NYERI
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Aman adalah keadaan bebas dari cidera fisik dan psikologi atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Perry, hal. 2016). Nyeri adalah kondisi
ketika suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut (Perry, 2005). Menurut Internasional
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi tidak
nyaman.Nyeri adalah nyeri sangat tidak menyenangkan dan merupakansensasi
yang asangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.Nyeri dapat
memenuhi pikiran seseorang. Namun nyeri adalah konsep yang sulit untuk
dikomunikasikan oleh seorang klien. Nyeri lebih dari sekedar sebuah gejala
nyeri merupakan masalah yang memiliki prioritas tinggi. Nyeri menandakan
bahaya fisiologis dan psikologis bagi kesehatan dan pemulihan. Nyeri berat
dianggap sebagai situasi darurat yang patut mendapat perhatian dan
penanganan yang tepat.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,
2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga
akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri
kronisserangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3
bulan (NANDA, 2012).
2. ETIOLOGI
a. Faktor resiko
1) Nyeri akut
b) Menunjukkan kerusakan
e) Gangguan tidur
d) Kelelahan
f) Takut cedera
b. Faktor predisposisi
1) Trauma
2) Peradangan
3) Trauma psikologis
c. Faktor presipitasi
1) Lingkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) emosi
3. Tanda dan Gejala
a. Gangguan tidur
g. Pernafasan meningkat
h. Depresi
4. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah
zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian
zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden.
Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami
nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi
terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga
menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
Trauma jaringan, infeksi, cidera
Kerusakan sel
Medula Spinalis
Talamus
Talamus
Hipotalamus dan system
limbik
Korteks somatosensorik
Persepsi Nyeri
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Farmakologi
Pemberian obat analgesic yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan #ara
mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika dan
bukan narkotika.
a. Analgesik narkotika
Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan
menimbulkan depresi pada fungsi vital&seperti respirasi. Analgesik
narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin dan
kodein. Narkotik dapat memberikan efek penurunan nyeri dan
kegembiraan karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat
dan mengakti2kan penekan nyeri endogen pada susunan saraf pusat
(Tamsuri, 2007). Namun& penggunaan obat ini menimbulkan efek
menekan pusat pernafasandi medulla batang otak sehingga perlu
pengkajian secara teratur terhadap perubahan dalam status pernanasan
jika menggunakan analgesik jenis ini (Smeltzer& Bare, 2001).
b. Analgesik Non Narkorik
Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal dimasyarakat adalah
aspirin&asetaminofen dan bahan anti inflamasi nonsteroid. golongan
aspirin digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan
perifer&kemungkinan menghambat sintesis prostagladin yang
memiliki khasiat setelah 15 sampai 20 menit dengan efek puncak obat
sekitar 1-2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan
antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan
waktu perdarahan dan protombin bila diberikan dalam dosis yang
tinggi.
2. Non Farmakologi
a. Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stres fisik dan emosi pada nyeri (Potter
dan Perry&,2006). Pasien dianjurkan untuk menarik napas dalam dan
mengisi paru-paru dengan udara dan menghembuskannya secara
perlahan melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut dan punggung serta
mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat
rasa nyaman, tenang dan rileks.
b. Stimulus Kutaneus Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan Farmakologik dalam bentuk
yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul,cairan infeks,i dan
sebagainya. Plasebo umumnya terdiri dari larutan gula, larutan salin
normal atau air biasa (Tamsuri, 2007).
c. Teknik Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain sehingga pasien
akan lupa terhadap nyeri yang dialami (Priharjo, 1996).Teknik ini
dapat dilakukan dengan nonton televisi berbincang-bincang dengan
orag lain atau mendengarkan musik .
d. Stimulasi kulit
a) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
b) Menggosok punggung
c) Menggunakan air hangat dan dingin
d) Memijat dengan air mengalir
7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
b. Riwayat nyeri
FLACC Behavioral Pain Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada
anak kurang dari 3 tahun atau dengan gangguan kognitif. FLACC adalah akronim
dari Face, Legs, Activity, Cray, dan Consolability (wajah, kaki, aktifitas, menangis,
dan konsolabilitas). Kelima komponen ditotalkan dan ditentukan tingkat keparahan
nyeri dari skor 0 – 10. Kontraindikasi pada penderita/ mungkin mengalami cedera
kepala (GCS kurang dsari 15).
2. Baker-Wong Faces Scale (3-7 Tahun)
Baker-Wong Faces Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada anak
usia 3-7 tahun. Masing-masing gambar wajah menggambarkan intensitas nyeri.
Instruksikan anak untuk memilih gambar wajah yang menggambarkan nyeri yang di
rasakan.
3. Visual Analog Scale (< 7tahun)
Visual Analog Scale merupakan alat ukur pengkajian nyeri pada anak usia 8
tahun atau lebih. alat ukur ini ditentukan oleh nomor yang menggambarkan derajat
nyeri. Jika ragu dengan akan hasilnya, manfaatkan Wong-Baker Faces Scale atau the
FLACC Behavioral Tool.
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang
efektif.Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor
yang mempengaruhi nyeri seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional,
dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu :
0 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut
Batasan karakteristik:
Batasan Karakteristik:
Anoreksia
Ekspresi wajah nyeri
Fokus pada diri sendiri
Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (McGill Pain Questionnaire)
Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas
Perubahan pola tidur
Agen pencedera