Anda di halaman 1dari 10

UTANG SEBAGAI SOLUSI YANG TEPAT UNTUK MENUTUP DEFISIT

ANGGARAN BELANJA NEGARA SECARA CEPAT KETIKA


DIBUTUHKAN

Murti Uli Nurfakni


Surel: nurfaniu@yahoo.com
Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Abstrak
Artikel ini menyajikan solusi untuk menutup Defisit Anggaran Negara secara cepat di waktu
yang dibutuhkan. Dimana Defisit Anggaran tersebut disebabkan oleh realisasi program kerja
pemerintah yang berupa peningkatan infrastruktur, tanggungan utang dimasa lalu yang telah
jatuh tempo, serta penerimaan pemerintah yang tidak mampu menutup Defisit Angagaran.
Oleh karena itu utang menjadi solusi yang tepat untuk menutup defisit anggaran ketika
negara membutuhkannya.

Kata Kunci : Defisit Anggaran, infrastruktur, Utang.

Defisit anggaran merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi


pemerintah saat ini. APBN disususun oleh pemerintah setiap tahun dapat
dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan fiskal yang disesuaikan dengan kondisi
keuangan saat ini. Dalam melakukan pengeluaran dan pembiayaan pemerintah
dapat melakukan kebijakan Anggaran Defisit. Alam (2007:53) mengatakan
Anggaran Defisit terjadi ketika jumlah pengeluaran lebih besar dari pada jumlah
penerimaan negara yang didapat dari penerimaan sektor pajak, sektor bukan pajak
serta dana hibah.
Definisi dari defisit anggaran menurut Samuelson dan Nordhaus adalah
suatu anggaran dimana terjadi pengeluaran lebih besar dari pajak. Sedangkan
menurut Dornbusch, Fischer dan Startz defisit anggaran adalah selisih antara
jumlah uang yang dibelanjakan pemerintah dan penerimaan dari pajak. Biasanya
pemerintah melakukan anggaran defisit apabila ingin melakukan stimulus
pertumbuhan ekonomi.
Permasalahan yang menyebabkan terjadinya Anggaran Defisit saai ini salah
satunya disebabkan oleh gencarnya pemerintah dalam melakukan pembangunan
infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia Proyek pembangunan infrastruktur yang
dilakukan pemerintah saat ini sebesar 225 proyek dan 1 program kelistrikan yang
tersebar diseluruh Indonesia dan mencapai 14 sektor. Menurut Afriyadi

1
2

(Liputan6.com: 25 September 2016) Defisit Anggaran juga disebabkan oleh jatuh


tempo utang masa lalu. Penerimaan pajak yang belum mampu mencukupi
kebutuhan belanja negara juga menjadi pemicu terjadinya Defisit Anggaran (Sri
Mulyani, Liputan6.com).
Dampak yang ditimbulkan oleh Defisit anggaran salah satunya
meningkatnya suku bunga bank dikarenakan negara membutuhkan tambahan
modal agar pembangunan tetap berlangsung. Selain itu apabila defisit anggaran
tidak ditutup maka pembangunan infrastruktur akan terhambat. Akibatnya
pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.
Pembangunan infrastruktur yang cepat tentunya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi cepat pula. Basri (2002:301) mengatakan bahwa
Infrastruktur dapat mendorong atau merangsang sektor lain. Sehingga dalam hal
ini untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia maka perlu adanya peningkatan
Infrastruktur yang memadai, seperti sarana transportasi, listrik instalasi pipa air dan
pipa gas.
Solusi yang tepat untuk menutup defisit anggaran ketika pemerintah
membutuhkan dana dengan cepat guna mempercepat pertumbuhan infrastruktur
yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara cepat yaitu melalui
Utang. Utang mampu memenuhi Defisit Anggaran secara cepat saat waktu yang
dibutuhkan. Sri Muyani (Liputan6.com: 30 November 2016) mengatakan bahwa
utang dapat menjadi faktor yang membuat ekonomi positif. Saat negara
membutuhkan utang akan memberikan manfaat yang baik bagi perekonomian
nasional, tergantung dari cara kita memanfaatkannya. Asalkan pembiayaan dari
utang tersebut tidak digunakan untuk sektor non produktif yang mempunyai
dampak negatif langsung ke APBN. Utang digunakan untuk membiayai sektor-
sektor produktif yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara cepat.

BAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai: (1) konsep dasar pembangunan
infrastruktur untuk pembangunan ekonomi (2) utang menjadi solusi tepat untuk
menutup defisit anggaran; (3) Kelebihan yang didapat dari Utang; (4) Dampak
3

Negatif utang dan cara mengatasinya; serta (5) cara mengolah utang agar tidak
memberatkan dimasa yang akan datang.
Konsep Dasar Pembangunan Infrastruktur Untuk Pembangunan Ekonomi
Basri (2002: 300) infrastruktur merupakan instrumen untuk memperlancar
berputarnya roda perekonomian sehingga bisa mempercepat berputarnya roda
perekonomian guna mempercepat akselerasi pembangunan. Semakin tersediannya
infrastruktutr yang memadai akan merangsang pembangunan ekonomi. Apabila
suatu negara ingin mempercepat pembangunan ekonomi maka negara tersebut
harus meningkatkan pembangunan infrastrukturnya agar pembangunan tetap
berjalan. Infrastruktur yang memadai berguna untuk memudahkan proses
pendistribusian barang dan tentunya akan memperlancar perdagangan antar daerah
sehingga permintaan terhadap barang dan jasa akan meningkat. Kurangnya
infrastruktur akan menyebabkan potensi sumberdaya masyarakat sulit berkembang.
Pada masa pemerintahan saat ini, pemerintah sedang melakukan gencarnya
pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesian
menyebutkan Proyek pembangunan infrastruktur saat ini mencapai 225 proyek
dan 1 program kelistrikan tersebar diseluruh Indonesia dan mencapai 14 sektor.
Basri (2002:301) mengatakan bahwa infrastruktur dapat mendorong atau
merangsang sektor lain.
Berikut adalah proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dyang
disebutkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesian.
4

Utang Sebagai Solusi Tepat Untuk Menutup Defisit Anggaran


Ungkapan Sri Muyani yang dilansir dalam media Liputan6.com pada 30
November 2016 mengatakan bahwa utang dapat menjadi faktor yang membuat
ekonomi positif. Saat negara membutuhkan utang akan memberikan manfaat yang
baik bagi perekonomian nasional, tergantung dari cara pemanfaatannya. Asalkan
pembiayaan dari utang tersebut tidak digunakan untuk sektor non produktif yang
mempunyai dampak negatif langsung ke APBN. Anggaran belanja negara tersebut
digunakan untuk perbaikan dan pembuatan infrastruktur sehingga mendukung
pertumbuhan ekonomi. Apabila suatu negara ingin mempercepat pertumbuhan
ekonomi maka negara tersebut juga harus membuat inovasi terbaru yang bisa
memicu mempercepatnya pembangunan ekonomi. Dengan membuat inovasi
tersebut diharapkan seluruh pihak yang terkait termaksut rakyat bisa untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur dan mempercepat pula pertumbuhan
ekonomi. APBN Anggaran belanja negara harusnya digunakan untuk
meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat di negara tersebut.
Utang dipicu oleh pembangunan ekonomi yang tinggi atau juga utang
disebabkan karena anggaran belanja negara lebih tinggi dari pada jumlah
penerimaan negara. Tujuan utang yaitu digunakan untuk menutup defisit anggaran,
dimana Defisit Anggaran Belanja Pemerintah tersebut digunakan untuk
pembiayaan investasi, pemberian pinjaman, dan kewajiban penjaminan dan juga
untuk meningkatkan infrastruktur. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi di indonesia. Defisit anggaran yang dilakukan pemerintah
juga masih berada dalam batas yang ditetapkan UU yaitu sebesar 3% dari APBN
(Kamenkeu,2016).
Berkat Utang Luar Negeri pemerintah indonesia bisa membangun banyak
proyek yang sangat berguna bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan sosial
dalam negeri, seperti bendungan, irigasi tenaga pembangkit listrik fasilitas
telekomunikasi, jalan raya, sarana transportasi, fasilitas pendidikan dan berbagai
program pengentasan kemiskinan (Harinowo,2002:74). Sementara itu Menurut
Svenson (2002) jika ada kemauan yang kuat dari pemerintah negara-negara
penerima utang dan tidak ada penyalahgunaan ULN (Utang Luar Negeri), dana
eksternal tersebut akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi seluruh
5

rakyat sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara penerima utang


tersebut.
Tambunan (2008: 8-9) dalam bukunya membuktikan:
Pada pemerintahan Soeharto (Orde Baru) pemakaian dana luar
negeri/utang lebih diprioritaskan untuk renovasi dan pembangunan
infrastruktur fisik maupun non fisik, seperti pembangunan fasilitas dan
sistem transportasi sektor kesehatan, pembangkit dan jaringan listrik
fasilitas telekomunikasi, irigasi teknis, dan pelabuhan laut dan udara.
Prasarana serta sarana angkutan dan energi yang dibangun dengn ULN
dalam kenyataanya telah mendorong perkembangan industri pada dekade
70-80an. Sementara itu, irigasi teknis dan program intensifikasi padi yang
juga dibiayai ULN telah membantu peningkatan produktivitas di sektor
pertanian, khususnya padi sehingga tercapai swasembada beras pada tahun
1985.

Utang Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Sri Mulyani (Harian Ekonomi Neraca: 18 Agustus 2016) memastikan bahwa
Pendanaan dari utang itu akan dimanfaatkan untuk kegiatan produktif dan
menjaga keseimbangan makroekonomi serta mengoptimalkan pembiayaan
untuk kegiatan kreatif dan inovatif agar mampu mendorong pembangunan
ekonomi negara. Dari pembiayaan anggaran tersebut, sebagian akan
digunakan untuk pembiayaan investasi Rp49,1 triliun, pemberian pinjaman
Rp6,4 triliun, dan kewajiban penjaminan Rp0,9 triliun.

Utang Luar Negeri digunakan untuk proyek/program. Pembuatan proyek


dan program memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (Tambunan,2008:8). Program yang dilakukan seperti peningkatan mutu
pendidikan, pemberantasan korupsi dan pengentasan kemiskinan. Sedangkan
proyek yaitu untuk meningkatkan jumlah pembangunan suatu negara misalnya
melalui pembangunan infrastruktur.
Dengan adanya proyek yang berupa pembangunan infrastruktur di berbagai
sektor akan meningkatan kesempatan kerja serta produksi dalam negeri.
Peningkatan infrastruktur tersebut akan mendorong kemudahan distribusi sehingga
meningkatkan permintaan barang. Meningkatnya permintaan barang akan
mendorong meningkatnya produktivitas sehingga meningkatkan kesempatan kerja
pengangguran menurun, yang akan mendorong peningkatan pendapatan
masyarakat dan menurunkan kemiskinan. Tingginya pendapatan masyarakat akan
meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang yang juga akan menyebabkan
6

produksi meningkat. Selain itu juga akan mendorong penerimaan negara dari pajak
sehingga menyebabkan surplus keuangan pemerintah dan meningkatkan jumlah
tabungan pemerintah serta meningkatkan investasi. Selain peningkatan pendapatan
masyarakat akan mendorong keinginan masyarakat untuk menabung sehingga
investasi juga meningkat. Investasi yang meningkat akan meninggkatkan produksi
dalam negeri sehingga mendorong kenaikan ekspor. Dibawah ini disajikan
bagaimana arus Utang dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
UTANG
efek pengganda Utang.
(Tambunan,2008:6)
Proyek/Progra

Kesempatan Produksi dalam Ekspor


negeri

Pendapatan Permintaan
Kemiskinan Daya Beli
Barang dan

Pendapatan
Pajak Tabungan

Surplus
Keuangan Investasi
Pemerintah
Kelebihan
Utang mampu menutup defisit anggaran belanja pemerintah dengan cepat
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pembangunan infrastruktur
dengat tepat waktu. Dimana pembangunan infrastruktur tersebut akan mendorong
pertumbuhan ekonomi secara tepat.

Dampak Negatif Utang dan Cara Mengatasinya


Kelemahan dari utang yaitu akan adanya tanggungan dimasa yang akan
datang bila penangannya tidak sesuai lokasinya. Dampak negatif yang timbul dari
tingginya utang negara yaitu bertambahnya beban pengembalian utang beserta
bunganya yang semakin besar.
7

Wapres JK (Republika.co.id: 25 Oktober 2016) mengungkapkan bahwa


selama dua tahun terakhir utang negara meningkat cukup besar. Hal tersebut
diakibatkan oleh kebutuhan anggaran yang besar namun tak diimbangi dengan
pemasukan dari berbagai sektor. Menurut JK utang pemerintah saat ini disebabkan
oleh turunnya pendapatan dari sektor pajak ekspor yang tak sesuai target. Hingga
agustus tercatat utang negara sebesar Rp 3,442 Triliun (Afriadi, Liputan6.com: 25
September 2016). Namun, dapat dikatakan pendapatan negara saat ini sudah sedikit
membaik setelah adanya kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty mulai
memberikan hasil (JK, Republika.co.id: 25 Oktober 2016). Besar cicilan utang yang
ditanggung pemerintah saat ini merupakan dampak dari akumulasi utang selama
puluhan tahun. Kebijakan pemerintah sebelumnya yang menambah defisit negara
salah satunya pemberian subsidi yang cukup besar. Sedangkan saat ini pemberian
subsidi dan BBM sudah diturunkan. Namun pemerintah harus menanggung beban
cicilan utang sebesar RP 500 Triliun. JK mengatakan bahwa utang yang dilakukan
untuk membayar utang dimasa lalu mau tak mau harus dilakukan demi menjaga
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dalam era kepemimpinan Jokowi JK,
utang justru malah mengalami peningkatan, karena adanya tujuan percepatan
pembangunan infrastruktur. Artinya utang bukan suatu hal yang buruk ketika
pemanfaatannya bisa disalurkan ke sektor produktif.
Permasalahan tersebut dapat diperbaiki namun dalam waktu yang cukup
lama, yaitu dengan cara menekan utang secara perlahan dan membuat sistem
penarikan yang seimbang penerimaan negara khususnya pajak dari seluruh
kalangan masyarakat di negara tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi
masing-masing secara bijak dan tegas. Namun, menekan utang akan menyebabkan
terhambatnya pembangunan infrastruktur negara.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus
Prastowo (AntaraNews.com:22 Agustus 2016) mengusulkan pilihan terbaik untuk
mengantisipasi pelebaran defisit anggaran adalah dengan mendorong penerimaan
negara melalui upaya ekstensifikasi maupun intensifikasi agar potensi pajak bisa
tergali dengan maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya ekstensifikasi
untuk mencari wajib pajak orang pribadi maupun badan baru serta tindakan
intensifikasi dengan melakukan penguatan kelembagaan institusi pajak, revisi
8

Undang-Undang Perbankan serta meningkatkan koordinasi dengan para penegak


hukum. Pemerintah tidak cukup apabila hanya mengandalkan dari tax amnesty,
karena pada kenyataannya saat ini tax amnesty belum mampu menutup kebutuhan
belanja negara.
Selain itu, Yustinus (AntaraNews.com:22 Agustus 2016) menyarankan agar
pemerintah juga melakukan efisiensi dalam pelaksanaan penganggaran belanja
bagi Kementerian Lembaga supaya pagu yang ada benar-benar bermanfaat bagi
program pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan. Untuk
penganggaran yang lebih efisien dan tepat sasaran, anggaran sebaiknya
dialokasikan sesuai program prioritas yang akan dijalankan.
Dengan melakukan disiplin terhadap pelaksanaan APBN, maka defisit
anggaran diharapkan bisa terus terjaga sesuai proyeksi dan tambahan pembiayaan
benar-benar bermanfaat untuk pelaksanaan berbagai program pemerintah. Namun,
akan lebih ideal apabila upaya tersebut sejalan dengan perbaikan kinerja dalam
sektor penerimaan perpajakan, agar hasil dari pembangunan bisa dinikmati oleh
semua pihak, tidak hanya golongan tertentu saja.

Cara Mengolah Utang Agar Tidak Memberatkan Negara Dimasa Depan


Defisit anggaran harus diarahkan pada mekanisme pemanfaatan yang jelas
dan strategis, yaitu jenis penggunaan dan kelembagaan yang menjamin efektifitas
dari penggunaannya. Penggunaan defisit anggaran untuk pembiayaan konsumsi
akan membahayakan perekonomian dalam jangka panjang. Tapi apabila
pembiayaan defisit anggaran tersebut digunakan untuk memperluas kapasitas
produksi dan memperkuat anggaran tidak akan memberatkan generasi mendatang.
Kebijakan defisit selama ini terlihat bahwa defisit merupakan kebijakan
yang tidak dapat dihindari dan harus untuk dilakukan. Disatu sisi penerimaan
tumbuh lebih rendah daripada tingkat pengeluaran terutama peningkatan pada sisi
pengeluaran rutin. Mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan kontraktif
dengan memperbesar pengeluaran yang ditujukan untuk menggenjot sisi produksi
sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya untuk
kesejahteraan rakyat.
9

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Utang yang dilakukan negara untuk memenuhi defisit anggaran dapat
menumbuhkan ekonomi positif. Apabila dalam pemanfaatannya dilakukan dengan
tepat dan memiliki tujuan yang tepat. Salah satunya untuk pembangunan
infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang cepat akan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan cepat. Namun disamping itu, utang memiliki banyak
dampak negatif yang akan diterima negara dimasa yang akan datang apabila dalam
memanfaatkannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan sasaran. Salah satunya beban
pengembalian utang beserta bungnya. Apalagi melihat kondisi saat ini besarnya
utang negara mencapai Rp 3.442 triliun. Oleh karena itu perlu dilakukan strategi
yang tepat dalam pengolahan utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
defisit anggaran agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga negara
dapat membayar beban-beban utang dimasa yang akan datang dan akhirnya mampu
menjadi negara yang mandiri.
Defisit anggaran dapat diatasi dengan membuat sistem penarikan seimbang
dengan pengeluaran pemerintah, salah satunya melalui pengoptimalan penerimaan
pajak dengan cara ekstensifikasi dan tindakan intensifikasi. Selain itu defisit
anggaran dapat dilakukan dengan cara melakukan efisiensi terhadap RAPBN, agar
defisit anggaran dapat terjaga sesuai dengan proyeksi yang ditentukan.

Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengantisipasi adanya defisit anggaran agar
negara tidak terlalu banyak melakukan utang. Utang dapat menjadi solusi yang
tepat ketika negara membutuhkan dana secara cepat. Namun dalam pemanfaatanya
harus dilakukan dengan tepat serta memiliki tujuan yang tepat. Selain itu, utang
harus benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai apa yang ditargetkan
pemerintah sehingga dimasa yang akan datang mampu menjadi negara yang
mandiri dan terbebas dari utang.
10

DAFTAR RUJUKAN
Alam S. 2007. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas IX Jilid 2. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Afriyadi, Achmad Dwi. 25 september 2016. Utang Pemerintah Tembus Rp 3.442
Triliun. (Online). (http://bisnis.liputan6.com), diakses 3 Desember 2016.
Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan Bagi
Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Harinowo, Cyrillus. 2002. Utang Pemerintah, Perkembangan Prospek dan
Pengelolaannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. 2016.
Outlook Ekonomi Indonesia 2017, Melanjutkan Reformasi: Menjaga
Ketahanan dan Memacu Pertumbuhan Ekonomi. (Online),
(www.ekon.go.id) , diakses 27 November 2016.
Lembaga Penelitian Ekonomi LBII. 2002. Makro Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Mulyani, Sri. 30 November 2016. Utang Bisa Bikin Ekonomi Positif. (Online),
(http://bisnis.liputan6.com), diakses 2 Desember 2016.
Mulyani, Sri. (18 Agustus 2016). Defisit Anggaran Dijaga Untuk Pertumbuhan
Ekonomi. (Online), ( http://www.neraca.co.id/), Diakses 1 Desember 2016.
Satyanugraha. 22 Agustus 2016. Pentingnya Pengelolaan Defisit Anggaran dalam
RAPBN. (Online), (http://www.antaranews.com), diakses 2 Desember 2016.
Svenson, Jakop (2000). When is Externl Aid Policy Credible? Aid Dependence
and Conditionality, Jurnal of Development Economics,61.
Tambunan, Tulus Tahi Hamonangan. 2008. Pembangunan Ekonomi & Utang Luar
Negeri. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai