Anda di halaman 1dari 7

KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GIZI

Dosen Pengampu :
Drs. Asmar Yulastri, M.Pd, Ph.D
Ranggi Rahimul Insan, SP. M.Si

Oleh :
Syandra Meylani Putri ( 21075212 )

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
1. apakah yang dimaksut kebutuhan dan kecukupan gizi

a. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh setiap
individu, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. Kebutuhan gizi setiap orang
ditentukan oleh banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi
badan.
Selain itu, tingkat aktivitas fisik termasuk dalam faktor kebutuhan gizi yang
diperlukan setiap orang. Belum lagi bila ada kondisi medis atau penyakit tertentu.
Kesemuanya menentukan banyaknya zat gizi yang Anda butuhkan.
Kebutuhan gizi bersifat sangat spesifik untuk satu individu. Bahkan, anak kembar pun
bisa memiliki kebutuhan gizi yang berbeda jika keduanya memiliki tingkat aktivitas
fisik, berat badan, dan tinggi badan yang berbeda.
b. Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh,
aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG merupakan
kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat produksi dan penyediaan
perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari tingkat produksi
sampai tingkat konsumsi. AKG ditulis dalam bentuk tabel. Pada kolom pertama,
tertulis kelompok umur dan jenis kelamin mulai dari bayi hingga usia lanjut serta
tambahan energi dan zat gizi untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Pada kolom
berikutnya tertulis BB (kg) dan TB (cm) yang merupakan rata-rata BB dan TB pada
kelompok umur tersebut. Pada kolom keempat dan seterusnya berisi kecukupan
energi dan zat gizi sehari untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Zat gizi
yang dicantumkan terdiri dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, lemak, serat
dan air, serta vitamin dan mineral (Pritasari dkk, 2017).
AKG adalah pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi; kedua
sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan makanan
di institusi; ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan
tingkat regional maupun nasional; keempat sebagai acuan pendidikan gizi serta
sebagai acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi (Pritasari dkk,
2017).

2. bagaimana kondisi kecukupan dan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia

Untuk kondisi dimana kecukupan dan kebutuhan gizi pada masyarakat Indonesia
tidak lah merata, karena ada nya kesenjangan social yang dimana orang yang bisa
membeli dan mencakupi kebutuhan gizi yang diperlukan bisa diterpenuhi. sedangkan
masyarakat yang belum bisa memenuhi kebutuhan gizi yang seharus nya bisa dirasakan
oleh semua orang itu terhambat dikarenakan mengalami kekurangan yang kemudian
banyak nya mengalami gizi buruk lalu kekurangan gizi.

3. apa saja faktor yang mempengaruhi kecukupan dan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia

Gizi merupakan faktor yang akan menentukan prestasi kerja karyawan karena
adanya kecukupan dan penyebaran kalori yang seimbang selama bekerja. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keadaan gizi adalah pola makan. Hal ini disebabkan karena
kuantitas dan kualitas makanan maupun minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi
tingkat kesehatan individu. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit
kronis atau penyakit tidak menular (PTM), maka pola makan perlu ditingkatkan ke arah
konsumsi gizi seimbang. Gizi yang baik membuat berat badan menjadi normal, tubuh
tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari
penyakit kronis dan kematian dini. Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti
penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke),
diabetes serta kanker. Sebagian besar PTM terkait gizi berasosiasi dengan kelebihan berat
badan dan kegemukan yang disebabkan oleh kelebihan gizi. Kelebihan gizi ini timbul
akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya energi, kaya lemak jenuh, gula dan
garam tambahan, namun kekurangan asupan pangan bergizi seperti sayuran, buah-buahan
dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas fisik.

Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut adalah:
1) Mengonsumsi makanan beragam dengan proporsi makanan yang seimbang, dalam
jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur,        
2) Membiasakan perilaku hidup bersih agar terhindar dari paparan sumber infeksi,
3) Melakukan aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh dan juga
memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi,
4) Mempertahankan dan memantau berat badan normal yang sesuai untuk tinggi
badannya sebagai indikator yang menunjukkan bahwa ada keseimbangan zat gizi di
dalam tubuh.

Penilaian status gizi juga perlu dilakukan karena dengan mengetahui status gizi maka
dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila
diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Antropometri
merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi. Metode ini
menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Melalui kedua
parameter tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
rumus berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2. Adapun kebutuhan gizi terutama energi
dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan
gizi yaitu jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, keadaan fisiologis,
keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, dan keadaan lingkungan
kerja.

4. berapa standar angka kecukupan gizi yang dianjurkan pemerintah

Dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tersebut dikatakan bahwa rata-rata angka
kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia adalah 2.100 kilo kalori per orang per hari.
Sementara rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia adalah 57 gram
per orang per hari.

Kementerian Kesehatan RI, angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (per orang
per hari) untuk anak umur 7-12 tahun adalah:
a. Anak usia 7-9 tahun dengan berat badan 25 kg dan tinggi 120 cm, memerlukan energi
sebanyak 1800 kkal dan protein 45 gram
b. Anak usia 10-12 tahun (pria) dengan berat badan 35 kg dan tinggi 138 cm,
memerlukan energi sebanyak 2050 kkal dan protein 50 gram
c. Anak usia 10-12 tahun (wanita) dengan berat badan 38 kg dan tinggi 145 cm,
memerlukan energi sebanyak 2050 kkal dan protein 50 gram

Meski demikian, Angka Kecukupan Gizi pada anak atau orang dewasa ini akan
mengalami penyesuaian karena beberapa hal. Misalnya, wanita membutuhkan asupan zat
besi yang melebihi pria, apalagi saat ia menjadi ibu menyusui.

Ada pula kelompok umur tertentu yang membutuhkan nutrisi tertentu dengan jumlah
yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Misalnya pada orang lanjut usia, kebutuhan
vitamin B12 mereka akan meningkat karena tubuh sudah sulit untuk menyerap jenis
nutrisi yang satu itu.

Beberapa nutrisi juga harus Anda konsumsi dalam jumlah berbeda-beda karena
kebutuhan tubuh akan setiap nutrisi itu memang berbeda-beda. Misalnya, protein dihitung
dengan satuan gram, sedangkan vitamin C hanya dalam miligram.

Dengan memenuhi Angka Kecukupan Gizi, maka risiko Anda terkena penyakit yang
berhubungan dengan asupan makanan akan berkurang. Secara umum, kesehatan Anda
pun akan terjaga untuk jangka panjang.

5. carilah contoh soal dan jawabannya terkait bagaimana mencari kebutuhan energi selama
sehari

Berat badan yang dimiliki Risa adalah 45 kg. Risa sering melakukan kegiatan olahraga
seperti lari pagi ketika akhir pekan. Selebihnya Risa hanya bersantai ketika dirumah.
Hitunglah kebutuhan minimal kalori yang diperlukan Risa per hari. Serta berapa
kebutuhan kalori risa secara normal beredar aktivitasnya?

Jawab :

Dari soal diketahui beberapa data seperti berikut:


Tinggi badan : 155 cm
Aktivitas : aktif
Jenis kelamin : perempuan
Berat badan : 45 kg
Usia : 40 Tahun

Dari data tersebut bisa dilakukan perhitungan seperti berikut:

BMR perempuan = 655+(9,6x berat badan)+(1,8x tinggi badan)-(4,7x usia)


BMR perempuan = 655+(9,6x 45)+(1,8x 155)-(4,7x 40)
BMR perempuan = 655+432+279-188
BMR perempuan = 1.178

Untuk aktivitas aktif yakni BMR perempuan x 1,375

= 1.178 x 1,375
= 1.620
DAFTAR PUSTAKA

AKG 2019. Angka Kecukupan Gizi 2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Supariasa, I. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Sari, D.Y., & Nugraheni, M. (2017). Pola Makan dan Status Gizi Siswa kelas IV, V dan
VI Sekolah Dasar Magunan. Universitas Negeri Yogyakarta .

Anda mungkin juga menyukai