Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Makalah..................................................................................................
BAB PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Pengertian PDA..................................................................................................
B. .............................................................................................................................
BAB PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PENUTUP......................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis
menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut
Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri
yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal
yang bertekanan rendah.
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). Duktus arteriosus adalah suatu
pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh arteri besar yang mengangkut
darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri yang membawa darah ke paru-
paru), yang merupakan bagian dari peredaran darah yang normal pada janin.
Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin,
fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu
beredar melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen
dan zat makanan dari plasenta (ari-ari). Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas,
duktus arteriosus akan menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar
mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam
waktu 48-72 jam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PDA?
2. Apa saja etiologi dari PDA?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari bayi dengan PDA?
4. Bagaimana patofisiologi dari PDA?
4
5. Bagaimana pathway dari PDA?
6. Apa saja komplikasi bayi dengan PDA?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada bayi dengan PDA?
8.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
5
Gambar : Duktus arteriosus paten
6
Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar
kardiologi FKUI, 2011 ; 227).
B. Etiologi
1. Faktor prenatal
a. Prematuritas
d. Ibu alcoholisme
7
insulin.
9. Faktor genetik
C. Manifestasi Klinis
1. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang
lahir prematur. Gangguan pernafasan ini disebabkan oleh pernafasan oleh
pemintasan aliran darah dalam jumlah sangat besar ke dalam paru-paru
melalui duktus arterious yang terbuka yang terbuka (paten) dan peningkatan
beban kerja pada jantung sebelah kiri.
2. Bising Gipson (machineri mur-mur yang klasik), bising yang terus menerus
terdengar disepanjang sistole dan daistole pada anak-anak yang lebih besar
dan dewasa akibat pemintasan aliran darah ke aorta ke dalam arteri
pulmonaris pada saat sistole dan diastole.
3. Tekanan nadi yang melebar akibat kerusakan tekanan sistolik dan terutama
akibat penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melalui PDA .
5. Berkeringat
8
6. Kesulitan dalam bernafas
D. Patofisiologi
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah
pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt)
ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa
kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih
dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan
kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus
arteriosus. Normalnya duktus arteriosus berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri
pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior dari aorta desendens, ± 2-10 mm
distal dari percabangan arteri subklavia kiri.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media)
yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang
membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin
yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus
sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2).
Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah
eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya
pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang
kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt)
ditentukan oleh diameter, panjang PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR).
9
E. Pathway
10
F. Komplikasi
1. Endokarditis
2. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
3. CHF
4. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
5. Enterokolitis nekrosis
6. Gangguan paru terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
7. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
8. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin
9. Aritmia
10. Gagal tumbuh
G. Pemeriksaan Diagnostik
11
Sesuai yingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi
ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
5. Kateterisasi Jantung
Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan bila ada
defek tambahan lain.
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan
hubungan.
a. Volume (tekanan atau perlawanan)
b. Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada
akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh
darah.
c. Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular
(PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin
tidak dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.
12