Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 6 :

Nuzulia Azizi Islamia 131411133005


Moh Thoriq Hidayatullah 131411133011
Thaliah Jihan Nabilah 131411133014
Citra Intan Trisnalia 131411133017
Bella Nabila Wijaya Krisnawan 131411133020
Ayu Tria Kartika Putri 131411133023
Aida Lutfiati 131411133026
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek
dan dilakukan secara teratur, yang
memberikan dasar berpikir pada pasien
untuk mengekspresikan perasaan negatifnya,
memahami masalahnya, mampu mengatasi
perasaan negatifnya, serta mampu
memecahkan masalah tersebut.
PROSES PENYIMPANGAN BERPIKIR
Yang menciptakan respons emosional anda bukanlah peristiwa yang negatif,
tetap persepsi dan pikiran anda tentang peristiwa

Peristiwa external Peristiwa internal


(di luar kontrol anda) (dalam kontrol anda)

Tindakan orang lain Pikiran anda:


Itu tidak adil!
Persetan!
Saya tidak terima

Perilaku: Emosi:
Anda mengusir orang itu, Marah, frustasi,
meninggalkan dengan dingin, takut,
merencanakan balas dendam merasa bersalah
1. Mengubah pikiran dari tidak logis dan
negatif menjadi objektif, rasional, dan
positif.
2. Meningkatnya aktivitas.
3. Menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan.
4. Meningkatkan keterampilan sosial.
1. Menarik diri.
2. Penurunan motivasi.
3. Defisit perawatan diri.
4. Harga diri rendah.
5. Menyatakan ide bunuh diri.
6. Komunikasi inkoheran dan ide/topik yang
berpindah-pindah (flight of idea).
7. Delusi, halusinasi terkontrol, tidak ada
manik depresi, tidak mendapat ECT.
1. Risiko bunuh diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
4. Defisit perawatan diri

MASALAH TUJUAN

1. Resiko bunuh diri 1. Ide bunuh diri hilang

2. Isolasi sosial 2. Meningkatkan hubungan sosial

3. Harga diri rendah 3. Meningkatkan harga diri

4. Defisit perawatan diri 4. Kemampuan merawat diri


Teknik Tiga Panah Vertikal
Kolom

1. Pikiran otomatis Yaitu belajar memberi


2. Distorsi kognitif pendapat secara rasional,
3. Tanggapan rasional yang bisa diterima oleh
akal berdasarkan bukti dan
fakta yang ada
Contoh Metode dengan Teknik Tiga Kolom

Pikiran Otomatis Distorsi Kognitif Tanggapan Rasional


(Kritik diri) (Pembelaan diri)
1. Saya tidak pernah 1. Overgeneralisasi 1. Omong kosong! Saya juga
benar melakukan banyak hal yang baik.

2. Saya tidak selalu terlambat. Coba


2. Saya selalu 2. Overgeneralisasi saja ingat saat-saat saya datang
terlambat tepat waktunya. Meskipun saya kini
terlambat lebih sering daripada
biasanya, tetapi saya akan mengatasi
masalah ini serta mencari cara untuk
dapat lebih menepati waktu.
Seseorang mungkin akan kecewa
karena saya terlambat, namun itu
bukan berarti kiamat. Mungkin
pertemuan juga tidak mulai pada
waktunya.
Distorsi Kognitif
1. Pemikiran SEGALANYA ATAU TIDAK SAMA SEKALI
Melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih.
Contoh: Amir mendaftar ke Fakultas Kedokteran UGM. Amir
gagal dan tidak diterima karena hasil testnya tidak sebagus
hasil tes anak anak lain yang diterima. Amir ingin sekali
kuliah di fakultas kedokteran UGM dan menjadi dokter ahli
bedah nantinya. Dia merasa selalu gagal total dan melihat
masa depannya akan suram selamanya. Dia tidak ingin
mencoba ikut tes lagi tahun depan atau mendaftar ke
universitas lain atau ke fakultas/ jurusan lain.

2. Overgeneralisasi
Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola
kekalahan tanpa akhir.
Contoh: Seorang murid yang gagal dalam salah satu ujian, ia
berpikir Saya tidak akan pernah lulus ujian yang lainnya
dalam semester ini dan saya akan keluar dari sekolah ini.
Lanjutan. . .
3. Personalisasi
Memandang diri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal
yang negatif yang kenyataannya tidaklah demikian
Contoh : Direktur saya mengatakan bahwa produktivitas
perusahaan kami menurun, tapi saya tahu ia sebenarnya
sedang membicarakan saya.
4. Berpikir dikotomi
Berpikir dengan ekstrim bahwa semua hal adalah semuanya
baik atau semuanya buruk.
Contoh : Jika suami saya meninggalkan saya, saya mungkin
akan mati.

5. Pembencanaan
Berpikir yang terburuk tentang orang atau kejadian.
Contoh : Saya lebih baik tidak mengajukan diri untuk promosi
di tempat pekerjaan karena saya tidak akan mendapatkannya
dan saya merasa diri saya sangat buruk.
Lanjutan. . .
6. Membuat abstrak yang selektif
Memfokuskan pada detail tapi tidak pada informasi yang
relevan.
Contoh : Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak
mencintainya karena ia pulang kerja larut malam, tetapi
sang istri menolak perhatian yang diberikan oleh suami,
hadiah yang dibawanya dan acara khusus yang mereka
rencanakan bersama.
7. Kesimpulan yang tidak beralasan
Ada 2 subtipe dari pola pikir ini:
mind reading, merasa mengetahui pikiran orang lain
tanpa alasan atau bukti yang jelas. Mereka merasa
tahu niat yang sebenarnya dari seseorang tanpa
perlu bicara. Misalnya, seseorang dengan mind
reading bisa menyimpulkan bahwa ada beberapa
orang disekitarnya yang tidak suka dengan dirinya
tanpa alasan yang jelas atau tanpa merasa perlu
mengecek kebenarannya.
fortune teller, merasa bisa meramalkan sesuatu yang
buruk akan terjadi tanpa bukti bukti atau alasan
yang jelas. Misalnya: saya pasti tidak akan lulus
ujian
Lanjutan. . .
8. Membesar-besarkan atau mengecilkan
Melebih-lebihkan suatu hal atau mengecilkan suatu hal secara
tidak tepat. Seseorang yang selalu memperbesar
kekurangaannya sendiri dan kualitas positif dari orang lain
sementara ia memperkecil kualitas positif dirinya sendiri dan
kekurangan orang lain
Contoh : Saya telah menghanguskan makan malam, itu
menunjukkan betapa tidak mampunya saya.
9. Perfeksionis
Merasa butuh untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna
agar merasa dirinya baik.
Contoh : Saya akan menjadi seseorang yang gagal apabila saya
tidak mendapatkan nilai A pada semua ujian saya.
10. Eksternaliasasi harga diri
Mengukur nilai seseorang berdasarkan pendapat orang lain
Contoh : Saya harus selalu kelihatan cantik. Kalau tidak,
teman-teman saya tidak akan mau berada dekat saya.
11. Penalaran emosional
Menganggap emosi-emosi yang negatif mencerminkan realita
yang sebenarnya.
Contoh : Saya merasa begitu, maka pastilah begitu
Lanjutan. . .
12. Filter mental
Menemukan hal kecil yang negatif dan terus memikirkannya
sehingga pandangan tentang realita menjadi gelap.
Contoh: Dina mengeluhkan kondisi orang-orang di kotanya
yang dinilainya tidak ada yang sopan dan tidak ada yang
ramah sebab saat ia harus pulang dengan bus yang penuh dan
tidak ada seorang pun yang mau memberikan ia tempat duduk
padahal sebenarnya tidak semua orang seperti yang dinilai
oleh dina
13. Mendiskualifikasi hal positif
Menolak pengalaman-pengalaman positif dengan bersikeras
bahwa semua itu bukan apa-apa
14. Memberi cap dan salah memberi cap
Bentuk ekstrim dari overgeneralisasi, yaitu memberi cap yang
negatif kepada diri sendiri. Secara negatif seseorang
menyebutkan dirinya sendiri atas dasar beberapa perilaku dan
mempercayai sebutan negatif pada dirinya.
Contoh : Saya memang seorang yang sial atau Saya
memang seorang yang bodoh
Contoh Metode Dengan Teknik Panah Vertikal

Pikiran Otomatis Tanggapan Rasional


1. Dr. C mungkin berpikir saya 1. Hanya karena Dr. C menunjukkan kesalahan saya
adalah seorang ahli terapi yang itu tidak berarti bahwa selanjutnya ia juga akan
buruk, Jika memang ia berpikir berpikir bahwa saya adalah seorang ahli terapi
demikian, mengapa harus yang buruk. Saya harus menanyakan kepadanya
mengecewakan saya? hal yang sebenarnya dia pikirkan, tetapi dalam
beberapa kesempatan ia telah memuji saya dan
berkata bahwa saya mempunyai bakat unggul.

2. Seorang yang berpengalaman pun hanya dapat


menunjukkan kekuatan serta kelemahan spesifik
2. Itu artinya bahwa saya memang saya sebagai seorang terapi. Setiap kali seorang
seorang terapis yang bodoh memberi cap buruk pada saya, maka semua itu
karena dia seorang yang hanya suatu pernyataan yang terlalu global,
bepengalaman, Andaikan saya merusak dan tidak berguna. Saya telah banyak
memang seorang ahli terapi berhasil dengan kebanyakan pasien saya,
yang buruk, lalu apa aritnya sehingga tidak benarlah saya buruk, tidak
bagiku? peduli siapapun yang mengatakannya
Berikut ini 7 langkah sederhana dari terapi kognitif, yaitu dengan menata
ulang pola pikir negative menjadi positif:
1) Tuliskan semua yang anda rasakan dan pikirkan. Dengan menuliskan
semua apa yang anda rasakan dan pikirkan membuat anda bisa melihat
gambar besarnya dan membuat anda bisa melihat dengan lebih obyektif.
Dengan menuliskan hal tersebut maka pola pikir negatif bisa mudah
dikenali.
2) Identifikasi kejadian yang membuat anda terganggu (sedih). Apa yang
benar benar membuat anda tidak suka atau sedih (misalnya ketika mobil
tiba tiba macet di jalan). Apakah karena baju anda yang baru menjadi
kotor terkena oli ketika mengecek mesin? Ataukah karena mobil tidak
mau jalan? Apakah karena anda tahu bahwa sebenarnya mobilnya
memang sudah memerlukan service namun anda menunda-nunda
membawa ke bengkel? Ataukah karena hal tersebut membuat anda
terlambat datang ke kantor?
3) Identifikasi semua emosi yang negatif. Misalnya kejadiannya adalah mobil
mogok, maka identifikasi semua emosi negatif ketika mobil anda mogok
tidak mau jalan. Seperti: kesal karena mobil tidak mau jalan, frustasi
karena baju baru terkena oli, merasa bersalah karena menunda nunda
tidak membawa mobil ke bengkel. Semua emosi negatif tersebut
diidentifikasi dan ditulis.
4) Identifikasi semua pikiran negatif yang mengikuti emosi negatif. Misalnya:
saya kesal karena mobil mogok membuat saya terlambat datang ke
pertunjukan dramadimana anak saya ikut pentas. Pasti anak saya
berpikir bahwa saya bukan ayah yang baik. Saya frustasi karena baju saya
kotor, saya jadi kelihatan tidak rapih, saya memang berantakan.

5) Identifikasi distorsi pemikiran yang terjadi dan ganti dengan yang benar .
Misalnya, soal mobil mogok:saya bukan orang yang suka menunda
pekerjaan, tapi akhir akhir ini memang pekerjaan kantor sedang banyak
sekali. Soal pakaian kotor, kita bisa bereaksi dengan: Saya bukan orang
yang jorok dan tidak rapih, saya biasanya rapih. Baju kena oli membuat
saya kesal karena baju saya biasanya rapih dan bersih.

6) Pertimbangkan kembali emosi anda. Dengan mengubah reaksi anda


terhadap suatu kejadian, anda bisa terhindar dari gangguan jiwa atau
emosi yang tidak sehat. Mungkin anda masih merasa kesal karena mobil
mogok, namun hal tersebut didasarkan pada realita, bukan berdasar atas
hasil pemikiran yang sudah terdistorsi.

7) Buat rencana perbaikan. Misalnya, segera selesai nonton pertunjukan


anak, saya akan bawa mobil ke bengkel.
Sesi I : Ungkap pikiran otomatis
Jelaskan tujuan terapi kognitif.
a. Identifikasi masalah dengan apa, dimana, kapan, siapa.
b. Diskusikan sumber masalah
c. Diskusikan pikiran dan perasaan
d. Catat pikiran otomatis, klasifikasikan dalam distorsi kognitif

Sesi II : Alasan
a. Review kembali sesi I
b. Diskusikan pikiran otomatis
c. Tanyakan penyebabnya
d. Beri respons atau tanggapan
e. Tanyakan tindakan klien
f. Anjurkan menulis perasaan
g. Beri rencana tindak lanjut, yaitu hasil tulisan pasien
dibahas pada pertemuan berikutnya.
Lanjutan. . .
Sesi III : Tanggapan
a. Diskusikan hasil tulisan
b. Dorong untuk memberi pendapat
c. Berikan umpan balik
d. Dorong pasien untuk ungkapkan keinginan
e. Beri persepsi/pandangan perawat terhadap keinginan
tersebut
f. Beri penguatan positif
g. Jelaskan metoda tiga kolom
h. Diskusikan cara menggunakan metoda tiga kolom
i. Rencana tindak lanjut, yaitu anjurkan menuliskan pikiran
otomatis dan cara penyelesaiannya.

Sesi IV : Menuliskan
a. Tanya perasaan pasien saat menuliskan rencana tindak
lanjut pada sesi III
b. Dorong pasien untuk mengomentari tulisan
c. Beri respon/tanggapan dan umpan balik
d. Anjurkan untuk menuliskan buku harian
e. Rencana tindak lanjut, yaitu hasil tulisan pasien akan
didiskusikan
Lanjutan. . .

Sesi V : Penyelesaian Masalah


a. Diskusikan kembali prinsip teknik 3 kolom
b. Tanyakan stresor/masalah baru dan cara penyelesaiannya
c. Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis
negatif
d. Beri penguatan positif
e. Anjurkan menulis pikiran otomatis dan tanggapan
rasional saat menghadapi masalah

Sesi VI : Manfaat Tanggapan


a. Diskusikan perasaan setelah menggunakan tanggapan
rasional
b. Berikan umpan balik
c. Diskusikan manfaat tanggapan rasional
d. Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
e. Tanyakan hambatan yang alami
f. Berikan persepsi/tanggapan perawat
g. Anjurkan mengatasi sesuai kemampuan
h. Berikan penguatan positif
Lanjutan. . .
Sesi VII : Ungkap hasil
a. Diskusikan perasaan setelah menggunakan terapi kognitif
b. Berikan penguatan positif dan pendapat perawat
c. Diskusikan manfaat yang dirasakan
d. Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
e. Beri persepsi terhadap hambatan yang dihadapi
f. Diskusikan hambatan yang dialami dan cara mengatasinya
g. Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
h. Berikan penguatan positif

Sesi VIII : Catatan harian


a. Tanya apakah selalu mengisi buku harian
b. Beri penguatan positif
c. Diskusikan manfaat buku harian
d. Anjurkan membuka buku harian bila menghadapi masalah yang
sama
e. Tanyakan kesulitan dan diskusikan cara menggunaan yang efektif

Sesi IX : Sistem dukungan


a. Jelaskan keluarga tentang terapi kognitif
b. Libatkan keluarga dalam pelaksanaannya
c. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien
d. Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan menanggapi
masalah pasien

Anda mungkin juga menyukai