Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“MENENTUKAN KALORI”

OLEH
ADINDA ROSDIANA DEWI
(2720160009)
MUHAMMAD ZULFA
(2720160019)

Universitas Islam As-Syafi’iyah


Fakultas Ilmu Kesehatan
Semester IV A
Tahun Pelajaran 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup, namun masih jarang
orang peduli dengan kesehatannya sendiri. Salah satu cara menjaga kesehatan
adalah dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk setiap orang guna
kelangsungan hidupnya. Selain itu makanan merupakan salah satu hal utama
untuk menyokong tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas. Keseimbangan
konsumsi makanan dapat menentukan kesehatan seseorang. Terlalu banyak
mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya dengan makanan
lain bisa mengakibatkan gangguan kesehatan. Kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam mengatur pola makan menjadi salah satu faktor seseorang
mengabaikan pola makan yang seimbang.
Pola makan yang seimbang adalah mengkonsumsi makanan yang terdiri
dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai dengan
kebutuhan jumlah kalori yang dibutuhkan. Tidak semua orang mengetahui
jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dan mengabaikan makanan yang
sehat. Masyarakat lebih cenderung memilih makanan yang mengenyangkan
dan memiliki rasa yang nikmat tanpa menghiraukan kandungan gizi yang
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan
berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi
optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan
masalah penting, karena dapat menyebabkan risiko penyakit tertentu. Oleh
sebab itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang
untuk mengetahui status gizi orang tersebut. Salah satu alat sederhana yang
digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa adalah dengan Body
massa Index (BMI), dengan menggunakan BMI akan diketahui status gizi
seseorang (Almatsier, 2001: 9). Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
status gizi dan berat badan yang ideal turut mempengaruhi pola makan.
Karena kurangnya pengetahuan tersebut, menjadikan seseorang tidak tahu
apakah mereka harus mengurangi makanan atau justru menambah makanan
yang dikonsumsi. Kelebihan konsumsi makanan yang mengandung kalori
tinggi akan disimpan sebagai lemak. Penumpukan lemak yang berlebihan
dapat menggangu ruang gerak seseorang dalam beraktivitas dan bahkan dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Berdasarkan permasalahan diatas,
dibutuhkan aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui
kebutuhan jumlah kalori serta saran makanan yang harus dikonsumsi.
Perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, dapat membantu
seseorang untuk mengetahui jumlah asupan kalori serta jumlah konsumsi
makanan yang diperlukan. Masyarakat dapat mengetahui status gizi,
kebutuhan jumlah kalori, berat ideal, serta saran menu makanan yang
dikonsumsi, selain itu terdapat informasi daftar makanan dan kandungan
kalori yang terkandung didalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kalori?
2. Berapa kalori yang dibutuhkan tubuh setiap hari nya sesuai umur?
3. Apa saja bahaya dari kekurangan dan kelebihan kalori?
4. Bagaimana rumus menentukan kalori?
5. Bagaimana menentukan kalori untuk pasien dengan penyakit Diabetes
Mellitus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalori secara umum.
2. Untuk mengetahui berapa kalori yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.
3. Untuk mengetahui bahaya apa saja yang dapat timbul jika tubuh
kekurangan atau kelebihan kalori.
4. Untuk mengetahui kebutuhan kalori menggunakan rumus yang ada.
5. Untuk mengetahui kebutuhan kalori untuk pasien dengan penyakit
Diabetes Mellitus.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah :
Materi ini dapat digunakan untuk memberikan tambahan pengetahuan
dan wawasan tentang status gizi, kebutuhan kalori, dan saran menu makanan
berdasarkan kebutuhan kalori serta informasi tentang daftar makanan beserta
kandungan kalori didalamnya, sehingga pengguna dapat mencari informasi
kandungan kalori yang terdapat didalam makanan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kalori merupakan satuan untuk menghitung jumlah energi, untuk setiap
makanan yang kita makan biasanya mengandung kalori yang tentunya sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktifitas setiap hari dan setiap orang
mempunyai kebutuhan kalori yang berbeda-beda pula.
Untuk lebih jelasnya kalori digambarkan sebagai bahan bakar untuk
kendaraan supaya kendaraan tersebut dapat bergerak maka dibutuhkan bahan
bakar, dan untuk manusia bahan bakar tersebut dinamakan kalori, jadi sudah
jelas. Manusia membutuhkan kalori yang cukup agar bisa menjalankan
aktivitas ataupun berolahraga setiap harinya.
Sumber kalori dari makanan dihasilkan dari lemak, karbohidrat dan juga
protein, dan yang memiliki kandungan kalori terbesar dari semuanya adalah
dari lemak, untuk setiap gramnya karbohidrat dan protein mengandung 4
kalori tapi untuk lemak setiap 1 gramnya mengandung 9 kalori jadi lemak
memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein dan
juga karbohidrat.
Setelah mengatahui apa itu kalori, maka perlu tahu juga sebenarnya apa
sebutan kalori yang tepat. Dalam istilah bidang ilmu fisika, satu kalori
didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
1 gram air sebesar satu derajat celcius. Perawat, Ahli gizi, dokter gizi, serta
praktisi kesehatan umumnya juga menggunakan kalori untuk mengukur
jumlah energi dalam makanan. Biasanya istilah yang digunakan adalah
kilokalori (kkal atau kcal) yang setara dengan 1.000 kalori atau calorie. Hal
ini terlihat dari saran pemberian diet yang diberikan oleh ahligizi atau dokter
bertuliskan 2000 kkal, 1700 kkal, dsb. Tetapi yang sering dijumpai penulisan
istilah kalori untuk makanan menggunakan kata ‘kal atau cal’, misalnya pada
label nutrition fact makanan kemasan, media informasi kesehatan terkait
dengan kalori makanan. Ternyata ada dua tipe istilah untuk kalori:
a) kalori kecil (simbol: kal atau cal) = 1 cal adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan satu gram air dengan satu derajat Celcius.
b) kalori besar (simbol: Kal, Cal, kkal atau kcal) – 1 Cal adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk menaikkan satu kilogram air dengan satu derajat
Celcius.
*1 kalori besar (1kkal) = 1.000 kalori kecil
Dari sini bisa disimpulkan kalau penggunaan singkatan untuk menyebut
kalori dalam makanan adalah ‘Kal’ atau ‘Cal’ yang ditulis menggunakan huruf
‘K’ atau ‘C’ (besar atau kapital) dan tetap dibaca ‘Kalori’. Karena 1 Kal = 1
kkal , 1 Cal= 1kcal atau 1 Kal = 1000kal, 1Cal= 1000 cal. Sehingga, jika
dalam 1 kemasan susu bertuliskan 150 Kal artinya mengandung 150.000
kalori, sama seperti jika disebutkan 150 kkal. Walaupun tidak semua penulisan
kalori pada makanan ditulis dengan huruf kapital ‘K’ atau ‘C’ agar bernilai
1000 kalori, tetapi penulisan satuan kalori yang berhubungan dengan makanan
dan minuman dianggap sebagai satuan kilokalori.
Selain penggunaan kata kalori, di beberapa negara seperti eropa dan
australia menggunakan unit Satuan Internasional dari pengukuran energi
yaitu joule. Biasanya nilai kalori pada makanan ditulis dalam satuan joule.
Satu kalori setara dengan sekitar 4,184 joule. Karena kalori pada makanan
satuannya adalah kilokalori, maka untuk satuan joule menjadi kilojoule (kJ).
Dengan mengetahui tentang kalori dan keberadaannya dalam makanan
menjadi salah satu langkah awal untuk bisa menjaga kesehatan dari makanan.
Kalori tidak berbahaya bagi tubuh, karena tubuh memerlukannya untuk
menghasilkan energi. Tetapi mengkonsumsi terlalu banyak kalori (yang
diperoleh dari makanan dan minuman), tanpa adanya proses pengeluaran
kalori yang sesuai melalui aktivitas fisik, akan menimbulkan kenaikan berat
badan. Efek dari kenaikan berat badan ini yang kemudian dikaitakan dengan
bahaya-bahaya bagi kesehatan tubuh. Point pentingnya adalah seimbang
dalam mengkonsumsi kalori (dari makanan dan minuman) dan menggunakan
kalori (dengan aktivitas fisik). Tidak mengkonsumsi kalori terlalu sedikit atau
berlebihan, karena keduanya punya risiko terhadap kesehatan.
B. Menentukan Kalori Untuk Semua Umur
1. Bayi (0 – 1 tahun)

J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Rata-rata bayi lahir fullterm memerlukan 120 kalori per kilogram


berat setiap harinya agar dapat bertumbuh menjadi sehat. Sebagai contoh,
jika berat bayi 4.55 kilogram, kalikan 4.5 dengan 120. Hasilnya 546. Ini
adalah jumlah kalori makanan bayi yang perlu diperhatikan setiap hari.
Setiap 100 mL ASI matang (ASI yang diproduksi setelah 21 hari dari
laktasi) mengandung sekitar:
a) 70 kalori
b) 89,97 g air
c) 4 g karbohidrat (terutama laktosa)
d) 2 g lemak
e) 3 g protein
Komposisi susu juga bervariasi pada tahap menyusui. ASI yang
matang terlihat sangat berbeda dari kolostrum, susu yang dihasilkan pada
beberapa hari pertama setelah persalinan. Perlu dicatat bahwa kolostrum
adalah makanan rendah lemak dan karbohidrat. Setiap 100 mL kolostrum
mengandung sekitar:
a) 58 kalori
b) 3 g karbohidrat
c) 9 g lemak
d) 7 g protein
Sebagai hasilnya, ada lebih sedikit kalori makanan pada ASI
di beberapa hari pertama hidup bayi. Kolostrum berwarna kuning karena
kandungan betakaroten-nya yang tinggi (10 kali lebih banyak dibanding
ASI dewasa). Kolostrum juga mengandung kadar yang tinggi pada vitamin
E dan zinc. Frekuensi bayi menyusu di minggu-minggu pertama
kehidupannya akan sangat vital untuk membangun pasokan ASI yang baik,
juga demi tumbuh kembangnya ke depan. Kebanyakan bayi baru
lahir perlu menyusu kurang lebih 8-12 kali per hari (per 24 jam).
Untuk bayi berusia 1 sampai 2 bulan, sesi menyusui idealnya
sebanyak 7-9 kali dalam sehari.
2. Anak (1 – 3 tahun)
3.
4. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Menurut angka kecukupan gizi dari Kementerian Kesehatan, rata-


rata kebutuhan kalori anak 1-3 tahun adalah sekitar 1.125 kalori per hari.
Jadi, dalam satu hari harus dibagi kebutuhan makan tersebut dengan porsi
yang sesuai, seperti:
a) Makanan pokok. Seperti nasi, roti, bihun, kentang, atau mi dengan
porsi sekitar 150 gram. Porsi ini setara dengan 2 porsi nasi orang
dewasa atau sekitar 2 centong nasi.
b) Lauk hewani seperti daging sapi, daging ayam, telur, atau ikan.

c) Lauk nabati seperti tempe, tahu, kacang kedelai, atau kacang merah.

d) Sayur dan buah-buahan. Untuk anak 1-3 tahun, porsi sayur dalam
sehari adalah 1½ porsi atau sama dengan 1½ gelas belimbing dan
buah-buahan sebanyak 3 porsi.

e) Makanan selingan.

f) Susu berikan satu kali dalam sehari sebagai pengganti ASI.

5. Pra Sekolah (4 – 6 tahun)


6.
7. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Umumnya kebutuhan kalori harian anak usia prasekolah (4-6 tahun)


berkisar sebanyak 1.600 kalori.
Berikut ini merupakan daftar makanan sehat yang harus didapat anak-anak
usia prasekolah setiap hari demi mencukupi kebutuhan gizinya.
a) Buah dan Sayuran
Anak prasekolah usia 4-6 tahun membutuhkan setidaknya 2 porsi
buah dan 3 porsi sayuran setiap hari. Sebagai perbandingan, satu porsi
buah adalah satu buah yang berukuran sedang atau dua buah ukuran
kecil. Sementara itu, satu porsi sayuran sama dengan satu buah
kentang ukuran sedang atau 30 gram bayam (satu ikat bayam utuh
sekitar 200 gram).
b) Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat sederhana yang ditemukan dalam roti tawar putih,
pasta terigu, dan nasi putih cepat menaik-turunkan gula darah, yang
membuat anak cepat lesu.
Sebagai gantinya, makanan kaya akan karbohidrat kompleks
dari biji-bijian utuh, seperti roti gandum, sereal gandum, kacang-
kacangan, dan/atau beras merah. Karbohidrat kompleks dapat
menyediakan tingkat energi yang stabil untuk anak-anak beraktivitas
sepanjang hari. Asupan karbohidrat yang dibutuhkan anak prasekolah
biasanya sebanyak 300 gram per hari.
c) Daging tanpa lemak
Kebutuhan protein harian anak usia 4-6 tahun adalah 35 gram per
hari. Selain itu, daging hewan nonlemak seperti ikan, ayam, dan
unggas dapat memenuhi kebutuhan zat besi, zinc, vitamin B12, omega-
3, asam lemak dan protein untuk tumbuh kembang otot anak.
Kandungan zat besi dan asam lemak omega-3 juga berperan penting
untuk memelihara fungsi kognitif otak anak untuk belajar.
d) Susu dan produk susu lainnya
Kalsium sangat diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi
anak. Tidak hanya dibutuhkan oleh tulang, kalsium juga diperlukan
untuk fungsi jantung, pembekuan darah, serta fungsi otot. Sumber
utama kalsium adalah semua susu dan produk susu, seperti keju dan
yogurt. Konsumsi susu yang dianjurkan untuk anak prasekolah adalah
200 ml setiap hari.
8. Sekolah (7 – 12 Tahun)

9.
10. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Beberapa Kebutuhan Gizi Anak usia sekolah :


a) Energi
Kebutuhan energi untuk anak umur 7 tahun hingga 12 tahun sekitar
1.900 kilo kalori yang berasal dari gabungan karbohidrat, lemak dan
protein. Tentu saja tidak terpaku dalam angka tersebut. Bisa
menyesuaikan dengan berat badan dan tinggi badan anak.
b) Protein
Kebutuhan protein untuk anak sekolah yakni 1gr/Kg (BB) anak.
Terdapat dua jenis protein yakni protein hewani dan protein nabati.
Keduanya sama – sama baik dikonsumsi untuk tubuh asal dengan porsi
yang cukup.
c) Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat anak sekolahan yakni sekitar 40% dari total
kalori. Bisa didapatkan dari nasi, singkong, gandum dan kentang.
d) Lemak
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut berbagai vitamin seperti
A, D, E dan K selain itu juga berfungsi sebagai cadangan energi.
Sumber lemak bisa didapatkan dari minyak, kacang – kacangan,
kuning telur, mentega dan banyak lainnya. Untuk kebutuhan lemaknya
sendiri sekitar 20% dari total kalori/energi.
11. Remaja (13 – 24 tahun)

12.
13.
14. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Remaja lelaki membutuhkan sekitar 2.500 hingga 2.800 kalori setiap


harinya, sedangkan remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori per
hari. Idealnya kebutuhan kalori tersebut bersumber dari protein, susu
rendah lemak, biji-bijian (kacang-kacangan), sayuran dan buah-buahan.
15. Dewasa (25 – 45 tahun)

16.
17. J

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang


Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
Secara umum, asupan rata-rata kalori harian bagi pria dewasa adalah 2.500
kalori, sedangkan perempuan dewasa sekitar 2.000 kalori. Namun, jumlah
tersebut sebenarnya dipengaruhi juga oleh kegiatan yang dilakukan sehari-
hari. Jika kegiatan yang dilakukan membutuhkan aktivitas fisik yang lebih
berat, maka kebutuhan akan asupan kalori harian tentu meningkat.
Misalnya, kebutuhan kalori seorang pekerja tani akan lebih banyak, jika
dibandingkan dengan pekerja kantoran yang lebih banyak duduk.
18. Lansia

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang


Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Menurut Durmin (1992) lansia dibagi menjadi 2 yaitu : Young ederly (65-
74 tahun) dan older elderly (75 tahun >). Di Indonesia menurut Alwi
Dahlan seseorang dikatakan lansia sudah memasuki usia pensiun >60
tahun. Besaran protein yg diperlukan tubuh bagi lansia 0,8 gr/kgBB/hari
atau lansia harus menkonsumsi protein 12-15% atau 20-25% total kalori
seiring dengan kebutuhan yang meningkat akibat stress, infeksi atau patah
tulang serta pembedahan. BMR pada usia > 25 tahun turun 1% /1 tahun.
Lansia mengkonsumsi karbohidrat hanya 45-50% dari 55-60% kalori total
atau sekitar 1900 kkal (wanita) dan 2300 (pria). Ditandai penurunan
laktase (enzim yg hidrolisis laktosa) menyebabkan metabolisme bakteri
sehingga berdampak adanya gas (flatus), diare atau kram. asupan lemak
dibatasi 20 % dari total kalori, sisanya diupayakan dari karbohidrat untuk
mengurangi kadar kolesterol dlm darah yang menjadi cikal bakal PJK
(penyakit jantung koroner).
19. Ibu Hamil

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang


Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Berat badan ibu hamil akan bertambah sampai 12,5 kg, tergantung berat
badan sebelum hamil. Untuk tambahan berat sebanyak itu dibutuhkan
sekitar 80.000 kalori. Dari jumlah tersebut, 36.000 kalori untuk
pembakaran tubuh, 44.000 kalori sisanya untuk pembuatan jaringan
baru.Jika rata-rata, ibu hamil membutuhkan tambahan 300 kalori / hari
atau sekitar 15% lebih dari normal maka tersebut membutuhkan 2.800 -
3.000 kalori makanan sehari. Setiap gram zat pati atau protein
menghasilkan 4 kalori. Sedang dalam setiap gram zat lemak memberikan 9
kalori. Namun, untuk memperoleh tambahan 300 kalori, tidak boleh
diambil dari 75 g nasi yang memang setara 300 kalori. Dalam tambahan
3000 kalori itu harus ada juga protein, lemak dan zat patinya.
20. Ibu Menyusui

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang


Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia

Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik
adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap
100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari
untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk
menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi
2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).
C. Efek Kekurangan Dan Kelebihan Kalori
1. Kekurangan
a) Marasmus
Adalah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain
pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus (Nurarif, 2014).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energy. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,
protein, dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahannkan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan
tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah
25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa
jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan keton
bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energy kalau kekurangan makanan ini berjalan
menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memcah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh (Muchlis
Lubis, 2002). Marasmus ditandai dengan kehilangan turgor kulit,
kehilangan berat badan, atropi otot dengan akibat hipotoni, badan
kurus kering, ubun-ubun cekung ada bayi, malaise, kelaparan dan
apatis.
b) Kwashiorkor
Merupakan sindrom klinis aibat dari defisiensi protein berat dan
masukan atau dari kehilangan yang berlebihan, yang disertai tanda-
tanda klinis seperti edema diseluruh tubuh, rambut tipis, wajah
membulat dan sembap (Depkes, 2002). Terjadinya kwashiorkor dapat
diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya kurang dari
kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam amino esensial
dalam serum yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel.
Semakin asam amino berkurang dalam serum ini akan meyebabka
kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat
edema.
c) Marasmik-Kwashiorkor
Salah satu kondisi dari kurang gizi berat yang gejala klinisnya
merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.
d) Menurunnya Kesehatan Sistem Saraf Otak
Saraf otak yang terkena gangguan akan membuat seseorang
menjadi kurang bisa berkonsentrasi atau berfokus pada suatu hal yang
juga mengakibatkan kecerdasan yang menurun serta kepikunan bahkan
penglihatan pun juga bisa terkena dampaknya. Bila kadar kalori,
terutama protein, tak dalam kondisi normal dan malah berkurang,
hubungan saraf penglihatan pun menjadi kurang optimal.
e) Hipoglikemia
Menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan
metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga
timbul berbagai keluhan dan gejala klinik (Admin, 2012).
f) Mengalami Gangguan Hormon
Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh asupan kalori
yang cukup dan tidak lupa juga akan produksi akan berbagai macam
enzim yang mendukung fungsi tubuh. Jika hormon dan enzim
mengalami gangguan dan menjadi tak seimbang, otomatis keoptimalan
dari sistem pencernaan dan reproduksi pun akan mengalami gangguan
juga. Kedua sistem tersebut mendapat dukungan penuh dari pasokan
kalori di mana enzim dan hormon terlibat di dalamnya.
g) Mengalami Gangguan Kesehatan Rambut, Kulit dan Kuku
Rambut dapat menjadi mudah pecah, bercabang, kering dan juga
kemerahan sehingga akan sangat kelihatan bahwa rambut tersebut
tidak terawat baik dan rusak. Kulit yang kekurangan kalori juga bisa
menjadi rusak dan sangat mudah terpapar radikal bebas sehingga
berisiko mengalami penyakit kulit, kekeringan serta kekusaman. Kuku
pun berpeluang untuk diserang berbagai kondisi buruk, seperti
ketidakmerataan pada permukaannya dan juga kekeringan. Terkadang
kuku pun bisa mengalami perubahan warna sehingga kelihatan tidak
jernih dan bening seperti seharusnya.
h) Kelaparan
Karbohidrat memainkan peran sebagai sumber energi dan tenaga
untuk setiap tubuh manusia, maka ketika tubuh tak mendapatkan
asupan nutrisi satu ini, seseorang akan menjadi cepat dan gampang
lapar.
i) Mengalami Gangguan pada Otot
Gangguan pada jaringan otot bisa dimulai dari munculnya rasa
sakit di bagian otot dan hal ini menunjukkan bahwa sistem otot tidak
dapat bekerja dengan baik dan secara maksimal. Karena massa otot
turun, ini dapat membuat tubuh melemah dan kalau tak segera
ditangani dengan memenuhi kalori tersebut, kondisi bisa menjadi lebih
serius seperti misalnya fisik terlalu kurus.
j) Merusak Perkembangan Sel
Keberlangsungan kehidupan sel bisa menjadi terganggu apabila
asupan kalori tidaklah terpenuhi dengan baik alias mengalami
defisiensi. Dampak buruk yang paling umum adalah mudah
terserangnya sel oleh radikal bebas, bahkan perkembangan sel juga
bisa dirusak oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan
ketidakwajaran pada pertumbuhannya.
k) Lambatnya Sistem Metabolisme
Kekurangan kalori karbohidrat bisa menjadi hal yang buruk bagi
metabolisme tubuh manusia karena fungsi dan prosesnya akan menjadi
lebih lambat dari seharusnya. Karbohidrat yang asupannya kurang bisa
mengganggu sistem metabolisme, jadi sebelum menjadi lebih serius,
ada baiknya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat sesegera
mungkin.
2. Kelebihan
Selain adanya efek kekurangan kalori, ada juga risiko-risiko yang
harus ditanggung apabila kita sampai mengalami kelebihan kalori. Berikut
ini bisa dilihat kondisi apa saja yang bisa terjadi ketika kelebihan kalori
lemak, karbohidrat serta protein.
a) Obesitas
Kebanyakan mengonsumsi karbohidrat, lemak dan protein bisa
memicu kelebihan berat badan yang juga disebut dengan istilah
obesitas. Ini bisa saja terjadi ketika seseorang terlalu banyak makan
sumber makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya tanpa
diimbangi bergerak aktif atau melakukan olahraga. Apabila setelah
mengonsumsi karbohidrat langsung tidur, maka peluang obesitas
menjadi lebih besar.
b) Kerusakan Otak dan Hati
Kekurangan kalori bisa merusak saraf otak, begitu juga ketika
kelebihan kalori. Organ hati dan otak dapat terancam fungsi dan
kesehatannya ketika asupan kalori protein terlalu berlebihan di dalam
tubuh. Terlalu berlebihan maka bisa dengan mudah memproduksi
racun yang organ hati akan proses sehingga nantinya menimbulkan
penimbunan racun. Inilah yang kemudian menjadikan fungsi otak dan
hati mengalami ketidakseimbangan.
c) Gangguan pada Dinding Arteri
Konsumsi lemak, apalagi lemak jenuh yang berlebihan bisa
memicu kolesterol tinggi dan ini otomatis akan berdampak buruk bagi
arteri jantung. Masalah kesehatan lainnya bisa muncul apabila arteri
telah rusak, seperti halnya gangguan penyakit ginjal dan otak. Gejala
penyakit jantung juga menjadi risikonya.
d) Berisiko Kanker
Akibat nutrisi yang tak seimbang atau berlebihan, apalagi kalori
lemak, tanpa diimbangi dengan konsumsi sumber makanan dengan
kandungan serat tinggi, sel kanker pun bisa tumbuh dan berkembang di
organ manapun. Kanker yang paling umum adalah kanker organ
reproduksi, kanker ginjal, kanker kandung empedu serta kanker usus
besar.
e) Dehidrasi
Kelebihan kalori, khususnya protein, mampu memicu kondisi
dehidrasi alias kurangnya cairan di dalam tubuh. Tubuh yang di
dalamnya terlalu banyak kadar proteinnya akan terbeban dan
melakukan pekerjaan berat saat membangun jaringan tubuh. Ketika
mengkonsumsi banyak protein, asupan air juga harus banyak untuk
menyeimbangkannya.
f) Kerusakan Organ Ginjal
Fungsi ginjal adalah sebagai penyaring segala bentuk senyawa atau
zat yang organ tubuh lainnya hasilkan. Kalori yang terlalu banyak di
dalam tubuh maka akan memberatkan kinerja ginjal karena banyaknya
zat racun yang ginjal harus saring. Kondisi ini bisa muncul ketika
seseorang terlalu banyak mengonsumsi protein hewani.
g) Sembelit
Seseorang yang memiliki kebiasaan memakan segala sumber
makanan berkalori tinggi terutama protein bisa memberi dampak buruk
pada sistem kinerja organ tubuh, terutama pencernaan, yaitu perut dan
usus. Apalagi jika hanya sedikit mengonsumsi serat atau bahkan tidak.
Sehingga usus hanya berfokus mencerna protein yang banyak masuk
ke dalam tubuh.
h) Asam Urat
Kalori yang terlalu tinggi di dalam tubuh pun mampu memicu
adanya asam urat yang meningkat, dan hal ini akan bisa dialami oleh
para pengonsumsi protein hewani. Sumber lemak jenuh akan sangat
tinggi sehingga kadar kolesterol juga dapat ikut naik. Jumlah kolesterol
yang meningkat bisa memengaruhi kondisi asam urat sehingga
memang menjadikan keadaan ini tampak seperti penyakit komplikasi
yang sangat berbahaya.
i) Trigliserida Tinggi
Karbohidrat yang terlalu tinggi di dalam tubuh mampu
menyebabkan trigliserida meningkat. Pada normalnya, kadar
trigliserida seharusnya ada di kurang lebih 150 mg/dL. Risiko penyakit
jantung adalah yang paling tinggi dan mengancam apabila kandungan
trigliserida pada tubuh meningkat.
j) Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi yang tak boleh
diabaikan dan perlu diwaspadai karena ini dapat menjadi efek buruk
dari kelebihan kalori karbohidrat yang memberi serangan kepada
kerusakan metabolisme tubuh. Hipertensi, penyakit jantung dan
kondisi lainnya bisa terjadi, begitu juga dengan diabetes pun bisa
muncul satu per satu.
k) Diabetes Mellitus
Merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukasa
dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu
hormone yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
l) Produksi Lemak Meningkat
Kalori karbohidrat yang terlalu tinggi kadarnya di dalam tubuh
dapat memicu beratnya perputaran lemak. Seluruh organ tubuh yang
memerlukan lemak sebenarnya akan menerima insulin yang pankreas
hasilkan dan organ hati olah, maka jika karbohidrat terlalu banyak,
ketidakmaksimalan perputaran lemak di setiap pos organ tubuh pun
terjadi.
D. Kebutuhan Gizi
1. Berdasar Usia
a) Anak (1 – 3 tahun) dan Prasekolah (4 – 6 tahun)

b) Sekolah (7 – 13 tahun)

c) Remaja
d) Dewasa

e) Ibu Hamil dan Menyusui


2. Jenis Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah diet yang mengandung
energy dan protein diatas kebutuhan normal. Indikasi pemberian diet ini
dintaranya kurang energi protein, pre dan pst operasi tertentu, multiple
trauma dan seama radioterapi dan kemoterapi, luka bakar berat hipertiroid,
hamil dan post partum. Syarat nya Tinggi Kalori (40 – 45 kkal/kg BB),
Protein tinggi (2.0 – 2.5 g/kg BB), Lemak cukup (10 – 25 % dari tot E),
KH cukup, Vitamin dan mineral cukup, makanan diberikan dalam bentuk
mudah dicerna. Contoh penyakit untuk diet ini diantaranya kanker, HIV,
hepatitis, TB Paru, BP, dll yang status gizinya kurang/buruk.
E. Rumus Menentukan Kebutuhan Kalori
Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah Angka
Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas
fisik. Komponen lain adalah pengaruh termis makanan atau Spesific Dynamic
Action of Food (SDA). Karena jumlahnya relatif kecil, komponen SDA dapat
diabaikan.
Tabel 2.2
Golongan dan Ukuran Energi Karbo Lemak Protein
acuan bahan (kkal) hidrat (g) (g)
makanan Urt*) g (g)
I Sumber
Karbohidrat
Nasi ¾ gls 100 175 40 - 4
II Sumber
Protein
Hewani
a. Lemak
rendah
Ikan 1 ptg 40 50 - 2 7
sdg
b. Lemak
sedang
Daging 1 ptg 35 75 - 5 7
Sapi tanpa sdg
lemak
c. Lemak
tinggi
Ayam 1 ptg 55 150 - 7 7
dengan sdg
kulit
III Sumber
protein nabati
Tempe 2 ptg 50 75 7 3 5
IV Sayuran
a. Sayuran A
Tomat 1 gls 100 200 51 1 2
b. Sayuran B
Bayam 1 gls 100 25 5 - 1
c. Sayuran C
Daun 1 gls 100 50 10 - -
Singkong
V Buah-buahan
Pepaya 1 ptg 100 50 12 - -
VI Susu
a. Tanpa
lemak
Tepung susu 4 20 75 10 - 7
skim sdm
b. Lemak
rendah
Susu sapi
segar 1 gls 200 125 10 6 7
c. Lemak
tinggi
Tepung susu 6 30 150 10 10 7
penuh sdm

VII Minyak
a. Tanpa
lemak
Minyak 1 sdt 5 50 - 3 -
kedelai
b. Lemak
jenuh
Minyak 1 sdt 5 50 - 3 -
kelapa
VII Gula
I Gula pasir 1 10 40 10 - -
sdm
IX Makanan
tanpa energi
Agar-agar - - - - - -
*
) ukuran rumah tangga
Keterangan :
I gelas (gls) nasi = 140 gr nasi = 70 gr beras
1 potong (ptg) daging = ukuran 6 x 5 x 2 cm
1potong (ptg) tempe =ukuran 4 x 6 x 1 cm
1 gelas (gls) sayuran direbus dan ditiriskan = 100 gr sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya = ukuran 5 x 15 cm
1 sendok makan (sdm) minyak goreng = 10 gr
1 sendok makan (sdm) gula pasir = 10 gr

1. Cara Menentukan AMB


AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan tinggi badan.
Ada beberapa cara menentukan AMB, yaitu :
a) Mengunakan Rumus Harris Benedict (1919)
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
Keterangan :
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
b) Cara Cepat (2 cara)
1) Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam
2) Perempuan = 0,95 x kg BB x 24 jam
3) Laki-laki = 30 kkal x kg BB
4) Perempuan = 25 kkal x kg BB
c) Cara FAO/WHO/UNU
Cara ini memperhatikan umur, gender, dan berat badan
Tabel 2.3 Rumus FAO/WHO/UNU untuk menentukan AMB

Kelompok Umur AMB (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

0-3 60,8 B – 54 61,0 B -51


22,7 B + 495 22,5 B + 499
3-10 17,5 B+ 651 12,2 B + 746
10-18 15,3 B + 679 14,7 B + 496
11,6 B + 879 8,7 B + 829
18-30 13,5 B + 487 10,5 B + 596
30-60
≥ 60

2. Cara menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik


Aktivitas fisik dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu sangat
ringan, ringan, sedang, dan berat. Kebutuhan energi untuk berbagai
aktivitas fisik dinyatakan dalam kelipatan AMB (lihat tabel dibawah)
Tabel 2.4 Cara menaksir kebutuhan energi menurut aktivitas
dengan menggunakan AMB

Gender
Aktivitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan *) 1,30 1,30
Ringan **) 1,65 1,55
Sedang **) 1,76 1,70
Berat **) 2,10 2,00

Sumber :
*)
Mahan,L.K. dan M.T. Arlin, 2000, Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy.
**)
Muhilal, Fasli dan Hardinsyah, 1998, Anka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Widya Karya dan Gizi VI.

Contoh Kasus :
Seorang perempuan berumur 20 tahun dengan berat badan 48 kg dan
tinggi badan 155 cm dengan aktivitas sedang dengan menggunakan 4 cara
adalah sebagai berikut :
Kebutuhan energi untuk AMB
Harris Benedict
= 655 + (9,6 x BB ) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 48 ) + (1,8 x 155) – (4,7 x 20)
= 1300.8 kkal (dibulatkan 1301 kkal)
Rumus cepat 1 Rumus cepat 2
= 0,95 kkal x kg BB x 24 jam = 25 kkal x kg BB
= 0,95 kkal x 48 x 24 = 25 x 48
= 1094.0 kkal (dibulatkan 1095) = 1200 kkal
Rumus FAO/WHO/UNU
= 22.5 x 48 + 499 kkal
= 1579 kkal (dibulatkan 1580 kkal)
Kebutuhan AMB menurut keempat cara di atas tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti. Oleh sebab itu,cara menghitung AMB dengan
rumus cepat 1 dan 2 yang lebih praktis, dapat diterapkan di lapangan.
Kebutuhan energi dengan aktivitas fisik
Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas,
dalam hal ini aktivitas sedang (Tabel 2.4) :
= 1,70 x 1301 kkal = 2212 kkal
3. Kandungan Protein, Lemak, dan Karbohidrat
Cara menentukan kebutuhan protein protein,lemak,dan karbohidrat
menurut WHO adalah sebagai berikut :
a) Protein : 10-15% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari protein
hendaknya sebesar 245-368 kkal atau 61-92 g protein.
b) Lemak : 10-25% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari lemak
hendaknya sebesar 245-613 kkal atau 27-68 g lemak.
c) Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total, atau sisa dari
kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari
protein dan lemak. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah sebesar
2450 kkal, maka energi yang berasal dari karbohidrat hendaknya
sebesar 1470-1838 kkal atau 368-460 g karbohidrat.
4. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) karena angka-angka tersebut
diperhitungkan untuk sebagian besar penduduk (rata-rata + 2 SD). Tetapi,
karena sebagian besar vitamin dan mineral rusak selama penyimpanan dan
pengolahan makanan, maka sebaiknya kebutuhan ditetapkan lebih besar
daripada AKG.
F. Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sakit
Kebutuhan gizi dalam keadaan sakit, selain tergantung pada faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam keadaan ssehat juga dipengaruhi oleh jenis dan
berat ringannya penyakit.
1. Energi
Kebutuhan energi berubah dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan
beratnya penyakit. Cara menentukan kebutuhan energi orang sakit dapat
dilakukan dengan cara: Menghitung kebutuhan energi /kg BB rata-
rata/orang dewasa yang dikembangkan dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan bagi pasien yang tidak mengalami stress.
Tabel 2.5 Kebutuhan energi rata-rata/kg BB orang dewaasa dalam keadaan
sakit tanpa stres

Kategori dan Berat Badan Tinggi Energi total Energi/kg BB


Umur (tahun) (kg) Badan (cm) (kkal) (kkal

Laki-laki
20-45 62 165 2800 45
46-59 62 165 2500 40
≥ 60 62 165 2200 35

Perempuan
20-45 54 156 2200 40
46-59 54 156 2100 39
≥ 60 54 156 1850 34

Contoh kasus:
Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 20 tahun, mempunyai
tinggi badan 155 cm dan berat badan 50kg dengan penyakit
gastroenteretis. Berat badannya sudah ideal. Kebutuhan energinya adalah
50 x 40 kkal/kg BB = 2000 kkal/hari.
Menurut persen kenaikan kebutuhan di atas Angkan Metabolisme Basal
(AMB), yaitu dengan mengalihkan AMB dengan faktor aktivitas dan
faktor trauma/stress.
Rumus yang digunakan adalah:

Kebutuhan energi =AMB x faktor aktivitas x faktor


Tabel 2.6 trauma/stress
Faktor aktivitas dan trauma atau stres untuk menetapkan
kebutuhan orang sakit

No Aktivitas Faktor No Jenis trauma/stres Faktor


1
Istirahat di tempat 1,2 1 Tidak ada stres, pasien 1,3
2 tidur dalam keadaan gizi
1,3 2
baik 1,4
Tidak terikat di
Stres ringan :
tempat tidur
peradangan saluran
3 1,5
cerna, kanker, bedah
efektif, trauma
4 1,7
kerangka moderat
5 Stres sedang : sepsis
kepala, bedah elektif,
2,1
trauma kerangka
moderatif
Stres berat : Trauma
multiple, sepsis, dan
bedah multisistem
Stres sangat berat : luka
kepala berat, sindroma
penyakit pernapasan
akut, luka kepala berat,
sindroma penyakit
pernapasan akut, luka
bakar, dan sepsis

Contoh kasus:
Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan
50 kg ddirawat dengan demam karena hepatitis (ringan). Ia harus istirahat
di tempat tidur. Perhitungan kebutuhan energinya adalah: Berat badan
ideal adalah 53 kg. Faktor aktivitas = 1.2. Faktor stress = 1.4 (stress
ringan). Kebutuhan AMB = 1 kkal x 53 kg x 24 jam = 1272 kkal.
Kebutuhan energi total adalah 1.2 x 1.4 x 1272 = 2136 kkal.
2. Protein
Kebutuhan protein normal adalah 10-15% dari kebutuhan energi total, atau
0,8-1,0 g/kg BB. Kebutuhan protein minimal untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen adalah 0,4-0,5 g/kg BB. Demam, sepsis, operasi,
trauma, dan luka dapat meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5-2,0
g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0-1,5 g
protein/kg BB.
3. Lemak
Kebutuhan lemak normal adalah 10-25% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit bergantung jenis penyakit, yaitu
lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu pada penyakit tertentu,
misalnya dislipdemia, membutuhkan modifikasi jenis lemak. Lemak
sedang dapat dinyatakan sebagai 15-2-% dari kebutuhan energi total,
sedangkan lemak rendah ≤ 10% dari kebutuhan energi total. Modifikasi
jenis lemak dapat dinyatakan sebagai: lemak jenuh < 10 % dari kebutuhan
energi total, lemak tidak jenuh ganda 10% dari kebutuhan energi total, dan
lemak tidak jenuh tunggal 10-15% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60-75% darikebutuhan energi total,
atau sisa enegi setelah dikurangi energi yang berasal dari protein dan
lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit sering
dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan. Misalnya penyakit
diabetes melitus, dislipidemia, dan konstipasi membutuhkan serat tinggi
(30-50 g/hari), sedangkan diare membutuhkan serat rendah (<10 g/hari).
Tidak dianjurkan penggunaan gula sederhana untuk penderita diabetes
melitus dan dislipidemia dengan trigliserida darah tinggi.
5. Mineral dan Vitamin
Kebutuhan mineral dan vitamin dapat diambil dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan. Di samping itu, dipertimbangkan sifat penyakit,
simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urin, kulit atau saluran cerna,
dan interaksi dengan obat-obatan. Untuk menjamin kebutuhan, dalam
keadaan tertentu, vitamin dan mineral perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
6. Cairan
Orang sehat membutuhkan sebanyak 1800-2500 mla atau 7-10 gelas air
sehari. Upaya penyembuhan membutuhkan hidrasi jaringan yang cukup.
Tambahan cairan diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan karen
keringat berlebihan, muntah-muntah, diare, atau keadaan lain yang
menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. Bila asupan cairan
tidak cukup melalui konsumsi makanan dan minuman,perlu
dipertimbangkan pemberian cairan parenteral yang biasanya disertai
elektrolit.
G. Menentukan Kalori Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus

1. Diet Nutrisi Diabetes Mellitus


Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi
penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal
pemberian makanan (Sulistyowati, 2009). Prinsip diet bagi penderita DM
adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak
menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar
gula menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan
juga menaikkan gula darah.

Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan


pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang
sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama
dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu
makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan
gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah
pola makan yang disiplin dalam hal. Jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Hal-hal
yang penting harus diperhatikan dalam perencanaan makan adalah
kebutuhan energi / kalori ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin,
berat badan, aktifitas fisik, kehamilan / menyusui.
Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM di Indonesia menetapkan
empat pilar utama dalam pengelolaan DM, yaitu edukasi, terapi nutrisi
medis (diet), latihan jasmani dan intervensi farmakologi. tetapi yang akan
dilakukan dalam pencegahan ini adalah terapi nutrisi medis (diet).
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM) / Diet
Terapi Nutrisi Medis (TNM)/diet merupakan hal yang sangat penting
dalam mencegah DM, mengelola DM jika sudah terjadi, dan mencegah
atau setidaknya memperlambat tingkat perkembangan komplikasi DM
(ADA, 2008). Perkeni (2011) juga menjelaskan ahwa penatalaksanan diet
pada penderita DM tipe 2 merupakan bagian dari penatalaksanaan DM tipe
2 secara total. Penatalaksanaan diet ini ditekankan pada keteraturan dalam
hal jumlah energi, jenis makanan dan jadwal makan. Tjokopurwo (dikutip
dalam Suprihatin, 2012) mengatakan bahwa diet diabetes mellitus adalah
pengaturan makanan yang diberikan kepada penderita DM dimana diet
yang dilakukan harus tepat jumlah energi yang dikonsumsi dalam satu
hari, tepat jadwal sesuai 3 kali makan utama dan 3 kali makanan selingan
dengan interval waktu 3 jam antara makan utama dan makanan selingan
serta tepat jenis yaitu menghindari makanan yang tinggi kalori. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2012) dalam Adyana (2014) di
Instalasi Rawat Jalan RS Baptis Kediri menunjukkan bahwa ada hubungan
diet tepat dalam jumlah energi dengan peningkatan kadar gula darah puasa
sedangkan pada diet tepat jadwal dan jenis tidak ada hubungan.
Penatalaksanaan diet yang harus dilakukan pada penderita diabetes
melitus yaitu sebagai berikut :
a) Tujuan
ADA (2008) menjelaskan bahwa tujuan penatalaksanaan diet ini
antara lain:
a. Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam
rentang normal atau seaman mungkin.
b. Menjaga dan mempertahankan kadar lipid dan profil lipid
untukmengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
c. Menjaga tekanan darah agar tetap normal.
d. Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi
kronikpada DM dengan memodifikasi asupan makanan dan gaya
hidup
e. Untuk memenuhi kebutuhan gizi individu dengan
mempertimbangkan preferensi pribadi dan kemauan untuk
berubah.
f. Untuk tetap menjaga kenikmatan makan yaitu dengan cara
membatasi makanan pilihan.
b) Kebutuhan kalori
Cara untuk menentukan kebutuhan kalori pada penderita DM yaitu
dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal.Kebutuhan kalori ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor (Perkeni, 2011), antara lain :
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria.
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kgBB dan untuk pria
sebesar 30 kal/kgBB.
b. Usia
Penderita DM usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi
5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, 10% untuk dekade antara
60 dan 69 tahun dan 20 % untuk usia di atas 70 tahun.
c. Berat badan
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan
dikurangi sekitar 20–30% (tergantung tingkat kegemukan),
sedangkan pada penderita yang kurus ditambah sekitar 20-30%
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan berat badan.
Makanan sejumlah kalori dengan komposisi tersebut dibagi
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore
(25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%).
c) Pemilihan Jenis Makanan
Penderita DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan apa
yang boleh dimakan secara bebas, makanan yang harus dibatasi dan
makanan yang harus dibatasi secara ketat (Almatsier, 2008). Makanan
yang dainjurkan adalah makanan yang mengandung sumber
karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi
dan sagu), mengandung protein rendah lemak (seperti ikan, ayam
tanpa kulit,tempe, tahu dan kacang- kacangan) dan sumber lemak
dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang diolah dengan cara
dipanggang, dikukus, direbus dan dibakar).
Makanan yang perlu dihindari yaitu makanan yang mengandung
karbohidrat sederhana (seperti gula pasir, gula jawa, susu kental manis,
minuman botol manis, es krim, kue-kue manis, dodol), mengandung
banyak kolesterol, lemak trans, dan lemakjenuh (seperti cake, makanan
siap saji, goreng-gorengan) serta tinggi natrium (seperti ikan asin, telur
asin dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2008).
Penderita DM juga harus membatasi makanan dari jenis gula,
minyak dan garam. Makanan untuk diet DM biasanya kurang
bervariasi, sehingga banyak penderita DM yang merasa bosan,
sehingga variasi diperlukan agar penderita tidak merasa bosan. Hal itu
diperbolehkan asalkan penggunaan makanan penukar memiliki
kandungan gizi yang sama dengan makanan yang digantikan (Suyono,
2011).
d) Pengaturan Jadwal Makan
Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama dan
3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Jadwal makan
standar untuk penderita DM yaitu:
Tabel 2.3 Jadwal makan penderita DM

Jenis Makanan Waktu Total Kalori

Makan Pagi 07.00 20%

Selingan 10.00 10%


Makan Siang 13.00 30%

Selingan 16.00 10%

Makan Sore/Malam 19.00 20%

Selingan 21.00 10%


Sumber : Waspadji (2007)

e) Standar dan Prinsip Diet


Waspadji (2007) mengatakan bahwa standar diet DM diberikan
pada penderita DM sesuai kebutuhannya. Ada 8 jenis standar diet
menurut kandungan energi yaitu diet DM 1100, 1300, 1500, 1700,
1900, 2100, 2300, dan 2500 kalori. Secara satandar diet untuk
penderita DM yang gemuk adalah 1100-1600 kalori, penderita dengan
berat badan normal 1700-1900 kalori dan 2100- 2500 kalori untuk
penderita DM yang kurus.
Prinsip diet bagi penderita DM (Perkeni, 2011) yaitu:
a. Energi disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor koreksi umur,
jenis kelamin, aktivitas dan berat badan
b. Karbohidrat 45-65% dari energi total
c. Protein 10-20% dari energi total

d. Lemak 20-25% dari energi total, penggunaan lemak jenuh <7%;


lemak tidak jenuh ganda <10%; selebihnya lemak tidak jenuh
tunggal; dan kolesterol <300 mg/hari
e. Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang banyak
mengandung kolesterol, lemak trans, lemak jenuh serta makanan
yang banyak mengandung natrium.

f. Makanan yang dianjurkan adalah sumber karbohidrat kompleks,


makanan tinggi serat dan makanan yang diolah dengan sedikit
minyak.

g. Gula untuk bumbu diperbolehkan dengan ketentuan <5% dari


kebutuhan energi.

h. Jenis diet dan indikasi pemberian


Diet yang digunakan sebagai bahan penatalaksanaan Diabetes
Mellitus dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak
dan karbohidrat.Sebagai pedoman dipakai 8 jenis Diet Diabetes
Mellitus sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.1. Penerapan diet
ditentukan oleh keadaan pasien, jenis Diabetes Mellitus, dan
program pengobatan secara keseluruhan.
Tabel 2.4 Jenis Diet Diabetes Mellitus berdasarkan kandungan
energi, protein, lemak dan karbohidrat
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Jenis
(kcal) (gr) (gr) (gr)
Diet
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
Sumber : Penuntun Diet, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo

f) Bahan makanan sehari


Jumlah bahan makanan sehari untuk setiap standar diet Diabetes
Mellitus dinyatakan dalam satuan penukar, dapat dijelaskan sebabagi
berikut:
Tabel 2.5 Jurnal bahan makanan sehari menurut standar Diet Diabetes
Mellitus (dalam satuan penukar)
Standar Diet (Kcal)
Gambaran bahan 1300 1500 1700 1900 2500
1100 2100 2300
makanan
Nasi (Pemberi) 2,5 3 4 5 5,5 6 7 7,5

Ikan (penukar) 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging (penukar) 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe (penukar) 2 2 2 2 3 3 3 3
, ,
5 5
Sayuran (penukar S S S S S S S S

A)
Sayuran (penukar 2 2 2 2 2 2 2 2

B)
Buah (penukar) 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu (penukar) - - - - - - 1 1
Minyak (penukar) 3 4 4 4 6 7 7 7

8) Bahan makanan yang dianjurkan

Bahan makanan yang dianjurkan untuk Diet DM adalah sebagai berikut


:

a) Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi,
dan sagu.
b) Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
c) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah di
cerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup,
direbus, dan dibakar.
1) Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi / dihindari)

Bahan makanan yang tidak dianjurkan,


dibatasi, atau dihindari untuk Diet DM,
adalah:

a) Mengandung banyak gula sederhana, seperti :

(1) Gula pasir, gula jawa


(2) Sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental
manis, minuman botol ringan, es krim

(3) Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis.

b) Mengandung banyak lemak, seperti : cake, makanan siap saji (fast food),
goreng-gorengan.

c) Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, M.Sc, DR. Sunita. 2006. Penuntun Diet edisi baru Instalasi Gizi RS.
Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta : Gramedia
Pustaka Umum

https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kebutuhan-kalori-makanan-bayi-setiap-
hari/

https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-anak-1-3-tahun/

https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-untuk-anak-prasekolah/

https://semogasehat.com/kebutuhan-gizi-anak-usia-sekolah-umur-6-13-tahun/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/cara-menghitung-kebutuhan-kalori/

http://febriirawanto.blogspot.co.id/2011/09/menghitung-kebutuhan-gizi-selama-
masa.html

https://www.alodokter.com/cari-tahu-kebutuhan-kalori-per-hari-untuk-menurunkan-
berat-badan

http://khairuliksan.blogspot.co.id/2011/12/gizi-ibu-hamil-dan-gizi-ibu-menyusui.html

Anda mungkin juga menyukai