MAKALAH
OLEH:
ACHMAD RIZKY ZULFITRAH LEASA
ADITIYA YOSHUA UNTU
VERONICA LUMEMPOUW
REGINA CAELYTA SOMPOTAN
Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Karena
Persistent Duktus Arteriosus (PDA)” dapat di selesaikan dengan baik dan tepat
Anak II” dalam penyelesaian atau penyusunan makalah ini cukup banyak
hambatan dan kesulitan yang kami alami diantaranya kurangnya pengetahuan dan
dan kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini mohon maaf
dan pada kesempatan berikutnya dapat menghasilkan makalah yang lebih baik
lagi.
Manado,Oktober,2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Makalah.........................................................................................3
BAB III.................................................................................................................11
Askep Teori..........................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arterious
setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta
pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup
secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
pada aorta dan mengalirkan darah keluar dari paru-paru menuju sirkulasi plasenta
umbilicus dimana terjadi pertukaran gas. Pada saat kelahiran, penutupan duktus
perubahan pada tekanan darah sistemik dan pulmonal. (Thébaud, 2010). Pada bayi
cukup bulan, duktus arteriosus menutup secara spontan dalam dua sampai tiga hari
setelah lahir. Akan tetapi, pada 20% - 60% pada bayi kurang bulan duktus biasanya
Pada bayi kurang bulan, kegagalan penutupan Duktus Arteriosus setelah lahir
(Rahayuningsih, 2004).
Insidensi Patent Duktus Arteriosus (PDA) pada anak-anak yang lahir di Amerika
Serikat adalah antara 0,02% dan 0,006% dari kelahiran hidup. Insidensi ini
meningkat pada anak yang lahir kurang bulan (20% pada bayi
kurang bulan >32 minggu kehamilan hingga 60% pada mereka <28 minggu
pada bayi cukup bulan. Pada bayi kurang bulan terjadi sekitar 20% - 60% pada hari
ketiga kehidupan. PDA terjadi sekitar 6% - 11% dari semua penyakit jantung
bawaan. (Park et al,2012). Insidensi patent duktus arteriosus di Rumah Sakit Taksin
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, insidensi patent duktus arteriosus pada
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian PDA (Persistent Ductus Arteriosus)?.
Arteriosus)?
3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian PDA (Persistent Ductus Arteriosus)?.
Ductus Arteriosus)?
BAB II
TINJAUAN TEORI
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal
duktus tersebut menutup secara fungsional 6 – 15 jam setelah lahir dan secara
(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi
ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235) Patent
Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,
yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ;
375)
Prognosis PDA cukup baik jika pintasan berukuran kecil atau bila pembedahan
korektif berhasil dilakukan. Kalau tidak, PDA dapat berlanjut menjadi gagal jantung
rubella, Koarktasio aorta, Defek septum ventrikel, Stenosis aorta dan arteri
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
1. Faktor Prenatal :
1) Ibu alkoholisme.
insulin.
b. Faktor Genetik :
harus segera dimulai ketika bayi menarik nafas yang pertama tetapi bisa saja
Pada PDA, resistensi relatif pada pembuluh darah pulmoner serta sistemik dan
ukuran duktus menentukan jumlah darah yang mengalami pemintasan aliran atau
shunt dari kanan ke kiri. Karena peningkatan tekanan dalam aorta, darah bersih
akan mengalami shunt dari aorta melalui duktus arteriosus kedalam, arteri
pulmonalis. Darah akan kembali ke dalam jantung kiri dan dipompa sekali lagi
kedalam aorta.
Atrium kiri dan vertikel kiri harus menampung aliran balik vena pulmonalis yang
meningkat sehingga terjadi kenaikan tekanan pengisian dan beban kerja jantung
kiri dan mungkin pula gagal jantung. Pada stadium akhir PDA yang tidak
yang kronis dan kemudian menjadi persisten serta tidak responsif terhadap terapi.
Hal ini menyebabkan pembalikan shunt sehingga darah kotor kini memasuki
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).
Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir.
Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
lahir premature
b. Bising gibson (machinery murmur yang klasik) bising yang terus menurus
yang terdengar sistol dan diastol pada anak yang lebih besar dan dewasa
akibat pemintasan aliran darah dari aorta ke dalam arteri pulmonalis pada saat
sistol dan diastol. (Bising ini terdengar paling jelas pada daerah basis kordis,
yaitu pada ruang sela iga kedua kiri di bawah klavikula kiri, Bising tersebut
dapat mengaburkan bunyi S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri
c. Vibrasi yang teraba saat melakukan palpasi pada tepi kiri sternum ; gejala ini
e. Denyut nadi perifer yang memantul ( nadi corrigan ) akibat keadaan aliran
yang tinggi.
f. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama
akibat penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melauli PDA
i. Kelitihan dan dispnea pada saat melakukan kegiatan yg dpt terjadi pada
Mayer.2011)
a. Endokarditis infeksiosa
b. Gagal jantung
arterium atau vertikel kiri dan pada penyakit vaskuler pulmoner, hipertrofi
biventrikuler.
juga dapat memperlihatkan pembesaran atrium serta ventrikel kiri atau hipertrofi
arteri pulmonalis daripada dalam ventrikel kanan karena terjadi influks darah
lebar atau bila tekanan ini melampaui tekanan arteri sistemik, keadaan tersebut
infeksiosa,
digoksin.
e. Terapi lain seperti kateterisasi jantung, untuk menaruh sumbat atau umbrella
a) Anamnesa
Identitas (Data biografi) PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara
Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2x lebih banyak dari
PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita
1) Keluhan utama Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas
b. Pengkajian fisik
1) Pernafasan
2) Kardiovaskuler
3) Persyaratan
4) Perkemihan
5) Pencernaan
6) Muskuloskeleta
c. Diagnosa Keperawatan
5) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
d. Intervensi
Intervensi:
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
R: permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda- tanda vital,
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perfer, warna dan
kehangatan kulit
Nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan TD: nyeri
mampu
untuk sembuh
mandi
Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan
tinggi badan
1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelelahan pada saat makan
Kriteria hasil: Status nutrisi terpenuhi dan nafsu makan klien timbul kembali
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat
R: ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien
badannya
4. Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari
Lambung
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang
bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Penyebab terjadinya penyakit
jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan yaitu
faktor prenatal dan faktor genetik. Karena peningkatan tekanan dalam aorta, darah bersih
akan mengalami shunt dari aorta melalui duktus arteriosus kedalam, arteri pulmonalis.
Darah akan kembali ke dalam jantung kiri dan dipompa sekali lagi kedalam aorta.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain
yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Komplikasi yang
mungkin terjadi pada PDA dapat mencakup endokarditis infeksiosa, gagal jantung,
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
mengerti dan memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan keperawatan pada klien
Kowalak,Welsh,Mayer.2011.Patofisiologi.Jakarta:EGC
3.Jakarta:EGC.
Suariadi & Rita Yuliani.2001.Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I. Jakarta:CV Sagung
Seto.
Agus , C., Duktus Arteriosus pada Bayi Prematur, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedoktera n,
Vol.1(2),86-94,Juni2020.
https://doi.org/10.24123/kesdok.v1i2.2703
http://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok | e-ISSN: 2715-6419 86
Article Review
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya, Surabaya-Indonesia
* corresponding author: agus_jsc@yahoo.co.id
Abstract—Ductus arteriosus (DA) is a connecting vessel between the proximal descending aorta and pulmonary artery.
This important structure normally closes after birth. The opened ductus causes increasing in pulmonary blood flow and
decreasing in certain organ blood flow (intestine, skin, muscle, and renal) causing complications such as heart failure,
metabolic acidosis, necrotizing enterocolitis, and pulmonaryedema/bleeding. The prevalence of DA is 0,2/1000 live birth. In
under 1500 g babies, the proportion of DA is 25%. Surgery and medicine are the treatment modalities of DA closure.
Modalities of medicine are indometacine, ibuprofen, and paracetamol. These three modalities work by inhibiting
cyclooxygenase enzyme causing blockade of prostaglandin synthesis. Drug adverse events can be minimized by being
careful in making a treatment choice.
Abstrak—Duktus arteriosus (DA) merupakan pembuluh darah yang menghubungkan aorta desendens proksimal dan
arteri pulmonalis. Struktur yang penting pada janin tersebut secara normal menutup setelah lahir. Duktus yang masih terbuka
tersebut mengakibatkan peningkatan aliran darah paru dan penurunan aliran darah ke organ usus, kulit, otot, dan ginjal
sehingga menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung, asidosis metabolik, necrotizing enterocolitis (NEC), serta edema
paru/perdarahan. Prevalensi DA yang masih terbuka adalah 0,2 per 1000 kelahiran hidup. Proporsi bayi yang bergejala
dengan DA yang masih terbuka kurang lebih 25% bayi dengan berat badan lahir di bawah 1500g. Pilihan terapi penutupan
DA adalah cara bedah dan medis. Cara medis memiliki beberapa pilihan yaitu indometasin, ibuprofen, dan parasetamol.
Ketiga modalitas terapi tersebut bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase sehingga sintesis prostaglandin
terhambat. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam membuat pilihan terapi sehingga komplikasi yang berhubungan dengan
efek samping obat dapat dihindari.
PENDAHULUAN
Duktus arteriosus menghubungkan antara sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru.
Komunikasi tersebut sangat diperlukan terutama pada masa janin. Pada masa janin, paru
belum berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan pembuluh darah paru masih
vasokonstriksi. Setelah bayi lahir, duktus ini akan menutup secara spontan.
Gambar 2. Mekanisme kontraksi sel otot polos duktus arteriosus yang diinduksi oksigen. Kanal
kalium mengakibatkan voltage-gated calcium channels terbuka dan meningkatkan influks
kalsium. Rho/Rho-kinase pathways dapat menginduksi sensitisasi kalsium, di mana
vasokonstriksi yang panjang terjadi karena fosforilasi rantai ringan miosin yang persisten,
tergantung pada mitochondrial-derived reactive oxygen species (ROS). Oksigen juga
menginduksi pelepasan vasokonstriktor yang poten endothelin-1 oleh duktus, yang bekerja
meningkatkan kalsium intraselular melalui G-protein coupling. Kv: voltage-gated potassium
channel, ROS: reactive oxygen species.
(Dikutip dari Hamrick SEG, Hansmann G. Patent duktus arteriosus of the preterm
infant.
Pediatrics 2010;125:1020-30).
Pada bayi prematur, duktus sering gagal konstriksi pada waktu lahir. Bahkan
duktus yang sudah menutup pada bayi prematur, duktus gagal mencapai tingkat
hipoksia iskemia berat yang diperlukan untuk menyebabkan remodeling arteri.
Kegagalan konstriksi pada duktus prematur tersebut karena kanal kalium dan kalsium
yang belum matur (Gambar 2.2) (8). Akibatnya, duktus yang tertutup pada banyak bayi
prematur dapat terbuka lagi dan gejala klinis terkait duktus arteriosus yang masih
terbuka terjadi. Deplesi ATP pada duktus prematur juga tidak cukup untuk menginduksi
kematian sel dan remodeling (9).
Remodeling duktus akan terjadi apabila duktus telah menutup secara fungsional. Duktus
arteriosus akan menutup secara anatomis karena proses tersebut. Aktifasi dan denudasi
sel endotel serta adhesi trombosit mendahului proses ini. Proses ini dijelaskan pada
Gambar 3 [8].
pemicu penutupan DA. Setelah itu terjadi aktifasi sel endotel, deposisi faktor von
Willebrand dan fibrinogen, serta pada akhirnya sel endotel terkelupas dari lamina
interna yang menyebabkan kolagen terpapar. Proses ini menginduksi akumulasi
trombosit pada lumen DA. Tutup trombosit yang terbentuk menutup lumen DA yang
kontraksi, dan bersama-sama dengan mekanisme yang lain memfasilitasi remodeling
lumen.
(Dikutip dari Hamrick SEG, Hansmann G. Patent duktus arteriosus of the preterm
infant.
Pediatrics 2010;125:1020-30).
SIMPULAN
Duktus arteriosus (DA) merupakan merupakan pembuluh darah yang
menghubungkan aorta desendens proksimal dan arteri pulmonalis yang secara normal
menutup setelah lahir. Apabila DA tetap membuka akan mengakibatkan masalah seperti
gagal jantung, asidosis metabolik, NEC, serta edema paru/perdarahan. Modalitas
penutupan DA bisa dengan bedah maupun medis. Beberapa faktor berpengaruh pada
penutupan DA. Faktor tersebut adalah usia kehamilan, berat badan lahir, dan usia
kronologis ketika pemberian terapi. Pemilihan modalitas didasarkan pada kondisi
pasien.
PUSTAKA ACUAN
1. Schneider DJ, Moore JW. Patent ductus arteriosus. Circulation 2006. 114:1873-82.
2. Koch J, Hensley G, Roy L, Brown S. Prevalence of spontaneous closure of the ductus
arteriosus in neonates at a birth weight of 1000 grams or less. Pediatrics 2006;117:1113-
21.
3. Hack M, Horbar JD, Malloy MH, Wright L, Tyson JE, Wright E. Very low birth weight
outcomes of the National Institute of Child Health and Human Development Neonatal
Network. Pediatrics 1991;87:587-97.