Anda di halaman 1dari 15

PENYUSUNAN

UU CIPTA
KERJA
dosen pengajar Bapak Dr. Wahyudi. M.Ak., ACPA., CA., CPA

Kelompok 4
Daffa Erlanto 2011070442
Hanifah Setyaningrum 2011070347
Mirza Qhulam Achmad 2011070376
Ratri Wulandari 2011070385
Siti Rahmadona 2011070378
Poin-poin pembahasan

01 02 03
Perumusan masalah Mengapa diatur Dengan apa diaturnya
• Apa masalahnya Tindakan apa yang dibutuhkan Bagaimana cara mengaturnya
• Siapa yang bermasalah
• Permasalahan dan misi
• Cost benefit

04 05 06 07
Prosedur Pembahasan Pengesahan dan
Diskusi/Musyawarah Perumusan Draft
Pengundangan
Perumusan Masalah

Permasalahan dan misi:


Indonesia menghadapi tantangan Permasalahan Perizinan yang Rumit dengan
Middle Income Trap (MIT), yaitu banyaknya regulasi pusat & daerah (hiper-regulasi)
yang mengatur sektor, menyebabkan disharmoni,
keadaan ketika perekonomian suatu tumpang tindih, tidak operasional, dan sektoral.
Apa Masalahnya?
negara tidak dapat meningkat menjadi
Keluar dari
negara high income. Middle Income Trap
Cost benefit penerapan regulasi
Negara yang terjebak dalam middle 1. Perlu adanya sosialisasi ke seluruh lapisan
masyarakat secara komprehensif
income trap akan berdaya saing lemah, 2. Mendorong Penciptaan Lapangan Kerja
karena: (a) dibandingkan low income 3. Memudahkan Pembukaan Usaha Baru
4. Mendukung Pemberantasan Korupsi
countries: kalah bersaing dengan upah Siapa yang bermasalah?
tenaga kerja mereka yang lebih murah, Investasi di negara Indonesia
(b) dengan high income countries: kalah
bersaing dalam teknologi dan
produktivitas.
Mengapa diatur
Pencari kerja bertambah 2-3 juta tiap tahun, ● Dengan disahkannya UU Ciptaker, Indonesia
82% di antaranya lulusan SMA, SMK dan punya instrumen untuk melindungi pekerja,
pelaku sektor informal memberi kemudahan UMKM dan koperasi.
Menciptakan lapangan kerja baru melalui
Untuk menyerap pencari kerja baru, peningkatan investasi.
pertumbuhan ekonomi Indonesia harus digenjot ● UU Cipta Kerja hadir untuk menyerap tenaga
kerja baru dan pengangguran dan sekaligus
Diperlukan perluasan usaha dengan investasi melindungi warga negara yang saat ini sudah
bekerja.

Hambatan terbesar perluasan usaha adalah ● Penyederhanaan izin usaha juga mengurangi
peluang korupsi dan pungli.
tumpang tindih regulasi
● Dengan begitu, Indonesia akan keluar dari
middle income trap, bertransformasi menjadi
Izin usaha yang rumit dan berlapis-lapis perlu
Indonesia Maju.
disederhanakan
Dengan apa diaturnya

Untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas, maka dibuatlah satu


Undang-Undang (UU) yang dapat merevisi beberapa bahkan puluhan UU
yaitu dengan metode omnibus law. Dalam UU Cipta Kerja yang disusun
dengan metode omnibus law ini, terdapat 11 kluster yang diatur.
Struktur UU Cipta Kerja
Bab I Ketentuan Umum (Pasal 1)
Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup (Pasal 2 – Pasal 5)
Bab III Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha (Pasal 6 – Pasal 79)
Bab IV Ketenagakerjaan (Pasal 80 – Pasal 84)
15 BAB
Bab V Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan Koperasi dan UMKM (Pasal 85– Pasal 104)
Bab VI Kemudahan Berusaha (Pasal 105 – Pasal 118)
Bab VII Dukungan Riset dan Inovasi (Pasal 119 – Pasal 121)
Bab VIII Pengadaan Lahan (Pasal 122 – Pasal 147)
186 Pasal Bab IX Kawasan Ekonomi (Pasal 148 – Pasal 153)
Bab X Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional (Pasal 154 – Pasal 173)
Bab XI Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja (Pasal 174 – Pasal 176)
Bab XII Pengawasan dan Pembinaan (Pasal 177 – Pasal 179)
78 UU Bab XIII Ketentuan Lain-Lain (Pasal 180 – Pasal 183)
Bab XIV Ketentuan Peralihan (Pasal 184)
Bab XV Ketentuan Penutup (Pasal 185 – Pasal 186)
Klaster dalam uu cipta kerja
1. Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan 6. Dukungan Riset dan Inovasi
Berusaha
7. Pengadaan Tanah
2. Perizinan Berusaha
8. Kawasan Ekonomi

3. Ketenagakerjaan
9. Investasi Pemerintah Pusat & Percepatan Proyek
Strategis Nasional
4. Kemudahan, Perlindungan, serta Pemberdayaan
Koperasi dan UMK-M
10. Administrasi Pemerintah

5. Kemudahan Berusaha 11. Pembinaan & Pengawasan (Pengenaan Sanksi)


Penyusunan UU
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan

2. Penyusunan 4. Pengundangan
Penyusunan RUU Pengundangan dilaksanakan oleh
disertai Naskah menteri yang menyelenggarakan
Akademik urusan pemerintahan di bidang
hukum.

1. Perencanaan 3. Pembahasan dan 5. Penyebarluasan


Perencanaan pengesahan rancangan
Penyebarluasan UU
dilakukan melalui undang-undang dilakukan secara
prolegnas oleh
Pembahasan dilaksanakan bersama-sama oleh
DPR
melalui 2 tingkat DPR dan Pemerintah.
pembicaaraan, kemudian
disahkan oleh Presiden.
Penyusunan RUU Cipta Kerja
2. Penyusunan
4. Pengundangan
Penyusunan RUU serta Naskah
Akademik oleh Panitia Kerja RU UU Cipta Kerja resmi
Cipta Kerja melalui rapat diundangakan Presiden RI dan
koordinasi. Paralel dengan ditandatangani pada tanggal 2
pelaksanaan Konsultasi Publik November 2020

1. Perencanaan 3. Pembahasan dan 5. Penyebarluasan


RUU Cipta Kerja pengesahan rancangan Penyebarluasan UU Cipta Kerja
ditetapkan sebagai undang-undang dilakukan melalui berbagai
Prolegnas Prioritas media, diantaranya penerbitan
Pembahasan dilaksanakan melalui
Tahun 2020 Siaran Pers No.
2 tingkat pembicaaraan pada
HM.4.6/137/SET.M.EKON.2.3/
Rapat Paripurna DPR. RUU
10/2020, serta melalui
disahkan oleh Presiden dalam
Konferensi Pers secara daring
Pembicaraan Tingkat II.
oleh jajaran menteri.
Diskusi/musyawarah
 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan Panitia Kerja dalam Penyusunan
RUU Cipta Kerja. Pembahasan juga melibatkan stakeholder dan masyarakat, yang terdiri
dari asosiasi usaha, serikat pekerja/serikat buruh, akademisi, pengamat/ahli, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dan komponen masyarakat lainnya.
 Pembahasan RUU Cipta Kerja dilakukan sejak 14 april 2020 dan melalui 64 kali rapat di
Panja Baleg DPR RI, yang dilakukan secara terbuka, disiarkan secara langsung (live)
oleh TV Parlemen, dan melalui kanal-kanal medsos, serta dihadiri secara terbuka oleh
media.
 Pelibatan partisipasi publik dalam pembahasan juga telah dilakukan. Sebagai contoh dalam
pembahasan Tripartit Nasional untuk klaster Ketenagakerjaan telah melibatkan unsur Serikat
Pekerja/ Buruh, dan unsur Pengusaha seperti KADIN/Apindo, dan telah melakukan 9 kali
pertemuan dalam rentang 8 Juli-23 Juli 2020.
Perumusan Draft

Penyusunan RUU Cipta Kerja telah mengikuti dengan ketentuan UU Nomor 12/
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang telah diubah
dengan UU Nomor 15/ 2019 tentang perubahan atas UU Nomor 12/ 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan, dan juga telah sesuai dengan ketentuan
Perpres Nomor 87/ 2014 tentang peraturan pelaksanaan UU Nomor 12/
2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan.
Prosedur Pembahasan

Pembahasan mulai dilakukan pada Rapat Kerja Baleg DPR RI dengan


Pemerintah pada tanggal 14 April 2020 dan melalui 64 kali rapat di Panja
Baleg DPR RI. Rapat tersebut dilakukan secara terbuka, disiarkan secara
langsung (live) oleh TV Parlemen, dan melalui kanal-kanal medsos, serta
dihadiri secara terbuka oleh media.
Pengesahan dan Pengundangan
Pembahasan dilaksanakan melalui 2 tingkat pembicaaraan pada Rapat Paripurna DPR RI,
yaitu Pembicaraan Tingkat I pada tanggal 3 Oktober 2020, dan Pembicaraan Tingkat II
pada tanggal 5 Oktober 2020. RUU disahkan oleh Presiden dalam Pembicaraan Tingkat II.

UU Cipta Kerja resmi diundangakan Presiden RI melalui penandatanganan pada naskah


UU Cipta Kerja pada tanggal 2 November 2020
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.


Daftar pustaka
[1] “Indonesiabaik.id,” Januari 2021. [Online]. Available: http://indonesiabaik.id/infografis/prosedur-dalam-penyusunan-uu-cipta-kerja. [Diakses 3
April 2021].
[2] “kompas.com,” kompas, 6 Oktober 2020. [Online]. Available: https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/06/104500965/apa-itu-omnibus-
law-cipta-kerja-isi-dan-dampaknya-bagi-buruh?page=all. [Diakses 3 April 2021].
[3] F. Kurniawan, “PROBLEMATIKA PEMBENTUKAN RUU CIPTA KERJA DENGAN KONSEP,” Jurnal Panorama Hukum, pp. 63-76, 2020.

[4] O. S. Matompo, “Konsep Omnibus Law dan Permasalahan RUU Cipta Kerja,” Rechtsstaat Nieuw, pp. 22-29, 2020.
[5] “ekon.go.id,” Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, 29 Februari 2020. [Online]. Available:
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/155/dialog-publik-ruu-cipta-kerja-menciptakan-lapangan-kerja-melalui-perbaikan-ekosistem-investasi.
[Diakses 3 April 2021].
[6] “Kabar24,” 5 Oktober 2020. [Online]. Available: https://kabar24.bisnis.com/read/20201005/15/1300871/64-kali-rapat-penyiapan-ruu-cipta-
kerja-ini-perincian-isinya. [Diakses 3 April 2021].
[7] “monitor.co.id,” 11 Maret 2020. [Online]. Available: https://monitor.co.id/2020/03/11/dema-fitk-uin-jakarta-gelar-diskusi-publik-polemik-
omnibus-law-cipta-lapangan-kerja/. [Diakses 3 April 2021].
[8] “kontan.go.id,” kontan, 2 Agustus 2020. [Online]. Available: https://nasional.kontan.co.id/news/tim-tripartit-telah-selesaikan-pembahasan-ruu-
cipta-kerja-klaster-ketenagakerjaan. [Diakses 3 April 2021].

Anda mungkin juga menyukai