Anda di halaman 1dari 12

KONSEP GIZI PADA LANSIA

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik I

Dosen Pembimbing : Ahmad Kusnaeni, M.Kep., Ns

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Annisa Fatimatul Z (108118027)

2. Intan Nilawati (108118029)

3. Ratna Komala Dewi (108118030)

4. Sundari (108118031)

5. Sindi Yulia Iryani (108118032)

6. Melani Dewi Purwanti (108118033)

7. Krisdianto (108118034)

8. Ade Lia (108118035)

9. Annisa Dwi Agustina (108118036)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cilacap, 22 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Konsep Gizi Lansia...............................................................................................................3
B. Keadaan Lansia.....................................................................................................................4
C. Pedoman Umum Gizi Seimbang Pada Lansia......................................................................5
E. Kebutuhan Gizi Pada Lansia...................................................................................................5
F. Sajian Lengkap Gizi Pada Lansia...........................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melakukan kegiatan metabolismenya. apabiala seseorang berhasil mencapai usia
lanjut, maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi
yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidupan yang bersangkutan tetap
baik. Perubahan ststua gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun
kondisi kesehatan. Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor
lingkunagn antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi akibat
memasuki masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya
meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalan perubahan status gizi antara lain adalah
naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun non-degenerasi yang berakibat dengan
perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di
tingkat jaringan, dan beberapa kasusu dapat disebabkan oleh obat-obat tertentu yang
harus diminim para lansia oleh karena penyakit yang sedang dideritanya. Bagi lansia
pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain
itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang
usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan
tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena
penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi,masalah
obesitas(kegemukan)juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia lanjut
berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler,diabetes mellitus dan

1
hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas
hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,asupan gizi diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi. (Mery E. Beck,2011:155)

B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep gizi pada lansia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep gizi pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Gizi Lansia


Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas
hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang
dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik
(Darmojo, 2011).
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang
diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada
lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar
adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat,
misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi,
roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak
mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu,
telur, kacangkacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung
vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

3
B. Keadaan Lansia
1. Definisi lansia
 Manusia lanjut usia à mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992)
membagi lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75
tahun)
 Munro dkk.,(1987) mengelompokkan older elderly ke dalam 2 bagian, yaitu usia
75 – 84 tahun dan 85 tahun
 Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika
telah berumur di atas 60 tahun

2. Kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia


Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat primer
maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup
seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan indrera,
gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab sekunder meliputi
gangguan nafsu makan/selera, gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan,
peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme. Ketidaktahuan dapat dibawa sejak
kecil atau disebabkan olah pendidikan yang sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada
lansia yang hidup sendirian, yang kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan
untuk masak.
Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP(kurang kalori protein)
kronik, baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah
melalui penampilanumum, yakni adanya kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia
dibanding dengan baku yang ada. Kekurangan zat gizi laing yang banyak muncul
adalah defisiensi besi dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan afluency denga ngaya
hidup pada usia sekitar 50 tahun. Dengan kondisi ekonomi yang membaik dan
tersedianya berbagai makanan siap sji yang enak dan kaya energi. Utamany sumber
lemak, terjadi asupan makan dan zat-zat gizi melebihi kebutuhan tubuh. Keadaan
kelbihan gizi yang dimulai pada awal usia 50 tahun-an ini akan membawa lansia pada
4
keadaan obesitas dan dapat pula disertai dengan munculnya berbagai penyakit
metabolisme seperti diabetes mellitus dan dislipidemia. Penyakit-penyakit tersebut
akan memerlukan pengelolaan dietetik khusus yang mungkin harus dijalani sepanjang
usia yang masih tersisa.

C. Pedoman Umum Gizi Seimbang Pada Lansia


Khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia
dengan dasar PUGS dan dengan memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko
penyakit degenerasi yang dihadapi para lansia.
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi)
3. Batasi minyak dan lemak secar berlebihan
4. Makanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani dan nabati.
5. Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah didihkan.
6. Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak.
7. Perbanyak frekuensi makanhewani laut dalam menu harian.
8. Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam secar berlebihan,
kurangi konsumsi makanan dengan pengawet

E. Kebutuhan Gizi Pada Lansia


1. Kalori
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena metabolisme
seluruh sel dan kegiatan otot berkurang
2. Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari untuk
mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein meningkat sebagai
tanggapan atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan pembedahan
3. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari kalori total

5
4. Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan
kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah
5. Serat
Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit. Gangguan
ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang akhirnya
memperpanjang masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus otot dinding
saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi asupan cairan dan
serat.
6. Vitamin
Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap berlangsung
pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan
asam folat

F. Sajian Lengkap Gizi Pada Lansia


Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari
Waktu Makan Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)
Pagi 1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata 1 btr telur
Sapi) 100 gr sayuran
100 gr sayuran (Cah 1 gls susu skim
Kangkung)
1 gls susu skim
Pukul 10.00 Snack/buah (Nagasari) Snack/buah
Siang 1 ½ gls nasi 1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
(Pepes Ikan) 25 gr tempe/kacang-kacangan
25 gr tempe/kacang- 150 gr sayuran
kacangan 1 ptg buah
6
(Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur
Asem)
1 ptg buah (Semangka)
Pukul 17.00 Snack/ buah Snack/ buah
(Bubur Kacang Hijau)
Malam 1 ½ gls nasi 1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
(Basho Daging) 50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu) 150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup 1 ptg buah
Sayur)
1 ptg buah (Pisang)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih ( UU 13 tahun 1998 ).
Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal
sekitar enam kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun. Didalam makanan alami
yang kita makan mengandung dua kelompok,yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi
terdiri dari karbohidrat,lemak,protein,air,mineral,vitamin dan serat makanan.sedangkan
pada zat non gizi terdiri atas enzim : sintesase,hydrolase;bahan menyerupai vitamin
:kartinin,glutation;dan pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus dimakan karena
tidak dapat disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat menimbulkan gejala
defisiensi. Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi
Menurut (Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut; komposisi tubuh,
gigi dan mulut, indera pengecap dan pencium, gastrointesternal dan hematologi.

7
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca lebih mengetahui mengenai
konsep gizi yang tepat pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Boedhi, Darmojo, R. (2011).Buku Ajar Geriatic (IlmuKesehatanLanjutUsia) edisike –


4.Jakarta :BalaiPenerbit FKUI

Oenzil,fadil.2012.Gizi meningkatkan kualitas manula.Jakarta:EGC

Beck,mary.2011.Ilmu gizi dan diet.Yogyakarta:Penerbit ANDI

Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Marmi.2013.Gizi dalam kesehatan reproduksi.Yogyakarta:Pustaka pelajar

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai