Disusun Oleh :
Vikki Lesmana
22101113
Nama Mahasiswa :
Kasus Laporan Pendahuluan/Asuhan Keperawatan :
Ruang Praktik :
Rumah Sakit :
Lumajang,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
1.1 Definisi
Fraktur merupakan salah satu masalah muskuloskeletal dan salah
satu masalah yang sering ditemui di layanan kesehatan diseluruh dunia,
fraktur juga menimbulkan kecacatan atau disabilitas dimana terdapat
putusnya kontinuitas struktur dari tulang tersebut. Kondisi fraktur dapat
terjadi dalam bentuk retakan, tulang terpecah belah dan menyebabkan
fragmen tulang tidak pada tempatnya (displace) (Apley G.A., dan
Solomon, L., 2010). Siregar dkk., (2020) menyebutkan fraktur adalah
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan karena rusaknya bagian
tulang. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap ( Sylvia, 2020 ).
Fraktur disebut juga dengan cedera merupakan istilah dari
hilangnya atau terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan baik bersifat
total maupun sebagian. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,
gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot
ekstrem. Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya juga akan
terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan
sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan
pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang
disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Krisdiyana, 2019).
1.2 Etiologi
Menurut Brunner & Sudarth (2019), fraktur dapat disebabkan oleh
antara lain:
1. Pukulan langsung.
2. Gaya meremuk.
3. Gerakan punter mendadak.
4. Kontraksi otot ekstrem.
Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya juga akan berpengaruh,
mengakibatkan udema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi,
dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh
darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan
oleh fraktur atau akibat fragmen tulang.
Macam – macam fraktur :
Fraktur dapat terjadi secara komplit ( garis patah melalui seluruh
penampang tulang ) maupun tidak komplit ( garis patah tidak melaui
seluruh garis penampang tulang ). Saat fraktur terjadi akan diklasifikasikan
menjadi fraktur terbuka ( Open fracture ) dan fraktur tertutup (Closed
fracture ).
1. Fraktur terbuka ( Open fracture )
Pada kondisi ini tulang akan terlihat keluar dari kulit atau
terjadi luka terbuka sangat dalam yang membuat tulang terlihat
keluar dari kulit.
2. Fraktur tertutup (Closed fracture )
Kulit dan jaringan dibawahnya masih utuh walaupun terjadi
patah tulang .
Selain itu fraktur memiliki banyak nama, berikut ini adalah
beberapa tipe fraktur yang sering terjadi :
a. Greenstick
Fraktur ini termasuk kedalam fraktur tidak komplit.
Fraktur greenstick adalah kondisi patah tulang dimana
ketika satu sisi tulang patah maka sisi lain akan
membengkok sebagai kompensasi akibat tekanan yang
berlebih. Fraktur greenstick sering terjadi pada anak-anak.
b. Transversal/Transverse
Fraktur transversal adalah jenis patah tulang yang
tergolong dalam fraktur total atau lengkap. Tipe fraktur ini
terjadi ketika patahan tulang berbentuk melintang atau garis
horizontal. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tekanan
atau benturan yang kuat dan langsung tegak lurus ke arah
tulang.
c. Spiral
Fraktur spiral juga merupakan bagian dari jenis
patah tulang lengkap atau total. Tipe fraktur ini terjadi
ketika tulang yang patah telah terpelintir atau berputar dari
titiknya.
d. Oblik/Oblique
Fraktur oblik adalah jenis patah tulang yang
memiliki pola patahan miring atau diagonal. Kondisi ini
biasanya terjadi karena ada tekanan atau pukulan dari sudut
tertentu, yaitu atas atau bawah. Tipe fraktur ini tergolong ke
dalam patah tulang lengkap atau total.
e. Kompresi/Compression
Fraktur kompresi adalah salah satu macam-macam
patah tulang yang sering terjadi di tulang belakang dan
umumnya terjadi pada lansia dengan penyakit osteoporosis.
Jenis fraktur kompresi terjadi ketika tulang menjadi hancur
atau remuk akibat tekanan, tetapi masih tampak rata.
f. Kominutif/Comminuted
Fraktur kominutif juga merupakan bagian dari patah
tulang lengkap atau total. Pada fraktur kominutif, tulang
pecah menjadi tiga bagian atau lebih dan tidak lagi sejajar.
Umumnya, fraktur ini terjadi di area tulang kecil yang
rentan patah, seperti di tangan atau kaki, akibat kecelakaan
mobil atau kejadian serius lainnya.
g. Segmental
Fraktur segmental terjadi ketika tulang yang sama
mengalami patah di dua tempat. Kondisi ini menyebabkan
ada bagian tulang yang tampak mengambang.
h. Avulsi/Avulsion
Fraktur avulsi terjadi ketika fragmen tulang, yaitu
tendon atau ligamen, terlepas dari tulang. Fragmen tulang
yang terlepas itu biasanya menarik atau mengambil bagian
dari tulang. Fraktur avulsi ini umumnya disebabkan oleh
adanya gaya tarikan yang kuat pada tulang dan biasanya
terjadi pada sendi lutut dan bahu.
i. Linear
Fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di sepanjang
atau hampir sepanjang tulang tersebut. Tipe ini juga
merupakan macam patah tulang total atau lengkap.
Brunner & Suddarth. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta:
EGC
Doenges, Marilynn, E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Nurarif, A.H dan Kusuma, Hardi. 2018. Aplikasi Asuhan KeperawatanBerdasarkan
Diagnosa Medis dan SDKI SLKI SIKI Jilid 2. Jogjakarta : Medi Action
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonsesi (SDKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Intervnesi Keperawatan
Indonsesi (SIKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonsesi (SLKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Price, Sylvia, Anderson. 2020. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta : EGC