“MENENTUKAN KALORI”
OLEH
ADINDA ROSDIANA DEWI
(2720160009)
MUHAMMAD ZULFA
(2720160019)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kalori merupakan satuan untuk menghitung jumlah energi, untuk setiap
makanan yang kita makan biasanya mengandung kalori yang tentunya sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktifitas setiap hari dan setiap orang
mempunyai kebutuhan kalori yang berbeda-beda pula.
Untuk lebih jelasnya kalori digambarkan sebagai bahan bakar untuk
kendaraan supaya kendaraan tersebut dapat bergerak maka dibutuhkan bahan
bakar, dan untuk manusia bahan bakar tersebut dinamakan kalori, jadi sudah
jelas. Manusia membutuhkan kalori yang cukup agar bisa menjalankan
aktivitas ataupun berolahraga setiap harinya.
Sumber kalori dari makanan dihasilkan dari lemak, karbohidrat dan juga
protein, dan yang memiliki kandungan kalori terbesar dari semuanya adalah
dari lemak, untuk setiap gramnya karbohidrat dan protein mengandung 4
kalori tapi untuk lemak setiap 1 gramnya mengandung 9 kalori jadi lemak
memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein dan
juga karbohidrat.
Setelah mengatahui apa itu kalori, maka perlu tahu juga sebenarnya apa
sebutan kalori yang tepat. Dalam istilah bidang ilmu fisika, satu kalori
didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
1 gram air sebesar satu derajat celcius. Perawat, Ahli gizi, dokter gizi, serta
praktisi kesehatan umumnya juga menggunakan kalori untuk mengukur
jumlah energi dalam makanan. Biasanya istilah yang digunakan adalah
kilokalori (kkal atau kcal) yang setara dengan 1.000 kalori atau calorie. Hal
ini terlihat dari saran pemberian diet yang diberikan oleh ahligizi atau dokter
bertuliskan 2000 kkal, 1700 kkal, dsb. Tetapi yang sering dijumpai penulisan
istilah kalori untuk makanan menggunakan kata ‘kal atau cal’, misalnya pada
label nutrition fact makanan kemasan, media informasi kesehatan terkait
dengan kalori makanan. Ternyata ada dua tipe istilah untuk kalori:
a) kalori kecil (simbol: kal atau cal) = 1 cal adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan satu gram air dengan satu derajat Celcius.
b) kalori besar (simbol: Kal, Cal, kkal atau kcal) – 1 Cal adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk menaikkan satu kilogram air dengan satu derajat
Celcius.
*1 kalori besar (1kkal) = 1.000 kalori kecil
Dari sini bisa disimpulkan kalau penggunaan singkatan untuk menyebut
kalori dalam makanan adalah ‘Kal’ atau ‘Cal’ yang ditulis menggunakan huruf
‘K’ atau ‘C’ (besar atau kapital) dan tetap dibaca ‘Kalori’. Karena 1 Kal = 1
kkal , 1 Cal= 1kcal atau 1 Kal = 1000kal, 1Cal= 1000 cal. Sehingga, jika
dalam 1 kemasan susu bertuliskan 150 Kal artinya mengandung 150.000
kalori, sama seperti jika disebutkan 150 kkal. Walaupun tidak semua penulisan
kalori pada makanan ditulis dengan huruf kapital ‘K’ atau ‘C’ agar bernilai
1000 kalori, tetapi penulisan satuan kalori yang berhubungan dengan makanan
dan minuman dianggap sebagai satuan kilokalori.
Selain penggunaan kata kalori, di beberapa negara seperti eropa dan
australia menggunakan unit Satuan Internasional dari pengukuran energi
yaitu joule. Biasanya nilai kalori pada makanan ditulis dalam satuan joule.
Satu kalori setara dengan sekitar 4,184 joule. Karena kalori pada makanan
satuannya adalah kilokalori, maka untuk satuan joule menjadi kilojoule (kJ).
Dengan mengetahui tentang kalori dan keberadaannya dalam makanan
menjadi salah satu langkah awal untuk bisa menjaga kesehatan dari makanan.
Kalori tidak berbahaya bagi tubuh, karena tubuh memerlukannya untuk
menghasilkan energi. Tetapi mengkonsumsi terlalu banyak kalori (yang
diperoleh dari makanan dan minuman), tanpa adanya proses pengeluaran
kalori yang sesuai melalui aktivitas fisik, akan menimbulkan kenaikan berat
badan. Efek dari kenaikan berat badan ini yang kemudian dikaitakan dengan
bahaya-bahaya bagi kesehatan tubuh. Point pentingnya adalah seimbang
dalam mengkonsumsi kalori (dari makanan dan minuman) dan menggunakan
kalori (dengan aktivitas fisik). Tidak mengkonsumsi kalori terlalu sedikit atau
berlebihan, karena keduanya punya risiko terhadap kesehatan.
B. Menentukan Kalori Untuk Semua Umur
1. Bayi (0 – 1 tahun)
J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
c) Lauk nabati seperti tempe, tahu, kacang kedelai, atau kacang merah.
d) Sayur dan buah-buahan. Untuk anak 1-3 tahun, porsi sayur dalam
sehari adalah 1½ porsi atau sama dengan 1½ gelas belimbing dan
buah-buahan sebanyak 3 porsi.
e) Makanan selingan.
9.
10. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
12.
13.
14. J
Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
16.
17. J
Menurut Durmin (1992) lansia dibagi menjadi 2 yaitu : Young ederly (65-
74 tahun) dan older elderly (75 tahun >). Di Indonesia menurut Alwi
Dahlan seseorang dikatakan lansia sudah memasuki usia pensiun >60
tahun. Besaran protein yg diperlukan tubuh bagi lansia 0,8 gr/kgBB/hari
atau lansia harus menkonsumsi protein 12-15% atau 20-25% total kalori
seiring dengan kebutuhan yang meningkat akibat stress, infeksi atau patah
tulang serta pembedahan. BMR pada usia > 25 tahun turun 1% /1 tahun.
Lansia mengkonsumsi karbohidrat hanya 45-50% dari 55-60% kalori total
atau sekitar 1900 kkal (wanita) dan 2300 (pria). Ditandai penurunan
laktase (enzim yg hidrolisis laktosa) menyebabkan metabolisme bakteri
sehingga berdampak adanya gas (flatus), diare atau kram. asupan lemak
dibatasi 20 % dari total kalori, sisanya diupayakan dari karbohidrat untuk
mengurangi kadar kolesterol dlm darah yang menjadi cikal bakal PJK
(penyakit jantung koroner).
19. Ibu Hamil
Berat badan ibu hamil akan bertambah sampai 12,5 kg, tergantung berat
badan sebelum hamil. Untuk tambahan berat sebanyak itu dibutuhkan
sekitar 80.000 kalori. Dari jumlah tersebut, 36.000 kalori untuk
pembakaran tubuh, 44.000 kalori sisanya untuk pembuatan jaringan
baru.Jika rata-rata, ibu hamil membutuhkan tambahan 300 kalori / hari
atau sekitar 15% lebih dari normal maka tersebut membutuhkan 2.800 -
3.000 kalori makanan sehari. Setiap gram zat pati atau protein
menghasilkan 4 kalori. Sedang dalam setiap gram zat lemak memberikan 9
kalori. Namun, untuk memperoleh tambahan 300 kalori, tidak boleh
diambil dari 75 g nasi yang memang setara 300 kalori. Dalam tambahan
3000 kalori itu harus ada juga protein, lemak dan zat patinya.
20. Ibu Menyusui
Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik
adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap
100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari
untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk
menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi
2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).
C. Efek Kekurangan Dan Kelebihan Kalori
1. Kekurangan
a) Marasmus
Adalah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain
pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus (Nurarif, 2014).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energy. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat,
protein, dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahannkan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan
tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah
25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa
jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan keton
bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energy kalau kekurangan makanan ini berjalan
menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memcah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh (Muchlis
Lubis, 2002). Marasmus ditandai dengan kehilangan turgor kulit,
kehilangan berat badan, atropi otot dengan akibat hipotoni, badan
kurus kering, ubun-ubun cekung ada bayi, malaise, kelaparan dan
apatis.
b) Kwashiorkor
Merupakan sindrom klinis aibat dari defisiensi protein berat dan
masukan atau dari kehilangan yang berlebihan, yang disertai tanda-
tanda klinis seperti edema diseluruh tubuh, rambut tipis, wajah
membulat dan sembap (Depkes, 2002). Terjadinya kwashiorkor dapat
diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya kurang dari
kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam amino esensial
dalam serum yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel.
Semakin asam amino berkurang dalam serum ini akan meyebabka
kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat
edema.
c) Marasmik-Kwashiorkor
Salah satu kondisi dari kurang gizi berat yang gejala klinisnya
merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.
d) Menurunnya Kesehatan Sistem Saraf Otak
Saraf otak yang terkena gangguan akan membuat seseorang
menjadi kurang bisa berkonsentrasi atau berfokus pada suatu hal yang
juga mengakibatkan kecerdasan yang menurun serta kepikunan bahkan
penglihatan pun juga bisa terkena dampaknya. Bila kadar kalori,
terutama protein, tak dalam kondisi normal dan malah berkurang,
hubungan saraf penglihatan pun menjadi kurang optimal.
e) Hipoglikemia
Menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan
metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga
timbul berbagai keluhan dan gejala klinik (Admin, 2012).
f) Mengalami Gangguan Hormon
Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh asupan kalori
yang cukup dan tidak lupa juga akan produksi akan berbagai macam
enzim yang mendukung fungsi tubuh. Jika hormon dan enzim
mengalami gangguan dan menjadi tak seimbang, otomatis keoptimalan
dari sistem pencernaan dan reproduksi pun akan mengalami gangguan
juga. Kedua sistem tersebut mendapat dukungan penuh dari pasokan
kalori di mana enzim dan hormon terlibat di dalamnya.
g) Mengalami Gangguan Kesehatan Rambut, Kulit dan Kuku
Rambut dapat menjadi mudah pecah, bercabang, kering dan juga
kemerahan sehingga akan sangat kelihatan bahwa rambut tersebut
tidak terawat baik dan rusak. Kulit yang kekurangan kalori juga bisa
menjadi rusak dan sangat mudah terpapar radikal bebas sehingga
berisiko mengalami penyakit kulit, kekeringan serta kekusaman. Kuku
pun berpeluang untuk diserang berbagai kondisi buruk, seperti
ketidakmerataan pada permukaannya dan juga kekeringan. Terkadang
kuku pun bisa mengalami perubahan warna sehingga kelihatan tidak
jernih dan bening seperti seharusnya.
h) Kelaparan
Karbohidrat memainkan peran sebagai sumber energi dan tenaga
untuk setiap tubuh manusia, maka ketika tubuh tak mendapatkan
asupan nutrisi satu ini, seseorang akan menjadi cepat dan gampang
lapar.
i) Mengalami Gangguan pada Otot
Gangguan pada jaringan otot bisa dimulai dari munculnya rasa
sakit di bagian otot dan hal ini menunjukkan bahwa sistem otot tidak
dapat bekerja dengan baik dan secara maksimal. Karena massa otot
turun, ini dapat membuat tubuh melemah dan kalau tak segera
ditangani dengan memenuhi kalori tersebut, kondisi bisa menjadi lebih
serius seperti misalnya fisik terlalu kurus.
j) Merusak Perkembangan Sel
Keberlangsungan kehidupan sel bisa menjadi terganggu apabila
asupan kalori tidaklah terpenuhi dengan baik alias mengalami
defisiensi. Dampak buruk yang paling umum adalah mudah
terserangnya sel oleh radikal bebas, bahkan perkembangan sel juga
bisa dirusak oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan
ketidakwajaran pada pertumbuhannya.
k) Lambatnya Sistem Metabolisme
Kekurangan kalori karbohidrat bisa menjadi hal yang buruk bagi
metabolisme tubuh manusia karena fungsi dan prosesnya akan menjadi
lebih lambat dari seharusnya. Karbohidrat yang asupannya kurang bisa
mengganggu sistem metabolisme, jadi sebelum menjadi lebih serius,
ada baiknya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat sesegera
mungkin.
2. Kelebihan
Selain adanya efek kekurangan kalori, ada juga risiko-risiko yang
harus ditanggung apabila kita sampai mengalami kelebihan kalori. Berikut
ini bisa dilihat kondisi apa saja yang bisa terjadi ketika kelebihan kalori
lemak, karbohidrat serta protein.
a) Obesitas
Kebanyakan mengonsumsi karbohidrat, lemak dan protein bisa
memicu kelebihan berat badan yang juga disebut dengan istilah
obesitas. Ini bisa saja terjadi ketika seseorang terlalu banyak makan
sumber makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya tanpa
diimbangi bergerak aktif atau melakukan olahraga. Apabila setelah
mengonsumsi karbohidrat langsung tidur, maka peluang obesitas
menjadi lebih besar.
b) Kerusakan Otak dan Hati
Kekurangan kalori bisa merusak saraf otak, begitu juga ketika
kelebihan kalori. Organ hati dan otak dapat terancam fungsi dan
kesehatannya ketika asupan kalori protein terlalu berlebihan di dalam
tubuh. Terlalu berlebihan maka bisa dengan mudah memproduksi
racun yang organ hati akan proses sehingga nantinya menimbulkan
penimbunan racun. Inilah yang kemudian menjadikan fungsi otak dan
hati mengalami ketidakseimbangan.
c) Gangguan pada Dinding Arteri
Konsumsi lemak, apalagi lemak jenuh yang berlebihan bisa
memicu kolesterol tinggi dan ini otomatis akan berdampak buruk bagi
arteri jantung. Masalah kesehatan lainnya bisa muncul apabila arteri
telah rusak, seperti halnya gangguan penyakit ginjal dan otak. Gejala
penyakit jantung juga menjadi risikonya.
d) Berisiko Kanker
Akibat nutrisi yang tak seimbang atau berlebihan, apalagi kalori
lemak, tanpa diimbangi dengan konsumsi sumber makanan dengan
kandungan serat tinggi, sel kanker pun bisa tumbuh dan berkembang di
organ manapun. Kanker yang paling umum adalah kanker organ
reproduksi, kanker ginjal, kanker kandung empedu serta kanker usus
besar.
e) Dehidrasi
Kelebihan kalori, khususnya protein, mampu memicu kondisi
dehidrasi alias kurangnya cairan di dalam tubuh. Tubuh yang di
dalamnya terlalu banyak kadar proteinnya akan terbeban dan
melakukan pekerjaan berat saat membangun jaringan tubuh. Ketika
mengkonsumsi banyak protein, asupan air juga harus banyak untuk
menyeimbangkannya.
f) Kerusakan Organ Ginjal
Fungsi ginjal adalah sebagai penyaring segala bentuk senyawa atau
zat yang organ tubuh lainnya hasilkan. Kalori yang terlalu banyak di
dalam tubuh maka akan memberatkan kinerja ginjal karena banyaknya
zat racun yang ginjal harus saring. Kondisi ini bisa muncul ketika
seseorang terlalu banyak mengonsumsi protein hewani.
g) Sembelit
Seseorang yang memiliki kebiasaan memakan segala sumber
makanan berkalori tinggi terutama protein bisa memberi dampak buruk
pada sistem kinerja organ tubuh, terutama pencernaan, yaitu perut dan
usus. Apalagi jika hanya sedikit mengonsumsi serat atau bahkan tidak.
Sehingga usus hanya berfokus mencerna protein yang banyak masuk
ke dalam tubuh.
h) Asam Urat
Kalori yang terlalu tinggi di dalam tubuh pun mampu memicu
adanya asam urat yang meningkat, dan hal ini akan bisa dialami oleh
para pengonsumsi protein hewani. Sumber lemak jenuh akan sangat
tinggi sehingga kadar kolesterol juga dapat ikut naik. Jumlah kolesterol
yang meningkat bisa memengaruhi kondisi asam urat sehingga
memang menjadikan keadaan ini tampak seperti penyakit komplikasi
yang sangat berbahaya.
i) Trigliserida Tinggi
Karbohidrat yang terlalu tinggi di dalam tubuh mampu
menyebabkan trigliserida meningkat. Pada normalnya, kadar
trigliserida seharusnya ada di kurang lebih 150 mg/dL. Risiko penyakit
jantung adalah yang paling tinggi dan mengancam apabila kandungan
trigliserida pada tubuh meningkat.
j) Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi yang tak boleh
diabaikan dan perlu diwaspadai karena ini dapat menjadi efek buruk
dari kelebihan kalori karbohidrat yang memberi serangan kepada
kerusakan metabolisme tubuh. Hipertensi, penyakit jantung dan
kondisi lainnya bisa terjadi, begitu juga dengan diabetes pun bisa
muncul satu per satu.
k) Diabetes Mellitus
Merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukasa
dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu
hormone yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
l) Produksi Lemak Meningkat
Kalori karbohidrat yang terlalu tinggi kadarnya di dalam tubuh
dapat memicu beratnya perputaran lemak. Seluruh organ tubuh yang
memerlukan lemak sebenarnya akan menerima insulin yang pankreas
hasilkan dan organ hati olah, maka jika karbohidrat terlalu banyak,
ketidakmaksimalan perputaran lemak di setiap pos organ tubuh pun
terjadi.
D. Kebutuhan Gizi
1. Berdasar Usia
a) Anak (1 – 3 tahun) dan Prasekolah (4 – 6 tahun)
b) Sekolah (7 – 13 tahun)
c) Remaja
d) Dewasa
VII Minyak
a. Tanpa
lemak
Minyak 1 sdt 5 50 - 3 -
kedelai
b. Lemak
jenuh
Minyak 1 sdt 5 50 - 3 -
kelapa
VII Gula
I Gula pasir 1 10 40 10 - -
sdm
IX Makanan
tanpa energi
Agar-agar - - - - - -
*
) ukuran rumah tangga
Keterangan :
I gelas (gls) nasi = 140 gr nasi = 70 gr beras
1 potong (ptg) daging = ukuran 6 x 5 x 2 cm
1potong (ptg) tempe =ukuran 4 x 6 x 1 cm
1 gelas (gls) sayuran direbus dan ditiriskan = 100 gr sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya = ukuran 5 x 15 cm
1 sendok makan (sdm) minyak goreng = 10 gr
1 sendok makan (sdm) gula pasir = 10 gr
Laki-laki Perempuan
Gender
Aktivitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan *) 1,30 1,30
Ringan **) 1,65 1,55
Sedang **) 1,76 1,70
Berat **) 2,10 2,00
Sumber :
*)
Mahan,L.K. dan M.T. Arlin, 2000, Krause’s Food, Nutrition & Diet Therapy.
**)
Muhilal, Fasli dan Hardinsyah, 1998, Anka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Widya Karya dan Gizi VI.
Contoh Kasus :
Seorang perempuan berumur 20 tahun dengan berat badan 48 kg dan
tinggi badan 155 cm dengan aktivitas sedang dengan menggunakan 4 cara
adalah sebagai berikut :
Kebutuhan energi untuk AMB
Harris Benedict
= 655 + (9,6 x BB ) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 48 ) + (1,8 x 155) – (4,7 x 20)
= 1300.8 kkal (dibulatkan 1301 kkal)
Rumus cepat 1 Rumus cepat 2
= 0,95 kkal x kg BB x 24 jam = 25 kkal x kg BB
= 0,95 kkal x 48 x 24 = 25 x 48
= 1094.0 kkal (dibulatkan 1095) = 1200 kkal
Rumus FAO/WHO/UNU
= 22.5 x 48 + 499 kkal
= 1579 kkal (dibulatkan 1580 kkal)
Kebutuhan AMB menurut keempat cara di atas tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti. Oleh sebab itu,cara menghitung AMB dengan
rumus cepat 1 dan 2 yang lebih praktis, dapat diterapkan di lapangan.
Kebutuhan energi dengan aktivitas fisik
Kalikan nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas,
dalam hal ini aktivitas sedang (Tabel 2.4) :
= 1,70 x 1301 kkal = 2212 kkal
3. Kandungan Protein, Lemak, dan Karbohidrat
Cara menentukan kebutuhan protein protein,lemak,dan karbohidrat
menurut WHO adalah sebagai berikut :
a) Protein : 10-15% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari protein
hendaknya sebesar 245-368 kkal atau 61-92 g protein.
b) Lemak : 10-25% dari kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi
dalam sehari adalah 2450 kkal, energi yang berasal dari lemak
hendaknya sebesar 245-613 kkal atau 27-68 g lemak.
c) Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total, atau sisa dari
kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari
protein dan lemak. Bila kebutuhan energi dalam sehari adalah sebesar
2450 kkal, maka energi yang berasal dari karbohidrat hendaknya
sebesar 1470-1838 kkal atau 368-460 g karbohidrat.
4. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) karena angka-angka tersebut
diperhitungkan untuk sebagian besar penduduk (rata-rata + 2 SD). Tetapi,
karena sebagian besar vitamin dan mineral rusak selama penyimpanan dan
pengolahan makanan, maka sebaiknya kebutuhan ditetapkan lebih besar
daripada AKG.
F. Cara Menentukan Kebutuhan Gizi dalam Keadaan Sakit
Kebutuhan gizi dalam keadaan sakit, selain tergantung pada faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam keadaan ssehat juga dipengaruhi oleh jenis dan
berat ringannya penyakit.
1. Energi
Kebutuhan energi berubah dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan
beratnya penyakit. Cara menentukan kebutuhan energi orang sakit dapat
dilakukan dengan cara: Menghitung kebutuhan energi /kg BB rata-
rata/orang dewasa yang dikembangkan dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan bagi pasien yang tidak mengalami stress.
Tabel 2.5 Kebutuhan energi rata-rata/kg BB orang dewaasa dalam keadaan
sakit tanpa stres
Laki-laki
20-45 62 165 2800 45
46-59 62 165 2500 40
≥ 60 62 165 2200 35
Perempuan
20-45 54 156 2200 40
46-59 54 156 2100 39
≥ 60 54 156 1850 34
Contoh kasus:
Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 20 tahun, mempunyai
tinggi badan 155 cm dan berat badan 50kg dengan penyakit
gastroenteretis. Berat badannya sudah ideal. Kebutuhan energinya adalah
50 x 40 kkal/kg BB = 2000 kkal/hari.
Menurut persen kenaikan kebutuhan di atas Angkan Metabolisme Basal
(AMB), yaitu dengan mengalihkan AMB dengan faktor aktivitas dan
faktor trauma/stress.
Rumus yang digunakan adalah:
Contoh kasus:
Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan
50 kg ddirawat dengan demam karena hepatitis (ringan). Ia harus istirahat
di tempat tidur. Perhitungan kebutuhan energinya adalah: Berat badan
ideal adalah 53 kg. Faktor aktivitas = 1.2. Faktor stress = 1.4 (stress
ringan). Kebutuhan AMB = 1 kkal x 53 kg x 24 jam = 1272 kkal.
Kebutuhan energi total adalah 1.2 x 1.4 x 1272 = 2136 kkal.
2. Protein
Kebutuhan protein normal adalah 10-15% dari kebutuhan energi total, atau
0,8-1,0 g/kg BB. Kebutuhan protein minimal untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen adalah 0,4-0,5 g/kg BB. Demam, sepsis, operasi,
trauma, dan luka dapat meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5-2,0
g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0-1,5 g
protein/kg BB.
3. Lemak
Kebutuhan lemak normal adalah 10-25% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit bergantung jenis penyakit, yaitu
lemak sedang atau lemak rendah. Di samping itu pada penyakit tertentu,
misalnya dislipdemia, membutuhkan modifikasi jenis lemak. Lemak
sedang dapat dinyatakan sebagai 15-2-% dari kebutuhan energi total,
sedangkan lemak rendah ≤ 10% dari kebutuhan energi total. Modifikasi
jenis lemak dapat dinyatakan sebagai: lemak jenuh < 10 % dari kebutuhan
energi total, lemak tidak jenuh ganda 10% dari kebutuhan energi total, dan
lemak tidak jenuh tunggal 10-15% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60-75% darikebutuhan energi total,
atau sisa enegi setelah dikurangi energi yang berasal dari protein dan
lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit sering
dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan. Misalnya penyakit
diabetes melitus, dislipidemia, dan konstipasi membutuhkan serat tinggi
(30-50 g/hari), sedangkan diare membutuhkan serat rendah (<10 g/hari).
Tidak dianjurkan penggunaan gula sederhana untuk penderita diabetes
melitus dan dislipidemia dengan trigliserida darah tinggi.
5. Mineral dan Vitamin
Kebutuhan mineral dan vitamin dapat diambil dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan. Di samping itu, dipertimbangkan sifat penyakit,
simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urin, kulit atau saluran cerna,
dan interaksi dengan obat-obatan. Untuk menjamin kebutuhan, dalam
keadaan tertentu, vitamin dan mineral perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
6. Cairan
Orang sehat membutuhkan sebanyak 1800-2500 mla atau 7-10 gelas air
sehari. Upaya penyembuhan membutuhkan hidrasi jaringan yang cukup.
Tambahan cairan diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan karen
keringat berlebihan, muntah-muntah, diare, atau keadaan lain yang
menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. Bila asupan cairan
tidak cukup melalui konsumsi makanan dan minuman,perlu
dipertimbangkan pemberian cairan parenteral yang biasanya disertai
elektrolit.
G. Menentukan Kalori Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus
Ikan (penukar) 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging (penukar) 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe (penukar) 2 2 2 2 3 3 3 3
, ,
5 5
Sayuran (penukar S S S S S S S S
A)
Sayuran (penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
B)
Buah (penukar) 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu (penukar) - - - - - - 1 1
Minyak (penukar) 3 4 4 4 6 7 7 7
a) Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi,
dan sagu.
b) Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
c) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah di
cerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup,
direbus, dan dibakar.
1) Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi / dihindari)
b) Mengandung banyak lemak, seperti : cake, makanan siap saji (fast food),
goreng-gorengan.
c) Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, M.Sc, DR. Sunita. 2006. Penuntun Diet edisi baru Instalasi Gizi RS.
Dr. Ciptomangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta : Gramedia
Pustaka Umum
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kebutuhan-kalori-makanan-bayi-setiap-
hari/
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-anak-1-3-tahun/
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-untuk-anak-prasekolah/
https://semogasehat.com/kebutuhan-gizi-anak-usia-sekolah-umur-6-13-tahun/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/cara-menghitung-kebutuhan-kalori/
http://febriirawanto.blogspot.co.id/2011/09/menghitung-kebutuhan-gizi-selama-
masa.html
https://www.alodokter.com/cari-tahu-kebutuhan-kalori-per-hari-untuk-menurunkan-
berat-badan
http://khairuliksan.blogspot.co.id/2011/12/gizi-ibu-hamil-dan-gizi-ibu-menyusui.html