1. Filter Mental
Kacamata membantu kita untuk melihat, tapi kacamata hitam membantu kita
untuk tidak melihat sinar matahari yang terlalu terang. Distorsi kognitif ini adalah
seperti memakai kacamata hitam untuk memandang dunia. Kita akan terfokus hanya
pada hal-hal yang negatif saja dan mengabaikan aspek positif yang ada. Misalnya,
kita tidak suka pelajaran Matematika di sekolah, kita akan langsung berpikir bahwa
sekolah itu menyebalkan, dan mengabaikan fakta bahwa banyak hal lain yang positif
tentang sekolah selain matematika.
7. Pemikiran “Harus”
Distorsi kognitif membuat kita terjebak dalam suatu ideal yang menurut kita harus
orang lain atau kita sendiri lakukan. Pemikiran seperti “Semua orang harus mengerti
perasaanku, dong!”, “Seharusnya dia lebih ramah sama orang lain,” atau
“Harusnya aku lebih berani berpendapat, jadi aku ga bakal dipandang buruk oleh
teman-teman” dapat membuat kita tertekan atau frustrasi karena adanya pemikiran
harus yang tidak realistis.
8. Personalisasi (Personalizing)
Adalah saat kita merasa bersalah atau bertanggungjawab secara personal atas
sesuatu yang mungkin bukan sepenuhnya kesalahan kita. Contohnya, saat
pertandingan olahraga dan tim kita kalah kemudian kita menyalahkan diri sendiri
sebagai penyebab kekalahan tim, padahal yang bermain di pertandingan tersebut
tidak hanya kita sendiri.