Anda di halaman 1dari 41

RANGKUMAN

Peraturan
No Dasar Hukum Nomor
Mengenai
1. SMKP

1. UUD 1945

2. Undang-undang 1 Tahun 1970


3. UU Ketenagakerjaan 13 Tahun 2003

4. Undang-undang
4 Tahun 2009
Minerba
5. Permen ESDM 38 Tahun 2014

6. PP Keselamatan Kerja
19 tahun 1973
Tambang

7. PP Binwas Minerba 55 Tahun 2010

8. Kepmen PE 555.K/26/MPE/1995
9. Permen ESDM 38 Tahun 2014
10. Kepmen ESDM 1827 K/30/MEM Tahun 2018
Peraturan
2.
Pertambangan
1. Kepmen ESDM 555.K/26/M.PE/1995
2. PP 19 tahun 1973
3. PP 55 Tahun 2012
4. PP 50 Tahun 2012
5. Permen ESDM 14 Tahun 2014
6. Permen ESDM 38 Tahun 2014
7. Permen ESDM 26 Tahun 2018

8. Kep. Dirjen Minerba 185.K/37.04/DJB/2019

3. Lingkungan
i. Pencemaran
1. Kepmen LH 13 Tahun 1995
Udara

2. Permen LH 21 Tahun 2008


3. Permen LH 12 Tahun 2010
ii. Pencemaran
1. Perda Prov. Kaltim 02 Tahun 2011
Air
2. SK Gub. Kaltim 26 Tahun 2002

iii. Pencemaran 1. Peraturan Pemerintah 150 Tahun 2000


Tanah
iv. Limbah B3 1. Permen LH 14 Tahun 2013
2. Permen LH 63 Tahun 2016
3. Permen LH 113 Tahun 2003
4. Permen LH 02 Tahun 2008
5. Permen LH 03 Tahun 2008
6. PP 18 Tahun 1995
7. PP 85 Tahun 1999
8. Kepmen LH 128/2003
9. Keputusan Bapedal Kep. 01/BAPEDAL/08/1995
10. PP 101 Tahun 2014
v. Lingkungan 3 Tahun 1969 (LN No. 14
1. UNDANG-UNDANG
Kerja Tahun 1969)
2. PMP (Peraturan Menteri 7 Tahun 1964
Perburuhan)
3. PERMENAKERTRANS PER-13/MEN/X/2011
4. PP 7 Tahun 1973
5. PERMENAKER PER.03/MEN/1985
6. KEPMENAKER KEP.187/MEN/1999
vi. Reklamasi &
1. Penmenhut P 56/Menhut-II/2008
Revegetasi
2. Permen ESDM 18 Tahun 2008

vii. Sungai 1. PP 38 Tahun 2011


2. PP 42 Tahun 2008

4 P3K
1. PERMENAKERTRANS PER-15/MEN/VIII/2008

5 AK3
1. PERMENAKER PER-02/MEN/1992
2. PERMENAKERTRANS PER-04/MEN/1995

6 P2K3
1. PERMENAKER PER-04/MEN/1987

7 APD
1. Undang-undang 1 Tahun 1970

2. Permenakertrans Per. 01/Men/1981

3. Permenakertrans Per. 03/Men/1982


4. PERMENAKERTRANS PER-08/MEN/VII/2010

Manajemen
8
Resiko
1. Kepmen ESDM 1827 Tahun 2018

9 Penambangan

1. PP Binwas Minerba 55 tahun 2010


10 Ketenagakerjaan

1. UUD 1945

2. Undang-undang 13 Tahun 2003


Bab X Bag. Kesatu-Paragraf 5

Paragraf 5

Bab XVI Bagian Kedua Sanksi


Administrarif

3. Undang-undang 2 tahun 2004


4. Permen Tenaga Kerja PER.05/MEN/III/2010
dan Transmigrasi
5. Surat Edaran Menteri
SE-07/Men/1990
Tenaga Kerja RI

6. Surat Edaran Menteri


Tenaga Kerja dan SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004
Transmigrasi
7. Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan SE.643/MEN/PHI-PPHI/X/2005
Transmigrasi
8. Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja dan SE.197/MEN/PHI-PPHI/V/2008
Transmigrasi

11 Gizi Karyawan
1. Permenkes RI 75 Tahun 2013

2. Undang-undang 13 Tahun 2003

12 Kelistrikan
1. Undang-undang 30 Tahun 2009
2. KEPMENAKERTRANS KEP-75/MEN/2002

Instalasi
13
Penyalur Petir
1. PERMENAKER PER-02/MEN/1989

14 Kebakaran
1. PERMENAKER PER-02/MEN/1983
2. KEPMENAKER KEP-186/MEN/1999
3. PERMENAKERTRANS PER-04/MEN/1980
4. INSTRUKSI MENTERI 11/M/BW/1997

15 Kesehatan Kerja
1. KEPMENAKERTRANS KEP-333/MEN/1989

2. KEPMENAKERTRANS KEP.147/MEN/1998
3. KEPMENAKERTRANS KEP.79/MEN/2003
4. KEPMENAKERTRANS KEP.68/MEN/IV/2004

5. PERMENAKERTRANS PER-11/MEN/2005

6. PERMENAKER PER.01/MEN/1976
7. PERMENAKER PER.01/MEN/1979
8. PERMENAKER PER.02/MEN/1980
9. PERMENAKER PER.03/MEN/1982

Kecelakaan &
16
Pelaporan
1. PERMENAKER PER.03/MEN/1998
2. PERMENAKER PER.01/MEN/1981
3. KEPMENAKERTRANS KEP.333/MEN/1989

17 Audit
1. PERMEN ESDM 38 Tahun 2014
Bab I

Bab IV

18 Lahan

1. UUD '45
2. Undang-undang RI 5 Tahun 1960

3. Peraturan Pemerintah 24 Tahun 1997

4. Peraturan Pemerintah 10 Tahun 1961


5. Undang-undang RI 4 Tahun 2009
Bab XVIII

19 Sertifikasi
1. Peraturan Pemerintah 10 Tahun 2018

Kepmen ESDM 1827 Tahun 2018

Permen ESDM 26 Tahun 2018

Kepmen ESDM 25 Tahun 2018


Kepmen ESDM 11 Tahun 2018
Kepmen ESDM 38 Tahun 2014
Kepmen ESDM 38 Tahun 2018
UU 32 Tahun 2009
UU 23 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2010
UUD 45

Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2010


Peraturan Presiden 68 Tahun 2015
Permen ESDM 13 Tahun 2016
86
RANGKUMAN PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN

Pasal Ayat

2
33

2
27

86 1)

2)

3)

1)
87

2)

96

140

141 1)
2)

3)

13

16

26

27
3 1 Butir F
9 1 Butir C

Butir B
12
14 Butir C

4 3

2 Butir 1

16
26 1)

2)

27 1)

2)

27 2)

59 4)

1 Angka 30

61
156

164 1)

86 1

1)
87

2)

190 1)

2)

3)
1 Angka 2

35 3)
1 19

14 1)

2)

3)

15 1)

2)

3)

33 3)
19 1)

37 1)

135

1)
136

2)

137

138

5 1)
20
33 2)
3)
KUMAN PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN

Mengenai/Isi/Bunyi/Tentang

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Keselamatan Kerja
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan & kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) dan ayat 2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perindang-undangan yang berlaku.
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) diatur dengan
peraturan pemerintah.
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP & IUPK wajib
melaksanakan:
a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
b. Keselamatan operasi pertambangan;
c. Pengelolaan & pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi &
paska tambang;
d. Upaya konservasi sumberdaya mineral & batubara;
e. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat,
cair atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media
lingkungan.
*Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan
oleh pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai kewenangan.
*Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan pengawasan kegiatan usaha
pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, IUPK

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 140, antara lain berupa:


a. Teknis pertambangan
b. Pemasaran;
c. Keuangan;
d. Pengolahan data mineral & batubara;
e. Konservasi sumber daya mineral & batubara;
f. K3 pertambangan;
g. KO pertambangan;
h. Pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pasca tambang;
i. Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa & rancang bangun dalam
negeri;
j. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
k. Pengembangan & pemberdayaan masyarakat setempat;
l. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
m. Kegiatan² lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan
umum;
n. Pengelolaan IUP atau IUPK; dan
o. Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, e, f, g, h, dan huruf l dilakukan
oleh Inspektur Tambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota belum
mempunyai Inspektur Tambang, menteri menugaskan Inspektur Tambang yang sudah
diangkat untuk melaksanakan pembinaan & pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
Penerapan SMKP Mineral dan Batubara
1. Perusahaan pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUP, IUPK,
IUP Operasi Produksi Khusus u/ Pengolahan dan/atau Pemurnian, KK, & PKP2B
2. Perusahaan jasa pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUJP &
SKT

Menteri, Gubernur dan Bupat/Walikota melakukan pengawasan kegiatan usaha


pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR atau IUPK
Pengawasan yang dimaksud dalam pasal 13 meliputi: K3 Pertambangan dan
Keselamatan Operasi pertambangan
Pengawasan K3 Pertambangan terdiri atas:
a. Keselamatan Kerja ----> Manajemen Resiko, Manajemen Keadaan Darurat,
Administrasi, Program, Diklat, Inspeksi, Penyelidikan
b. Kesehatan Kerja -----> Ergonomi, Higienis & Sanitasi, Program, Pengelolaan Makanan,
Minuman & Gizi, Diagnosis Penyakit
c. Lingkungan Kerja -----> Debu, Kebisingan, Getaran, Pencahayaan, Udara, Ventilasi,
Faktor Kimia, Radiasi, Faktor Biologi, Kebersihan
d. SMKP -----> Kebijakan, Perencanaan, Organisasi dan Personel, Implementasi, Evaluasi &
TL, Dokumentasi, Tinjauan Manajemen
Keselamatan Operasi (KO) pertambangan, meliputi:
a. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan;
b. Pengamanan instalasi;
c. Kelayakan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan
d. Kompetensi tenaga teknik
e. Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan

Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik


K3 Pertambangan Mineral dan Batubara
Pengawasan K3 Pertambangan
Pengawasan Pertambangan
Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral Batubara
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral Batubara
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba

Juknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan & Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan


SMKP Minerba

4 Jenis industri wajib memantau dengan CEMS (Continuous Emmission Monitoring System):

a. Industri besi dan baja


b. Industri pulp dan kertas
c. PLTU berbahan bakar batubara
d. Semen
CEMS & Manual:
a) Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dengan kapasitas > 25 MW

Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran udara di daerah

Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air

Buku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri & usaha lainnya dalam Prov. Kaltim

Pengendalian kerusakan tanah u/ produksi biomassa

Simbol & label limbah B3


Persyaratan & Tata cara Penimbunan Limbah B3 di fasilitas penimbunan akhir
Pengelolaan Limbah Industri
Pemanfaatan Limbah Berbahaya dan Beracun
Tata cara Pemberian Simbol & Label B3
Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan hidrokarbon
Tatacara Penyimpanan & Pengumpulan Limbah Berbahaya & Beracun
Pengelolaan Limbah B3
Persetujuan Konvensi ILO no.120 mengenai hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor
(LN No. 14 Tahun 1969)

Syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan di tempat kerja

NAB faktor fisika dan kimia di tempat kerja


Pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan Pestisida
K3 pemakaian Asbes
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja
Tatacara penentuan luas areal terganggu & areal reklamasi & revegetasi u/ perhitungan
penerimaan negara bukan pajak penggunaan kawasan hutan
Reklamasi & penutupan tambang

Sungai
Pengelolaan sumber daya air

P3K di tempat kerja

Tatacara penunjukan dan wewenang AK3


PJK3

P2K3

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat² u/ memberikan APD


Pengurus diwajibkan menunjukkan & menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja u/ memakai
APD
Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma²
Kewajiban pengurus menyediakan APD & wajib bagi tenaga kerja u/ menggunakan u/
pencegahan penyakit akibat kerja

APD

Pembinaan & pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral &


batubara
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Teknis pertambangan;
b. Pemasaran;
c. Keuangan;
d. Pengelolaan data mineral & batubara;
e. konservasi sumber daya mineral & batubara;
f. K3 pertambangan
g. KO pertambangan;
h. Pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pasca tambang;
i. Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa & rancang bangun dalam
negeri;
j. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
k. Pengembangan & pemberdayaan masyarakat setempat;
l. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
m. Kegiatan² lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan
umum;
n. Pengelolaan IUP atau IUPK; dan
o. Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.
Pengawasan K3 pertambangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf f terdiri atas:
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan kerja
c. Lingkungan kerja; dan
d. Sistem manajemen K3
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya dilakukan oleh
Inspektur Tambang berkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan pearturan perundang-undangan.
Pengawasan keselamatan operasi pertambangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16
huruf g paling sedikit meliputi:
a. Sistem & pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan tambang;
b. Pengamanan instalasi;
c. Kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan;
d. Kompetensi tenaga teknik; dan
e. Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Inspektur Tambang &
dapat berkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan²
peraturan perundang-undangan

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan

Ketenagakerjaan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya boleh dilakukan paling lama 2 (dua) tahun
dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya untuk suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Perjanjian kerja dapat berakhir apabila:
1. Pekerja meninggal
2. Jangka waktu kontrak kerja telah berakhir
3. Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.
Jadi, pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktu yang ditentukan, wajib
membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu
berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Apabila seorang karyawan mengundurkan diri mendapatkan uang pengganti hak & uang
pisah yang besarnya ditentukan oleh perusahaan atau kesepakatan bersama.

Skema pesangon:

*Pesangon --------> 9 x gaji pokok (A)

*Uang penghargaan masa kerja --------> masa kerja x 8 x gaji pokok (B)

*Uang pengganti hak --------> (A+B) x 15% ©


*Total yang harus dibayarkan jika karyawan resign: A + B + C
Pengusaha dapat melakukan PHK terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup yang
disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun,
atau keadaan memaksa (force majeure), dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang
pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang pengganti hak
sebesar ketentuan Pasal 156 (4).

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

a. keselamatan dan kesehatan kerja;


b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama;
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamayan dan kesehayan kerja
Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) diatur dengan
peraturan pemerintah.
Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran
ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 5, 6, 15, 25, pasal 38 ayat (2), pasal
45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), pasal 48, 87, 106, pasal 126 ayat (3), dan pasal 160 ayat (1)
dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Sanksi administrasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau
h. seluruh alat produksi;
i. pencabutan izin.
Ketentuan mengenai sanksi administrasif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut oleh menteri
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ("UU PPHI")
Perselisihan Hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhi hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Bantuan Keuangan bagi tenaga kerja peserta program jaminan sosial tenaga kerja yang
mengalami PHK

Pengelompokan komponen upah & pendapatan non upah

Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh
karena hal² yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti
fasilitas kendaraan (antar jemput pekerja atau lainnya), pemberian makanan secara cuma²,
sarana ibadah, tempat penitipan bayi, koperasi, kantin dll.

Pencegahan PHK Massal

Pencegahan PHK

Pencegahan PHK

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia

Ketenagakerjaan

Pemberi kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan & kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.

Ketenaga Listrikan
Pemberlakuan SNI no. SNI-4-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
di tempat kerja

Pengawasan Instalasi Penyalur Petir

Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik


Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja
Syarat-syarat dan pemeliharaan APAR
Pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran

Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja


Pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi program jaminan pemeliharaan kesehatan
Jamsostek
Pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
Wajib latihan Hyperkes bagi dokter perusahaan
Kewajiban latihan Hyperkes bagi paramedis perusahaan
Pemeriksaan Kesehatan tenaga kerja
Pelayanan kesehatan kerja

Tata cara pelaporan & pemeriksaan kecelakaan


Kewajiban melapor penyakit akibat kerja
Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja

Penerapan SMKP Minerba


Ketentuan Umum

Audit SMKP adalah Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMKP Minerba oleh perusahaan
Pedoman Penerapan dan Audit SMKP Minerba
Perusahaan WAJIB melakukan audit internal penerapan SMKP sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun

Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau
dalam rangka kepentingan penilaian kinerja Keselamatan Pertambangan, KAIT dapat
meminta kepada Perusahaan untuk melakukan audit eksternal penerapan SMKP Minerba
Audit eksternal penerapan SMKP Minerba sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh lembaga audit independen yang terakreditasi dan telah mendapatkan
persetujuan KAIT

Pelaksanaan audit internal dan/atau audit eksternal penerapan SMKP Minerba mengacu
pada Pedoman Penilaian Penerapan SMKP Minerba sebagaimana tercantum dalam
lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Hasil pelaksanan audit internal dan/atau audit eksternal penerapan SMKP Minerba wajib
disampaikan kepada KAIT dalam jangka waktu paling lambat 14 hari (empat
belas) hari kerja sejak audit internal dan/atau audit eksternal penerapan SMKP
Minerba dinyatakan selesai sesuai dengan format Laporan Audit Penerapan SMKP
Minerba sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Hasil pelaksanan audit internal dan/atau audit eksternal penerapan SMKP Minerba
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menjadi dasar bagi KAIT dalam
menetapkan tingkat pencapaian penerapan SMKP Minerba dan memberikan
rekomendasi dalam rangka mencapai tujuan penerapan SMKP Minerba

Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)

untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah


Pendaftaran Tanah
Untuk peralihan hak atas tanah diperlukan suatu akta otentik yang dibuat oleh seorang
pejabat umum yang disebut dengan pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang diangkat oleh
pemerintah

Pertambangan Mineral dan Batubara


Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Usaha Pertambangan
Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi hanya dapat melaksanakan kegiatannya
setelah mendapat persetujuan dari pemegang hak atas tanah
Pemegang IUP atau IUPK sebelum melakukan kegiatan operasi produksi wajib
menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penyelesaian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan atas tanah oleh pemegang IUP atau IUPK
Pemegang IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135 dan Pasal 136 yang telah
melaksanakan penyelesaian terhadap bidang-bidang tanah dapat diberikan hak atas tanah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak atas IUP, IPR, atau IUPK bukan merupakan pemilikan hak atas tanah.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi


mempunyai tugas untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja

Upaya keselamatan & kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan


keselamatan & meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan & penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan & rehabilitasi.

Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan
Batubara

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pemerintah Daerah
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

Pembinaan & Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Minerba


Kementerian ESDM
Organisasi & Tata Kerja Kementerian ESDM
Keterangan
Tujuan UUKK:
*Tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dalam
pekerjaannya untuk KESRA HIDUP
*Orang lain yang berada di tempat kerja
perlu terjamin keselamatannya
*Sumber-sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
UU yang mengatur tentang dasar-dasar dan
ketentuan penguasaan, kepemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan sumber daya
agraria nasional di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai