Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT , karena atas rahmat yang diberikan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Paten Ductus Arteriosus (PDA)"dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah keperawatan anak untuk melengkapi
materi berikutnya . Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu feny kusumadewi selaku
dosen keperawatan anak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf kami
sampaikan apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam
taraf belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan kepada
pembaca. Kami sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,maka dari
itu kami mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di masa yang akan datang.Terima kasih.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................................4
2.1. Pengertian .............................................................................................................................................4
2.2. Etiologi .................................................................................................................................................. 4
2.3. Manifestasi Klinis .................................................................................................................................5
2.4. Patofisiologi .......................................................................................................................................... 5
2.5. Pathway ...............................................................................................................................................10
2.6. Pemeriksaan Diagnostik ....................................................................................................................11
2.7. Penatalaksanaan ................................................................................................................................ 12
2.8. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Paten Ductus Arteriosus ......................... 12
BAB III TINAJUAN KASUS ............................................................................................................................14
3.1. Pengkajian .......................................................................................................................................... 14
3.2. Pemeriksaan Fisik ..............................................................................................................................16
3.3. Data penunjang .................................................................................................................................. 17
3.4. Analaisa Data ..................................................................................................................................... 18
3.5. Intervensi ............................................................................................................................................ 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................................26
4.1 Kesimpulan .........................................................................................................................................26
4.2 Saran ................................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
2
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paten Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus(arteri
yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan,yang
menyebabkan mengalirnya darah dariaorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah.
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila
tidak di operasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi Apabila penyakit jantung bawaan
ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Penyebab terjadinya
penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan.
Adapun gejala paten ductus arteriosus pada bayi Kadang-kadang terdapat tanda-tanda
gagal jantung,Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap. paling nyata terdengar
di tepi sternum kiri atas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Paten Ductus Arteriosus pada bayi?
Arteriosus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Paten Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi
2. Untuk mengetahui penyebab dari Paten Ductus Arteriosus (PDA)
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari Paten Ductus Arteriosus (PDA)
4. Untuk mengetahui pathways dari Ductus Paten Arteriosus (PDA)
5. Untuk mengetahui pemeriksaaan penunjang dan penatalaksanaan pada Paten Ductus Areriosus
6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada kasus Paten Ductus Arte
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan:
e. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat penurunan
tekanan diastolik pada saat darah memintas melalui PDA dan dengan demikian mengurangi
tahapan tepi
f. Motorik yang lambat akibat gagal jantung.
g. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung.
h. Keletihan dan dispenea pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi pada dewasa yang
mengalami PDA yang tidak terditeksi
2.4. Patofisiologi
Normalnya duktus arteriosus menutup pada saat kadar postragladin yang dihasilkan
plasenta menurun dan kadar oksigen meningkat.Proses penutupan ini harus segera di mulai
ketika bayi menarik nafas yang pertama tetapi bias saja memerlukan waktu 3 bulan pada
beberapa anak.
5
Pada PDA,resistensi relative pada pembuluh darah pulmoner serta sistemik dan ukuran
duktus menentukan jumlah darah mengalami pemintasan aliran atau shunt dari kanan ke kiri
karena peningkatan dalam aorta, darah bersih akan mengalami shun dari aorta melalui duktus
arteriosus ke dalam arteri pulmonaris. Darah akan kembali ke dalam jantung kiri dan dipompa
sekal lagi ke dalam aorta.
Atrium kiri dan ventrikel kiri harus menampung aliran balik vena aliran pulmonaris
sehingga terjadi kenaikan tekanan pengisian dan beban kerja jantung kiri.Keadaan akan
mengadakan hipertrofi ventrikel kiri dan mungkin pula gagal jantung. Pada stadium akhir PDA
yang tidak dikoreksi shun kiri ke kanan yang akan menimbulkan hipertensi arteri pulmonaris
yang kronis dan kemudian menjadi resisten serta tidak responsive terhadap terapi. Hal ini
menyebabkan pembalikan shunt sehingga darah kotor ini memasuki sirkulasi sistemik dan
menimbulkan sianosis.
5) Paru-paru
6
Mekanisme sirkulasi darah janin
7
b. Mekanisme Sirkulasi Darah Pada Bayi Baru Lahir
Setelah janin dilahirkan,bayi menghisap udara dan menangis kuat,hal ini akan
paru-parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke
dalam paru-paru,dengan demikinn duktus arteosus botali tidak berfungsi dan karena tekanan
dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup dan menjadi tidak
berfungsi lagi.Ketika tali pusat dipotong dan diikat,arteri umbilikalis dan duktus venosus
arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh
makanan yang dicerna dengan sistem pencernaansendiri. Perubahan sirkulasi pasca lahir:
1. Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat sehingga aliran darah
ke paru meningkat.
Ketika bayi menangis untuk pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru
berkembang,hal itu akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang dengan cepat
tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis. Penurunan tekanan arteri
pulmonalis disebabkan perubahan pada dinding arteiol paru.
2. Tahanan sistemik meningkat
Tekanan darah sistemik tdk segera meningkat tapi berangsur-angsur bahkan bisa terjadi
penurunan tekanan darah dulu dalam 24 jam pertama. Pengaruh hipoksi di sini tidak
bermakna.
3. Penutupan Duktus arteosus
Penutupan anatomis dimulai segera setelah lahir tapi penutupan sempurna. sebagian
besar bayi baru terjadi setelah beberapa bulan,pada sebagian kecil sampai umur satu
tahun.Secara fungsional DA kiri dan kanan masih dilewati darah sampai beberapa jam
bahkan beberapa hari. Pada hipoksia,pirau kanan ke kiri bertambah. DA persisten sering
terjadi pada keadaan yang menyebabkan hipoksia seperti sindrom gangguan
perafasan,prematuritas dan bayi lahir di dataran tinggi.
4. Penutupan Foramen ovale
Tidak menutup secara fungsinal pada jam-jam pertama setelah lahir.Pirau kanan ke kiri
masih dapat terjadi pada 50% bayi yang menangis sampai usia 8 hari paska lahir. Meski
foramen ovale masih paten sampai usia sampai usia 5 tahun (50%) dan masih tetap
terbuka pada umur lebih dari 25 tahun (25%)tetapi FO tidak berfungsi lagi setelah satu
8
minggu. Bila FO menutup sebelum janin lahir akan menyebabkan kardiomegali in utero
yang bisa menyebabkan gagal jantung kanan.
9
2.5. Pathway
10
11
2.6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto thorax
Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan ventrikel kiri. Aorta membesar dan
arteri pilmonalis menonjol, corakan vaskularisasi paru meningkat(pletora).Tetapi bila telah
terjadi hipertensi pulmonalyang disertai perubahan vaskulr paru, maka corakan tersebut
didaerah tepi akan berkurang (pruned tree).
b. Ekhokardiografi
Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih
tinggi dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai
akibat dari pirau kiri ke kanan).
c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
d. EKG
Bervariasi sesuni tingkat keparahan,PDA kecil tida ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri
pada PDA yang lebih besar.
e. Kateterisasi jantung
Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam ventrikel kanana dan arteri
pulmonalis. Adanya darah yang telah di oksigenisasi dalam arteri pulmonalis memastikan
adanya pintasan kiri ke kanan,seperti juga dengan kurva hidrogen dan pengenceran
indikator.Contoh-contoh darah yang diambil dari ke dua vena cava, atrium kanan dan
ventrikel kanan memperlihatkan kandungan oksigen yang sebanding. Dengan insufisiensi
katup pulmonal mungkin dijumpai peningkatan kandungan oksigen dalam darah ventrikel
kanan.Kateter tersebut akan melewati duktus dan masuk ke dalam aorta
desendens.Penyuntikan bahan kontras ke dalm aorta asenden memperlihatkan opasitas arteri
pulmonalis berasal dari aorta dan dapat mengenali duktus.
f. Pemeriksaan roengenografis
Pada umumnaya untuk memperlihatkan arteri pulmonalis yang menonjol dan peningkatan
tanda-tanda pembuluh darah paru Besar jantung tergantung pada derajat pintasan kiri ke
kanan, jantung dapat tetap normal atau mengalami pembesaran sedang hingga
hebat.Ruangan-ruangan yang terlibat adalah atrium dan ventrikel kiri Tonjolan aorta tampak
normal atau menonjol dan berdenyut dengan kuat . secara jarang dijumpai adanya
perkapuran didalam dinding duktus tersebut.
11
2.7. Penatalaksanaan
a. Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bias mengendalikan gagal
jantung (bayi dengan PDA Asimpetomatik tidak memerlukan penanganan segera. Apabila
gejala ringan, ligasi PDA dengan pembedahan biasanya baru diakukan setelah usia I tahun)
b. Pemberian indometasin(inhibitor prostaglandin) untuk menimbulkan spasme ductus dan
penutupan pada bayi premature
c. Terapi profilaksis dengan anti biotic untuk melindungi bayi dari endokaditis infeksiosa
d. Penangganan gagal jantung melalui pembatasan cairan,pemeberian diuretic dan digoksin.
e. Terapi lain termasuk kateterisasi jantung,untuk menaruh sumbat atau umbrella(benda seperti
payung) dalam ductus arteriosus yang akan menghentikan pemintasan
2.8. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Paten Ductus Arteriosus
A. Pengkajian
1) Anamnesa
a) Identitas(Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama
setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama.PDA
(Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari
bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa
diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa
karena kelainan kromosom
b) Keluhan Utama
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
12
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA
juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan
atau juga bisa karena kelainan kromosom
1) Riwayat Psikososial
B. Pemeriksaan Fisik
1) Pernafasan Bl (Breath)
Nafas cepat,sesak nafas ,bunyi tambahan (marchinery murmur),adanyan otot bantu nafas
saat inspirasi, retraksi
2) Kardiovaskuler B2(Bbood)
Jantung membesar,hipertropi ventrikel kiri,peningkatan tekanan darah sistolik,edema
tungkai,clubbing finger,sianosis.
3) Persyarafan B3(Brain)
Otot muka tegang,gelisah,menangis,penurunan kesadaran.
4) Perkemihan B4(Bladder) Produksi urin menurun(oliguria)
5) Pencemaan B5(Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia),porsi makan tidak habis.
6) Muskuloskeletal / integument B6(Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas,kelelahan.
Diagnosa Keperawatan
13
BAB III
TINAJUAN KASUS
3.1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : An. N
Umur : 2 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Alamat :-
Penanggung jawab :
Nama :
Hubungan : Ibu
Pekerjaan :-
Alasan masuk :
Pasien masuk ruangan Mawar pada tanggal 30 april 2019 pukul 14.30 WIB dengan Keluhan
utama saat dikaji ibu mengatakan anaknya sesak nafas. Dari hasil pemeriksaan penunjang
didapatkan data :
a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 2020 Jam 06.32
Hemoglobil 11,2 g/dl, Hematokrit 33/uL, Leukosit 11,7 ribu/ul, Albumin 3,2 g/dl
b. Hasil Rongen, 29 April 2013
1) Pulmo :
a) Tampak terselubung dengan air
b) Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tumpul
c) Restrosternal dan retrocardio space sebagian tertutup perselubungan
2) Cor : Membesar Cardiothoracic Ratio >50 % Kesan :
a) Cardiothoracic Ratio (CTR) > 50%
b) Pneumonia
c) Efusi pleura
c. Terapi 30 April 2019
1) Nasal Canul + O2 2 L/menit,
2) Pemasangan NGT
14
3) Injeksi Ampicilin 175 mg/16 jam (IV)
15
3.2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah, tidak bergairah
- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS :
- BB/TB : 7 kg / 80 cm
- Lingkar kepala : 41 cm
- TTV : N : 115x/mnt , RR : 46 x/mnt, Sh : 36 C
b. Head to Toe :
1. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada luka, rambut hitam, pendek,
penyebaran rambut tidak merata, wajah afek datar
2. Mata : Bentuk simetris, sklera tidak ikterik warnanya putih (normal),
konjungtiva tidak anemis, pupil ishokor
3. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak terdapat secret
4. Paru-paru :
- inspeksi: Pengembangan dada kanan dan kiri pasien simetris, terdapat retraksi,
bentuk pigeon chest,
- palpasi: Fremitus vocal raba kanan dan kiri sulit dievaluasi
- perkusi: Sonor ,
- auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan ronchi basah kasar
5. Jantung :
- inspeksi: Icterus Cordis tidak nampak
- palpasi: Icterus Cordis tidak teraba, thrill di apex,
- perkusi: Batas jantung sulit dievaluasi,
- auskultasi: Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, terdapat bising sistolik di
grade III/VI para mediana II linea para steralis
16
3.3. Data penunjang
17
3.4. Analaisa Data
Ds : nutrisi
1. Ibu klien mengatakan nafsu makan berkurang
2. Ibu klien mengatakan klien makan 3 x sehari dengan serelac
tambahan susu formula 60 cc dari RS dan klien juga masih
minum asi lewat selang
Do :
1. Klien lemah tidak bergairah
2. Bb 7 kg, td : 80 cm, lk : 40 cm
3. Capillary refill time < 2 detik
Ds Tumbuh kembang
1. Ibu klien mengatakan anaknya bisa tengkurep umur 2 bulan,
umur 1 tahubn 11 bulan baru bisa berbicara seperti mamah,
papah dan umur 2 tahun muli blajar berjalan
Do
1. Kesadaran cm
2. Klien lemah tidak bergairah
3. Bb 7 kg, td : 80 cm, lk : 40 cm
4. Ttv n : 115x/m rr : 46x/m s : 36
5. Terdapat bising sistolik di grade iii/iv
6. Capillary refill time < 2 detik
18
3.5. Intervensi
Terapeutik
11. Atur Interval Waktu
Pemantauan Respirasi Sesuai
Kondisi Pasien
12. Dokumentasikan Hasil
Pemantauan
19
Edukasi
13. Jelaskan Tujuan Dan Prosedur
Pemantauan
14. Informasikan Hasil
Pemantauan, Jika Perlu
Observasi
1. Monitor Pola Napas
(Frekuensi, Kedalaman, Usaha
Napas)
2. Monitor Bunyi Napas
Tambahan (Mis. Gurgling,
Mengi, Weezing, Ronkhi
Kering)
3. Monitor Sputum (Jumlah,
Warna, Aroma)
Terapeutik
4. Pertahankan Kepatenan Jalan
Napas Dengan Head- Tilt Dan
Chin-Lift (Jaw- Thrust Jika
Curiga Trauma Cervical)
5. Posisikan Semi-Fowler Atau
Fowler
6. Berikan Minum Hangat
7. Lakukan Fisioterapi Dada, Jika
Perlu
8. Lakukan Penghisapan Lendir
Kurang Dari 15 Detik
9. Lakukan Hiperoksigenasi
Sebelum
20
10. Penghisapan Endotrakeal
11. Keluarkan Sumbatan Benda
Padat Dengan Forsepmcgill
12. Berikan Oksigen, Jika Perlu
Edukasi
13. Anjurkan Asupan Cairan 2000
Ml/Hari, Jika Tidak
Kontraindikasi.
14. Ajarkan Teknik Batuk Efektif
Kolaborasi
15. Kolaborasi Pemberian
Bronkodilator, Ekspektoran,
Mukolitik, Jika Perlu.
Setelah Dilakukan MANAJEMEN NUTRISI
2. DEFISIT NUTRISI Asuhan Keperawatan
Observasi
Selama 1 x 24 Jam,
Diharapkan Tidak Terjadi 1. Identifikasi Status Nutrisi
Defisit Nurtisi Dengan 2. Identifikasi Alergi Dan
Kriteria Hasil :
Intoleransi Makanan
1. Asupan Gizi Tidak
3. Identifikasi Makanan Yang
2. Menyimpang DariRentang Disukai
Normal(Skala 5). 4. Identifikasi Kebutuhan Kalori
3. Asupan Makanan Tidak Dan JenisNutrient
Menyimpang Dari 5. Identifikasi Perlunya
RentangNormal (Skala 5). Penggunaan SelangNasogastrik
6. Monitor AsupanMakanan
4. Rasio Berat Badan Dan 7. Monitor Berat Badan
Tinggi Badan Tidak 8. Monitor HasilPemeriksaan
Laboratorium
Menyimpang Dari
RentangNormal (Skala 5). Terapeutik
9. Lakukan Oral Hygiene
Sebelum Makan, Jika Perlu
10. Fasilitasi Menentukan
Pedoman Diet (Mis. Piramida
Makanan)
11. Sajikan Makanan Secara
Menarik Dan Suhu Yang
21
Sesuai
12. Berikan Makan Tinggi Serat
Untuk Mencegah Konstipasi
13. Berikan Makanan Tinggi
Kalori Dan Tinggi Protein
14. Berikan Suplemen Makanan,
Jika Perlu
15. Hentikan Pemberian Makan
Melalui Selang Nasigastrik
Jika Asupan Oral Dapat
Ditoleransi
Edukasi
16. Anjurkan Posisi Duduk, Jika
Mampu
17. Ajarkan DietYang
Diprogramkan
Kolaborasi
18. Kolaborasi Pemberian
MedikasiSebelum Makan
(Mis. Pereda Nyeri,
Antiemetik), Jika Perlu
19. Kolaborasi Dengan Ahli Gizi
Untuk Menentukan Jumlah
Kalori Dan Jenis Nutrient
Yang Dibutuhkan, Jika Perlu
Observasi
1. Identifikasi Kemungkinan
PenyebabBB Kurang
2. Monitor Adanya Mual
Dan Muntah
3. Monitor JumlahKalorimyang
Dikomsumsi Sehari-Hari
4. Monitor Berat Badan
5. Monitor Albumin, Limfosit,
Dan Elektrolit Serum
Terapeutik
6. Berikan Perawatan
7. Mulut Sebelum Pemberian
Makan, Jika Perlu
22
8. Sediakan Makan Yang Tepat
Sesuai KondisiPasien( Mis.
Makanan Dengan Tekstur
Halus, Makanan Yang
Diblander,
9. Makanan Cair Yang
Diberikan Melalui NGT Atau
Gastrostomi, Total Perenteral
Nutritition Sesui Indikasi)
10. Hidangkan Makan Secara
Menarik
11. Berikan Suplemen, Jika Perlu
12. Berikan Pujian Pada Pasien
Atau Keluarga Untuk
Peningkatan Yang Dicapai
Edukasi
13. Jelaskan Jenis Makanan Yang
Bergizi Tinggi, Namun tetap
Terjangkau
14. Jelaskan Peningkatan Asupan
Kalori Yang Dibutuhkan
23
Risiko Gangguan Setelah dilakukan asuhan Skrining perkembangan bayi dan
3. Pertumbuhan keperawatan 3 x 24 jam balita ( I.10344 )
(D.0118) Diharapkan masalah risiko
Hal 236 gangguan pertumbuhan Hal 405
membaik dengan kriteria hasil : Observasi
( L.10102 )
1. Identifikasi tahap
hal 125:
perkembangan bayi/ balita
1. Berat badan sesuai usia
dengan instrumen yang valid
(5)
2. Panjang / tinggi badan dan dapat dipercaya
sesuai usia (5) ( mis.KSPP, Denver II)
3. Lingkar kepala (
4. Kecepatan pertambahan Teraupetik
berat badan ( 5 )
5. Kecepatan pertambahan 2. Lakukan skrining sesuai
panjang/tinggi badan ( 5 )
dengan standar usia yang telah
6. Indeks masa tubuh ( 5 )
7. Asipan nutrisi ( 5 ) ditetapkan
3. Berikan lingkungan yang
nyaman, aman dan privasi
4. Perhatikan kebutuhan dasar
dan psikologis
5. Berikan sikap respek dan
empati terhadap semua yang
diungkapkan mis. Verbal, non
verbal
6. Hindari pemberian stigma
7. Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
25
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Paten ductus arteriosus merupakan saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI
pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendes.
Menutupnya ductus arteriosus pada minggu pertama kehidupan yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah.
Penyebab penyakit bawaan jantung belum dapat di ketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor prenatal dan faktor genetic.
26
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1, Cetakan 2. Jakarta: PPN
Tim Pokja. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kiteria Hasil
Keperawatan Edisi 1, Cetakan 2. Jakarta: PPNI
Tim Pokja. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1, Cetakan 2. Jakarta: PPNI
https://www.scribd.com/doc/244529699/Pathway-PDA
http://askep.asuhan-keperawatan.com/2013/10/asuhan-keperawatan-anak-pada-pasien-dengan-
penyakit-jantung-bawaan-81304.html
27