Anda di halaman 1dari 57

UNDANG – UNDANG

KETENAGAKERJAAN &
CIPTA KERJA KLASTER
KETENAGAKERJAAN
Yanuar Hadi Prakoeso, S.H., M.Kn.
Advocate & Legal Consultant
Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia
Anggota Luar Biasa Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
INTRODUCTION
Yanuar Hadi Prakoeso, S.H., M.Kn

• Pendidikan :
• S1 Prodi Ilmu Hukum Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (2013-2017)
• S2 Prodi Magister Kenotariatan
Universitas Brawijaya Malang (2018-2020)
• Pengalaman Kerja :
• Asset & Perijinan Officer PT. Indraco
(2014-2020)
• Direktur Operasional PT. Agro Lestari
Jaya (2019-2020)
• Advocate & Legal Consultant (2020-
Sekarang)
• Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris
Indonesia & Anggota Luar Biasa Ikatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (2021)
Materi Pemaparan

 Pengantar : Penciptaan Lapangan Pekerjaan


Konsepsi Omnibus Law
 Penerapan
 Peraturan Pelaksanaan & Turunannya
Pengantar : Ide & Cita
UU Cipta Kerja bermanfaat
untuk memperbaiki iklim MENDORONG
investasi dan mewujudkan INVESTASI
kepastian hukum
TUJUAN
Mempercepat transformasi ekonomi
Menyelaraskan kebijakan pusat-daerah

Memberi kemudahan berusaha


MENGAPA
Mengatasi problem regulasi yang
PERLU TEROBOSAN tumpang tindih
OMNIBUS LAW Menghilangkan ego sektoral
• Menaikkan kemudahan berusaha dari
peringkat 73 (2020) ke posisi 53 dunia
• Kebijakan horizontal & vertikal saling berbenturan “50 tahun waktu yang
dibutuhkan jika merevisi UU
• Indeks regulasi Indonesia masih rendah
satu per satu. Melalui
• Terdapat fenomena hyper regulation Omnibus Law,
(regulasi berlebihan) Memangkas penyederhanaan
• Kebijakan tidak efisien pasal yang tidak regulasi bisa
efektif Presiden Jokowi, dalam
• UU bersifat sektoral, sering tidak sinkron
& tidak ada kepastian hukum
acara Pertemuan Tahunan
Bank Indonesia 2019, di
Rafles Hotel, Jakarta,
dipercepat.

Kamis malam (28/11/2019)
(sETKAB.go.iD)
SUMBER: UU CIPTA K E R J A
Dengan teknik Omnibus Law, sekitar 80
Undang-Undang dan lebih dari 1.200 pasal
bisa direvisi sekaligus hanya dengan satu
TEROBOSAN
HUKUM
UU Cipta Kerja yang mengatur
multisektor.
2 November 2020
11 K L A S T E R DALAM UU CIPTA K E R JA
Penyederhanaan Perizinan
Persyaratan Investasi
Ketenagakerjaan Pengadaan
DISEDERHANAKAN Lahan Kemudahan Berusaha
MENJADI Dukungan Riset dan Inovasi
Administrasi Pemerintahan
Pengenaan Sanksi
Kemudahan, Pemberdayaan, dan
SUMBER: UU CIPTA

Perlindungan UMKM
Investasi dan Proyek Pemerintah
KERJA

Kawasan Ekonomi
KementerianKoordinator
Bidang Perekonomian

Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

11 Klaster pembahasan:
1. Penyederhanaan Perizinan
2. Persyaratan Investasi
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan,
Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMK-M
5. Kemudahan Berusaha
6. Dukungan Riset & Inovasi
7. Administrasi
Pemerintahan
8. Pengenaan Sanksi
9. Pengadaan Lahan
10. Investasi dan Proyek
Pemerintah
11. Kawasan Ekonomi
*
*
HIGHLIGHTS
PP 34 / 2021 Penggunaan Tenaga Kerja Asing
 Tidak ada IMTA
 Jabatan Personalia tidak diperkenankan
 Prioritas Tenaga kerja INDONESIA
 Wajib pendaftaran Jaminan Nasional , apabila kurang dari
6 bulan wajib asuransi atau jaminan Kecelakaan Kerja

PP 35 / 2021 PKWT, Alihdaya, Waktu Kerja, Istirahat, PHK


 Jangka waktu PKWT & Kompensasi nya
 Waktu Kerja
 Pergantian Vendor alihdaya
 PHK

PP 36 / 2021 Pengupahan
 Upah minimum tidak berlaku utuk sektor UMKM
 UMSK terdapmpak
 Denda Keterlambatan

PP 36 / 2021 Jaminan Kehilangan Pekerjaan


 Iuran 0,46 Persen dari upah bulanan yang di bayarkan
 Manfaat JKP
 Pengecualian

Lets , Discussion and Sharing


1

PP NOMOR 34 TAHUN 2021


TENTANG
PENGGUNAAN TENAGA
KERJA ASING

9
1 SUBSTANSI POKOK DALAM AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
UU CIPTA KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP
• Prosedur Perizinan TKA melalui 1. Jabatan tertentu dan waktu tertentu bagi
Pengesahan RPTKA. TKA yang dipekerjakan di Indonesia.
• Pengecualian RPTKA 2. Besaran dan penggunaan kompensasi
a. Direksi dan Komisaris (pemilik modal) untuk setiap TKA yang dipekerjakan.
dan Pemegang saham; 3. Penggunaan TKA
b. Diplomatik dan Konsuler;
c. TKA untuk darurat dan mendesak,
startup, vokasi, kunjungan bisnis, dan
penelitian.
• TKA dapat dipekerjakan oleh Pemberi Kerja
untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.
• Kewajiban Pemberi Kerja (menunjuk tenaga
kerja pendamping TKA, fasilitasi pendidikan
dan pelatihan, memulangkan TKA yang
telah berakhir masa kerja)
• Kewajiban pembayaran dana kompensasi
penggunaan TKA

4
Batasan Penggunaan TKA
1. Dipekerjakan dalam hubungan kerja untuk jabatan dan Jabatan yang boleh di
jangka waktu tertentu. (Pasal 42 (4) UUK) duduki TKA ditetapkan
2. Dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia. oleh Menteri
(Pasal 42 (2) UUK)

Aturan Rangkap Jabatan


Pengusaha dapat mempekerjakan TKA yang Rangkap Jabatan sebagai:
sudah dipekerjakan Pemberi Kerja TKA lain. Syarat:
Direksi dan Komisaris
Jangka waktu TKA yang merangkap jabatan Persetujuan Pemberi Kerja
paling lama sampai jangka waktu TKA Pertama
TKA pada sektor Vokasi,
Pengesahan RPTKA Pemberi Kerja Pertama. Pemberi Kerja TKA Kedua
Ekonomi Digital, dan Migas*
(Pasal 5 PP 34/2021) mengajukan RPTKA
*) Jabatan pada sektor-sektor tersebut ditetapkan menteri

PANDANGAN PENGUSAHA: Harapannya sehubungan dengan perkembangan jenis pekerjaan, nama-nama


jabatan yang diatur dalam Peraturan Menteri sifatnya Negative list (Daftar Nama Pekerjaan yang dilarang
dijabat oleh Tenaga Kerja Asing)
11
Direksi atau Komisaris dengan kepemilikan
saham tertentu atau pemegang saham Pegawai diplomatik dan konsuler pada
sesuai aturan fasilitas penanaman modal. kantor perwakilan negara asing.

TKA yang dibutuhkan pada jenis kegiatan berikut:


a. Produksi yang terhenti karena keadaan darurat (keadaan tidak terencana yang disebabkan
bencana, kerusakan mesin utama, huru-hara/kerusuhan yang harus segera ditangani untuk
menghindari kerugian perusahaan/masyarakat umum);
a. Vokasi (pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi);
b. Perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi (untuk perusahaan bergerak di bidang digital fintech & tech
start-up);
c. Kunjugan bisnis (pembicaraan bisnis, memberikan ceramah atau mengikuti seminar, mengikuti pameran
internasional, mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau perwakilan di Indonesia);
d. Penelitian untuk jangka waktu tertentu (diperuntukan bagi penelitian ilmiah).
(Pasal 19 PP 34/2021)
PANDANGAN PENGUSAHA: Dalam PP 34/2021 belum mengatur jelas mengenai mekanisme masuk dan
tinggal di wilayah Indonesia khususnya untuk jabatan Direksi dan Komisaris dengan kepemilikan saham
tertentu atau pemegang saham. Berbeda dengan pengecualian jabatan dan pekerjaan lain telah diatur
mekanismenya dalam Pasal 19 dan 20 PP 34/2021.
13
2

PP NOMOR 35 TAHUN 2021


TENTANG
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU,
ALIH DAYA, WAKTU KERJA DAN WAKTU
ISTIRAHAT, SERTA PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA

14
Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT)
Konsep PKWT dalam UUCK
Dalam menghadapi tantangan bisnis yang VUCA, pengaturan hubungan kerja yang
fleksibel dengan tetap memberikan perlindungan bagi pekerja. Hal ini penting guna
mendorong terciptanya lapangan kerja dan keberlangsungan bisnis dengan tetap
memperhatikan perlindungan bagi pekerja.

Jenis dan Dasar PKWT dalam UUCK & PP 35/2021:


1. Berdasarkan Jangka Waktu, maksimal 5 thn, dapat diperpanjang sesuai kesepakatan dengan keseluruhan PKWT
beserta perpanjangannya tidak lebih dari 5 tahun;
2. Berdasarkan Selesainya Suatu Pekerjaan Tertentu, Jangka waktu perjanjian sesuai kesepakatan, dapat diperpanjang
hingga selesainya pekerjaan; dan
3. Berdasarkan Pekerjaan Tertentu Lainnya, dapat dilakukan dengan Perjanjian Kerja harian dengan ketentuan
kurang dari 21 hari dalam 1 bulan.

PANDANGAN PENGUSAHA:
 Pengaturan ini sudah mencoba memberi ruang yang lebih fleksibel, namun pengaturannya
cukup rumit, sehingga dalam implementasinya berpotensi multi tafsir dan menimbulkan
perselisihan.
 Setiap jenis PKWT memiliki implikasi yang berbeda, tentukan PKWT sesuai karakter pekerjaannya
dan cantumkan dalam PKWT untuk kejelasan mengenai jangka waktu dan peraturan yang berlaku.

1 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan


6
 Pengusaha wajib memberikan Uang Kompensasi kepada Pekerja PKWT yang PKWT-nya berakhir karena jangka
waktunya atau selesainya pekerjaan yang telah ditentukan dengan masa kerja paling sedikit 1 bulan secara terus
menerus. (Pasal 61A UUK & Pasal 15 PP 35/2021)
 Apabila PKWT diperpanjang, uang kompensasi diberikan saat selesainya jangka waktu PKWT sebelum
perpanjangan dan terhadap jangka waktu perpanjangan PKWT, uang kompensasi berikutnya diberikan setelah
perpanjangan jangka waktu PKWT berakhir atau selesai. (Pasal 15 Ayat 3 PP 35/2021)
 Masa kerja Pekerja/Buruh dalam hal perpanjangan, jangka waktu PKWT tetap dihitung sejak terjadinya
Hubungan Kerja berdasarkan PKWT. (Pasal 8 Ayat 3 dan 9 Ayat 5 PP 35/2021)

Besaran Uang Kompensasi diberikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:


(Pasal 16 PP 35/2021)
a. PKWT selama 12 bulan secara terus
menerus, diberikan sebesar 1 bulan Upah;
b. PKWT selama 1 bulan atau lebih tetapi kurang dari
12 bulan atau lebih dari 12 bulan, dihitung secara
proporsional dengan perhitungan:
𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚
12

1 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan


7
 Uang Kompensasi tidak diberikan dalam hal masa kerja PKWT kurang dari 1 bulan, atau
PKWT-nya berakhir karena: (1-3: Pasal 61A UUK)
1. Meninggal dunia;
2. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan lembaga PPHI yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
3. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, PP/PKB yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja; atau
4. Pekerja merupakan TKA. (Pasal 15 Ayat 5 PP 35/2021)
 Uang Kompensasi untuk pekerja pada usaha mikro dan kecil diberikan sesuai kesepakatan. (Pasal 16 Ayat 6 PP
35/2021)

Dalam hal salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum


berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT,
Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi yang
besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah
dilaksanakan oleh Pekerja/Buruh. (Pasal 17 PP 35/2021)

1
8
Pada saat PP 35/2021 mulai berlaku (02 Feb 2021):
1. PKWT yang telah ada dan jangka waktunya belum berakhir masih tetap berlaku sampai
dengan berakhirnya PKWT.
2. Uang kompensasi untuk PKWT yang jangka waktunya belum berakhir diberikan dengan
ketentuan besaran uang kompensasinya dihitung berdasarkan masa kerja Pekerja yang
perhitungannya dimulai sejak tanggal diundangkan UUCK (02 Nov 2020).
(Pasal 63-64 PP 35/2021)

Pemberian Uang Kompensasi berakhirnya PKWT Tidak Berlaku Surut, untuk:


1. PKWT yang telah berakhir sebelum PP 35/2021 (02 Feb 2021) disahkan; dan
2. Masa kerja yang telah dilakukan sebelum UUCK (02 Nov 2020) disahkan (untuk yang
PKWT nya masih berlaku)

PANDANGAN PENGUSAHA: Ketentuan masa transisi ini sangat penting untuk keadilan
dan kepastian hukum, dalam implementasinya harus diperhatikan penghitungannya. Jangan
sampai menimbulkan perselisihan.

1 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan


9
Alih Daya
(Outsouring)
Jenis Pekerjaan Alih Daya

 Alih daya tidak lagi dibedakan antara pemborongan pekerjaan (job supply)
atau penyediaan jasa pekerja/buruh (labour supply)
 Alih daya tidak lagi dibatasi hanya untuk pekerjaan penunjang (non core
business process)

Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan, TERGANTUNG PADA KEBUTUHAN SEKTOR


USAHA. Peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan DITITIKBERATKAN
PADA PERLINDUNGAN PEKERJA

PANDANGAN PENGUSAHA:
Pengaturan yang tidak membatasi jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan ini
TELAH TEPAT, sehingga diharapkan perusahaan di Indonesia kompetitif dalam
menghadapi dinamika bisnis dan tantangan revolusi Industri 4.0 yang melahirkan
BANYAK KETERAMPILAN DAN PEKERJAAN BARU (FUTURE OF JOBS).
 UUK hanya mengatur aspek Perlindungan Pekerja, sehingga aspek
hubungan bisnis (B2B) kembali ke ranah hukum perdata umum.
21
Tanggungjawab Pelindungan Pekerja Alih Daya Berstatus PKWT
Pasal 66 ayat (3) UUK & Pasal 19 Ayat (1) PP 35/2021:
Perusahaan Alih Daya yang mempekerjakan PKWT, harus mensyaratkan pengalihan pelindungan hak-hak
bagi pekerja/buruh, apabila terjadi pergantian perusahaan alih daya dan sepanjang
objek pekerjaannya tetap ada (pekerjaan tersebut masih ada pada perusahaan
pemberi pekerjaan yang sama).

Pasal 19 ayat (2) dan (3) PP 35/2021:


Persyaratan pengalihan pelindungan hak-hak merupakan jaminan atas
kelangsungan bekerja bagi Pekerja/Buruh. Bila Pekerja PKWT tersebut tidak
memperoleh jaminan kelangsungan bekerja, maka Perusahaan Alih Daya
bertanggung jawab atas pemenuhan hak-hak Pekerja tersebut.

PANDANGAN PENGUSAHA: Hal ini tidak dapat diimplementasikan dan potensi perselisihan. Pengaturan
Pasal 19 ayat (2) dan (3) PP 35/2021 “melampaui UUK” dalam Penjelasan Pasal 66 UUK mendefinisikan
“Pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh”, yaitu perusahaan alih daya yang baru memberikan
perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh perusahaan alih
daya sebelumnya.
 Perusahaan Pemberi kerja berperan dalam membantu implementasi pengaturan ini.
22 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan
Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat
Jenis Waktu Kerja

Waktu kerja Standar: Kurang dari standar: Lebih dari standar:


1. 7 jam/hari dan 40 1. Penyelesaian pekerjaan 1. Untuk sektor tertentu;
jam/minggu, 6 hari kerja; <7 jam/hari; 2. Diatur dalam Peraturan
atau 2. Menerapkan waktu kerja Menteri;.dan
2. 8 jam/hari dan 40 fleksibel; atau 3. Diatur dalam
jam/minggu, 5 hari kerja. 3. Dapat dikerjakan di luar PK, PP/
3. Diatur dalam PK, PP/PKB lokasi kerja. PKB
4. Diatur dalam PK

(Pasal 77 UUK & Pasal 21-23 PP 35/2021)

PANDANGAN PENGUSAHA:
Penambahan pengaturan Waktu kerja
kurang dari standar ini disambut positif dalam menghadapi era Gig Economy
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dan meningkatkan
produktivitas serat daya saing yang lebih baik.
24
Mingguan
WA J I B
1 hari setelah 6 hari kerja atau 2 hari setelah 5 hari kerja.
Atau berdasarkan Peraturan Menteri bagi sektor tertentu
Cuti tahunan
Cuti Tahunan diberikan sekurang-kurangnya 12
hari kerja setelah bekerja selama 12 bulan

Istirahat Panjang PANDANGAN PENGUSAHA:


Pengaturan Istirahat
Perusahaan dapat memberikan hak Mingguan, Istirahat/ Cuti Tahunan, dan Istirahat Panjang
istirahat panjang. menjadi kewenangan perusahaan masing-masing yang
diatur dalam PK, PP/PKB.

25
Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK)
2
SUBSTANSI POKOK PHK DALAM AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
UU CIPTA KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP
1. PHK sebagai upaya terakhir apabila 1. Tata cara PHK.
hubungan kerja tidak lagi dapat 2. Pemberian uang pesangon, uang
dipertahankan. penghargaan masa kerja, dan uang
2. Mekanisme PHK didahului dengan penggantian hak.
pemberitahuan mengenai maksud dan
alasan PHK dan apabila PHK tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak, maka
ditempuh mekanisme perselisihan PHK
sesuai UU 2/2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
3. Penyesuaian besaran kompensasi PHK.

27
Prinsip & Proses PHK
Pengusaha, pekerja, serikat pekerja (SP), dan
Pemerintah harus mengupayakan agar tidak terjadi Pengusaha wajib melaporkan PHK ke
pemutusan hubungan kerja (PHK). Dinas Ketenagakerjaan setempat.
(Pasal 38 PP 35/2021)

Pelaporan ini terkait dengan paklaring


PHK diberitahukan kepada dalam pengajuan manfaat PHK
PHK tidak
Pekerja dan/atau SP/SB
dapat dihindari
(Pasal 37 Ayat 2 PP 35/2021)
Penyelesaian PHK diselesaikan
Pemberitahuan disampaikan melalui mekanisme PPHI
secara sah dan patut dalam (Pasal 39 PP 35/2021)
jangka waktu tertentu (7-14
hari kerja sebelum PHK) Penolakan disampaikan dalam bentuk
surat yang disertai dengan alasannya,
PHK tertentu tidak paling lambat 7 hari kerja setelah
memerlukan pemberitahuan diterimanya surat pemberitahuan.

PANDANGAN PENGUSAHA:
Komunikasi dalam proses PHK berperan penting dalam meminimalisir
terjadinya perselisihan dan mengefektifkan proses PHK.
28 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan
 Pemberitahuan PHK, berupa surat tertulis yang memuat maksud dan alasan PHK, kompensasi PHK
serta hak lainnya bagi Pekerja yang timbul akibat PHK. (Penjelasan Pasal 37 Ayat 3 PP 35/2021)
 Pemberitahuan PHK disampaikan secara sah dan patut oleh Pengusaha kepada Pekerja dan/atau SP
di dalam Perusahaan (untuk pekerja yang merupakan anggota SP). (Pasal 37 Ayat 2 PP 35/2021)

Jangka waktu pemberian pemberitahuan PHK: (Pasal 37 Ayat 3-4 PP 35/2021)


1. Paling lambat 7 hari kerja sebelum PHK, dalam hal PHK dilakukan dalam masa percobaan; atau
2. Paling lambat 14 hari kerja sebelum PHK, untuk PHK selain dikarenakan tidak lulus masa
percobaan PHK yang tidak memerlukan pemberitahuan PHK.

Pemberitahuan PHK tidak perlu dilakukan oleh pengusaha dalam hal PANDANGAN PENGUSAHA
pekerja/buruh: (Pasal 151A UUCK & Pasal 52 Ayat 3 PP 35/2021)
1. mengundurkan diri atas kemauan sendiri; 1. Bukti tanda terima
2. hubungan kerja berakhir sesuai dengan PKWT; penyerahan pemberitahuan
3. mencapai usia pensiun sesuai dengan perjanjian kerja, PP/PKB; PHK penting dibuat saat
4. meninggal dunia; atau penyerahannya.
5. melakukan pelanggaran bersifat mendesak di-PHK yang diatur 2. Hari Kerja mengacu pada yang
dalam Perjanjian Kerja, PP/PKB. berlaku di perusahaan.

29 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan


Alasan PHK & Besaran Kompensasi PHK

 Tabel Uang Pesangon dan UPMK tidak berubah dibanding UU 13/2003 sebelum UUCK, sedangkan
untuk Uang Penggantian Hak, selain dari uang pengganti cuti dan ongkos pulang diatur dalam
PP/PKB perusahaan.
 Berbeda alasan PHK berbeda pula besaran Kompensasi PHK, Pengelompokkan Besaran kompensasi-
nya sebagai berikut:
A. 0,5x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH E. 2x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH
B. 0,75x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH F. 1x UPMK, 1x UPH
C. 1x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH G. 1x UPH, Uang Pisah
D. 1,75x Pesangon, 1x UPMK, 1x UPH

Pengusaha pada Usaha Mikro dan Kecil wajib membayar


kompensasi PHK dengan besaran yang ditentukan berdasarkan
kesepakatan para pihak. (Pasal 59 PP 35/2021)
UKM
PANDANGAN PENGUSAHA: Penyesuaian kompensasi PHK ini diharapkan mampu dan realistis
dijalankan oleh pengusaha, sehingga keberlanjutan usaha tidak terganggu
30 Pandangan Pengusaha Terhadap UUCK & PP Pelaksana UUCK Kluster Ketenagakerjaan
Korelasi Kompensasi PHK & Program Dana Pensiun

Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja dalam program pensiun sesuai peraturan perundang-
undangan di bidang dana pensiun, iuran yang dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai
bagian dari pemenuhan kewajiban Pengusaha atas Pesangon dan UPMK serta uang pisah.

Jika perhitungan manfaat dari program pensiun tersebut lebih kecil daripada
UP dan UPMK serta uang pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
(Pasal 58 PP 35/2021)

PANDANGAN PENGUSAHA: Korelasi kompensasi PHK yang dapat di-offset-kan


dengan Dana Pensiun ini SANGAT TEPAT, guna memberikan perlindungan kepada:
a. Pekerja (terlindungi bila sewaktu-waktu pengusaha pailit atau tidak
memberikan kompensasi PHK);
b.Pengusaha yang secara sukarela telah mengikutsertakan pekerjanya dalam
program dana pensiun (tidak terbebani pemberian manfaat ganda), dan
c. DPPK/DPLK bisa tetap suistain dan bisa berkontribusi bagi keuangan negara.

31
2
 Korelasi Program Dana Pensiun dengan PHK
• Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja/Buruh dalam program pensiun
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun, iuran yang
dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai bagian dari
pemenuhan kewajiban Pengusaha atas UP dan UPMK serta uang pisah.
• Jika perhitungan manfaat dari program pensiun tersebut lebih kecil
daripada Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja serta uang
pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
• Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.

 PHK pada Usaha Mikro dan Kecil


• Pengusaha pada usaha mikro dan kecil wajib membayar UP, UPMK, UPH dan/atau
uang pisah bagi Pekerja/Buruh yang mengalami PHK dengan besaran ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha pada uasaha mikro dan kecil dengan
pekerja/buruh.

25
2
BESARAN KOMPENSASI PHK
(Berdasarkan Pasal 156 UU 11/2020)

Masa Kerja Besar Masa Kerja Besar


(tahun) Pesangon (tahun) UPMK
MK < 1 1 bulan upah 3 ≤ MK< 6 2 bulan upah
1 ≤ MK < 2 2 bulan upah 6 ≤ MK < 9 3 bulan upah
2 ≤ MK < 3 3 bulan upah
9 ≤ MK < 12 4 bulan upah
3 ≤ MK < 4 4 bulan upah
12 ≤ MK < 15 5 bulan upah
4 ≤ MK < 5 5 bulan upah
15 ≤ MK < 18 6 bulan upah
5 ≤ MK < 6 6 bulan upah
6 ≤ MK < 7 7 bulan upah 18 ≤ MK < 21 7 bulan upah
7 ≤ MK < 8 8 bulan upah 21 ≤ MK < 24 8 bulan upah
MK ≥ 8 9 bulan upah MK ≥ 24 10 bulan upah

Uang Penggantian Hak meliputi:


a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja buruh dan keluarganya ketempat pekerja
buruh diterima bekerja; dan
c. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dan
Perjanjian Kerja Bersama. 19
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)

HAK AKIBAT
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021) PHK MENURUT KETERANGAN
MENURUT UU 13/2003
PP 35/2021
1 1. Perusahaan melakukan penggabungan, Pasal 163 ayat (1): “Pengambilalihan” dipisahkan dengan
peleburan dan pemisahan perusahaan dan “penggabungan, peleburan, dan pemisahan
pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan 1 UP + 1 UPMK + UPH perusahaan” karena pengambilalihan pada
1 UP + 1 UPMK + UPH
hubungan kerja hakekatnya tidak berdampak pada PHK
2. Perusahaan melakukan penggabungan, Pasal 163 ayat (2): (hubungan kerja antara pengusaha dengan
peleburan dan pemisahan perusahaan dan pekerja/buruh tetap ada).
pengusaha tidak bersedia menerima 1 UP + 1 UPMK + UPH
2 UP + 1 UPMK + UPH
pekerja/buruh Inisiatif PHK dilakukan oleh Pengusaha,
3. Pengusaha melakukan pengambilalihan sudah sewajarnya formula kompensasinya
perusahaan (inisiatif PHK dari pengusaha) ----- 1 UP + 1 UPMK + UPH lebih besar daripada bila pekerja/buruh yang
mengajukan PHK.
4. Pengusaha melakukan pengambilalihan Pasal 163 ayat (1):
perusahaan yang mengakibatkan terjadinya
½ UP + 1 UPMK + UPH
perubahan syarat kerja dan pekerja/buruh tidak 1 UP + 1 UPMK + UPH
bersedia melanjutkan hubungan kerja
2 5. Perusahaan melakukan efisiensi yang Yang dimaksud efisiensi pada ketentuan ini
disebabkan perusahaan mengalami ----- adalah efisiensi yang hanya dikaitkan
½ UP + 1 UPMK + UPH
kerugian dengan kerugian yang dialami perusahaan.

6. Perusahaan melakukan efisiensi untuk Dalam hal ini kerugian belum terjadi, namun
mencegah terjadinya kerugian ----- bila tidak dilakukan efisiensi dampak dari
1 UP + 1 UPMK + UPH kerugian yang akan terjadi tersebut
diperkirakan akan dapat mengakibatkan PHK
dalam jumlah yang lebih besar. 34
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)

HAK AKIBAT PHK


HAK AKIBAT PHK MENURUT
NO ALASAN PHK (PP 35/2021) MENURUT PP KETERANGAN
UU 13/2003
35/2021
3 7. Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami Pasal 164 ayat (1):
kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun atau ½ UP + 1 UPMK + UPH
1 UP + 1 UPMK + UPH
8. Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami Pasal 164 ayat (3):
kerugian tidak secara terus menerus selama 2 (dua) tahun ½ UP + 1 UPMK + UPH
2 UP + 1 UPMK + UPH
9. Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena perusahaan
mengalami kerugian ----- 1 UP + 1 UPMK + UPH

4 10.Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force Pasal 164 ayat (1):
majeure) ½ UP + 1 UPMK + UPH
1 UP + 1 UPMK + UPH
11.Terjadi keadaan memaksa (force majeur) yang tidak
mengakibatkan perusahaan tutup ----- ¾ UP + 1 UPMK + UPH

5 12. Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran


utang yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian ----- ½ UP + 1 UPMK + UPH

13.Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran


utang bukan karena perusahaan mengalami kerugian ----- 1 UP + 1 UPMK + UPH

35
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)

HAK AKIBAT PHK


HAK AKIBAT PHK MENURUT UU
NO ALASAN PHK (PP 35/2021) MENURUT PP KETERANGAN
13/2003
35/2021
10 18. Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja Pasal 168 ayat (3):
atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara
tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan UPH + Uang Pisah UPH + Uang Pisah
telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara
patut dan tertulis
11 19. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan Pasal 161 ayat (3):
yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dan ½ UP + 1 UPMK + UPH
1 UP + 1 UPMK + UPH
sebelumnya telah diberikan surat peringatan
20. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran bersifat
mendesak yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja ----- UPH + Uang Pisah
bersama
12 21. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan Pasal 160 ayat (7): Pasal 160 UU 13/2003 tidak
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang membedakan tindak pidana
berwajib karena diduga melakukan tindak pidana UPH + Uang Pisah berdasarkan terkait/tidaknya
1 UPMK + UPH
yang menyebabkan kerugian perusahaan dengan kerugian perusahaan.
22. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan Pembedaan besaran
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang kompensasi PHK berdasarkan
berwajib karena diduga melakukan tindak pidana terkait atau tidaknya dengan
yang tidak menyebabkan kerugian perusahaan 1 UPMK + UPH kerugian perusahaan perlu
diatur, untuk memenuhi asas
keadilan.
36
2
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP 35/2021)

HAK AKIBAT PHK


HAK AKIBAT PHK MENURUT UU
NO ALASAN PHK (PP 35/2021) MENURUT PP KETERANGAN
13/2003
35/2021
23.Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum
berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan
pekerja/buruh dinyatakan bersalah (terbukti tindak UPH + Uang Pisah
pidana tersebut menyebabkan kerugian
perusahaan) Pasal 160 ayat (7):
24.Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum
berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan 1 UPMK + UPH
pekerja/buruh dinyatakan bersalah (terbukti tindak 1 UPMK + UPH
pidana tersebut tidak menyebabkan kerugian
perusahaan)
13 25.Pengusaha melakukan PHK karena
pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan
atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat ----- 2 UP + 1 UPMK + UPH
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas
12 (dua belas) bulan
26.Pekerja/buruh mengajukan permohonan PHK Pasal 172:
kepada Pengusaha karena pekerja/buruh
mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat 2 UP + 2 UPMK + UPH 2 UP + 1 UPMK +
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan UPH
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua
belas) bulan

37
ALASAN PHK DAN HAK AKIBAT PHK 2
(Perbandingan antara UU 13/2003 dengan PP
35/2021)
ALASAN HAK AKIBAT PHK
NO PHK (PP HAK AKIBAT PHK MENURUT UU 13/2003 MENURUT PP KETERANGAN
35/2021) 35/2021
14 27. Pekerja/buruh memasuki usia a. Pasal 167 ayat (1), pengusaha mengikutsertakan
pensiun pekerja/buruh pada program pensiun yang iurannya
dibayar penuh oleh pengusaha, maka pekerja/ buruh:
- tidak berhak atas UP dan UPMK;
- berhak atas UPH;
- berhak atas selisih perhitungan 2 UP + 1 UPMK
dengan jaminan/manfaat pensiun yang diterima
sekaligus, bila jaminan/manfaat pensiun
tersebut lebih kecil
1¾ UP + 1 UPMK + UPH
(catatan: bila iuran/premi dibayar pengusaha dan
pekerja/buruh, maka yang diperhitungkan dengan UP
tersebut hanya uang pensiun yang iuran/preminya
dibayar pengusaha)

b. Pasal 167 ayat (5), pengusaha tidak mengikutsertakan


pekerja/buruh pada program pensiun, maka
pekerja/buruh berhak: 2 UP + 1 UPMK + UPH
15 28. Pekerja/buruh meninggal dunia Pasal 166:
2 UP + 1 UPMK + UPH
2 UP + 1 UPMK + UPH
 Keterangan:
- UP = Uang Pesangon
- UPMK = Uang Penghargaan Masa Kerja
- UPH = Uang Penggantian Hak
- Besaran Uang Pisah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
24
3

PP NOMOR 36 TAHUN 2021


TENTANG
PENGUPAHAN
3 SUBSTANSI POKOK AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
DALAM UU CIPTA KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP

1. Kebijakan Pengupahan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. 1. Kebijakan pengupahan.


2. Upah Minimum Provinsi (UMP) WAJIB ditetapkan oleh 2. Upah berdasarkan satuan waktu
Gubernur, dan/atau satuan hasil.
3. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) DAPAT 3. Tata cara penetapan UMP dan UMK
ditetapkan oleh Gubernur. Penetapan UMK dengan serta syarat tertentu UMK.
menggunakan syarat tertentu yaitu pertumbuhan ekonomi 4. Upah bagi usaha mikro dan kecil.
daerah atau inflasi daerah serta harus lebih tinggi dari
UMP. 5. Struktur dan skala upah.

4. UMP dan UMK ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi 6. Tata cara pembentukan, komposisi
dan ketenagakerjaan. keanggotaan, tata cara pengangkatan
dan pemberhentian keanggotaan, serta
5. Kenaikan Upah Minimum dihitung dengan menggunakan tugas dan tata kerja dewan pengupahan.
formula perhitungan upah minimum yang memuat
variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
6. Bagi usaha mikro dan kecil berlaku upah berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja di
perusahaan, sekurang kurangnya sebesar persentase
tertentu dari rata-rata konsumsi masyarakat.
7. Pengusaha WAJIB menyusun struktur dan skala upah.
40
MUATAN PP 3
1. Kebijakan Pengupahan ditetapkan oleh
2. Upah ditetapkan berdasarkan satuan waktu
Pemerintah Pusat sebagai salah satu dan/atau satuan hasil dengan ketentuan:
upaya mewujudkan hak pekeja/buruh a. Upah berdasarkan satuan waktu
atas penghidupan yang layak bagi ditetapkan secara per jam, harian,
kemanusiaan, meliputi: atau bulanan. Penetapan besarnya
a. upah minimum; Upah berdasarkan satuan waktu
b. struktur dan skala upah; dilakukan dengan berpedoman pada
struktur dan skala Upah.
c. upah kerja lembur;
b. Upah berdasarkan satuan hasil
d. upah tidak masuk kerja dan/atau
ditetapkan sesuai dengan hasil
tidak melakukan pekerjaan karena
pekerjaan yang telah disepakati.
alasan tertentu;
Penetapan besarnya upah
e. bentuk dan cara pembayaran upah;
berdasarkan satuan hasil dilakukan
f. hal-hal yang dapat diperhitungkan oleh Pengusaha berdasarkan hasil
dengan upah; dan kesepakatan antara Pekerja/Buruh
g. upah sebagai dasar perhitungan atau dengan Pengusaha.
pembayaran hak dan kewajiban
41
lainnya.
UPAH BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL 3
 Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh pada usaha yang bersangkutan.
 Kesepakatan upah tersebut sekurang-kurangnya sebesar persentase tertentu
dari rata-rata konsumsi masyarakat pada tingkat provinsi, yaitu 50%
 Penetapan persentase harus menghasilkan nilai upah sekurang-kurangnya
sebesar 25% di atas garis kemiskinan.
 Usaha mikro dan kecil yang dikecualikan dari ketentuan Upah minimum wajib
mempertimbangkan faktor sebagai berikut: UMKM
 Mengandalkan sumber daya tradisional,
 Tidak bergerak pada usaha berteknologi tinggi dan padat modal.

 Hal itu sebagai bentuk perlindungan bagi pekerja mengingat kriteria usaha
mikro dan kecil dalam PP UMKM penjualan tahunan mencapai 15 M yang
secara umum masih sanggup membayar upah

36
PERLINDUNGAN UPAH
3
1. Upah Kerja Lembur wajib dibayarkan pengusaha
2. Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak masuk bekerja tidak melakukan
pekerjaan
3. Pengusaha wajib membayar upah jika pekerja/buruh:
a. Berhalangan;
b. Melakukan kegiatan lain diluar pekerjaanya;
c. Menjalankan hak waktu istirahat;
d. Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha
tidak memperkerjakannya karena kesalahan pengusaha sendiri atau
kendala yang seharusnya dapat dihindari.

37
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(BERHALANGAN)
3

Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan karena
berhalangan sebagaimana meliputi:
1. Pekerja/Buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
2. Pekerja/Buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaan; dan
3. Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja karena:
a. menikah;
b. menikahkan anaknya;
c. mengkhitankan anaknya;
d. membaptiskan anaknya;
e. istri melahirkan atau keguguran kandungan;
f. suami, istri, orang tua, mertua, anak, dan/atau menantu meninggal dunia; atau
g. anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6) yang tinggal dalam satu
rumah meninggal dunia.
Catatan:
Upah yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh perempuan yang tidak masuk kerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan
karena sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya disesuaikan dengan jumlah hari menjalani masa sakit haidnya,
38
paling lama 2 (dua) hari.
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(MELAKUKAN KEGIATAN LAIN DILUAR PEKERJAANYA)

Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan


pekerjaan karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya meliputi:
a. menjalankan kewajiban terhadap negara;
b. menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya;
c. melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
Pengusaha dan dapat dibuktikan dengan adanya pemberitahuan
tertulis; atau
d. melaksanakan tugas pendidikan dan/atau pelatihan dari Perusahaan.

46
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA PEKERJA/BURUH
(MENJALANKAN HAK WAKTU ISTIRAHAT)

Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan


pekerjaan karena menjalankan hak waktu istirahat atau cutinya, apabila
Pekerja/Buruh melaksanakan:
a. hak istirahat mingguan;
b. cuti tahunan;
c. istirahat panjang;
d. istirahat sebelum dan sesudah melahirkan; atau
e. istirahat keguguran kandungan.

47
3
PENINJAUAN UPAH

 Pengusaha melakukan peninjauan Upah secara berkala


dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan
produktivitas
 Peninjauan Upah diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama

48
SANKSI ADMINISTRATIF
3
I. Pengusaha yang melanggar ketentuan Pembayaran THR, Pembagian Uang Service Pada Usaha
Tertentu, Penyusunan dan Penerapan Struktur dan Skala Upah, Pemberian Bukti Pembayaran
Upah dikenakan sanksi Administratif berupa:
a. Teguran tertulis
b. Pembatasan Kegiatan Usaha
c. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
d. Pembekuan kegiatan usaha
II. Menteri, menteri terkait, gubernur, bupati/walikota, atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya mengenakan sanksi administratif kepada Pengusaha.
III. Pengenaan sanksi administratif diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
pengawas ketenagakerjaan yang berasal dari:
a. pengaduan; dan/atau
b. tindak lanjut hasil pengawasan ketenagakerjaan.
IV. Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota yang masih memberlakukan keputusan
tentang upah minimum yang bertentangan dengan PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai pemerintahan daerah.
KETENTUAN PERALIHAN
3
1. UMP dan/atau UMK tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh Gubernur pada tahun 2020
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan Desember 2021;
2. Upah Minimum Sektoral yang telah ditetapkan sebelum tanggal 2 November 2020 tetap
berlaku sampai dengan:
1. Surat Keputusan mengenai penetapan Upah Minimum sektoral berakhir; atau
2. Upah Minimum Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota didaerah tersebut ditetapkan
lebih tinggi dari Upah Minimum Sektoral.
3. Upah Minium Sektoral Provinsi dan/atau Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota yang
telah ditetapkan setelah tanggal 2 November 2020 wajib dicabut gubernur selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan.
4. Gubernur tidak boleh lagi menetapkan Upah Minimum Sektoral.
5. Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari upah minimum yang telah
ditetapkan, pengusaha dilarang mengurangi atau menurunkan upah.
4

PP NOMOR 37 TAHUN 2021


TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KEHILANGAN PEKERJAAN

46
4
SUBSTANSI POKOK
DALAM UU CIPTA AMANAT UU CIPTA KERJA UNTUK
KERJA DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PP

1. Penyelenggaraan Jaminan 1. Tata cara penyelenggaraan JKP.


Kehilangan Pekerjaan (JKP) 2. Manfaat JKP dan masa
dilaksanakan oleh BPJS kepesertaan tertentu.
Ketenagakerjaan dan
3. Pendanaan JKP.
Pemerintah Pusat.
2. Iuran JKP dibayar oleh
Pemerintah Pusat.
3. Manfaat JKP berupa uang tunai,
akses informasi pasar kerja, dan
pelatihan. 47
4

PESERTA
1. Peserta JKP harus memenuhi persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. belum mencapai usia 54 (lima puluh empat) tahun pada saat mendaftar; dan
c. mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha.

2. Selain persyaratan pada angka 1, juga harus memenuhi ketentuan:


a. Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha besar dan usaha menengah, diikutsertakan pada
program JKN, JKK, JHT, JP, dan JKM; dan
b. Pekerja/Buruh yang bekerja pada usaha mikro dan usaha kecil, diikutsertakan sekurang-
kurangnya pada program JKN, JKK, JHT, dan JKM.

3. Peserta program JKN,merupakan pekerja penerima upah pada badan usaha.

53
4
IURAN

1. Iuran program JKP wajib dibayarkan setiap bulan.


2. Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 0,46% (nol koma
empat puluh enam persen) dari Upah sebulan.

3. Iuran sebesar 0,46% bersumber dari iuran yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat
dan sumber pendanaan JKP.
a. 0,22 % dari Pemerintah Pusat.
b. 0,24% bersumber dari rekomposisi iuran program JKK dan JKM.

4. Peserta program JKN,merupakan pekerja penerima upah pada badan usaha.


5. Batas atas Upah untuk pertama kali ditetapkan sebesar 5 juta.

54
MANFAAT 4

1. Manfaat JKP:
a. Uang tunai;
b. Akses informasi pasar kerja; dan
c. Pelatihan kerja.

2. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan manfaat uang tunai.


3. Pemerintah Pusat menyelenggarakan manfaat akses informasi pasar kerja dan
pelatihan kerja melalui Sisnaker.

4. Manfaat JKP diberikan kepada Peserta:


a. yang mengalami PHK baik untuk hubungan kerja berdasarkan PKWT
maupun PKWTT.
b. harus bersedia untuk bekerja kembali. 55
4

5. Peserta yang berhak atas manfaat JKP adalah:


Pekerja/buruh yang mengalami PHK sesuai dengan
Pasal 154A UU Nomor 11 Tahun 2020, kecuali:
a. Mengundurkan diri;
b. Cacat total tetap;
c. Pensiun; atau
d. Meninggal dunia.

6. Manfaat JKP dapat diajukan setelah peserta memiliki


masa iur paling sedikit 12 bulan dalam 24 bulan dan
telah membayar iuran paling singkat 6 bulan berturut-
turut sebelum terjadi PHK atau pengakhiran kerja.

56
THANK YOU
Follow Instagram kami
@yanuarhadiprakoeso_lawfirm

Yanuar Hadi Prakoeso, S.H., M.Kn


Advocate & Legal Consultant
Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia
Anggota Luar Biasa Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Anda mungkin juga menyukai