Anda di halaman 1dari 3

Selamat pagi/ Om Swastyastu

Yang terhormat bapak/ ibu dosen yang mengajar pada pagi hari ini dan juga kepada teman-
teman yang saya sayangi.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/
Sang Hyang Widi Wasa, karena atas berkat rahmatnya kita bisa berkumpul pada pagi hari ini
dengan selamat di tempat ini. Pada kesempatan pagi hari ini saya akan sedikit menyampaikan
sebuah pidato mengenai penyakit fraktur.

Teman-teman sekalian dalam pidato saya ini saya akan sedikit memaparkan materi tentang
penyakit fraktur agar teman-teman disini mengetehahui apa itu fraktur, tanda dan gejala serta
cara pengobatannya. Dimulai dari pengertiannya Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau
setiap retak atau patah tulang yang utuh (Reeves C.J , Roux G & Lockhart R, 2001)

Fraktur sendiri merupakan kerusakan structural dalam tulang, lapisan epifisis atau
permukaan sendi tulang rawan. Sementara kerusakan pada tulang sering kali langsung terlihat
nyata, kerusakan pada jaringan lunak sekitarnya dapat luput dari deteksi klinis yang dini.
Kerusakan jaringan lunak yang berhubungan dengan suatu fraktur sangat bermakna secara klinis
dan akhirnya dapat memengaruhi hasil klinis.

Teman-teman sekalian adapun etiologi dari fraktur yaitu Tulang paling kuat bila dikenai
tenaga kompresi yang simetris. Beban tekuk atau torsi menyebabkan gagalnya tegangan dan
fraktur.

1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang dan retak pada titik terjadinya
kekerasan. Frakttur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.
2) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tepat
terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagianyang paling lemah dalam jalur
hantaran vector kekerasan
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran,
penekukuan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya dan penarikan.

Teman-teman sekalian disini ada tanda dan gejala dari fraktur antara lain nyeri, hilangnya
fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan lokal dan perubahan
warna.

1) Nyeri terus menerus dan bertabah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme
tulang yang menyertai fraktur untuk meminimalkan gerakan antara fragmen tulang.
2) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak
secara alamiah (gerakan luar biasa), bukan tetap rigid seperti normalnya.Pergeseran
frakmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlahat maupun
teraba). Ekstremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas
normal.
3) Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot
yang melekat di atas dan di bawah tempat fraktur. Frakmen sering saling melengkapi satu
sama lain sampai 2,5 – 5 cm (1 – 2).
4) Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derki tulang yang dinamakan
krepitasi/krepitus yang teraba akibat gesekan antara frakmen satu dengan yang lain.
5) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau hari
setelah cidera.
6) Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru
tidak ada pada fraktur linier atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu
sama lain).
Teman-teman sekalian Sebelum dilakukan pengobatan definitif pada satu fraktur, maka
diperlukan:
1) Pertolongan Pertama
Pada penderita dengan fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan jalan napas,
menutup luka dengan verban yang bersih dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang
terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangkut dengan
ambulans. Bila terdapat perdarahan maka dapat dilakukan pertolongan sebelumnya. 
2) Penilaian Klinis
Sebelum menilai fraktur itu sendiri, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu luka
tembus tulang, adakah trauma pembuluh darah/saraf ataukah ada trauma alat-alat dalam
yang lain. 
3) Resusitasi
Kebanyakan penderita dengan fraktur multibel tiba di RS dengan syok, sehingga
diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada frakturnya sendiri berupa pemberian
transfusi darah dan cairan lainnya serta obat-obat anti nyeri. 
Teman-teman sekalian. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan kita aga kta tidak
terkena penyakit-penyakit terseut. Saya berharap semoga pidato saya ini dapat membantu
memberikan tambahan pengetahuan dan bekal untuk menjaga kesehatan. Saya kira hanya ini saja
yang dapat saya sampaikan, jika ada kata-kata saya yang salah saya mohon maaf , saya tutup
dengan selamat pagi.
Om santih, santih, santih om

Anda mungkin juga menyukai