Anda di halaman 1dari 11

PEMANTAUAN BERAT BADAN

Dosen Pembimbing : Ns. Rina Puspita Sari, S.Kep,. M.Kep,. Sp.KepKom


Mata Kuliah Keperawatan Komunitas 2

Disusun Oleh : Kelompok 5

Farah Fajarwati 19216057


Fitri Sintiya 19216065
Fitria Rahma Wandari 19216067
Hany Fatikasari 19216072
Indriana Dwi Assyfah 19216080
Intan Amalia Ningsih 19216082
Kharijah Fasari 19216086
Maryanah 19216092
Meta Apriyanti Dewi 19216099
Mey Indah Sari 19216100

PEOGRAM S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS YATSI MADANI (UYM) TANGERANG
2022
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada usia,
jenis kelamin, berat bada n, tinggi badan dan aktivitas yang dilakukan.
Kalori yang dibutuhkan tubuh harus seimbang dengan kalori yang
diperoleh dari makanan. Ketidakseimbangan asupan kalori seseorang
menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat dan menimbulkan berbagai
macam penyakit. Pemantauan berat badan merupakan salah satu cara
untuk membantu menjaga agar asupan kalori seimbang dengan kebutuhan
tubuh.
Masa remaja merupakan suatu periode tumbuh kembang yang penting
dalam menentukan kehidupan yang dialami oleh setiap makhluk hidup.
Mayoritas remaja rentan mengalami permasalahan gizi akibat kebutuhan
zat gizi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan. Indikator
pengukuran status gizi seseorang berkaitan dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dan Usia (U) dalam menentukan kategori status gizi. Beberapa
penyebab tidak langsung terjadinya ketidak seimbangan status gizi
didasari pada pengetahuan gizi seimbang, frekuensi konsumsi dan
pemantauan berat badan setiap bulan.
Di Indonesia banyak dipasarkan alat untuk mengukur berat badan, tinggi
badan dan suhu badan pada bayi hanya saja alat ukurnya masih manual
dan masih terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya. Sudah
dikembangkan generasi muda Indonesia teknologi berat badan bayi yang
dilengkapi sensor berat badan. Serta sudah dikembangkan generasi muda
indonesia teknologi tinggi badan dan berat badan bayi yang dilengkapi led
dan fototransistor. Selain itu dikembangkan pula oleh generasi muda
indonesia yang lain tentang monitoring kondisi suhu tubuh menggunakan
sensor suhu dan media bluetooth sebagai transfer data yang terintegrasi ke
personal computer.
3

B. Rumusan Masalah
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun (Surono,
2000). Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui status gizi
dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang yaitu
Indeks Massa Tubuh (Depkes RI, 2013).
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“Bagaimanakah pengetahuan pemantauan berat badan secara umum?".
C. Tujuan Penulisan
Mampu memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemantauan berat
badan dan kebutuhan gizi seimbang bagi tubuh.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemantauan Berat Badan


Berat badan adalah beberapa jumlah komponen tubuh seperti protein,
lemak, air, mineral. Memantau berat badan adalah cara untuk
mempertahankan dan menjaga berat badan agar sesuai atau ideal, bisa juga
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pemantauan Berat Badan (BB) secara
periodik perlu dilakukan agar BB ideal dapat dipertahankan. Pemantauan
dapat dilakukan setiap saat atau sekurang-kurangnya sebulan sekali,
sehingga jika terdapat kenaikan BB atau sebaliknya dapat segera
diantisipasi.
B. Penyebab Berat Badan
1. Berat Badan Kurus
Karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang
mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk
lemak akan digunakan.
2. Berat Badan Lebih
Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi
mengandung energi melebih kebutuhan tubuh. Kelebihan energi
tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan dalam bentuk
lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
C. Kerugian Berat Badan
1. Berat Badan Kurus
a) Penampilan cenderung kurang menarik
b) Mudah letih.
c) Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain :
penyakit infeksi.
d) Depresi, anemia dan diare.
5

e) Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi


dengan berat badan lahir rendah.
f) Kurang mampu bekerja keras.
2. Berat Badan Lebih
a) Penampilan kurang menarik
b) Gerakan tidak gesit dan lambat
c) Merupakan faktor resiko penyakit:
- Jantung dan pembuluh darah
- Kencing manis (diabetes mellitus)
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan sendi dan tulang
- Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak
teratur, perdarahan yang tidak teratur), factor penyulit pada persalinan.
D. Manfaat Pemantauan Berat Badan
Manfaat melakukan pemantauan berat badan sangat penting dilakukan
untuk dapat mendeteksi gangguan dan penyimpangan tumbuh kembang
anak sejak dini, remaja dan dewasa agar mendapat tindak lanjut dengan
cepat dan tepat. Mencegah kekurangan gizi atau gizi buruk pada anak,
termasuk kwasahiorkor dan marasmus.
E. Cara Menurunkan Berat Badan yang Dianjurkan
1. Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang.
2. Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
3. Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena
memberikan energi yang tinggi.
4. Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan
tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi.
5. Makan banyak sayuran dan buah-buahan karena makan tersebut
banyak mengandung serat.
6. Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
6

7. Olah raga dan kegiatan fisik. Olahraga secara teratur selama 1⁄2 - 1
jam minimal 3 kali seminggu.
8. Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
9. Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari.

F. Cara Menurunkan Berat Badan yang Tidak Dianjurkan


1. Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari –hari secara drastis
sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin atau gejala
lainnya yang membahayakan kesehatan.
2. Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg perbulan.
3. Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan.
4. Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa
pengawasan
5. tenaga medis. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya menurunkan
berat badan sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh.
G. IMT sebagai Alat Pemantauan Berat Badan

Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan


normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa
berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,
ibu hamil, dan olahragawan.
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO,
yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan.
Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0;
dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan
dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut
FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki
dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang
7

batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan


ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk
kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan

pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada


akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah
sebagai berikut:

H. Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi
dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk
dapat hidup sehat secara optimal. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk
hidup sehat adalah: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Didalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagi sumber energi atau
tenaga (terutama karbohidrat dan lemak), sumber zat pembangun (protein),
terutama untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk mengganti sel-
sel yang rusak, sumber zat pengatur (vitamin dan mineral)
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi
tersebut. Makanan sumber energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi,
roti, dan hasil olahannnya. Makanan sumber zat pembangun misalnya:
ikan, telur, daging, tahu, tempe, dan kacang-kacangan, dan makanan
sumber zat pengatur terutama sayur-sayuran dan buah-buahan.
I. Sepuluh Prinsip Gizi Seimbang
a. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
b. Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak.
c. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal.
d. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
e. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
f. Biasakan sarapan pagi.
8

g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.


h. Banyak makan buah dan sayur.
i. Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
j. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

J. SOP Pemantauan Berat Badan

UNIVERSITAS YATSI MADANI

No
Do
ku :
me
n
SOP Tan
gga
l : 21 JULI 2022
Ter
bit
Re
:
visi
PEMANTAUAN BERAT BADAN Hal
am :1-2
an

1. Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang


ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa
Pengertian perlengkapan apapun (Surono, 2000).
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui status gizi
dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang
yaitu Indeks Massa Tubuh (Depkes RI, 2013).
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
petugas dalam melakukan penimbangan berat badan.
Tujuan
3. Kebijakan

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pedoman Pelaksanaan Pojok Gizi (POZI) Di Puskesmas. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI,1997.
5. Alat dan a. Form catatan pasien
Bahan a. Timbangan digital
b. Timbangan badan
9

6. Langkah- a. Petugas gizi menyiapkan timbangan,


langkah a. Petugas gizi menerima pasien rujukan dari poli atau pasien langsung
mendaftar
b. Petugas gizi melakukan penimbangan berat badan dengan timbangan.
Anak 0-2 tahun ditimbang dengan timbangan duduk, anak usia >2
tahun dan orang dewasa ditimbang menggunakan timbangan berdiri.
c. Memastikan jarum timbangan pada posisi yang benar dan pasien
menggunakan baju minimal.
d. Mencatat hasil penimbangan dan menentukan status gizi berdasarkan
umur.

7. Hal-hal yang Ketika pasien ditimbang minimalkan baju atau bawaan pasien yang
perlu diperhatikan dapat menambah berat badan.
1) BP Umum
9. Unit terkait 2) KIA
10. Dokumen 1. Catatan tindakan
terkait
10

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berat badan adalah beberapa jumlah komponen tubuh seperti protein,
lemak, air, mineral. Memantau berat badan adalah cara untuk
mempertahankan dan menjaga berat badan agar sesuai atau ideal, bisa juga
sesuai dengan apa yang diinginkan. Pemantauan Berat Badan (BB) secara
periodik perlu dilakukan agar BB ideal dapat dipertahankan. Pemantauan
dapat dilakukan setiap saat atau sekurang-kurangnya sebulan sekali,
sehingga jika terdapat kenaikan BB atau sebaliknya dapat segera
diantisipasi.
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun (Surono,
2000). Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui status gizi
dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang yaitu
Indeks Massa Tubuh (Depkes RI, 2013).
B. Saran
Dengan adanya paper ini penulis tidak luput dari kekurangan dan sangat
dapat menerima kritik ataupun saran yang membangun untuk
kesempurnaan paper ini.
11

DAFTAR PUSTAKA
Boakye, O. E. (2014). SOP PENIMBANGAN BERAT BADAN Pemerintah
2018. Implementation Science, 39(1), 1–24.
Syauqy, A. (2017). HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN
KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA
Ahmad. Jmj, 5(1), 87–93.
Ulumuddin, I., & Yhuwono, Y. (2018). Hubungan indeks massa tubuh dengan
tekanan darah pada lansia di desa pesucen, banyuwangi. J. Kesehat. Masy.
Indones, 13(1), 2018.

Anda mungkin juga menyukai