Anda di halaman 1dari 37

PT.

Trakindo Utama
Jl. Medan - Pematang Siantar, Amplas, Kec. Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20148

Emergency Response Plan

Agus Munandar, ST
NIP.198108142011011009
Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Direktorat Bina K3 Kementerian Ketenagakerjaan R.I
PENDAHULUAN

 Kondisi emergency (keadaan darurat) bahkan disaster sering


terjadi beberapa tahun terakhir ini.

 Bila bencana terjadi dan keadaan menjadi darurat, maka perlu


ditanggulangi secara terencana dan sistematis.

 Untuk itu setiap industri perlu dan harus menyiapkan rencana


tanggap darurat sedini dan sebaik mungkin.

 Perencanaan merupakan hal yang sangat esensial dalam


mengantisipasi kondisi darurat atau disaster sehingga kerugian
dapat dihindari/diminimalisir.
PENGERTIAN
 Emergency (keadaan darurat) menurut industri
adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan
yang terjadi pada lingkungan operasional
perusahaan dimana perusahaan dapat
mengendalikan kondisi tersebut dengan sumber
daya yang tersedia dari dalam perusahaan
sendiri.

 Disaster (bencana) menurut industri adalah


suatu kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi
pada lingkungan operasional perusahaan
dimana perusahaan tidak dapat mengendalikan
kondisi tersebut dengan sumber daya yang
tersedia dari dalam perusahaan sendiri.
PENGERTIAN
 Menurut ILO, Rencana darurat adalah suatu
rencana formal tertulis, yang berdasarkan pada
potensi kec yg dpt terjadi di instalasi &
konsekuensi-konsekuensinya yg dpt dirasakan
di dalam dan di luar tempat kerja serta
bagaimana hrs ditangani.

 Ada pula definisi lain yang menyatakan bahwa


rencana darurat adalah sebuah proses
perencanaan yang komprehensif yang
digunakan sebagai pedoman yang melibatkan
seluruh unsur di perusahaan baik selama
penanggulangan keadaan bahaya maupun
setelah keadaan bahaya berlalu pada area yang
menjadi tanggung jawab bagian/department
masing-masing.
PENGERTIAN
 Pada prinsipnya sifat emergency/disaster adalah
tidak pasti, karena ketidakpastian inilah maka
setiap perusahaan diharuskan siap dalam
menghadapi keadaan darurat.

 Perencanaan darurat harus diperlakukan oleh


para pejabat yg berwenang, pengelola
Perusahaan & pejabat setempat sebagai unsur
yg penting dr sistem pengendalian bahaya
besar.

 Perencanaan darurat harus mencakup


penanganan keadaan darurat di dalam dan di
luar Perusahaan
Dasar Hukum
UU No 13 Th. 2003 ttg Ketenagakerjaan.
UU No 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja.
Per Menaker 05/1996 ttg SMK3.
Kep Menaker 186/1999 ttg Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja.
Kep Menaker 187/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja.
SE Menakertrans No. 140 /MEN/PPK-KK/II/2004 ttg
Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat K3 di Industri Kimia
dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Installation).
SE Menakertrans No. 117/MEN/PPK-PKK/III/2005 ttg
Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan K3 di Pusat
Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-Tempat
Publik lainnya .
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


syarat syarat keselamatan kerja untuk :
Keselamatan Kerja

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran,
tentang

• mencegah, mengurangi peledakan


• memberikan kesempatan jalan
menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.1. Identifikasi Potensi Bahaya (Hazard)


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

1. Kondisi dan kejadian berbahaya yang dapat


terjadi
2. Jenis kecelakaan dan penyakit yang dapat
terjadi
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.2. Penilaian Resiko


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

(Risk Assessment)

Penilaian resiko semua jenis pekerjaan dan


menentukan prioritas pengendalian kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.3. Tindakan Pengendalian


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

3.3.8. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau


bencana

Perusahaan harus memiliki prosedur penanganan


keadaan darurat dan diuji secara berkala oleh
personel yang memiliki kompetensi dan
dikoordinasikan dengan instansi terkait
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.9. Prosedur menghadapi insiden


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Untuk mengurangi resiko insiden, Perusahaan


harus memiliki prosedur dalam menghadapi
insiden meliputi :
- Penyediaan fasilitas P3K
- Proses perawatan lanjut
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

3.3.10. Prosedur rencana pemulihan keadaan


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

darurat

Perusahaan harus memiliki prosedur rencana


pemulihan secara cepat kembali pada operasi
normal, dan membantu tenaga kerja yang
mengalami trauma
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI
KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
 bencana industri ( major accident) telah menimbulkan kerugian
yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan material.
 Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri
tersebut dipandang perlu mengambil langkah-langkah segera dan
sistimatis untuk mengendalikan potensi bahaya industri kimia baik
potensi bahaya berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya besar
( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.
Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja meliputi :
 Pengendalian setiap bentuk energi;
 Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi;
 Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
 Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala.;
 Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
 Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit penanggulangan
kebakaran dan petugas peran kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.


Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja, meliputi :

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


 Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
 Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia
berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
 Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya Besar /
Menengah .
 Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
 Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency response )


bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim tanggap


darurat ( emergency response ) untuk segera membuat
sistem tersebut.
SUMBER BENCANA

ALAM
 Gempa bumi
 Banjir / Tsunami
 Gunung meletus
 Tanah longsor

MANUSIA
• Human error
• Penebangan Hutan
• Sabotase, Pemogokan, Peperangan
• Membuang sampah di sungai
• Membakar sampah/ hutan sembarangan
AKIBAT BENCANA

Fisik dan Material :


 Korban jiwa (mati atau menderita)
 Korban harta benda dan sarana / materiil
untuk kehidupan masyarakat atau sarana
produksi bagi kegiatan industri

Non Materiil :
 Terganggunya struktur kegiatan rutin ,

produksi bagi suatu industri atau kegiatan sosial


bagi masyarakat.
 Terganggunya kondisi ekonomi.
Accident Prevention Program

Expl
osion

- Safe Design Control


- Hazard - Engineering
- Human
Identification - Administrative
-
?
Emergency
Response Plan
Rehabilitative

Inciden
t

Fire
TUJUAN
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT

 Mengurangi dampak bahaya.


 Menyiapkan langkah-langkah penyela-
matan untuk melindungi manusia dan
harta benda.
 Tanggap saat menghadapi emergency
dan menyediakan fasilitas yang di-
perlukan.
 Menerapkan sistem pemulihan agar
komunitas menjadi normal setelah
terjadi bencana.
ELEMEN EMERGENCY RESPONSE
MANAGEMENT
BASELINE
ASSESSMENT

RECOVERY PREVENTION

RESPONSE PREPAREDNESS
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT

Sebuah rangkaian penilaian terhadap aspek-aspek kesiapan


Baseline menghadapi emergency atau disaster yang meliputi aspek
SDM, peralatan dan system.
Assessment
Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kepada
Penilaian Dasar manajemen atas kondisi terakhir dari fasilitas emergency
yang dimiliki, fasilitas fire protection di Perusahaan, kajian
terhadap K3, kemampuan SDM, efektivitas dan aspek
kesisteman dlm menghadapi kondisi darurat.

Prevention Prevention terkonsentrasi pd formulasi dan implementasi


dari suatu kebijakan jangka panjang dan program-program
Pencegahan untuk mencegah atau mengeliminir kondisi darurat atau
disaster. Tindakan pencegahan lebih terfokus pada
peralatan atau instalasi dan material-material yang
berbahaya dlm suatu industri.
Prosedur prevention ini seperti fire prevention, inspection,
preventive maintenance dan prosedur lainnya berfungsi
sebagai pencegahan dari segi engineering, system dan
adm.
EMERGENCY RESPONSE MANAGEMENT
Preparedness Elemen ini menitik beratkan pada kesiapan menghadapi
emergency atau disaster dari sisi kesiapan Personil,
Kesiapsiagaan
Penyiapan Prasarana, Fasilitas dan Sistem. Hal tersebut
meliputi :
•Prosedur training dan evaluasi.
•Drill atau latihan untuk personil inti dlm struktur emergency.
•Peralatan dan material yg dibutuhkan dlm emergency.

Response Kemampuan penanggulangan saat terjadi keadaan


krisis/bencana yang bertujuan menstabilkan dan
Reaksi/Kesigapan
mengendalikan bencana yang terjadi. Elemen yg penting
adalah komunikasi dan koordinasi, evakuasi, shutdown,
pencarian korban dan penyelamatan, first aid, FEP, damage
control, security dll. Sehingga perlu dilakukan drill yg
periodik.
Fase ini adalah untuk mengembalikan fasilitas, lingkungan
Recovery dan perangkat lainnya pada status fungsionalnya. Analisa
Pemulihan dampak dan minimalisasi dampak emergency atau disaster
harus dituangkan dlm perencanaan recovery yg efektif, misal
incident investigation, damage assessment, clean up and
restoration, business interruption, dll
Langkah penyusunan emergency planning
1. Membuat komitmen tertulis
2. Membentuk tim dan koordinator
3. Menentukan tujuan dan lingkup perencanaan
4. Menentukan skenario
5. Menilai dampak
6. Mengidentifikasi tugas
7. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
8. Membentuk organisasi emergency
9. Menyusun prosedur emergency
10. Penulisan draft emergency planning
11. Melakukan management review
12. Persetujuan manajemen
13. Sosialisasi emergency planning
14. Melakukan training, drill, simulasi
15. Review, evaluasi dan update
Rencana Tanggap Darurat Di Dalam Perusahaan
(On Site Emergency Planning)

1. Merumuskan rencana dan pelayanan darurat


2. Mekanisme komunikasi dan alarm
3. Penunjukan personil dan definisi tugas
4. Pusat pengendali keadaan darurat (Crisis center)
5. Tindakan on-site
6. Rencana Prosedur Shut-down
7. Ujicoba Prosedur keadaan darurat
8. Penilaian rencana dan pemutahiran
Rencana Tanggap Darurat Di Dalam Perusahaan (On Site Emergency
Planning)
1. Setiap instalasi berbahaya besar hrs memiliki sebuah
perencanaan darurat dalam Perusahaan atau tempat kerja
2. Rencana darurat hrs disiapkan oleh para pengelola
Perusahaan berkaitan dgn penaksiran dr kemungkinan
besarnya akibat-akibat dari kecelakaan
3. Untuk instalasi yg kompleks, rencana daruratnya hrs
mempertimbangkan setiap bahaya besar dgn semua kemungkinan
interaksinya & hrs meliputi unsur-unsur :
- Penilaian terhadap besar & sifat dr kecelakaan yg mungkin terjadi
- Perumusan dr rencana & kerjasama termasuk dgn pelayanan
keadaan darurat
- Prosedur utk membunyikan tanda bahaya & utk mengadakan
komunikasi baik di dalam maupun di luar instalasi
- Penunjukan khusus bagi pengendali kec lapangan & kepala
pengendali utama serta rincian job disc
- Lokasi & org pusat pengendali keadaan darurat
- Tindakan para pekerja dlm Perusahaan selama keadaan darurat
termasuk prosedur evakuasi
- Tindakan pekerja & orang lain diluar Perusahaan
Rencana Tanggap Darurat Di Dalam Perusahaan (On Site Emergency
Planning)

4. Harus diatur segala kemungkinan spt tindakan tambahan,


mengamankan instalasi ataupun mematikan instalasi

5. Tersedianya sumber daya

6. Memperhitungkan sumber daya dari luar jika dibutuhkan &


jika pekerja sakit atau hari libur
Rencana Tanggap Darurat Di Luar Perusahaan (Off Site Emergency
Planning)
Aspek-aspek yg tercakup dlm rencana darurat di luar Perusahaan (United
Kingdom Health and Safety Executive) yaitu :

1. Organisasi
2. Komunikasi
3. Peralatan darurat yg khusus
4. Pengetahuan khusus
5. Organisasi sukarelawan
6. Informasi bahan-bahan kimia
7. Info meteorologis
8. Pengaturan-pengaturan yg berhubungan dgn kemanusiaan
9. Informasi kepada umum
10. penilaian
Rencana tanggap darurat hrs disusun berdasarkan pd kemungkinan
kecelakaan yg dpt berakibat buruk kepada manusia maupun lingkungan di
luar instalasi. Peran serta dari pihak terkait sangat dibutuhkan seperti peran
petugas koordinasi keadaan darurat, manajemen perusahaan, pemda,
polisi, pemadam kebakaran, pelayanan kesehatan, pengawas
ketenagakerjaan dll. Di Indonesia sekarang telah dibentuk BNPB.
Penanganan Keadaaan Darurat
Prosedur kesiagaan thd keadaan darurat terdiri dari :
1. Persiapan Sarana dan Prasarana
2. Pemantauan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
3. Melakukan Analisa dan Evaluasi Kesiagaan
• Sarana dan prasarana
• Pemeriksaan peralatan yang berpotensi
menimbulkan keadaan darurat
• Pemeriksaan aktifitas : kondisi kendaraan angkutan
B3 yang masuk area Perusahaan, manusia yang
membawa kendaraan angkutan B3 dan kondisi
kemasan B3
• Hasil uji coba/latihan dan atau penyuluhan
4. Hasil Identifikasi Dirangkum dan Dievaluasi Untuk
Dijadikan Patokan Dalam Memeriksa dan
Menanggulangi Bila Terjadi Keadaan Darurat
Prosedur Penanggulangan Bila Terjadi Keadaan Darurat

1. mencegah timbulnya korban.

2. meminimkan kerusakan aset perusahaan.

3. memungkinkan agar perusahaan dapat beroperasi kembali dalam

waktu yang singkat.


4. meminimkan dampak terhadap lingkungan.

5. menghindari kebingungan dan kesimpangsiuran yang tidak perlu.

6. memenuhi tanggungjawab moral kepada industri lain dan

sekitarnya.
JALUR KOMUNIKASI
DALAM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PIMPINAN KEADAAN DARURAT ( PKD )

STAF TEKNIS PENANGGULANGAN ( STP )

Channel I Channel I

Channel I

KOMANDAN KOMANDAN ASSEMBLY POINT  PENGAMANAN


PENANGGULANGAN ( KP ) PENGAMANAN ( KPE )  KESEHATAN
 P3K
 HUM AS
Internal Co m Internal Co m  PENGAMANAN
 TRANSPORT Telephone
REGU PENGAMANAN  UMUM
PENANGGULANGAN OPERASIONAL  HUMAS
LUAR PERUSAHAAN
 EKOLOGI
FIRE STATION
APARAT PEMERINTAH :
 CAMAT
 KAPOLSEK
LALU LINTAS EVAKUASI  DANRAMIL
 KEPALA DESA
 RUMAH SAKIT

SM 77/GNK3/II/03
STRUKTUR ORGANISASI
KEADAAN DARURAT DAN EVAKUASI

DIREKSI

PKD / Wk. PKD

STAFF TEKNIK PENANGGULANGAN


( STP )

KOMANDO PENANGGULANGAN KOMANDO PENGAMANAN


( KP ) ( KPE )

REG U REG U P ENGENDALIAN P ENGENDALIAN APARAT


P ENANGGULANGAN SAR / P3 K LALU-LINTAS OP ERASIONAL P EMERINTAHAN
( RP ) ( RS ) ( P LL ) ( PO ) ( AP )

P ENDUK UNG P KD :

STP. I : - Ka. B iro Ins peks i & Keselamatan STP. II : - Ka. Unit Ke rja te rkait
- Ka. Divis i Produks i - Shift Supe rinte nde nt.
- Ka. Divis i Konstruks i
- Ka. Divis i Pe meliharaan
- Ka. B iro Kesehatan
- Ka. B iro Pengamanan

(c:)/ mw.document /th&dsr/fs/03


Skenario
MULAI

TERJADI
BENCANA

PENANGG.
INTERN TTD

PENANGG. T TELP. TKTD TKTD MEMBERI PENANGG. BER- PENANGG. T


BERHASIL ? 7 2999, 7 1000 BANTUAN SAMA TTD & TKTD BERHASIL ?

Y Y
Y
ADA KORBAN
MINTA BANTUAN
Y
ADA KORBAN EVAKUASI ZONA TERDEKAT
T

T
Y
PERLU RECOVERY RECOVERY PEMANTAUAN AMAN
RUTIN T
T
Y
BUAT LAP.

SELESAI

1/8/2011 Emergency Response Management 25


SKEMA PEMBUATAN
PROSEDUR TANGGAP DARURAT
BENTUK TUJUAN IDENTIFIKASI
RISK ASSESMENT
TIM LINGKUP POTENSI BAHAYA

UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO

EVALUASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


SARANA / ALAT & SDM

EMERGENCY DRILL ORG. TANGGAP DARURAT


TUGAS & TANGGUNG JAWAB

SOSIALISASI PROSEDUR SUSUN PROSEDUR


TANGGAP DARURAT TANGGAP DARURAT
Pelaporan
Perusahaan harus memiliki prosedur pelaporan. Prosedur tersebut
harus didokumentasikan yang meliputi prosedur tata cara
pelaporan, formula laporan bahaya atau ketidaksesuaian terhadap
semua kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta insiden di
tempat kerja dilaporkan.

Permenaker No Per 03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan


Pemeriksaan Kecelakaan, yaitu

 kecelakaan kerja,
 kebakaran atau peledakan atau pencemaran dan
 kejadian berbahaya lainya.

Harus dilaporkan 2 x 24 jam


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai