PEMBAHASAN
a. Protein
b. Kalsium
c. Besi
Kebutuhanan zat besi pada remaja juga meninggat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi
volume darah dan peningkatan konsentrasi (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan
kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang
kurang atau mereka dengan kehilangn besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembantas untuk
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat
besi. Hal lain yang perlu diingat adalah bioavailabilitas dari makanan umumnya sangat
rendah yaitu <10%. Sumber besi dari hewani mempunyai bioavailabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan sumber nabati.
Status besi dalam tubuh juga mempengruhi efisiensi penyerapan besi. Pada
remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan
yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber
nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu ( daging dan ikan ).
Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain adalah kafein,
tanin, fitat, zinc, dan lain-lain. AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
19-26 mg setiap hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah ( sapi, kambing, domba),
daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
d. Seng ( Zinc )
e. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan
dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energy meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolism karbohidrat menjadi energy seperti vitamin B1, B2 dan niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E
diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.
Seperti halnya kalsium yang berperan dalam interaksi protein di dalam otot
yaitu aktin dan myosin. Bila kalsium dalam darah kurang,otot tidak bisa mengendur
seseudah kontraksi sehingga menyebabkan tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan
kejang (Dysmenorrhea). Menurut Krummel (1996) yang dikutip Paath (2004)
menjelaskan, agar sepanjang dan selama siklus haid tidak menimbulkan keluhan-
keluhan atau ketidaknyamanan, remaja wanita sebaiknya mengkonsumsi makanan
seperti susu dan hasil olahannya serta sayuran berdaun hijau sebagai sumber kalsium
yag baik, sehingga mengurangi nyeri haid. Hal ini sangat bertolak belakang dengan
kebiasaan remaja putri saat ini, dimana terjadi peningkatan asupan makanan siap saji
yang cenderung mmengandung tinggi lemak, energi, natrium dan rendah asam fplat,
serat, vitamin A, vitamin C dan Kalsium.