Anda di halaman 1dari 48

Penilaian Status Gizi dan

Kebutuhan Gizi Kerja

NENDYAH ROESTIJAWATI
24 MARET 2017
Kecukupan Gizi Pekerja

Rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk


memenuhi gizi bagi hampir semua (97,5%) orang
sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan
fisiologis tertentu
Kebutuhan gizi : nilai asupan harian zat gizi yang
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi
mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur,
jenis kelamin dan fisilogis tertentu
Kebutuhan Gizi

Dipengaruhi oleh : usia, ukuran tubuh, dan jenis


kelamin.
Faktor lain yaitu: jenis pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan sehari-hari, keadaan fisiologis, keadaan
khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan
anemia, keadaan lingkungan kerja.
Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar
dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat
gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Penilaian Status Gizi

Penilaian langsung
Antropometri
1. IMT
2. Tebal lemak bawah kulit
3. Rasio lingkar pinggang dan panggul
Pemeriksaan klinis
Penilaian biokimiawi
Penilaian biofisik
Penilaian tidak langsung
Survei konsumsi makanan
Antropometri

Salah satu cara penilaian status gizi yang


berhubungan dengan ukuran tubuh yang
disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang
Mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang
Parameter yang diukur : umur, berat badan, tinggi
badan, LLA, lingkar kepala, lingkar pinggul dan
tebal lemak bawah kulit
Indeks antropometri  kombinasi beberapa
parameter
Indeks Massa Tubuh (1)

berat badan (kg)


IMT = ----------------------------------------------
tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
WHO

Klasifikasi IMT
Underweight < 18.50
Severe thinness < 16.00
Moderate thinness 16.00 – 16.99
Mild thinness 17.00 – 18.49
Normal 18.50 – 24.49
Overweight > 25.00
Pre obesitas 25.00 – 29.99
Obesitas > 30.00
Obesitas kelas I > 30.00 – 34.99
Obesitas kelas II > 35.00 – 39.99
Obesitas kelas III > 40.00
Penduduk Asia Dewasa

IMT KATEGORI RISK


< 18.50 Underweight Rendah
18.50 – 22.90 Normal Rata-rata
> 23.00 Overweight
23.00 – 24.99 At risk Meningkat
25.00 – 29.99 Obese I Sedang
> 30.00 Obese II Berbahaya
Riskesdas

Klasifikasi IMT
Kurus < 18.50
Normal 18.50 – 24.49
Berat badan lebih 25.00 – 27.00
Obese > 27.00
Tebal Lemak Bawah Kulit (2)

Menentukan persentase lemak tubuh


Di sisi kanan badan
Diukur tiga kali
Trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale,
abdominal, paha depan, betis medial, mid aksila
Lemak dapat diukur secara relatif terhadap berat
tubuh total
Jumlah lemak dipengaruhi jenis kelamin dan umur
Rumus

Laki-laki 18-27 tahun


Db = 1.0913 – 0.00116 (trisep+scapula)
%BF = ((4.97/Db)-4.52)x100

Wanita 18-23 tahun


Db = 1.0897 – 0.00133 (trisep+scapula)
%BF = ((4.76/Db)-4.28)x100

Db = body density
Klasifikasi

Klasifikasi Laki-laki Wanita


Lean < 8% < 13 %
Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %
Slightly overfat 16 – 20% 24 – 27 %
Fat 21 – 24 % 28 – 32 %
Obesitas 25 % 33%
Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (3)

Simpanan lemak atau otot torso yang berkembang


Perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen
Tujuan : deteksi risiko DM II, kolesterol, hipertensi
dan jantung
Lingkar pinggang : lingkar perut terkecil antara
tulang rusuk dan krista iliaka
Lingkar panggul : penonjolan terbesar pantat,
sekitar simphisis pubis
Diukur pada akhir ekspirasi normal
Banyaknya lemak perut menunjukkan adanya
perubahan metabolisme, termasuk insulin dan
produksi asam lemak bebas, dibandingkan lemak
pada kaki dan tangan

Rumus
LPi
RLPP = --------
LPa
Risiko RLPP pada Penyakit Degeneratif

Umur Low Moderate High Very high

Pria
20-29 < 0.83 0.83-0.88 0.89-0.94 >0.94
30-39 <0.84 0.84-0.91 0.92-0.96 >0.96
40-49 <0.88 0.88-0.95 0.96-1.00 >1.00
Wanita
20-29 < 0.71 0.71-0.77 0.78-0.82 >0.82
30-39 <0.72 0.72-0.78 0.79-0.84 >0.84
40-49 <0.73 0.73-0.79 0.80-0.87 >0.87
Pemeriksaan Klinis

Berhubungan dengan kekurangan maupun


kelebihan asupan zat gizi
Dapat dilihat pada jaringan epitel mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, organ yang dekat dengan
permukaan tubuh (kelenjar tiroid)
Meliputi :
1. keluhan gangguan dan riwayat medis
perkembangan penyakit, dan
2. pengamatan gejala gangguan gizi
Penilaian Biokimiawi

Pemeriksaan laboratorium
Uji biokimia statis : pemeriksaan pada suatu bahan
untuk mengetahui kadar zat gizi maupun simpanan
pada jaringan yang sensitif terhadap deplesi
Uji gangguan fungsional : mengukur besarnya
gangguan fungsional zat gizi yang spesifik
Anemia : tidak hanya ditentukan oleh kadar Hb
perlu pemeriksaan fungsional lain ( kelainan bentuk
eritrosit, dll)
Penilaian Biofisik

Melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat


perubahan struktur jaringan
Survei Konsumsi Makanan

Menilai jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh


individu maupun keluarga
Kualitatif : dietary history dan frekuensi makanan
Kuantitatif : recall 24 jam, penimbangan makanan, food
record, pencatatan makanan, food account, dan metode
inventaris
Memerlukan sejumlah daftar : DKBM, DKGJ, DKMM,
DKPM, DURT dan TKPI
Untuk interpretasi dibandingkan dengan AKG
Biasa digunakan metode recall 24 jam untuk mengetahui
asupan energi
Kebutuhan energi (1)

Metabolisme basal
Beban kerja
Metabolisme Basal

Metabolisme basal (MB): Energi minimal yang


dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan proses-
proses hidup yang dasar, dalam satuan kalori per
satuan waktu.
MB laki-laki = Berat badan (kg) X 1 Kkal/jam
MB perempuan = Berat badan (kg) X 0,9 Kkal/jam
Beban Kerja

Ditentukan oleh lamanya waktu melakukan


pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri.
Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin
pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan
dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Prosedur Pengamatan

 Amati setiap aktivitas tenaga kerja (kategori jenis pekerjaan


dan posisi badan) sekurang-kurangnya 4 jam kerja dalam 1
hari kerja dan diambil rerata setiap jam
 Hitung dan catat waktu aktivitas kerja menggunakan
stopwatch
 Beban kerja setiap aktivitas tenaga kerja dinilai
menggunakan table perkiraan beban kerja menurut
kebutuhan energi
 Hitung beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori
karyawan
Perhitungan Kalori berdasarkan Beban Kerja
Kategori Beban Kerja

Kerja ringan : Pekerjaan yang membutuhkan kalori


untuk pengeluaran energi sebesar 100 Kkal/jam
sampai 200 Kkal/jam
Kerja sedang : Pekerjaan yang membutuhkan kalori
untuk pengeluaran energi lebih besar dari 200
Kkal/jam sampai 350 Kkal/jam
Kerja berat : Pekerjaan yang membutuhkan kalori
untuk pengeluaran energi lebih besar dari 350
Kkal/jam sampai 500 Kkal/jam
Kebutuhan Energi (Harris Benedict)

Ringan 1,3
Sedang 1,4 – 1,5
Berat 1,75
Bedrest 1,2
Kebutuhan Energi koreksi BB

Contoh : seorang pekerja wanita usia 40 tahun, BB


60 kg, aktivitas sedang
Kebutuhan energi :

60 x 1800
-------------- = 2400 kkal
55
Kebutuhan energi (Krause 1)

No Aktivitas Kalori/kgBBI

1 Bed rest 27,5

2 Sangat ringan 30,0

3 Ringan 35,0

4 Sedang 40,0

5 Berat 50,0
Kebutuhan Energi (Krause 2)

BMR – koreksi tidur + aktivitas fisik +SDA


Koreksi tidur = 10% x (7-8 jam) x BBI
Aktivitas =....% x (BMR-koreksi tidur)
SDA = (7-8%) x (BMR-koreksi tidur + aktivitas)
No Aktivitas %
1 Bed rest 10
2 Sangat ringan 30
3 Ringan 50
4 Sedang 75
5 Berat 100
Aktivitas Fisik (1)
Aktivitas fisik (2)

Ringan : kerja kantor, dokter, guru, juru rawat,


penjaga toko, pengangguran (laki-laki), kerja kantor,
dokter, guru, juru rawat (wanita)
Sedang : industri ringan, mahasiswa, buruh
bangunan, nelayan (laki-laki), industri ringan,
mahasiswa, kerja toko, kerja rumah, kerja rumah
tangga (wanita)
Berat : petani tanpa mesin, kuli, tukang kayu tanpa
mesin, tukang besi, kerja tambang (laki-laki), petani
tanpa mesin, penari, atlet
Aktivitas fisik (3)

Ringan : menulis dan mengetik, menjahit, merajut,


sopir pribadi, kerja kantor, kerja laboratorium, berdiri
di depan mesin dan memutar tombol, sedikit
menggunakan otot
Sedang : bertani dan berkebun, pengemudi traktor dan
alat besar, mencuci, memeras dan menjemur pakaian,
mendorong kereta ringan, menyeret karung 10-25kg,
banyak gerak tapi tidak menggunakan otot
Berat : mencangkul, mengangkat atau memikul,
menggergaji, memotong kayu, menarik becak, kerja
tambang, banyak gerak menggunakan otot
Penyesuaian kalori menurut usia

Usia (tahun) Persen (%)


20-30 100
30-40 97
40-50 94
50-60 86,5
60-70 79
> 70 69
Kebutuhan kalori di tempat kerja

Kebutuhan energi berdasarkan jenis kelamin


Kebutuhan energi berdasarkan aktivitas
Penyesuaian menurut usia
Perhitungan porsi persentase makanan
pagi : siang : malam = 30 : 40 : 30

Kebutuhan kalori di tempat kerja 40%


Kebutuhan Zat Gizi Makro

Protein = 10-20% dari kebutuhan energi total sehari,


kerja = 30-35% kebutuhan protein sehari
Lemak = 15-20% dari kebutuhan energi total sehari,
kerja = 30-35% kebutuhan lemak sehari
Karbohidrat = 60-70% dari kebutuhan energi total
atau sisa dari kebutuhan energi yang telah dikurangi
dengan energi yang berasal dari protein dan lemak,
kerja = 30-35% kebutuhan lemak sehari
Kebutuhan Energi dan Protein
Kebutuhan Zat Gizi Mikro

Menggunakan software nutrisurvey, FP3, nutlicin 2


Contoh : vitamin A, Zn, Fe, asam folat, yodium
Kebutuhan Cairan

Tubuh mengandung 60-70% air


Berperan dalam metabolisme sel
Konsumsi cairan minimal 2 L/hari
Minuman 1400 ml, makanan 700 ml, dan oksidasi
makanan 200 ml
Ekskresi cairan : urin 1400 ml, BAB 100 ml, respirasi
kulit 100 ml, kehilangan yang tidak terlihat dan saluran
nafas 700 ml
Kehilangan 4-5%  kapasitas kerja menurun 20-30%
10%  gangguan sirkulasi
20%  kematian
Kebutuhan Cairan

Dipengaruhi : usia, jenis kelamin, suhu lingkungan,


jenis makanan yang dikonsumsi, jenis aktivitas
Kebutuhan cairan 1 ml tiap kilokalori kebutuhan
energi tubuh
10 kg pertama 1 L, 10 kg kedua 500 ml, sisanya
setiap kg 20 ml
Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam)

40-50% dari kebutuhan sehari.


Bila diterjemahkan kedalam menu menjadi
kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack.
Proporsi Bahan Makanan Seimbang

Karbohidrat (50-65% dari total energi),


Protein (10-20% dari total energi),
Lemak (20-30% dari total energi).
Standar porsi makanan pekerja 8 jam
Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai