NIM : 144012022100
Kelas : II B
Program Studi : D3 Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
DISTORSI KOGNITIF
Pengertian Distorsi Kognitif
Distorsi kognitif adalah cara berpikir yang tidak rasional atau berlebihan yang sering
memengaruhi orang yang mengalami kecemasan atau depresi . Contoh distorsi kognitif mencakup
memikirkan hal-hal negatif, menggeneralisasi secara berlebihan, membuat situasi menjadi bencana,
atau mengkarakterisasi segala sesuatu sebagai sesuatu yang baik atau buruk.
Distorsi kognitif adalah pemikiran yang menyebabkan Anda memandang realitas secara tidak
akurat. Mereka dicirikan oleh pola pikir yang tidak rasional atau berlebihan yang memperkuat
keyakinan dan emosi negatif. Dengan demikian, hal tersebut melanggengkan atau memperburuk
kecemasan atau depresi.
Kognisi adalah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui pikiran,
pengalaman, dan indera Anda. Dengan distorsi kognitif, pikiran Anda menjadi kacau dan Anda kurang
mampu memahami atau mengakui hal-hal yang sebenarnya dapat meningkatkan kondisi mental Anda.
Intinya, Anda terjebak dalam kondisi mental yang tidak sehat.
Ada berbagai jenis distorsi kognitif dengan ciri dan tanda yang berbeda. Mengetahui
perbedaannya dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengubah cara berpikir yang bermasalah.
1. Pemikiran Terpolarisasi
Pemikiran terpolarisasi adalah ketika Anda melihat segala sesuatu secara absolut. Ini adalah cara
berpikir hitam-putih di mana segala sesuatunya baik atau buruk, dan tidak pernah ada di antara
keduanya. Hal ini terkadang disebut sebagai "pemisahan", suatu ciri utama dari suatu kondisi yang
disebut gangguan kepribadian ambang (BPD) .
Contoh Bencana
Dengan terjadinya bencana, Anda mungkin memutuskan bahwa kehabisan es di pesta Anda telah
"menghancurkan" pesta untuk semua orang, bahkan jika tidak ada seorang pun yang peduli.
4. Personalisasi
Personalisasi adalah ketika Anda menganggap diri Anda bertanggung jawab atas suatu tindakan atau
peristiwa yang berada di luar kendali Anda. Ini juga bisa berarti bahwa Anda menganggap seseorang
bertanggung jawab atas suatu situasi meskipun situasi tersebut tidak ada hubungannya langsung
dengan mereka.
Personalisasi adalah tentang rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri atau orang lain.
Contoh Personalisasi
Dengan personalisasi, anak Anda mungkin mengalami kecelakaan saat mengunjungi kerabat di negara
bagian lain yang tidak akan terjadi jika "Saya tidak memasukkan anak itu ke dalam pesawat". Atau,
Anda dapat membalikkan keadaan dan mengatakan bahwa kecelakaan itu tidak akan terjadi jika
kerabat tersebut tidak memaksa anak tersebut untuk datang.
5. Penyaringan
Pemfilteran adalah saat Anda mengabaikan sesuatu yang positif. Ini tentang berfokus pada hal negatif
dan menemukan cara untuk meminimalkan, mengurangi, atau menyangkal hal positif untuk
mendukung cara berpikir negatif Anda.
Beberapa orang mungkin menyebut hal ini sebagai "pessimisme", namun penyaringan tidak hanya
membahas tentang dunia secara umum, tetapi lebih banyak tentang kekalahan diri sendiri.
Contoh Penyaringan
Dengan pemfilteran, atasan Anda mungkin memberi Anda tinjauan kinerja pekerjaan yang bagus dan
hanya meminta Anda memeriksa laporan Anda apakah ada kesalahan ketik sebelum mengirimkannya.
Yang Anda ambil dari peninjauan tersebut hanyalah laporan Anda yang ceroboh dan Anda gagal.
6. Membaca pikiran
Membaca pikiran adalah saat Anda mengambil kesimpulan tanpa cukup (atau apa pun) bukti untuk
menarik kesimpulan. Orang yang membaca pikiran sepenuhnya berharap bahwa apa pun yang mereka
lakukan, hasilnya akan buruk. Hal ini meningkatkan perasaan cemas saat mereka menunggu bola
dijatuhkan.
Orang yang membaca pikiran akan sering menyatakan "Saya tahu ini akan terjadi" ketika prediksi
mereka benar dan mengabaikan saat prediksi mereka salah.
Contoh Pelabelan
Dengan memberi label, Anda dapat mendeskripsikan seseorang yang berpakaian modis sebagai orang
yang "dangkal" atau seseorang yang membaca Christian Society Monitor sebagai "sombong". Di sisi
lain, Anda mungkin menyebut diri Anda "bodoh" jika merasa rendah diri dalam pekerjaan baru.
9. Pernyataan "Seharusnya".
Penggunaan pernyataan “harus” menyatakan bahwa sesuatu harus dilakukan dengan cara tertentu
tanpa pengecualian. Ini adalah cara berpikir yang tidak fleksibel yang menciptakan aturan yang
dipatuhi atau dilanggar oleh orang lain, termasuk Anda sendiri. 2
Kata "Seharusnya" memberikan tekanan atau ekspektasi yang tidak semestinya pada diri sendiri dan
orang lain. Hal ini juga memungkinkan Anda mengkritik orang lain, seringkali tanpa memahami
keadaan mereka.