TERAPI KOGNITIF
KEPERAWATAN JIWA II
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
Heri Priyanto
Jesica B E Makiolor
Sri Diane Irene Magisa
Regina Lumingkewas
Ni Wayan Medi Sri Susiawati
Moningka Kartika B Josita
Rini Sinsu
A. Latar Belakang
Didalam makalah ini akan menjelaskan konsep dari mekanisme koping
dengan menggunakan terapi koping. Terapi kognitif dikembangkan pada tahun
1960-an oleh Aaron Beck dan berkaitan dengan terapi rasional emotif dari Albert
Ellis. Terapi kognitif akan lebih bermanfaat jika digabung dengan pendekatan
perilaku. Kemudian terapi ini di disatukan dan dikenal dengan terapi perilaku
kognitif (cognitive behavior therapy). Terapi ini memperlakukan individu sebagai
agen yang berpikir positif dan berinteraksi dengan dunianya.
Individu membentuk sudut pandang dan keyakinan serta memiliki afek atau
perasaan mengenai apa yang dianggap benar bagi diri sendiri, lingkungan, dan
mengenai pikiran serta perasaannya pada interaksi yang luas dengan perilaku atau
tindakan dalam rangkaian interaksi. Setiap interaksi memperngaruhi interaksi
lain.
Berdasarkan kognisi dan pengalaman masa lalu, individu membentuk pandangan
dan skema kognitif yaitu cara berpikir atau perspektif kebiasaan mengenai diri
sendiri, dunia dan masa depan. Misalnya, individu mengembangkan pandangan
psimistis mengenai cara mengontrol takdirnya sendiri atau merasa takdirnya
mampu dikontrol oleh orang lain dan tidak mampu mengontrolnya sendiri. Dalam
situasi tersebut, individu mengembangkan pandangan negative serta merasa tidak
berharga (disebut pikiran otomatis negative) yang dapat menimbulkan stress,
emosi, kecemasan dan depresi. Individu cenderung mengolah keyakinan yang
tidak masuk akal tentang kemampuan dan berhubungan dengan orang lain. Hasil
persepsi dan distorsi yang salah ini ditandai oleh harapan yang tidak realistis
terhadap diri sendiri dan orang lain, metode koping yang tidak efektif, dan
pandangan tentang diri sendiri sebagai orang yang tidak mampu.
Dalam hal seperti ini, terapi kognitif dipergunakan untuk mengidentifikasi,
memperbaiki gejala prilaku dan fungsi kognisi yang terhambat, yang mendasari
aspek kongnitifnya yang ada. Terapi dengan pendekatan kognitif mengajar pasien
atau klien agar berpikir lebih realistis dan sesuai sehingga dengan demikian akan
menghilangkan atau mengurangi gejala yang berlebihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Terapi Kognitif
2. Macam –macam distorsi kognitif
3. Apa Tujuan Terapi Kognitif
4. Apa Indikasi Terapi Kognitif
5. Bagaimana Teknik Terapi Kognitif
6. Apa Langkah-Langkah dalam Melakukan Terapi Kognitif
7. Bagaimana Strategi Pendekatan
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelaskan Pengertian dari Terapi Kognitif
2. Menyebutkan Macam –macam distorsi kognitif
3. Menjelaskan Tujuan Terapi Kognitif
4. Menjelaskan Indikasi Terapi Kognitif
5. Menjelaskan Teknik Terapi Kognitif
6. Menjelaskan Langkah-Langkah dalam Melakukan Terapi Kognitif
7. Menjelaskan Strategi Pendekatan
BAB II
PEMBAHASAN
5. Reframing
Reframing adalah strategi dalam merubah persepsi klien terhadap situasi atau
perilaku. Hal ini meliputi memfokuskan terhadap sesuatu atau aspek lain dari
masalah atau mendukung klien untuk melihat masalahnya dari sudut pandang
saja. Perawat jiwa penting untuk memperluas kesadaran tentang keuntungan-
keuntungan dan kerugian-kerugian dari masalah. Hal ini dapat menolong klien
melihat masalah secara seimbang dan melihat dalam prespektif yang baru.
Dengan memahami aspek positif dan negatif dari masalah yang dihadapi klien
dapat memperluas kesadaran dirinya. Strategi ini juga dapat memicu
kesempatan pada klien untuk merubah dan menemukan makna baru, sebab
begitu makna berubah maka akan berubah perilaku klien. Sebagai contoh,
PHK dapat dipandang sebagai stressor tetapi setelah klien merubah makna
PHK, ia dapat berfikir bahwa PHK merupakan kesempatan untuk belajar
bisnis, menemukan pengalaman baru, banyaknya waktu bersama keluarga,
saatnya belajar home industry dan meraih peluang kerja yang lainnya.
6. Thought Stopping
Kesalahan berpikir sering kali menimbulkan dampak seperti bola salju bagi
klien. Awalnya masalah tersebut kecil, tetapi lama kelamaan menjadi sulit
dipecahkan. Teknik berhenti memikirkannya (thought stoping) sangat baik
digunakan pada saat klien mulai memikirkan sesuatu sebagai masalah. Klien
dapat menggambarkan bahwa masalahnya sudah selesai. Menghayalkan
bahwa bel berhenti berbunyi. Menghayalkan sebuah bata di dinding yang
digunakan untuk menghentikan berpikir dysfunctional. Untuk memulainya,
klien diminta untuk menceritakan masalahnya dan mengatakan rangkuman
masalahnya dalam khayalan. Perawat menyela khayalan klien dengan cara
mengatakan keras-keras “berhenti”. Setelah itu klien mencoba sendiri untuk
melakukan sendiri tanpa selaan dari perawat. Selanjutnya klien mencoba
menerapkannya dalam situasi keseharian.
G. Strategi Pendekatan
Menurut Setyoadi, dkk (2011) strategi pendekatan terapi kognitif antara lain :
a. Menghilangkan pikiran otomatis.
b. Menguji pikiran otomatis.
c. Mengidentifikasi asumsi maladaptive.
d. Menguji validitas asumsi maladaptive.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur,
aktif, direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk menghadapi berbagai
hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi. Terapi kognitif
digunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki gejala perilaku yang malasuai,
dan fungsi kognisi yang terhambat, yang mendasari aspek kognitif yang ada.
Terapis dengan pendekatan kognitif mengajarkan pasien atau klien agar berpikir
lebih realistik gejala yang berkelainan yang ada.
B. Saran
Sebagai mahasiswa dan calon tenaga medis kita mampu menerapkan
mekanisme koping dengan menggunakan terapi kognitif kepada klien sehingga
jumlah kasus penderita gangguan jiwa di Indonesia dapat menurun.
DAFTAR PUSTAKA