Anda di halaman 1dari 83

ANALISIS PENGEMBANGAN BUMDES MELALUI EKOWISATA

DENGANMETODEANALYTICHALHIERARCHY PROCESS(AHP)
(Studi Kasus Pada Bumdes Desa Punden Rejo, Kec. Tanjung Morawa, Kab.Deli
Serdang)

Proposal Skripsi
Oleh :

PRABA BASKARA NASUTION


NIM.0501182114

Program Studi :
EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2022

i
DAFTAR ISI
DAFTARISI............................................................................................................................................. i
DAFTARTABEL ................................................................................................................................... ii
DAFTARGAMBAR .............................................................................................................................. iii
BAB1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah ....................................................................................... 1


B. IdentifikasiMasalah ............................................................................................. 5
C. BatasanMasalah ................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah................................................................................................ 6
E. TujuanPenelitian .................................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7

BABIILANDASANTEORITIS

A. KajianTeoritis ...................................................................................................... 8
1. BUMDes ................................................................................................... 8
2. KonsepDasar Ekowisata ......................................................................... 10
3. Prinsip Ekowisata ................................................................................... 12
4. DampakEkowisata .................................................................................. 13
5. PengembanganEkowisata ....................................................................... 15
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 17
C. KerangkaPenelitian............................................................................................ 26

BABIIIMETODEPENELITIAN

A. PendekatanPenelitian ......................................................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................ 27
C. Jenis dan SumberData ....................................................................................... 28
D. Subjekdan Objek Penelitian............................................................................... 29
E. TeknikPengumpulan Data ................................................................................. 30
F. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 32

ii
G. PedomanWawancara………………………...…......…………….39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 41

iii
DAFTAR TABEL

Tabel1.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 18


Tabel3.1 Tahapan Penelitian ........................................................................................... 31
Tabel 3.2 7 Key Person ................................................................................................... 33
Tabel 3.3 Pedoman Wawanca ......................................................................................... 42

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1 Peresmian WisataPureoleh KapoldaSumut .................................................. 2


Gambar1.2 DataJumlah PengunjungWisataPure ............................................................. 3
Gambar1.3 Postingan pertama akun resmiwisataPure .................................................... 4
Gambar2.1 KerangkaPenelitian .................................................................................... 30

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu


lembaga/badanperekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimilik
oleh pemerintahdesa, dikelola secara ekonomis mandiri dan professional.
Adapun tujuan
bumdesyaitumeningkatkanperekonomiandesa,mengoptimlakanasetdesa,meningk
atkanusahamasyarakatdalampengelolaanpotensiekonomidesa,mengembangkan
rencana kerjasama usaha antar desa, menciptakan peluang
danjaringanpasaryangmendukungkebutuhanumumwarga,membukalapangankerja
,meningkatkankesejahteraanmasyarakatdanmeningkatkanpendapatanmasyarakat
desa dan pendapatan asli desa. Sesuai dengan tujuannya,BUMDeserat kaitannya
dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakansesuatu
yangmutlakdandiperlukandalamperekonomian suatu Negara.

Pada umumnya pertumbuhan ekonomi tersebut dijadikansebagai salahsatu


tolak ukur untuk melihat perkembangan yang terjadi dalam proses
kegiatanekonomidanmerupakanindikasiuntukmengukursampaisejauhmanakeberh
asilan suatu kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Definisiyang
disematkan padaBUMDes dalamUndang-Undang tentang DesaNomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat (1) yaitu
badanusahayangseluruhatausebagianbesarmodalnyadimilikiolehdesamelaluipeny
ertaan secara langsungyang berasal darikekayaan desayang dipisahkanguna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnyakesejahteraan masyarakat desa. Kalimat "untuk sebesar-
besarnyakesejahteraanrakyat" adalah tujuan akhir didirikannya BUMDes. Tujuan
ini tentu melekat
padasemuapemerintahdesa,karenanyapengetahuanyangbaikakanBUMDestentu
menjadi hal yang dibutuhkan. Keinginan untuk membentuk BUMDes tanpa
modalpemahamanyangbaikakanpembentukandanpengelolaannya,justrudapatmen

1
2

jadikan desa
lebihjauhdarikata"sejahtera".Sebab,kekayaandesayangdijadikanmodalBUMDesb
isasajatidakberkembanghinggamengalamikerugian. Olehkarena itu, gambaran
mengenaipembentukan danpengelolaanBUMDes yang terarah dapat dijadikan
pedoman akan membantu pemerintah desadalammengelolaBUMDes hingga
berbuah keuntungan.

Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang merupakan salahsatu


kecamatan yang dianugerahi sebagai salah satu kecamatan yang memilikiDesa
wisata yang mana Desa wisata ini dinaungi oleh Dinas Kepemudaan danolahraga
serta pariwisata dan juga Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa.Dinasterkaitmemberikanbantuandanayangmanadanatersebutkemudian
disalurkan
lewatBUMDesmelaluiprogramBUMDes.AdapundanaBUMDestersebut dikelola
untuk mengambangkan kawasan ekowisata yang dikenaldenganWisataSawah
PURE (Punden Rejo).

Gambar 1.1
Peresmian Wisata Pure oleh Kapolda Sumut
Sumber:PAB.id.News1
Wisata sawah Pure sudah digagas mulai dari akhir tahun 2019, namun

1
https://pab-indonesia.co.id/news/detail/9044/resmikan-kampung-paten,-kapolda-sumut-
berikan-bantua.-bibit-ikan-dan-pupuk-dan-fasilitas-cegah-covid-19s.html, di akses pada Senin, 15
Agustus 2022, pukul 14.00 WIB.
3

diresmikan secara formal oleh Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Martuani
Sormin, M.Si sekaligus menetapkan Desa Punden Rejo sebagai kampung
paten. Wisata sawah Pure memilki luas kurang lebih 3 hektar (Ha). Wisata
Pure ini berbentuk wisata buatan yang termuat didalamnya adalah sawah dan
bantaran sungai, Biaya masuk wisata ini terbilang murah yaitu sebesar Rp.
5000,-. Dimana pengunjung sudah bisamenikmati suasana alam yang sejuk,
udara yang segar bebas polusi sertapemandangan hijau yang asri.

Wisata Pure pada saat awal diresmikan dikunjungi oleh begitu banyak
pengunjung dari berbagai daerah. Namun, selama masa pandemi Covid-19
terjadi di Indonesia, wisata Pure juga mendapatkan dampak negatifnya.
Selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, jumlah pengunjung wisata Pure
mengalami naik turun atau bersifat fluktuatif yang disebabkan oleh berbagai
kebijakan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Sebagai contoh pada
bulan Januari-Juni 2021 jumlah pengunjung tercatat O atau tidak ada sama
sekali disebabkan kebijakan Pemberlalan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM).

3500 3245

3000 2822

2500
1212
2000
528
1500
0
1000
Januari-Juni Juli- Januari-Juni Juli- Januari-Juni
500 2020 Desember
2021 Desember 2022
2020 2021
0
Gambar 1.2
Data Jumlah Pengunjung Wisata Pure
Sumber : Wisata Pengelola Pure

Menurunnya jumlah wisatawan tidak hanya disebabkan oleh aturan


ketatPPKMdariPemerintah,namunjugakarenakurangnyapromosidaripadapengel
4

olawisataPure.Dierayangsudahserbadigitalini,promosiyangdilakukan oleh
pengelola sangatlah minim dan kurang menarik.Sebagai contoh, promosi dapat
dilakukan melalui media sosial. Namun, media sosial Ekowisata Pure ini
seperti tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Berikut adalah potingan
pertama dari akun @wisatasawah_pundenrejo sebagai akun resmi dari
ekowisata sawah Pure. Dimana terlihatpada postingan berikut pertama kali
diunggah pada akun resmi wisata Pure yaitupada22September2020 dimana
terdapat jeda waktu antara kegiatan peresmian wisata Pure dengan waktu
posting pada sosial media wisata Pure yaitu selama 4
bulanyangmanawisatasudahdiresmikansejaktanggal26
Mei2020.Inimembuktikanbahwakurangupdatenyapengelolaterhadappromosidi
media sosial.

Gambar 1.3
Postingan pertama akun resmi wisata Pure
Sumber:Akuninstagram@wisatasawah_pundenrejo2

Padahal, Ekowisata Sawah Puremerupakan salah satu alternatif


wisatamurahbagimasyarakat selama masa pandemi covid-19.Dengan akses

2
https://www.instagram.com/p/CFbY5gtHYFb/?igshid=YmMyMTA2M2Y= , di akses
pada Senin, 15 Agustus 2022, Pukul 14.05 WIB.
5

wisata yang baik, wisatawandapat menikmati pemandangan


persawahanyang menyejukkan mata dan pikiran. Hal initentu sangat
dibutuhkan oleh masyarakatselama masa pandemi dimana kita harusselalu
menjaga kesehatan jiwa dan raga.

Namun,sebagaisuatuusahadaerahyang
bersumberdariBUMDES,makaseharusnya wisata ini dapat
memberikanpeningkatan kesejahteraan bagi masyarakatsekitar wilayah.
Akan tetapi, menurunnyajumlah wisatawan seperti data di
atasmenyebabkan banyaknya fasilitas yangsemula dikelola oleh
masyarakat tidak lagidapat memberikan pemasukan kepadamasyarakat
sekitar wisata Sawah Pure.Sebagai contoh pengelolaan lahan parkiryang
mengalami penurunan omset. Hal inidisampaikan oleh Ibu Fitri dalam
hasilpra wawancara sebelum penelitian dimanamenurut beliau pengunjung
wisata sawah Pure menurun sangat drastis akibat Covid-19, yang juga
berdampak kepada omset lahan parkir beliau. Yang mana, biasanya
sebelum pandemi Covid-19 omset beliau bisa menyentuh angka
Rp.500.000,- bahkan sampai Rp. 1.000.000,- per harinya.

Oleh karena itu, pengelolaan ekowisata ini harus diperhatikan


lebih jauh, sehingga ekowisata kembali mendapatkan pengunjung yang
banyak. Jika pengunjung ekowisata banyak, maka pengelola dan
masyarakat sekitar mendapatkan manfaat dan kesejahteraan dari kehadiran
ekowisata ini. Dengan begitu, tujuan bumdes sebagai sumber dana untuk
mensejahterakan masyarakat dapat tercapai.

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan


pengembangan desa melalui bumdes telah dilakukan di berbagai Daerah.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh M. Khairul Amrullah dengan judul
Analisis Strategi Pengembangan Badan Usaha MilikDesa (BUMdes)
Dengan Metode Analythical Hierarcy Process (AHP) Studi Pada Desa
Panggung Harjo Bantul. Penelitian ini menyebutkan adanya BUMDes
6

Panggungharjo mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam


mengembangkan usaha yang dimilikinya. Beberapa unit usaha yang
didirikan BUMDes memberi peluang kepada masyarakat untuk
memperoleh pekerjaan baru, serta membantu masyarakat memobilisasi
potensi yang dimilikinya. Namun karena sumber daya manusia yang
belum mahir dalam mengolah unit-unit usahanya membuat BUMDes
Panggung harjo belum maksimal dalam menjalankan unit-unit usahanya
dan ketenagakerjaan yang berkualitas sebagai kriteria pertama dan dapat
dikatakan sebagai strategi utama dalam pengembangan BUMDes
Panggung harjo, kemudian disusul dengan strategi pemasaran sebagai
prioritas kedua, adanya teknologi inovasi yang di kembangkan di
BUMDes sebagai prioritas ketiga, lingkungan usaha yang mendukung
sebagai prioritas keempat, dan terakhir adanya permodalan baik dari para
penyedia dana, dari pihak Bank atau non Bank.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati dan Siti


Hanila (2019), dengan judul penelitian Strategi Inovasi Bumdes Dalam
Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Kabupaten Seluma Dengan Metode Criterium Plus – AHP. Penelitian ini
menyebutkan Dalam penyelesaian masalah BUMDes di kawasan Pesisir
seluma dimana persoalan manajemen dan tata kelola keuangan menjadi
persoalan mendasar bagi BUMDes yang ada dapat dilakukan melalui
peningkatan kapasitas bagi pengelola dan pengurus BUMDes. Bentuk
peningkatan tersebut dapat dilaksanakan dengan mengikuti pelatihan dan
studi banding pada BUMDes. Beberapa persoalan mendasar bagi
BUMDes diantaranya susahnya memasarkan produknya, ketidak
mampuan bersaing dengan produk diluar menjadi persoalan slaah satunya.
Pentingnya dukungan bagi BUMDes untuk memasarkan produknya agar
dilirik konsumen sangat dibutuhkan, dari segi pelatihan mempromosi
produk baik melalui Packaging yang baik sampai dengan pengelolaan
produk dari bahan baku hingga menjadi produk jadi. Perlunya pihak
7

BUMDes maupun pemerintah daerah untuk mengandeng pihak ke tiga


seperti lembaga pendidikan atau universitas untuk melaksanakan
pengabdian masyarakat melalui pendampingan atau pembinaan bagi
BUMDes.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Amalia Indah Palupi (2021),


dengan judul penelitian Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Desa (Studi Kasus
Bumdes Di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri). Penelitian ini
menyebutkan Berdasarkan hasil analisis yang berfokus pada enam
indikator dan tiga puluh kriteriapengelolaan BUMDes, telah didapatkan
enam faktor yang dianggap paling penting oleh pengurus BUMDes secara
akumulatif pada sembilan BUMDes di Kecamatan Ngancar. Berdasarkan
hasil penghitungan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP), didapatkan faktor yang dianggap paling penting adalah : 1)
Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk pembiayaan dan
kekayaan Desa; 2) BUMDes membuka lapangan kerja dan berkontribusi
bagi pengembangan usaha masyarakat; 3) BUMDes memiliki target dan
strategi bisnis bagi unit usaha; 4) Musyawarah Desa (Musdes) diikuti oleh
Pemerintah Desa, BPD, dan unsur masyarakat dan dilaksanakan secara
rutin sesuai kebutuhanBUMDes; 5) Terdapat bimbingan teknis (BimTek)
aplikasi Sistem Informasi dan Akuntansi (SIA) bagi pengurus BUMDes;
dan yang terakhir adalah 6) Manfaat dari BUMDes 20 diperluas
(expanded benefits).

Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk


menganalisa berbagai kemungkinan strategi yang dapat diberikan kepada
pengelola ekowisata Sawah Pure dalam meningkatkan jumlah pengunjung
ekowisata di Sawah Pure. Penelitian ini menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) sebagai alat dalam menentukan alternatif
metode atau startegi yang pas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sehingga, peneliti mengangkat judul penelitian
8

yaitu“AnalisisPengembanganBumdesMelaluiEkowisataDenganMetod
eAnalytichalHierarchyProcess(AHP)(StudiKasusPadaBumdesDesaPu
ndenRejoKecamatan Tanjung MorawaKabupatenDeliSerdang)”

B. IdentifikasiMasalah

1. BUMDessebagaiprogrampeningkatankesejahteraanmasyarakatyangdib
erikanolehpemerintahuntukmeningkatkankesejahteraandidesa – desa.
2. Wisata Pure sebagai wisata yang dibangun dari dana BUMDes.
3. Penurunanpengunjungekowisatayangfluktuatifberakibatkepadaomset
pengelola.
4. Publikasiataupromosimelaluimediasosialyangmasihbelumdimaksimalk
an.
5. EkowisataPuresebagaialternatifwisata
yangmurahmeriahdikecamatanTanjungMorawa, KabupatenDeli
Serdang.
6. Perludilakukanstrategipengelolaanekowisatayangbaikdanterstrukturunt
ukmeningkatkan dayatarik pengunjung.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
permasalahan yakni hanya kepada strategi pengelolaan yang baik dan
dapat membuat pengunjung wisata terus menerus datang secara continue
guna mengatasi permasalahan kunjungan wisatawan yang fluktuatif serta
meningkatkan omset wisata Sawah Pure. Penelitian ini dilakukan melalui
pendekatan AHP.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalahyangdikemukakandiatasmaka
rumusanmasalahyangdiangkatdalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengelolaan ekowisata melalui BUMDes di
DesaPundenRejo?
9

2. Apa saja kendala yang dialami pengelola dalam mengelola


Ekowisata Pure di Desa Punden Rejo?
3. Bagaimana strategi kebijakan prioritas yang dapat digunakan
untukmengembangkanekowisata diDesaPunden Rejo?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalahyangtelahdiuraikan
sebelumya, adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah
:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan ekowisata
melalui BUMDes di DesaPundenRejo.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami pengelola
dalam mengelola Ekowisata Pure di Desa Punden Rejo.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi kebijakan prioritas yang
dapat digunakan untuk mengembangkan Ekowisata di Desa
Punden Rejo.

F. Manfaat Penelitian
1. SecaraTeoritis,penelitianinibermanfaatuntukmemberikanilmupengetah
uanserta informasi kepada pembaca dan masyarakat tentangbagaimana
strategi pengembangan BUMDes melalui ekowisata
padaDesayangmemiliki BUMDes.
2. Praktis, manfaat dari penelitian ini yaitudapat memberikan ilmu
barusertapengalamankepadapenulistentangbagaimanastrategipengemba
ngan BUMDes memalui ekowisata dengan langkah langkahyang harus
diambil untuk mengatasi permasalahan terkait
pengelolaanekowisatadalam lingkupBUMDes.
10

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teoritis

1. BUMDES

a. Perkembangan BumDes

Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes adalah


suatulembaga/badan perekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan
dimilikoleh pemerintah desa, dikelola secara ekonomis mandiri dan profesional
denganmodal seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan desa yang
dipisahkan.Pada akhirnya BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan
untukmemperkuatPendapatanAsliDesa(PADes),memajukanperekonomiandesa,serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Seperti diungkapkan
olehNgestiD.Prasetyo,bahwakeberadaanBUMDessangatstrategisyangpadaakhirnya
BUMDes berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian desa
dankesejahteraanmasyarakatdesa.3

Di sisi lain akan terjadi peningkatan kesempatan berusaha dalam rangkamemperkuat


otonomi desa dan mengurangi pengangguran.BUMDes merupakanlembaga usaha yang
bergerak dalam bidang pengelolaan aset-aset dan
sumberdayaekonomidesadalamkerangkapemberdayaanmasyarakatdesa.PengaturanBU
MDes diatur di dalam pasal Pasal 213 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004, bahwaDesa
dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan danpotensi desa.
Selain itu juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun2005tentangDesa,yangdidalamnyamengaturtentangBUMDes,yaitupadaPasal78–
81,BagianKelimatentangBadanUsahaMilikDesa,sertayangterakhir dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentangBadanUsahaMilik Desa.

TujuanBUMDesyaitumengoptimalkanpengelolaanaset-asetdesayang
ada,memajukanperekonomiandesa,sertameningkatkankesejahteraanmasyarakat desa.
Sifat usaha BUMDes adalah berorientasi pada keuntungan. Sifatpengelolaan usahanya

3
Amelia Sri Kusuma Dewi, Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Pades) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa,Journal of Rural and
Development, Vol V, No.1, Feb 2014, hal.1.
11

adalah keterbukaan, kejujuran, partisipasif dan


berkeadilan.DanfungsiBUMDesadalah:sebagaimotorpenggerakperekonomiandesa,seba
gai lembaga usaha yang menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes),
sertasebagaisaranauntukmendorongpercepatanpeningkatankesejahteraan
masyarakatdesa.4

BUMDesinidiharapkanjuga mampumenstimulasidanmenggerakkanroda
perekonomian di pedesaan. Aset ekonomi yang ada di desa harus dikelolasepenuhnya
oleh masyarakat desa. Substansi dan filosofi BUMDes harus dijiwaidengan semangat
kebersamaan dan self help sebagai upaya memperkuat aspekekonomikelembagaan-
nya.Padatahapini,BUMDesakanbergerakseiramadenganupayameningkatkansumber-
sumberpendapatanaslidesa,meng-gerakkan kegiatan ekonomi masyarakat di mana peran
BUMDes sebagai institusipayung dalam menaungi. Upaya ini juga penting dalam
kerangka mengurangiperanfree-rideryang
seringkalimeningkatkanbiayatransaksidalamkegiatanekonomimasyarakat melalui
5
praktekrente.

Melihat posisi badan usaha milik desa ini dalam menghadapi realitas arusdesak
intervensi modal domestik dan asing yang kini menjadikan desa
sebagaisasaranpengembanganusahasangatkerassekali.Disamping itubadan usahamilik
desa ini hanya bermodal tak seberapa jika dibandingkan dengan swastabermodal besar
maka posisi badan usaha milik desa ini tak dapat dibandingkan.Dengan sumberdaya
alam yang dimiliki oleh desa, hal ini sangat rawan sekaliterjadi intervensi modal dan
pasar di pedesaan. Kehadiran badan usaha milik desaini sendiri akan menjadi penangkal
bagi kekuatan korporasi asing dan nasional.Diharapkan badan usaha milik desa ini
mampu menggerakkan dinamika
ekonomidesa,dansebagaiperusahaandesa.NamundalamoperasionalnyaBUMDesterkenda
laolehmodal.Melihatkondisidesayangselamainisangatminim anggaran maka sulit untuk
merealisasikan produk-produk rencana desa sekaligusjuga makin meningkatkan
apatisme masyarakat dan menyulitkan BUMDes untukberkembangseperti dialami
hampir setiap desa.6

b. KonsepDasarEkowisata

4
Ibid, hal. 2.
5
Nurcholis Hanif, “Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, Erlangga : 2011, hal. 8.
6
Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwando, “Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BumDes)
Sebagai Penguatan Ekonomi Desa”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Volume 1, No.6, hal.1068.
12

MenurutYoetiyangdikutipolehCahyantomengatakanbahwasuatuobyekpariwisatahar
usmemenuhitigakriteriaagarobyektersebutdiminatipengunjung, yaitu :

Pertama, something to see adalah wisata tersebut diharuskan mempunyaisesuatu


yang bisa di lihat atau daya tarik oleh pengunjung wisata.Dengan katalain obyek
tersebut harus mempunyai daya tarik khusus untuk dilihat yang
mampuuntukmenyedotminatdariwisatawanuntukberkunjungdiobyektersebut.

Kedua,somethingtodoadalahwisatawanyangberpariwisatadisanabisamelakukan
sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang dan bahagiayang
bersumberdarifasilitasrekreasibaikituarenabermainataupuntempatmakan, terutama
makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuatwisatawan lebih betah
untuk berlama-lama di sana.

Ketiga, Something to buyadalah fasilitas untuk berguna untuk memberikan perasaan


senang dan bahagiayang
bersumberdarifasilitasrekreasibaikituarenabermainataupuntempatmakan, terutama
makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu
membuatwisatawanlebihbetahuntukberlama-lamadisana.wisatawanberbelanjabiasanya
adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikansebagaioleh-oleh.

Di dalam Agama Islam tidak sedikit ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai
wisata diantaranya yaitu di dalam Q.S Al-Ankabut ayat 20, yaitu :

Yang artinya yaitu : Katakanlah, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana


(Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang
akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” ( Al ankabut : 20).

Tafsirquraishshihabmenjelaskanyaitu :

Katakanlah,wahaiRasul,kepadaorang-orangyangmendustaakanitu,berjalanlah
kalian di muka bumi, dan perhatikanlah bermacam-macam makhlukciptaan Allah yang
ada di dalamnya. Dan lihatlah bekas orang-orang sebelumkalian yang ada di sana,
setelah mereka matidan rumah-rumah mereka kosongdari mereka.Ketahuilah bahwa
Allah akan mengembalikan itu semuadengankekuasaan-Nya di akhirat nanti dengan
kebangkitan, yaitu penciptaan kembali.Begitu pula keadaan kalian. Sesungguhnya Allah
sangat sempurna kekuasaan-Nyaatas segala sesuatu. Ayat suci ini memerintahkan para
ilmuwan untuk berjalan
dimukabumigunamenyingkapprosesawalpenciptaansegalasesuatu,sepertihewan,
13

tumbuhan dan benda-benda mati. Sesungguhnya bekas-bekas penciptaanpertama


terlihat di antara lapisan-lapisan bumi dan permukaannya. Maka dari
itu,bumimerupakancatatanyangpenuhdengansejarahpenciptaan,mulaidaripermulaannyas
ampai sekarang.
MenurutFrom,yangdikutipolehDamanikdanWeber,terdapattigakonsep dasar
tentang ekowisata, pertama, perjalanan outdoor dan di kawasan
alamyangtidakmenimbulkankerusakanlingkungan.Kegiatanekowisatatidakmengorbanka
n flora dan fauna, tidak mengubah topografi lahan dan lingkungan.Kedua, Prinsip
wisata ini yaitu semua hal menyangkut akomodasi, makanan
yangditawarkan,penggunaanjasapemanduwisatasebaiknyadiserahkankepadamasyarakats
ekitaragarmemberikankeuntunganlangsungbagimasyarakatsekitar. Ketiga, perjalanan
wisata ini menaruh perhatian besar pada
lingkunganalamdanbudayalokal.Wisatawantidakmenuntutmasyarakatlokalagarmencipta
kan pertunjukan dan hiburan. Akan tetapi mendorong mereka agar
diberipeluanguntukmenyaksikanupacaradanpertunjukanyangsudahdimilikimasyarakatse
tempat.7
Menurut Tuwo dalam bukunya pengelolaan ekowisata, konsep
ekowisatadimaksudkanuntukbeberapahal.Pertama,menyelesaikanataumenghindarikonfli
k dalam pemanfaatan dengan penetapan ketentuan dalam berwisata.
Kedua,melindungisumberdayaalamdanbudaya.Ketiga,dapatmenghasilkankeuntungandal
am bidangekonomi untuk masyarakat lokal.8

c. Prinsip Ekowisata
Identifikasi beberapa prinsip ekowisata menurut TIES (2000) yang dikutipoleh
Damanik dan Weber. Pertama ekowisata dapat mengurangi dampak negatifberupa
kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat
kegiatanwisata.Kedua,membangunkesadarandanpenghargaanataslingkungandanbudaya
di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupunpelaku wisata
lainnya. Ketiga, menawarkan pengalaman positif bagi wisatawanmaupun masyarakat
lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kejasamadalam pemeliharaan atau
konservasi. Keempat, memberikan keuntungan finansialsecara langsung bagi keperluan
konservasi melaluikonstribusi atau pengeluaranekstra wisatawan. Kelima, memberikan
keuntungan finansial dan pemberdayaanmasyarakat lokal dengan menciptakan produk
wisata yag mengedepankan nilai-nilai lokal. Keenam, meningkatkan kepekaan terhadap

7
Janianton Damanik dan Helmuf F.Weber, Perencanaan Ekowisata Dari Aplikasi, (Yogyakarta : PUSPAR,
UGM, 2006), hal.39.
8
Ambo Tuwo, Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut, (Yogyakarta : Brilian Internasional, 2011), hal. 32.
14

situasi sosial, lingkungan,dan politik di daerah tujuan wisata. Ketujuh, menghormati


hak asasi manusia
danperjanjiankerja,dalamartimemberikankebebasankepadawisatawandanmasyarakat
lokal untuk menikmati atraksi wisata sebagai wujud hak azasi,
sertatundukpadaaturanmainyangadildandisepakatibersamadalamtransaksiwisata.9
Menurut The International Ecoturism Society yang dikutip oleh
DamanikdanWeber,terdapatbeberapakriteriayangmenjadibahanpertimbanganwisatawan
dalam memilih produk-produkekowisata. Pertama, dari segiaspekpendidikan dan
informasi. Wisatawan biasanya mempelajari lebih dahulu latarbelakang sosial dan
budaya masyarakat di daerah tujuan sebelum mereka
memilihdaerahtujuanwisataitu.Kedua,aspeksosialbudayadaerahtujuanwisata.
Wisatawanmenaruhperhatianbesarpadabudayamasyarakatdaerahtujuanwisata.
Bahkan pengalaman budaya di daerah tujuan menjadi salah satu daya tarikyang
diperhitungkan. Ketiga, aspek lingkungan yang alamiah pada produk wisatamenjadi
incaran. Keempat, aspek estetika. Keindahan dan otentitas objek wisatamerupakan
kebutuhanyang elementer dalamberwisata. Kawasan
wisatayangpenuhdenganpolusidipandangmenjadipersoalanbesardanolehsebabituwisata
wanmenuntutagarobjek-objekwisatasepertiTamanNasionaldankawasan proteksi lainnya
dilindungi dari pencemaran lingkungan. Kelima, aspekestetika dan reputasi. Meskipun
iklim, biaya dan daya tarik menjadi krteria pilihanberwisata, namun wisatawan sangat
peduli pada etika kebijakan dan pengelolaanlingkungan. Mereka melakukan penilaian
pada tour operator dan penyedia
jasa,apakahindustripariwisatatersebutmemilikikebijakanyangmendukungkonservasiling
kungan dan budayalokal.10
DalamIslamsendiritelahdijelaskanbagaimanaseharusnyamanusiabersikap
sebagaiwakilAllah di muka bumi. Krisislingkunganyang terjadi
saatinisebenarnyabersumberpadakesalahanfundamentalis-
11
filosofisataucarapandangmanusiaterhadap dirinya,alam, dan lingkungan. Aktifitas
produksi dan perilaku konsumtiflah yang menyebabkan
manusiabersikapeksploitatif.Sertapahammatrealisme,kapitalisme,danpragmatismedenga
n kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburukkerusakan
lingkungan.12
Sebagai wakil Allah di muka bumi, perilaku tersebut amat tidak

9
Ibid, hal.40.
10
Ibid, hal.47-49.
11
Ari Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta : Kencana, 2013), Cet.2, hal.264.
12
Ibid, hal.265.
15

terpuji.Sebaiknyasebagaimanusiaberupayauntukpenyelamatanlingkungansalahsatunya
dengan menerapkan prinsip ekowisata dalam lingkungan. namun
selainpenerapanprinsip,perlujugadilakukanpengembanganekowisataagarkedepannyaeko
wisatatersebutmaksimalsebagaiupayauntukpelestarian lingkungan.

d. Dampak Ekowisata
Ekowisatadapatmembawabermacam-macamdampak.Yangpertama dampak umum.
Dampak positif yang dapat dirasakan dari kegiatan ekowisatadapat berupa peningkatan
penghasilan dan devisa negara, tersedianya kesempatankerjabaru,berkembangnyausaha-
usahabaru,meningkatnyakesadaranmasyarakatdanwisatawantentangpentingnyakonserva
sisumberdayaalam,peningkatanpartisipasimasyarakat,danmeningkatkanpertumbuhaneko
nomilokal.13
Alquranjugamengharuskankitauntukselalumenajagalingkunganyang
terdapatdidalamQ.SAl-a’rafayat56 :
َ‫ط َمعً ۚا إِ َّن َرحْ َمتَ اللَّـ ِه قَ ِريبٌ ِ ّمهَ ْال ُمحْ ِسِِنه‬
َ ‫ص ََلحِ َها َوا ْدعُىهُ خ َْىفًا َو‬ ِ ‫َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاْل َ ْر‬
ْ ِ‫ض بَ ْعدَ إ‬

Yang artinya yaitu : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (Q.S.
Al-A'raaf: 56)

Ayatdiatasmenjelaskanbahwasudahseharusnyakitaterusmerawatlingkungandanjanga
nhanyamemanfatkannyasematanamuntidakdenganmerawatnya.
Kemudian,manfaatlaindarikegiatanekowisatajugadapatberupameningkatnyanilaiekonom
isumberdayaekosistem,meningkatnyaupayapelestarian lingkungan, meningkatnya
keuntungan langsung dan tidak langsungdari para stakeholders, terbangunnya
konstituensi untuk konservasi secara lokal,nasional, dan internasional, meningkatnya
promosi penggunaan sumberdaya
alamsecaraberkelanjutan,sertaberkurangnyaancamanterhadapkeanekaragamanhayatiyan
gadadi obyekwisata.

Dampakkeduadariekowisatayaitudampaksosialbudayaekowisataberupa
perkembangan ekonomi dapat berpengaruh terhadap struktur sosial danaspek budaya
dari masyarakat lokal.Hal ini terjadi karena adanya
pertemuanbudayaantarawisatawandanmasyarakatlokalyangkemudianakanmenghasilkan
perkawinanbudayanamundampakyanglebihparahyaituterjadinyapenjajahanbudayaapabil
abudayapendatanglebihberpengaruh terhadapbudayalokal.

13
Ibid, hal.33.
16

Dampakketigadariekowisatayaitudampakterhadaplingkungan.Pengembanganekowis
atadapatmendatangkandampakpositifberupameningkatnya upaya reservasi sumberdaya
alam, pembangunan taman
nasional,perlindunganpantaidantamanlaut,sertamempertahankanhutanmangrove.Namun
disisilain,pengelolaankegiatanekowisatayangkurangtepatdapatmenimbulkandampakneg
atifberupapolusi,kerusakanlingkunganfisik,pemanfaatanberlebihan,pembangunanfasilita
stanpamemperhatikankondisilingkungan, dan kerusakan hutan mangrove. Oleh karena
itu diperlukan perangkatkebijakan dalam menata kegiatan ekowisata agar dapat
memberikan efek positifyangbesar, dan terhindardari dampak negatif.

e. Pengembangan Ekowisata

Secaraumumdapatditarikkesimpulanbahwapotensi
ekowisatadiIndonesiasangatbesar.Namunpersoalannyaadalahbelumadanyaperhatianpem
erintah, pengembang, LSM, serta ahli pariwisata dan ekologi, yang serius
danfokusuntuk pengembangan ekowisata. Apabila kerjasama antar keahlian
dalamperencanaan sampai ke implementasi program dapat dilakukan
secarasinergis,adaptifmakamakaekowisataakanmenjadibesar
danterselenggaradenganbaik. Dan menjadikanekowisataberkelanjutan,
14
danberwawasanekologi.

Beberapa aspek yang mendukung ekowisata diantaranya adalah,


pertamaekowisatasangatbergantungpadakualitasSDA(SumberDayaAlam),peninggalan
sejarah dan budaya. Kedua adalah pelibatan masyarakat setempatkarena pengetahuan
tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik
wisatadimilikiolehmasyarakatsetempat.Ketiga,ekowisata meningkatkankesadarandan
apresiasi terhadap alam. Ekowisata memberikan pengunjung dan
masyarakatsetempatdalambetukpengetahuandanpengalaman.Nilaitambahinilahyang
akan memengaruhi perubahan perilaku agar sadar dalam menghargai alam, dannilai-
nilai peninggala sejarahdan budaya.

Pengembanganekowisatadapatmenjaminkeutuhandankelestarianekosistempesisirdan
laut.Halinididukungolehkeinginanparapecintaekowisata yang memang menghendaki
syarat kuaitas dan keutuhan ekosistem,yaitu: mencegah dan menanggulangi dampak
dari aktivitas wisatawan
terhadapbentangalamdanbudayamasyarakatlokal.Mendidikataumenyadarkanwisatawand
anmasyarakatlokalakanpentingnyakonservasi.Mengaturagarkawasanyang digunakan

14
Jatna Supriatna, Melestarikan Alam Indonesia, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008), hal. 386.
17

untuk ekowisata danmanajemen pengelola kawasanpelestarian dapat menerima


langsung penghasilan atau pendapatan.
Masyarakatdilibatkansecaraaktifdalamperencanaandanpengenmbanganekowisata.Keunt
ungan ekonomi yang diperoleh secara nyata dari kegiatan ekowisata harusdapat
mendorong masyarakat untuk menjaga kelestarian kawasan pesisir dan laut.Semua
upaya pengembangan, termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas, harustetap
menjaga
keharmonisandenganalam.Pembatasanpemenuhanpermintaankarenaumumnyadayaduku
ngekositemalamiahlebihrendahdaripadadayadukungekosistembuatan.Apabilasuatukawa
sanpelestariandikembangkanuntukekowisata,makadevisadanbelanjawisatawandialokasi
kansecaraproporsionaldan adil untukpemerintah pusatdandaerah.

MenurutBagda,yangdikutipolehDaryadi,pedomanumumpengembangan ekowisata
daerah menekankan proses perencanaan pengembanganekowisata secara terpadu
meliputi berbagai kegiatan. Pertama, identifikasi potensidan hambatan.
Kegiatanidentifikasi potensi dan hambatan perlu dilaksanakandalam rangka
mengumpulkan data serta informasi tentang potensi dan hambatanserta keadaan umum
kawasan yang akan dikembangkan sebagai daerah tujuanekowisata. Kedua adalah
analisa potensi dan hambatan. Analisis yang dilakukanmeliputi potensi sumber daya
alam dan keunikan alam, analisis usaha,
analisisdampaklingkungan,analisisekonomi,dananalisistataruang.Ketigaadalahrancang
tindak yang meliputi pengembangan masyarakat, pengembangan
produk,pengembanganusaha,pemasaran,pendanaan,pemantauandanevaluasi.

Selainhaldiatas,dalamperencanaanperlujugadiwaspadaidampaknegatifyangmungkin
ditimbulkansepertipembabatandankerusakanvegetasi,
terganggunyahabitatfloradanfauna,polusisampah,pengaruhbudayayangdibawawisatawa
nterhadap masyarakat lokal,dansebagainya.15

Sedangkan dalam pengelolaan suatu kawasan ekowisata terdapat


beberapaaspekyangperludiperhatikan.Pertama,prosesperencanaan,misidanvisi.Kedua,
pembentukan Resource Opportunity Spectrum (ROC) yaitu suatu sistemyangdidasarkan
pada pembentukan zonasi dari bentuk lingkungan dan saran-
saranaktivitaswisataapasajayangcocokuntukdilakukan.Ketiga,prosespelibatan multi-
stakeholder. Keempat, proses pengambilan keputusan. Di dalampengambilan keputusan
harus semua stakeholder terlibat. Jalannya pengambilankeputusan harus melalui cara

15
Lukito Daryadi, dkk, Konservasi Lansekap: Alam, Lingkungan, dan Pembangunan, (Jakarta : Perhimpunan
Kebun Binatang Se-Indonesia, 2002), hal.179-181.
18

yang demokratis dan dikompromikan oleh semuapihak sehingga keputusan yang


dihasilkan merupakan hasil kerjasama. Kelima,pengelolaan manajemen resiko. Hal
yang tidak dapat dilupakan adalah mengenairisiko,keamanan,danselerakonsumen.
Olehkarenaitudata-datamengenaikawasan yang akan dikembangkan harus lengkap.
Mulai dari kalender musim,gejala-
gejalaalamsertacatatanmengenaimasyarakatsetempat.Keenam,pendidikan dan
pelatihan.Ketujuh, monitoringdan evaluasi. Hal ini diperlukanuntuk mendapatkan
gambaran mengenai dampak yang diakibatkan dari adanyakunjungan kedalam
kawasan.16

f. Penelitian Terdahulu
Adapun kajian terdahulu antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil Penelitian


Peneliti

Gita DwiFauza PenerapanMetode AHP PenerimaRumahTangga


(2020) Dalam Miskin(RTM)menjadi peserta
PenentuanPenerimaBantu penerimabantuan ProgramKeluarga
anProgramKeluargaHarap Harapan(PKH) ada 7 kriteriayang
an DiKelurahan Binjai diambil yaituDisabilitas Berat,Lanjut
KecamatanDenai. usia 70 tahunke atas, Ibu
Hamil,Anakusiadini/Balita,SD,SMP,
SMAdanNilai prioritas padakriteria
DisabilitasBerat dan Lanjut usia70
tahun ke atasmemiliki nilaiprioritas
tertinggiyaitu 0,295 dan padakriteria
Ibu
hamil,Anakusiadini/Balitamenduduki
prioritaskeduadengan nilai0.127 dan
kriteria SD,SMP, SMAmenduduki
prioritasketiga dengan
nilai0,050.Pada data calonkeluarga
peserta PKH,dari jumlah 100
datakeluarga, di
dapatkanhasilkeluargayanglayak
menerimabantuan PKHberjumlah 95
datakeluarga,dankeluargayang tidak
layakmenerima bantuanPKH
berjumlah 5 datakeluarga. Dari,
dataawalyangmenghasilkan datahasil
16
Jatna Supriatna, Melestarikan Alam Indonesia, hal. 387-389.
19

menggunakanmetodeAHPdiperoleh
tingkat keakuratan,untukdigunakan
sebagaipenentuancalonPKH
yangadapadasetiappeserta.
Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Gita Dwi Fauzah meneliti tentang
penerima bantuan progran keluarga harapan. Sedangkan peneliti yaitu meneliti tentang
Pengembanan BUMdes melalui Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

M.khairulamrul AnalisisStrategiPengembang Adanya


lah (2018) an BadanUsaha BUMDesPanggungharjomampu
MilikDesa(BUMdes)Dengan meningkatkankemampuanmasyarakat
MetodeAnalythical dalammengembangkanusahayangdimili
HierarcyProcess(AHP) kinya. Beberapaunitusahayangdidirikan
StudiPada DesaPanggung BUMDesmemberi peluangkepada
HarjoBantul. masyarakatuntuk memperolehpekerjaan
baru,
sertamembantumasyarakatmemobilisasi
potensiyangdimilikinya.
Namunkarenasumberdayamanusiayang
belum mahir dalammengolah unit-
unitusahanya
membuatBUMDesPanggungharjo
belummaksimal dalammenjalankan
unit-unitusahanya danketenagakerjaan
yangberkualitas sebagaikriteria pertama
dandapat dikatakansebagai strategi
utamadalam
pengembanganBUMDesPanggungharjo
,kemudian disusuldengan
strategipemasaran sebagaiprioritas
kedua,adanya teknologiinovasiyangdi
kembangkan diBUMDessebagai
prioritas ketiga,lingkungan usahayang
mendukungsebagai
prioritaskeempat,danterakhiradanya
permodalanbaik dari
parapenyediadana,dari
pihakBankataunonBank.

Metode Penelitian Kualitatif


Perbedaannya : Peneliti yang dilakukan oleh M Khairul Amrullah yaitu objek
penelitiannya pada BUMDes Panggung Harjo. Sedangkan peneliti objek penelitiannya
yaitu BUMDes Punden Rejo.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Nurismawati Potensidan Penentuan strategiekowisata


20

(2018) strategipengembanganekowi mangrovemenggunakananalisisswot


satamangrove park dikawasanekowisataparkpekalongandia
pekalongandengananalisis ntaranyayaitumengembangkanseluruhp
SWOTdikelurahankandangp otensiyangada sebagai
anjang,kecamatanpekalonga alternatifwisataberbasislingkungan
nutara, kotapekalonganjawa untukmasyarakat sekitardengan
tengah. melakukanpengembanganterhadap
kelompokmasyarakatpengelola,
meningkatkankanpartisipasimasyarakat
dalam pentingnyamenjaga
kawasanmangrove.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ismawati yaitu objek penelitiannya
Ekowisata Mangrove Park dengan analisis SWOT, sedangkan peneliti yaitu Objek
penelitiannya Ekowisata Sawah dengan AHP.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Kresnawati, StrategiInovasiBumdesDal Dalam penyelesaianmasalah BUMDes


SitiHanila amMeningkatkan dikawasan Pesisirseluma
(2019) PotensiDanKesejahteraan dimanapersoalantmanajemendan tata
EkonomiMasyarakatPesisi kelolakeuangan menjadipersoalan
r mendasarbagi BUMDesyangada dapat
KabupatenSelumaDengan dilakukanmelaluipeningkatan
MetodeCriteriumPlus– kapasitasbagi pengelola danpengurus
AHP. BUMDes.Bentuk peningkatantersebut
dapatdilaksanakandenganmengikuti
pelatihandan studi
bandingpadaBUMDes.Beberapa
persoalanmendasar bagiBUMDes
diantaranyasusahnyamemasarkanprod
uknya, ketidakmampuan
bersaingdengan produk diluarmenjadi
persoalanslaahsatunya. Pentingnya
dukunganbagi BUMDes
untukmemasarkanproduknyaagardiliri
kkonsumen sangatdibutuhkan, dari
segipelatihanmempromosi produk
baik melaluiPackaging yang
baiksampai denganpengelolaan
produkdari bahan bakuhingga
menjadiproduk jadi. Perlunyapihak
BUMDesmaupun pemerintahdaerah
untukmengandeng pihak ketiga seperti
lembagapendidikan atauuniversitas
untukmelaksanakanpengabdianmasyar
akat melaluipendampingan
ataupembinaanbagi BUMDes.
21

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati dan Siti Hanila yaitu
menggunakan metode IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) dan EFAS (External
Factor Analysis Staregy), sedangkan peneliti yaitu hanya menggunakan metode AHP.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Amalia Indah AnalisisPengelolaan Berdasarkan hasilanalisis yang


Palupi (2021) BadanUsaha berfokuspada enam indikatordan tiga
MilikDesa(Bumdes)Dalam puluh kriteriapengelolaanBUMDes,
MenunjangPembangunAn telahdidapatkan enamfaktor yang
Ekonomi Desa dianggappaling penting olehpengurus
(StudiKasusBumdes BUMDessecaraakumulatifpada
DiKecamatan sembilanBUMDes diKecamatan
NgancarKabupatenKediri) Ngancar.Berdasarkan
hasilpenghitunganmenggunakan
metodeAnalytical HierarchyProcess
(AHP),didapatkanfaktoryang
dianggap palingpenting adalah:
1)PenyertaanmodaldariPemerintah
Desadalam bentukpembiayaan
dankekayaan Desa; 2)BUMDes
membukalapangan kerja
danberkontribusi bagipengembangan
usahamasyarakat; 3)BUMDes
memilikitarget dan
strategibisnisbagiunitusaha;
4) Musyawarah Desa(Musdes) diikuti
olehPemerintah Desa,BPD, dan
unsurmasyarakat dandilaksanakan
secararutinsesuaikebutuhanBUMDes;5
)Terdapat bimbingan
teknis(BimTek)aplikasi Sistem
Informasi danAkuntansi (SIA)
bagipengurus BUMDes;dan yang
terakhiradalah6)ManfaatdariBUMDes
diperluas
(expandedbenefits).

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Indah Palupi yaitu terfokus pada
Pengelolaan BUMDes dalam menunjang pembangunan Ekonomi desa. Sedangkan peneliti
yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

DrianaLeniwati, PengelolaanEkowisataBo Berdasarkan hasilpenelitian


AliyaNur onpringolehBadan dapatdisimpulkan bahwapengelolan
Aisyah UsahaMilik EkowisataBoonpring
Desa(BUMDes) olehBUMDesKertoRaharjo
22

(2021) dalamMeningkatkan dalammeningkatkanPendapatan Asli


Pendapatan Asli Desa Desasudah dilakukandengan baik.
Secaraempiris, BUMDesKerto
Raharjo
sudahmelakukanprinsipprinsippengelo
laanBUMdes.Yang petamaBUMDes
sudahmenerapkan prinsipkooperatif
padaEkowisata Boonpringdengan
melakukankerjasama yang baikantara
pengelolaBUMDes denganpemerintah
desa,masyarakat maupunpihak ketiga
sepertiAgen BNI46
danperguruantinggi.
Yang kedua, BUMdessudah
menerapkanprinsipakuntablepadaEko
wisata Boonpringdengan
bertanggungjawabterhadapkeuanganE
kowisataBoonpringyang dibuktikan
denganlaporan keuangan
danadministrasiyangrutindilaporkanset
iapduakalidalamsetahun
meliputipertanggung
jawabanpadalaporankeuanganyaituLap
oran Laba Rugi,Neraca, Arus Kas
danlain-lain. Yang ketiga,BUMdes
sudahmenerapkam prinsipsustanable
padaEkowisata Boonpringdengan
adanyapemasaran dari mulutke mulut
antarmasyarakat desadengan
pengunjungsehingga
kunjunganwisatawanterus
meningkatsetiap tahunnya.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh


DrianaLeniwati dan AliyaNur Aisyah yaitu objek penelitiannya Ekowisata Boonpring
Senan Kerto, sedangkan peneliti yaitu objek penelitiaanya Ekowisata Sawah Punden Rejo.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

KokokPutraSis PeranBadanUsaha Milik Wisata Embungberkembang atas


wandadanMeiri Desa(Bumdes)DalamUpaya peranBUMDES Kertosari.Sejak
nawati Mengembangkan didirikanEmbung pada
(2021) wisataEmbung tahun2010,padatahun2017bulan
DiDesaKertosariKabupatenP Desemberakhirnya
asuruan. didirikanBUMDES. Embung diDesa
Kertosarisebelumnya hanyadigunakan
untukirigasi saja, namunseiring
berjalannyawaktu atasperan
BUMDESberkembang
menjadiwisataairatau destinasiair.
Banyakwisata yang ada di Desa
23

KertosariKabupatenPasuruan,seperti:R
anduwana LearningCenter,
KampoengTarzan, KampoengBuah
Tin, Rafting,dan ini salah satuwisata
yang menarikadalah WisataEmbung.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh KokokPutraSiswandadanMeirinawati yaitu


objek penelitiaanya wisata embung, sedangkan peneliti yaitu objek penelitiannya wisata
sawah.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Ahmad Strategi Pengembangan Sesuai hasil evaluasi pada faktor internal


Syarifuddin, Bumdes Dalam Optimalisasi teridentifikasi 2 kriteria yang terdiri dari
dan Susi Astuti Potensi Ekonomi Desa 36 subkriteria dan pada faktor eksternal
(2019) Dengan Pendekatan Social juga terdapat 2 kriteria dengan 34
Entrepreneur Di Kabupaten subkriteria. Kriteria Faktor internal
Kebumen (kekuatan dan kelemahan) meliputi;
Sumber ekonomi lokal, fasilitas, Sektor
ekonomi informal, Manajemen dan
kelembagaan, Sumber Daya Manusia,
dan Keuangan. Kriteria pada faktor
eksternal (peluang dan ancaman)
meliputi; Teknologi, Mitra Bisnis,
Pemerintah, Potensi ekonomi Desa,
Persaingan usaha, dan Masyarakat. Dari
hasil pembobotan dan penentuan rating
dengan metode SWOT, posisi Bumdes
di Kebumen berada diposisi Sel V. Hal
ini artinya strategi pengembangan
BUMDes dapat dilakukan dengan cara
mempertahankan dan memelihara (hold
and maintenance). Dengan demikian,
maka secara konsep strategi yang cocok
untuk digunakan adalah diversifikasi
produk dan penetrasi pasar. Berdasarkan
konsep strategi tersebut kemudian
dirumuskan kedalam 16 alternatif
strategi dalam rangka pengembangan
bumdes.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syarifuddin, dan Susi Astuti yaitu
pengembangan BUMDes dengan pendekatan Social Enterprenuer, sedangkan peneliti yang
itu pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Andhika Ligar Optimalisasi Manajemen Penelitian ini menyimpulkan bahwa


Hardika dan Strategi BUMDes Untuk produk unggulan prioritas Desa
Mewujudkan Produk Langonsari adalah peci langonsari.
24

Ivan G (2020) Unggulan Kawasan Adapun strategi pengembangan


Perdesaan Desa Langonsari. prioritas peci langonsari
berdasarkan matriks SWOT adalah
strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Artinya
pengurus badan usaha milik desa
harus senantiasa Meningkatkan
pemasaran baik di sekitar daerah
wisata maupun media sosial;
memotivasi pengrajin untuk berinovasi
menghasilkan produk dengan
memanfaatkan informasi dari kondisi
pasar dan kemauan pelanggan serta
senantiasa memperhatikan kualitas
produk guna manjaga
daya saing; Menjadikan pola
kemitraan dengan pengrajin aksesoris
khas sunda dan
masyarakat daerah.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaan : Penelitian yang dilakukan oleh Andhika Ligar Hardika dan Ivan G yaitu hanya
terfokus pada strategi BUMDes untuk mewujudkan produk unggulan dan menggunakan
Analisis SWOT. Sedangkan peneliti yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes pada
Ekowisata dan menggunakan metode AHP.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Niswatun Upaya Peningkatan Upaya Peningkatan Kesejahteraan


Hasanah (2019) Kesejahteraan Ekonomi Ekonomi Masyarakat yang telah
Masyarakat Desa Melalui dilakukan oleh BUMDes “eMHa”
Strategi Pengembangan melalui pemberdayan masyarakat yaitu
Badan Usaha Milik Desa dalam bentuk menjalin kerjasama
(Bumdes) Desa Melirang (menjadikan masyarakat sebagai mitra
Kecamatan Bungah usaha) dalam produksi barang-barang
Kabupaten Gresik. usaha masyarakat contohnya produksi
kopyah, catering dan snack. Begitu juga
produksi pupuk guano yang merupakan
produksi pupuk milik desa karena usaha
ini telah dikembangkan dan dibangun
berdasarkan kultur dan kondisi warga
desa. Bentuk upaya ini merupakan
Sosio-culture yang disesuiakan dengan
kebutuhan, kondisi dan kultur yang
diperlukan oleh masyarakat. Selain itu
ada pelatihan bank sampah sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat,
dengan memberikan manfaat untuk
merubah mainset masyarakat agar ikut
menjaga kesehatan lingkungan. Akan
tetapi dalam upaya-upayanya dapat
dikatakan masih kurang maksimal
25

dikarenakan fungsi dari BUMDes adalah


sebagai lembaga komersial dan sosial.
Sehingga keduanya harus bisa berjalan
seimbang.

Metode Peneltian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Niswatun Hasanah yaitu terfokus pada
BUMDes “eMHa” melalui pemberdayan masyarakat. Sedangkan peneliti yaitu terfokus
pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Ermiza Wira Penentuan Prioritas Dari hasil penelitian yang dilakukan,


Saputra dan Pembangunan Infrastruktur penulis dapat mengambil simpulan
Ferry Irawan Pada Desa Sinar Mas Alam bahwa sistem pendukung keputusan
(2022) Dengan Menggunakan penentuan prioritas infrastruktur dengan
Metode Analitycal kombinasi Metode Analitycal Hierarchy
Hierarchy Prosess (AHP) Prosess (AHP) dan Metode Weighted
Dan Metode Weighted Product (WP) dapat membantu Desa
Product (WP) Sinar Mas Alam dalam menentukan
prioritas pembangunan yang akan
dikerjakan. Hasil keputusan dari 10 data
sampel yang digunakan maka dapat
dikomendasikan bahwa yang memiliki
prioritas tertinggi adalah Gorong-Gorong
Plat Beton (3 Unit) dengan nilai 0,1203
sedangkat untuk pembangunan
infrastruktur dengan prioritas terendah
adalah Gedung BUMDes dengan nilai
0,0771.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Ermiza Wira Saputra dan Ferry Irawan
yaitu terfokus pada pembangunan infrastruktur dengan AHP dan juga WP. Sedangkan
peneliti yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes dengan AHP.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Laini Sintya, Pemberdayaan Perempuan Berdasarkan hasil penelitian, alternatif


dan Muhammad Dalam Peningkatkan program BUMDES dalam
Nurjihadi Kesejahtraan Keluarga pemberdayaan perempuan untuk
(2021) Melalui Program Badan meningkatan kesejahtraan keluarga di
Usaha Milik Desa (BuMdes) Kecamatan Lunyuk ada 5 program yaitu
Di Kecamatan Lunyuk sebagai berikut : (1) Program
pemanfaatan pekarangan lestari (P2L),
(2) usaha bersama, (3)perdangangan,(4)
program kerja sama dengan Bulogdalam
usaha gula, dan (5) bisnis uang
(simpan pinjam). Dengan meninjau
kembali hasil penelitian yang
telahdibahas bahwa program BUMDES
yang perlu di prioritaskan dalam
26

pemberdayaan perempuan di
Kecamatan Lunyuk ialah program
pemanfaatan pekarangan lestari (P2L).

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Peneliti yang dilakukan oleh Laini Sintya, dan Muhammad Nurjihadi yaitu
BUMDes pada perberdayaan perempuan. Sedangkan peneliti yaitu BUMDes pada
Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Irfan Strategi Pengembangan Desa mandiri merupakan desa yang


Nursetiawan Desa Mandiri Melalui mampu memenuhi kebutuhannya dan
(2019) Inovasi BUMdes apabila terdapat bantuan dari
Pemerintah, bantuan tersebut hanya
bersifat stimulus. Pembangunan desa
mandiri meliputi kegiatan-kegiatan
rencana pembangunan yang bersifat
partisipatif, transparan, akuntabel dan
mendetail. Adapun strategi yang dapat
dilakukan untuk mencapai desa mandiri
tersebut dengan melakukan
implementasi inovasi di setiap sendi
lembaga usaha Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Selain itu dilakukan
optimalisasi di setiap aset desan dan
potensi desa untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Ada 3 (tiga)
sektor yang menjadi fokus dalam usaha
realisasi kemandirian sebuah desa,
yakni: (a) potensi ekonomi; (b) potensi
sosial; dan (c) potensi Sumber Daya
Manusia (SDM). Potensi ekonomi
sebagai bagian terpenting dalam usaha
peningkatan taraf hidup masyarakat
diperlukan inovasi usaha dalam
pengelolaan BUMDes. Salah satunya
dapat menerapkan teknologi informasi
dalam usaha pengembangan usaha yang
dilakukan oleh BUMDes.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Nursetiawan yaitu Pengembangan


BUMDes melalui Desa Mandiri. Sedangkan peneliti yaitu pengembangan BUMDes
melalui Desa Wisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Jaka Sulaksana Strategi Pengembangan BUMDes Mitra Sejahtera dibentuk 10


dan Irni Badan Usaha Milik Desa Desember 2015 dengan Peraturan Desa
27

Nuryanti (2019) (Bumdes) Studi Kasus Di Nomor 01 Tahun 2015 tentang


Bumdes Mitra Sejahtera pembentukan Badan Usaha Milik Desa
Desa Cibunut Kecamatan (BUMDes) Desa Cibunut Kecamatan
Argapura Kabupaten Argapura Kabupaten Majalengka.
Majalengka Pengurus BUMDes Mitra Sejahtera
berjumlah 9 orang dan bidang usaha
yang dijalankannya yaitu : penarikan
omset tanah gunung, kios pertanian, dan
otomotif (grasstrack) modal awal yang
diterima sebesar Rp. 35.000.000,-.
Analisis SWOT digunakan untuk
menganalisis kekuatan dan kelemahan
dari faktor internal serta peluang dan
ancaman dari faktor eksternal BUMDes
Mitra Sejahtera. Sehingga menghasilkan
7 kekuatan dan 3 kelemahan serta 7
peluang dan 4 ancaman untuk
pengembangan BUMDes Mitra
Sejahtera. Hasil dari matrik SWOT
melahirkan 11 strategi pengembangan
BUMDes mitra sejahtera dan yang
menjadi prioritas utama untuk
pengembangan BUMDes Mitra
Sejahtera adalah menjadi distributor
usaha atau sebagai pemasok barang
untuk kios pertanian dengan nilai TAS
(Total Atractive Score) tertinggi sebesar
6,76.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sulaksana dan Irni Nuryanti yaitu
pengembangan BUMDes Mitra Sejahtera. Sedangkan peneliti yaitu pengembangan
BUMDes melalui Ekowisata.

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Asti dan Irfan Persepsi Dan Partisipasi Adanya persepsi positif serta tingkat
Cholid (2018) Pemerintah Desa Dalam partisipasi yang cenderung baik ini
Perencanaan Pengembangan menunjukkan bahwa terdapat pandangan
BUMDes Di Kecamatan yang baik dari pemerintah desa terhadap
Kendawangan pengembangan BUMDes dan terdapat
tindakan yang baik pula oleh pemerintah
desa dalam perencanaan pengembangan
BUMDes. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumardjo
(2009), Tansatrisna (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara persepsi seseorang
dengan tingkat partisipasinya. Persepsi
yang baik akan diikuti dengan tindakan
atau partisipasi yang tinggi, kemudian
partisipasi seseorang dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap suatu kegiatan.
28

Namun Budiman, dkk (2013)


menunjukkan hal yang berbeda, bahwa
variabel persepsi seseorang tidak
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan partisipasi seseorang. Persepsi
seseorang yang baik terhadap suatu
kegiatan tidak lantas diikuti dengan
partisipasi yang baik dari seseorang.
Penelitian ini mnunjukkan hasil yang
tidak signifikan antara persepsi
masyarakat dalam pengelolaan sampah
dan hubungangannya dengan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah
yang cenderung rendah.

Metode Penelitian Kualitatif

Perbedaannya : Penelitian yang dilakukan oleh Asti dan Irfan Cholid yaitu terfokus pada
partisipasi dan persepsi pemerintah dalam pengembangan BUMDes. Sedangkan peneliti
yaitu terfokus pada pengembangan BUMDes melalui Ekowisata.

g. Kerangka Penelitian

Ekowisata Pure
Desa Punden Rejo

Proses Pengelolaan Kendala Dalam Pengelolaan


Ekowisata Pure Ekowisata Pure
Melalui BUMDes

Analisis Dengan
Menggunakan Metode AHP

Strategi Pengembangan
Ekowisata Pure

Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenispenelitianiniyaitulapanganyangbertujuanuntukmengungkapfakta,keadaan,feno
mena,variabeldankeadaanyangterjadisaatpenelitianberjalan, dan menggambarkan profil
dari desa punden rejo serta kelompok usahamilik desa tersebut. Pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif yaituberupakatatertulismaupunsecara
17
lisandariorang-orangdanpelakuyangdiamati. Dalamkontekspenelitian
ini,metodedeskriptifadalahcarakerjapenelitianyang menggambarkan, ataumemaparkan
keadaansuatu objek secaraapaadanya, sesuai dengan situasi dankondisi padasaat
penelitian itu dilakukan.18
Disinipenelititerjunlangsungketempatyangsudahdijadikanobjekpenelitian sebagai
seorang peneliti yang akan mengamati secara langsung segalabentukaktivitasBUMDes
yangnantinyaakandijelaskandalambentukdeskripsi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktuyangdigunakandalammelakukanpenelitianiniadalahselama tiga bulan setelah


proposal penelitian di seminarkan. Jika dalam tenggang waktutersebut data yang
diperoleh belumdapatmaksimal, maka peneliti akan meminta penambah waktu hingga
dapat mencukupi data yang diperlukan. Adapun rincianpenelitianini dapat dilihat
padatabelberikutini.
Tabel 3.1
Tahapan Penelitian

Bulan
Nama
No Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kegiatan
2021 2022
Pengajual
Judul
1 Skripsi
Bimbingan
Proposal
2 Skripsi

17
LexyJ.Moleong¸MetodologiPenelitianKualitatif,(Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2001), hal.6
18
Ibrahim,MetodologiPenelitianKualitatif(PanduanPenelitian,BesertaContohProposalKualitatif),(Bandung:A
LFABETA, 2015), h. 59.
30

Seminar
Proposal
3 Skripsi
4 Penelitian
Bimbingan
5 Skripsi
Sidang
6 Munaqasah

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di desa Punden rejo, Kecamatan


TanjungMorawa,KabupatenDeliSerdang,Sumaterautara.Penelititelahmengamatiaktivitas
BUMDes melalui ekowisata yang berperan sebagai alat
kesejahteraanmasyarakatdesapundenrejo.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Ada dua macam jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan
datakualitatifyangakandijelaskandibawahini,penulislebihmemfokuskanpadadatakualitatif
dalam melakukan analisis ini. DataKualitatifmerupakandatayangberbentukkata-
kataatauverbalbukan dalam bentuk angka. 19 Cara memperoleh data kualitatif dapatdi
lakukanmelaluiwawancara.

2. Sumber Data

Dalampengumpulansumberdata,penelitimelakukanpengumpulansumberdata dalam
wujud data primer dan datasekunder.

a. Data Primer

Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secaralangsung
dari sumber pertama (tidak melalui perantara), baik individu maupunkelompok. Jadi
data yang di dapatkan secara langsung. Data primer secara
khususdilakukanuntukmenjawabpertanyaanpenelitian.Penulismengumpulkandata
primer denganmetode survey dan juga metode observasi.
Metodesurveyialahmetodeyangpengumpulandataprimeryangmenggunakanpertanyaan
lisandantertulis.Penulismelakukanwawancara kepada petani dan masyarakatuntuk
mendapatkan data atau informasi yang di butuhkan. Kemudian penulis jugamelakukan

19
Sugiyono, Statistik Untuk Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal.15
31

pengumpulan data dengan metode observasi. Metode observasi


ialahmetodepengumpulandataprimerdenganmelakukanpengamatanterhadapaktivitasda
n kejadian tertentuyangterjadi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di


perolehpenelitisecara tidaklangsung melaluimedia perantara (diperolehataudicatatoleh
pihak lain). Data sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan historis
yangtelahtersusundalamarsipataudatadokumenter.Penulismendapatkandatasekunderinid
engancaramelakukanpermohonanijinyangbertujuanuntukmendapatkan bukti-bukti.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto subjek penelitian adalah batasan penelitiandi


manapenelitibisamenentukannyadenganbenda,halatauoranguntukmelekatnya variabel
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah
masyarakatdisekitarBUMdesdiPundenRejo.MenurutArikuntoobjekpenelitianadalahsesuatu
perihal yang akan dilakukan penelitian guna tujuan tertentu, penentuanobjek penelitian
adalah bagian dari inti dari problematika penelitian. Penelitian inimengambil 7 key person
karena keperluan pengolahan data analisis AHP, karenapada dasarnya AHP dapat
menggunakan hanya satu responden ahli. Namun
dalamaplikasinyapenilaiankriteriadanalternatifdilakukanolehbeberapaahlimultidisipliner.
Konsekuensinya pendapat beberapa ahli perlu dicek
konsistesinyasatupersatu,pendapatyangkonsistenkemudiandigabungkandenganmenggunak
anrata-ratageometric. Dalam hal ini, 7 key person tersebut antara lain yaitu :

Tabel 3.2
7 Key Person

No Nama Jabatan Peran


Sebagai pimpinan Desa dan yang
bertanggung jawab atas segala aspek
1 Bapak Misno Kepala Desa
pemerintahan desa termasuk Badan
Usaha Milik desa.
Orang yang diamanatkan untuk
menjalankan roda usaha milik desa
Bapak Ryan Ketua
2 tersebut dan tentunya memiliki
Dhana BUMDes
pengetahuan prihal kondisi BUMDes
saat ini baik internal maupun eksternal
32

Orang yang bertanggung jawab dalam


usaha milik desa berupa wisata sawah
Bapak Adi Pengelola tersebut dan juga mengetahui kendala
3
Suwanto Wisata yang dialami dalam mengelola
Ekowisata Pure.

Bapak Sugiarto Orang – orang yang mengelola


Pengelola
4 Saragih dan fasilitas wisata seperti kantin, parkir,
Fasilitas
Bapak Hariadi dan lainnya.

Orang yang mengelola sosial media


Pengelola Ekowisata Pure baik Instagram,
5 Ibu Indah Sari
Media Sosial Facebook, dan lain sebagainya.

Orang yang memahami kondisi desa


Bapak H. Tokoh dan masyarakat serta problematika
6
Pariyanto Masyarakat yang terjadi ditengah masyarakat.

Sebagai pendamping Desa dalam


bidang Pariwisata oleh Dinas
Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga
Bapak Fico Dinas
7 Serta Pariwisata
Fittorio Kaban Pariwisata
(DISBUDPORAPAR) yang menjadi
narasumber ahli dalam penelitian ini.

Narasumber pendukung seperti masyarakat sekitar dan pengunjung


8
Ekowisata Pure.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini dilakukan di Desa Punden Rejo, Kecamatan


TanjungMorawa,KabupatenDeliSerdang,Provinsi SumateraUtara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulandatadalampenelitianinimenggunakanwawancara,observasidan
dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancarayaituteknikpengumpulandatayangdilakukanmelaluiproses tanya jawab lisan


yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan
20
datangdaripihakyangmewawancaraidanjawabandaripihakyangdiwawancara. Dalam
ibrahim wawancara adalah salah satu perangkat metodologi favorit bagipenelitian kualitatif

20
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006), hal.105.
33

(Denzin dan Lincoln).Wawancara menurutnya adalah bentukperbincangan,seni


bertanyadanmendengar.

Dalampenelitianinipenulismewawancaraidiantaranyayaitukades,ketuabumdes,
pengunjungdan sebagainya.
Wawancarasecaraumummerupakanprosesmemperolehketeranganuntuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antarapewawancara dengan Responden atau
orang yangakan diwawancarai,denganmenggunakan atau tanpa pedoman. Dalam proses
tersebut pewawancara
terlibatdalamkehidupansosialyangrelatiflama.Dengandemikian,kekhasanwawancaramendal
amadalahketerlibatannyadalam kehidupanResponden.21

Wawancarasendiridilakukandidesapundenrejo,sedangkanyangdiwawancaraiadalahsubje
kdaripenelitianini.Teknikwawancarayangdigunakan adalah wawancara semi terstruktur atau
wawancara dengan
penelitimenyiapkansederetpertanyaankunciuntukmemandujalannyaproseswawancara.
Pertanyaan juga memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalamproseswawancara. 22

Alasanpenelitimenggunakanteknikwawancaragunamendapatkaninformasidariresponde
ndanagardenganmudahmenggambarkandanmenjawabrumusan masalahyang
adadalampenelitianini.

2. Observasi

Observasimerupakansuatuteknikpengumpulandatayang
dilakukanmelaluisuatupengamatan,dengandisertaipencatatan-
pencatatanterhadapankeadaanyangakan diteliti.

Bunginmengatakanobservasiataupengamatanadalahkegiatankeseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alamat
bantuutamanya,disampingindralainnyasepertitelinga,hidung,mulut,dankulit.Karenaitu,obser
vasiadalahkemampuanseseoranguntukmenggunakanpengamatannya melalui hasil kerja
pancaindera mata serta dibantu dengn pancainderalainnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan observasi, observasi antaralain :

1) Diarahkanpadatujuantertentu,bukanbersifatspekulatif,melainkansistemati dan
terencana.

21
Burhan Bunginin, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya),
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.108.
22
Ibid, hal.99.
34

2) Dilakukanpencatatansegeramungkin,janganditangguhkandenganmengandalkan
kekuatandayaingat.
3) Diusahakansedapatmungkin,pencatatansecarakuantitatif.
4) Hasilnyaharusdapatdiperiksakembaliuntukujikebenarannya.

Teknik pengumpulan data dengan observasi bertujuan untuk


menemukandanmendapatkandatayangberkaitan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan-catatan peristiwa yang telah lalu, yang


bisaberbentuktulisan,gambarataukaryamonumentalseseorangyangdapatmemberikan
informasi. Contoh dokumenyangberbentuk tulisan yaitu catatanharian, sejarah kehidupan,
biografi, peraturan kebijakan. Contoh dokumen yangberbentuk foto yakni gambar, sketsa
dan lain-lain. Teknik ini peneliti
gunakanuntukmemperolehdataterkaitsubjekpenelitiandanuntukmemperolehdataterkaitgamba
rantempatpenelitiandanhallain-lainyangberkaitandenganpenelitianini. Setelahdata terkumpul
maka peneliti melakukan pengolahan data menggunakanmetodeAnalytical
HierarcyProcess(AHP).

F. Teknik Analisis Data

Analisisdatayangdigunakandalampenelitianiniyaknisebagaiberikut :

1. AnalisisAHP
AHPdikembangkanDr.ThomasL.SaatydariWarthoonSchoolofBusiness pada tahun
1970-an adalah metode untuk memecahkan suatu masalahyang komplek dan tidak
terstruktur kedalam kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut kedalam suatu
susunan hierarki, memasukkan nilai numeriksebagai pengganti persepsi manusia dalam
melakukan perbandingan realtif
danakhirnyadengansuatusintesisditentukanelemnyangmempunyaiprioritastertinggi. AHP
merupakan metode memecah permasalahan yang komplek/ rumitdalam situasi yang tidak
terstruktur menjadi bagianbagian komponen. Mengaturbagain atau variabel yang ada
menjadi suatu bentuk susuna hierarki, kemudianmemberikan nilai numerik dari setiap
variabeldan mensitetis
penilaianuntukvariabelmanayangmemilikiprioritastertinggiyangakanmempengaruhipenyel
esaiandarisituasitersebut.AHPmenggambungkanpertimbangandanpenilaian pribadi dengan
cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman,dan pengetahuan untuk menyusun
hierarki dari suatu masalah yang
berdasarkanlogika,intuisidanjugapengalamanuntukmemberikanpertimbangan.AHPmerupa
35

kan suatu proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraaninteraksisistem


secarakeseluruhan.
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode
untukmemperingkat/rangkingalternatifkeputusanyangterbaik,ketikapengambilkeputusan
mempunyai banyak tujuan (multiple objective) atau kriteria yang
harusdipenuhiataudipertimbangkan.AHPmerupakansuatuprosesuntukmengembangkansuat
uskorberupaangka(numericalscore)untukmembuatperingkatsetiapalternatifkeputusanberda
sarkanpadaseberapajauhsetiapalternatifmemenuhi kriteriapembuat keputusan.23
Sebelum menelaah lebih jauh proses bekerjanya metode AHP,
perludipertimbangkan aksioma-aksioma yang dimiliki oleh model AHP. Aksiomaadalah
sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya atau yang pasti terjadi.Terdapat empat
aksioma yang harusdiperhatikandalammenggunakanmodelAHP,aksioma-aksiomatersebut
terdiri dari :
a. ResiprocalComparison,yangmengandungartibahwamatriksperbandinganberpasan
ganyangterbentukharusbersifatberkebalikan.Misalnya,jikaAadalah
kkalilebihpentingdaripada Bmaka Badalah kkalilebih pentingdari.
b. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukanperbandingan.
Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jerukdengan bola tenis dalam hal
rasa, akan tetapi lebih relevan jikamembandingkandalam halberat.
c. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (completehierarchy)
walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidaksempurna (incomplete
hierarchy).
d. Expectation, yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifatekspektasi dan
persepsi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapatmerupakan data kuantitatif
maupun yang bersifat
kualitatif.24Expectation,yangberartimenonjolkanpenilaianyangbersifat.
DalammemecahkanpersoalandenganmetodeAHPadaprinsipdasar
yangharusdipahami :
a. Decomposition(Menyusun Hirarki)
Hirarkiyangdimaksudadalahhirarkidaripermasalahanyangakandipecahkanuntu
kmempertimbangkankriteria-kriteriaataukomponen-komponen yang mendukung
pencapaian tujuan.Dalam menyusun struktur hirarki ada 3 level yang harus
dipenuhi,yaitu :

23
Johanes Supranto, “Riset Operasi Untuk Pengambil Keputusan Edisi Ketiga”, (Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada, 2013), hal.401.
24
Johanes Sinaga, “Penerapan Analytical Hierarchy Proccess (AHP)”, (Medan : Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, USU, 2009), hal.24.
36

1. ComparativeJudgement(PenilaianPerbandinganBerpasangan)

Prinsipinidilakukandenganmembuatpenilaianperbandinganberpasangantentang
kepentinganrelatifdariduaelemenpadasuatutingkathierarkitertentudalamkaitann
yadengantingkatdiatasnyadanmemberikanbobotnumerikberdasarkanperbandin
gan tersebut.Hasilnya disajikandalammatriksyangdisebutpairwise comparison.
2. SynthesisofPriority
Sintesa adalah tahap untuk mendapatkan bobot bagi setiap elemen
hierarkidan elemen alternatif. Dari setiap matriks pairwise comparison
kemudian
dicarieigenvectornyauntukmendapatkanlocalpriority.Karenamatrikspairwiseco
mparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global
priorityharusdilakukansintesadiantaralocalpriority.Pengurutanelemen-
elemenmenurutkepentingan relatifmelalui prosedur
sintesadinamakanprioritysetting.
3. LogicalConsisttency (KonsistensiLogika)
Konsistensimemilikiduamakna,pertamaadalahobjek-objek yang serupa
dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman danrelevansi. Arti kedua
adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objekyangdidasarkan
padakriteria tertentu.

b. ProsedurAHP(AnalyticalHierarchyProcess )
ProsedurdalammetodeAHPterdiridaribeberapatahapyaitu :

1. Menyusunhirarkidaripermasalahanyangdi hadapi.
Penyusunanhirarkiyaitudenganmenentukantujuanyangmerupakansasaran sistem
secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri darikriteria-kriteria
untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif-alternatif yangada dan menentukan
alternatifalternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memilikisubkriteria dibawahnya dan
setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-masing.

2. Menentukanprioritaselemen.

Langkahpertamadalammenentukanprioritaselemenadalahmembuatperbandinganbe
rpasangan,yaitumembandingkanelemensecaraberpasangansesuaikriteriayangdiberika
ndenganmenggunakanbentukmatriks.Matriksbersifatsederhana,berkedudukankuatyan
gmenawarkankerangkauntukmemeriksa konsistensi, memperoleh informasi
tambahan dengan membuat
semuaperbandinganyangmungkindanmenganalisiskepekaanprioritassecarakeseluruha
37

nuntuk merubah pertimbangan.

Mengisimatrikperbandinganberpasanganyaitudenganmenggunakanbilangan untuk
mempresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen
lainnyayangdimaksuddalambentukskaladari1sampaidengan9.Skalainimendefinisikan
danmenjelaskannilai1sampai9untukpertimbangandalamperbandingan berpasangan
elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu kriteriadi level yang lebih tinggi.
Apabila suatu elemen dalam matrik dan dibandingkandengan dirinya sendirimaka
diberi nilai 1. Jika i dibandingkan j
mendapatkannilaitertentu.Makaidibandingimerupakankebalikannya.Berikutiniskalak
uantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai tingkat kepentingan suatu
elemendenganelemen lainnya.

Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangandisintesis


untuk memperolehkeseluruhan prioritas.

a. Menjumlahkannilai-nilaidarisetiapkolompada matriks.

b. Membagi setiap nilai-nilai dari kolom dengan total kolom yang


bersangkutanuntuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjumlahkannilai-
nilaidarisetiapmatriksdanmembaginyadenganjumlahelemen untuk
mendapatkan nilai rata-rata.

d. Mengukur konsistensi. Konsistensi penting untuk mendapatkan hasil


yangvalid dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi pertimbangan
denganrasio konsistensi (consistency ratio ). Nilai konsistensi rassio harus
kurangdari 5% untuk matriks 3x3, 9% untuk matriks 4x4 dan 10% untuk
matrikyanglebihbesar.Jikalebihdarirasiodaribatastersebutmakanilaiperbanding
anmatriksdilakukankembali.Langkah langkahmenghitungnilairasio
konsistensiyaitu :

1. Mengalikan nilai kolom pertama dengan prioritas relatif elemen


pertama,nilaipadakolompertamadenganprioritasrelatifelemenkedua,dansete
rusnya.

2. Menjumlahkansetiapbaris.

3. Hasildaripenjumlahanbarisdibagikandenganelemenprioritasrelatifyangbers
angkutan.

4. Membagihasildiatasdenganbanyakelemenyangada,hasilnyadisebuteigenval
38

ue ( πmax). Menghitung indeks konsistensi ( consistency index ) dengan


rumus :
CI=(πmax-n)/n
Dimana CI : Consistensi index
πmax : eigen Value
n:Banyakelemen
Menghitung konsistensi ratio (CR) dengan rumus :
CR=CI/RC
Dimana:CR :ConsistencyRatio
CI: ConsistencyIndex

RC:RandomConsistency

RumusuntukmenentukanRasioKonsistensi(CR)indekskonsistensidarimatriks
berordo n dapat diperoleh dengan rumus :

C1 = λmaksimum –n
n-1
Dimana:
CI=Indek konsistensi(consistencyindex)
𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚=NilaiEigenterbesardarimatrikberordon.
𝜋𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚didapat denganmenjumlahkanhasilperkalianjumlahkolomdenganeigen
vektor utama. ApabilaC.1 =0,berarti matriks konsistensi.

Batas konsistensi yang ditetapkan Saaty diukur dengan menggunakan rasiokonsistensi


(CR), yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkitrandom(RI). Nilai
RIbergantung padaordo matrik n.
AHPseringdigunakansebagaimetodepemecahanmasalahdibandingdenganmetodeyangl
ainkarenaalasan-alasan sebagai berikut:
1. Strukturyangberhirarki,sebagaikonsekuesidarikriteriayangdipilih,sampaipadasubkriter
ia yangpalingdalam.
2. Memperhitungkanvaliditassampaidenganbatastoleransiinkonsistensiberbagaikriteriad
analternatifyangdipiliholehpengambilkeputusan.
3. Memperhitungkandayatahanoutputanalisissensitivitaspengambilan keputusan.

DalammetodeAHPterdapatlangkah-langkahdidalammenentukananalisissebagaiberikut:
1. Mendefinisikanmasalahdanmenentukansolusiyangdiinginkan
2. Membuatstrukturhirarkiyangdiawalidengankriteriautama
39

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang


menggambarkankontribusirelatifatau pengaruhsetiapelemen terhadapkriteriautama.
4. Melakukanpendefinisianperbandinganberpasangansehinggadiperoleh jumlah
penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalahbanyaknya
elemenyangdibandingkan.

a. KelebihandanKelemahanAHP

Layaknyasebuahmetodeanalisis,AHPjugamemilikikelebihandankelemahandalam
sistemanalisisnya.Kelebihananalisisini adalah :
1. Kesatuan(Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi
suatumodelyangfleksibel danmudah dipahami.
2. Komplesitas(Complexity)
AHPmemecahkanpermasalahanyangkompleksmelaluipendekatansistemdan
pengintegrasian secaradeduktif.
3. Salingketergantungan(InterDependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas
dantidakmemerlukan hubungan linier.
4. StrukturHirarki(HierarchyStructuring)
AHPmewakilipemikiranalamiahyangcenderungmengelompokanelemen sistem
ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisielemenyangserupa.
5. Pengukuran(Measurement)
AHPmenyediakanskalapengukurandanmetodeuntukmendapatkanprioritas.
6. Konsistensi(Consistency)
AHPmempertimbangkankonsistensilogisdalampenilaianyangdigunakanuntuk
menentukan prioritas.
7. Sintesis(Synthesis)
AHPmengarahpadaperkiraankeseluruhanmengenaiseberapadiinginkannyamasin
g-masingalternative.
8. TradeOff
AHPmempertimbangkanprioritasrelatiffaktor-
faktorpadasistemsehinggaorangmampumemilihalternatifterbaikberdasarkantujua
nmereka.

9. PenilaiandanKonsensus(JudgementandConsensus)
40

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi


menggabungkanhasilpenilaianyangberbeda.
10. PengulanganProses(ProcessRepetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu
permasalahandanmengembangkanpenilaiansertapengertianmerekamelaluiproses
pengulangan.
Sedangkankelemahan metodeAHP sebagaiberikut :
1. KetergantunganAHPpadainpututamanya.Inpututamainiberupapersepsi seorang
ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas
sangahliselainitujugamodelmenjaditidakberartijikaahlitersebutmemberikanpenilia
nyangkeliru.
2. MetodeAHPinihanyametodematematistanpaadapengujiansecara statistik sehingga
tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yangterbentuk.

Dalampenelitianini,penelitimenggunakanAHPsebagaipendukungkeputusandalampeng
embanganBUMDesdesaPundenRejodalammensejahterakan ekonomi masyarakat.
Dimana model pendukung keputusan
iniakanmenguraikanmasalahmultifaktorataumultikriteriayangkompleksmenjadisuatuh
irarki.Denganhirarki,suatumasalahyangkompleksdapatdiuraikan ke dalam kelompok
kelompoknya yang kemudian diatur menjadi
suatubentukhirarkisehinggapermasalahanakantampaklebihterstrukturdansistematis.

G. Pedoman Wawancara
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa pedoman wawancara.
Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
Narasumber : 1. Kepala Desa
2. Ketua BumDes
3. Pengelola Wisata
4. Pengelola Fasilitas
5. Pengelola Sosial Media
6. Tokoh Masyarakat
7. Dinas Pariwisata
Waktu Wawancara :
Tempat Wawancara : Desa Punden Rejo, Kec.Tanjung
Morawa, Kab.Deli Serdang
41

DAFTAR WAWANCARA

No Nama Pertanyaan Narasumber


1. Bapak Misno 1. Boleh diceritakan pak Kepala Desa Punden
kondisi wisata dari Rejo
awal digagas hingga
hari ini?

2. Apa sebenarnya
kendala yang dihadapi
oleh Desa atau
khususnya pengelola
dalam mengelola
wisata sawah Pure
sehingga hari ini
kondisinya seperti ini
pak?

3. Dari banyak hal yang


telah dilakukan, saya
mengamati bahwa ada
satu kendala yang
cukup serius namun
hari ini masih
ditangani dengan tidak
serius pak, yaitu
masalah publikasi atau
promosi wisata sawah
Pure ini, apa
sebenarnya kendala
yang ddihadapi pak
sehingga publikasi dan
promosi yang
dilakukan sangat
minim?

4. Menurut bapak apa hal


yang paling prioritas
hari ini untuk dibenahi
dan apa kendala
sehingga sulit untuk
melakukan hal
tersebut pak?
Sehingga nantinya ini
bisa jadi solusi
pemulihan wisata
sawah Pure untuk
kedepannya.

2. Bapak Ryan 1. Untuk sistematis Ketua BumDes


Dhana pengelolaan,
bagaimana sebenarnya
pengelolaan Wisata
42

sawah Pure oleh


Bumdes, apakah ini
dijadikan salah satu
unit BumDes ataukah
diluar daripada
bumdes pak?

2. Terkait pengelolaan,
selama wisata ini
berdiri apakah
pengelolaannya sudah
baik dan menghasilkan
profitt untuk BumDes?
Atau masih bisa
dibilang rugi?

3. Menurut pandangan
bapak dengan kondisi
hari ini, apa
sebenarnya yang
menjadi kendala serius
dan butuh penanganan
serius dalam
pengembangan wisata
sawah Pure?

4. Dari Desa sendiri


selain aliran dana
desa, apalagi
dukungan dan upaya
yang dilakukan desa
atau dalam hal ini
adalah Bumdes untuk
membantu
pengbangan wisata
sawah Pure?

5. Tentang publikasi atau


promosi, apakah
sebenarnya yang
menjadi kendala
dalam pengelolaan
media sosial wisata
sawah Pure pak?
Sehingga promosi
masih sangat minim?

3. Bapak Adi 1. Bagaimana Pengelola Wisata


Suwanto pengelolaan wisata
Pure yang sudah
dilakukan sejauh ini?

2. Apa saja kendala


dalam pengelolaan
43

wisata Pure baik


internal maupun
eksternal?

3. Bagaimana kondisi
jumlah pengunjung
wisata Pure pasca
pandemi Covid?
Apakah cenderung
meningkat? Atau
menurun?

4. Apa upaya upaya yang


dilakukan pengelola
dalam memulihkan
kembali kegiatan
wisata pasca pandemi
Covid19?

5. Untuk promosi, apa


sebenarnya kendala
yang dihadapi
pengelola sehingga
masih sangat minim
melakukan promosi di
media sosial?

6. Apakah ada pelatihan


pelatihan pengelolaan
yang dilakukan dinas
terkait untuk
membantu pengelola
dalam mengelola
wisata?

4. Bapak Sugiarto 1. Sejak kapan bapak Pengelola Fasilitas


mengelola parkir
wisata Pure?

2. Bagaimana sistem
pengelolaan parkir
antara bapak dengan
wisata Pure? Apakah
sistem bagi hasil atau
sewa?

3. Berapa rata rata


pendapatan parkir
sebelum pandemi
dibandingkan dengan
pasca pandemi?

4. Menurut bapak apakah


kebijakan yang harus
44

dilakukan untuk
menjadi solusi dari
masalah pengunjung
wisata yang kian sepi?

5. Ibu Indah Sari 1. Sejak kapan ibu Pengelola Sosial


mengelola media Media
sosial wisata Pure?

2. Setelah saya amati,


postingan wisata Pure
di media sosial
instagram yang
pertama kalinya,
berjarak 4 bulan
setelah wisata
diresmikan. Mengapa
demikian?

3. Dalam mengelola
media sosial, apa
kendala yang ibu
alami?

4. Apakah ada anggaran


khusus untuk
memperhatikan
dengan serius bahwa
media sosial saat ini
sangat penting untuk
kemajuan wisata lewat
promosi?

5. Menurut ibu, apa


kebijakan prioritas
saat ini yang harus
dilakukan mengingat
kondisi pengunjung
yang cenderung
menurun jumlahnya?

6. Bapak H. 1. Menurut bapak, Tokoh Masyarakat


Pariyanto apakah wisata ini
sebenarnya perlu ada
di Desa Punden Rejo?

2. Dari awal wisata ini


berdiri, menurut bapak
apa dampak positif
dan negatif yang
dirasakan masyarakat?

3. Apakah masyarakat
juga dilibatkan dalam
45

pembangunan dan
pengelolaan wisata
Pure?

4. Menurut bapak,
apakah pandemi
Covid19 berpengaruh
atas jumlah
pengunjung wisata
Pure?

5. Setelah berakhir
pandemi, menurut
bapak apakah
penyebab pengunjung
wisata yang cenderung
menurun?

6. Menurut pengamatan
bapak, apakah
kebijakan yang harus
dilakukan pemerintah
desa untuk
memulihkan kembali
kunjungan wisatawan
seperti sebelum
pandemi?

7. Bapak Fico Fittirio 1. Apakah ada standard Dinas Pariwisata


Kaban pengelolaan dalam
kepariwisataan yang
dirancang khusus
untuk sebuah desa
wisata ?

2. Dari awal wisata


sawah Pure ini digagas
hingga saat ini,
menurut bapak apa
kelebihan dan
kekurangan yang ada
pada wisata sawah
Pure ini?

3. Kondisi saat ini yang


saya amati sebagai
peneliti, wisata sawah
Pure ini bisa dibilang
kondisinya cukup
memprihatinkan,
mulai dari perawatan
sampai kepengelolaan,
menurut bapak apa
46

sebab daripada hal hal


itu pak? Dan kira kira
apa kebijakan yang
dapat prioritas untuk
mengatasi masalah
masalah tersebut,
terkhusus dari Dinas
Pariwisata sendiri pak.

4. Kalau boleh tau pak,


untuk aliran dana
sendiri selain dari
dana desa yang
dianggarkan kepada
wisata melalui
Bumdes, adakah
sumber dana lain yang
dapat dialirkan sebagai
suntikan modal untuk
tetap berjalannya
kegiatan di wisata
desa desa di Deli
Serdang terkhusus di
Wisata sawah Pure?

5. Terakhir, apakah ada


pelatihan pelatihan
yang difasilitasi oleh
Dinas Pariwisata
untuk desa desa wisata
binaan yang ada di
Deli Serdang pak?
Jika ada, apa bentuk
pelatihan pelatihan
yang dilaksanakan?

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
47

A. Gambaran Umum Penelitian


1. Deskripsi Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Ibukota Kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang di kenal
sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Sebelum
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang
di kenal sekarang ini merupakan dua Pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan)
yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di
Perbaungan sekitar 38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi.
Dalam masa Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur
mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara
Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan
wilayah Sumatera Timur kembal imasuk Negara Republik Indonesia.Para pendukung Negara
Sumatera Timur (NST) mengadakan Permusyawaratan Rakyat Se-Sumatera Timur untuk
menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.Negara-
negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan
Negara Republik Indonesia (NRI),sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara
Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.
Akhirnya Pemerintah Negara Republik Indonesia (NRI) meminta kepada Republik
Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari Negara
Sumatera Timur (NST) dan Negara Indonesia Timur (NIT) untuk bermusyawarah dengan
Negara Republik Indonesia (NRI) tentang pembentukan Negara Kesatuan denganhasil antara
lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli
Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling,
salah satu diantaranya Deli dan Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen
beribu kota Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Medan Deli beribu kota
Medan, Bovan Deli beribu kota Pancur Batu, Serdang beribu kota Lubuk Pakam, Padang
Bedagai beribukota Tebing Tinggi danmasing-masing dipimpin oleh Kontelir.
Dahulunya daerah ini mengelilingi tiga daerah kota madya yaitu kota Medan yang
menjadi Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi disamping
berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo,dan Simalungun dengan total luas
daerah 6.400 km² terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 kampung. Sebagian besar wilayah kota
Medan adalah“Tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar
tahun1980-an pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk pakam, sebuah kota kecil yang
48

terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah
ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang. Tahun 2004 Kabupaten ini kembali
mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah
adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai Tahun 2003,
sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya
pemekaran daerah, makaluas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22
kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.
Selain hal umum mengenai pembagian wilayah dan letak Kabupaten Deli Serdang diatas,
ternyata di daerah Kabupaten Deli Serdang ini banyak tersimpan peninggalan-peninggalan
bersejarah yang bernilai historis.
Perkembangan Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas dari pengaruh masuk dan
berkembangnya Kolonialisme Hindia Belanda di daerah Kabupaten Deli Serdang. Dimana,
Belanda pada saat itu berusaha merampas tanah rakyat dan memperluas perkebunan para kaum
kapitalis Hindia Belanda dan mendirikan berbagai infrastruktur di daerah ini sebagai
pendukung kegiatan mereka. Jalan raya, rumah sakit,tempat tinggal (rumah/vila) stasiun kereta
api, gedung-gedung dan lain sebagainya. Pada saat ini keberadaan infrastruktur-infrastruktur
bangunan tersebut ada sebagian terpelihara karena masih digunakan pada saat ini walaupun
sudah berganti kepemilikannya serta berubah fungsi dan sebagian lagi telah hancur dimakan
usia ataupun sudah di rekontruksi ulang menjadi bangunan baru. keberadaan infrastruktur-
infrastruktur bangunan bersejarah ini sangat penting keberadaannya sehingga perlu adanya
usaha untuk melakukan pelestarian agar peninggalan-peninggalan bersejarah ini baik itu
berbentuk fisik maupun non fisik tetap dilestarikan agar dapat menjadi sumber pembelajaran
sejarah.
2. Karakteristik Narasumber
Berikut adalah profil narasumber yang disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Narasumber
No Gambar Keterangan
49

1 Tokoh Masyarakat
Nama : Pariyanto
Usia : 57 Tahun
Alamat : Desa Punden
Rejo Dusun 3

2 Ketua BUMDes
Nama : Ryan Dhana
Usia : 28 Tahun
Alamat : Dusun 3
Punden Rejo

3 Kepala Desa Punden


Rejo
Nama : MISNO
Usia : 59 Tahun
Alamat : Dusun 1
Punden Rejo
50

4 Pengelola Wisata
Nama : Adi Suwanto
Usia : 52 Tahun
Alamat : Jl. Utama,
Dusun 4 Desa Punden
Rejo

5 Dinas Pariwisata
Nama : Fico Fittorio
Kaben
Usia : 32 Tahun
Alamat : Jl. Bangun
Mulia, Blok M55,
Medan

6 Pengelola Fasilitas
Nama : Ade Indra
Saragih
Usia : 52 Tahun
Alamat : Dusun 4
Punden Rejo

7 Pengelola Sosial Media


51

Nama : Indra Sari


Usia : 23 Tahun
Alamat : Jl. Utama
Dusun 1 Punden Rejo

3. Hasil Transkip Wawancara


Tabel 4.2
Hasil Transkip Wawancara
No Narasumber Pertanyaan Jawaban
1 Bapak Fico Fittorio Kaban 1. Apakah ada standard Standarisasi
pengelolaan dalam kepengelolaan untuk
desa wisata
kepariwisataan yang
sebenarnya didorong
dirancang khusus untuk oleh Kemenparekraf,
sebuah desa wisata ? dan juga dinas terkait
di daerah
kabupaten/kota.
Sesuai dengan buku
pedoman Desa Wisata
dan peraturan Bupati
Kabupaten Deli
Serdang No. 25
Tahun 2018. Tentang
tata cara penetapan
desa wisata. Itu
menjadi pedoman
untuk melihat potensi
suatu Desa menjadi
Desa Wisata.
2. Dari awal wisata sawah Desa Wisata Punden
Pure ini digagas hingga saat Rejo ini masih kurang
atraksi dan amenitas
ini, menurut bapak apa
serta sarana
kelebihan dan kekurangan prasarana. Awal
yang ada pada wisata sawah dibangun wisata ini
bagus dan viral,
Pure ini?
namun kelemahan
saat ini sudah
mengalami banyak
kemunduran. Wisata
itu berkelanjutan dan
penuh inovasi, dan
harus menawarkan hal
baru. Sehingga ketika
52

hal itu tidak lagi


dicermati, maka
pengunjung akan
bosan dan tidak mau
datang kembali.
3. Kondisi saat ini yang saya Pengelola, dan
amati sebagai peneliti, wisata POKDARWIS serta
sawah Pure ini bisa dibilang seluruh masyarakat
kondisinya cukup harus guyub bersama
memprihatinkan, mulai dari membangun kembali
perawatan sampai dan merawat wisata
kepengelolaan, menurut sawah Punden Rejo
bapak apa sebab daripada hal ini agar bisa hidup
hal itu pak? Dan kira kira kembali. Kebijakan
apa kebijakan yang dapat yang harus dilakukan
prioritas untuk mengatasi adalah bicarakan
masalah masalah tersebut, bersama terlebih
terkhusus dari Dinas dahulu bersama
Pariwisata sendiri pak. secara internal, dan
apa masalah yang
tidak bisa diselesaikan
pengelola maka Dinas
juga tidak akan
menutup mata untuk
membantu.
4. Kalau boleh tau pak, untuk Dana awalnya
aliran dana sendiri selain dari tentunya adalah Dana
dana desa yang dianggarkan Desa yang
kepada wisata melalui dianggarkan khusus
Bumdes, adakah sumber untuk membangun
dana lain yang dapat sektor wisata. Sumber
dialirkan sebagai suntikan dana lain adalah
modal untuk tetap bantuan bantuan yang
berjalannya kegiatan di didapat dari dinas
wisata desa desa di Deli terkait seperti Dinas
Serdang terkhusus di Wisata PMD, dan lain
sawah Pure? sebagainya.
5. Terakhir, apakah ada Tentu ada, seperti
pelatihan pelatihan yang belakangan ini sering
difasilitasi oleh Dinas kami lakukan
Pariwisata untuk desa desa kunjungan studi ke
wisata binaan yang ada di masing masing Desa
Deli Serdang pak? Jika ada, Wisata yang ada di
apa bentuk pelatihan Deli Serdang. Dan
pelatihan yang dilaksanakan? juga ada pelatihan
pengelolaan Desa
Wisata yang baru saja
53

minggu lalu kami


laksanakan bersama
seluruh Desa Wisata
yang ada di Deli
Serdang. Dan
kedepan tentunya kita
akan terus hadir
membantu kebutuhan
daripada semua Desa
Wisata yang ada di
Deli Serdang.
2 Pariyanto 1. Menurut bapak, apakah Ya kalau menurut
wisata ini sebenarnya perlu saya perlu ada,
ada di Desa Punden Rejo? sebabnya dengan
adanya wisata,
tentunya desa akan
tertata indah dilihat
sehingga
masyarakatnya betah
atau kerasan tinggal
di desa ini.
2.Dari awal wisata ini Kalau menurut
berdiri, menurut bapak apa pandangan saya sih
dampak positif dan negatif dampak negatifnya
yang dirasakan masyarakat? sedikit, yang banyak
pastinya positifnya,
kalau negatifnya
paling paling karna
jalannya juga untuk
melintas mobil yang
ga begitu luas
sehingga orang orang
yang pas ditekongan
itu tinggalnya dia tu
merasa agak
terganggu sedikit
yang rumahnya
tekongan karna salah
satu dari pada mobil
karena akses jalan
cukup sempit.
Dampak positifnya
tentunya masyarakat
bisa berjualan dan
mendapat peluang
usaha di wisata.
3. Apakah masyarakat juga kalo pembangunan,
54

dilibatkan dalam masyarakat terlibat


pembangunan dan dan bergotong royong
pengelolaan wisata Pure? untuk membangun
wisata. Kalo
pengelolaan,
masyarakat juga
bersama sama
mengelola dan
membangun wisata
ini dengan semangat
keguyuban.
4. Menurut bapak, apakah saat Covid
pandemi Covid19 pengunjung tentu
berpengaruh atas jumlah menurun. Pengunjung
pengunjung wisata Pure? nya takut terpapar
sehingga banyak yang
takut untuk datang
dan pengunjung
semakin menurun.
5. Setelah berakhir pandemi, menurut saya itu
menurut bapak apakah karena wisata ini
penyebab pengunjung wisata wisata buatan. Wisata
yang cenderung menurun? ini musiman dia.
Pengunjung ingin
berkunjung itu disaat
sudah tanam padi,
sehingga asri dan
hijau diliat mata. Kalo
begini dimasa belum
tanam ya yang diliat
tumpukan
damen/jerami padi
doang sehingga
mereka kurang
tertarik.
6. Menurut pengamatan Pengelola tentunya
bapak, apakah kebijakan harus dibumingkan
yang harus dilakukan kembali dan di
pemerintah desa untuk iklankan kembali
memulihkan kembali melalui media sosial.
kunjungan wisatawan seperti Sekarang kan uda
sebelum pandemi? jarang di promosikan,
dan orang orang pada
gatau
perkembangannya
3 Adi Suwinti 1. Bagaimana pengelolaan Jadi masalah sistem
wisata Pure yang sudah mengelola wisata itu
55

dilakukan sejauh ini? selama ini ada tim


khusus yaitu
pengelola yang
diawasi oleh
BUMDes dan Desa.
2. Apa saja kendala dalam kalo masalah internal
pengelolaan wisata Pure baik itu, ya namanya ini
internal maupun eksternal? wisata buatan dan
objeknya itu padi ya,
jadi ketika sawahh itu
sudah panen, itu jelas
akan menurunkan
semangat wisatawan
karena kurang
menarik.
3. Bagaimana kondisi jumlah Kalo untuk
pengunjung wisata Pure pengunjung di pasca
pasca pandemi Covid? pandemi covid, terus
Apakah cenderung terang ini sangat
meningkat? Atau menurun? menurun. Tentunya
karena kurang
menariknya wisata
kami ini yang kurang
perawatan, dan juga
seperti tadi saya
bilang banyak wisata
baru yang membuat
pengunjung
cenderung kesana.
4. Apa upaya upaya yang kami tentunya punya
dilakukan pengelola dalam konsep, kami akan
memulihkan kembali jadikan desa ini
kegiatan wisata pasca menjadi desa wisata
pandemi Covid19? bukan wisata desa.
Dari jalan depan
sampai seluruh bagian
desa akan kami
jadikan objek wisata.
Bukan hanya wisata
sawah saja. Namun
memang ini perlu
kerja keras dan kerja
yang cukup berat.
5. Untuk promosi, apa mengingat kondisi
sebenarnya kendala yang ditempat wisata kami
dihadapi pengelola sehingga yang kurang menarik,
masih sangat minim kami juga kurang
56

melakukan promosi di media pede untuk


sosial? mempositing dan
mempublikasikannya
di media sosial. Maka
ini kami kembali
mengembangkan dan
membangun kembali
agar wisata ini
kembali menarik
untuk pengunjung.
6. Apa kebijakan prioritas langkah awal tentunya
yang perlu diambil dalam membenahi fasilitas
membenahi wisata ini pak? dan inovasi terlebih
dahulu, baru kita
semangat untuk
kembali
mengiklankan wisata
kita ini.
4 Ryan Dhana 1. Untuk sistematis Wisata ini dulunya
pengelolaan, bagaimana tidak masuk
sebenarnya pengelolaan BUMDes. Namun
Wisata sawah Pure oleh sekarang
Bumdes, apakah ini kepengelolaannya
dijadikan salah satu unit sudah dibentuk dan
BumDes ataukah diluar dibawah naungan
daripada bumdes pak? BUMDes. Ini masi
mulai kembali lah,
setelah saat ini
dinaungi bumdes,
maka kita akan benahi
kepengelolaan dan
sistemnya.
2. Terkait pengelolaan, kalau dari selama
selama wisata ini berdiri BUMDes dibentuk,
apakah pengelolaannya provitnya belum ada.
sudah baik dan menghasilkan Kalo soal rugi, juga
profitt untuk BumDes? Atau belum ada ya karena
masih bisa dibilang rugi? uang yang keluar
dihitung sebagai aset
yang tertanam. Maka
untuk itu, kebijakan
kedepan harapannya
bisa memperoleh
provit tentunya.
3. Menurut pandangan bapak Menurut saya SDM
dengan kondisi hari ini, apa ya, yang mana
sebenarnya yang menjadi sekarang. SDM nya
57

kendala serius dan butuh itu setelah covid ini


penanganan serius dalam banyak masyarakat
pengembangan wisata sawah yang sudah tidak
Pure? peduli dengan wisata.
Padahal sebelum
covid masyarakat
berbondong bondong
mencari peluang di
wisata untuk
mendapat
keuntungan. Maka
hari ini masing
masing sudah tidak
peduli lagi dengan
wisata yang tidak lagi
menghasilkan buat
mereka.
4. Dari Desa sendiri selain kalau aliran dana
aliran dana desa, apalagi selain dana desa
dukungan dan upaya yang selama ini cukup
dilakukan desa atau dalam banyak ya. Salah
hal ini adalah Bumdes untuk satunya itu ada
membantu pengbangan bantuan Aula besar
wisata sawah Pure? dari Dinas PMD yang
mengucurkan dana
sebesar 300juta untuk
membangun
BUMDes. Dan juga
kabarnya tahun besok
juga akan ada dana
bantuan lagi dari
Dinas PMD.
5. Tentang publikasi atau Sebenarnya memang
promosi, apakah sebenarnya promosi hari ini
yang menjadi kendala dalam belum siap dilakukan
pengelolaan media sosial karena juga kita masi
wisata sawah Pure pak? dalam tahap merehap
Sehingga promosi masih kembali, jadi belum
sangat minim? kita gencarkan untuk
publikasi. Nanti
insyaAllah akan
banyak event dan
promosi yang kita
lakukan.
6. Jadi menurut bapak apa harus menata wisata
kebijakan prioritas untuk dulu, dan buat event
pengelola maupun desa kecil. Seperti wisata
58

untuk wisata Punden Rejo? edukasi, dengan hal


kecil ini kita akan
berangkat kembali
maju, dan tentunya
kita bisa perbaiki lagi
spot foto dan
fasilitasnya untuk
menarik kembali
pengunjung.
5 Misno 1. Boleh diceritakan pak Dulu sekitar tahun
kondisi wisata dari awal 2018 kami seluruh
digagas hingga hari ini? kepala Desa di Deli
serdang melakukan
kunjungan di bujung
kidul. Setelah itu
kami dengan kawan
kawan kepala Desa
seperti kampung
lama, pematang johar,
sehingga kami juga
memiliki semangat
untuk membentuk
Desa Wisata. Maka
kami membuat event
yang saatt itu juga di
suport oleh IWAPI
Deli Serdang dan
akhirnya tahun 2020
kita dicanangkan
menjadi Desa Wisata.
Dengan semangat
yang kuat akhirnya
kita berhasil menjadi
salah satu dari Desa
Wisata yang ada di
Deli Serdang.
2. Apa sebenarnya kendala jadi kendala yang
yang dihadapi oleh Desa atau kami hadapi tentunya
khususnya pengelola dalam masalah Covid yang
mengelola wisata sawah Pure luar biasa.
sehingga hari ini kondisinya Pengunjung kita
seperti ini pak? sebelum Covid dihari
minggu itu tidak
kurang dari 1000
pengunjung. Sekarang
hari minggu aja
paling 50-100 orang.
Namun demikian
kami masih bersyukur
masi bisa menghidupi
dan menutupi
kebutuhan
pengelolaan.
59

3. Terkait aliran sumber dana yang jelas pastinya


untuk membangun wisata pakai dana desa, dan
Pure dari awal hingga hari selebihnya ada
ini, dari mana sajakah alirah. bantuan dari dinas
Dana yang diperoleh pak? pariwisata, dan
Dan alokasinya lebih di alhamdulillah tahun
prioritaskan untuk hal apa? ini ada suntikan dana
sebesar 300juta untuk
membangun gazebo.
4. Dari banyak hal yang telah memang yang selama
dilakukan, saya mengamati ini yang menjadi
bahwa ada satu kendala yang kelemahan kami. Soal
cukup serius namun hari ini intagram, IT kami
masih ditangani dengan tidak masi kurang
serius pak, yaitu masalah menguasai. Jadi
publikasi atau promosi sebenarnya selama ini
wisata sawah Pure ini, apa viralnya wisata kita
sebenarnya kendala yang ini ya karena
ddihadapi pak sehingga pengunjung. Kami
publikasi dan promosi yang terus terang masi
dilakukan sangat minim? mengalami kurangnya
SDM untuk bidang
itu. Maka dari itu
kami berharap bagi
anak anak muda,
mahasiswa yang adda
di Desa punden rejo
dan mahasiswa yang
datang ke deaa
punden rejo untuk
mebantu saling
membahu untuk
membangkitkan
kembali wisata kita.
5. Menurut bapak apa Memang semuanya
hal yang paling ini harus punya
prioritas hari ini sumber dana.
untuk dibenahi dan Keuangan kita harus
apa kendala sehingga memungkinkan. Saat
sulit untuk ini kami
melakukan hal memaksimalkan apa
tersebut pak? yang ada untuk
Sehingga nantinya ini bisa dirawat dan dibenahi.
jadi solusi pemulihan wisata Kedepan kami akan
sawah Pure untuk siapkan lagi wahana
kedepannya. dan atraksi untuk
pengunjung. Dan
kiranya perlu juga
peran dunia usaha
untuk berinvestasi
yang saat ini belum
ada investor untuk
wisata. Tentu kedepan
denggan semangat
60

yang besar, dengan


segala keterbatasan,
kita optimis untuk
wisata sawah punden
rejo bangkit kembali.
6 Ade Indra Saragih 1. Sejak kapan bapak mengelola kantin
mengelola kantin wisata wisata, sebelum
Pure? pandemi ya. Diawal
tahun 2020, setelah
dua bulan masukla
pandemi.
Bagaimana sistematis sistemnya itu bagi
pengelolaan kantin dengan hasil ya, dengan
wisata? Apakah bagi hasil pengelola.
atau sistem sewa?
Berapa rata rata keuntungan dulu sebelum
perbulan sebelum pandemi pandemi bisa
dengan pasca pandemi? 5-6 juta bersih
/ bulan.
Ketika setelah
paandemu benar
benar merosot ke 1-1,
2 juta bersih /bulan.
Menurut bapak apa fasilitas berkurang,
sebenarnya yang menjadi wahana anak bermain
kendala dalam pemulihan gaada, dan juga akses
pasca pandemi? kedalam yang cukup
jauh.
Menurut bapak apakah benahii fasilitas,
kebijakan prioritas yang perawatan harus lebih
harus didahulukan untuk baik kedepannya.
memulihkan kembali wisata
Pure seperti sebelumnya?
7 Indah Sari Sejak kapan ibu mengelola saya mengelola media
media sosial wisata Pure? sosial wisata itu sejak
4 bulan setelah
pembukaan atau
peresmian wisata.
etelah saya amati, postingan memang saat itu
wisata Pure di media sosial pengelola belum
instagram yang pertama memiliki orang yang
kalinya, berjarak 4 bulan bisa mengelola media
setelah wisata diresmikan. sosial. Dan juga saat
Mengapa demikian? itu belum dipikirkan
pentingnya media
sosial karena
pengunjung sangat
ramai setiap harinya.
Dalam mengelola media kendala yang saya
sosial, apa kendala yang ibu alami itu membuat
alami? kontennya ya. Itu
cukup sulit buat saya
yang masih pemula
yang belum terlalu
61

paham membuat
konten yang menarik.
Apakah ada anggaran khusus kalau anggaran
untuk memperhatikan khusus belum ada ya.
dengan serius bahwa media Jadi memang saya
sosial saat ini sangat penting mengelola ini tanpa
untuk kemajuan wisata lewat bayaran atau gaji.
promosi?
Menurut ibu, apa kebijakan kebijakan nya
prioritas saat ini yang harus menurut saya,
dilakukan mengingat kondisi promosi itu sendiri.
pengunjung yang cenderung Promosi itu harus
menurun jumlahnya? dilakukan orang yang
profesional di
bidangnya, sehingga
dia bisa
mempromosikan
wisata ini dengan baik
dan menarik kembali
pengunjung.

B. Hasil Penelitian
1) Pertumbuhan dan Kegiatan Ekowisata BUMDes Punden Rejo
Sejarah berdirinya BUMDes Punden Rejo berawal dari desa wisata yang didirikan pada
akhir tahun 2019. Pada bulan Maret 2019, melalui Perdes No. 7 Tahun 2019 tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang di beri nama BUMDes Punden Rejo,
dimana Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes adalah usaha desa yang
dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Viko selaku petugas di Dinas Kebudayaan dan
Olahraga di Kab. Deli Serdang di bagian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif mengatakan bahwa
Desa Wisata berkembang sejak duduknya Presiden Ir. Jokowi kemudian digencarkan oleh
kementrian desa beserta kementrian ekonomi kreatif selanjutnya di setiap daerah dapat
mengimplementasikan setiap kegiatan dari kementrian pusat. Dan kemudian 5 tahun
belakangan mulai membumi dan mulai muncul desa wisata tersebut dengan tujuan untuk
menigkatkan jumlah kunjungan.
Karena setelah adanya Covid’19 dengan pembatasan dan berbagai kebijakan adanya
penurunan pengunjung oleh karena itu desa wisata berinisiatif dan berinovasi dengan standar
yang diberikan pemrintah pusat dengan adanya buku pedoman melalui pemerintah pusat. Di
Buku pedoman tersebut menjadi pemenuhan kriteria apa saja yang harus dilakukan oleh desa
wisata. Dan sekarang ada 9 Desa wisata yang Kab. Deli Serdang miliki dan berharap tahun
2024 minimal 12 Desa Wisata tersebar di Kab. Deli Serdang.
62

Ia juga mengatakan bahwa Desa Wisata tidak bisa lepas dari Atraksi dimana Atraksi
masih kurang kemudian Amenitas yang dimakaksud adalah dari segi bangunan dan prasarana
dan menjadinya kelemahan saat ini tidak adanya keberlanjutaan. Dan disini yang ditonjolkan
adalah Desa Ekowisata sawah namun tidak harus Desa wisata sawah harusnyaa ada hal lain
lagi yang harus diperlihatkan.
Ia juga memaparkan bahwa pembangunan Desa Wisata tidak bisa berhasil jika
dibangun oleh satu belah pihak saja akan tetapi seperti masyarakat dan pemimpin lainnya
harus ikut campur tangan dan memiliki visi dan misi yang sama. Maka komponen desa harus
ikut membangun oleh karena itu BUMDes dan yang lainnya ikut andil dan campur tangan.
Dan Sumber Daya Manusia harus diperkuat, juga seluruh masyarakat yang berada di Deli
Serdang ikut Andil.
Dengan adanya UU Tentang Desa, menjadikan peluang tersendiri bagi desa untuk
mendirikan dan mengembangkan BUMDes sebagai penggerak ekonomi desa terutama di
Desa Wisata. Bahkan salah satu misi pemerintah adalah membangun Desa Wisata yang dapat
dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan
keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk mendukung
ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi
dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi
pedesaan. Tujuannya, adalah untuk memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan
sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional.
Seperti yang dijelaskan Pak Viko selaku merupakan Badan Usaha yang dimiliki Desa
yang dikelola masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Pembentukan BUMDes didasarkan
pada kebutuhan, potensi dan kapasitas desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2) Kendala yang dialami Pengelolaan Dalam Mengelola Ekowisata di Desa
Punden Rejo

Dalam keberhasilan yang tercapai oleh BUMDes Punden Rejo tidak lepas dari kendala
yang terjadi terhadap pencapaian tujuan BUMDes Punden Rejo. Dimana dalam pengelolaan
badan usaha milik desa berbasis kerakyatan masyarakat desa maka diperlukan sumber daya
manusia masyarakat desa yang berkualitas mengerti dan memahami aturan-aturan dan
manajemen pengelolaan, berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan ketua
BUMDes Punden Rejo “bahwa masyarakat belum memahami secara betul fungsi dari
BUMDes” sehingga perlu adanya sosialisasi terhadap masyarakat desa untuk lebih
memahami dan mengerti fungsi dari BUMDes.
63

Sumber daya manusia merupakan bagian hal yang terpenting bagi evektivitas
pengelolaan badan usaha milik desa dalam pencapaian tujuan. Pemerintah Desa dan
organisasi (BUMDes) berperan penting dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dapat
menghalangi tercapainya tujuan dan mencari alternatif terbaik guna mencapai tujuan
organisasi secara optimal.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh bapak H. Hariyanto di selaku tokoh masyarakat
“Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti melihat bahwa pencapaian tujuan
dalam efektivitas pengelolaan BUMDes berbasis Desa Wisata masih belum efektif dan
efisien. Hal ini terlihat dari masyarakat desa kekurangan sumber daya manusia yang mampu
menjalankan manajemen dan pengelolaan desa wisata, masyarakat desa juga kurang
memperoleh informasi tentang pembentukan Desa wisata” (Hariyanto, 2022). Adanya
BUMDes selain ditunjuk sebagai lembaga legal perekonomian desa, juga berfungsi sebagai
pelayanan umum dan optimalisasi aset desa. BUMDes berperan juga sebagai pendukung
kegiatan usaha dan perekonomian masyarakat desa dalam memfasilitasi dan
mengkoordinasikan upaya-upaya ekonomi produktif milik masyarkat desa. Untuk
menciptakan daya saing desa, maka perlu adanya inventarisir potensi dari masing-masing
desa untuk dijadikan produk unggulan lokal sehingga BUMDes menjadi penting
kehadirannya untuk melahirkan usaha perekonomian masyarakat desa yang kompetitif.

Pak Hariyanto juga memaparkan bahwa pembangunan desa wisata tidaklah lepas dari
peran lembaga perekonomian masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kualitas
sumber dayanya melalui pemanfaatan konsep kawasan komoditas unggulan untuk
mengembangkan usaha dan perekonomian masyarakat yang berdampak sosial dan ekonomi.
Oleh karenanya, Desa Wisata diharapkan mampu dikembangkan secara potensial melalui
lintas sektoral kementerian untuk melakukan intervensi kebijakan, sehingga mampu
menetapkan langkah-langkah kongkrit BUMDes untuk: 1) mencermati peluang pasar, baik
lokal maupun ekspor; 2) mendapatkan dukungan dana yang memadai dari berbagai program
pusat yang relevan; 3) memanfaatkan teknologi informasi; 4) mendapat dukungan dan
koordinasi yang solid dari berbagai institusi pemerintah (Hariyanto, 2022).

Namun dengan aktivitas BUMDes yang melibatkan banyak tenaga kerja diperkirakan
secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan
usaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama
proses kegiatan, unit-unit BUMDes mempunyai keterkaitan ke belakang (backward
linkages). Pada proses kegiatan ini akan muncul antara lain jasa buruh tani, jasa angkutan,
perdagangan pangan dan sandang, perdagangan peralatan kerja serta bahan dan material yang
dibutuhkan selama proses tersebut (Adi Suwanto, 2022).
64

Aktivitas BUMDes memberikan pengaruh eksternal yang bersifat positif atau


bermanfaat bagi masyarakat. Manfaat kegiatan ini terhadap aspek ekonomi pedesaan, antara
lain:

a. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha


b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
c. Memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Beberapa kegiatan yang secara langsung memberikan dampak terhadap komponen


ekonomi pedesaan dan budaya masyarakat sekitar (Adi Suwanto, 2022), antara lain:

1) Kegiatan pembangunan sumberdaya masyarakat desa


2) Pembangunan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat, terutama sarana jalan darat
3) Penyerapan tenaga kerja lokal
4) Penyuluhan dan pelatihan mengenai wirausaha, kesehatan dan pengelolaan
BUMDes.
Selain banyaknya dampak positif bagi perekonomian di pedesaan dengan adanya desa
wisata, BUMDes juga telah banyak berdampak pada kesehatan masyarakat yang lebih baik
juga berpengaruh positif terhadap pembangunan pemukiman berbasis masyarakat. Dengan
demikian pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Punden Rejo meningkat
dengan adanya kebijakan mengenai BUMDes berbasih ekowisata Apabila keberhasilan
BUMDes Punden Rejo berbasis ekowisata dalam mensejahterakan masyarakatnya ini dapat
diikuti oleh seluruh desa yang ada di Indonesia maka kemajuan ekonomi nasional akan
tercapai, karena kemajuan ekonomi nasional hanya akan tercapai jika terdapat iklim
perekonomian yang baik di tingkat provinsi. Kemajuan ekonomi di tingkat provinsi akan
tercapai jika kabupaten memiliki kegiatan ekonomi yang baik. Kemajuan ekonomi sebuah
kabupaten dapat tercapai karena adanya sumbang sih dari ekonomi pedesaan yang kuat.
3) Hasil Analisis SWOT Terhadap Implementasi BUMDes berbasis Ekowisata di
Desa Punden Rejo
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan 60 peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat menimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats). Dalam penelitian ini analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman yang dimiliki oleh BUMDes Punden Rejo.
Setelah kelemahan, kekuatan, serta peluang dan ancaman dapat diidentifikasi, maka
selanjutnya akan diproses dengan formulasi strategi dengan menggunakan analisis AHP
65

(Analitychal Hierarchy Process) yang selanjutnya diolah dengan software expert choice 11.
Berikut kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman dimiliki oleh BUMDes Punden Rejo:
Tabel 4.1
Analisis SWOT Terhadap Implementasi BUMDes Berbasis Ekowisata
Punden Rejo
Kekuatan (Strength) Peluang Opportunities
1. Komitmen pemerintah dan pemerintah 1. Adanya Undang-undang tentang desa
desa yang kuat 2. Adanya kerja sama dengan mitramitra
2. Tingginya sifat gotong-royong perusahaan swasta
masyarakat yang kuat 3. Adanya potensi desa
3. Perkembangan BUMDes baik dari segi
kualitatif dan kuantitatif selalu meningkat.
Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threats)
1. Masih kurangnya pemahaman 1. Belum dapat bersaing di pasar
masyarakat desa tentang BUMDes bebas internasional
2. Kurangnya tenaga kerja yang 2. Rendahnya produktifitas
berkualitas di desa (teknologi rendah)
3. Unfair business practices 3. Kurangnya modal.

Tabel 4.2 Matriks IFAS dan EFAS


No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1 Komitmen pemerintah dan 0.15 4 0.60
pemerintah desa yang kuat
2 Tingginya sifat gotong-royong 0.08 4 0.32
masyarakat yang kuat
3 Perkembangan BUMDes baik 0.08 3 0.24
dari segi kualitatif dan kuantitatif
selalu meningkat.
Total Kekuatan 0.31 1.16
Kelemahan
1 Masih kurangnya pemahaman 0.04 3 0.12
masyarakat desa tentang
BUMDes
2 Kurangnya tenaga kerja yang 0.04 2 0.08
berkualitas di desa
3 Unfair business practices 0.04 2 0.08
Total Kelemahan 0.12 0.28
Total 0.43 1.44

Tabel 4.3 Analisis SWOT


No Faktor Ekstenral Bobot Rating Skor
Opportunities
1 Adanya Undang-undang tentang 0.15 4 0.60
desa
2 Adanya kerja sama dengan 0.10 4 0.40
mitramitra perusahaan swasta
66

3 Adanya Potensi Desa 0.10 3 .0.30

Jumlah 0.42 1.3


Threats (T)
1 Belum dapat bersaing di pasar 0.06 3 0.18
bebas internasional
2 Rendahnya produktifitas 0.07 3 0.21
(teknologi rendah)
3 Kurangnya Modal 0.05 2 0.1
Jumlah 0.18 0.49

a) Matriks SWOT
Tabel 4.4
Matriks SWOT
Setelah memberikan bobot dan rating pada faktor-faktor internal dan eksternal,
kemudian merumuskan alternatif-alternatif strategi menggunakan matriks SWOT. Berikut
penulis sajikan tabel matriks SWOT :
IFAS Kekuatan Kelemahan
(Weakness)
(Strength)
1. Masih kurangnya
1. Komitmen pemahaman
pemerintah dan masyarakat desa
pemerintah desa yang tentang BUMDes
kuat 2. Kurangnya tenaga
2. Tingginya sifat kerja yang berkualitas
gotong-royong di desa
masyarakat yang kuat 3. Unfair business
3. Perkembangan practices
BUMDes baik dari
segi kualitatif dan
kuantitatif selalu
meningkat.

EFAS
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
1. Belum dapat bersaing
1. Adanya Undang-
di pasar bebas
undang tentang
internasional
desa
2. Rendahnya
2. Adanya kerja
produktifitas
sama dengan
(teknologi rendah)
mitramitra
3. Kurangnya modal.
perusahaan swasta
3. Adanya potensi
desa
67

b) Penentuan Titik Koordinator Kuadrat


Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil pembobotan dan rating faktor strategi internal
(IFAS) serta faktor strategi eksternal (EFAS), dapat diketahui sebagai berikut :
Skor Total Kekuatan = 1,16

Skor Total Kelemahan = 0,28


Skor Total Peluang = 1.3
Skor Total Ancaman = 0,49

Dari data di atas, kemudian dilakukan penentuan titik koordinat analisis internal dan
eksternal. Berikut perhitungan penentuan titik koordinat:

Koordinat Analisis Internal = (Skor Total Kekuatan - Skor Total Kelemahan)

= 1.16 – 0.28 = 0.88

Koordinat Analisis Eksternal = (Skor Total Peluang - Skor Total Ancaman)

= 1,3 - 0,49 = 0.81


c) Penentuan Posisi Kuadrat
Setelah proses perhitungan untuk mendapatkan bobot indikator IFAS dan EFAS
dilakukan, langkah selanjutnya adalah merumuskan alternatif strategi dalam bentuk
penentuan posisi kuadran dalam diagram analisis SWOT. Penentuan koordinat dalam
diagram analisis SWOT berfungsi untuk menentukan posisi strategi perusahaan, apakah
terletak dikuadran I, II, III, atau IV. Hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi apakah
strategi perusahaan bersifat Agresif, Diversifikasi, Turn-Aroud dan Defensive. Berikut
penulis paparkan gambar diagram posisi strategi Pengembangan BUMDes Melalui
Ekowisata :
68

Diagram Analisis SWOT


Peluang
Y
III. Mendukung Strategi 2
(0.48) (0.81)
Turn-Around 1
0.81 I.Mendukung
Strategi Agresif
Kelemahan X (Kekuatan)
0 0.10 0.48

IV. Mendukung Strategi II. Mendukung Strategi


Devensive Difersifikasi

Ancaman

Dari diagram Analisis SWOT dapat dilihat faktor internal yakni kekuatan mempunyai
skor 1.16 dan skor kelemahan 0,28 dan jumlah keseluruhan dari faktor internal adalah 1.44.
Hal tersebut berarti bahwa BUMDes memiliki peran besar dalam mengembangkan ekowisata
di Desan Punden Rejo.

Dan dapat dilihat BUMDes mempunyai peluang yang besar yakni 1.3. Sedangkan
ancaman 0,49 dan secara keseluruhan faktor eksternal mempunyai skor 1.79. Hal tersebut
menggambarkan bahwa peluang BUMDes dalam pengembangan Ekowisata sangat besar.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal yang diidentifikasi menggunakan
analisis IFAS dan EFAS menghasilkan masing-masing skor. Melalui pendekatan analisis
SWOT dapat disimpulkan BUMDes berada pada posisi kuadran I (positif) yang berarti bahwa
lembaga ini kuat dan memiliki peluang sehingga strategi yang tepat untuk direkomendasikan
adalah strategi ofensif yaitu menggunakan semua kekuatan untuk mengambil atau
memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu, strategi yang tepat digunakan oleh BUMDes guna
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan ekowisata yakni
strategi agresif berdasarkan kekuatan dan peluang pada BUMDes Desa Punden Rejo.

C. Pembahasan Penelitian
1. Hasil Analisis Metode AHP
Rancangan prioritas kebijakan strategi pengembangan BUMDes berbasis Ekowisata
studi Desa Punden Rejo didasarkan pada analisa AHP (Analytical Hierarchy Process).
69

Penentuan strategi pengembangan didasarkan pada hasil analisis penentuan sebelumnya yang
kemudian dipilah-pilah kembali oleh peneliti dan key-person (Ketua BUMDes Punden Rejo).
Teknik AHP merupakan teknik untuk memilih beberapa alternatif dengan melakukan
perbandingan berpasangan antar alternatif yang menjadi prioritas melalui sebuah hirarki.
Hasil dari analisis AHP yaitu untuk merumuskan strategi kebijakan pengembangan
BUMDe berbasis Ekowisata studi Desa Punden Rejo. Pada angkah awal dalam teknik AHP
adalah penyusunan hirarki atau yang disebut dengan dekomposisi. Dekomposisi merupakan
proses menguraikan permasalahan yang komplek dan tidak terstruktur menjadi kelompok lalu
kemudian menyusunnya dalam hirarki. Penelitian ini menggunakan jenis hirarki yang saling
berhubungan antara suatu level dengan hirarki pada level diatasnya. Dalam penelitian ini
kriteria dan alternatif dari setiap kriteria yang diambil dalam rangka priotas kebijakan untuk
pengembangan BUMDes berbasis Ekowisata studi Desa Punden Rejo diambil dari penelitian
sebelumnya yang kemudian dipilah-pilah kembali oleh peneliti dan ketua BUMDes sebagai
key-person untuk menentukan prioritas dan alternatif dari setiap kriteria yang dapat diambil.
Berikut penjelasan bentuk dan struktur hirarki:
Tabel 4.4
Variabel Hierarki dengan Goal/Tujuan Strategi Pengembangan BUMDes
Studi Pada Desa Punden Rejo
Tingkat Hierarki Uraian
Tingkat I = Tujuan Strategi Pengembangan BUMDes
bberbasis Ekowisata
Tingkat II : Kriteria  Ketenagakerjaan
 Pemasaran
 Teknologi Inovasi
 Lingkungan Usaha
 Pemodalan
Kriteria Ketenagakerjaan Alternatifnya
 Diperlukan Kebijakan Upah
minimum yang sama-sama
menguntungkan BUMDes dan
Pekerja
Tingkat III : Alternatif
menyelenggarakan bursa pencarian kerja

pelatihan bagi tenaga kerja


70

p BUMDes harus
menyelenggarakan pelatihan dan
pengembangan keterampilan bagi
pekerjanya

tenaga kerja lokal


Kriteria Pemasaran Alternatifnya:

modal sosial bagi pemasaran para Desa


Wisata BUMDes

pemasaran khusus bagi BUMDes berbasis


ekowisata

berorientasi ekspor bagi BUMDes

pemasaran khusunya bagi BUMDes


berbasis ekowisata
menciptakan strategi
efisiensi dan efektifitas pemasaran

periotaskan dari pada perbaikan faktor


produksi

memediasi antara potensi pasar dengan


BUMDes berbasis ekowisata
Kriteria Teknologi Inovasi Alternatifnya:

memediasi antara potensi pasar


dengan BUMDes berbasis ekowisata

penguasaan teknologi pemasaran berbasis


ekowisata

kategori usaha yang inovatif berbasis


ekowisata
71

mengadakan pelatihan membangun yang


inovatif berbasis ekowisata

kerja maupun pelaku usaha BUMDes


untuk meningkatkan inovasi usaha
berbasis ekowisata

Untuk keperluan pengolahan data pada dasarnya AHP dapat menggunakan dari
satu responden ahli. Namun dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan
oleh beberapa ahli dan peneliti menggunakan 10 key-person multidisipliner diantaranya
satu Kepala Desa Punden Rejo, tiga tokoh masyarakat, Ketua BUMDes Punden Rejo dan
Staff Dinas Olahraga dan Budaya. Hasil data penelitian tersebut selanjutnya diolah
dengan prosedur AHP. Setelah dilakukan running melalui program expert choice 11,
akan ditunjukkan hasil urutan skala prioritas secara grafis untuk mencapai sasaran
“Strategi Pengembangan BUMDes berbasis ekowisata Punden Rejo”. Urutan skala
prioritas tersebut sesuai dengan bobot dari masing-masing alternatif dan kriteria serta
besarnya konsistensi gabungan hasil running, apabila besarnya rasio konsistensi tersebut
≤0,1 maka keputusan yang diambil oleh para responden untuk menentukan skala
prioritas cukup konsisten. Berikut prioritas kebijakan strategi pengembangan BUMDes
melalui ekowisata di Desan Punden rejo:
a. Prioritas Kebijakan dan Kriteria Pembangunan BUMDes melalui Ekowisata
Berdasarkan analisa AHP perioritas kebijakan yang harus dilakukan dalam
rangka pengembangan BUMDes melalui ekowisata Punden Rejo sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Analisis AHP Kriteria Pengembangan BUMDes Melalui Ekowisata di
Punden Rejo
Indikator Frekuensi Presentase (%)
Ketenagakerjaan 24 24.0
Strategi Pemasaran 59 59.0
Inovasi 17 17.0

Didapatkan hasil bahwa posisi Strateg Pemasaran yang berkualitas terpilih


sebagai prioritas kriteria pertama dan dapat dikatakan sebagai strategi utama dalam
pengembangan BUMDes. Pemasaran dengan nilai 59% atau sebanding dengan 41,4%
dari total kriteria, disusul dengan strategi Ktenagakerjaan dengan 24% atau sebanding
72

dengan 27,6% dari total krieteria, teknologi inovasi dengan 17% atau sebanding dengan
15,7% dari total kriteria.
Seperti yang dijelaskan Pak Riyan ketua BUMDes Desa Punden Rejo, kurangnya
inovasi yang berkualitas di desa menjadi kelemahan tersendiri dalam pengembangan
BUMDes Punden Rejo. Inovasi merupakan bagian hal yang terpenting bagi evektifitas
pengelolaan badan usaha milik desa dalam pencapaian tujuan. Pemerintah desa dan
organisasi (BUMDes) berperan penting dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
dapat menghalangi tercapainya tujuan dan mencari alternatif terbaik guna mencapai
tujuan organisasi secara optimal.
Berdasarkan hasil analisis prioritas kebijakan dari semua jenis kriteria dan aspek
dari masing-masing kriteria, maka dapat direkapitulasi prioritas kebijakan secara umum
pada masing-masing kriteria dan aspek, yaitu mulai dari aspek ketenagakerjaan, aspek
pemasaran, aspek teknologi inovasi. Prioritas secara umum ini diambil dari prioritas
pada masing-masing sektor yang kemudian direkapitulasi dan diambil dari tingkat
frekuensi kebijakan mana yang sering disebut oleh responden. Prioritas kebijakan secara
umum dan kriteria dan alternatifnya dalam rangka mengembangkan BUMDes sebagai
berikut:
1) Prioritas Kebijakan dari Kriteria Strategi Pengembangan BUMDes Melalui
Ekowisata
Pada kriteria strategi pengembangan BUMDes, terdapat 3 (tiga) kebijakan prioritas
yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui Ekowisata Punden Rejo,
yaitu :
1. Prioritas pertama adalah Ketenagakerjaan yang berinovasi dan berkualitas.
2. Prioritas kedua adalah Strategi Pemasaran
3. Prioritas ketiga adalah Teknologi Inovasi
2) Prioritas Aspek Ketenagakerjaan
Pada aspek ketenagakerjaan strategi pengembangan BUMDes, terdapat 2 (dua)
kebijakan prioritas yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui
Ekowisata Punden Rejo, yaitu:
1. Prioritas pertama adalah Kebijakan upah minimum yang sama-sama
menguntungkan bagi BUMDes dan tenaga kerja.
2. Prioritas kedua adalah diutamakanya orientasi penyerapan tenaga kerja
lokal
3) Prioritas Kebijakan Aspek Pemasaran
73

Pada Aspek Pemasaran pengembangan BUMDes, terdapat 3 (tiga) kebijakan


prioritas yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui Ekowisata
Punden Rejo, yaitu :
1. Prioritas pertama adalah pentingnya menciptakan strategi efisiensi dan
efektifitas pemasaran.
2. Prioritas kedua adalah perbaikan faktor pemasaran lebih diperiotaskan dari
perbaikan faktor produksi.
3. Prioritas ketiga adalah adanya pelatihan inovasi pemasaran khusus bagi
BUMDes.
4) Prioritas Kebijakan Aspek Teknlogi
Pada aspek teknologi inovasi strategi pengembangan BUMDes, terdapat 3 (tiga)
kebijakan prioritas yang dapat diambil dalam mengembangkan BUMDes Melalui
Ekowisata di Desa Punden Rejo, yaitu:
1. Prioritas pertama adalah pelatihan bagi tenaga kerja maupun pelaku usaha
BUMDes untuk meningkatkan inovasi usaha.
2. Prioritas kedua adalah setiap BUMDes memiliki penguasaan teknologi
pemasaran.
3. Priotas ketiga adalah pemda harus memfasilitasi atau mengadakan
pelatihan membangun usaha yang inovatif.
74

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan:
1. Bahwa adanya BUMDes Punden Rejo mampu meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata yang dimilikinya. Desa Wisata
yang dibantu BUMDes memberi peluang kepada masyarakat untuk memperoleh
pekerjaan baru, serta membantu masyarakat memobilisasi potensi yang
dimilikinya. Namun karena sumber daya manusia yang belum mahir dalam
mengolah unit-unit usahanya membuat BUMDes Punden Rejo belum maksimal
dalam menjalankan dan mengembangkan desa wisata di daerah tersebut.
2. Berdasarkan hasil analisis prioritas kebijakan dalam Pengembangan BUMDes
Melalui Ekowisata Punden Rejo. Bahwasannya, Strategi Pemasaran yang
berkualitas sebagai kriteria pertama dan dapat dikatakan sebagai strategi utama
dalam pengembangan BUMDes Melalui Ekowisata Punden Rejo, kemudian
disusul dengan strategi Ketenagakerjaan sebagai prioritas kedua, adanya teknologi
inovasi yang di kembangkan di BUMDes sebagai prioritas ketiga.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang dapat disampaikan penulis adalah
sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah desa dan pengelola BUMDes supaya segera lebih efektif
dalam menjalankan usahanya melalui Ekowisata dengan memberi pelatihan
kepada masyarakat agar tujuan dari BUMDes lebih maksimal sehingga tercipta
kesejahteraan masyarakat yang merata.
2. Bagi pemerintah pusat supaya terus menjalankan kebijakan BUMDes ini,
kemudian memberi pengawasan serta pelatihan bagi desa-desa dan tetap
mengacu pada kesejahteraan masyarakat desa. Karena kebijakan seperti ini
lebih efektif diterapkan di tingkat desa, suatu lembaga usaha ekonomi yang
berbadan hukum yang dikelola seluruhnya oleh masyarakat desa dan hasilnya
untuk masyarakat desa.
75

DAFTARPUSTAKA

Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Al Sheikh, Tafsir


IbnuKatsir,Jilid 5, Bogor: TimUtamaImamAsyafi‟i,2003

Amrullah, M Khairul “Analisis Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik


Desa(Bumdes)DenganMetodeAnalythicalHierarcyProcess (AHP)”,2018

Apriansyah Hari dan Fachrizal Bachri, “Analisis Hubungan Kausalitas


AntaraInvestasi Pemerintah Dengan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Palembang”,JurnalEkonomi Pembangunan, 2006

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


PublikdanIlmuSosial Lainnya), Jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup,2010

Daryadi, Lukitodkk,KonservasiLansekap:Alam,LingkungandanPembangunan,

Jakarta:PerhimpunanKebunBinatangse-Indonesia,2002
Darwita I Kadek dan Dewa Nyoman Redana, “Peranan Badan Usaha Milik
Desa(BUMDes)DalamPemberdayaanMasyarakatDanPenanggulanganPengan
gguranDiDesaTejakulaKecamatanTejakulaKabupatenBuleleng”,Locus
MajalahIlmiahFISIP, 2018

Dewi,AmeliaSriKusuma“PerananBadanUsahaMilikDesa(BUMDes)SebagaiUpayaM
eningkatkanPrendapatanasliDesaSertaMenumbuhkan Perekonomian Desa”,
Journal of Rural and Development,2014.

Ibrahim,MetodologiPenelitianKualitatif(PanduanPenelitian,BesertaContohProposalKualitat
if),Bandung:ALFABETA,2015

Moleong,LexyJ.¸MetodologiPenelitianKualitatif,Bandung:PT.RemajaRosdakarya,
2001

Nasution,SitiRohana,“ProsesHirarkiAnalitikDenganExpertChoise2000UntukMenentu
kanFasilitas Pendidikan
YangDiinginkanKonsumen”.JurnalTeknikFTUP26No2Juni, 2013
Nurcholis dan Hanif “Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa”,Erlangga,2011

PurbasariNoviadanAsnawiManaf,“KarakteristikElemenSistemPariwisata
76

Ekowisata Desa Wisata Nglanggeran dan Wisata Desa Pada Desa


WisataPentingsari”,Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 2018

Sinaga,Johannes,“PenerapanAnalyticalHierarchyProcess(Ahp)DalamPemilihanPe
rusahaanBadanUsahaMilikNegara(BUMN)SebagaiTempatKerjaMahasisw
aUniversitasSumateraUtara(Usu)”.Skripsi(Medan: Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasSumateraUtaraMedan,2009)
Sugiyono,StatistikuntukPendidikan,(Bandung:Alfabeta,2010)
Sumantri,Arif,KesehatanLingkungan,Jakarta:Kencana,2013

Supranto,Johanes,“RisetOperasiUntukPengambilKeputusanEdisiKetiga”.
Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,2013
Supriatna, Jatna, Melestarikan Alam Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,2008

Tantyonimpuno, R. Sutjipto dan Agustina Dwi Retnaningtias,”Penerapan


MetodeAnalytical Hierarchy Process (Ahp) Pada Proses Pengambilan
KeputusanPemilihan Jenis Pondasi (Studi Kasus : Proyek Pembangunan
Royal
PlazaSurabaya)”LaboratoriumManajemenKonstruksiJurusanTeknikSipilF
TSP– ITS, Jurnal TeknikSipil,IIINo 2 Juli,2006
https://lensanusantara.co.id/2020/06/29/kapolda-sumut-resmikan-kampung-paten-
desa-punden-rejo-kecamatan-tanjung-morawa/,Diaksespada17April2022
pukul 14:01 Wib
LAMPIRAN

77

Anda mungkin juga menyukai