Anda di halaman 1dari 5

KEBUTUHAN ENERGI DALAM TUBUH

Wafiq Zakiyyah

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


Email : wafiqkiyyah@gmail.com

Kebutuhan Energi
Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas.
Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai zat gizi terutama
karbohidrat dan lemak. Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan,
dilepaskan dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan. Dengan
mengukur jumlah energi yang dikeluarkan itu dapat diketahui berapa banyak
makanan yang diperlukan untuk menghasilkannya.
Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi dari makanan yang
diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran
dan komposisi tubuh dengan aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka
panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan
secara sosial dan ekonomi.
Sumber energi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan
minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu bahan makanan sumber
karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni.Hasil kajian
menunjukkan kisaran distribusi energi gizi makro dari pola konsumsi penduduk
Indonesia berdasarkan analisis data Riskesdas 2010 adalah 9-14% energi protein,
24-36% energi lemak, dan 54-63% energi karbohidrat Yang belum sebaik yang
diharapkan, Yaitu 5-15% energi protein, 25-55% energi lemak, dan 40-60% energi
karbohidrat tergantung usia atau tahap tumbuh kembang.
Energi yang digunakan oleh tubuh dibedakan oleh 2 hal yaitu :
a). Energi untuk kebutuhan fisiologis tubuh dalam keadaan basal/metabolisme basal
Metabolisme basal adalah energi minimal yang diperlukan untuk melakukan
proses biologis tanpa melakukan kerja luar. Energi ini digunakan untuk denyut
jantung,gerak alat-Alat pencernaan, gerak alat pernapasan, alat urogenital,sekresi
kelenjar-kelenjar, biolistrik syaraf dan sejenisnya. Sedangkan seseorang dikatakan
dalam kondisi basal jika tidak dalam keadaan tidur, tetapi secara rileks terlentang
tidak melakukan aktifitas.
b). Energi untuk melakukan kerja luar
Adalah energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kerja luar yang
merupakan tambahan terhadap energi basal. Energi ini pada dasarnya juga berasal
dari energi pokok yang dapat diukur dengan kalorimetrik langsung misalnya dengan
kantung dauglas dan spirometer kofrany michaelis.
Saat kita makan atau minum, kita memberikan energi (kalori) pada tubuh.
Tubuh lalu memakai energi tersebut sebagai bahan bakar untuk berbagai aktivitas.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, makin banyak energi atau kalori yang
terpakai. Kalori dapat memberikan energi, tapi asupan terlalu besar dapat
menambah berat badan hingga obesitas. Ini karena kalori ekstra yang tidak terbakar
akan disimpan dalam bentuk lemak. Maka dari itu, perlu menghitung kebutuhan
kalori kita.
Perhitungan kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda karena ada
beberapa faktor yang dapat memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis
kelamin, berat dan tinggi badan, usia, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas fisik
harian.
Kalori yang dibutuhkan oleh pria pun berbeda dengan wanita meskipun
berada pada rentang usia yang sama. Dua orang yang kembar sekalipun akan
memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada keadaan fisik dan
aktivitasnya sehari-hari. Standar kebutuhan kalori harian tiap negara juga berbeda-
beda. Di Amerika Serikat, pria disarankan untuk mengonsumsi 2.700 kalori per hari
dan wanita 2.200 kalori per harinya.
Sementara menurut National Health Service di Inggris, pria disarankan
mengonsumsi 2.500 kalori dan wanita 2.000 kalori. Berbeda dengan anjuran
Organisasi Makanan dan Pertanian AS yang menyarankan asupan kalori minimum
sebesar 1.800 kalori per hari.

Di Indonesia, terdapat tabel angka kecukupan gizi (AKG) menurut Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019. Tabel ini memuat anjuran berapa banyak
kalori dan zat gizi dalam AKG yang dibutuhkan oleh masing-masing kelompok usia.

1. Bayi dan anak

Kebutuhan kalori anak-anak dan bayi meningkat seiring bertambahnya usia.


Pada enam bulan pertama, kebutuhan kalori bayi dipenuhi melalui pemberian ASI
eksklusif. Setelah itu, pemberian makanan disesuaikan berdasarkan usia anak.
Kebutuhan kalori bayi dan anak yaitu sebagai berikut.

 0 – 5 bulan: 550 kkal


 6 – 11 bulan: 800 kkal
 1 – 3 tahun: 1.350 kkal
 4 – 6 tahun: 1.400 kkal
 7 – 9 tahun: 1.650 kkal
2. Laki-laki

Laki-laki umumnya memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi karena
massa otot yang lebih besar. Berikut kebutuhan kalori laki-laki dari masa kanak-
kanak hingga lansia.
 10 – 12 tahun: 2.000 kkal
 13 – 15 tahun: 2.400 kkal
 16 – 18 tahun: 2.650 kkal
 19 – 29 tahun: 2.650 kkal
 30 – 49 tahun: 2.550 kkal
 50 – 64 tahun: 2.150 kkal
 65 – 80 tahun: 1.800 kkal
 Di atas 80 tahun: 1.600 kkal
3. Perempuan

Kebutuhan kalori harian perempuan perlu dibedakan antara perempuan


dengan kondisi tubuh normal, ibu hamil, dan ibu menyusui. Perempuan yang tidak
sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan kalori dengan ketentuan berikut.

 10 – 12 tahun: 1.900 kkal


 13 – 15 tahun: 2.050 kkal
 16 – 18 tahun: 2.100 kkal
 19 – 29 tahun: 2.250 kkal
 30 – 49 tahun: 2.150 kkal
 50 – 64 tahun: 1.800 kkal
 65 – 80 tahun: 1.550 kkal
 Di atas 80 tahun: 1.400 kkal
4. Ibu hamil atau menyusui

Ibu yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan energi lebih
untuk mendukung pertumbuhan buah hatinya. Maka dari itu, kebutuhan energi dasar
mereka perlu ditambahkan dengan ketentuan sebagai berikut.

 Hamil trimester 1: tambah 180 kkal


 Hamil trimester 2: tambah 300 kkal
 Hamil trimester 3: tambah 300 kkal
 Menyusui pada 6 bulan pertama: tambah 330 kkal
 Menyusui pada 6 bulan kedua: tambah 400 kkal

Selain itu, kita bisa menghitung sendiri kebutuhan kalori harian menggunakan rumus
yaitu :
 Rumus Harris-Benedict

Rumus ini sering digunakan oleh ahli gizi. Rumus ini memperhitungkan usia,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas.
Pertama-tama, kita perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu.
BMR atau laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan
untuk menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.

 BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)
 BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)

Ket : berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan
dalam satuan sentimeter (cm).
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik.

 Hampir tidak pernah berolahraga: kalikan 1,2


 Jarang berolahraga: kalikan 1,3
 Sering berolahraga atau beraktivitas fisik berat: kalikan 1,4
Contohnya : seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 60 kg dan
tinggi badan 160 cm. Kegiatan sehari-harinya pergi bekerja dan jarang berolahraga.
Berarti, kebutuhan kalori harian wanita tersebut yaitu 1.848 kkal.

 Rumus WHO

Rumus WHO lebih sederhana dibandingkan rumus Harris-Benedict. Rumus


ini tidak memperhitungkan tinggi badan, melainkan dibagi berdasarkan kategori usia.

Contohnya : untuk mencari kebutuhan energi seorang wanita berusia 18 – 29 tahun,


digunakan rumus 14,7 × (berat badan dalam kilogram) + 496.

Sedangkan untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18 – 29 tahun, digunakan


rumus 15,3 × (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan
dengan faktor aktivitas fisik seperti pada rumus Harris-Benedict.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Energi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi diantaranya
adalah tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, faktor sosial budaya dan faktor
lainnya seperti pantangan-pantangan yang secara tradisional masih berlaku dan
keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah yang walaupun mereka
ketahui banyak mengandung zat gizi. Tingkat pendapatan merupakan faktor penting
dalam menentukan konsumsi suatu zat. Pendapatan yang meningkat akan
berpengaruh pada perbaikan konsumsi pangan terdapat hubungan yang
menguntungkan. Sebaliknya bila pendapatan rendah maka mengakibatkan
lemahnya daya beli, dengan lemahnya daya beli maka konsumsi pangan tidak dapat
terpenuhi.
Selain faktor pendapatan, faktor lainnya yaitu bahwa tingkat konsumsi
ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua
zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan perbandingan yang
satu terhadap yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alam, S., & Kartini, T. A. 2020. Islamic Parenting “Pola Asuh Anak: Tinjauan
Perspektif Gizi Masyarakat”.
2. Riska Wentia Phasa, Agus Sartono, Erma Handarsari. (2018). Peranan
Konsumsi Jajanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan Protein Pada
Remaja MAN 1 Semarang
3. Adrian dan Wirjatmadi. 2012. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta :
Penerbit Kencana Prenada Media Group.
4. Hardinsyah dan Tambunan V. (2004). Angka Kecukupan Energi, Protein,
Lemak dan Serat Makanan. Jakarta : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
VIII.
5. Monika Nanda. (2021). Hellosehat : Cara Menghitung Kebutuhan Kalori
Harian Anda. Diakses pada 10 juni 2021 melalui https://hellosehat.com/nutrisi/
cara-menghitung-kebutuhan-kalori/

Anda mungkin juga menyukai