunanhirarkiyaitudenganmenentukantujuanyangmerupakansasaran sistem
secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri darikriteria-kriteria
untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif-alternatif yangada dan menentukan
alternatifalternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memilikisubkriteria dibawahnya dan
setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-masing.
2. Menentukanprioritaselemen.
Langkahpertamadalammenentukanprioritaselemenadalahmembuatperbandinganbe
rpasangan,yaitumembandingkanelemensecaraberpasangansesuaikriteriayangdiberika
ndenganmenggunakanbentukmatriks.Matriksbersifatsederhana,berkedudukankuatyan
gmenawarkankerangkauntukmemeriksa konsistensi, memperoleh informasi
tambahan dengan membuat
semuaperbandinganyangmungkindanmenganalisiskepekaanprioritassecarakeseluruha
37
Mengisimatrikperbandinganberpasanganyaitudenganmenggunakanbilangan untuk
mempresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen
lainnyayangdimaksuddalambentukskaladari1sampaidengan9.Skalainimendefinisikan
danmenjelaskannilai1sampai9untukpertimbangandalamperbandingan berpasangan
elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu kriteriadi level yang lebih tinggi.
Apabila suatu elemen dalam matrik dan dibandingkandengan dirinya sendirimaka
diberi nilai 1. Jika i dibandingkan j
mendapatkannilaitertentu.Makaidibandingimerupakankebalikannya.Berikutiniskalak
uantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai tingkat kepentingan suatu
elemendenganelemen lainnya.
a. Menjumlahkannilai-nilaidarisetiapkolompada matriks.
c. Menjumlahkannilai-
nilaidarisetiapmatriksdanmembaginyadenganjumlahelemen untuk
mendapatkan nilai rata-rata.
2. Menjumlahkansetiapbaris.
3. Hasildaripenjumlahanbarisdibagikandenganelemenprioritasrelatifyangbers
angkutan.
4. Membagihasildiatasdenganbanyakelemenyangada,hasilnyadisebuteigenval
38
RC:RandomConsistency
RumusuntukmenentukanRasioKonsistensi(CR)indekskonsistensidarimatriks
berordo n dapat diperoleh dengan rumus :
C1 = λmaksimum –n
n-1
Dimana:
CI=Indek konsistensi(consistencyindex)
𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚=NilaiEigenterbesardarimatrikberordon.
𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚didapat denganmenjumlahkanhasilperkalianjumlahkolomdenganeigen
vektor utama. ApabilaC.1 =0,berarti matriks konsistensi.
DalammetodeAHPterdapatlangkah-langkahdidalammenentukananalisissebagaiberikut:
1. Mendefinisikanmasalahdanmenentukansolusiyangdiinginkan
2. Membuatstrukturhirarkiyangdiawalidengankriteriautama
39
a. KelebihandanKelemahanAHP
Layaknyasebuahmetodeanalisis,AHPjugamemilikikelebihandankelemahandalam
sistemanalisisnya.Kelebihananalisisini adalah :
1. Kesatuan(Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi
suatumodelyangfleksibel danmudah dipahami.
2. Komplesitas(Complexity)
AHPmemecahkanpermasalahanyangkompleksmelaluipendekatansistemdan
pengintegrasian secaradeduktif.
3. Salingketergantungan(InterDependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas
dantidakmemerlukan hubungan linier.
4. StrukturHirarki(HierarchyStructuring)
AHPmewakilipemikiranalamiahyangcenderungmengelompokanelemen sistem
ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisielemenyangserupa.
5. Pengukuran(Measurement)
AHPmenyediakanskalapengukurandanmetodeuntukmendapatkanprioritas.
6. Konsistensi(Consistency)
AHPmempertimbangkankonsistensilogisdalampenilaianyangdigunakanuntuk
menentukan prioritas.
7. Sintesis(Synthesis)
AHPmengarahpadaperkiraankeseluruhanmengenaiseberapadiinginkannyamasin
g-masingalternative.
8. TradeOff
AHPmempertimbangkanprioritasrelatiffaktor-
faktorpadasistemsehinggaorangmampumemilihalternatifterbaikberdasarkantujua
nmereka.
9. PenilaiandanKonsensus(JudgementandConsensus)
40
Dalampenelitianini,penelitimenggunakanAHPsebagaipendukungkeputusandalampeng
embanganBUMDesdesaPundenRejodalammensejahterakan ekonomi masyarakat.
Dimana model pendukung keputusan
iniakanmenguraikanmasalahmultifaktorataumultikriteriayangkompleksmenjadisuatuh
irarki.Denganhirarki,suatumasalahyangkompleksdapatdiuraikan ke dalam kelompok
kelompoknya yang kemudian diatur menjadi
suatubentukhirarkisehinggapermasalahanakantampaklebihterstrukturdansistematis.
G. Pedoman Wawancara
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa pedoman wawancara.
Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
Narasumber : 1. Kepala Desa
2. Ketua BumDes
3. Pengelola Wisata
4. Pengelola Fasilitas
5. Pengelola Sosial Media
6. Tokoh Masyarakat
7. Dinas Pariwisata
Waktu Wawancara :
Tempat Wawancara : Desa Punden Rejo, Kec.Tanjung
Morawa, Kab.Deli Serdang
41
DAFTAR WAWANCARA
2. Apa sebenarnya
kendala yang dihadapi
oleh Desa atau
khususnya pengelola
dalam mengelola
wisata sawah Pure
sehingga hari ini
kondisinya seperti ini
pak?
2. Terkait pengelolaan,
selama wisata ini
berdiri apakah
pengelolaannya sudah
baik dan menghasilkan
profitt untuk BumDes?
Atau masih bisa
dibilang rugi?
3. Menurut pandangan
bapak dengan kondisi
hari ini, apa
sebenarnya yang
menjadi kendala serius
dan butuh penanganan
serius dalam
pengembangan wisata
sawah Pure?
3. Bagaimana kondisi
jumlah pengunjung
wisata Pure pasca
pandemi Covid?
Apakah cenderung
meningkat? Atau
menurun?
2. Bagaimana sistem
pengelolaan parkir
antara bapak dengan
wisata Pure? Apakah
sistem bagi hasil atau
sewa?
dilakukan untuk
menjadi solusi dari
masalah pengunjung
wisata yang kian sepi?
3. Dalam mengelola
media sosial, apa
kendala yang ibu
alami?
3. Apakah masyarakat
juga dilibatkan dalam
45
pembangunan dan
pengelolaan wisata
Pure?
4. Menurut bapak,
apakah pandemi
Covid19 berpengaruh
atas jumlah
pengunjung wisata
Pure?
5. Setelah berakhir
pandemi, menurut
bapak apakah
penyebab pengunjung
wisata yang cenderung
menurun?
6. Menurut pengamatan
bapak, apakah
kebijakan yang harus
dilakukan pemerintah
desa untuk
memulihkan kembali
kunjungan wisatawan
seperti sebelum
pandemi?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
47
terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah
ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang. Tahun 2004 Kabupaten ini kembali
mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah
adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai Tahun 2003,
sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya
pemekaran daerah, makaluas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22
kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.
Selain hal umum mengenai pembagian wilayah dan letak Kabupaten Deli Serdang diatas,
ternyata di daerah Kabupaten Deli Serdang ini banyak tersimpan peninggalan-peninggalan
bersejarah yang bernilai historis.
Perkembangan Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas dari pengaruh masuk dan
berkembangnya Kolonialisme Hindia Belanda di daerah Kabupaten Deli Serdang. Dimana,
Belanda pada saat itu berusaha merampas tanah rakyat dan memperluas perkebunan para kaum
kapitalis Hindia Belanda dan mendirikan berbagai infrastruktur di daerah ini sebagai
pendukung kegiatan mereka. Jalan raya, rumah sakit,tempat tinggal (rumah/vila) stasiun kereta
api, gedung-gedung dan lain sebagainya. Pada saat ini keberadaan infrastruktur-infrastruktur
bangunan tersebut ada sebagian terpelihara karena masih digunakan pada saat ini walaupun
sudah berganti kepemilikannya serta berubah fungsi dan sebagian lagi telah hancur dimakan
usia ataupun sudah di rekontruksi ulang menjadi bangunan baru. keberadaan infrastruktur-
infrastruktur bangunan bersejarah ini sangat penting keberadaannya sehingga perlu adanya
usaha untuk melakukan pelestarian agar peninggalan-peninggalan bersejarah ini baik itu
berbentuk fisik maupun non fisik tetap dilestarikan agar dapat menjadi sumber pembelajaran
sejarah.
2. Karakteristik Narasumber
Berikut adalah profil narasumber yang disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Narasumber
No Gambar Keterangan
49
1 Tokoh Masyarakat
Nama : Pariyanto
Usia : 57 Tahun
Alamat : Desa Punden
Rejo Dusun 3
2 Ketua BUMDes
Nama : Ryan Dhana
Usia : 28 Tahun
Alamat : Dusun 3
Punden Rejo
4 Pengelola Wisata
Nama : Adi Suwanto
Usia : 52 Tahun
Alamat : Jl. Utama,
Dusun 4 Desa Punden
Rejo
5 Dinas Pariwisata
Nama : Fico Fittorio
Kaben
Usia : 32 Tahun
Alamat : Jl. Bangun
Mulia, Blok M55,
Medan
6 Pengelola Fasilitas
Nama : Ade Indra
Saragih
Usia : 52 Tahun
Alamat : Dusun 4
Punden Rejo
paham membuat
konten yang menarik.
Apakah ada anggaran khusus kalau anggaran
untuk memperhatikan khusus belum ada ya.
dengan serius bahwa media Jadi memang saya
sosial saat ini sangat penting mengelola ini tanpa
untuk kemajuan wisata lewat bayaran atau gaji.
promosi?
Menurut ibu, apa kebijakan kebijakan nya
prioritas saat ini yang harus menurut saya,
dilakukan mengingat kondisi promosi itu sendiri.
pengunjung yang cenderung Promosi itu harus
menurun jumlahnya? dilakukan orang yang
profesional di
bidangnya, sehingga
dia bisa
mempromosikan
wisata ini dengan baik
dan menarik kembali
pengunjung.
B. Hasil Penelitian
1) Pertumbuhan dan Kegiatan Ekowisata BUMDes Punden Rejo
Sejarah berdirinya BUMDes Punden Rejo berawal dari desa wisata yang didirikan pada
akhir tahun 2019. Pada bulan Maret 2019, melalui Perdes No. 7 Tahun 2019 tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang di beri nama BUMDes Punden Rejo,
dimana Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes adalah usaha desa yang
dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Viko selaku petugas di Dinas Kebudayaan dan
Olahraga di Kab. Deli Serdang di bagian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif mengatakan bahwa
Desa Wisata berkembang sejak duduknya Presiden Ir. Jokowi kemudian digencarkan oleh
kementrian desa beserta kementrian ekonomi kreatif selanjutnya di setiap daerah dapat
mengimplementasikan setiap kegiatan dari kementrian pusat. Dan kemudian 5 tahun
belakangan mulai membumi dan mulai muncul desa wisata tersebut dengan tujuan untuk
menigkatkan jumlah kunjungan.
Karena setelah adanya Covid’19 dengan pembatasan dan berbagai kebijakan adanya
penurunan pengunjung oleh karena itu desa wisata berinisiatif dan berinovasi dengan standar
yang diberikan pemrintah pusat dengan adanya buku pedoman melalui pemerintah pusat. Di
Buku pedoman tersebut menjadi pemenuhan kriteria apa saja yang harus dilakukan oleh desa
wisata. Dan sekarang ada 9 Desa wisata yang Kab. Deli Serdang miliki dan berharap tahun
2024 minimal 12 Desa Wisata tersebar di Kab. Deli Serdang.
62
Ia juga mengatakan bahwa Desa Wisata tidak bisa lepas dari Atraksi dimana Atraksi
masih kurang kemudian Amenitas yang dimakaksud adalah dari segi bangunan dan prasarana
dan menjadinya kelemahan saat ini tidak adanya keberlanjutaan. Dan disini yang ditonjolkan
adalah Desa Ekowisata sawah namun tidak harus Desa wisata sawah harusnyaa ada hal lain
lagi yang harus diperlihatkan.
Ia juga memaparkan bahwa pembangunan Desa Wisata tidak bisa berhasil jika
dibangun oleh satu belah pihak saja akan tetapi seperti masyarakat dan pemimpin lainnya
harus ikut campur tangan dan memiliki visi dan misi yang sama. Maka komponen desa harus
ikut membangun oleh karena itu BUMDes dan yang lainnya ikut andil dan campur tangan.
Dan Sumber Daya Manusia harus diperkuat, juga seluruh masyarakat yang berada di Deli
Serdang ikut Andil.
Dengan adanya UU Tentang Desa, menjadikan peluang tersendiri bagi desa untuk
mendirikan dan mengembangkan BUMDes sebagai penggerak ekonomi desa terutama di
Desa Wisata. Bahkan salah satu misi pemerintah adalah membangun Desa Wisata yang dapat
dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan
keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk mendukung
ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi
dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi
pedesaan. Tujuannya, adalah untuk memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan
sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional.
Seperti yang dijelaskan Pak Viko selaku merupakan Badan Usaha yang dimiliki Desa
yang dikelola masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Pembentukan BUMDes didasarkan
pada kebutuhan, potensi dan kapasitas desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2) Kendala yang dialami Pengelolaan Dalam Mengelola Ekowisata di Desa
Punden Rejo
Dalam keberhasilan yang tercapai oleh BUMDes Punden Rejo tidak lepas dari kendala
yang terjadi terhadap pencapaian tujuan BUMDes Punden Rejo. Dimana dalam pengelolaan
badan usaha milik desa berbasis kerakyatan masyarakat desa maka diperlukan sumber daya
manusia masyarakat desa yang berkualitas mengerti dan memahami aturan-aturan dan
manajemen pengelolaan, berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan ketua
BUMDes Punden Rejo “bahwa masyarakat belum memahami secara betul fungsi dari
BUMDes” sehingga perlu adanya sosialisasi terhadap masyarakat desa untuk lebih
memahami dan mengerti fungsi dari BUMDes.
63
Sumber daya manusia merupakan bagian hal yang terpenting bagi evektivitas
pengelolaan badan usaha milik desa dalam pencapaian tujuan. Pemerintah Desa dan
organisasi (BUMDes) berperan penting dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dapat
menghalangi tercapainya tujuan dan mencari alternatif terbaik guna mencapai tujuan
organisasi secara optimal.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh bapak H. Hariyanto di selaku tokoh masyarakat
“Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti melihat bahwa pencapaian tujuan
dalam efektivitas pengelolaan BUMDes berbasis Desa Wisata masih belum efektif dan
efisien. Hal ini terlihat dari masyarakat desa kekurangan sumber daya manusia yang mampu
menjalankan manajemen dan pengelolaan desa wisata, masyarakat desa juga kurang
memperoleh informasi tentang pembentukan Desa wisata” (Hariyanto, 2022). Adanya
BUMDes selain ditunjuk sebagai lembaga legal perekonomian desa, juga berfungsi sebagai
pelayanan umum dan optimalisasi aset desa. BUMDes berperan juga sebagai pendukung
kegiatan usaha dan perekonomian masyarakat desa dalam memfasilitasi dan
mengkoordinasikan upaya-upaya ekonomi produktif milik masyarkat desa. Untuk
menciptakan daya saing desa, maka perlu adanya inventarisir potensi dari masing-masing
desa untuk dijadikan produk unggulan lokal sehingga BUMDes menjadi penting
kehadirannya untuk melahirkan usaha perekonomian masyarakat desa yang kompetitif.
Pak Hariyanto juga memaparkan bahwa pembangunan desa wisata tidaklah lepas dari
peran lembaga perekonomian masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kualitas
sumber dayanya melalui pemanfaatan konsep kawasan komoditas unggulan untuk
mengembangkan usaha dan perekonomian masyarakat yang berdampak sosial dan ekonomi.
Oleh karenanya, Desa Wisata diharapkan mampu dikembangkan secara potensial melalui
lintas sektoral kementerian untuk melakukan intervensi kebijakan, sehingga mampu
menetapkan langkah-langkah kongkrit BUMDes untuk: 1) mencermati peluang pasar, baik
lokal maupun ekspor; 2) mendapatkan dukungan dana yang memadai dari berbagai program
pusat yang relevan; 3) memanfaatkan teknologi informasi; 4) mendapat dukungan dan
koordinasi yang solid dari berbagai institusi pemerintah (Hariyanto, 2022).
Namun dengan aktivitas BUMDes yang melibatkan banyak tenaga kerja diperkirakan
secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan
usaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama
proses kegiatan, unit-unit BUMDes mempunyai keterkaitan ke belakang (backward
linkages). Pada proses kegiatan ini akan muncul antara lain jasa buruh tani, jasa angkutan,
perdagangan pangan dan sandang, perdagangan peralatan kerja serta bahan dan material yang
dibutuhkan selama proses tersebut (Adi Suwanto, 2022).
64
(Analitychal Hierarchy Process) yang selanjutnya diolah dengan software expert choice 11.
Berikut kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman dimiliki oleh BUMDes Punden Rejo:
Tabel 4.1
Analisis SWOT Terhadap Implementasi BUMDes Berbasis Ekowisata
Punden Rejo
Kekuatan (Strength) Peluang Opportunities
1. Komitmen pemerintah dan pemerintah 1. Adanya Undang-undang tentang desa
desa yang kuat 2. Adanya kerja sama dengan mitramitra
2. Tingginya sifat gotong-royong perusahaan swasta
masyarakat yang kuat 3. Adanya potensi desa
3. Perkembangan BUMDes baik dari segi
kualitatif dan kuantitatif selalu meningkat.
Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threats)
1. Masih kurangnya pemahaman 1. Belum dapat bersaing di pasar
masyarakat desa tentang BUMDes bebas internasional
2. Kurangnya tenaga kerja yang 2. Rendahnya produktifitas
berkualitas di desa (teknologi rendah)
3. Unfair business practices 3. Kurangnya modal.
a) Matriks SWOT
Tabel 4.4
Matriks SWOT
Setelah memberikan bobot dan rating pada faktor-faktor internal dan eksternal,
kemudian merumuskan alternatif-alternatif strategi menggunakan matriks SWOT. Berikut
penulis sajikan tabel matriks SWOT :
IFAS Kekuatan Kelemahan
(Weakness)
(Strength)
1. Masih kurangnya
1. Komitmen pemahaman
pemerintah dan masyarakat desa
pemerintah desa yang tentang BUMDes
kuat 2. Kurangnya tenaga
2. Tingginya sifat kerja yang berkualitas
gotong-royong di desa
masyarakat yang kuat 3. Unfair business
3. Perkembangan practices
BUMDes baik dari
segi kualitatif dan
kuantitatif selalu
meningkat.
EFAS
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
1. Belum dapat bersaing
1. Adanya Undang-
di pasar bebas
undang tentang
internasional
desa
2. Rendahnya
2. Adanya kerja
produktifitas
sama dengan
(teknologi rendah)
mitramitra
3. Kurangnya modal.
perusahaan swasta
3. Adanya potensi
desa
67
Dari data di atas, kemudian dilakukan penentuan titik koordinat analisis internal dan
eksternal. Berikut perhitungan penentuan titik koordinat:
Ancaman
Dari diagram Analisis SWOT dapat dilihat faktor internal yakni kekuatan mempunyai
skor 1.16 dan skor kelemahan 0,28 dan jumlah keseluruhan dari faktor internal adalah 1.44.
Hal tersebut berarti bahwa BUMDes memiliki peran besar dalam mengembangkan ekowisata
di Desan Punden Rejo.
Dan dapat dilihat BUMDes mempunyai peluang yang besar yakni 1.3. Sedangkan
ancaman 0,49 dan secara keseluruhan faktor eksternal mempunyai skor 1.79. Hal tersebut
menggambarkan bahwa peluang BUMDes dalam pengembangan Ekowisata sangat besar.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal yang diidentifikasi menggunakan
analisis IFAS dan EFAS menghasilkan masing-masing skor. Melalui pendekatan analisis
SWOT dapat disimpulkan BUMDes berada pada posisi kuadran I (positif) yang berarti bahwa
lembaga ini kuat dan memiliki peluang sehingga strategi yang tepat untuk direkomendasikan
adalah strategi ofensif yaitu menggunakan semua kekuatan untuk mengambil atau
memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu, strategi yang tepat digunakan oleh BUMDes guna
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan ekowisata yakni
strategi agresif berdasarkan kekuatan dan peluang pada BUMDes Desa Punden Rejo.
C. Pembahasan Penelitian
1. Hasil Analisis Metode AHP
Rancangan prioritas kebijakan strategi pengembangan BUMDes berbasis Ekowisata
studi Desa Punden Rejo didasarkan pada analisa AHP (Analytical Hierarchy Process).
69
Penentuan strategi pengembangan didasarkan pada hasil analisis penentuan sebelumnya yang
kemudian dipilah-pilah kembali oleh peneliti dan key-person (Ketua BUMDes Punden Rejo).
Teknik AHP merupakan teknik untuk memilih beberapa alternatif dengan melakukan
perbandingan berpasangan antar alternatif yang menjadi prioritas melalui sebuah hirarki.
Hasil dari analisis AHP yaitu untuk merumuskan strategi kebijakan pengembangan
BUMDe berbasis Ekowisata studi Desa Punden Rejo. Pada angkah awal dalam teknik AHP
adalah penyusunan hirarki atau yang disebut dengan dekomposisi. Dekomposisi merupakan
proses menguraikan permasalahan yang komplek dan tidak terstruktur menjadi kelompok lalu
kemudian menyusunnya dalam hirarki. Penelitian ini menggunakan jenis hirarki yang saling
berhubungan antara suatu level dengan hirarki pada level diatasnya. Dalam penelitian ini
kriteria dan alternatif dari setiap kriteria yang diambil dalam rangka priotas kebijakan untuk
pengembangan BUMDes berbasis Ekowisata studi Desa Punden Rejo diambil dari penelitian
sebelumnya yang kemudian dipilah-pilah kembali oleh peneliti dan ketua BUMDes sebagai
key-person untuk menentukan prioritas dan alternatif dari setiap kriteria yang dapat diambil.
Berikut penjelasan bentuk dan struktur hirarki:
Tabel 4.4
Variabel Hierarki dengan Goal/Tujuan Strategi Pengembangan BUMDes
Studi Pada Desa Punden Rejo
Tingkat Hierarki Uraian
Tingkat I = Tujuan Strategi Pengembangan BUMDes
bberbasis Ekowisata
Tingkat II : Kriteria Ketenagakerjaan
Pemasaran
Teknologi Inovasi
Lingkungan Usaha
Pemodalan
Kriteria Ketenagakerjaan Alternatifnya
Diperlukan Kebijakan Upah
minimum yang sama-sama
menguntungkan BUMDes dan
Pekerja
Tingkat III : Alternatif
menyelenggarakan bursa pencarian kerja
p BUMDes harus
menyelenggarakan pelatihan dan
pengembangan keterampilan bagi
pekerjanya
Untuk keperluan pengolahan data pada dasarnya AHP dapat menggunakan dari
satu responden ahli. Namun dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan
oleh beberapa ahli dan peneliti menggunakan 10 key-person multidisipliner diantaranya
satu Kepala Desa Punden Rejo, tiga tokoh masyarakat, Ketua BUMDes Punden Rejo dan
Staff Dinas Olahraga dan Budaya. Hasil data penelitian tersebut selanjutnya diolah
dengan prosedur AHP. Setelah dilakukan running melalui program expert choice 11,
akan ditunjukkan hasil urutan skala prioritas secara grafis untuk mencapai sasaran
“Strategi Pengembangan BUMDes berbasis ekowisata Punden Rejo”. Urutan skala
prioritas tersebut sesuai dengan bobot dari masing-masing alternatif dan kriteria serta
besarnya konsistensi gabungan hasil running, apabila besarnya rasio konsistensi tersebut
≤0,1 maka keputusan yang diambil oleh para responden untuk menentukan skala
prioritas cukup konsisten. Berikut prioritas kebijakan strategi pengembangan BUMDes
melalui ekowisata di Desan Punden rejo:
a. Prioritas Kebijakan dan Kriteria Pembangunan BUMDes melalui Ekowisata
Berdasarkan analisa AHP perioritas kebijakan yang harus dilakukan dalam
rangka pengembangan BUMDes melalui ekowisata Punden Rejo sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Analisis AHP Kriteria Pengembangan BUMDes Melalui Ekowisata di
Punden Rejo
Indikator Frekuensi Presentase (%)
Ketenagakerjaan 24 24.0
Strategi Pemasaran 59 59.0
Inovasi 17 17.0
dengan 27,6% dari total krieteria, teknologi inovasi dengan 17% atau sebanding dengan
15,7% dari total kriteria.
Seperti yang dijelaskan Pak Riyan ketua BUMDes Desa Punden Rejo, kurangnya
inovasi yang berkualitas di desa menjadi kelemahan tersendiri dalam pengembangan
BUMDes Punden Rejo. Inovasi merupakan bagian hal yang terpenting bagi evektifitas
pengelolaan badan usaha milik desa dalam pencapaian tujuan. Pemerintah desa dan
organisasi (BUMDes) berperan penting dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
dapat menghalangi tercapainya tujuan dan mencari alternatif terbaik guna mencapai
tujuan organisasi secara optimal.
Berdasarkan hasil analisis prioritas kebijakan dari semua jenis kriteria dan aspek
dari masing-masing kriteria, maka dapat direkapitulasi prioritas kebijakan secara umum
pada masing-masing kriteria dan aspek, yaitu mulai dari aspek ketenagakerjaan, aspek
pemasaran, aspek teknologi inovasi. Prioritas secara umum ini diambil dari prioritas
pada masing-masing sektor yang kemudian direkapitulasi dan diambil dari tingkat
frekuensi kebijakan mana yang sering disebut oleh responden. Prioritas kebijakan secara
umum dan kriteria dan alternatifnya dalam rangka mengembangkan BUMDes sebagai
berikut:
1) Prioritas Kebijakan dari Kriteria Strategi Pengembangan BUMDes Melalui
Ekowisata
Pada kriteria strategi pengembangan BUMDes, terdapat 3 (tiga) kebijakan prioritas
yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui Ekowisata Punden Rejo,
yaitu :
1. Prioritas pertama adalah Ketenagakerjaan yang berinovasi dan berkualitas.
2. Prioritas kedua adalah Strategi Pemasaran
3. Prioritas ketiga adalah Teknologi Inovasi
2) Prioritas Aspek Ketenagakerjaan
Pada aspek ketenagakerjaan strategi pengembangan BUMDes, terdapat 2 (dua)
kebijakan prioritas yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui
Ekowisata Punden Rejo, yaitu:
1. Prioritas pertama adalah Kebijakan upah minimum yang sama-sama
menguntungkan bagi BUMDes dan tenaga kerja.
2. Prioritas kedua adalah diutamakanya orientasi penyerapan tenaga kerja
lokal
3) Prioritas Kebijakan Aspek Pemasaran
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan:
1. Bahwa adanya BUMDes Punden Rejo mampu meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata yang dimilikinya. Desa Wisata
yang dibantu BUMDes memberi peluang kepada masyarakat untuk memperoleh
pekerjaan baru, serta membantu masyarakat memobilisasi potensi yang
dimilikinya. Namun karena sumber daya manusia yang belum mahir dalam
mengolah unit-unit usahanya membuat BUMDes Punden Rejo belum maksimal
dalam menjalankan dan mengembangkan desa wisata di daerah tersebut.
2. Berdasarkan hasil analisis prioritas kebijakan dalam Pengembangan BUMDes
Melalui Ekowisata Punden Rejo. Bahwasannya, Strategi Pemasaran yang
berkualitas sebagai kriteria pertama dan dapat dikatakan sebagai strategi utama
dalam pengembangan BUMDes Melalui Ekowisata Punden Rejo, kemudian
disusul dengan strategi Ketenagakerjaan sebagai prioritas kedua, adanya teknologi
inovasi yang di kembangkan di BUMDes sebagai prioritas ketiga.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang dapat disampaikan penulis adalah
sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah desa dan pengelola BUMDes supaya segera lebih efektif
dalam menjalankan usahanya melalui Ekowisata dengan memberi pelatihan
kepada masyarakat agar tujuan dari BUMDes lebih maksimal sehingga tercipta
kesejahteraan masyarakat yang merata.
2. Bagi pemerintah pusat supaya terus menjalankan kebijakan BUMDes ini,
kemudian memberi pengawasan serta pelatihan bagi desa-desa dan tetap
mengacu pada kesejahteraan masyarakat desa. Karena kebijakan seperti ini
lebih efektif diterapkan di tingkat desa, suatu lembaga usaha ekonomi yang
berbadan hukum yang dikelola seluruhnya oleh masyarakat desa dan hasilnya
untuk masyarakat desa.
75
DAFTARPUSTAKA
Daryadi, Lukitodkk,KonservasiLansekap:Alam,LingkungandanPembangunan,
Jakarta:PerhimpunanKebunBinatangse-Indonesia,2002
Darwita I Kadek dan Dewa Nyoman Redana, “Peranan Badan Usaha Milik
Desa(BUMDes)DalamPemberdayaanMasyarakatDanPenanggulanganPengan
gguranDiDesaTejakulaKecamatanTejakulaKabupatenBuleleng”,Locus
MajalahIlmiahFISIP, 2018
Dewi,AmeliaSriKusuma“PerananBadanUsahaMilikDesa(BUMDes)SebagaiUpayaM
eningkatkanPrendapatanasliDesaSertaMenumbuhkan Perekonomian Desa”,
Journal of Rural and Development,2014.
Ibrahim,MetodologiPenelitianKualitatif(PanduanPenelitian,BesertaContohProposalKualitat
if),Bandung:ALFABETA,2015
Moleong,LexyJ.¸MetodologiPenelitianKualitatif,Bandung:PT.RemajaRosdakarya,
2001
Nasution,SitiRohana,“ProsesHirarkiAnalitikDenganExpertChoise2000UntukMenentu
kanFasilitas Pendidikan
YangDiinginkanKonsumen”.JurnalTeknikFTUP26No2Juni, 2013
Nurcholis dan Hanif “Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa”,Erlangga,2011
PurbasariNoviadanAsnawiManaf,“KarakteristikElemenSistemPariwisata
76
Sinaga,Johannes,“PenerapanAnalyticalHierarchyProcess(Ahp)DalamPemilihanPe
rusahaanBadanUsahaMilikNegara(BUMN)SebagaiTempatKerjaMahasisw
aUniversitasSumateraUtara(Usu)”.Skripsi(Medan: Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasSumateraUtaraMedan,2009)
Sugiyono,StatistikuntukPendidikan,(Bandung:Alfabeta,2010)
Sumantri,Arif,KesehatanLingkungan,Jakarta:Kencana,2013
Supranto,Johanes,“RisetOperasiUntukPengambilKeputusanEdisiKetiga”.
Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,2013
Supriatna, Jatna, Melestarikan Alam Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,2008
77