Anda di halaman 1dari 24

Re-Inventing Government

Kelompok 3:
Faisal (2011070427)
Fatrisia Rahmi Andriani (2011070394)
Ghulam Ali Ihsan (2011070454)
Ihar Farihatul ‘Ain (2011070452)
Luqman Alamsyah (2011070439)
Catalytic Government
(Pemerintahan Katalis)
Pemerintahan katalis adalah pemerintahan yang mengarahkan kebijakan untuk mempercepat
terjadinya pelayanan dengan mendefinisikan ulang penguasaan sebagai berikut:

1. Memisahkan mengarahkan daripada menggayuh


2. Pegawai negeri, korban atau yang diuntungkan
3. Menciptakan organisasi pengarah
4. Pemerintah, swasta, pihak Ketiga
5. Swastanisasi adalah salah satu jawaban bukan jawabannya
6. Lebih kecil tapi lebih kuat
Catalytic Government
(Pemerintahan Katalis)

• ILUSTRASI: PT PLN yang menggandeng mitra-mitra swasta seperti


Tokopedia untuk pembayaran dan tidak lagi melalui cara konvensional
datang ke kantor PLN.
• Saran: peningkatan system dan infrastruktur penunjang agar Pemerintah
tidak terlalu ketinggalan dengan mitra swasta.
Community Owned Government
(Pemerintah Milik Masyarakat)

Empowering rather than serving/ Pemberdayaan lebih baik daripada melayani.


Dalam hal ini, peran pemerintah adalah memberdayakan masyarakat dalam
penyelenggaraan berbagai kebutuhan publik, sehingga tercipta rasa memiliki
bagi mereka sendiri, sedangkan pemerintah bukan lagi sebagai pelayan
melainkan hanya sekedar memberi petunjuk.
Community Owned Government
(Pemerintah Milik Masyarakat)

• Pemerintah harus mempercayai warga negaranya untuk merumuskan


sejumlah program kebijakan.
• Mendesain pelayanan publik berbasiskan kebutuhan dan kemampuan
komunitas, sehingga kewenangan tidak menjadi monopoli bagi pemerintah.
• Pemerintah hendaknya lebih berorientasi untuk memberdayakan
masyarakat tidak sekedar melayani.
Community Owned Government
(Pemerintah Milik Masyarakat)
Contoh:
Pada tahun 1982, Lee Brown kepala kepolisian di kota Houston, ditimpa
persoalan rasisme dan kebrutalan. Brown, yang berkulit hitam, bermaksud
mengubah keadaan itu dengan cara penjagaan ketertiban lingkungan,
yakni suatu konsep bahwa polisi semestinya tidak hanya menanggapi
peristiwa-peristiwa kriminal, tetapi juga membantu warga memecahkan
berbagai masalah yang menyebabkan timbulnya kejahatan.
Competitive Government
(Pemerintahan yang Kompetitif)
Injection competition into service delivering/ Menyuntikkan kompetisi kedalam
pemberian pelayanan. Keuntungan dari adanya iklim kompetisi didalam
organisasi pemerintah adalah: munculnya efisiensi yang lebih besar sehingga
mendatangkan keuntungan yang lebih besar; memaksa monopoli pemerintah
atau swasta untuk menanggapi segala kebutuhan pelanggannya dengan
memperbaiki sistem pelayanannya; mendorong adanya inovasi untuk
memperbaiki kualitas pelayanan; serta membangkitkan rasa harga diri dan
semangat juang pegawai
Competitive Government
(Pemerintahan yang Kompetitif)
• Merubah perspektif, bukan provider publik versus provider swasta, tetapi
monopoli versus kompetisi.
• Membangun partisipasi aktif private sector dalam penyelenggaraan
pelayanan publik guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
publik.
• Pemerintah perlu memunculkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik.
Competitive Government
(Pemerintahan yang Kompetitif)
Contoh:
Dalam hal pelaskanaan demokratisasi informasi di bidang jurnalistik, pemerintah telah
menyerahkan urusan pelayanan informasi kepada masyarakat melalui pers itu sendiri dengan
pelaksaaan pengawasan atas perilaku pekerja jurnalistik ada pada Dewan Pers. Juga pada bidang
penyiaran maka pengawasan dilakukan oleh lembaga independen yaitu KPI. Dengan demikian
maka para pelaku-pelaku bisnis media akan didorong untuk lebih baik dalam menyajikan
informasi pada masyarakat. Karena jika perusahaan-perusahaan media melakukan kesalahan
maka sudah tersedia sanksi baik berupa dijatuhkan oleh lembaga pengawas maupun kode etik
mereka sendiri. Dengan demikian maka para pelaku bisnis media akan terdorong untuk
menyediakan informasi dengan kompetisi yang beretika.
Mission-Driven Government
(Pemerintahan yang digerakkan oleh Misi)

• Pemerintah yang digerakkan oleh misi biasa disebut mission-driven


government dengan kata lain mengubah organisasi yang didorong oleh
aturan. Maksudnya adalah pemerintahan akan berjalan lebih efisien apabila
digerakkan bukan atas dasar aturan saja, tetapi lebih kepada ‘misi’,
sehingga penganggaran yang dibutuhkan juga diarahkan pada pencapaian
misi sehingga lebih terkontrol.
Keunggulan pemerintah yang digerakkan oleh
misi

• Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih efisien ketimbang organisasi oleh peraturan.
• Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang organisasi yang digerakkan
oleh peraturan:
• Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih inovatif ketimbang yang digerakkan oleh peraturan.
• Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang digerakkan oleh
peraturan.
• Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan.
Result-oriented Government
(Pemerintahan yang Berorientasi pada Hasil)
 Lembaga pemerintah yang dibiayai oleh masukan maka kinerja yang
dihasilkan tidak akan maksimal.
 Jika dibiayai oleh hasil, maka mereka akan terobsesi untuk berprestasi
 Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
hendaknya tidak terfokus pada input saja, tetapi sebaiknya lebih kepada
outcomes, sehingga outcomes dari suatu program pemerintah pada akhirnya
akan menjadi sebuah evaluasi baik-buruknya program pemerintah tersebut.
Pandangan ini mengacu pada performance.
Costumer-Driven Government
(Pemerintahan yang Berorientasi pada Pelanggan)

 Pemerintah harus menempatkan rakyat sebagai pelanggan yang harus


diperhatikan kebutuhannya.
 Orientasi pelayanan pemerintah sebaiknya pada apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan bukan berorientasi pada birokrasi.
 Keunggulannya adalah memaksa pemberi jasa untuk bertanggung jawab
kepada pelanggan, mencegah sikap arogansi, dan memberi kesempatan
kepada warga untuk memilih diantara berbagai macam pelayanan.
Costumer-Driven Government
(Pemerintahan yang Berorientasi pada Pelanggan)

Pemerintah daerah yang konvensional sering salah dalam mengidentifikasi


pelanggannya. Contohnya Pada penerimaan pajak daerah, pajak yang
diterima memang dari masyarakat dan dunia usaha, penggunaannya harus
dengan persetujuan DPRD , hal ini pemerintah daerah sering menganggap
bahwa DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan RAPBD
adalah pelanggannya. Hal ini akan menimbulkan kecenderungan melupakan
pelanggan yang sebenarnya adalah masyarakat.
Entreprising Government
(Pemerintahan Wirausaha)

• Pemerintahan terlalu fokus pada sisi pengeluaran


 perlu memikirkan cara-cara menghasilkan pendapatan (selain pajak),
penyewaan properti komersial, pungutan layanan, contoh: olimpiade 1994 di
Los Angeles.
 perspektif terhadap investasi harus seperti pelaku bisnis: mengeluarkan
untuk memaksimalkan pendapatan (menuntut ROI), kaitannya dengan
palayanan publik yaitu jangan menunda pengeluaran untuk perbaikan umum.
Enterprising Government
(Pemerintahan Wirausaha)
• Perlu ada insentif agar manajemen pemerintah berpikir seperti wirausahawan, caranya:
 Mendapat bagian dari penghematan dan pendapatan, yaitu membiarkan departemen
untuk menyimpan seluruh atau sebagian dari dana yang mereka hemat atau peroleh.
 Modal inovasi, yaitu yaitu menyiapkan modal atau dana untuk inovasi secara terpisah
dari dana operasional.
 Dana usaha, yaitu mendorong pemerintahan (satuan kerja) untuk menghasilkan uang
di luar dari alokasi anggaran. contoh: BLU
 Pusat laba, ikut bersaing dalam bisnis dengan sektor swasta.
Anticipatory Government
(Pemerintahan Antisipatif)
• Mencegah lebih baik daripada mengobati
 Pemerintahan tradisional:
untuk menghadapi sakit, mendanai pelayanan perawatan kesehatan;
untuk menghadapi kriminalitas, memperbanyak polisi.
 Pemerintahan antisipatif:
mendanai riset untuk vaksin dan ilmu medis lain untuk mencegah penyakit/ wabah;
meningkatkan kapasitas aparat kepolisian untuk men=mbantu masyarakat mencegah kejahatan.
 menggunakan satu ons pencegahan daripada satu pon pengobatan. (mencegah lebih murah dan lebih
menyelesaikan masalah)
Anticipatory Government
(Pemerintahan Antisipatif)
• Diperlukan perencanaan strategis, yaitu suatu cara untuk mengantisipasi masa depan, atau cara
untuk membuat keputusan berdasarkan pandangan ke masa depan.
• Langkah-Langkah dasar yang umum dalam perencanaan strategis:
1. analisis situasi, internal dan eksternal;
2. diagnosis, atau identifikasi isu-isu kunci yang dihadapi organisasi;
3. definisi dari misi fundamental organisasi;
4. pengungkapan sasaran dalam organisasi;
5. penciptaan visi seperti apa keberhasilan itu;
6. pengembangan strategi untuk mewujudkan visi dan tujuan;
7. pengemvbangan jadwal dari sasaran tersebut; dan
8. pengukuran dan evaluasi hasil.
Anticipatory Government
(Pemerintahan Antisipatif)

• Pemerintahan harus ada konsensus, persetujuan pihak-pihak


berkepentingan.
• Karena pemerintahan biasanya jangka pendek, budgeting selain disusun
dengan rencana jangka pendek, juga harus disusun dengan rencana jangka
panjang dan lintas departemen.
Decentralized Government
(Pemerintahan Desentralisasi)
• Pemerintahan desentralisasi atau biasa disebut Decentralized Government maksudnya
adalah pemerintah hendaknya tidak sentralis. Banyak bidang kebutuhan pelayanan
publik yang memungkinkan untuk didesentralisasikan penyelenggaraannya agar lebih
partisipatif dan efisien.
• Para pemimpin yang berjiwa wirausaha mencoba menjangkau pendekatan yang
terdesentralisasi. Mereka banyak menggerakan keputusan ke “pinggiran”, ke tangan
masyarakat, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat, mereka menekankan
otoritas keputusan yang lain “ke bawah”, dengan membuat hierarki menjadi datar dan
memberi otoritas kepada pegawai-pegawainya.
Lembaga yang terdesentralisasi mempunyai
sejumlah keunggulan
1. Lembaga yang terdesentrasilasasi jauh lebih fleksibel dari pada yang
tersentralisasi
2. Lembaga terdesentralisasi jauh lebih efektif daripada yang tersentralisasi.
3. Lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif daripada yang
tersentralisasi.
4. Lembaga yang terdesentralisasi menghasilkan semangat kerja yang lebih
tinggi, lebih banyak komitmen dan lebih besar produktivitas.
Market-oriented Government
(Pemerintahan Berorientasi Pasar)
• Mendongkrak Perubahan melalui mekanisme Pasar. Maksudnya adalah dalam penyelenggaraan pelayanan,
pemerintah hendaknya mengikuti situasi pasar, tidak hanya berkutat pada program-program kerja yang monoton
karena biasanya diarahkan pada konstituen saja, berbau politik, tidak tepat sasaran, terfragmentasi, serta bukan
merupakan suatu tindakan korektif tetapi lebih mengacu pada kondisi stagnan sebagai akibat dari minimnya
perubahan yang signifikan.

• Cara merestrukturisasi pemerintahan menjadi berbasis mekanisme pasar melalui penyusunan produk
hukum yang tegas terhadap mekanisme pasar, penciptaan informasi terhadap masyarakat, mengutamakan
permintaan dan kebutuhan masyarakat, mengkatalisasi penyediaan oleh sektor swasta, yang kesemuanya ini akan
dikondisikan melalui suatu Market’s Institusi yang akan menekan atau mengurangi gap pasar. Kemudian hal yang
tidak kalah penting adalah merekomendasikan sektor pasar yang baru, mengurangi risiko usaha, serta merubah
kebijakan Investasi Publik yang tidak mencekik leher.
Market-oriented Government
(Pemerintahan Berorientasi Pasar)
SARAN:
• Pemerintah hendaknya menjadi perantara antara pembeli dan penjual
melalui pengenaan pajak dan retribusi pada setiap aktivitas usaha, serta
penyediaan pelayanan atas dasar pembiayaan masyarakat.
• Selain itu peningkatan integritas pemerintah dalam penyusunan
kebijakan agar lebih ditingkatkan sehingga dapat benar-benar menjawab
kebutuhan masyarakat.
• Hal ini akan lebih mudah dicapai apabila dibentuk suatu Komunitas
Pelayanan sehingga lebih mudah dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai