MAKALAH PLENO
BLOK KARDIOVASKULAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK W DENGAN
KASUS ANGINA PECTORIS DI RUANG KEPERAWATAN JANTUNG
KELAS II RSUD RADEN MATAHER JAMBI TAHUN 2011
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1. A
ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
AAN HERPANDI
ABU SAMAH
BENI SATRIA
ENDANG SITI
ERIDIA
FERA FENOLIA
MUKOROMAH
NINA HARDIANTI
NITA ASTRINOVITA
SRI LIAH SUZARIN
SRI PUJI ASTUTI
SUPARTI
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini di susun agar pembaca dapat mengetahui ANGINA
PECTORIS dalam dunia kesehatan terutama keperawatan terhadap perkembangan tubuh
manusia berdasarkan dari berbagai sumber. Kami saling berkerja sama dengan kelompok.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada koordinator Blok Kardiovaskular
kepada ibu Ns. Hevy Mustika S,Kep yang telah banyak membantu dalam penyusun serta
memberi motivasi yang luar biasa agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Wassalam mualaikum Wr.Wb.
Jambi,
Febuari 2012
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ... i
Daftar isi......... ii
Bab I Pendahuluan..........
A. Latar Belakang ........
1
B. Tujuan Penulisan ......
3
C. Manfaat Penulisan....
3
Bab II Tinjauan Teoritis .........
A. Anatomi fisiologi ....................................................
B. Angina pectoris ..................................
4
7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Defenisi ....... 7
Etiologi ....
7
Patofisiologi .....
8
Manifestasi klinis .....
10
Penatalaksanaan keperawatan .... 10
Pemeriksaan penunjang ..... 10
Komplikasi ....
11
Asuhan keperawatan teoritis pada angina pectoris ....
12
Bab III Pemicu kasus angina pectoris....16
A. Pengkajian ........16
B. Data medic ...17
C. Pengelompokan data ... 20
D. Analisa data .....21
E. Dignosa keperawatan ..... 22
F. Rencana asuhan keperawatan secara kasus .... 22
G. Catatan perkembangan........ 26
Bab IV penutup ...29
A. Kesimpulan ....29
B. Saran ...30
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal sejarah keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan
pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi
keluarga. Keperawatan lahir sebagai bentuk untuk menjaga seseorang tetap
sehat dan
memberikan rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara
umum tujuan dari keperawatan relative sama dari tahun ketahun, praktik keperawatan
dipengeruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat sehingga keperawatan terlibat secara
bertahap. Umum keperawatan sama tuanya dengan kedokteran. Sepanjang sejarah , propesi
kleperawatan dan kedokteran saling bergantung satu sama lain. Selama era Hippocrates,
kedokteran bekerja tanpa perawat dan selama abat pertengahan, keperawatan bekerja tanpa
dukungan medis ( potter, 2005 ).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi dari
pengertian perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat dikatakan sebagai perawat dan
mempunyai tanggungjawab sebagai perawat manakalah yang bersangkutan dapat membuktikan
bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang
biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut
perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui jenjang pendidikan
perawat ( Sjaifoelah Noor, 2001 )
Perawatan jantung adalah pilihan bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang
keperawtan. Sebuah perawat jantung mengkhususkan diri dalam membantu mereka yang
menderita berbagi kondisi jantung, mereka memperlakukan pasien dengan jantung koroner atau
dengan kata lain, atau teleh menjalani operasi jantung dengan memberikan rehabilitasi pascaoperasi penerbit ( smaltzer, 2006 ).
Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya
aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain,
suplai kebutuhan jantung meningkat. Agina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik
dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama ( Barbara C Long, 2006 ).
Di Amerika serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50% dari penderita penyakit
jantung koroner mempunyai manifestasi awal angina pectoris stabil ( APS ). Jumlah pasti
penderita angina pectoris sulit deketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun
pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi
jantung Amerika Memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapi data
ini nampaknya sangat kecil dibandingkan dari laporan dua studi besar dari Olmsted Country dan
Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai 3,5%
dari penderita angina pectoris pertahun, atau kurang lebih 30 penderita angina pectoris untuk
setiap penderita infark miokard akut. ( tucker, 2008 )
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh no. tiga. Jantung adalah organ tubuh
yang nekerja paling kuat. setiap harinya organ tubuh ini memompa 16.000 liter darah
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. walaupun relative kecil namun
organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot petinju kelas berat.
Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau
lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi pemeliharaan
kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran-anjuran
bukan berati kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang belum ada
sesuatupun yang dapat member kekebalan seperti itu ( Barbara C Long, 2006 ).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan kerugian yang ditimbulkan
terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komperehensif. Tetapi angina
pectoris stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark miokardnakut dan
kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, seta mengurangi gejala dengan harapan
meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatu penyakit
jantung koroner perlu dilakukan tes secara noninvasive maupun invasive untuk memastikan
diagnose serta menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris stabil dengan resiko
tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terpi standar, perlu dilakukan tindakan
revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan
dalam penatalaksanaannya. (Departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas
Indonesia, 2006 ).
Berdasrkan uraian , masih banyak penyakit angina pectoris yang timbul karena kerugian
dasar ekonomi dan diperlukan penatalaksanaan yang lebih kompehensif. Maka dari kelompok
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan angina pectoris ( smaltzer, 2006 ).
B.
1.
Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dalam angina pectoris dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris
di RS Raden Mataher Jambi.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS
c.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS
Raden Mataher Jambi.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden
Mataher Jambi.
C. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa
Dapat mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatanpad bapak W. dengan kasus
angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi.
2. Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada seluruh
mahasiswa keperawatan dari kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher
Jambi.
BAB II
TEORITIS
A. Anatomi fisiologi system kardiovaskular
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks, diantara kedua
paru-paru. Selaput yang melapisi jamtung disebut perkardium yang terdiri atas dua lapisan :
1.
2.
Pericardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.
Pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat caiaran pericardium sebagai pelumas yang
berfungsi mengurangi akibat gerakan jantung saat memompa ( syaifudin, 2009 ).
1. Struktur jantung
Menurut Sjaifolelah Noor , 2001 : dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
a. Pericardium yaitu lapisan bagian luar yang membungkusi jantung.
b. Miokardium yaitu lapisan tengah yang berisi lapisan otot.
c. Endokarditis yaitu lapisan dalam jantung.
2. Ruangan jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang , yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium dan dua
ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.
a. Atrium jantung
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior serta sinus koronaria
yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah dipompakan keventrikel
kanan.
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis.
Kemudian darah dialirkan keventrikel kiri.
Antara kedua bagian atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
b. Ventrikel
1. Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan dari paru
melalui arteri pulmonalis.
2. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya keseluruh tubuh
melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini
merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah
mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh tubuh ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi
darah dibagi menjadi dua, yaitu arteri dan vena.
Terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima (interna), tunika media, dan tunika
eksterna
(adventitia). Darah ini biasanya mengandung oksigen, pengecualian dibuat untuk paru dan arteri
umbilikalis. Sistem peredaran darah ini sangat penting untuk mempertahankan hidup dan
kehidupan manusia. Fungsi tepatnya adalah bertanggung jawab atas pengiriman oksigen dan
nutrisi ke semua sel didalam tubuh, serta penghapusan karbondioksida dan produk-produk
limbah, pemeliharaan optimum pH, mobilitas dari unsur protein dan sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh. Di negara maju, ada dua penyebab utama meningkatnya kematian yaitu infark miokard
dan stroke ( syaifudin, 2009 ).
Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui belakang
kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian turun
gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat
juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadangkadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai,
sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard (
Sjaifoelah Noor, 2001).
Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma
nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah
koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain, suplai
kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan
hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama ( smaltzer, 2006 ).
Tejadinya serangan angina menunjukan adanya iskemia. Iskemia yang terjadi pada agina
terbatas pada durasi serangan tidak menyebabkan kerusakan permanen jaringan meokardium.
Namun angina merupakan hal yang menancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau
bekembang menjadi infark meokardium ( udjianti, 2010 ).
2. Penyebab
Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme pembuluh koroner, latihan
fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat dan stress. Karen hal ini kelanjutan dari
stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan
kebutuhan tubuh metabolic, takikardi paroksimal ( Barbara C Long, 2006).
Angina pectoris berkaitan dengan penyakit jantung koroner dteroskterosis, dan merupakan
kelanjutan dari stenosis aurta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomipati tanpa disertai
obstruksi peningkatan kebutuhan metabolic, takhikardia paroksimal. Penywbab paling umum
adalah aterosklerosis, digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jaringan
konektif lapisan intimia elteri. Suatu plaque ( plak ) fibrous adalah lesi khas dari ateriosklerosis
( smaltzer, 2001).
Penyebab lainnya adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh darah
terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah koroner, dapat mengiringi terjadinya
iskemik actual / perluasan dari infark miokard. Sedangkan penyebab lain dari asteroskterosis
yang dapat mempengaruhi diameter lumen pembuluh darah koroner dapat berhubungan dengan
obnormalitas sirkulasi ( udjianti, 2010 ).
3. Tipe Angina Pectoris
1. Angina Stabil
Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat. Dibedakan antara
lain :
a. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk tegak.
Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
b.
c.
5. Menifestasi klinis
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang berfariasi, mulai dari
rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau akna
menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau sternum atas atau
sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat
menyebar keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya melihatkan rasa sesak , tercekik dengan kualitas yang terus menerus. Rasa
lemah atau baal dilengan atas, pergelangan tangan dan tangan akan menyertai nyeri. Selama
terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa segera meninggal. Karakteristik utama nyeri
angin adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila factor presipitasinya dihilangkan ( smaltzer,
2001).
6.
Penatalaksanaan
Menurut udjianti ( 2010 ), penatalaksananya adalah :
a. terapi umum
jantung.
Medikamentosa.
Obat pertama:
Nitrogliserin sublingual 0,3-0,6 mg di berikan waktu terjadi serangan.
Isosorbid mono / dinitrat diberikan untuk mencegah serangan.
Salep nitrogliserin penghambat betaadrenergik.
Antagonis kalsium dianjurkan diltiazem atau verapamil.
Obat alternative
7.
Pemeriksaan penunjang
Menurut udjianti ( 2010 ), pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1. enzim/isoenzim jantung, biasanya DBM: Meningkat, menunjukan kerusakan mikroard.
2. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST gelombang
T menunjukan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1 mm selama nyeri tanpa
abnormalitas bila bebas nyeri menunjukan iskemia mikroard transient. Distrimia dan blok
jantung juga ada.
3. pemantauan EKG 24 jam
nyeri sehubungan
dapat
meningkatkan atau masih statis dengan iskemia. Meninggi dengan nyeri dada atau perubahan ST
diagnostic iskemia.
8. pemeriksaan pencitraan
Komplikasi
1. perasaan seperti diikat atau ditekan yang bermula dari tengah dada yang secara bertahap
menyebar kerahang bawah, dipermukaan dalam tangan kiri dan permukaan ulnar jari manis dan
jari kelingking.
2. cirri khas : dilihat dari letaknya, kualitas sakit hubungan timbulnya sakit dengan aktifitas dan
lamanya serangan.
3. infraks miokardium yang akut terjadi akibat aliran darah yang berisi nutrisi dan oksigen ke otot
4.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik transient atau memanjang,
gangguan pada frekuensi atau irama
1.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
distraksi,
besar
norefinefrin,
yang
seperti
berkeringat,
meningkatkan
dan
nadi
berubah,
nyeri dada.
egregasi
trombosit
dilatasipupil, peningkatan
dan
mengeluarkan
tromboxone
pernapasan.
potenpada
yang
menyebabkan
spesme
arteri
atau
memperlama
serangan
memanjang.
angina
Nyeri
tak
bias
ditahan
menyebabkan respon
veso
vegal
menurunkan takanan
darah dan frekuensi
jantung.
2.Memberikan
2.
tentang
penyakit
efek obat
dan
sebagai
alat
menunjukan
kebutuhan
perubahan program
pengobatan.
Penurunan curah jantung
berhubungan
dengan
perubahan
3.Beri lingkungan
inotropik
yang tenang
4. untuk
menghilangkan nyeri
4.berikan obat
anti nyeri
dengan
perubahan
pembacaan hemodenamik,
dispnea,
2.
gelisah,
penurunan
aktifitas
1.Observasi
toleransi Setelah
/
kelemahan, tindakan
3. untuk mengurangi
rasa nyeri klien
dengan ketengan
dingin,
pucat, diharapkan
normal
1.Permulaan dari
gangguan pada
jantung akan ada
perubahan TTV,
semuanya harus
cepat dideteksi untuk
penanganan lebih
lanjut
2.Pucat
menunjukkan adanya
penurunan perfusi
derajat sianosis
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
ketidak
3.pemberian
diuretic sesuai
02
indikasi
mikroard
sekunder terhadap
ketidak adekuatan
curah jantung
3.untuk menurunkan
volume plasma &
menurunkan retensi
cairan dijaringan
sehingga
menurunkan resiko
edema
dan
gangguan
perubahan
warna kulit/kelembaban.
3.
1.Anjurkan klien
Setelah
tindakan
askep permainan&
2x24
diharapkan
aktivitas
normal
ringan
kembali
2.Melatih klien
melakukan
aktivitas sesuai
usia, kondisi &
kemampuan
3.Berikan priode
3. Mencegah kelelahn
berkepanjangan
istirahat setelah
4. Mencegah retensi
cairan akibat
4. Berikan diet
penurunan
kontraktilitas jantung
sesuai program
beraktivitas
BAB III
KASUS PEMICU
A. KASUS PEMICU ANGINA PEKTORIS.
Bapak.w. usia 53 tahun, agama islam, suku bangsa melayu, pekerjaan PNS, alamat tinggal Jl.
Tarmizi kadir No.16 Thehok Jambi, masuk RS : 6/05/2011, ruangan jantung, kelas II. Klien
masuk RS karena keluhan nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu disertai dengan sesak
napas. Keluhan ini terjadi saat klien membantu tetangganya mengangkat barang-barang karena
pindah rumah. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri dadanya masih terasa menjalar keleher dan
bahu. Leher juga merasa seperti terjepit dan terbakar, nyeri berlangsung selama 30 menit,
selama 5 menit klien mengeluh pada saat nyeri dada nafasnya juga terasa sesak, dari hasil
pemeriksaan pisik pada saat pengkajian diperoleh TD : 140/100 mmHg, N : 96 x / menit, RR : 30
x / menit, suhu : 36,5 oc, mukosa bibir klien juga mengeluh mual namun tidak sampai muntah.
Klien mempunyai riwayat merokok sejak sebelum menikah sejak usia 18 tahun yang disertai
dengan kebiasaan minum kopi pada pagi hari. Klien mengeluh nyeri dada ini dirasakan sejak
umur 5 tahun yang lalu, yang mana nyeri sering timbul setelah klien melakukan pekerjaan berat,
klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit, hanya beberapa kali periksa dengan dokter
dipuskesmas, selebihnya klien membeli obat diwarung. Dari keterangan keluarga klien diperoleh
bahwa keluarga klien ( bapak dan dua orang saudara klien. Mempunyai riwayat hipertensi.
Namun keluarga klien tidak ada yang menderita penderita penyakit yang sama seperti klien
ataupun penyakit jantung lainya. Dari hasil pemeriksaan labor didapatkan Hg : 12gr%, leukosit
10.000 ml3.
B.
Pengkajian keperawatan
Unit
: RS. Raden Mataher
Ruangan
: Jantung
Tanggal masuk
: 6 mei 2011
Tanggal penkajian
: 7 mei 2011
1. Identitas klien
Nama
: bpk W
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama
: islam
Suku bangsa : melayu
Pendidikan
:
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jl. Tarmizi Kadir No.15 Thehok Jambi
2. Identitas Penanggung jawab
Nama
: bapak S
Alamat rumah
: Jln. Tarmizi kadir No. 15 Thehok Jambi
Hubungan dengan klien : saudara kandung.
C. Data medik
Diognasa Medik : Angina pectoris
Saat masuk : nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu
Saat pengkajia : nyeri dada masih terasa menjalar keleher dan bahu.
Alasan masuk rumah sakit
Yaitu karena nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu diserta dengan sesak napas.
Keluhan utama saat pengkajian : nyeri dada.
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
P : Nyeri dada
Q : Nyeri dirasakan pada saat istirahat dan beraktivitas
R : Nyeri dada menjalar keleher dan bahu
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri berlansung selama 30 menit
E.
Keterangan:
: Klien
: Perempuan yang sudah meninggal
: Saudara perempuan yang masih hidup
: Tinggal serumah
Riwayat Kesehatan Dahulu
Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien ( bapak dan dua orang saudara
Frekuensi
: 1x/3 hari
Konsistensi
: padat
Keluhan
: tidak ada
BAK
Frekuensi
: 2x / hari
: 4-6 jam/hari
: tidak ada
Klien melakukan aktivitas sehari hari dibantu oleh orang lain dan alat tidak
melakukannya sendiri atau secara mandiri.
5. Pola sensori dan kognitif
Sensori
: Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran semuanya baik
Kognitif
: Proses bepikir, isi pikiran, daya ingat baik
H. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan Umum
Keadaan penyakit sedag, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, TD: 140/100 mmHg, N :
96 x / menit, RR : 30 x / menit, suhu : 36,5 oc,
2. Sistem Integumen
Tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan bersih, tidak botak,
sianosis tidak ada.
3. Kepala
Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada.
4. Muka/ Wajah
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis pada circum oris tidak ada.
5. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik, reflek
cahaya(+), tajam penglihatan normal.
6. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,pendengaran menurun.
7. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obtruksi tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak ada.
8. Mulut dan Faring
Bau mulut(-), stomatitis(-), gigi lengkap, kelainan lidah tidak ada.
9. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jungularis 5+0 cm H2O
10. Thorax
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra sternal(-), retraksi intercoste(-), perkusi resonan, ronchi(-),
whezing(-), vocal fremitus kuat dan simetris
11. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5
axila anterior kanan, perkusi dullnes, bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop(-), murmur(-), CRT 2-3
detik
12. Abdomen
Bising usus(+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah tidak ada, pembesaran
hepar tidak ada.
13. Inguinal- Genetalia- Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limpa tidak ada, tidak ada
hemoroid.
14. Ekstremitas
Akral teraba hangat, edema(-), kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari(-).
15. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
I. Pemeriksaan diognostik.
1. laboratorium
Darah :
Hb
: 12 gr%
Leukosit
: 1000 ml3
2.
pemeriksaan penunjang
a. EKG
: Irama sinus, HR 100/ menit, axis normal, hipetropi ventrikel tidak ada, ST elevasi dan
depresi tidak ada, interval PR < 0,20
1.
a.
1)
2)
3)
4)
b. Obat alternative.
2. Diet :
Memberikan makanan lunak yang mudah dicerna, tidak mengandung kolestrol serta makanan
yang memacu kerja jantung.
J.
.
Pengelompokan data
Tabel pengelompokan data
No
Data subjektif
Data objektif
.
1.
durasi 5 menit.
Skala nyeri 5.
bahu.
Klien mengeluh lehernya
3.
terasa sesak.
melakukan aktifitas.
K. Analisa data
Data
Etiologi
Masalah
Ds:
Nyeri dada yang menjalar keleher dan Penyumbatan pembuluh Nyeri
bahu,
darah
klien mengeluh lehernya seperti terjepit
dan terbakar.
Do:
-Nyeri berlangsung selama 30 / menit
dengan durasi 5 menit,
- skala nyeri 6
- Klien tampak meringis.
2.
Ds.
-
Iskemia miorkard
klien mengeluh napasnya terasa
Penurunana curah
jantung
sesak.
Do:
- Mukosa bibir klien tampak kering dan
pucat,
- ekstrimitas bahwa terasa dingin,
- TD: 140/100 mmHg,
- RR: 30/menit,
- kavilerevil: 4 detik,
- klien tampak banyak berkeringat.
Ds:
klien mengatakan terasa nyeri timbul
3.
L.
Diagnosa Keperawatan
Ketidak
dengan
1. Nyeri b/d iskemia miokard d.d klien menyeluh nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu, klien
mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.
Do: Nyeri berlangsung selama 30 / menit dengan durasi 5 menit, skala nyeri 5.
2. Penurunan curah jantung b/d gangguan kontraksi d.d klien mengeluh napasnya teras sesak.
Do: Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat, ekstrimitas bahwa terasa dingin, TD: 140/100
3.
terasa
nyeri
timbul
setelah
melakukan
aktifitas,
Do: TD: 140/100 mmhg, N: 96x/menit, RR: 30x/menit, klien tampak meringis.
M. Rencana Asuhan Keperawatan dengan Kasus Angina Pectoris
Table rencana asuhan keperawatn secara kasus
No
.
1.
Diagnosa
Tujuan / Kriteria
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Hasil
Nyeri
b/d Setelah
dilakukan Mandiri :
iskemia
miokard
Dianjurkan
jantung
klien
menyeluh
dengan kriterian :
nyeri
dada-
pasien
dapat
yang
system
besar
norefinefrin,
keleher
yang
meningkatnkan
bahu,
dan bahwa
nyeri
mengeluh
secara
lehernya
oral.
Tanda vital dalam
seperti terjepit
perbal
dan
batas normal.
dan terbakar.
Individu
dapat
Do:
Nyeri
mendemonstrasikan
berlangsung
teknik
relaksasi
selama 30 /
untuk meningkatkan
menit dengan
kenyamanan
durasi 5 menit,Gambaran EGK2.
menyebabkan
kemajuan
dalam
evaluasi
skala nyeri 5.
terhadap
intervensi
kebutuhan
perubahan
program pengobatan.
1.
Nitrogliserin
mempunyai
standar
anti
oral,
sprei
Kini
masih
digunakan
terapi
berakhir
sublingual)
digunakan
secaraprofilaksiuntuk
mencegah
serangan
angina.
2. Menurunkan frekuensi
dan beratnya serangan
dengan
menghasilkan
vasodilatasi panjang /
2.
Lanjutkan
tablet,
kaplet,
salep
transmukosal,
tabel
kontinu.
1.
sering
contoh
lebih
kepermukaaan
Mandiri:
2.
di
- Klien bertoleransi
bentuk
- klien berpartisipasi
3.
Mukosa dalam prilaku yang
bibir
klien emnurunkan
curah
Catat
cianosis,
warna
kulit: penyekat
berperan
penting
dalam
refile.
batas normal.
bahwa
terasa
dingin,
TD:
140/100
mmHg,
RR:
30/menit,
kavilerevil:
detik,
mencegah
ekstrimitas
klien
tampak banyak
berkeringat.
saluran
capillary kalsium
kerjanya,
Kolaborasi
Hipotensi
1. Beriakan obat sesuai
orthostatic tidak ada
indikasi:
Penyekat
- AGD dalam batas
saluran kalsium, contoh
normal.
distianzem (cardizem),
- Tidak ada suara
verapamil(calan).
nafas tambahan.
2.
dan
mengilangkan iskemia
pencetus spame arteri
koroner
dan
menurunkan
tahanan
vaskuler,
sehingga
menurunkan TD dan
kerja jantung.
Nyeri
dada
memanjang
menurunkan
jantung
terjadinya
2. Siapkan untuk pendah yang
dini/
dengan
curah
menunjukan
komplikasi
memerlukan
keunit
kritis
keperawatan intervensi
bila
terus
memerlukan nya.
1.
Aktifias
berlebihan
yang
dapat
meningkatkan
pernafasan klien.
2. Dengan perlahan klien
Mandiri:
1.
aktifitas
yang
berlebihan)
2.
Bantu
klien
beraktifitas
untuk
secra
berangsur-angsur.
Tingkat
kebutuhan
3.
aktifitas
dasar
3. Pantau TTV tiap 1 jam
Intoleransi
dapat dipenuhi.
sekali
Peningkatan
aktivitas
b/d
Kolaborasi
kemampuan
ketidak
1. Pemberian obat sesuai
beraktivitas
seimbangan
dengan indikasi.
Pengurangan tanda
suplai oksigen
fisiologis yang tidak
miokard dan
sesuai.
kebutuhan d.d
Mengungkapkan
klien
pentingnya terbatas.
mengatakan
terasa
nyeri
timbul setelah
dapat
melakuakn
melakukan
aktifitas,
Do:TD:140/10
0 mmhg, N:
96x/menit, RR:
30x/menit,
klien
tampak
meringis.
N. Catatan pengembangan
Nama klien : Bapak W.
Umur : 53 tahun.
Tanggal pengkajian : 7 mei 2011.
Table catatan pengelompokan data
No
.
1.
Hari / jam
Implementasi.
Evaluasi
Minggu, 7 Mandiri :
S:
1. Menganjurkan pasien untuk Klien
mengatakan
mei 2011
08.00 wib.
member
tahu
perawat berkurang.
dengan bila terjadi nyeri
dada.
2.
Mengobservasi
tentang
skla
nyeri
pasien
atau
ketidak nyamanan.
3. Menganjurkan pasien untuk
memonitor nyeri terhadap
Ket.
nyerinya
O:
Klien tampak tenang dan tidak
meringgis lagi.
Skla nyeri pasien 5.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi no. 5
frekuensi,
kualitasnya.
-mengobservasi
dan
nonverbal
pasien
terhadap
ketidaknyamanan.
6.
mengobservasi
gejala
mual/
muntah,
pusing, palpitasi.
7. tekhnik nafas dalam :
tarik nafas dari hidung dan
keluarkan dari mulut.
8. posisi : atur posisi pasoen
semi fowler.
Kolaborasi
1.
indikasi
nitrogliserin,
2.
siblingual
sprei sublingual ).
Manidiri
1. Menkaji tanda vital : blood
presurai,
2.
status
respirasi,
disorentasi, binggung
3. Mencatat warna kulit :
4.
sianosis, kafilarefil.
Mengkaji toleransi klien
terhadap
perubahan
Minggu, 7
kardiazem
),
nifedivin/prokardia,
mei 2011
20.00 Wib
perapamil/calan.
batas normal.
Mandiri :
A:
1.
2.
secara
berangsur angsur.
Kolaborasi :
1.
O:
S:
Klien mengatakan nyeri berkurang
saat melakukan aktivitas.
O:
Tanda vital klien dalam rentang
normal.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi di lanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks, diantara kedua
paru-paru.
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang berulang di
dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi
tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa
tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit
gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat
juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadangkadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai,
sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil ( angina prainfark, angina
kresendo ), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplai oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada
faktor tunggal yang bertanggungjawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakit
arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang
sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan
hilangnya produksi No atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
relative.
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang berfariasi, mulai dari
rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau akna
menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau sternum atas atau
sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat
menyebar keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
B.
Saran
Didalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, tentulah tak luput dari kesalahan
maupun kekurangan. Karena itu saran bapak/ibu/saudara/I diperlukan dalam penyempurnaan
makalah ini.
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami,mempelajari dari asuhan keperawatanpad
bapak W. dengan kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi atau pun
kasus penyakit yang lain.
2. Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada
seluruh mahasiswa keperawatan dari kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden
Mataher Jambi.