Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

“PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) “BAJUR BERNIAGA”


DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes)
DESA BAJUR, KECAMATAN LABUAPI, KABUPATEN LOMBOK
BARAT”

O
L
E
H

MILA PILAILI
NIM. A1C018099

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahirnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang
menyebutkan bahwa pemerintah desa dianjurkan untuk memiliki Badan Usaha Miliki Desa
(BUMDes) yang berguna untuk mengatur perekonomian masyarakat dan memenuhi
kebutuhan serta menggali potensi desa, dan Undang – Undang ini merupakan salah satu
upaya dari pemerintah pusat dalam meningkatkan peran desa untuk ikut berkecimpung dan
turun tangan langsung dalam meningkatkan perekonomian desa. Undang-Undang tersebut
memayungi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) yang merupakan peraturan lanjutan dari UU No. 32 Tahun 2004.
BUMDes merupakan salah satu strategi dalam memudahkan desa untuk mendapatkan
sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) dalam meningkatkan pembangunan desa baik itu
dari segi infrasturktur maupun dari segi administrative. Sehingga pihak desa perlu
pengelolaan dan manajemen yang baik dalam Pendapatan Asli Desa dan keuangan desa agar
desa memiliki PADes yang memadai untuk menopang kesejahteraan masyarakat desa.
Peningkatan kemandirian desa sangat erat kaitannya dengan kemampuan desa dalam
mengelola Pendapatan Asli Desa. Semakin tinggi kemampuan desa dalam menghasilkan
PADes , maka semakin besar pula keleluasaan desa untuk menggunakan PADes sesuai
dengan kebutuhan desa. Dalam hal ini peningkatan Pendapatan Asli Desa , BUMDes sangat
diperlukan dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan desa, hal ini sesuai dengan yang
disebutkan dalam pasal 1 ayat2 Permendesa No.4 Tahun 2015 tentang pendirian,
pengurusan, dan pengelolaan, dan pembubaran BUMDes, yaitu : Badan Usaha Milik Desa
selanjutnya disebut dengan BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa, pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
BUMDes merupakan salah satu lembaga yang terdapat interaksi ekonomi antara
pemerintah desa dengan masyarakat desa, sehingga hal ini juga berdampak pada hubungan
antara pemerintah desa dengan masyarakat yang akan tercipta secara alamiah. Dengan

2
adanya BUMDes ini akan menarik minat masyarakat dalam melakukan usaha sehingga
secara perlahan angka kemiskinan akan menurun dan mengangkat keluarga yang tidak
mampu untuk menjadi keluarga yang sejahtera.
BUMDes sendiri memiliki literature yang sama dengan BUMN dan BUMD yaitu
sama-sama mengelola aset dibidangnnya hanya saja BUMN merupakan badan usaha tingkat
nasional yang dimiliki oleh negara dan BUMD merupakan badan usaha miliki daerah yang
mengelola aset-aset yang ada di daerah. Sedangkan BUMDes memiliki ruang lingkup yang
kecil tidak seperti BUMN dan BUMD. Maka BUMDes “Bajur Berniaga” Desa Bajur
memiliki fungsi yang sama, yaitu mengelola seluruh aset yang dimiliki desa baik itu fisik
maupun non fisik yang sifatnya kearah perekonomian desa.
Sejak tahun 2019 Pemerintah Desa Bajur mendirikan BUMDes yang diberi nama
BUMDes “Bajur Berniaga” dimana BUMDes ini akan dijadikan sebagai pemberantas
kemiskinan dan pengangguran yang ada di Desa Bajur serta sumber Pendapatan desa yang
akan dimasukkan ke dalam Pendapatan Asli Desa (PADes). Dalam akhir-akhir ini BUMDes
membantu pemerintah desa dalam menyalurkan bantuan covid-19 berupa sembako (JPS
Mantap) yang bersinergi dengan desa tetangga diantaranya desa terong tawah dan desa
jereneng. Karena dua desa tersebut tidak memiliki BUMDes yang aktif dalam mengelola hal
tersebut sehingga BUMDes “Bajur Berniaga” siap dalam mengambil alih dalam pembagian
sembako. Sejak bulan ramadhan BUMDes “Bajur Berniaga” sudah beroperasi dalam
menyalurkan bantuan tersebut kepada masyarakat penerima manfaat. kegiatan ini memiliki
3 tahapan. Dimana BUMDes “Bajur Berniaga” sudah memperoleh keuntungan puluhan juta
pada tahap pertama begitu juga tahap kedua dan ketiga. Hal ini dapat memberikan
peningkatan yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) yang akan diterima
oleh Desa.
Dilihat dari kegiatan tersebut, manajer serta anggota BUMDes “Bajur Berniaga”
menjamin akan memberikan PADes yang lebih besar lagi dengan membuat beberapa
program unggulan yang ada di Desa Bajur guna menjadikan Desa yang maju dan dilihat
oleh desa – desa lainnya. Program unggulan yang dimaksud diantarnya bank sampah
dimana tujuan dibuatnya program bank sampah ini untuk memberikan pekerjaan kepada
warga desa yang tidak memiliki pekerjaan, selain untuk pengembangan PADes BUMDes
“Bajur Berniaga” juga memiliki peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa

3
Bajur melalui program-program yang dijalankannya. Alasan lain dalam pembutan progam
bank sampah ini untuk menjadikan desa bebas dari sampah serta memberikan penghasilan
kepada warga desa. Karena sistemnya BUMDes “Bajur Berniaga” akan membeli sampah
tersebut dan akan dijadikan kerajinan dan juga pupuk untuk sampah dapur.
Program lainnya BUMDes “Bajur Berniaga” menjadikan Desa Bajur menjadi desa
wisata dengan memanfaatkan lahan kosong milik pemerintah desa. BUMDes “Bajur
Berniaga” membuat desa wisata dengan membuat kolam renang sebagai tempat rekreasi
keluarga. Dan menyewakan laha kosong tempat orang-orang akan berjualan. Pendapatan
yang diperoleh ini nantinya akan dibagi dalam beberapa persen (%) kepada Desa sebagai
Pendapatan Asli Desa (PADes), Anggota BUMDes “Bajur Berniaga” Pengawas BUMDes,
Penasihat BUMDes, dan Dana Sosial.
Sebenarnya banyak sekali yang ingin dijalankan oleh BUMDes “Bajur Berniaga” ini,
tetapi melihat pengalaman desa-desa lainnya membuat BUMDes ini menjadikan hal tersebut
sebagai gambaran bahwa program ini tidak akan berjalan. Contohnya simpan pinjam, jika
dilihat dari BUMDes-BUMDes yang menjalankan program ini rata-rata tidak ada yang
berhasil alias rugi. Karena pemikiran masyarakat yang belum sadar akan modal tersebut
diberikan untuk pinjaman bukan untuk hibah. Sehingga Manajer BUMDes dan anggotanya
tidak membuat program simpan pinjam yang dapat merugikan diri sendiri dan pihak desa.
Dari pemaparan tersebut BUMDes “Bajur Berniaga” Desa Bajur ingin menciptakan
program-program yang dapat mendorong dan menjadikan desa sebagai desa maju atau desa
wisata dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui program yang
dijalankan oleh BUMDes “Bajur Berniaga”. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peran BUMDes Bajur Berniaga Dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Bajur, Kecamatan Labuapi,
Kabupaten Lombok Barat”

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian tersebut :
1. Bagaiaman peran BUMDes “Bajur Berniaga” di dalam desa?
2. Bagaimana Upaya BUMDes “Bajur Berniaga” dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Desa (PADes) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui peran BUMDes “Bajur Berniaga” di dalam desa?
2. Untuk mengetahui upaya BUMDes “Bajur Berniaga” dalam meningkatkan Pendapatan
Asli Desa (PADes)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini, yaitu:
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat memberikan manfaat :
Pendalaman pemahaman tentang peran BUMDes “Bajur Berniaga” dalam upaya
meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Bajur, Kecamatan Labuapi,
Kabupaten Lombok Barat
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat :
a. Bagi Pengurus BUMDes, dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Desa
b. Bagi Pihak Desa, dapat mengetahui peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes)
melalui peran BUMDes
c. Bagi Masyarakat, dapat mengetahui peran BUMDes dalam kegiatan peningkatan
perekonomiannya.
d. Bagi Peneliti, dapat digunakan untuk bahan perbandingan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu ekonomi dan bisnis.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
1. Pengertian Desa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarkat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintah, kepentingan masyarkat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usu, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam system pemerintahan NKRI
2. Pengertian BUMDes
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang
dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dan dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan potensi desa. BUMDes menurut UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah didirkan antara lain dalam rangka peningkatan
Pendapatan Asli Desa (PADes). Berangkat dari cara pandang ini, jika
pendapatan asli desa dapat diperoleh dari BUMDes, maka kondisi itu akan
mendorong setiap pemerintah desa memberikan “goodwill” dalam merespon
pendirian BUMDes. Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi
dipedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi
pada umumnya. Ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja BUMDes
mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan warga desa. Disamping itu, supaya tidak berkembang system
usaha kapitalis di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-
nilai kehidupan masyarakat.
Terdapat tuju ciri utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga
ekonomi komersial pada umumnya, yaitu :
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;
2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%)
melalui penyertaan modal (saham atau andil);

6
3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari
budaya local (local wisdom);
4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil
informasi pasar;
5. Keuntungan yang diperoleh ditunjukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota (penyertaan modal) dan masyarakat melalui
kebijakan desa (village policy);
6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;
7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,
Anggota)

BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas


inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan
modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun
demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat mangjukan
pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari pemerintah desa atau pihak
lain, bahkan melalui pihak ketiga. ini sesuai dengan peraturan per undang-
undangan (UU 32 Tahun 24 Tentang Pemerintah Desa Pasal 213 Ayat 3).
Penjelasan ini sangat penting untuk mempersiapkan pendirian BUMDes,
karena implikasinya akan bersentuhan dengan pengaturannya dalam
Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes).

3. Tujuan Pendirian BUMDes


Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah :
a. Meningkatkan perekonomian desa;
b. Meningkatkan pendapatan asli desa;
c. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
d. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemertaan ekonomi
pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah


merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang

7
dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi,
akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk
menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif,
efisien, professional dan mandiri.

Untuk pencapaian tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi


kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan
distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan pemerintah desa.
Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat,
mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam
menggerakan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan
pelayanan kepada non anggota dengan menempatkan harga dan pelayanan
yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata
aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi
ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes.

Dinyatakan di dalam Undang-Undang bahwa BUMDes dapat didirikan


sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan
“Kebutuhan dan potensi desa” adalah :

a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;


b. Tersedia sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal
terutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar;
c. Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola bada usaha
sebagai aset penggerakan perekonomian masyarakat
d. Adanya unit-unti usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga
masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi

BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa. Apa yang


dimaksud dengan usaha desa adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan
ekonomi desa, antara lain :

a. Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan
usaha sejenis lainnya.

8
b. Penyaluran Sembilan bahan pokok ekonomi desa
c. Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan agrobisnis
d. Industry dan kerajinan rakyat

Keterlibatan pemerintah desa sebagai penyertaan modal terbesar BUMDes


atau sebagai pendiri bersama masyarakat diharapkan mampu memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang diwujudkan dalam bentuk
perlindungan (proteksi) atas intervensi yang merugikan dari pihak ketiga
(baik dari dalam maupun luar desa). Demikian pula. Pemerintah desa ikut
berperan dalam pembentukan BUMDes sebagai badan hukum yang berpijak
pada tata aturan perundangan yang berlaku, serta sesuai dengan kesepakatan
yang terbangun di masyarakat desa. Pengaturan lebih lanjut mengenai
BUMDes diatur melalu Perda setelah memperlihatkan peraturn di atasnya.
Melalui mekanisme “self help” dan “member-base”, maka BUMDes juga
merupakan perwujudan partisipasi masyarakat desa secara keseluruhan,
sehingga tidak menciptakan model usaha yang dihegemoni oleh kelompok
tertentu ditingkat desa. Artinya, tata aturan ini terwujud dalam mekanisme
kelembagaan yang solid. Pengaturan kaspistias kelembagaan akan terararh
pada adanya tata aturan yang mengikat seluruh anggota (one for all).

4. Landasan Hukum
Pendirian BUMDes dilandasi oleh UU No.32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah dan PP No.72 Tahun 2005 Tentang Desa.
a. UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Desa Pasal 213 Ayat
(1) “Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa”
b. PP No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa :
 Pasal 78
1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa,
Pemdes dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

9
2) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan
3) Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus berbadan hukum
 Pasal 79
1) Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 78 ayat (1) adalah usaha desa yang dikelola oleh
Pemerintah Desa
2) Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal
dari:
a. Pemerintah Desa
b. Tabungan Masyarakat
c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota
d. Pinjaman, dan/atau
e. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi
hasil atas dasar saling menguntungkan
3) Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari
Pemerintah Desa dan Masyarakat
 Pasal 80
1) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD
 Pasal 81
1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara
Pembentukan dan Ppengelolaan Badan Usaha Milik
Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnnya memuat:

10
a. Bentuk badan hukum
b. Kepengurusan
c. Hak dan Kewajiban
d. Permodalan
e. Bagi hasil usaha atau keuntungan
f. Kerjasama dengan pihak ketiga
g. Mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban
2.1.2 Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes)
1. Upaya
Poerwadarminta (2006:1344) mengatakan bahwa “upaya merupakan usaha
(syarat) untuk menyampaika suatu maksud, akal, ikhtiar: daya usaha”. Upaya
merupakan segala sesuatu yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal
supaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil sesuai dengan maksud, tujuan
dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan.
2. Pengertian Pendapatan Asli Desa (PADes)
Pendapatan Asli Desa atau yang disebut dengan PADes adalah
penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa untuk mengumpulkan dana
guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan rutin atau pembangunan.
PADes berasal dari penerimaan tanah kas desa, pasar/kios desa, pemandian
umum yang diurus oleh desa, daya tarik wisata, bangunan milik desa yang
disewakan, kekayaan desa lainnya, swadaya dan partisipasi masyarakat dan
gotong royong. Termasuk juga penerimaan yang berasal dari pungutan desa
dan hasil usaha desa.
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes)
Menurut Undang-Undang No.6 Tahun 2004 Tentang Desa disebutkan
bahwa hal – hal yang dapat dilakukan pemerintah desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa dalam proses pembangunan desa diantara lain adalah
dengan melakukan pemungutan retribusi desa dan pengembangan Badan
Usaha Milik Desa adalah :
a. Pemungutan Retribusi Desa
b. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

11
c. Alokasi Dana Desa (ADD) yang Berasal Dari Dana Perimbangan
2.2 Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian
sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data
pendukung. Peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian
berupa skripsi dan jurnal-jurnal melalui internet yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas dalam penelitian ini. beberapa penelitian terdahulu hasil penelitian
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Ade Eka Kurniawan, (2006), Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut, Kecamatan Singkep,
Kabupaten Lingga Tahun 2015), latar belakang penelitian ini ialah dalam
Undang-Undang No.6 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa BUMDes didirikan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Metode penelitian kualitatif yang
berdasar proses pengambilan data bersifat sampling purpose, informan
penelitiannya berjumlah 10 orang. Dalam menganalisis data penelitian
menggunakan observasi. Dengan hasil penelitian yaitu Peran Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) dalam peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) sebagai
fasilitator, mediator, motivator, dinamisator mengalami peningkatan. Peranan
BUMDes Desa Lanjut sudah melakukan tugas sesuai dengan acuan BUMDes
tersebut, tetapi terjadi tidak sesuai dengan yang di inginkan hanya meningkat Rp
3.940.000 saja.
2. E-journal yang ditulis oleh Khaerudin, dkk (2013) yang berjudul Peran
Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Desa
Pannyangkalang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Desa Pannyangkalan
adalah salah satu desa di kacamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang mempunyai
salah satu sumber Pendapatan Asli Desa Penambungan Sirtu. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat peran pemerintah dalam meningkatkan PADes dan factor
pendukung dan penghambat peningkatan PADes, di Desa Pannyangkalan,
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian deskriptif. Penarikan sampel aparat desa yang bersangkutan.
Penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif murni yaitu untuk mengetahui

12
gambaran umum tentang peran pemerintah desa dalam meningkatkan Pendapatan
Asli Desa (PADes). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sumber Pendapatan Asli Desa berupa usaha desa belum ada dimana keuangan
desa masih tergantung pada pemerintah. Sedangkan factor pendukung
meningkatkan Pendapatan Asli Desa yaitu sumber daya atau potensi desa yaitu
perangkat desa yang kurang solid karena adanya ketidaksesuaian pendapat, tidak
adanya ketegasan pemerintah desa untuk melakukan kebijakan, adminsitrasi
keuangan yang belum baik, tidak adanya sarana dan prasarana desa yang kurang
lengkap, kemampuan sumber daya aparatur perangkat desa yang tidak mampu.
3. E-journal yang ditulis leh Seri Fhathul Hardiana dkk (2018) yang bejudul Upaya
Peningkatakn Pendapatn Asli Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa di
Desa Mansalong Kecamatan Lumbis Kabupaten Nunukan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan pendapatan
asli desa dalam pelaksanaan pembangunan desa di desa Mansalong Kecamatan
Lumbis. Jenis penelitian ini dilakukakan dengan deskriptif kualitatif. Focus
penelitian ini terdiri dari pemungutan retribusi pasar desa Mansalog, pendirian
BUMDes di Desa Mansalong. Alokasi dana desa, factor penghambat upaya
peningkatan pendapatan asli desa dalam pelaksanaan pembangunan desa di desa
Mansalong Kecamatan Lumbi. Hasil penelitian menunjukkan bahhwa, upaya
peningkatan pendapatan asli desa dalam pelaksanaan pembangunan desa di desa
Mansalong sudah dilaksanakan dengan baik, hasil pemungutan restribusi pasar
desa cukup besar untuk meningkatkan pembangunan desa. Pendirian Badan
Usaha Milik Desa Mansalong juga sudah dilakukan oleh pemerintah desa dengan
adanya BUMDes masyarakat dapat emnciptakan peluang usaha dan alokasi dana
desa mansalong termasuk dalam kategori sangat baik. Pembangunan desa
Mansalong saat ini sudah berjalan dana program-program kerja membangun, dan
pembangunan yang direncanakan pemerintah desa berjalan dengan baik. Factor
penghambatnya dari pemerintah desa adalah kurang optimalnya kemampuan
pemerintah desa dalam mengelola sumber daya alam yang ada di desa, kurangnya

13
koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat desa dalam
pelaksanaan program kerja pemerintah desa untuk pembangunan desa.
4. Amelia Sri Kusuma Desa, dalam judul E-journalnya Alternatif Bentuk Badan
Hukum yang Tepat dalam Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Badan Usaha
Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes merupakan salah satu alternative
untuk meningkatkan ekonomi di pedesaan. Tetapi sayangnya kedudukan
BUMDes belum sepenuhnya diatur secara lengkap dalam peraturan perundang-
undangan yang ada. Permasalahan lain yang lebih kompleks adalah dalam hal
memilik bentuk badan hukum yang tepat bagi pendirian BUMDes. Permasalahan
pertama seputar pembentukan BUMDes dapat diatasi dengan melakukan revisi
terhadap Perda yang belum tepat, maka permasalahan kedua ini tidak akan
berhenti dengan merevisi Perda payungnya, melainkan harus memenuhi harus
membenahi bentukan bahan hukum BUMDes tersebut dalam bentuk badan
hukum yang tepat.
5. Ashar Prawitno, dkk (2019). Analisis Peranan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Dalam Peningkatakn Pendapatan Asli Desa di Kabupaten Gowa.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya Badan Usaha Milik Desa menjadi
salah satu sumber PADes. BUMDes merupakan suatu lembaga.badan
perekonomian desa yang dibentuk dan dimiliki oleh pemerintah desa dan
masyarakat, dikelola secara ekonomis mandiri dan professional. Tujuan penelitian
ini adalah (1) untuk menganalisis factor-faktor yang menjadi potensi peranan
BUMDes di Kabupaten Gowa. (2) untuk menganalsis langkah-langkah yang
dilakukan Pemda Kabupaten Gowa dalam mewujudkan berdirinya BUMDes.
Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yaitu suatu
tipe penelitian yang bertujuan untuk memberikan gamabaran secara sistematis,
factual dan akurat mengenai data yang ada dilapangan tetang peranan Badan
Usaha Milik Desa di Kabupaten Gowa. Hasil dari penelitian ini yaitu (a) untuk
pembentukan, pemerintah Kabupaten Gowa telah melakukan upaya pembentukan
BUMDes di seluruh desa lingkup Kabupaten Gowa, (b) dalam mendukung
jalannya roda organisasi Pemerintah Kabuppaten Gowa telah membentuk Perda

14
sebagai pedoman pelaksanaan BUMDes yaitu Peraturan Kab. Gowa No. 7 Tahun
2015 tentang cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes. Namun,
permasalahan sumberdaya manusia dalam pengelolaan BUMDes masih bersifat
lamban dan cenderung menurun.
2.3 Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono (2008:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang hubungan
anatar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Dan
berdasarkan teori-teori yang tela dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Sementara Uma Sekaran dalam Sugiyono (2008:65) mengemukakan bahwa “kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai factor yang telah di definisikan sebagai masalah yang penting”
Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti memperoleh data dan informasi
melalui pengamatan dan observasi langsung ke lapangan serta melakkan wawancara
kepada pihak yang bersangkutan. Dalam penelitian ini peran badan usaha milik desa
sangat berpngaruh terhadap peningkatan pendapatan desa berupa pendapatan asli desa.
BUMDes berupaya membuat berbagai program untuk meningkatkan pendapatan asli
desa.
Kerangka penelitian peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “ Bajur
Berniaga” dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Bajur,
Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat dapat di gabarkan dalam bagan
kerangka penelitian di bawah ini :

15
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Bajur
Berniaga”

Program

Desa Wisata Bank Sampah Berniaga Lapangan Terbuka

Pendapatan Asli Desa (PADes)

2.4 Asumsi Dasar


Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga atau
badan perekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah
Desa, dikelola secara ekonomis mandiri dan professional dengan modal seluruhnya atau
sebagian besar merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. BUMDes dibentuk dengan
tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa (PADes).
BUMDes merupakan lembaga usaha yang bergerak dalam bidang pengelolaan aset-aset
dan sumber daya ekonomi desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.

16
Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), BUMDes “Bajur Berniaga”
berupaya dengan membuat beberapa program program unggulan yang dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Diantaranya ada program desa wisata, bank
sampah, berniaga, dan lapangan terbuka. Dari program-program ini memiliki tujuan
untuk menghasilkan keuntungan yang dapat mempengaruhi peningkatan Pendapatan
Asli Desa, selain itu dari program-program ini BUMDes membuka kesempatan kepada
warga desa untuk bekerja. Selain berpengaruh terhadap PADes, BUMDes juga
mempengaruhi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan meminimalisir angka
pengangguran dan kemiskinan yang ada di Desa Bajur.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka BUMDes “Bajur Berniaga”
harus memiliki peran yang selaras dengan tujuan tersebut. BUMDes “Bajur Berniaga”
telah berperan sesuai dengan tujuan yang diatur oleh undang-undang salah satunya
melalui bidang usaha atau program “Berniaga”. BUMDes “Bajur Berniaga” telah
membuat bidang usaha dengan membuka konter di salah satu bangunan yang ada di
lapangan desa bajur dan membuka toko bangunan yang berada di dekat kantor desa
bajur.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif.
Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur peneltian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Sementara
itu menurut Lodico, Spauliding, dan Vogtle, penelitian kualitatif, yang disebut
penelitian kualitatif interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang
dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antroopologi dan diadaptasi ke dalam
seting pendidikan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu
peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut peneliti sendiri.
Dengan demikian, penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data-data
deskriptif dari sumber data, baik melalui pengamatan, wawancara maupun dokumentasi
yang disajikan dalam bentuk tulisan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari data primer dan sekunder,
dimana data primer merupakan datang yang diambil secara langsung dari narasumber
yang lebih mengetahui dan sesuai dengan penelitian yang dimaksud, seperti wawancara
kepada Pengurus Desa dan Pengurus BUMDes. Sedangkan data sekunder merupakan
data pendukung atau pelengkap dalam penelitian ini.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BUMDes “Bajur Berniaga” Desa Bajur, Kecamatan
Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi serta pengambilan data sejak
tanggal 15 Oktober 2020 sampai dengan selesai.

18
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan suatu
penelitian, teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Jika diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan
indra penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan
(Soehartono,2004:69). Observasi atau dengan melakukan pengamatan, yang dapat
diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperanserta dan yang tidak
berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya melakukan satu
fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Pengamatan berperanserta melakukan dua
peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari
kelompok yang diamatinya Moleong (2006:176).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi berperanserta, karena dalam
penelitian ini peneliti tidak hanya mengamati suatu kondisi objek saja tetapi ikut
berperan atau terlibat dalam pelaksanaan BUMDes “Bajur Berniaga”
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2007:72) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat
mendalam. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur,
dimana wawancara dilakukan secara bebas untuk mendapatkan infromasi yang
dibutuhkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
3.4 Informan Penelitian

19
Dalam penelitian kualitatif, pengambilan sampel sumber data berkaitan dengan
siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian. Menurut Bungin dalam
penelitian kualitatif (2009:76-77) menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif
adalah menjelaskan objek penelitian yang berfokus pada penelitian. Sasaran penelitian
tidak bergantung pada judul dan topic penelitian, tetapi secara konkret tergambarkan
dalam rumusan masalah penelitian. sedangkan informan penelitian adalah subjek yang
memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
memahami objek penelitiannya.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, objek penelitian ini yaitu BUMDes
“Bajur Berniaga” Desa Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Informan
dalam penelitian ini sudah peneliti tentukan untuk mendapatkan informasi mengenai
“Peran BUMDes Bajur Berniaga Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Desa
(PADes) Desa Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat” yaitu pihak yang
mengetahui situasi dalam penelitian ini seperti Sekretaris Desa (Ahmad Juaini, Spd) dan
Manajer Bumdes (H. Jumhur Hakim)
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah peneliti tentukan dari awal.
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengikuti teknik analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang dikemukakan oleh
Irawan dalam bukunya Metodelogi Penelitian Administrasi (2005:27) yang terdiri dari
langkah – langkah sistematis dimulai dari :
a. Pengumpulan Data Mentah
Maksud dari pengumpulan data mentah ini adalah melalu wawancara dan
obesrvasi yang dilakukan di lapangan. Dalam tahap ini hanya mencatat apa yang
disampaikan oleh narasumber atau instrument tanpa mencampur dengan pikiran dan
komentar dari peneliti.
b. Transkrip Data
Pada tahap ini, peneliti akan merubah catatan tadi ke dalam bentuk tulisan tanpa
campuran dari pemikiran dan komentar dari peneliti
c. Pembuatan Koding

20
Pada tahap ini, peneliti mengkaji ulang data yang telah diperoleh dan diberikan kode
kepada setiap hal yang penting atau dapat disebut dengan kata kunci.

d. Kategorisasi Data
Tahap ini, peneliti menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep – konsep
dalam satu besaran yang dinamakan kategori
e. Penyimpulan Sementara
Dilihat dari namanya, tahapan ini peneliti mengambil kesimpulan yang bersifat
sementara
f. Triangulasi
Dalam proses ini, ada tiga hal kemungkinan yang akan terjadi diantaranya : (1)
sumber cocok dengan sumber lain; (2) satu sumber data berbeda dengan sumber lain,
tetapi tidak berarti bertentangan; dan (3) satu sumber bertolak belakang dengan
sumber lain.
g. Penyimpulan Akhir
Peneliti mengambil kesimpulan yang bersifat tetap. Karena pada tahap ini
merupakan tahapan akhir dalam pengolahaan dan analisis data.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Joko.2016. Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Yogyakarta;Infest


Hardiana, Seri Fhathul, Adam Idris, Melati Dama .2018. Upaya Peningkatan Pendapatan
Asli Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa Di Desa Mansalong Kecamatan
Lumbis Kabupaten Nunukan. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol.6 No.2. Universitas
Mulawarman
Kaharuddin, Abd. Kadir Adys, Mappigau Samma. 2013. Peran Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Di Desa Pannyangkalang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol.3 No.1. Universitas
Muhammadyah Makassar
Prawitno, Ashar , Rahmatullah. 2019. Analisis Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Di Kabupaten Gowa. Jurnal Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik. Vol.5 No.2. Universitas Hasanuddin
Buku Panduan. 2007. Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan
(PKDSP). Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Dewi, Amelia Sri Kusuma. Alternatif Bentuk Badan Hukum Yang Tepat Dalam Pendirian
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli
Desa (PADes). Dosen Fakultas Hukum. Universitas Brawijaya
Skripsi Dwiyantoro, Didiet. 2019. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Pada Desa Agung Jaya Kecamatan Lalan Kabupaten
Musi Banyuasin. Universitas Sriwijaya
Skripsi Fajarwati, Yeni. 2016. Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Skripsi Munawaroh. 2019. Analisis Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Badan
Usaha Milik Desa (Studi Kasus Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten
Indramayu). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

iv
Skripsi Rismaya, Dian Puja. 2018. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Mitra
Usaha” Dalam Meningkatkan Sektor Usaha Anggota KUB “Mulyasari” Desa
Lohgamdu, Karanggayam, Kebumen. Univeristas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai