KETENAGAKERJAAN &
CIPTA KERJA KLASTER
KETENAGAKERJAAN
Yanuar Hadi Prakoeso, S.H., M.Kn.
Advocate & Legal Consultant
Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia
Anggota Luar Biasa Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
INTRODUCTION
Yanuar Hadi Prakoeso, S.H., M.Kn
• Pendidikan :
• S1 Prodi Ilmu Hukum Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (2013-2017)
• S2 Prodi Magister Kenotariatan
Universitas Brawijaya Malang (2018-2020)
• Pengalaman Kerja :
• Asset & Perijinan Officer PT. Indraco
(2014-2020)
• Direktur Operasional PT. Agro Lestari
Jaya (2019-2020)
• Advocate & Legal Consultant (2020-
Sekarang)
• Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris
Indonesia & Anggota Luar Biasa Ikatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (2021)
Materi Pemaparan
Perlindungan UMKM
Investasi dan Proyek Pemerintah
KERJA
Kawasan Ekonomi
KementerianKoordinator
Bidang Perekonomian
11 Klaster pembahasan:
1. Penyederhanaan Perizinan
2. Persyaratan Investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan,
Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMK-M
5. Kemudahan Berusaha
6. Dukungan Riset & Inovasi
7. Administrasi
Pemerintahan
8. Pengenaan Sanksi
9. Pengadaan Lahan
10. Investasi dan Proyek
Pemerintah
11. Kawasan Ekonomi
*
*
HIGHLIGHTS
PP 34 / 2021 Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Tidak ada IMTA
Jabatan Personalia tidak diperkenankan
Prioritas Tenaga kerja INDONESIA
Wajib pendaftaran Jaminan Nasional , apabila kurang dari
6 bulan wajib asuransi atau jaminan Kecelakaan Kerja
PP 36 / 2021 Pengupahan
Upah minimum tidak berlaku utuk sektor UMKM
UMSK terdapmpak
Denda Keterlambatan
9
1 SUBSTANSI POKOK DALAM AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
UU CIPTA KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP
• Prosedur Perizinan TKA melalui 1. Jabatan tertentu dan waktu tertentu bagi
Pengesahan RPTKA. TKA yang dipekerjakan di Indonesia.
• Pengecualian RPTKA 2. Besaran dan penggunaan kompensasi
a. Direksi dan Komisaris (pemilik modal) untuk setiap TKA yang dipekerjakan.
dan Pemegang saham; 3. Penggunaan TKA
b. Diplomatik dan Konsuler;
c. TKA untuk darurat dan mendesak,
startup, vokasi, kunjungan bisnis, dan
penelitian.
• TKA dapat dipekerjakan oleh Pemberi Kerja
untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.
• Kewajiban Pemberi Kerja (menunjuk tenaga
kerja pendamping TKA, fasilitasi pendidikan
dan pelatihan, memulangkan TKA yang
telah berakhir masa kerja)
• Kewajiban pembayaran dana kompensasi
penggunaan TKA
4
Batasan Penggunaan TKA
1. Dipekerjakan dalam hubungan kerja untuk jabatan dan Jabatan yang boleh di
jangka waktu tertentu. (Pasal 42 (4) UUK) duduki TKA ditetapkan
2. Dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia. oleh Menteri
(Pasal 42 (2) UUK)
14
Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT)
Konsep PKWT dalam UUCK
Dalam menghadapi tantangan bisnis yang VUCA, pengaturan hubungan kerja yang
fleksibel dengan tetap memberikan perlindungan bagi pekerja. Hal ini penting guna
mendorong terciptanya lapangan kerja dan keberlangsungan bisnis dengan tetap
memperhatikan perlindungan bagi pekerja.
PANDANGAN PENGUSAHA:
Pengaturan ini sudah mencoba memberi ruang yang lebih fleksibel, namun pengaturannya
cukup rumit, sehingga dalam implementasinya berpotensi multi tafsir dan menimbulkan
perselisihan.
Setiap jenis PKWT memiliki implikasi yang berbeda, tentukan PKWT sesuai karakter pekerjaannya
dan cantumkan dalam PKWT untuk kejelasan mengenai jangka waktu dan peraturan yang berlaku.
1
8
Pada saat PP 35/2021 mulai berlaku (02 Feb 2021):
1. PKWT yang telah ada dan jangka waktunya belum berakhir masih tetap berlaku sampai
dengan berakhirnya PKWT.
2. Uang kompensasi untuk PKWT yang jangka waktunya belum berakhir diberikan dengan
ketentuan besaran uang kompensasinya dihitung berdasarkan masa kerja Pekerja yang
perhitungannya dimulai sejak tanggal diundangkan UUCK (02 Nov 2020).
(Pasal 63-64 PP 35/2021)
PANDANGAN PENGUSAHA: Ketentuan masa transisi ini sangat penting untuk keadilan
dan kepastian hukum, dalam implementasinya harus diperhatikan penghitungannya. Jangan
sampai menimbulkan perselisihan.
Alih daya tidak lagi dibedakan antara pemborongan pekerjaan (job supply)
atau penyediaan jasa pekerja/buruh (labour supply)
Alih daya tidak lagi dibatasi hanya untuk pekerjaan penunjang (non core
business process)
PANDANGAN PENGUSAHA:
Pengaturan yang tidak membatasi jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan ini
TELAH TEPAT, sehingga diharapkan perusahaan di Indonesia kompetitif dalam
menghadapi dinamika bisnis dan tantangan revolusi Industri 4.0 yang melahirkan
BANYAK KETERAMPILAN DAN PEKERJAAN BARU (FUTURE OF JOBS).
UUK hanya mengatur aspek Perlindungan Pekerja, sehingga aspek
hubungan bisnis (B2B) kembali ke ranah hukum perdata umum.
21
Tanggungjawab Pelindungan Pekerja Alih Daya Berstatus PKWT
Pasal 66 ayat (3) UUK & Pasal 19 Ayat (1) PP 35/2021:
Perusahaan Alih Daya yang mempekerjakan PKWT, harus mensyaratkan pengalihan pelindungan hak-hak
bagi pekerja/buruh, apabila terjadi pergantian perusahaan alih daya dan sepanjang
objek pekerjaannya tetap ada (pekerjaan tersebut masih ada pada perusahaan
pemberi pekerjaan yang sama).
PANDANGAN PENGUSAHA: Hal ini tidak dapat diimplementasikan dan potensi perselisihan. Pengaturan
Pasal 19 ayat (2) dan (3) PP 35/2021 “melampaui UUK” dalam Penjelasan Pasal 66 UUK mendefinisikan
“Pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh”, yaitu perusahaan alih daya yang baru memberikan
perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh perusahaan alih
daya sebelumnya.
Perusahaan Pemberi kerja berperan dalam membantu implementasi pengaturan ini.
22 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan
Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat
Jenis Waktu Kerja
PANDANGAN PENGUSAHA:
Penambahan pengaturan Waktu kerja
kurang dari standar ini disambut positif dalam menghadapi era Gig Economy
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dan meningkatkan
produktivitas serat daya saing yang lebih baik.
24
Mingguan
WA J I B
1 hari setelah 6 hari kerja atau 2 hari setelah 5 hari kerja.
Atau berdasarkan Peraturan Menteri bagi sektor tertentu
Cuti tahunan
Cuti Tahunan diberikan sekurang-kurangnya 12
hari kerja setelah bekerja selama 12 bulan
25
Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK)
2
SUBSTANSI POKOK PHK DALAM AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
UU CIPTA KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP
1. PHK sebagai upaya terakhir apabila 1. Tata cara PHK.
hubungan kerja tidak lagi dapat 2. Pemberian uang pesangon, uang
dipertahankan. penghargaan masa kerja, dan uang
2. Mekanisme PHK didahului dengan penggantian hak.
pemberitahuan mengenai maksud dan
alasan PHK dan apabila PHK tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak, maka
ditempuh mekanisme perselisihan PHK
sesuai UU 2/2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
3. Penyesuaian besaran kompensasi PHK.
27
Prinsip & Proses PHK
Pengusaha, pekerja, serikat pekerja (SP), dan
Pemerintah harus mengupayakan agar tidak terjadi Pengusaha wajib melaporkan PHK ke
pemutusan hubungan kerja (PHK). Dinas Ketenagakerjaan setempat.
(Pasal 38 PP 35/2021)
PANDANGAN PENGUSAHA:
Komunikasi dalam proses PHK berperan penting dalam meminimalisir
terjadinya perselisihan dan mengefektifkan proses PHK.
28 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan
Pemberitahuan PHK, berupa surat tertulis yang memuat maksud dan alasan PHK, kompensasi PHK
serta hak lainnya bagi Pekerja yang timbul akibat PHK. (Penjelasan Pasal 37 Ayat 3 PP 35/2021)
Pemberitahuan PHK disampaikan secara sah dan patut oleh Pengusaha kepada Pekerja dan/atau SP
di dalam Perusahaan (untuk pekerja yang merupakan anggota SP). (Pasal 37 Ayat 2 PP 35/2021)
Pemberitahuan PHK tidak perlu dilakukan oleh pengusaha dalam hal PANDANGAN PENGUSAHA
pekerja/buruh: (Pasal 151A UUCK & Pasal 52 Ayat 3 PP 35/2021)
1. mengundurkan diri atas kemauan sendiri; 1. Bukti tanda terima
2. hubungan kerja berakhir sesuai dengan PKWT; penyerahan pemberitahuan
3. mencapai usia pensiun sesuai dengan perjanjian kerja, PP/PKB; PHK penting dibuat saat
4. meninggal dunia; atau penyerahannya.
5. melakukan pelanggaran bersifat mendesak di-PHK yang diatur 2. Hari Kerja mengacu pada yang
dalam Perjanjian Kerja, PP/PKB. berlaku di perusahaan.
Tabel Uang Pesangon dan UPMK tidak berubah dibanding UU 13/2003 sebelum UUCK, sedangkan
untuk Uang Penggantian Hak, selain dari uang pengganti cuti dan ongkos pulang diatur dalam
PP/PKB perusahaan.
Berbeda alasan PHK berbeda pula besaran Kompensasi PHK, Pengelompokkan Besaran kompensasi-
nya sebagai berikut:
A. 0,5x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH E. 2x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH
B. 0,75x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH F. 1x UPMK, 1x UPH
C. 1x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH G. 1x UPH, Uang Pisah
D. 1,75x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH
Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja dalam program pensiun sesuai peraturan perundang-
undangan di bidang dana pensiun, iuran yang dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai
bagian dari pemenuhan kewajiban Pengusaha atas Pesangon dan UPMK serta uang pisah.
Jika perhitungan manfaat dari program pensiun tersebut lebih kecil daripada
UP dan UPMK serta uang pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
(Pasal 58 PP 35/2021)
31
2
Korelasi Program Dana Pensiun dengan PHK
• Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja/Buruh dalam program pensiun
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun, iuran yang
dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai bagian dari
pemenuhan kewajiban Pengusaha atas UP dan UPMK serta uang pisah.
• Jika perhitungan manfaat dari program pensiun tersebut lebih kecil
daripada Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja serta uang
pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
• Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
25
2
BESARAN KOMPENSASI PHK
(Berdasarkan Pasal 156 UU 11/2020)
HAK AKIBAT
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021) PHK MENURUT KETERANGAN
MENURUT UU 13/2003
PP 35/2021
1 1. Perusahaan melakukan penggabungan, Pasal 163 ayat (1): “Pengambilalihan” dipisahkan dengan
peleburan dan pemisahan perusahaan dan “penggabungan, peleburan, dan pemisahan
pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan 1 UP + 1 UPMK + UPH perusahaan” karena pengambilalihan pada
1 UP + 1 UPMK + UPH
hubungan kerja hakekatnya tidak berdampak pada PHK
2. Perusahaan melakukan penggabungan, Pasal 163 ayat (2): (hubungan kerja antara pengusaha dengan
peleburan dan pemisahan perusahaan dan pekerja/buruh tetap ada).
pengusaha tidak bersedia menerima 1 UP + 1 UPMK + UPH
2 UP + 1 UPMK + UPH
pekerja/buruh Inisiatif PHK dilakukan oleh Pengusaha,
3. Pengusaha melakukan pengambilalihan sudah sewajarnya formula kompensasinya
perusahaan (inisiatif PHK dari pengusaha) ----- 1 UP + 1 UPMK + UPH lebih besar daripada bila pekerja/buruh yang
mengajukan PHK.
4. Pengusaha melakukan pengambilalihan Pasal 163 ayat (1):
perusahaan yang mengakibatkan terjadinya
½ UP + 1 UPMK + UPH
perubahan syarat kerja dan pekerja/buruh tidak 1 UP + 1 UPMK + UPH
bersedia melanjutkan hubungan kerja
2 5. Perusahaan melakukan efisiensi yang Yang dimaksud efisiensi pada ketentuan ini
disebabkan perusahaan mengalami ----- adalah efisiensi yang hanya dikaitkan
½ UP + 1 UPMK + UPH
kerugian dengan kerugian yang dialami perusahaan.
6. Perusahaan melakukan efisiensi untuk Dalam hal ini kerugian belum terjadi, namun
mencegah terjadinya kerugian ----- bila tidak dilakukan efisiensi dampak dari
1 UP + 1 UPMK + UPH kerugian yang akan terjadi tersebut
diperkirakan akan dapat mengakibatkan PHK
dalam jumlah yang lebih besar. 34
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)
4 10.Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force Pasal 164 ayat (1):
majeure) ½ UP + 1 UPMK + UPH
1 UP + 1 UPMK + UPH
11.Terjadi keadaan memaksa (force majeur) yang tidak
mengakibatkan perusahaan tutup ----- ¾ UP + 1 UPMK + UPH
35
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)
37
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK 2
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP
35/2021)
ALASAN HAK AKIBAT PHK
NO PHK (PP HAK AKIBAT PHK MENURUT UU 13/2003 MENURUT PP KETERANGAN
35/2021) 35/2021
14 27. Pekerja/buruh memasuki usia a. Pasal 167 ayat (1), pengusaha mengikutsertakan
pensiun pekerja/buruh pada program pensiun yang iurannya
dibayar penuh oleh pengusaha, maka pekerja/ buruh:
- tidak berhak atas UP dan UPMK;
- berhak atas UPH;
- berhak atas selisih perhitungan 2 UP + 1 UPMK
dengan jaminan/manfaat pensiun yang diterima
sekaligus, bila jaminan/manfaat pensiun
tersebut lebih kecil
1¾ UP + 1 UPMK + UPH
(catatan: bila iuran/premi dibayar pengusaha dan
pekerja/buruh, maka yang diperhitungkan dengan UP
tersebut hanya uang pensiun yang iuran/preminya
dibayar pengusaha)
4. UMP dan UMK ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi 6. Tata cara pembentukan, komposisi
dan ketenagakerjaan. keanggotaan, tata cara pengangkatan
dan pemberhentian keanggotaan, serta
5. Kenaikan Upah Minimum dihitung dengan menggunakan tugas dan tata kerja dewan pengupahan.
formula perhitungan upah minimum yang memuat
variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
6. Bagi usaha mikro dan kecil berlaku upah berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja di
perusahaan, sekurang kurangnya sebesar persentase
tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat.
7. Pengusaha WAJIB menyusun struktur dan skala upah.
40
MUATAN PP 3
1. Kebijakan Pengupahan ditetapkan oleh
2. Upah ditetapkan berdasarkan satuan waktu
Pemerintah Pusat sebagai salah satu dan/atau satuan hasil dengan ketentuan:
upaya mewujudkan hak pekeja/buruh a. Upah berdasarkan satuan waktu
atas penghidupan yang layak bagi ditetapkan secara per jam, harian,
kemanusiaan, meliputi: atau bulanan. Penetapan besarnya
a. upah minimum; Upah berdasarkan satuan waktu
b. struktur dan skala upah; dilakukan dengan berpedoman pada
struktur dan skala Upah.
c. upah kerja lembur;
b. Upah berdasarkan satuan hasil
d. upah tidak masuk kerja dan/atau
ditetapkan sesuai dengan hasil
tidak melakukan pekerjaan karena
pekerjaan yang telah disepakati.
alasan tertentu;
Penetapan besarnya upah
e. bentuk dan cara pembayaran upah;
berdasarkan satuan hasil dilakukan
f. hal-hal yang dapat diperhitungkan oleh Pengusaha berdasarkan hasil
dengan upah; dan kesepakatan antara Pekerja/Buruh
g. upah sebagai dasar perhitungan atau dengan Pengusaha.
pembayaran hak dan kewajiban
41
lainnya.
UPAH BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL 3
Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh pada usaha yang bersangkutan.
Kesepakatan upah tersebut sekurang-kurangnya sebesar persentase tertentu
dari rata-rata konsumsi masyarakat pada tingkat provinsi, yaitu 50%
Penetapan persentase harus menghasilkan nilai upah sekurang-kurangnya
sebesar 25% di atas garis kemiskinan.
Usaha mikro dan kecil yang dikecualikan dari ketentuan Upah minimum wajib
mempertimbangkan faktor sebagai berikut: UMKM
Mengandalkan sumber daya tradisional,
Tidak bergerak pada usaha berteknologi tinggi dan padat modal.
Hal itu sebagai bentuk perlindungan bagi pekerja mengingat kriteria usaha
mikro dan kecil dalam PP UMKM penjualan tahunan mencapai 15 M yang
secara umum masih sanggup membayar upah
36
PERLINDUNGAN UPAH
3
1. Upah Kerja Lembur wajib dibayarkan pengusaha
2. Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak masuk bekerja tidak melakukan
pekerjaan
3. Pengusaha wajib membayar upah jika pekerja/buruh:
a. Berhalangan;
b. Melakukan kegiatan lain diluar pekerjaanya;
c. Menjalankan hak waktu istirahat;
d. Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha
tidak memperkerjakannya karena kesalahan pengusaha sendiri atau
kendala yang seharusnya dapat dihindari.
37
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(BERHALANGAN)
3
Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan karena
berhalangan sebagaimana meliputi:
1. Pekerja/Buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
2. Pekerja/Buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaan; dan
3. Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja karena:
a. menikah;
b. menikahkan anaknya;
c. mengkhitankan anaknya;
d. membaptiskan anaknya;
e. istri melahirkan atau keguguran kandungan;
f. suami, istri, orang tua, mertua, anak, dan/atau menantu meninggal dunia; atau
g. anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6) yang tinggal dalam satu
rumah meninggal dunia.
Catatan:
Upah yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh perempuan yang tidak masuk kerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan
karena sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya disesuaikan dengan jumlah hari menjalani masa sakit haidnya,
38
paling lama 2 (dua) hari.
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(MELAKUKAN KEGIATAN LAIN DILUAR PEKERJAANYA)
46
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(MENJALANKAN HAK WAKTU ISTIRAHAT)
47
3
PENINJAUAN UPAH
48
SANKSI ADMINISTRATIF
3
I. Pengusaha yang melanggar ketentuan Pembayaran THR, Pembagian Uang Service Pada Usaha
Tertentu, Penyusunan dan Penerapan Struktur dan Skala Upah, Pemberian Bukti Pembayaran
Upah dikenakan sanksi Administratif berupa:
a. Teguran tertulis
b. Pembatasan Kegiatan Usaha
c. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
d. Pembekuan kegiatan usaha
II. Menteri, menteri terkait, gubernur, bupati/walikota, atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya mengenakan sanksi administratif kepada Pengusaha.
III. Pengenaan sanksi administratif diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
pengawas ketenagakerjaan yang berasal dari:
a. pengaduan; dan/atau
b. tindak lanjut hasil pengawasan ketenagakerjaan.
IV. Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota yang masih memberlakukan keputusan
tentang upah minimum yang bertentangan dengan PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai pemerintahan daerah.
KETENTUAN PERALIHAN
3
1. UMP dan/atau UMK tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh Gubernur pada tahun 2020
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan Desember 2021;
2. Upah Minimum Sektoral yang telah ditetapkan sebelum tanggal 2 November 2020 tetap
berlaku sampai dengan:
1. Surat Keputusan mengenai penetapan Upah Minimum sektoral berakhir; atau
2. Upah Minimum Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota didaerah tersebut ditetapkan
lebih tinggi dari Upah Minimum Sektoral.
3. Upah Minium Sektoral Provinsi dan/atau Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota yang
telah ditetapkan setelah tanggal 2 November 2020 wajib dicabut gubernur selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan.
4. Gubernur tidak boleh lagi menetapkan Upah Minimum Sektoral.
5. Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari upah minimum yang telah
ditetapkan, pengusaha dilarang mengurangi atau menurunkan upah.
4
46
4
SUBSTANSI POKOK
DALAM UU CIPTA AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP
PESERTA
1. Peserta JKP harus memenuhi persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. belum mencapai usia 54 (lima puluh empat) tahun pada saat mendaftar; dan
c. mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha.
53
4
IURAN
3. Iuran sebesar 0,46% bersumber dari iuran yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat
dan sumber pendanaan JKP.
a. 0,22 % dari Pemerintah Pusat.
b. 0,24% bersumber dari rekomposisi iuran program JKK dan JKM.
54
MANFAAT 4
1. Manfaat JKP:
a. Uang tunai;
b. Akses informasi pasar kerja; dan
c. Pelatihan kerja.
56
THANK YOU
Follow Instagram kami
@yanuarhadiprakoeso_lawfirm