OLEH:
KELOMPOK 6 (A 10 B)
NAMA:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah yang kami
buat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II dalam
kami berharap setelah membaca makalah ini, bapak/ibu dan teman-teman dapat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan..................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1. Tidak mau menyusu
2. Berat badannya tidak bertambah
3. Berkeringat
4. Kesulitan dalam bernafas
5. Denyut jantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif,
yang seringkali terjadi pada bayi prematur.
Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan
hubungan.
Volume = tekanan / perlawanan
Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada
akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh darah.
Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular
(PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin tidak
dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.
2.7 Penatalaksanaan Patent Ductus Arteriosus
1. Medikamentosa
Tidak diperlukan pembatasan aktivitas tanpa adanya hipertensi pulmonal.
Pada bayi prematur diberikan anti-prostaglandin misalnya indometasin
selama 5 hari.
Indometasin tidak efektif untuk menutup PDA pada bayi cukup bulan
karena terbukanya duktus bukan disebabkan oleh prostaglandin.
Dipertimbangkan pemberian profilaksis SBE pada PDA besar.
2. Invasif
Penutupan PDA melalui kateterisasi dapat dipertimbangkan. Penggunaan
stainless coil untuk menutup PDA diindikasikan untuk diameter < 2,5 mm
dengan residual shunt rate 5 – 10%. Komplikasi tindakan ini adalah leakage,
emboli coil ke perifer, hemolisis, stenosis LPA, oklusi femoralis.
3. Bedah
Tindakan bedah adalah ligasi atau divisi PDA melalui torakotomi kiri.
Angka mortalitas < 1 %
Jika pada saat bayi berusia beberapa minggu terjadi gagal jantung, maka segera
dilakukan pembedahan. Jika gejalanya hanya berupa murmur, maka pembedahan
biasanya dilakukan pada saat anak berusia 1 tahun. Jika tidak ada gejala, pembedahan
ditunda sampai anak berumur 6 bulan – 3 tahun.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya tergantung
kepada berbagai faktor :
1. PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup tanpa
intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.
2. Pasien dengan CHF membutuhkan terapi medis untuk CHF diikuti dengan
prosedur definitif untuk menutup PDA baik oleh pembedahan atau kateterisasi.
3. Bedah perbaikan direkomendasikan untuk pasien dengan PDA kecil sampai
besar karena risiko endokarditis. Komplikasi ligasi bedah sebagian besar terkait
dengan torakotomi lateral kiri. Bedah angka kesakitan dan kematian dapat
diabaikan, dan awal komplikasi pascabedah yang berhubungan dengan
komplikasi lain lahir prematur.
4. Profilaksis untuk infeksi endokarditis (subakut bakteri endokarditis [SbE])
harus diikuti pada saat-saat diperkirakan risiko (bakteremia) sampai pasien
dapat mengalami perbaikan. (Khusus rekomendasi untuk antibiotik profilaksis
dapat ditemukan di setiap arus penyakit infeksi atau antibiotik referensi).
5. Transfer ke pusat perawatan tersier adalah wajib bagi pasien dalam presentasi di
jerau extremis CHF sekali stabil dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif,
seperti yang ditunjukkan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
“PATENT DUCTUS ARTERIOSUS”
1. Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
1) Anamnesa
a. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24
jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4
minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada
bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi
prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik
dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan
kromosom.
b. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory
distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan
hiposekmia.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang
menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak,
koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit
anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
2) Pemeriksaan Fisik (ROS : Review of System)
a. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan
otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
b. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah
sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
c. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
d. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
e. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
2. Analisa Data
No Data Etilologi Masalah
1. Data Subjektif : Terbukanya ductus Penurunan curah
jantung
Pasien gelisah, rewel, dan arteriosus
menangis
Data Objektif : Dialirkannya darah dari
Denyut nadi naik (> 170 tekanan tinggi(aorta
x/menit) descenden) ke tekanan
Tachyepne yang lebih kecil (arteri
Suara jantung tambahan pulmonalis)
(Machinery mur-mur
persisten)
Resirkulasi darah
beroksigen dari aorta ke
arteri pulmonalis
Penurunan difusi
oksigen
Gangguan pertukaran
gas
Pembentukan energi
berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
5. Data Subjektif: Gagal jantung kongestif Resiko infeksi
Demam, rewel
Pasien gelisah, stress
Data Objektif:
Jumlah limfosit meningkat Respon imun menurun
Hipertermi (> 36-370 C),
kulit memerah, frekwensi Resiko infeksi
nafas meningkat, kulit
hangat bila disentuh,
takikardi
6. Data Subjektif : PDA (Patent Ductus Kecemasan orang
tua
Orang tua cemas, tidak Arteriosus)
tenang, dan emosinya labil
Data Objektif: Dampak hospitalisasi
Menarik diri pada anak
Tidak ikut bersedia dalam
melakukan proses Anak menangis dan
keperawatan
ketakutan
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplay oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.
3. Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung
Intervensi Rasional
1. Observasi kualitas dan kekuatan 1. Permulaan gangguan pada jantung
denyut jantung, nadi perifer, akan ada perubahan tanda-tanda vital,
warna dan kehangatan kulit. semuanya harus cepat dideteksi untuk
penanganan lebih lanjut.
2. Tegakkan derajat sianosis 2. Pucat menunjukkan adanya
(sirkumoral, membran mukosa, penurunan perfusi sekunder terhadap
clubbing). ketidak adekuatan curah jantung,
vasokonstriksi dan anemia.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak. 1. Memantau masa tumbuh kebang
anak
2. Berikan stimulasi tumbuh kembang, 2. Agar anak bisa tumbuh dan
kativitas bermain, game, nonton TV, berkembang sebagaimana mestinya.
puzzle, nmenggambar, dan lain-lain
sesuai kondisi dan usia anak.
6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
Tujuan: kecemasan menurun.
Kriteria hasil: Orang tua tampak tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya
lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua. 1. Pengetahuan orang tua akan
mempengaruhi persepsi dan
tingkahlakunya pada anak.
2. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya. 2. Dengan mengetahui kondisi anaknya,
akan mengurangi kecemasan orang tua.
3. Libatkan keluarga dalam perawatan 3. Akan membuat orang tua nyaman dan
bayinya. lebih tenang jika senantiasa dekat dengan
anaknya.
4. Berikan support dan reinforcement atas 4. Dukungan dan kasih sayang orang tua
apa yang dapat dicapai oleh orang tua. akan mempercepat kesembuhan anak.
5. Latih orang tua tentang cara-cara 5. Dengan menambah pengetahuan orang
perawatan bayi dirumah sebelum bayi tua dalam perawatan anaknya akan
pulang. mempermudah proses perawatan dan
penyembuhan anak.
4. Implementasi
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang
diangkat dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan
yang akan dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak
dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Evaluasi pada klien dengan PDA, yaitu :
3.1 Kesimpulan
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan)
dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan
aorta dan pembuluh darah besar pulmonal. Kondisi ini sering ditemui pada bayi yang
lahir prematur namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada bayi cukup bulan.
Duktur arteriosus umumnya menutup 12-24 jam setelah bayi lahir dan mencapai
penutupan sempurna pada usia 3 minggu. Apabila duktus tersebut masih terbuka,
penutupan spontan 75% dapat terjadi sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih dari 3
bulan, penutupan spontan sangat jarang terjadi.
Gejala dari PDA tergantung dari besarnya kebocoran, apabila Duktus
Arteriosus (DA) kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA sedang
sampai besar dapat mengalami batuk, sering infeksi saluran pernapasan, dan infeksi
paru. Apabila DA besar, maka gagal jantung serta gagal tumbuh dapat terjadi. Pada
PDA manapun juga, penutupan baik dengan operasi maupun kateterisasi (tanpa
operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan risiko terinfeksinya jantung akibat
kelainan ini. Apabila tetap tidak ditangani, dapat terjadi kemungkinan risiko
kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada usia 45 tahun, dan 60% pada usia 60
tahun.
3.2 Saran
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat dalam
membuat asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3, EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,
EGC, Jakarta.
Pathway
Penyakit jantung bawaan diri
Ibu Terinfeksi Rubella, usia saat hamil >40 tahun, orang tua, kelainan kromosom
ibu mengkonsumsi obat penenang, DM
Premature
Faktor parental Faktor genetik
Takikardi
Peningkatan kerja Peningkatan aliran Mur-mur sistolik
ventrikel kiri darah arteri pulmonalis
Kelelahan Gangguan
tumbuh Gangguan intake nutrisi
Kurang aktif kembang <kebutuhan tubuh Resiko tinggi
infeksi
Intoleransi Aktifitas