Disusun oleh:
kelompok 4A
Mita Hanum
Natasya Shasabilla
Yulia Anggraini
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami mempunyai
kesempatan untuk menyelesaiakan pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan gerontik. Adapun materi makalah yang kami buat
adalah mengenai “Pengkajian Status Gizi Dan Kebutuhan Nutrisi Lansia.”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam pembuatan makalah ini. Demikian sedikit kata pengantar dari
kami, atas perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Depkes RI). Proses penuaan adalah peristiwa yang normal
dan alamiah yang dialami oleh setiap individu seiring dengan menuainya seseorang
laju kematian akibat penyakit semakin meningkat terutama menurunnya kemampuan
lansia berespon terhadap stres baik stres fisik maupun psikologis.
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu
makan karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi,masalah
obesitas(kegemukan juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia lanjut
berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler diabetes mellitus dan
hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,asupan gizi diperlukan
untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi. (Mery E.
Beck.2011:155)
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan yang
berlaku dalam kehidupan dirinya. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak
yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendekj,melambatnya proses
informasi kesulitan mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan rencana yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa,perubahan kepribadian.penurunan
kemampuan untuk sehari hari dan perilaku yang berulang-ulang dapat juga disertai
delusit palanoid atau perilaku antisosial lainnya. Mery E. Beck,2011:156)
Mahasiswa dapat mengetaui cara menghitung status gizi dan kebutuhan nutrien pada
lansia, apa saja masalah-masalah yang dapat terjadi jika gizi pada lansia tidak
terpenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN
Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi
merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).
4. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
1. Gizi Berlebih
Banyak terjadi di negara bagian barat dan kota besar. Berat badan berlebih
dapat diakibatkan karena kebiasaan makan yang banyak saat muda dan pada lansia
kalori yang digunakan berkurang karena aktivitas fisiknya berkurang kegemukan
adalah salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit seperti jantung, darah
tinggi dan kencing manis.
2. Gizi Kurang
3. Kekurangan Vitamin
1. Umur (Tahun)
2. BB (Berat Badan)
3. TB (tinggi badan)
Jika seorang lansia masih sehat dan dapat berdiri tegak maka pengukuran tinggi
badan dapat dilakukan dengan mikrotoise. Namun apabila seorang lansia tersebut
sudah tidak dapat berdiri tegak diperlukan alat untuk mengukur tinggi badan yaitu
tinggi lutut dan panjang depa:
Tinggi lutut crat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia
digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang
(bungkuk) sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat.
Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang
yang berusia 59 tahun.
2. Pengukuran tinggi badan dengan panjang depa Panjang depa relative kurang
dipengaruhi oleh pertambahan usia. Pada kelompok lansia terlihat adanya
penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan
tinggi badan sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak
banyak berubah sejalan penambahan usia. Panjang depa direkomendasikan
sebagai parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki
hubungan 1:1 antara panjang depa dan tinggi badan.
Formula:
Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Indeks Masa
Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran "herat terhadap tinggi badan yang umum
digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight
(kekurangan berat badan). Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas
(kegemukan).
4. Lingkaran Perut
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya.Didalam makanan alami yang kita
makan mengandung dua kelompok, yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi
terdiri dari karbohidrat,lemak,protein,air,mineral, vitamin dan serat
makanan.sedangkan pada zat non gizi terdiri atas enzim
sintesase,hydrolase:bahan menyerupai vitamin kartinin, glutation;dan
pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus dimakan karena tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat menimbulkan gejala
defisiensi Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan
zat gizi Menurut (Darmojo.2010) adapun perubahan fisiologis sebagai
berikut; komposisi tubuh, gigi dan mulut, indera pengecap dan pencium,
gastrointesternal dan hematologi.