SKRIPSI
OLEH :
ROVITA NUR FITRIANI
NIM : 108101000016
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
ROVITA NUR FITRIANI
NIM : 108101000016
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, September 2012
Rovita Nur Fitriani, NIM : 108101000016
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jendral
Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012
xvii + 112 halaman,6 tabel, 18 gambar, 6 grafik, lampiran
ABSTRAK
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah suatu kondisi medis dimana saraf tengah
tertekan di bagian pergelangan yang mengakibatkan parastesia, mati rasa dan kelemahan
otot di tangan. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
kelemahan otot pada tangan. operator computer bekerja selama 8 jam kerja dengan
penggunaan komputer intens selama 5-6 jam kerja. Berdasarkan studi pendahuluan
terhadap 15 operator komputer didapatkan 11 operator mengalami keluhan berupa gejala
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) saat dilakukan pemeriksaan Phalens test.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer bagian
sekretariat di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum tahun 2012. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain crossectional yang
dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2012. Sampel pada penelitian ini berjumlah
102 orang didapatkan dari hasil perhitungan sampel dengan rumus uji hipotesis dua
proporsi. Penelitian ini menggunakan chi- square untuk melihat adanya hubungan antara
variabel usia, jenis kelamin, masa kerja, dan posisi janggal pada tangan dengan dugaan
Carpal tunnel Syndrome (CTS).
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar operator komputer diduga
mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 66 operator komputer (64,7%).
Pada penelitian ini didapatkan faktor usia dan masa kerja berhubungan dengan dugaan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sedangkan faktor jenis kelamin dan posisi janggal pada
tangan tidak berhubungan dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Untuk mengurangi risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS), disarankan
kepada perusahaan untuk membuat program promosi K3 terkait dengan senam
pergelangan tangan yang perlu dilakukan sebelum memulai pekerjaan atau disela-sela
pekerjaan.
ii
UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY
Undergraduated Thesis, September 2012
ABSTRACT
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a medical condition in which the nerveus
medianus oppressed at the ankle which resulted parastesia, numbness and muscle
weakness in the hand. If this happens for a long time can cause muscle weakness in the
hand. computer operators to work for 8 hours with intense use of the computer for 5-6
hours. Based on a preliminary study of 15 computer operators obtained 11 operators
have complaints of symptoms Carpal Tunnel Syndrome (CTS) when checking Phalen's
test.
The studys intend to find out determinant factors of suspect Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) and the corelations on computer operator at Secretariat Inspectorate
General the Ministry of Public Works in 2012. This research is a quantitative study
using a cross sectional design was conducted in July to August 2012. The sample in this
research were 102 people obtained from the calculation of the sample by the formula
hypothesis testing two proportions. This study used chi-square to see the relationship
between the variables of age, sex, employment period, and the awkward posture of the
hand with suspected Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Based on this research, most of the computer operator suspected of having
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) computer operator as much as 66 (64.7%). In this
research, age and employment period associated with suspected Carpal Tunnel
Syndrome (CTS), while the factor of sex and awkward posture of the hands is not related
to allegations of Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
To reduce the risk of Carpal Tunnel Syndrome (CTS), suggested to the company
to to make promotion program K3 associated with wrist exercises that needs to be done
before starting work or in a job sidelines.
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
v
CURICULUM VITAE
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat kepada
hamba-hambanya. Rasa syukur senantiasa terucapkan kepada-Nya atas segala nikmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam juga tak
lupa terucapkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya.
Skripsi dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya bukanlah semata-mata hasil usaha
penulis sendiri, melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, arahan,
koreksi, saran, motivasi dan semangat. untuk itu penulis ucapkan rasa terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1. Mamah dan Bapakku tercinta, yang selalu mendoakan aku dan mengajarkan aku untuk
selalu berusaha, memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, dan kepada
Mba Sinta dan Mas Sigit ku tersayang yang selalu memberikan motivasi.
2. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
vii
3. Ibu Febrianti, M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM)
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Iting Sofwati, ST, MKKK selaku Dosen Pembimbing I, makasih sebanyak-
banyaknya saya ucapkan untuk ibu yang telah membantu dalam memberikan bimbingan
dan masukan dari awal penyusunan skripsi ini hingga akhir, hingga skripsi ini dapat
5. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku dosen pembimbing II, saya ucapkan terima kasih
atas kesediaan bapak untuk membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal
6. Ibu Riastuti Kusumawardani, SKM, MKM selaku ketua penguji terimakasih atas saran
dan masukannya.
7. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, Mkes sebagai anggota penguji 1 dalam skripsi ini.
8. Ibu Minsarnawati Tahangnacca, SKM, MKes sebagai anggota penguji 2 dalam skripsi
ini
9. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Bapak Ahmad Ghozali selaku staf Program Studi Kesehatan Masyarakat, terimakasih
atas semua bantuannya dalam mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk keperluan
11. Bapak Ir. Don Anzaldi Salim selaku Inspektur Khusus Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum, terimakasih atas kesediaan bapak untuk mengizinkan saya dalam mengambil
viii
12. Nek Nilda Nurin, sobatku tercinta yang ga pernah bosen selalu ngedorong gw untuk
cepet selesein skripsi dan ngembantu gw juga dalam menyelasikan skripsi ini.
13. Sobat tersayang (Mizna) yang juga selalu memberikan dukungan, temen-temen kosan ku
(viul dan zum) yang selalu susah senang bersama dalam suka dan duka (hehe....),
14. Tak lupa juga kepada seluruh teman-teman angkatan 2008 yang tidak bisa dituliskan
namanya satu persatu, banyak kenangan indah yang telah dilalui bersama dengan kalian
semua.
15. dan untuk semua pihak yang tidak bisa dituliskan namanya satu persatu yang telah
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca lain.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN---------------------------------------------------------------- i
ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------------------- ii
LEMBAR PERSETUJUAN --------------------------------------------------------------- iv
LEMBAR PENGESAHAN ---------------------------------------------------------------- v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ------------------------------------------------------------ vi
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR TABEL---------------------------------------------------------------------------- xiv
DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------------------ xv
DAFTAR GRAFIK -------------------------------------------------------------------------- xvi
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------- xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------------------- 9
1.3. Pertanyaan Penelitian ------------------------------------------------------------------- 11
1.4. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------------------ 12
1.4.1. Tujuan Umum ----------------------------------------------------------------- 12
1.4.2. Tujuan Khusus----------------------------------------------------------------- 12
1.5. Manfaat Penelitian ---------------------------------------------------------------------- 13
1.5.1. Bagi Mahasiswa --------------------------------------------------------------- 13
1.5.2. Bagi Fakultas ------------------------------------------------------------------ 13
1.5.3. Bagi Perusahaan --------------------------------------------------------------- 13
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ------------------------------------------------------------- 14
x
2.1.2. Anatomi Pergelangan Tangan Carpal tunnel Syndrome ----------------- 16
2.1.3. Gejala-Gejala Carpal tunnel Syndrome ------------------------------------- 18
2.1.4. Klasifikasi Carpal tunnel Syndrome----------------------------------------- 19
2.1.5. pemeriksaan Klinis / Diagnosa Carpal tunnel Syndrome---------------- 20
2.1.6. Pencegahan dan Penanganan Medis Carpal tunnel Syndrom ----------- 25
2.1.6.1. Pencegahan Carpal tunnel Syndrome --------------------------- 25
2.1.6.2. Pengobatan Carpal tunnel Syndrome ---------------------------- 28
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal tunnel Syndrome ---- 33
2.3. Kerangka Teori -------------------------------------------------------------------------- 46
BAB V HASIL
5.1. Bagian Sekretariat di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum----- 67
5.2. Analisis Univariat ----------------------------------------------------------------------- 69
xi
5.2.1. Dugaan Carpal Tunnel Syndrome pada Operator Komputer Bagian
Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum
Tahun 2012 ---------------------------------------------------------------------- 69
5.2.2. Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) pada Operator Komputer
Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum Tahun 2012 ------------------------------------------------------------ 74
5.2.3. Faktor Pekerjaan (Posisi janggal pada Tangan dan Masa Kerja) pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ------------------------------ 75
5.3. Analisis Bivariat ------------------------------------------------------------------------- 77
5.3.1. Hubungan Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) pada Operator
Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2012 ----------------------------------------------- 77
5.3.2. Hubungan Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pda Tangan dan Masa
kerja) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ------------------- 79
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian ---------------------------------------------------------------- 82
6.2. Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ------------------------------------------- 83
6.3. Hubungan antara Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) dengan Dugaan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ----------------------------------------------------- 87
6.3.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Dugaan Carpal Tunnel
Syndrome (CTS)--------------------------------------------------------------- 87
6.3.2. Hubungan Usia dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)---- 91
6.4. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pada Tangan dan Masa
Kerja) dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ------------------------ 93
6.4.1. Hubungan antara Posisi Janggal pada Tangan dengan Dugaan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ------------------------------------------- 93
xii
6.4.2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Dugaan Carpal Tunnel
Syndrome (CTS)--------------------------------------------------------------- 97
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR GRAFIK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Kuesioner
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
yaitu ketika tangan digerakkan berulang-ulang pada periodesasi waktu yang lama
dengan jumlah gerakan pada jari-jari dan tangan yang berlebihan.Hal tersebut
menyebabkan otot atau ligamen dapat menjadi meradang sebagai akibat dari
penekanan otot dan ligamen serta pembendungan terowongan karpal (Haque, 2009).
menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus atau saraf tengah di bagian
pergelangan yang dapat mengakibatkan parastesia, mati rasa, dan kelemahan otot di
Peradangan yang terjadi pada tangan akibat tertekannya saraf medianus atau
saraf tengah dapat menimbulkan suatu gejala. Gejala yang ditimbulkan umumnya
dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan
gejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal
(numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi
oleh nervus medianus. Seringkali gejala pertama timbul saat malam hari yang
menyebabkan penderita terbangun dari tidurya (Rambe, 2004). Penyakit ini harus
segera diatasi sebelum terlambat, karena rasa nyeri pada tangan akan semakin sering
terjadi sehingga dapat menurunkan produktifitas dalam bekerja, bahkan jika tidak
1
2
manusia, karena sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah
dengan menggunakan tangan. Pada kondisi masyarakat yang sekarang ini, interaksi
manusia dengan mesin semakin sering terjadi, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
banyak aktivitas atau keadaan yang dapat memacu tingginya kasus Carpal Tunnel
cidera urat tangan, lengan dan bahu. Beribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan
menekan tuts keyboard ketika mengetik, dengan tangan yang mencengkram dan
menggeser mouse sehinga tanpa disadari terjadi akumulasi kerusakan pada badan
berlebih-lebihan seperti yang terdapat pada QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat
karena hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan bermacam-
macam penyakit yang mungkin membahayakan jiwa. Allah Yang Maha Pengasih
halnya dengan sabda Nabi Muhammad yang berkaitan dengan konteks kesehatan
fisik yang berbunyi sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu dalam
sabda tersebut Nabi menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas
3
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan sama halnya dengan orang yang
Gerakan berulang yang dilakukan pada pergelangan tangan dalam waktu lama dan
pekerja kantoran yang pekerjaan utamanya adalah duduk di depan komputer, dimana
tangan menjadi salah satu organ tubuh yang digunakan dalam jangka waktu lama
antara kekuatan dan pengulangan gerakan pada jari-jari dan tangan, selama periode
waktu yang lama, dapat menjadi salah satu alasan mengapa keluhan Carpal Tunnel
Syndrome kini mulai banyak diderita oleh pekerja kantoran.(Aizid, 2011). Pendapat
tersebut dipertegas oleh Biro Statistik Tenaga kerja Internasional yang menyatakan
bahwa mengetik menghasilkan absen terpanjang dari pekerjaan pada tahun 2002, dan
adanya bukti kuat hubungan positif antara kerja berulang dengan faktor-faktor
(OSHA), cedera tangan berulang adalah masalah kesehatan yang paling umum dan
4
mahal, mempengaruhi ratusan ribu pekerja Amerika, dan biaya lebih dari $ 20 miliar
per tahun sebagai kompensasi pekerja. penggunaan mouse komputer lebih dari 20
jam setiap pekan atau 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih
akan berakibat pada timbulnya Carpal Tunnel Syndrome. Risiko terjadinya Carpal
Tunnel Syndrome 10% lebih banyak pada orang dewasa dimana wanita berisiko 3
kali lipat lebih banyak daripada pria dan terbanyak terjadi pada usia 40-50 tahun dan
angka kejadian kurang lebih 515/1000 populasi di USA pada 102 tangan (92 orang).
(Purwanti, 2011). NIOSH (The National Institute for occupational Safety and
melaporkan, kurang lebih 960.000 kasus CTDs di kalangan pekerja amerika tahun
seluruh kasus CTDs yang dilaporkan, separuhnya didiagnosis sebagai Carpal Tunnel
Syndrome.(Wichaksana, 2002)
Studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic melihat CTS pada pengguna
komputer menyimpulkan bahwa 3,5% dari pengguna komputer memiliki CTS yang
mirip dengan populasi umum. Dan studi yang dilakukan oleh Anderson (2007)
karena itu, persentase pengguna komputer dengan CTS (3,5%) lebih besar dari
populasi umum (1% sampai 2%) (Rostati, 2009). Selain itu juga sebuah studi yang
5
dilakukan oleh Roquelaure (2008) melihat hubungan status pekerjaan dengan tingkat
insiden CTS, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian rata-rata CTS
lebih tinggi pada pekerja yaitu 75% pada pria dan 67% pada perempuan dari pada
individu yang menganggur. Menurut Kantor Tenaga kerja dan Statistik di USA
Tahun 2003, jumlah pekerja yang tidak masuk kerja akibat terkena Carpal Tunnel
Syndrome adalah 3,7 orang dari seluruh pekerja di Negara ini. Pegawai tersebut rata-
rata kehilangan hari untuk bekerja yaitu 23 hari/tahun, dengan ganti rugi pekerja
yang terkena Carpal Tunnel Syndrome adalah 2 milliar pertahun (Haque, 2009).
Selain itu salah satu penelitian tentang Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja
Pekerja Data Entry Di Arsip Nasional Republik Indonesia, dimana didapatkan hasil
bahwa keluhan subyektif yang paling banyak dialami responden adalah pegal pada
lengan, pergelangan / jari-jari saat bekerja atau setelah bekerja yaitu sebanyak 54,2
%, yang diikuti dengan adanya keluhan nyeri dari tangan sampai bahu dan tidak kuat
keluhan yang tidak pernah dirasakan adalah bengkak pada jari-jari tangan dan tangan
Secara spesifik, dalam pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
mendukung proses monitoring dan audit; dan memenuhi kebutuhan akses informasi
ataupun dalam mengakses data. Akses Data Kementerian Pekerjaan Umum adalah
salah satu cara atau metode untuk melihat, mengirim, mengambil, dan menggunakan
Data Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Sistem Informasi untuk Akses Data Kementerian
Pekerjaan Umum adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem aplikasi komputer
/KB/XXIII.2/12/2010)
Kementerian, 2011).
Pekerjaan Umum sebagai tempat penelitian karena secara tidak langsung untuk
pada pekerja, baik pada pekerja yang melakukan pengawasan maupun pada pekerja
pelaksanaan agar pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan mutu, biaya, dan
Pekerjaan Umum sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan dengan peraturan Menteri
ini. selain itu juga melakukan perencanaan jangka menengah dan tahunan,
Dengan kata lain bagian Sekretariat merupakan bagian yang paling banyak
mutu dan waktu yang telah ditentukan. Dengan begitu pekerja pada bagian
secretariat dapat menghabiskan waktu yang lama didepan komputer dimana tangan
menjadi salah satu organ tubuh yang banyak digunakan, sehingga jari-jemari akan
digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama saat memegang mouse
maupun menekan tuts-tuts keyboard, hal tersebut akan meningkatkan tekanan dalam
(Aizid, 2011).
atau 73,3% mengalami keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome. Dengan
orang (60%), kesemutan sebanyak 13 orang (87,6%), mati rasa sebanyak 8 orang
(53,3%), bengkak pada tangan khususnya di pagi hari sebanyak 4 orang (26,7%),
terbangun pada malam hari karena nyeri pada tangan sebanyak 3 orang (2%), dan tes
phalens dengan timbulnya gejala gejala Carpal Tunnel Syndrome dalam waktu 1
Bagian Sekretariat, bahwa sampai saat ini belum pernah dilakukan suatu penelitian
gangguan pada pergelangan tangan yaitu Carpal Tunnel Syndrome pada operator
menggunakan komputer selama 5-6 jam dari jumlah jam kerja pekerja Inspektorat
harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih untuk mengalami gejala Carpal Tunnel
Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat
1.2.Rumusan Masalah
(CTS), karena pekerjaan utama operator komputer adalah duduk di depan komputer,
dimana tangan digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama (seperti
memegang mouse dan mengetik) dan tanpa istirahat, akan meningkatkan tekanan
(Aizid, 2011).
keyboard selama lebih dari 4 jam per hari meningkatkan risiko gejala pada
10
pergelangan tangan dan penggunaan mouse komputer selama 3 jam 20 menit setiap
harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih untuk mengalami gejala Carpal Tunnel
Carpal Tunnel Syndrome yaitu faktor personal yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
obesitas dan riwayat penyakit (reumatoid arthritis, fraktur, diabetes mellitus). Faktor
pekerjaan yang terdiri dari pengulangan pada tangan (masa kerja dan lama kerja) dan
posisi janggal pada tangan.sedangkan faktor workstation terdiri dari bentuk dan letak
keyboard serta bentuk dan letak mouse (Ali, 2006 ; Grandjean, 1987; Boz, 2003 ;
Gejala yang sering timbul akibat terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah
nyeri, kesemutan, atau mati rasa pada jari-jari tangan, terutama ibu jari, telunjuk, dan
jari tengah.Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang
pada bulan Mei tahun 2012 diketahui dari 15 operator komputer Bagian Sekretariat
pekerja atau 73,3% mengalami keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome.
sebanyak 9 orang (60%), kesemutan sebanyak 13 orang (87,6%), mati rasa sebanyak
8 orang (53,3%), bengkak pada tangan khususnya di pagi hari sebanyak 4 orang
(26,7%), terbangun pada malam hari karena nyeri pada tangan sebanyak 3 orang
(2%), dan tes phalens dengan timbulnya gejala gejala Carpal Tunnel Syndrome
Syndrome yang sering dirasakan pada operator komputer.Untuk itu peneliti tertarik
2. Bagaimana gambaran faktor personal (jenis kelamin, dan usia,) pada operator
3. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan (postur janggal pada tangan dan masa
4. Apakah ada hubungan faktor personal (jenis kelamin, dan usia) dengan
2012?
5. Apakah ada hubungan faktor pekerjaan (postur janggal pada tangan, dan
masa kerja) dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator
2012.
1.5.Manfaat Penelitian
dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer bagian sekretariat
berulang pada jari saat melakukan pengetikan dan menggunakan mouse, dimana
bekerja selama 8 jam sehari dengan pemakaian komputer rata-rata selama 5-6 jam
Syndrome(CTS).
Umum, dengan subjek penelitian seluruh operator komputer bagian tersebut yaitu
sebanyak 240 orang. Penelitian dilakukan pada bulan bulan Juli-Agustus tahun
2012. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 102 operator komputer. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
fisik dan observasi lapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data berupa profil
parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Carpal Tunnel Syndrome
tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian
atas (tangan, pergelangan, siku dan bahu), tubuh bagian bawah (kaki, lutut
dan pinggul) dan tulang belakang (punggung dan leher) (Kuntodi, 2008).
jaringan disekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya
menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan
15
16
(Aizid, 2011).
bawah dan sisi terowongan ini dibentuk oleh pergelangan tangan (karpal)
tulang. Bagian atas terowongan ditutupi oleh sebuah band yang kuat dari
tangan. Saraf median mengontrol perasaan di sisi telapak ibu jari, jari
telunjuk, dan jari yang panjang. Saraf juga mengontrol otot-otot di sekitar
dasar jempol. Tendon yang menekuk jari-jari dan ibu jari juga berjalan
pada jari-jari tangan. Jari tangan dan otot-otot flexor pada pergelangan tangan
tangan dan jempol. (Beatrice, 2012). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terjadi
Surgeons, 2009).
18
kesemutan, mati rasa, lemah atau sakit yang terasa di jari atau telapak tangan
(lebih jarang terjadi). Gejala yang paling sering terjadi di bagian saraf tengah
adalah pada bagian jempol, telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis
(Aizid, 2011), Sedangkan Rambe (2004) menjelaskan bahwa pada tahap awal
terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia,
kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling)
pada jari dan setengah sisi radial jari walaupun kadang-kadang dirasakan
malam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih
tidurnya.
berikut:
2. Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang
4. Kelemahan tenar/atrofi
posisi tangan, dan sering atau beratnya kekuatan atau tekanan pada
atau gejala Carpal Tunnel Syndrome yang terjadi dapat berkurang dengan
pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan fisik
(Rambe, 2004):
21
Wrist Extenstion Test Phalens Test Tinels Test Pressure Test Luthys Sign (Bottles Pemeriksaan
Test) Sesibilitas
Penderita melakukan penderita melakukan Tes ini mendukung Nervus medianus Penderita diminta Bila penderita tidak
ekstensi dengan fleksi dengan secara diagnosa bila timbul ditekan diterowongan melingkarkan ibu jari dapat membedakan
secara maksimal, maksimal atau parastesi atau nyeri karpal dengan dan jari telunjuknya dua titik (two point
sebaiknya dilakukan menyatukan pada daerah distribusi menggunakan ibu jari. pada botol atau gelas. discrimination) pada
serentak pada kedua pergelangan tangannya nervus medianus jika Bila dalam waktu Bila kulit tangan jarak lebih dari 6mm
tangan sehingga dapat kearah bawah sejauh dilakkan prekusi pada kurang dari 120 detik penderita tidak dapat di daerah nervus
dibandingkan. yang pasien bisa dan terowongan karpal timbul gejala seperti menyentuh medianus, tes
bertahan pada posisi dengan posisi tangan gejala Carpal Tunnel dindingnya dengan dianggap positive
itu selama 1 menit. sedikit dorsofleksi. Syndrome, maka tes rapat, tes dinyatakan dan mendukung
Bila dalam waktu 1 Dokter akan mnegetuk ini dapat menyokong positive dan diagnosa.
meniit timbul gejala- bagian depan diagnosa mendukung
gejala seperti gejala pergelangan tangan. diagnosa.
Carpal Tunnel Jika ketukan itu
Syndrome, maka tes ini menyebabkan
dapat menyokong kesemutan pada
diagnosa Carpal tangan atau lengan,
22
otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-
otot lumbikal, EMG bisa normal pada 31% kasus Carpal Tunnel
Syndrome.
normal. Pada lainnya, KHS akan menurun dan masa laten distal
3. Pemeriksaan radiologis
penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada
Institute for Ocupational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1989
2. Secara objektif dijumpai hasil tes Tinels atau tes phalen positif
atau berkurang sampai hilangnya rasa sakit pada kulit telapak dan
tekanan
lengan bawah.
2011):
kali hitungan.
Untuk mengobati Carpal Tunnel Syndrome salah satu cara yang dapat
1. Terapi konservatif
dilakukan antara lain uji sensasi/ rasa pada jari-jari dan kekuatan
sehingga gejala dapat timbul. Jika gejala dan tanda Carpal Tunnel
bidai akan menolong jika gejala yang terjadi belum melebihi satu
tahun.
meredakan nyeri.
v. Golongan steroid
akan berkurang.
operatif :
a. Dekompreasi terbuka
dipotong.
32
b. Dekompresi endoskopik
pada tangan, postur pergelangan tangan yang salah (postur janggal), usia, jenis
kelamin, obesitas, dan telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis seperti
Sedangkan menurut Ali (2006), posisi tangan yang tertekuk memiliki risiko
yang lebih untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dan gerakan yang berulang pada
tangan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan lama kerja diidentifikasi sebagai
faktor yang memberatkan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Disamping itu
juga dipengaruhi oleh faktor tata letak (lay-out) dari peralatan kerja seperti bentuk
keyboard dan letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse serta faktor pekerja itu
sendiri seperti usia dan jenis kelamin dari karyawan.(Grandjean, 1987) Berikut
1. Faktor Personal
a. Jenis kelamin
laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki (Mattioli et al,
2008). Berdasarkan Rasio antara perempuan dan pria untuk sindrom carpal
wanita, terutama saat wanita hamil dan menopause. Saat hamil disebabkan
karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita secara alami lebih
kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat di mana saraf dan
b. Obesitas
median seiring dengan semakin besarnya indeks masa tubuh. BMI juga
terkait dengan Carpal Tunnel Syndrome baik pada wanita maupun lelaki
seperti yang dilaporkan dalam studi sebelumnya (Burt et al, 2000). individu
yang diklasifikasikan sebagai obesitas (BMI> 29) adalah 2,5 kali lebih
Syndrome akut jarang terjadi, biasanya terjadi karena adanya trauma pada
tulang karpal, akibat patah atau retaknya distal radius. Gejala baru akan
i. Arthritis Reumatoid
gejala terjadi pada pagi hari dan menghilang pada siang hari. Gejala
(Wibisono, 2012).
penderita diabetes tidak tergantung pada kadar gula darah, tetapi pada
diabetes maka semakin tinggi pula rasa kesemutan itu muncul. Jadi bisa
d. Usia
usia 50-54 tahun), hal tersebut secara umum konsisten dengan konsep
Namun Griffith menyatakan bahwa bahwa CTS sering dialami oleh wanita
2. Faktor pekerjaan
selain itu postur pergelangan tangan juga menunjukkan risiko 4 kali lebih
Untuk itu sebaiknya saat menggunakan keyboard dan mouse posisi tangan
tidak berada pada posisi janggal/ ekstrim atau tidak ergonomis. Ketika
gambar berikut :
pergelangan tangan berada pada posisi tidak menggantung dan sejajar atau
menerus. Berikut ini adalah cara penggunaan mouse yang salah maupum
yang benar :
b. Masa kerja
pekarjaan berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka waktu yang
Tunnel Syndrome. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya studi yang
pada pekerja yang telah bekerja lebih dari 4 tahun bekerja (Nurqotimah et
al, 2010)
c. Lama kerja
antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Sebuah
selama lebih dari 4 jam per hari meningkatkan risiko gejala musculoskeletal
dari 20 jam setiap pekan atau 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki
risiko 2,6 kali untuk mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome (Hadge,
2004).
3. Faktor workstation
penyebab Carpal Tunnel Syndrome atau nyeri otot dan persendian. Penyebab
nyeri otot dan tulang yang disebabkan oleh keyboard adalah penggunaan
jari-jari tertentu saja dalam waktu yang lama. Terdapat beberapa bentuk
(Bagaskawarasan, 2011).
Keyboard Qwerty
ini ditemukan oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan
dari tangan kanan (56 persen). Contoh paling nyata dari ketidakefisienan
tata letak qwerty adalah pengetikan huruf a yang cukup sering dipakai,
(Ayunyaiko, 2010).
42
Keyboard Dvorak
letak dvorak lebih efisien 10-15 persen dibanding dengan tata letak qwerty.
(Ayunyaiko, 2010)
Keyboard Klockenberg
lebih dekat (tipis) dengan meja kerja sehingga terasa lebih nyaman.
43
menyentuh punggung mouse, hal ini menyebabkan jari-jari cepat lelah dan
Salah satu mouse yang dapat mencegah atau mendukung proses terapy CTS
sama, maka otot-otot kecil pada tangan hampir tidak pernah istirahat,
pergerakan kecil yang tepat dengan tangan, jari-jari, dan ibu jari. Dengan
menerus, otot-otot kecil bisa menjadi lelah dan overload. Ini bisa
Mati rasa pada ibu jari dan jari telunjuk yang bisa berkembang
menjaga pergelangan pada posisi yang benar, yaitu, antara tangan dengan
bahu harus lurus. tangan boleh lebih rendah daripada bahu. Tetapi tangan
tidak boleh lebih tinggi, dan pergelangan tidak boleh menggantung. Letak
selalu rendah, tangan dijaga supaya lebih rendah dari siku, begitu pula
dengan peletakkan mouse. Seperti pada gambar berikut ini : (Zikri, 2010)
2.3.Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Boz (2003), faktor yang dapat
keyboard dapat dibagi menjadi 3 yaitu faktor personal merupakan faktor yang timbul
dari dalam diri individu, faktor pekerjaan merupakan faktor yang diakibatkan oleh
aktifitas tangan saat bekerja, dan faktor workstation adalah faktor yang diakibatkan
oleh ruang kerja yang berorientasi pada pekerjaan yang berhubungan dengan
interaksi manusia terhadap peralatan secara fisik. Menurut Barcenilla et.al (2012),
Carpal Tunnel Syndrome memiliki hubungan yang positif secara signifikan dengan
pengulangan pada tangan, postur pergelangan tangan yang salah (postur janggal),
usia, jenis kelamin, obesitas, dan telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis
seperti reumatoid arthritis, trauma/ fraktur pada tangan dan diabetes mellitus.
Sedangkan menurut Ali (2006), posisi tangan yang tertekuk memiliki risiko
yang lebih untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dan gerakan yang berulang pada
tangan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan lama kerja diidentifikasi sebagai faktor
yang memberatkan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Disamping itu juga
dipengaruhi oleh faktor tata letak (lay-out) dari peralatan kerja seperti bentuk
keyboard dan letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse serta faktor pekerja itu
terdiri dari usia, jenis kelami, obesitas dan riwayat penyakit (reumatoid arthritis,
fraktur, diabetes mellitus). Faktor pekerjaan yang terdiri dari pengulangan pada
tangan (masa kerja dan lama kerja) dan posisi janggal pada tangan. sedangkan faktor
workstation terdiri dari bentuk dan letak keyboard serta bentuk dan letak mouse.
Faktor personal :
Jenis kelamin,
Obesitas,
Usia,
Riwayat penyakit
Faktor pekerjaan :
Workstation :
Bentuk keyboard,
Letak keyboard,
Bentuk mouse,
Letak mouse.
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Variabel yang diteliti terdiri dari variabel
personal yaitu usia, dan jenis kelamin, kemudian faktor pekerjaan yaitu posisi
janggal pada tangan dan masa kerja, Sedangkan variabel dependen adalah
Untuk variabel lama kerja tidak diteliti karena rata-rata pekerja bekerja
selama 5-6 jam dalam sehari dan untuk variable riwayat penyakit (arthritis,
diabetes, dan fraktur) tidak diteliti karena tidak ada pemeriksaan kesehatan yang
riwayat penyakit yang mungkin dialami oleh responden. Variabel obesitas juga
tidak diteliti karena rata-rata operator komputer tidak memiliki indeks masa
observasi terlihat bahwa bentuk keyboard dan mouse memiliki bentuk yang sama
48
49
berukuran kecil dengan bentuk yang sama, dan untuk letak atau posisi keybord
dan mouse juga tidak diteliti karena berdasarkan observasi letak atau posisi
keyboard dan mouse berada pada posisi yang sama yaitu di depan layar dengan
letak yang lebih rendah dari siku, sehingga hal ini menjadi suatu kekurangan
dalam penelitian.
Variabel Independen
Faktor personal :
Jenis kelamin
Usia
Variabel Dependen
Faktor pekerjaan :
No Variabel Independen Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Faktor Personal
1 Jenis Kelamin Kondisi fisik Self Pengisian 0. wanita Nominal
seseorang administrated kuesioner oleh 1. Pria
berdasarkan pekerja
perbedaan anatomi
dan fisiologi
2 Usia Lama hidup Kuesioner Pengisian 0. < 30 tahun Ordinal
responden dihitung kuesioner oleh 1. 30 tahun
sampai dengan pekerja. (Ali, 2006 ;
ulang tahun terakhir Kurniawan, 2008)
Faktor pekerjaan
1 Posisi janggal pada letak tangan saat Observasi Croscek secara 0. Salah, jika pada Ordinal
tangan menggunakan langsung posisi lembar
mouse maupun atau letak observasi
keyboard yang tangan saat hasilnya adalah
ekstrim atau tidak menggunakan nomor 1,2,3,
ergonomis sehingga mouse maupun dan atau 4.
menyebabkan keyboard yang 1. Benar , jika
tekanan pada saraf kemudian pada lembar
median di dibandingkan observasi
pergelangan tangan dengan posisi hasilnya adalah
52
3.3. Hipotesis
1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
2. Ada hubungan antara usia dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
3. Ada hubungan antara posisi janggal pada tangan dengan Dugaan Carpal Tunnel
4. Ada hubungan antara masa kerja dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
dependen dan independen dilakukan dalam satu waktu yaitu waktu yang bersamaan
karena lebih mudah dilakukan, waktu yang digunakan lebih efisien dan sesuai
Tahun 2012.
54
55
kemampuan mewakilinya. Pada penelitian ini yang menjadi sampel yaitu operator
Umum yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebagai berikut :
Kriteria Inklusi
menopause.
Kriteria Ekslusi
2. Pegawai yang bekerja di bagian sekretariat dan memiliki indeks masa tubuh
> 29.
56
rumus besar sampel uji hipotesis 2 proporsi. Pada penelitian ini, peneliti
Keterangan :
n : Jumlah sampel minimal yang diperlukan
P1 : proporsi kejadian pada salah satu partisipasi kelompok tertentu
P2 : proporsi kejadian pada salah satu partisipasi kelompok tertentu
P: : Rata-rata proporsi ((P1 + P 2 )/2)
Z1-/2 : derajat kemaknaan pada dua sisi (two tail) yaitu sebesar 5 % = 1,96
Z1- : Kekuatan uji 1- yaitu sebesar 95% = 1,64
yaitu:
1. Jenis kelamin
yang memiliki carpal tunnel syndrome pada laki- laki (P1) adalah
2. Usia
adalah sebesar 12,4 % dan pada usia > 30 tahun (P2) sebesar 22.7 %.
4. Masa kerja
proporsi pada populasi yang bekerja > 4 tahun dan memiliki carpal
orang. Untuk menghindari missing maka sampel ditambah menjadi 102 sampel
operator komputer.
1. Kuesioner
pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh
menyangkut fakta dan pendapat responden yang terkait dengan carpal tunnel
syndrome yang dirasakan oleh pekerja. Adapun variabel yang dapat diketahui
dengan questioner yaitu yaitu keluhan carpal tunnel syndrome, faktor personal
yang terdiri dari jenis kelamin dan usia, serta faktor pekerjaan yang terdiri dari
massa kerja.
oleh Levine et al. hasil memberikan sensitivitas 85% untuk penggabungan skor
kuesioner 92% untuk studi konduksi saraf. Yang terpenting memberikan nilai
positif hingga 90% untuk kuesioner dan 92% untuk studi konduksi saraf. Gejala
yang diambil adalah sebagai standar emas untuk Carpal Tunnel Syndrome
(CTS). Dimana skor 3 kebawah diprediksi normal sedangkan jika skor 3 atau
lebih dari 3 maka berhubungan dengan konduksi saraf dan beresiko mengalamai
2. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam melakukan test berupa phallens test, waktu dalam pengukuran
3. Phallens test
Tes ini dilakukan dengan meminta pekerja untuk melakukan fleksi dan
hiperfleksi pergelangan tangan menetap berlawanan satu sama lain selam 60 detik.
Bila dalam waktu 1 meniit timbul gejala-gejala seperti gejala CTS, maka tes ini
dapat menyokong diagnose CTS. Tes ini dikatakan baik jika punggung telapak
tangan satu dengan yang lain saling menempel dan adanya penekanan dari kedua
4. Observasi
yang berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Variable yang dapat diketahui dengan observasi adalah posisi janggal pada
tangan.
62
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari
Umum dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Data primer yang
menit timbul gejala seperti kesemutan, mati rasa atau sakit maka
dikatakan negative.
63
b. Usia
c. Jenis kelamin
e. Masa kerja
pekerja.
64
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen atau catatan
dari perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti profil perusahaan dan
jumlah pekerja.
Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data
merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang telah terkumpul akan
data meliputi:
pengukuran.
pengelompokan data.
Tidak (1)
65
Laki-laki (1)
30 tahun (1)
4 tahun (1)
agardengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan
proses tabulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antra lain : dengan
1. Analisis univariat
variabel yang diteliti. Hasil analisi berupa distribusi dan prosentase pada tiap
2. Analisis bivariat
independen dan variabel dependen, sebaliknya apabila p value > 0,05 artinya
data sampel tidak mendukung adanya hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
Uji yang digunakan untuk analisis yang berbentuk data kategorik yaitu uji
Chi-square dengan derajat kemaknaan 5%. Pada uji Chi-square dilakukan pada
variabel jenis kelamin, usia, masa kerja dan posisi janggal pada tangan untuk
empat bagian yang meliputi bagian rencana dan program, bagian evaluasi laporan
hasil pengawasan, bagian hukum, publikasi, dan dokumentasi, serta bagian umum.
Masing masing dari bagian tersebut memiliki lingkungan kerja dengan luas sekitar
25m x 25, dinding ruangan yang berwarna putih dan terdapat AC sentral. Setiap
meja pekerja disediakan 1 unit komputer 21 inch dengan bentuk dan letak keyboard
serta mouse yang sama. Tipe keyboard yang digunakan oleh seluruh operator adalah
67
68
pengawasan
perpustakaan
d. Bagian umum
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
30%
25%
24,51%
20%
15%
15,69%
CTS
12,75% 12,75%
10% 11,76% CTS
9,80%
5% 6,86% 6,88%
0%
rencana dan evaluasi laporan hukum, publikasi umum
program hasil pengawasan dan dokumentasi
Bagian dalam sekretariat
Grafik 5.1
sedangkan yang tidak berisiko adalah sebesar 12,75%. Pada bagian hukum,
71
Tunnel Syndrome (CTS) adalah sebesar 9,80%. Dan pada bagian umum
rasa, dan sakit. Baik hanya salah satu gejala yang dirasakan atau bahkan
lebih dari satu gejala. Persentase gejala yang dialami oleh responden dapat
50% 46,10%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
8,80%
10% 6,90%
3,90%
5% 1% 2%
0%
Grafik 5.2
Persentase Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
8,8%, mati rasa sebayak 6,9%, kesemutan dan sakit sebanyak 3,9%, yang
merasakan ketiganya yaitu sebanyak 2%, dan yang paling sedikit adalah
45% 41,20%
38,20% 39,20%
40%
35%
29,40%
30%
25%
20% 14,70% 14,70%
15%
10%
3,90%
5%
0%
bangun bangun sakit dan tetap kelingking tangan sakit pd
malam hari malam hari kesemutan kesemutan kesemutan kesemutan leher
karena karena pd tangan dan mati & mati rasa
sakit pd kesemutan waktu pagi rasa saat saat
tangan pd tangan tangan aktifitas
digerakan
hasil kuesioner
Grafik 5.3
Distribusi Hasil Kuesioner Pada Operator Komputer Bagian
Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum
Tahun 2012
dialami oleh responden adalah sakit pada leher yaitu sebanyak 41,2% dan
bangun pada malam hari karena kesemutan pada tangan sebanyak 39,2%.
74
5.2.2. Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) pada Operator Komputer
Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan
Umum Tahun 2012
Pada operator komputer bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Usia pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
besar responden adalah yang memiliki usia < 30 tahun yaitu 73 orang
5.2.3.Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pada Tangan dan Masa Kerja) pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
Pada operator komputer bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Janggal dan Masa Kerja pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
mouse dan keyboard dengan posisi janggal pada tangan adalah sebanyak 57
dengan posisi tidak janggal pada tangan adalah sebanyak 45 orang (44,1%).
Untuk masa kerja diketahui bahwa sebagian besar responden yang bekerja
dengan masa kerja < 4 tahun yaitu 65 orang (63,7 %) dan sisanya adalah
80%
58,80%
60% 52,90%
47,10%
41,20%
40%
janggal
20%
tidak janggal
0%
keyboard mouse
Hasil observasi posisi janggal
Grafik 5.4
Persentase Hasil Observasi Posisi Janggal Saat Penggunaan Mouse
ataupun Keyboard Oleh Operator Komputer di Bagian Sekretariat
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012
adalah sebesar 41,2 % sedangkan yang tidak janggal adalah sebesar 58,8%.
5.3.1. Hubungan Faktor Personal (Jenis kelamin dan Usia) pada Operator
Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2012
Tabel 5.4
Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dan Usia dengan Dugaan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator Komputer Bagian
Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum
Tahun 2012
2012.
79
dan masa kerja dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator
Tabel 5.5
Analisis Hubungan antara Posisi Janggal pada Tangan dan Masa Kerja
dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator
Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2012
n % n % n %
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan
dengan observasi langsung pada operator untuk faktor pekerjaan berupa posisi
janggal dan melakukan test untuk memastikan dugaan terjadinya Carpal Tunnel
1. Hasil penelitian untuk variabel dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
berupa Phalens test tanpa didampingi oleh tenaga medis, sehingga bagi
2. Observasi langsung pada faktor pekerjaan berupa posisi janggal pada tangan
hanya dilakukan pada satu waktu sehingga penilaian akan posisi janggal
tersebut bukanlah gerakan yang paling sering dilakukan, untuk itu sebaiknya
82
83
penelitian.
mengakibatkan jaringan disekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan
akhirnya menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan
sehingga menyebabkan berbagai gejala pada tangan dan pergelagan tangan. (Aizid,
2011).
2012 didapatkan hasil bahwa sebagian besar (64,7%) operator komputer beresiko
yang tidak beresiko terhadap dugaan Carpal Tunnel Syndrome adalah sebesar
(35,3%). Penilaian atas terjadinya dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terhadap
berupa Phalens test, menanyakan adanya keluhan berupa gejala Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) pada operator yang berlangsung sedikitnya satu minggu atau bila
tidak terjadi secara terus menerus pada berbagai kesempatan, dan dengan kuesioner.
Phalens test dilakukan dengan meminta pekerja untuk melakukan fleksi atau
menyatukan kedua pergelangan tangan kearah bawah sejauh yang pasien bisa
selama 60 detik. Bila dalam waktu 1 menit timbul gejala-gejala seperti gejala CTS
yaitu mati rasa, kesemutan (parastesia) atau sakit, maka tes ini dapat menyokong
diagnose CTS. (Rambe, 2004 ; Barnardo, 2004). Gejala biasanya dimulai secara
bertahap, gejala awalnya datang dan pergi dengan lebih banyak ditandai dengan
sampai hilangnya rasa raba), namun dengan seiring waktu gejala tersebut mungkin
gejala berupa bangun di malam hari merupakan karakteristik dari carpal tunnel
syndrome. Mereka dapat dikelola secara efektif dengan waktu malam dilakukan
bidai atau belat pada pergelangan tangan (Trumble, 2002). Begitu juga yang
diungkapkan oleh Fuller at al (2010), bahwa Gejala sering memburuk pada malam
Ketika kondisi memburuk, paresthesia siang hari menjadi umum dan sering
memegang buku atau telepon. Hasil dari pemeriksaan phalens test terdapat 85,3%
responden yang mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS) saat dilakukan
sedikitnya satu minggu atau bila tidak terjadi secara terus menerus pada berbagai
kesempatan adalah sebanyak 68,3%. Dengan keluhan yang paling banyak dialami
diagnosis Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang paling banyak dialami adalah sakit
pada leher yaitu sebanyak 41,2% dan bangun pada malam hari karena rasa
sama pada jari-jari dan tangan, (seperti memegang mouse dan mengetik) dalam
waktu lama dan tanpa istirahat, akan meningkatkan tekanan dalam tunnel,
biasanya menggunakan komputer dalam jangka waktu yang lama secara terus
menerus, terutama saat banyaknya laporan yang harus dibuat atau dievaluasi
Dampaknya, jaringan di sekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa sikap kerja operator komputer dapat
memicu untuk menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) karena saat mengetik
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk mencegah
komputer dengan melakukan suatu upaya promotif yang dapat dilakukan oleh
gerakan senam yang perlu dilakukan oleh operator sebelum memulai pekerjaan
lima menit sebelum memulai bekerja, Agar menjadi efektif, senam gerakan
terjadinya Carpal Tunnel Sindrom. Kemudian bagi operator yang terbangun malam
hari karena merasakan sakit ataupun kesemutan pada tangan dapat dilakukan terapi
konservatif yang dapat dikelola secara efektif dengan pemasangan bidai atau belat
pada pergelangan tangan secara terus menerus atau hanya pada malam hari selama 2-
3 minggu.
87
6.3 Hubungan antara Faktor Personal (Jenis Kelamin Dan Usia) dengan Dugaan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan dugaan Carpal Tunnel
Syndrome.
mempengaruhi perempuan dari laki-laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar
karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita secara alami lebih
kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat di mana saraf dan tendon
lebih besar untuk mendapatkan CTS, disebabkan oleh retensi cairan (edema),
di mana penumpukan cairan yang sering terjadi pada tangan dan lengan (dan
karena struktur pergelangan tangan membesar dan dapat menekan pada saraf
hamil, dan menyusui telah dikeluarkan dalam penelitian ini sehingga risiko
pada wanita dalam penelitian ini hanya disebabkan oleh adanya perbedaan
anatomi tulang karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita secara
alami lebih kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat. Sedangkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara variabel jenis kelamin
dengan risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Selain itu sebuah penelitian
menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakan secara statistik risiko
CTS pada laki-laki dan perempuan pada posisi data entry (McDiarmid M., et
al. 1999). Kemudian juga faktor jenis kelamin ini memiliki korelasi atau
hubungan dengan usia, dimana wanita lebih berisiko CTS antara usia 45 dan
54. Kemudian, risiko meningkat bagi pria dan wanita dengan bertambahnya
Sedangkan pada penelitian ini jumlah wanita yang berusia lebih dari
30 lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang berusia kurang dari 30,
dengan begitu dapat dimungkinkan bahwa sangat sedikit jumlah wanita yang
50% 46,67%
45%
40% 37,78%
35%
30%
25% CTS
CTS
20%
15,56%
15%
10%
5%
0%
<30 30
Grafik 6.1
Persentase Wanita Berdasarkan Usia dengan Dugaan Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) pada Operator Komputer
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu sebesar 15,56. Dengan begitu dapat
dikatakan bahwa wanita pada penelitian ini lebih banyak berusia < 30
Tunnel Syndrome (CTS) banyak dialami oleh operator komputer yang berusia
30. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
usia dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Hal ini sejalan dengan
penelitian Ali (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Carpal
prevalensi Carpal Tunnel Syndrome lebih tinggi pada kelompok umur di atas
30 tahun dan semakin meningkat pada umur 40 tahun ke atas. Hal ini
disebabkan secara alamiah pada usia paruh baya kekuatan dan ketahanan otot
terdapat pada usia 20-60 tahun (Hobby, 2005). Dengan kasus Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) paling sering ditemukan pada usia 30-60 tahun. Hal tersebut
sering dialami oleh wanita berusia 29-62 tahun. Beberapa studi juga
oleh wanita berusia 30an. Salah satu penelitian di Amerika menyebutkan saat
ini Carpal Tunnel Syndrome (CTS) mengincar penderita usia 25-34 tahun.
kerja dengan rata-rata penggunaan komputer secara terus menerus selama 5-6
jam tanpa adanya perbedaan antara pekerja yang berusia tua maupun muda.
Sedangkan pada usia paruh baya atau tua kekuatan dan ketahanan otot mulai
seiring dengan bertambahnya usia, dengan kelompok usia 40 tahun atau lebih
dan mouse saat beristirahat dan sebelum mulai bekerja lagi harus melakukan
senam pemanasan selama lima menit untuk meregangkan otot. Selain itu juga
perusahaan sebaiknya mengadakan senam pagi bagi para pekerja yang dapat
dilakukan satu kali dalam seminggu dan setelah melakukan senam sebaiknya
6.4 Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pada Tangan dan Masa
Kerja) dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
6.4.1 Hubungan antara Posisi Janggal pada Tangan dengan Dugaan Carpal
Tunnel Syndrome (CTS)
Postur pergelangan tangan menunjukkan risiko 4 kali lebih besar
penelitian ini posisi janggal pada tangan dikategorikan menjadi dua, yaitu
Tunnel Syndrome (CTS) banyak dialami oleh operator komputer yang tidak
posisi janggal pada tangan sebesar (63,2%). Hasil uji statistik menunjukkan
94
tidak ada hubungan yang signifikan antara posisi janggal pada tangan dengan
dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Hal ini berarti bahwa operator
komputer yang melakukan posisi janggal tidak selalu berisiko tinggi terhadap
dialami oleh pemain game online. Hal ini sejalan dengan penelitian Febriana
(2009) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
ada hubungan yng signifikan antara posisi tangan yang diperpanjang dengan
posisi tangan yang netral, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) meskipun telah dikutip sebagai faktor risiko
pada tangan dan pergelangan tangan, bersamaan dengan adanya postur yang
45%
40% 38,60%
35% 31,58%
30%
24,56%
25%
CTS
20%
CTS
15%
10%
5,26%
5%
0%
<4 4
Grafik 6.2
Persentase Posisi Janggal pada Tangan Berdasarkan Pengulangan
(Repetitive) dalam Periode Tahun Kerja dengan Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) pada Operator Komputer
posisi janggal pada tangan dengan masa kerja < 4 tahun diduga mengalami
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 38,6% dan yang tidak diduga
operator yang melakukan posisi janggal pada tangan dengan masa kerja 4
dan yang diduga tidak mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak
5,26%.
Untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini operator yang
melakukan posisi janggal lebih banyak bekerja dalam periode waktu atau
bersamaan dengan adanya postur yang kaku/ janggal semakin berisiko jika
masa kerja seseorang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu
juga dalam penelitian ini saat melakukan observasi untuk melihat posisi
janggal pada tangan hanya dilakukan pada satu waktu sehingga adanya
yang paling sering dilakukan oleh pekerja. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya
dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan beberapa kali observasi.
6.4.2 Hubungan antara Masa Kerja dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome
(CTS)
berulang yang telah dilakukan. Dengan peningkatan masa kerja pada tangan
menjadi dua, yaitu masa kerja < 4 tahun dan masa kerja 4 tahun.
bekerja dengan masa kerja 4 tahun yaitu sebesar 89,2%, sedangkan pada
(CTS) dengan masa kerja < 4 tahun adalah sebesar 50,8%. Hasil uji statistik
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah diungkapkan Ali (2006)
hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel
Syndrome (CTS), dimana masa kerja lebih dari 4 tahun lebih berisisko
risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Hal tersebut juga diperkuat dengan
dari kedua kekuatan dan pengulangan dapat menimbulkan risiko dua kali
2012). Peningkatan tahun kerja dapat menjadi faktor risiko Carpal Tunnel
Syndrome (CTS).
secara berulang, yakni waktu aktivitas dan waktu istirahat disinkronkan., dan
diminimalisir.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Syndrome (CTS) yaitu sebanyak 64,7% sedangkan operator yang tidak beresiko
b. Operator komputer yang berusia < 30 tahun lebih banyak dari pada
b. Operator komputer yang bekerja < 4 tahun lebih banyak dari pada
100
101
2012
5. Hubungan faktor pekerjaan (posisi janggal pada tangan dan masa kerja) sebagai
berikut :
2012.
7.2. Saran
2. Mengadakan senam pagi bagi para pekerja yang dapat dilakukan satu kali
dalam seminggu
102
tangan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan beberapa
103
Aizid, Rizem. 2011. Babat ragam penyakit palig sering menyerang orang kantoran.
Jakarta : flashbook
yang Baik dan Benar. lifestyle dalam kompasiana.com (Diakses tanggal 22 Mei
Medicine, Sri Ramachandra Medical College & Research Institute Vol. 12, No.
3, 31932
Amran, yuli. 2012. Pengolahan Dan Analisis data Statistik Di Bidang kesehatan.
Ashworth, Nigel. 2009. Clinical Evidence Carpal Tunnel Syndrome. Edmonton Canada:
104
105
http://blog.ub.ac.id/ayunyaikko/2010/03/25/jenis-jenis-keyboard/. (Diakses
http://bagaskawarasan.wordpress.com/2011/03/07/artikel-tentang-interaksi-
Barcenilla, Annica et al. 2012. Carpal Tunnel Syndrome and its Relationship to
http://www.scribd.com/doc/95662572/Paper-Carpal-Tunnel-Syndrome (Diakses
Bjorkqvist, S, E., et al. Carpal Tunnel Syndrome in ovariectomized women, acta obslet,
Boz, Cavit., Ozmenoglu, Mahmet., Vildan Altunayoglu., dkk. 2003. Individual risk
factor for carpal tunnel syndrome : an evaluation of body mass index, wrist
Bray, G.A. Obesity : definition, diagnosis, and disadvantage, Med J Aust, 1985 : 142:
S2-S8.
Buckle, Peter W. 1997. Fortnightly review: Work factors and upper limb disorders
Jakarta: EGC
Burt, Susan et al, 2000. Workplace and individual risk factors for carpal tunnel
2011;68:12 928-933
Febriana, Kartika. 2009. Gambaran faktor-faktor risiko cts di PT. ASTRA international
tbk-head office sunter ii, jakarta utara tahun 2009. Skripsi. Fakultas
Fhalila, Erlyna Lulaa. 2010. Desain Studi Cross Sectional, Case Control, Dan Cohort
dalam Http://Erlynafkmundip.Blogspot.Com/2010/10/Cross-Sectional-Case-
Freebie. 2011. Tips Posisi Tubuh Saat Berada Di Depan Komputer dalam
http://freebiexp.wordpress.com/2011/08/13/tips-posisi-tubuh-saat-berada-di-
Fuller, David A., et al, 2010. Orthopedic Surgery for Carpal Tunnel Syndrome dalam
Fung, B.K.K.K., et al. 2007. Study of Wrist Posture, Loading and Repetitive Motion as
Risk Factors for Developing Carpal Tunnel Syndrome dalam Journal of Hand
Grandjean, E. 1993, Fitting The Task to The Man, 4th ed. Taylor & Francis Inc, London.
Haque, Mustafa, M.D. 2009. Carpal Tunnel Syndrome. Georgetown University Hospital
Health.
Hedge, Alan. 2004. Do you have carpal tunnel? Blame the mouse komputer, not the
Hobby JI, Vankatesh R, Motkur P. The Effect on Age and Gender Upon Symptom and
Surgical Outcomes in Carpal Tunnel Syndrome. J Hand Surg (Br) 2005 ; 30 599-
604.
Humantech, Inc. 1995. Applied Ergonomic Training Manual Procter and Gamble Inc.
http://konsulhiperkes.wordpress.com/category/artikel/Dampak Penggunaan
Kurniawan, Bina, Siswi Jayanti dan Yulianti setyaningsih. 2008. Faktor Risiko
http://masdinsite.info/2010/04/mouse-komputer-dan-sindrom-carpal-tunnel/
Mashud .2008. Komputer, Ergonomi dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Official Web Site
MGMPTIK SMA5.
Mattioli, Stefano., et al. 2008. Incidence Rates of in-Hospital Carpal Tunnel Syndrome
in the General Population and Possible Associations with Marital Status dalam
McDiarmid M., Oliver, M., Russer, J., Gucer, P. 2000. Male and female rate difference
Mollayousefi, A. Sharifi., et al. 2008. Assessment of Body Mass Index and Hand
Teknik
Informasi Untuk Akses Data Pada Kementerian Pekerjaan Umum Dalam Rangka
Nurqotimah, nana ; yuliani setyaningsih dan samsul nur hidayat. 2010. Hubungan Masa
Kerja dan Lama Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome Pada Operator
Pakasi, Ronald E.. 2005. Nyeri dan Kebas Pergelangan tangan Akibat Pekerjaan? Hati-
Barang/Jasa Pemerintah
Carpal Tunnel Syndrome Pada Pemain Game Online Di Game Center Jalan
UI Depok.
Purwanti. 2011. Hubungan Lama Mengetik Dengan Resiko Terjadinya Carpal Tunnel
Musculoskeletal Disease of the Upper Limbs. Taklor and Francis, London, UK.
Rusdi, Yusuf. 2007. Hubungan Antara Getaran Mesin Pada Pekerja Bagian Produksi
Perhutani Unit I Jawa Tengah Tahun 2007. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan
http://suite101.com/article/pregnancy-induced-carpel-tunnel-syndrome-
(MMU). Cet. XI
Suparyadi. 2010. Design Research/ Rancangan Penelitian ilmiah dalam http: // dr-
suparyanto.blogspot.com/2010/09/design-research-rancanfan-penelitian-html
Transaksi Elektronik
112
Juni 2012)
www.medicastore.com.
Zikri. 2010. Carpal Tunnel Syndrome (Buat yang berlebihan ngomput, nge-net, nge-
Sourcehttp://blogs.unpad.ac.id/zikri/2010/04/14/carpal-tunnel-syndrome-buat-
2012)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
SETUJU
Secara sukarela untuk menjadi subjek penelitian skripsi dengan judul Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada
Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan
Umum Tahun 2012.
Setelah mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan
sadar akan manfaat dan adanya resiko yang mungkin terjadi dalam penelitian ini, saya
akan memberikan informasi yang benar sejauh yang saya ketahui dan saya ingat.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun
Peneliti Responden
Faktor faktor yang berhubungan dengan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
operator komputer
Petunjuk pengisian:
A. Identitas responden
Nama :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Umur :
Masa Kerja : Tahun Bulan
Divisi :
1 Apakah anda merasakan keluhan seperti dibawah ini yang berlangsung sedikitnya 1 minggu
atau bila tidak terjadi secara terus menurus pada berbagai ksempatan ? (Jawaban boleh lebih
dari 1)
b. Sakit
2 Apakah anda pernah terbangun pada malam hari akibat sakit pada Ya Tidak
3 Apakah anda pernah terbangun pada tengah malam akibat kesemutan Ya Tidak
4 setiap bangun pagi tangan anda merasakan kesemutan ataupun mati rasa ? Ya Tidak
(1) (0)
5 Apakah rasa kesemutan dan mati rasa tidak hilang setelah anda mengerak- Ya Tidak
6 Apakah jari kelingking anda sering mengalami kesemutan maupun mati rasa Ya Tidak
? (0) (3)
7 Apakah bagian tangan anda mengalami kesemutan dan mati rasa saat anda Ya Tidak
( -1 ) (0)
9 Apakah anda menggunakan sarung tangan khusus untuk mengurangi rasa Ya Tidak
Lembar Observasi
keyboard
No Posisi tangan Hasil
No Posisi tangan Hasil
1
1
2
3
3
4
4
5
Hasil :
Benar jika penggunaan mouse dan keyboard adalah nomor 5 dan atau 6.
Salah jika penggunaan mouse dan keyboard adalah nomor 1,2,3, dan atau 4.
Pemeriksaan Fisik
Phalens Test
Phalens Test
Keluhan yang Dirasakan Hasil
Sakit / Nyeri
Kesemutan
Mati rasa
Hasil : (+) / Ya = jika timbul 1 atau lebih gejala dalam waktu 1 menit pemeriksaan
(-) / Tidak = jika tidak timbul 1 atau lebih gejala dalam waktu 1 menit
pemeriksaan
A. Univariat
Statistics
N Valid 102
Missing 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Jenis kelamin
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 102
Missing 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Posisi Janggal
N Valid 102
Missing 0
Posisi Janggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
4. Usia
Statistics
usia
N Valid 102
Missing 0
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
masa kerja
N Valid 102
Missing 0
masa kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
ya tidak Total
laki-laki Count 38 19 57
Linear-by-Linear
.215 1 .643
Association
b
N of Valid Cases 102
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.88.
Risk Estimate
Cases
ya tidak Total
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.88.
Cases
ya tidak Total
>=30 Count 29 0 29
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.24.
Cases
ya tidak Total
>=4 Count 33 4 37
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.06.
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.06.
Risk Estimate