Wafiq Zakiyyah
Kebutuhan Energi
Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas.
Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai zat gizi terutama
karbohidrat dan lemak. Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan,
dilepaskan dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan. Dengan
mengukur jumlah energi yang dikeluarkan itu dapat diketahui berapa banyak
makanan yang diperlukan untuk menghasilkannya.
Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi dari makanan yang
diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran
dan komposisi tubuh dengan aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka
panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan
secara sosial dan ekonomi.
Sumber energi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan
minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu bahan makanan sumber
karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni.Hasil kajian
menunjukkan kisaran distribusi energi gizi makro dari pola konsumsi penduduk
Indonesia berdasarkan analisis data Riskesdas 2010 adalah 9-14% energi protein,
24-36% energi lemak, dan 54-63% energi karbohidrat Yang belum sebaik yang
diharapkan, Yaitu 5-15% energi protein, 25-55% energi lemak, dan 40-60% energi
karbohidrat tergantung usia atau tahap tumbuh kembang.
Energi yang digunakan oleh tubuh dibedakan oleh 2 hal yaitu :
a). Energi untuk kebutuhan fisiologis tubuh dalam keadaan basal/metabolisme basal
Metabolisme basal adalah energi minimal yang diperlukan untuk melakukan
proses biologis tanpa melakukan kerja luar. Energi ini digunakan untuk denyut
jantung,gerak alat-Alat pencernaan, gerak alat pernapasan, alat urogenital,sekresi
kelenjar-kelenjar, biolistrik syaraf dan sejenisnya. Sedangkan seseorang dikatakan
dalam kondisi basal jika tidak dalam keadaan tidur, tetapi secara rileks terlentang
tidak melakukan aktifitas.
b). Energi untuk melakukan kerja luar
Adalah energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kerja luar yang
merupakan tambahan terhadap energi basal. Energi ini pada dasarnya juga berasal
dari energi pokok yang dapat diukur dengan kalorimetrik langsung misalnya dengan
kantung dauglas dan spirometer kofrany michaelis.
Saat kita makan atau minum, kita memberikan energi (kalori) pada tubuh.
Tubuh lalu memakai energi tersebut sebagai bahan bakar untuk berbagai aktivitas.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, makin banyak energi atau kalori yang
terpakai. Kalori dapat memberikan energi, tapi asupan terlalu besar dapat
menambah berat badan hingga obesitas. Ini karena kalori ekstra yang tidak terbakar
akan disimpan dalam bentuk lemak. Maka dari itu, perlu menghitung kebutuhan
kalori kita.
Perhitungan kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda karena ada
beberapa faktor yang dapat memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis
kelamin, berat dan tinggi badan, usia, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas fisik
harian.
Kalori yang dibutuhkan oleh pria pun berbeda dengan wanita meskipun
berada pada rentang usia yang sama. Dua orang yang kembar sekalipun akan
memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada keadaan fisik dan
aktivitasnya sehari-hari. Standar kebutuhan kalori harian tiap negara juga berbeda-
beda. Di Amerika Serikat, pria disarankan untuk mengonsumsi 2.700 kalori per hari
dan wanita 2.200 kalori per harinya.
Sementara menurut National Health Service di Inggris, pria disarankan
mengonsumsi 2.500 kalori dan wanita 2.000 kalori. Berbeda dengan anjuran
Organisasi Makanan dan Pertanian AS yang menyarankan asupan kalori minimum
sebesar 1.800 kalori per hari.
Laki-laki umumnya memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi karena
massa otot yang lebih besar. Berikut kebutuhan kalori laki-laki dari masa kanak-
kanak hingga lansia.
10 – 12 tahun: 2.000 kkal
13 – 15 tahun: 2.400 kkal
16 – 18 tahun: 2.650 kkal
19 – 29 tahun: 2.650 kkal
30 – 49 tahun: 2.550 kkal
50 – 64 tahun: 2.150 kkal
65 – 80 tahun: 1.800 kkal
Di atas 80 tahun: 1.600 kkal
3. Perempuan
Ibu yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan energi lebih
untuk mendukung pertumbuhan buah hatinya. Maka dari itu, kebutuhan energi dasar
mereka perlu ditambahkan dengan ketentuan sebagai berikut.
Selain itu, kita bisa menghitung sendiri kebutuhan kalori harian menggunakan rumus
yaitu :
Rumus Harris-Benedict
Rumus ini sering digunakan oleh ahli gizi. Rumus ini memperhitungkan usia,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas.
Pertama-tama, kita perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu.
BMR atau laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan
untuk menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.
BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)
BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)
Ket : berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan
dalam satuan sentimeter (cm).
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik.
Rumus WHO
DAFTAR PUSTAKA
1. Alam, S., & Kartini, T. A. 2020. Islamic Parenting “Pola Asuh Anak: Tinjauan
Perspektif Gizi Masyarakat”.
2. Riska Wentia Phasa, Agus Sartono, Erma Handarsari. (2018). Peranan
Konsumsi Jajanan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan Protein Pada
Remaja MAN 1 Semarang
3. Adrian dan Wirjatmadi. 2012. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta :
Penerbit Kencana Prenada Media Group.
4. Hardinsyah dan Tambunan V. (2004). Angka Kecukupan Energi, Protein,
Lemak dan Serat Makanan. Jakarta : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
VIII.
5. Monika Nanda. (2021). Hellosehat : Cara Menghitung Kebutuhan Kalori
Harian Anda. Diakses pada 10 juni 2021 melalui https://hellosehat.com/nutrisi/
cara-menghitung-kebutuhan-kalori/