Anda di halaman 1dari 7

HAND OUT

Mata Kuliah : Gizi Reproduksi

Materi : Kebutuhan Gizi Pada Remaja

Dosen Pengampuh : Ratna Dewi, SKM, MPH

URAIAN MATERI

PENDAHULUAN

Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara
anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-19 tahun.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik
karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area penting dalam kesehatan remaja
adalah kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi remaja (adolescent
reproduktif health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja.
Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksipada remaja
adalah status gizi. Asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Ketidak seimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Berbagai perubahan terjadi pada diri remaja baik itu perubahan fisik maupun
psikis. Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, sehingga terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Pertumbuhan fisik pada remaja terjadi bersamaan dengan prosesmatangnya organ
reproduksi. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan,
misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR,
penurunan kesegaran jasmani, banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan
kelompok remaja menderita/mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut
antara lain anemia dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi nemia
berkisar antara 40%-88%, sedangkan pravelensi remaja dengn IMT kurus berkisar
antara 305-40%.
ISI MATERI

A. Analisis kebutuhan zat gizi pada remaja


Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Masa remaja membutuhkan banyak zat gizi. Secara fisik
terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat badan dan tinggi
badan pada masa remaja. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi.
Jika kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan selanjutnya.
Terutama pada perempuan karena akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan
kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan
pada saat hamil, serta produksi ASItidak bagus. Perempuan yang fisiknya tidak pernah
tumbuh sempurna karena kurang zat gizi juga berisiko melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan
usia lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Penentuan kebutuhan zat gizi
remaja secara umum didasari pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk di
Indonesia.

Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari
pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometris, diet, serta psikososial. Secara garis besar,
remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja putri. Pada usia 16 tahun
remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900 pada
usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usai 12 tahun (2.550 kkal),
kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan
pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk. Menganjurkan
penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan energy yang lebih
baik. Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,
sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan
usia kronologis. Untuk remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm
tinggi badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis
mineral juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok
karena kedua mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot.
Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg remaja.
Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin di
atas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin harus
ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin ini diketahui berperan dalam proses
pelepasan energy dari karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan
pertambahan asupan vitamin B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan
dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat
rusak, asupan vitamin A, C, dan E juga perlu ditingkatkan disamping vitamin D karena
perannya dalam proses pembentukan tulang.

B. Jenis dan fungsi yang dibutuhkan pada remaja


1. Protein
Protein adalah nutrisi yang berperan dalam proses pertumbuhan tulang dan otot
hingga maturasi seksual pada remaja. Sehingga, jika kebutuhannya tidak terpenuhi,
akan terjadi gangguan pada kedua proses penting tersebut.Kebutuhan protein untuk
anak remaja bisa berbeda, tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. Untuk remaja
laki-laki, berikut ini kebutuhan proteinnya sesuai usia.
Usia 10-12 tahun: 56 gram
Usia 13-15 tahun: 72 gram
Usia 16-18 tahun: 66 gram
Sementara itu untuk remaja perempuan, ini kebutuhkan proteinnya berdasarkan usia.
Usia 10-12 tahun: 60 gram
Usia 13-15 tahun: 69 gram
Usia 16-18 tahun: 59 gram
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh. Energi ini tidak hanya
digunakan untuk melakukan pergerakan fisik, tapi juga berkonsenterasi di sekolah dan
berpikir saat belajar.Remaja dianjurkan untuk mendapatkan 50% atau lebih energinya
dari karbohidrat. Namun, hanya 10-25% nya yang disarankan didapatkan dari
karbohidrat sederhana seperti nasi putih. Sisanya, sebaiknya didapatkan dari
karbohidrat kompleks yang ada pada nasi merah, gandum, ataupun umbi-umbian.
3. Lemak
Selama ini, lemak punya reputasi buruk karena dianggap hanya akan membuat tubuh
menjadi gemuk. Padahal dalam jumlah yang cukup, komponen yang satu ini penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal.Konsumsi lemak dianjurkan tidak
melebihi 30% dari total energi dan tidak lebih dari 10% nya berasal dari lemak jenuh.
Lemak jenuh adalah lemak “jahat” yang dalam jumlah berlebih bisa menyebabkan
kegemukan dan menumpuk serta menyumbat di pembuluh darah, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.Contoh makanan yang mengandung
lemak jenuh antara lain adalah ayam goreng cepat saji, mentega, daging berlemak, es
krim, donat, dan makanan sejenisnya yang lain.
4. Vitamin
Pada remaja, ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk dicukupi kebutuhannya,
yaitu :
1. Vitamin A. Vitamin ini penting untuk penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, dan
sistem pertahanan tubuh atau imunitas.
2. Vitamin C. Penting untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan karena
berperan dalam pembentukan kolagen.
3. Vitamin E. Sebagai sumber antioksidan yang penting selama masa pertumbuhan.
4. Folat. Kekurangan folat bisa menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik.
5. Mineral
Kebutuhan mineral, terutama kalsium meningkat drastis pada remaja karena pada
masa inilah pertumbuhan tulang terjadi secara pesat. Angka kecukupan kalsium untuk
remaja adalah 1.300 mg per hari dan bisa didapatkan dari susu, keju, maupun yogurt.
Saat ini juga terdapat banyak makanan dan minuman yang sudah diperkaya dengan
kalsium.Selain kalsium, mineral lain seperti zat besi dan zinc juga sangat penting
selama masa pertumbuhan. Baik remaja laki-laki maupun perempuan membutuhkan
lebih banyak zat besi karena massa otot dan volume darah yang terus bertambah. Pada
remaja laki-laki zat besi yang dibutuhkan adalah 10-12 mg/hari, sedangkan remaja
perempuan memerlukam 15 mg/hari.
6. Serat
Serat penting dikonsumsi untuk menjaga fungsi organ pencernaan dan menurunkan
risiko seseorang terkena penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung koroner, dan
diabetes melitus tipe 2.
B. Contoh menu gizi seimbang
Contoh menu untuk satu hari yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi seimbang
pada remaja:
Makan Pagi (sarapan) Makan Siang Makan Malam
1 piring nasi uduk (100-150 Nasi putih (125-250 gram) 1 piring nasi putih (125-250
gram) 1 mangkuk sedang tumis gram)
1-2 butir telur ayam balado brokoli dan wortel (30-100 1 potong besar dada ayam
(50-100 gram) gram) bakar tanpa kulit (75 gram)
1-2 potong sedang tahu (30- 1 mangkuk sedang daging 1 mangkuk sedang tumis
50 gram) sapi lada hitam (50-75 gram) buncis (40-100 gram)
1 mangkuk sedang sayur kol 1-2 potong sedang tempe (30- 1 mangkuk kecil tumis
(30-100 gram) 50 gram) oncom (40-50 gram)
1 gelas susu putih (100 ml) Selingan (camilan) 1 gelas susu putih (100 ml)
Selingan (camilan) 2 buah kiwi ukuran sedang
2 buah jeruk ukuran sedang (200-250 gram)
(200-250 gram)

Pemberian aneka menu harian bisa Anda sesuai kembali dengan selera dan makanan
kesukaan anak. Namun tetap pastikan, makanan yang Anda sajikan dapat memenuhi
semua kebutuhan gizi anak remaja.
C. Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja dan penatalaksanaannya
Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain :
1. Kurus
Menurut Susenas 1999-2003, sebesar 35-40% wanita usia subur (WUS) 15-19 tahun
beresiko Kekurangan Energi Kronis. Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya
lebih banyak ditemukan pada remaja perempuan. Seringkali remaja putri memilii motto
bahwa “kurus itu indah” sehingga mereka sering melakukan diet tanpa pengawasan dari
dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat gizi penting tidak terpenuhi. Penatalaksanaan dari
masalah ini bias dilakukan dengan terapi gizi atau dengan pengobatan jika menderita
sakit dilanjutkan dengan pemulihan gizi.
2. Obesitas
Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar BBI
(Berat Badan Ideal), atau juga keadaan jika seseorang mempunyai berat badan 12%
lebih besar dari berat badan seharusnya pada usianya. Obesitas biasanya disebabkan
karena remaja tidak dapat mengontrol makanannya, makan dalam jumlah berlebih
sehingga berat badannya melebihi ukuran normal. Penatalaksanaan yang bias dilakukan
untuk penderita obesitas adalah mengembangkan diet yang sehat, olahraga secara
bertahap, dan untuk penderita obeitas yang luar biasa gemuk sehingga bias mengancam
hidupnya dilakukan oprasi untuk mengecilkan lambung yang dinamakan gastroplasti
atau prosedur penjepitan lambung.
3. Anemia
Anemia merupakan kelanjutan dampak dari kurang zat gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan zat gizi Mikro (vitamin, mineral). Masalah anemia pada remaja
terutama remaja putri dapat diatasi dengan suplementasi iron/zinc. Makanan sumber zat
besi/zinc yaitu sumber hewani seperti daging, produk laut dan sumber nabati seperti
kacang-kacangan.
4. Anoreksia Nervosa dan Bulimia
Anoreksia dan bulimia merupakan bentuk eating disorder yaitu kelainan pola makan
yang biasanya lebih sering terjadi pada perempuan. Gangguan tersebut dihasilkan oleh
ketakutan tubuh menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental itu akan terpancar
melalui penyiksaan fisik. Upaya penatalaksanaan anoreksia dan bulimia pada umumnya
terdiri dari 2 tahap yaitu mengembalikan berat badan normal, serta terapi psikis yang
seringkali dibarengi dengan pemberian obat-obatan.
D. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi pada remaja
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
1. Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah,
khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth
spurt) setelah pertumbuhan pada masa balita.
2. Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke
konsumsi makanan sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi
dan
vitamin A.
3. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan
tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut.
Biasanya, zat gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi
masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak
dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada
tepung.
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai