Anda di halaman 1dari 14

Gizi Kerja dan Higiene Sanitasi

Makanan
PENGERTIAN/DEFINISI
• Gizi adalah kesehatan seseorang yang dihubungkan dengan
makanan yang dikonsumsinya sehari-hari

• Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi


kepada tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan
selama berada di tempat kerja guna mendapatkan tingkat
kebutuhan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya.

• Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja adalah rangkaian


kegiatan yang meliput ipenyusunan anggaran belanja makanan,
perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan
pemasakan makanan, penilaian, pengemasan, distribusi dan
penyajian makanan bagi tenaga kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan zat gizi
1) Ukuran tubuh (tinggi badan dan berat badan). Kebutuhan kalori yang
ditentukan oleh ukuran tubuh ini disebut kebutuhan dasar.
2) Usia. Semakin tua kebutuhan semakin kurang
3) Jenis kelamin laki-laki memerlukan kalori dan zat gizi lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan.
4) Kondisi baru sembuh dari sakit, baru operasi, sedang hamil dan menyusui
memerlukan gizi lebih besar dibanding dengan kondisi biasa.
5) Iklim dan kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap kebutuhan gizi.
Tempat kerja yang dingin memerlukan zat gizi lebih besar dari tempat kerja
yang panas. Di musim hujan diperlukan kalori lebih besar dibanding di musim
panas karena diperlukan tambahan kalori untuk mempertahankan suhu
tubuh.
6) Tingkat aktivitas yang dilakukan digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu :
kerja berat, kerja sedang dan kerja ringan.
PENYELENGGARAAN MAKAN BAGI
TENAGA KERJA
Tujuan:
meningkatkan keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Penyelenggaraan makanan adalah semua proses, dimulai dari merencanakan


anggaran belanja sampai ke makanan dikonsumsi oleh tenaga kerja.

Penyelenggaraan:
diselenggarakan sendiri oleh perusahaan atau dengan cara kerjasama/kontrak
Persyaratan minimal penyelenggara meliputi :
a. Mempunyai dapur
b. Mempunyai tenaga gizi
c. Mempunyai tenaga pelaksana
d. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
Pemberian Makan Bagi Tenaga Kerja memberikan keuntungan baik
bagi tenaga kerja maupun perusahaan, antara lain yaitu :
a. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
b. Meningkatkan produktivitas
c. Meningkatkan derajat kesehatan
d. Menurunkan absensi
e. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun
antar pekerja
f. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
g. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
h. Pengawasan relatif lebih mudah
Dasar Hukum penyelenggaraan
makanan bagi naker
1. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964
tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja;
2. Permennaker No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja;
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan;
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Binawas No. SE.
86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering yang
mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
5. PMK no 1096 tahun 2011 tentang HS Jasaboga
• Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964,
bahwa kantin, ruang makan di tempat kerja dan
perusahaan catering pengelola makanan bagi tenaga
kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan,
kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

• Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang


Pelayanan Kesehatan Kerja, diatur mengenai tugas
pokok pelayanan kesehatan, yang salah satunya adalah
mengenai gizi dan penyelenggaraan makanan di
tempat kerja.
Syarat penyelenggaraan makanan di tempat kerja
sesuai pasal 8 PMP No. 7 tahun 1964 :

1. Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan
rapih
2. Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan
tempat kerja
3. Menu makanan yang disediakan harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
4. Pegawai penjamah makanan & minuman harus bebas penyakit menular
dan harus selalu menjaga kebersihan badannya.
5. Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup kepala yang bersih
bagi pegawai penjamah makanan untuk dipakai waktu melayani
makanan.
6. Pegawai penjamah makanan harus mendapat didikan kebersihan &
kesehatan.
7. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan
badannya disertai pemeriksaan rontgen paru-paru
8. Pemeriksaan kesehatan berkala sekali/tahun
9. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani makanan selama
menderita suatu penyakit sampai dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
Syarat penjamah makanan
• bebas dari penyakit menular (seperti TBC, typhus, cacingan) dan
harus selalu menjaga kebersihan badannya;
• disediakan pakaian (schort) dan tutup kepala untuk digunakan
sewaktu melayani makanan;
• telah mendapat pelatihan tentang kebersihan dan kesehatan
khususnya yang berkaitan dengan penyelengaraan makan bagi
tenaga kerja;
• Sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan badannya minimal satu
tahun sekali disertai dengan pemeriksaan rontgent paru-paru dan
dinyatakan dengan surat keterangan dokter ;
• Tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit
sampai dinyatakan oleh dokter bahwa ia sudah sehat kembali
(khususnya infeksi pada kulit, mata, telinga, hidung dan
tenggorokan).
Syarat tambahan
1. Mendapat pelatihan tentang cara penggunaan alat
pemadam api ringan (APAR);
2. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yang tidak sehat dalam
bekerja, misalnya; bicara waktu menyediakan makanan,
bersin/batuk di depan makanan, menggaruk bagian tubuh
tertentu, merokok, mabuk dll.
3. Tidak mengunakan perhiasan selama mengolah makanan;
4. Disiplin memakai Alat pelindung (pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker, topi);
5. Segera melapor kepada supervisor apabila yang
bersangkutan muntah dan diare di tempat kerja, di rumah
atau di tempat lain dan menderita infeksi.
Pengadaan kantin dan ruang makan
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan, menyatakan :
1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh
antara 50 sampai 200 orang supaya
menyediakan ruang tempat makan di
perusahaan yang bersangkutan.
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh
lebih dari 200 orang supaya menyediakan kantin
di perusahaan yang bersangkutan.
Ketentuan dapur dan ruang makan : Untuk dapat
berjalannya fungsi dapur dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa hal antara lain :

1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan dan tidak


berhubungan langsung dengan tempat kerja.
2. Fasilitas dapur dan ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan mudah
dibersihkan, penerangan cukup,ventilasi memadai,
tidak menyebarkan panas/bau/uap, lantai tidak
licin, ruangan cukup dan bebas dari serangga dan
binatang mengerat.
Surat Edaran Direktur Jenderal Binawas No. SE. 86/BW/1989
tentang Perusahaan Catering yang mengelola Makanan bagi Tenaga
Kerja, perusahaan catering pengelola makanan bagi tenaga kerja,
harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1) Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada


perusahaan-perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan
rekomendasi dari Depnaker.

2) Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan


kesehatan, hygiene dan sanitasi.

3) Setiap Kantor Departemen Tenaga Kerja agar melaksanakan


pembinaan/penataran kepada perusahaan-perusahaan catering
yang beroperasi di daerahnya, khususnya mengenai hygiene, sanitasi
dan penanggulangan keracunan makanan.
• Perusahaan yang mempekerjakan pekerja /
buruh selama waktu kerja lembur wajib
memberikan makanan dan minuman
sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja
lembur dilakukan selama 3 (tiga) jam atau
lebih

Anda mungkin juga menyukai