Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Usia Remaja

2.2 Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi Pada


Usia Remaja
1. Status Individu
Biasanya wanita remaja atau wanita remaja yang telah menikah akan kesulitan
dalam memilih bahan makanan atau jenis makanan yang akan dihidangkan.
Kadang dalam menyusun hidangan makanan lebih memperhatikan orang lain
daripada dirinya, seperti keluarga dan anak jika ia telah menikah atau orang
yang dia sayang lainnya. Wanita yang telah berumah tangga biasanya lebih
memilih mengonsumsi makanan yang tidak dihabiskan oleh keluarga karena
ia merasa sayang apabila terbuang.
2. Status Ekonomi
Wanita dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi tentunya akan berbeda
gizinya dengan orang dari tingkat ekonomi rendah.
3. Anatomi Tubuh Individu
Ukuran pelvis individu berhubungan erat dengan tinggi badan seseorang.
Selain hal-hal diatas banyak faktor yang mempengaruhi antara lain
kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang gizi.
Banyak wanita terutama wanita karier atau wanita yang banyak berhubungan
dengan publik cenderung lebih mengonsumsi makanan diet tanpa lemak atau
hanya konsumsi buah-buahan daripada makanan sehat.

2.3 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi Pada Usia Remaja


Kebutuhan gizi remaja relative besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi disbanding usia
lainnya,sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

a. Protein

Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja,karena proses


pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja,kebutuhan
protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,karena memasuki masa
pertumbuhan cepat lebih dahulu. Pada akhir masa remaja,kebutuhan protein laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan
protein bagi remaja 1,5-2,0 gr/kg BB /hari. AKG protein remaja dan dewasa muda
adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber
protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik,dari segi
kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah daging merah
(sapi,kerbau,kambing), daging putih(ayam,ikan,kelinci), susu dan hasil olahannya
(keju,mentega,yakult), kedelai dan hasil olahannya (tempe,tahu),kacang-kacangan,dan
lain-lainnya.

b. Kalsium

Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi


muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan
masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50%
massa tulang dewasa dicapai pada massa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan
dewasa muda adalah 600-700 mg perhari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk
laki-laki. Sumber kalsium yang baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium
lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

c. Besi
Kebutuhanan zat besi pada remaja juga meninggat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi
volume darah dan peningkatan konsentrasi (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi
menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan
kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang
kurang atau mereka dengan kehilangn besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembantas untuk
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat
besi. Hal lain yang perlu diingat adalah bioavailabilitas dari makanan umumnya sangat
rendah yaitu <10%. Sumber besi dari hewani mempunyai bioavailabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan sumber nabati.

Status besi dalam tubuh juga mempengruhi efisiensi penyerapan besi. Pada
remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan
yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber
nabati adalah vitamin C serta sumber protein hewani tertentu ( daging dan ikan ).
Sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain adalah kafein,
tanin, fitat, zinc, dan lain-lain. AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
19-26 mg setiap hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah ( sapi, kambing, domba),
daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.

d. Seng ( Zinc )

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,


terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan
dewasa muda perempuan dan laki-laki.

e. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan
dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energy meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolism karbohidrat menjadi energy seperti vitamin B1, B2 dan niacin. Untuk
sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E
diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.

Seperti halnya kalsium yang berperan dalam interaksi protein di dalam otot
yaitu aktin dan myosin. Bila kalsium dalam darah kurang,otot tidak bisa mengendur
seseudah kontraksi sehingga menyebabkan tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan
kejang (Dysmenorrhea). Menurut Krummel (1996) yang dikutip Paath (2004)
menjelaskan, agar sepanjang dan selama siklus haid tidak menimbulkan keluhan-
keluhan atau ketidaknyamanan, remaja wanita sebaiknya mengkonsumsi makanan
seperti susu dan hasil olahannya serta sayuran berdaun hijau sebagai sumber kalsium
yag baik, sehingga mengurangi nyeri haid. Hal ini sangat bertolak belakang dengan
kebiasaan remaja putri saat ini, dimana terjadi peningkatan asupan makanan siap saji
yang cenderung mmengandung tinggi lemak, energi, natrium dan rendah asam fplat,
serat, vitamin A, vitamin C dan Kalsium.

2.4 Perhitungan Berat Badan Ideal

Untuk menghitung berat badan ideal seseorang, dapat mempergunakan rumus


yang sudah distandarkan menurut kesehatan, sehingga terjamin keakuratannya.
Rumus yang dapat digunakan contohnya rumus Brocha, rumus BMI dan lainnya.
Namun, untuk berat badan ideal pria dan wanita tentunya ada perbedaan. Berikut ini
beberapa cara perhitungan berat badan ideal :
1. Menggunakan Rumus Brocha
Cara menghitung berat badan ideal wanita dengan rumus Brocha.
Berat badan ideal wanita (kg) = (Tinggi badan(cm) 100) (15% x Tinggi
badan 100)
Cara menghitung berat badan ideal pria rumus Brocha.
Berat badan ideal pria = (Tinggi badan(cm) 100) (10% x Tinggi badan
100)
Itulah contoh cara menghitung berat badan ideal pria dan wanita menggunakan rumus
Brocha, dimana rumus ini sudah digunakan banyak orang dan sudah teruji juga dalam
ilmu kesehatan untuk menghitung berat badan ideal seseorang.

2. Menggunakan Rumus BMI


Rumus BMI (Body Mess Index) atau biasa juga disebut IMT (Index Massa
Tubuh) seringkali dijadikan acuan untuk mengetahui berat badan seseorang.
Rumus ini memadukan perhitungan antara tinggi dan berat badan seseorang.
Sehingga hasilnya akan menjadi berat badan ideal orang tersebut. Berikut ini
rumusnya :
Berat Badan Ideal = Berat Badan (kg) : (Tinggi Badan x Tinggi Badan)

2.5 Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Remaja

Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari


serta dibutuhkan untuk proses metabolism tubuh. Ada banyak cara yang bisa anda
gunakan untuk menghitung kebutuhan gizi remaja, antara lain :

1. Cara pertama : menggunakan tabel angka kecukupan gizi (AKG)


Indonesia sudah memiliki tabel AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa
zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan
tabel AKG, remaja memiliki kebutuhan energi sebesar :
Umur 10-12 tahun : 2050 kkal
Umur 13-15 tahun : 2400 kkal
Umur 16-18 tahun : 2600 kkal
2. Cara kedua : menggunakan rumus berdasarkan berat badan
Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energi remaja ialah dengan
menggunakan rumus berikut :
Remaja putri
Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari
Remaja putra
Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

Anda mungkin juga menyukai