Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

Pengkajian Status Gizi Dan Kebutuhan Nutrisi Lansia

Disusun oleh:

kelompok 4A

Anisa Khamillah Gunanto

Mita Hanum

Natasya Shasabilla

Tika Septiana Widodo

Septha Dwi Octhiasty

Yulia Anggraini

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami mempunyai
kesempatan untuk menyelesaiakan pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan gerontik. Adapun materi makalah yang kami buat
adalah mengenai “Pengkajian Status Gizi Dan Kebutuhan Nutrisi Lansia.”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari
kami, atas perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 8 Agustus 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Depkes RI). Proses penuaan adalah peristiwa yang normal
dan alamiah yang dialami oleh setiap individu seiring dengan menuainya seseorang
laju kematian akibat penyakit semakin meningkat terutama menurunnya kemampuan
lansia berespon terhadap stres baik stres fisik maupun psikologis.
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu
makan karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi,masalah
obesitas(kegemukan juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia lanjut
berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler diabetes mellitus dan
hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,asupan gizi diperlukan
untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi. (Mery E.
Beck.2011:155)
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan yang
berlaku dalam kehidupan dirinya. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak
yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendekj,melambatnya proses
informasi kesulitan mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan rencana yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa,perubahan kepribadian.penurunan
kemampuan untuk sehari hari dan perilaku yang berulang-ulang dapat juga disertai
delusit palanoid atau perilaku antisosial lainnya. Mery E. Beck,2011:156)

Mahasiswa dapat mengetaui cara menghitung status gizi dan kebutuhan nutrien pada
lansia, apa saja masalah-masalah yang dapat terjadi jika gizi pada lansia tidak
terpenuhi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Gizi Pada Lansia

Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi
merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan


kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi
yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernafasan dan
ginjal. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu:

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah:

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,


ubi, roti, singkong dil, selain itu dalam bentuk gula seperti gula. sirup, madu dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,


margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan-makanan yang banyak


mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan,
susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak


mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lansia

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong


2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit.

3. Rasa lupar menurun, asam lambung menurun.

4. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

5. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. Permasalahan Gizi Pada Lansia

1. Gizi Berlebih

Banyak terjadi di negara bagian barat dan kota besar. Berat badan berlebih
dapat diakibatkan karena kebiasaan makan yang banyak saat muda dan pada lansia
kalori yang digunakan berkurang karena aktivitas fisiknya berkurang kegemukan
adalah salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit seperti jantung, darah
tinggi dan kencing manis.

2. Gizi Kurang

Terjadinya kekurangan gizi disebabkan oleh masalah sosial ekonomi dan


gangguan penyakit. Berat badan yang kurang dari normal dapat disebabkan karena
rendahnya konsumsi kalori dalam tubuh, dan bila kekurangan protein dapat
menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki. Hal tersebut
mengakibatkan kerontokan rambut, penurunan daya tahan tubuh, dan mudah
terkena infeksi.

3. Kekurangan Vitamin

Kurang mengkonsumsi buah, sayur serta protein dapat mengakibatkan kulit


kering. lesu, tidak semangat, kurang nafsu makan, serta penurunan penglihatan.

D. Penilaian Status Gizi Lansia

Beberapa Indeks Antropometri pada Lansia Serta Cara Perhitungannya:

Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks


antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat Badan),
TB (tinggi badan). Lingkar Kepala, BMI atau IMT (Indeks Masa Tubuh), Berat
Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP). Lingkaran Perut,
Lipatan Triscp, LLA dan LOLA

Untuk pengukuran anthropometri pada lansia digunakan pengukuran yaitu:

1. Umur (Tahun)

2. BB (Berat Badan)

3. TB (tinggi badan)

Jika seorang lansia masih sehat dan dapat berdiri tegak maka pengukuran tinggi
badan dapat dilakukan dengan mikrotoise. Namun apabila seorang lansia tersebut
sudah tidak dapat berdiri tegak diperlukan alat untuk mengukur tinggi badan yaitu
tinggi lutut dan panjang depa:

1. Pengukuran tinggi badan dengan tinggi

Tinggi lutut crat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia
digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang
(bungkuk) sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat.

Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang
yang berusia 59 tahun.

Formula (Gibson, RS: 1993)

Pria = (2.02x tinggi lutur (cm)) - (0.04 x umur (tahun)) + 64.19.

Wanita = (1,83 x tinggi lutut (cm)) - (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

2. Pengukuran tinggi badan dengan panjang depa Panjang depa relative kurang
dipengaruhi oleh pertambahan usia. Pada kelompok lansia terlihat adanya
penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan
tinggi badan sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak
banyak berubah sejalan penambahan usia. Panjang depa direkomendasikan
sebagai parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki
hubungan 1:1 antara panjang depa dan tinggi badan.

Formula:

Pria = 118,24 + (0,28 x Panjang Depa) - (0.07 x Umur) cm

Wanita = 63.18 + (0.63 x Panjang Depa) - (0.17 x Umur) cm


3. BMI atau IMT (Indeks Masa Tubuh)

Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Indeks Masa
Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran "herat terhadap tinggi badan yang umum
digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight
(kekurangan berat badan). Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas
(kegemukan).

IMT = BB (kg) / TB2 (m)

4. Lingkaran Perut

Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi metode


paling populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi. Cara
pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi jenis perifer
(obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan obesitas tipe ovid.
Berikut adalah penjelasannya:

a. Gynoid (Bentuk Peer)


Lemak disimpan disekitar pinggul dan bokong. Tipe ini cenderung dimiliki
oleh wanita. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil,
kecuali resiko terhadap penyakit arthitis dan varises vena (varicose veins).
b. Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria, dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena
sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskanlemaknya ke dalam
pembuluh darah dibandingkan dengan sel -sel lemak di tempat lain. Lemak
yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
arteri (hipertensi), diabetes, penyakit gallbladder, stroke, dan jenis kanker
tertentu misalnya kanker payudara dan endometrium.
Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pria kurus
dengan perut gendut lebih beresiko dibandingkan dengan pria yang lebih
gemuk dengan perut lebih kecil. Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe
Android), lingkaran perut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan bagi pria Asia
adalah≥ 90cm (bagi wanita Kaukasian≥ 35 inci dan pria Kaukasian 40 inci).

c. Ovid (Bentuk Kotak Buah)


Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.
E. Pedoman Umum Gizi Seimbang Untuk Lansia
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil, Contoh menu: Pagi: Bubur ayam Jam 10.00: Roti
Siang: Nasi, pindang telur, sup. papaya Jam 16.00: Nagasari Malam: Nasi. sayur
bayam, tempe goreng, pepes ikan, dan pisang.
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal sena mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Makanlah makanan yang mudah dicerna
b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c. Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik.
makanan harus lunak lembek atau dicincang
d. Makan dalam porsi kecil tetapi sering
e. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
f. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
g. Makanan mengandung zat besi seperti: kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
h. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya.Didalam makanan alami yang kita
makan mengandung dua kelompok, yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi
terdiri dari karbohidrat,lemak,protein,air,mineral, vitamin dan serat
makanan.sedangkan pada zat non gizi terdiri atas enzim
sintesase,hydrolase:bahan menyerupai vitamin kartinin, glutation;dan
pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus dimakan karena tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat menimbulkan gejala
defisiensi Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan
zat gizi Menurut (Darmojo.2010) adapun perubahan fisiologis sebagai
berikut; komposisi tubuh, gigi dan mulut, indera pengecap dan pencium,
gastrointesternal dan hematologi.

Anda mungkin juga menyukai