Anda di halaman 1dari 51

GIZI KERJA DAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

BAGI TENAGA KERJA

Direktorat Pengawasan Norma


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan RI
Pendahuluan

 Untuk meningkatkan produktivitas kerja diperlukan


perlindungan kesehatan kerja
 Salah satu bentuk perlindungan kesehatan kerja adalah
program gizi kerja & penyelenggaraan makanan di tempat
kerja (GK & PMTK)
 GK merupakan salah satu penentu kapasitas kerja yang
mempengaruhi tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga
kerja
 Permasalahan terkait :
a) Kurangnya pemahaman & perhatian pengusaha maupun tenaga kerja
b) Makanan sering diberikan dalam bentuk uang
c) Sering terjadinya kasus keracunan makanan di tempat kerja
 Penyelengaraan makan di tempat kerja menentukan
tingkat kecukupan kebutuhan makan bagi tenaga kerja.
 Secara langsung, apabila tenaga kerja mendapatkan
konsumsi makan yang sesuai dengan jenis atau beban
kerjanya maka produktivitas kerjanya akan optimal.
 Secara tidak langsung apabila kebutuhan makan tenaga
kerja sehari-hari terpenuhi sesuai beban kerjanya, maka
kesehatannya akan terpelihara sehingga tingkat
produktivitas kerjanya juga dapat dipertahankan.
Prevalensi dari gejala-gejala kelelahan,
pusing-pusing serta sakit kepala cukup
banyak dijumpai pada perusahaan yang
tidak menyediakan makanan bagi tenaga
kerjanya, untuk itu pemberian makanan di
tempat kerja sangat penting untuk
melindungi tenaga kerja dari berbagai
penyakit sehinga tingkat kesehatan tenaga
kerja dapat ditingkatkan
Ruang Lingkup
 Definisi/Istilah
 Spesifikasi Zat Gizi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja
 Kebutuhan dan kecukupan zat gizi bagi tenaga kerja
 Perhitungan kebutuhan energi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan
 Prinsip-prinsip penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja di
tempat kerja
 Mekanisme Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja
 Rekomendasi perusahaan katering pengelola makanan bagi tenaga
kerja.
GK & PMTK
 Apa yang saudara ketahui tentang gizi ? Apa macam zat gizi ?
 Apa yang saudara ketahui tentang gizi kerja ?
 Berapa kebutuhan kalori tenaga kerja ?
a) Bagaimana cara menyediakan makanan
b) Berapa yang harus diberikan
c) Apa dan kapan makanan diberikan
 Apa yang saudara ketahui tentang penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja ?
 Apa yang saudara ketahui tentang Perusahaan katering pengelola makanan bagi
tenaga kerja ?
 Bagaimana penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja harus dilakukan ?
 Apa syarat2 yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan makanan bagi tenaga
kerja ?
 Keracunan makan di tempat kerja, bagaimana menanggulanginya ?
Zat Gizi (Nutrient)
 Unsur Gizi :
◦ Hidrat arang/karbohidrat
◦ Lemak
◦ Protein
◦ Vitamin, Mineral dan air
 Unsur Non Gizi :
◦ Penyedap rasa (MSG)
◦ Pewarna
◦ Pengawet dll.
 Fungsi Zat Gizi :
◦ Tenaga (karbohidrat, lemak, protein)
◦ Pembangun (protein)
◦ Pengatur (Vitamin, mineral)
◦ Pelarut (air)
Pengertian

Kerja adalah gerak daripada badan dan pikiran seseorang


untuk menghasilkan barang atau jasa guna memelihara
kelangsungan hidup dan memuaskan kebutuhan.

Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian zat gizi


kepada tenaga kerja sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan selama berada di tempat kerja guna
mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja
setinggi-tingginya.
Pengertian

Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja :

 Rangkaian kegiatan yang meliputi


◦ penyusunan anggaran belanja makanan,
◦ perencanaan menu,
◦ penagadaan atau pembuatan bahan makanan,
◦ penerimaan dan penyimpanan bahan makanan,
◦ persiapan dan pemasakan makanan,
◦ penilaian,
◦ pengemasan,
◦ distribusi atau penyajian makanan di tempat kerja.
KEUNTUNGAN MEMBERIKAN MAKANAN
DI TEMPAT KERJA

1. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan


kerja
2. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja
kembali
3. Meningkatkan derajat kesehatan
4. Menurunkan absenteisme
5. Meningkatkan produktivitas
6. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan
pekerja maupun antar pekerja
7. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan
motivasi dan gairah kerja
GIZI KERJA DAN PRODUKTIVITAS
1. Haggard & Greenberg :
◦ Setelah 3 – 4 jam kerja terus menerus --- kadar gula darah
mencapai titik terendah
◦ Pemberian makanan tambahan setiap 2 jam, kadar gula dan
efisiensi kerja tetap dalam tingkat opimal.

2. Kraunt & Muller :


◦ Pemberian makanan dengan kalori ditingkatkan == produktivitas
meningkat

3. Darwin Karyadi :
◦ Kebiasaan tidak makan pagi sebelum kerja menyebabkan konsumsi
kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral rendah.
◦ Pekerja yang makan 2 x sehari banyak menderita anemia dibanding
yang makan 3 x sehari

4. FAO :
◦ Energi mempengaruhi produktivitas
◦ Protein, mineral dan vitamin mempengaruhi efisiensi kerja.
PEMBERIAN MAKANAN DAN KEMAMPUAN KERJA
(Semenov, V.I., 1974)

100
A1 B B1
80
Penggunaan C
% 60 A C1
Energi Kalori
cadangan dalam 40
tubuh
20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jam Kerja
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi

 Ukuran tubuh (tinggi, berat)


 Usia
 Jenis kelamin
 Kondisi tubuh
 Iklim dan kondisi lingkungan
 Tingkat aktivitas
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. U.U. No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
3. PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat kesehatan, Kebersihan,
serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
4. Instruksi Mennaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang Pengawasan
Terhadap Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja
5. SE. Mennakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
6. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
U.U. No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

 Pasal 3, syarat-syarat Keselamatan Kerja :


 Mencegah timbulnya peracunan, infeksi dan penularan penyakit
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban di tempat
kerja
 Pasal 5, Pengawasan :
 Direktur, pegawai pengawas, Ahli K3
 Pasal 9, Pembinaan :
 Pengurus wajib mentaati syarat dan ketentuan yang berlaku
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

Ps. 2 Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja :


◦ Memberikan nasehat mengenai gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
Pasal 5, Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja :
◦ Dipimpin dan dijalankan oleh dokter yang disetujui oleh
Direktur
PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan, serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

1. Syarat-syarat tempat kerja meliputi :


Bangunan, halaman, dapur, penerangan, air minum,
wc, tempat duduk, ventilasi dll.
2. Syarat penyelenggaraan makan di tempat kerja
(Pasal 8)
Syarat penyelenggaaan makan di tempat kerja
(Psl. 8 PMP No. 7 tahun 1964)
 Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapih
 Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja
 Makanan & minuman yang disediakan harus memenuhi syarat2 kesehatan.
 Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup kepala yang bersih bagi pegawai
penjamah makanan untuk dipakai sewaktu melayani makan/minum.
 Pegawai penjamah makanan & minuman :
◦ harus bebas penyakit menular dan harus selalu menjaga kebersihan badannya
◦ mendapat pendidikan kebersihan & kesehatan
◦ sebelum bekerja hrs diperiksa kesehatan badannya disertai pemeriksaan rontgen paru-paru
◦ Pemeriksaan kesehatan berkala setiap 1 tahun sekali
◦ tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit sampai dinyatakan sehat
kembali oleh dokter
Ketentuan dapur dan ruang makan :
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan dan tidak
berhubungan langsung dengan tempat kerja.
2. Fasilitas dapur dan ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan :
 mudah dibersihkan,
 penerangan cukup,
 ventilasi memadai, tidak menyebarkan panas/bau/uap,
 lantai tidak licin,
 ruangan cukup dan bebas dari serangga dan binatang mengerat.
Ketentuan Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)

1. Bebas Penyakit menular (TBC paru, thypus, Cacingan),


dinyatakan dg surat keterangan dokter
2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan diri
& cara mengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
4. Disiplin memakai alat pelindung pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker dll) & tidak
merokok sewaktu bekerja
5. Sebaiknya tidak mengunakan perhiasan
6. Pekerja yang muntah dan diare di tempat kerja, di
rumah atau di tempat lain dan menderita infeksi segera
melapor kepada supervisor
Bebas Penyakit menular :
 TBC paru >>> Foto Ro Paru2
 Thypus >>> Periksa Lab darah (Widal test)
 Cacingan >>> Periksa Tinja (cacing & telor
cacing )
Ins. Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang Pengawasan
Terhadap Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja :

Pengawasan oleh pegawai pengawas KTK


 Pemeriksaan dengan formulir Pemeriksaan
Perusahaan Jasa Boga :
 Persyaratan tenaga kerja
 Persyaratan kesehatan bahan dan penyimpanan
makanan
 Persyaratan sanitasi lingkungan dan fasilitas
pengelolaan makanan
SE Mennaker No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan:

 Perusahaan dengan Tk 50 – 200 : menyediakan tempat


ruang makan di perusahaan
 Perusahaan dengan TK > 200 : menyediakan kantin

di perusahaan
SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Katering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja

 Harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari


Depnaker (Disnaker setempat)
 Kandepnaker (Disnaker) melaksanakan pembinaan
dan monitoring
Penyelenggaraan Makan
di Tempat Kerja

Penyelenggaraan makanan
Petugas penyelenggara
Sistem pelayanan
Susunan menu
Dapur dan R. makan
Higiene sanitasi
Penyelenggaraan Makan

1. Arus Kerja :
• Penerimaan bahan
• Penyimpanan bahan
• Pemasakan
• Penghidangan
• Pembersihan
• Pembuangan sampah
Penyelenggaraan Makan

2. Cara penyelenggaraan :
• Perusahaan sendiri
• Kerjasama dengan perusahaan lain
• Perusahaan jasa boga dengan sistem borongan
Petugas /Penjamah

1. Bebas Penyakit menular (Pemeriksaan Kesehatan)


2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan,
cara mmengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk
4. Disiplin (memakai Alat pelindung, topi, pakaian, tidak
merokok dll)
Sistem Pelayanan

• Sistem Kafetaria (porsi diatur)


• Sistem catu (lauk pauk diporsikan, nasi dan
sayur ambil sendiri)
• Sistem prasmanan (ambil sesuai kebutuhan
dan selera)
• Sistem kotak (untuk kerja di lapangan)
Sususan Menu

• Menu bervariasi
• Kandungan gizi seimbang
• Menarik dan rasa enak
• Dapat mencukupi kebutuhan kalori dengan
porsi yang dapat dihabiskan
• Bahan makanan yang biasa dimakan
Dapur dan Ruang Makan

• Letak dapur (tidak jauh ruang makan, tdk


berhub. langsung dg tempat Kerja)
• Fasilitas dan ruang makan cukup memadai
• Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan
(mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi, lantai tidak licin, tidak panas, tidak bau,
ruangan cukup, bebas serangga)
Higiene Dan Sanitasi

 Bahan makanan dan lingkungan (sumber, keadaan, cara


mengangkut/mengepak)
 Tenaga penjamah (sertifikat sehat, pemeriksaan kes.
Berkala, kebiasaan menjaga higiene perorangan)
 Pemasakan/pengolahan (peralatan, sarung tangan,
pakaian kerja)
 Distribusi (wadah bersih dan tertutup, alat pemanas)
 Transportasi (alat angkut bersih)
 Menyimpan (rapi dan terjaga kebersihannya)
 Konsumsi (cuci tangan, cuci muka & kumur-kumur)
pakaian bebas debu)
K3 SPESIFIK DALAM PENYELENGGARAAN
MAKANAN DI TEMPAT KERJA

1. SUMBER BAHAYA SPESIFIK.


 Listrik
 Gas bertekanan
 Api dan bahan-bahan mudah terbakar
 Radiasi elektromagnetik seperti microwave.
 Cara kerja.
 Bahan kimia berbahaya.
 Peralatan.
 Pengelolaan limbah.
 Lingkungan kerja.
2. PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK
 Ground Fault Circuit Interupters (GFCI’s) harus dipasang apabila
daerah tersebut basah. Dengan pemasangan graunding yang
merupakan alat proteksi arus lebih sehingga tidak menyebabkan
tersentuh arus listrik.
 Exposed Receptable Boxs (kotak kontak) harus dibuat dari bahan
tidak konduktif.
 Plug dab receptacles (tusuk kontak) harus di design secara baik
 Panel-panel listrik harus diberi label agar jelas setiap circuit breaker.
 Pekerja harus mengetahui SOP agar tidak kontak dengan arus
 Pelatihan pekerja dalam penggunaan peralatan pengamanan dan
cara mencari bantuan pada keadaan darurat.
 Perawatan perlengkapan listrik untuk penyelenggaraan makanan di
tempat kerja.
3. PENCEGAHAN KECELAKAAN DI LOKASI
PENYIAPAN MAKANAN
 Lantai basah dan berminyak ditutup dengan bahan
yang anti slip.
 Tumpahan makanan dan cairan, pecahan piring/gelas
harus segera dibersihkan.
 Di tempat permukaan yang licin, harus menggunakan
sepatu anti slip.
 Jangan berdiri di kursi, bangku atau boks-boks untuk
mengambil sesuatu di tempat yang tinggi, gunakanlah
tangga untuk mencapai tempat tersebut.
 Kereta/ lorry, boks-boks dan sampah jangan sampai
menggangu tempat lalu lalang di tempat kerja.
4. PENCEGAHAN KECELAKAAN DARI PERALATAN
DAPUR
 Peralatan dapur kondisi baik, disimpan dengan rapi
dan tertata, agar dalam penggunaannya mudah
diambil dan tidak terjadi kecelakaan.
 Peralatan makan ditata baik, jangan ada yang rusak,
cacat, retak/pecah yang dapat mengakibatkan luka.
 Penggunaan oven microwave, stoves, dll. harus
memperhatikan petunjuk yang ada agar terhindar dari
bahaya radiasi elektromagnetik.
 Penggunaan bahan pembersih, deterjen, desinfektan,
dan larutan-larutan kimia lainnya harus sesuai dengan
petunjuk pemakaian.
 Pekerja harus memakai alat pelindung diri yang sesuai
5. ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

 Pekerja di dapur harus mendapat pelatihan bagaimana


menggunakan APAR.
 Pekerja di dapur harus mengetahui prosedur evakuasi
dan pelaporan apabila terjadi kebakaran.
 APAR harus ditempatkan pada tempat yang mudah
dicapai secara cepat dan harus diperiksa secara rutin.
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING PENGELOLA
MAKANAN BAGI TENAGA KERJA

 Surat Edaran Dirjen Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan Pengawasan


Norma Kerja No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Katering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja :
◦ Setiap perusahaan katering yang mengelola makanan pada perusahaan-
perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari
Depnaker.(dalam hal ini adalah Disnaker setempat).
◦ Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan,
hygiene dan sanitasi
◦ Setiap Kantor Depnaker agar melaksanakan pembinaan/penataan
kepada perusahaan-perusahaan catering yang beroperasi di daerahnya,
khususnya mengenai hygiene, sanitasi dan penanggulangan keracunan
makanan.
◦ Setiap Kantor Depnaker agar memonitor tindak lanjut perusahaan-
perusahaan catering tersebut di wilayahnya.
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING
PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
1. mengajukan permohonan kepada Bupati/Walikota c.q. Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.
2. Permohonan dibuat rangkap 2 (dua) disertai lampiran:
◦ Salinan akte perusahaan
◦ Salinan Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
◦ Salinan surat keterangan domisili perusahaan
◦ Salinan bukti NPWP perusahaan
◦ Salinan wajib lapor ketenagakerjaan
◦ Daftar peralatan yang dimiliki sesuai jenis usahanya
◦ Struktur organisasi perusahaan
◦ Pernyataan pengelola catering untuk mentaati peraturan perundangan
ketenagakerjaan
◦ Salinan surat keterangan sehat bagi petugas penjamah makanan, untuk
penyakit menular; infeksi kulit, thypoid, TBC, Cacing.
◦ Salinan bukti telah mengikuti pelatihan pengelolaan makanan bagi tenaga
kerja untuk pengelola dan petugas penjamah makanan.
◦ Pas foto
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING
PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA

 Pemeriksaan ke lokasi perusahaan dengan formulir


pemeriksaan sesuai dengan lampiran Surat Edaran Dirjen
Binawas No. SE. 86/BW/1989 yang menyangkut masalah:
◦ Persyaratan tenaga kerja
◦ Persyaratan pimpinan perusahaan
◦ Persyaratan kesehatan makanan
◦ Persyaratan kesehatan pengelolaan makanan (sanitasi
lingkungan dan fasilitas pengelolaan makanan).
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG
DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja – Depnakertrans 1994/1995)

 Usia 25 tahun
 BB Laki-laki 55 Kg dan Wanita 47 kg
 Suhu lingkungan kerja 250 C

Tingkat Aktivitas Laki-laki (55 kg) Wanita (47 kg)


(Kalori 24 Jam) (Kalori 24 Jam)

Kerja ringan 2.400 1.900


Kerja sedang 3.800 2.200
Kerja Berat 3.900 3.100
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG
DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja – Depnakertrans 1994/1995)

 Usia 25 tahun
 BB Laki-laki 55 Kg dan Wanita 47 kg
 Suhu lingkungan kerja 250 C

Tingkat Kebutuhan Laki-laki Wanita


Aktivitas Kalori Per Kg (Kalori) (Kalori)
BB/Jam 8 Jam Kerja 8 Jam Kerja
Kerja ringan 1,7 750 650
Kerja sedang 2,5 1100 950
Kerja Berat 5,0 2200 1900
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG
DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja – Depnakertrans 1994/1995)

 Usia 20 - 59 tahun
 BB Laki-laki 62 Kg dan Wanita 54 kg

Tingkat Aktivitas Laki-laki Protein Wanita Protein


(Kalori 24 Jam) (Kalori 24 Jam)

Kerja ringan 2.800 55 2.050 48


Kerja sedang 3.000 55 2.250 48
Kerja Berat 3.600 55 2.600 48
Sumber Kontaminasi Makanan
Bakteri & Zat Beracun
◦ Kuman
◦ Parasit
◦ Racun
◦ Bahan Kimia
Perantara Kontaminasi :
◦ Serangga : lalat, kecoa
◦ Batuk, bersin, kebersihan diri
◦ Peralatan tidak bersih
◦ Bahan makana tdk mmnuhi syarat kesehatan
◦ Cara penyiapan, pengolahan, penyimpanan & penyajian
Beberapa Penyebab Kontaminan Makanan

1. Penyebab (racun) Biologis :


 Clostridium perfringens & batulinum : bbp menit – 2 jam
ssdh makan
 Salmonella Thyposa : 4-5 hr ssd makan
 Kuman Koli
2. Penyebab (racun) non biologis
 Bahan organik : pestisida, herbisida, insektisida
 Bahan non organik : timah hitam, air raksa, kadmium,
phospor dsb.
Faktor Penyebab Keracunan Makanan
1. Makanan disiapkan di tempat yg cukup jauh
2. Makanan disimpan dalam suhu ruang tanpa pendingin
3. Lambatnya menyimpan dalam pendingin
4. Temperatur pemanasan makanan tidak cukup untuk mematikan
bakteri
5. Pemakaian makanan masak yg terkontaminasi
6. Daging & produk daging tidak dimasak sempurna
7. Daging beku tidak mencair dalam waktu yg cukup
8. Kontaminasi dari makanan mentah ke makanan matang
9. Pekerja pengolah makanan mengidap penyakit infeksi
PENANGANAN KASUS
KERACUNAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA
1. Memeriksa data umum perusahaan yang meliputi;
a) Identitas perusahaan
b) Informasi kasus keracunan makanan (tempat, tanggal, sumber laporan),
c) Lain-lain (P2K3, program Jamsostek)
2. Memeriksa data korban;
a) Identitas korban (Jumlah korban, Nama, NIP, jenis kelamin, unit kerja)
b) Riwayat penyakit dan keluhan korban
c) Pemeriksaan kesehatan kerja sebelumnya
d) Pemeriksaan kesehatan sekarang
3. Memeriksa hasil laboratorium sample makanan
a) Sumber keracunan
b) Adanya sample makanan
c) Hasil laboratorium
4. Upaya yang telah dilakukan pengurus/pengusaha
a) Pendataan
b) Pemeriksaan dan pengobatan
c) Pengambilan dan pengiriman sample makanan
Pembinaan dan Pengawasan
1. Tujuan :
Menciptakan kontinuitas terhadap
• Pelaksanaan norma & peraturan perundangan
• Upaya perbaikan & peningkatan Gizi Kerja &
Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja
• Evaluasi
2. Pelaksana :
 Pengawas Ketenagakerjaan
 Ahli K3
 Dokter perusahaan dan petugas lain yang ditunjuk
Pembinaan dan Pengawasan

3. Jenis kegiatan pembinaan dan pengawasan


 Besar porsi, nilai gizi, kebersihan
 Petugas/pengelola (kebiasaan buruk, syarat petugas)
 Tempat dan alat
 Evaluasi perubahan menu makanan
 Keadaan kesehatan dan gizi TK
 Pemenuhan ketentuan peraturan perundangan
 Pemberian rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai