3
1.A Ukuran Epidemiologi
FORMAT HASIL PENUGASAN UKURAN EPIDEMIOLOGI
KECAMATAN
NO URAIAN KET (Konstanta)
Lembah Asri Sukma Sejati
DBD
1 Proporsi Penduduk Laki-Laki 48,75% 51,39% 100
2 Proporsi Penduduk Perempuan 51,25% 48,61% 100
3 Proporsi Penderita DBD Laki-Laki 58,33% 52,63% 100
4 Proporsi Penderita DBD Perempuan 41,67% 47,37% 100
5 Insiden Penderita DBD 75 53 100.000
6 Prevalensi Penderita DBD 75 53 100.000
7 Attack Rate 75 53 100.000
8 CFR DBD 1,67% 7,89% 100
Rasio Jumlah Penduduk Laki-Laki Terhadap
9 1 : 0,95 1 : 1,06 100
Perempuan
Rasio Jumlah Penderita DBD Laki-Laki Terhadap
10 1 : 1,40 1 : 1,11 100
Perempuan
2. Lakukan Analisis Data: 1) Buatlah analisis data deskriptif data set yang ada (kasus
DBD atau kasus COVID19). 2) Buat Intepretasi dari hasil analisis yang ada
5
1.B Pengolahan Data Kasus DBD Desa
KATEGORI FREKUENSI PERSEN (%) KATEGORI FREKUENSI PERSEN (%)
5. Waktu
1. Jenis Kelamin
Laki-Laki 28 46.7 Januari 3 5.0
Perempuan 32 53.3 Februari 3 5.0
2. Kategori Usia
Maret 9 15.0
Bayi (0-1 Tahun) 3 5.0
Anak-Anak (2-10 Tahun) 22 36.7 April 12 20.0
Remaja (11-19 Tahun) 19 31.7 Mei 10 16.7
Dewasa (20-60 Tahun) 16 26.7 Juni 6 10.0
3. Alamat
Juli 3 5.0
Desa A 32 53.3
Desa B 28 46.7 Agustus 2 3.3
4. Pekerjaan September 2 3.3
Belum Bekerja 17 28.3
Oktober 1 1.7
IRT 8 13.3
Mahasiswa 4 6.7 November 3 5.0
Pedagang 2 3.3 Desember 6 10.0
Pelajar 22 36.7 6. Puskesmas yang Menangani
Petani 3 5.0
Puskesmas Sukma Sejati 36 60.0
PNS 2 3.3
Swasta 2 3.3 Puskesmas Lembah Asri 24 40.0
6
Sumber: Data DBD Desa
1.B Analisa Deskriptif (Orang)
Gambaran Kasus DBD Gambaran Kasus DBD Berdasarkan Kategori Gambaran Kasus DBD
Berdasarkan Jenis Usia di Desa A Dan B Kecamatan X Tahun Berdasarkan Kategori Usia di
Kelamin di Desa A Dan B 2018 Desa A Dan B Kecamatan X
Kecamatan X Tahun 2018 Tahun 2018
Swasta
PNS
3% Bayi,
Petani 3% Belum Dewasa,
Laki-Laki, 5.0%
5% Bekerja 26.7%
46.7%
29%
IRT
Pelajar
13%
37%
Grafik di atas menggambarkan Grafik di atas menggambarkan kasus DBD di Kecamatan X Grafik di atas menggambarkan kasus
kasus DBD di Kecamatan X Lebih Lebih tinggi pada kelompok pelajar sebesar 37% dan DBD di Kecamatan X Lebih tinggi pada
tinggi pada jenis kelamin paling rendah pada penduduk yang bekerja sebagai anak-anak sebesar 36.7% dan paling
perempuan sebesar 53,3%. pedagang, swasta, dan PNS. rendah terjadi pada bayi sebesar 5%.
47%
53%
Desa A Desa B
8 6 6
6
3 3 3 3
4 2 2
1
2
0
Bulan
Grafik di atas menunjukkan gambaran kasus DBD di Kecamatan X yang bergerak fluktuatif, mulai meningkat
dari bulan Februari hingga mencapai puncaknya pada bulan April, kemudian cenderung menurun dari
bulan Mei sampai Oktober dan naik kembali sampai akhir tahun.
Frekuensi
Jumlah
15 12 10
7
10 8
4
5 3
2
5 1
0
0 BAYI ANAK-ANAK REMAJA DEWASA
DESA A DESA B
Kategori Usia
Alamat
LAKI - LAKI
DESA A DESA B
PEREMPUAN
Grafik di atas menggambarkan kasus DBD di Desa A lebih banyak Grafik di atas menggambarkan kasus DBD di desa A lebih banyak
diderita oleh penduduk laki-laki, sedangkan di desa B lebih dialami oleh anak-anak dan paling sedikit dialami oleh bayi,
banyak diderita oleh penduduk berjenis kelamin perempuan sedangkan di desa B lebih banyak diderita remaja dan dewasa dan
paling sedikit juga pada bayi.
12
10
8 6 6 6
6
3 3
4 2 2
2 1 1 1 1 1
0
BELUM IRT MAHASISWA PEDAGANG PELAJAR PETANI PNS SWASTA
BEKERJA
Pekerjaan
DESA A DESA B
Grafik di atas menggambarkan kasus DBD selama Tahun 2018 di desa A paling tinggi pada pelajar dan paling rendah pada
petani dan PSN (tidak ada kasus sama sekali), sedangkan di desa B paling tinggi diderita oleh penduduk yang belum bekerja,
IRT dan pelajar dan paling rendah diderita oleh penduduk yang bekerja sebagai pedagang dan swasta.
5 4
4 3 3
3 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 A
1 0 B
0
JAN FEB MAR APRIL MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
A 2 2 6 7 5 3 1 1 1 1 1 2
B 1 1 3 5 5 3 2 1 1 0 2 4
Bulan
Grafik di atas menggambarkan pola kasus DBD di Desa A dan B Periode Januari-Desember Tahun 2018 sama-sama
mengalami peningkatan pada Bulan Februari hingga mencapai puncaknya pada Bulan April. Kemudian menurun pada Bulan
Mei-Oktober dan naik kembali sampai akhir tahun.
Sumber: Data Desa 12
1.B PENYEBARLUASAN DATA DAN
INFORMASI
Informasi yang Disampaikan: Analisa Kasus DBD di Kecamatan X
Penerima Informasi: Ka. Puskesmas, Lintas Program (PJ Promkes dan Kesling), Lintas Sektor (Camat, Lurah, Ketua RT
dan RW), Kader dan masyarakat
Media Penyampai Informasi: Media elektronik (website Puskesmas dan power point) dan media cetak (buletin
bulanan kasus DBD)
Tindak Lanjut: Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor melalui lokakarya mini
(lokmin) bulanan bersama lintas program dan lintas sekto, rapat mingguan bersama lintas program dan pertemuan
kader Jumantik
Camat/Lurah: Membuat kebijakan di wilayahnya terkait kewaspadaan dini DBD
Ketua RT dan RW: Mengajak masyarakat untuk kerja bakti
PJ Promkes: Sosialisasi cara pencegahan DBD dengan 4M Plus baik di dalam gedung maupundi luar gedung
PJ Kesling: Memonitoring dan Mengevaluasi Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Kader Jumantik: Melaksanakan kegiatan PSN secara berkala (seminggu sekali)
Masyarakat: Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
13
TUGAS 1.C
1. Buat grafik penyakit berdasarkan laporan / data yang ada
2. Buat matrik Deteksi Dini Kasus sesuai format yang ada untuk kasus DBD
atau kasus COVID19 yang Anda pilih
14
1.C Data Kasus DBD Mingguan
Tahun / Jumlah Kasus Suspek Dengue
Minggu Total
Epid
M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M- M-
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7 M-8 M-9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
th 2014 4 2 5 8 3 4 5 4 8 5 7 2 0 4 0 0 5 5 4 7 6 2 1 2 5 6 1 1 2 7 2 1 1 0 4 6 4 8 7 6 7 5 8 11 8 6 7 8 10 10 7 8 249
th 2015 5 7 2 5 6 5 6 5 3 6 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 5 5 4 5 5 3 5 2 0 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 5 5 8 9 196
th 2016 6 8 10 12 11 8 7 9 5 7 4 2 1 3 8 8 6 4 6 10 7 4 4 2 2 3 2 5 4 6 4 8 9 7 4 1 3 1 1 5 5 6 8 10 11 12 8 5 6 11 10 12 321
th 2017 7 8 9 9 6 7 6 7 5 7 5 3 4 4 5 1 0 2 4 4 2 5 3 4 4 2 3 6 6 7 4 3 5 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 5 7 10 12 11 13 14 12 263
th 2018 10 8 5 5 5 11 10 12 11 8 7 5 5 4 2 3 2 2 1 1 0 1 3 5 2 3 3 5 3 3 5 6 2 6 4 6 4 7 6 5 6 6 7 8 7 9 10 9 11 14 12 11 306
MIN 4 2 2 5 3 4 5 4 3 5 4 2 0 3 0 0 0 2 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 0 2 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 5 5 7 8 196
MAX 10 8 10 12 11 11 10 12 11 8 7 5 5 4 8 8 6 5 6 10 7 5 4 5 5 6 3 6 6 7 5 8 9 7 5 6 4 8 7 6 7 6 8 11 11 12 10 12 11 14 14 12 321
th 2019 8 9 11 10 15 7 7 6 8 10 9 4 8 6 2 2 2 1 1 1 1 0 3 4 4 2 3 5 7 8 8 4 5 8 2 8 1 5 2 3 5 6 8 4 4 5 10 15 17 19 15 18 336
20
Frekuensi
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
MAX 10 8 10 12 11 11 10 12 11 8 7 5 5 4 8 8 6 5 6 10 7 5 4 5 5 6 3 6 6 7 5 8 9 7 5 6 4 8 7 6 7 6 8 11 11 12 10 12 11 14 14 12
MIN 4 2 2 5 3 4 5 4 3 5 4 2 0 3 0 0 0 2 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 0 2 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 5 5 7 8
RATA-RATA 6. 6. 6. 7. 6. 7. 6. 7. 6. 6. 5. 3. 3. 3. 4. 3. 3. 3. 3. 5. 3. 3. 2. 3. 3. 3. 2. 4. 4. 5. 3. 4. 4. 3. 3. 3. 2. 4. 3. 4. 4. 4. 5. 6. 6. 7. 7. 7. 8. 10 10 10
th 2019 8 9 11 10 15 7 7 6 8 10 9 4 8 6 2 2 2 1 1 1 1 0 3 4 4 2 3 5 7 8 8 4 5 8 2 8 1 5 2 3 5 6 8 4 4 5 10 15 17 19 15 18
Minggu
MIN MAX RATA-RATA th 2019
Grafik di atas menggambarkan pola minimum dan maksimum kasus mingguan suspek DBD tahun 2014-2018 yang bergerak secara
fluktuatif di mana pada awal tahun mengalami kenaikan (minggu ke 1 – 11), kemudian cenderung stabil sampai minggu ke-42 dan kembali
naik sampai akhir tahun. Grafik tersebut juga menggambarkan kewaspadaan kasus DBD yang berpotensi KLB tahun 2019 yang terjadi pada
minggu ke 1-14, minggu ke 23-43, dan minggu ke 47-52 dikarenakan pola kasus tahun 2019 mendekati dan melebihi pola rata – rata kasus
dari lima tahun sebelumnya.
Sumber: Data Mingguan DBD 16
1.C Data Kasus DBD Bulanan
JML
KASUS DBD (BULAN) TOTAL ABJ
PDDK
TAHUN
MENING
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES KASUS %
GAL
2014 2 3 5 6 8 7 4 3 2 1 4 5 50 2 80,5 65
2015 3 2 4 6 7 3 1 0 1 2 2 4 35 2 89.1 68
2016 4 5 5 7 9 8 4 2 2 2 2 3 53 3 90 70
2017 4 4 5 6 7 3 2 1 0 1 1 4 38 1 89,6 72
2018 6 8 10 11 14 12 5 4 2 1 1 3 77 3 80 75
MENING
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES KASUS %
GAL
MIN 2 2 4 6 7 3 1 0 0 1 1 3 35 1 80 65000
MAX 6 8 10 11 14 12 5 4 2 2 4 5 77 3 90 75000
RATA-
3,8 4,4 5,8 7,2 9 6,6 3,2 2 1,4 1,4 2 3,8 50,6 2,2 85,025 70000
RATA
Tahun
3 3 9 12 10 6 3 2 1 2 3 6 60 1 77,8 80
2019
10 10
8 9
6 6 6
4
3 3 3 3
2 2 2
0 1
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
MIN 2 2 4 6 7 3 1 0 0 1 1 3
MAX 6 8 10 11 14 12 5 4 2 2 4 5
RATA-RATA 3.8 4.4 5.8 7.2 9 6.6 3.2 2 1.4 1.4 2 3.8
Tahun 2019 3 3 9 12 10 6 3 2 1 2 3 6
Bulan
Grafik Pola Minimum dan Maksimum Kasus bulanan DBD di wilayah Puskesmas X tahun 2014 – 2019 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kasus pada bulan Maret s.d. Juni dan cenderung mengalami penurunan pada bulan Juli. Kewaspadaan kasus DBD
yang berpotensi KLB terjadi pada bulan Maret, April, Mei, Oktober sampai dengan Desember dikarenakan pola kasus mendekati dan
melebihi pola rata – rata kasusnya.
Presentase (%)
8 7.7 6 6 7.6 7.5 86
6 4 4 84
4
5.1 3 5.3 82 80.5
2 80
2 80 77.8
0 78
2014 2015 2016 2017 2018 2019 76
CFR 4 6 6 3 4 2 74
IR 7.7 5.1 7.6 5.3 11.8 7.5 72
Tahun 70
2014 2015 2016 2017 2018 2019
CFR IR Tahun
Grafik IR dan CFR Kasus DBD di Kecamatan X bergerak fluktuatif Grafik di atas menggambarkan persentase Angka Bebas
dari tahun 2014-2019. IR tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan Jentik (ABJ) tertinggi terjadi pada Tahun 2016 sebesar 90%
terendah tahun 2015. CFR tertinggi terjadi tahun 2015-2016 dan dan terendah pada tahun 2018 sebesar 77,8%.
terendah tahun 2017.
KONDISI LAPANGAN
NO DESKRIPSI KASUS SAAT INI KESIMPULAN
ADA TIDAK
A Gambaran Kasus
1 fase Febris
Biasanya demam mendadak tinggi 2 sampai hari, disertai muka kemerahan koma eritema kulit
koma, nyeri seluruh tubuh koma dan sakit kepala. Beberapa kasus ditemukan nyeri tenggorok, injeksi
varing dan konjungtifa, anoreksia, mual dan muntah. Pada fase ini dapat pula ditemukan tanda
pendarahan seperti PTEKIE, perdarahan mukosa, walaupun jarang dapat pula terjadi perdarahan
pervaginam dan perdarhan gastrointestinal.
2.Fase Kritis
1 Gambaran Klinis Terjadi pada hari 3 sampai 7 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh disertai kenaikan Ada
permeabilitas kapiler dan timbulnya kebocoran plasma yang biasanya berlangsung selama 24
sampai 48 jam. Kebocoran plasma sering didahului oleh lekopeni progresif disertai penurunan hitung
trombosit. Pada fase ini dapat terjadi syok.
3. Fase Pemulihan
Bila fase kritis terlewati maka terjadi pengembalian cairan dari ektravaskuler ke intavaskuler secara
perlahan pada 48 sampai 72 jam setelahnya. Keadaan umum penerita membaik, nafsu makan pulih
kembali, hemodinamik stabil dan diuresis membaik.
20
1.C Matrik SKD-KLB DBD
Virus Dengue family Flaviviridae dan ada 4 serotipe yang diketahui yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
2 Etiologi Ada
Semua serotipe virus dengue ini ditemukan bersirkulasi di Indonesia.
Terdapat masa inkubasi ekstrinsik dan masa inkubasi intrinsik. Masa inkubasi ekstrinsik merupakan
periode waktu perkembangbiakan virus dalam kelenjar liur nyamuk sampai dapat menularkan pada
3 Masa Inkubasi Ada
manusia yang berkisar 8 – 10 hari. Masa inkubasi intrinsik merupakan periode waktu perkembangbiakan
virus di dalam tubuh manusia sejak masuk sampai timbulnya gejala penyakit yang berkisar 4 - 6 hari.
4 Sumber Penularan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue. Ada
Ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus
5 Cara Penularan Ada
dengue.
DBD Pertama kali dilaporkan di Indonesia Tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya dengan total kasus
sebanyak 58 kasus (IR: 0,05 per 100.000 ribu penduduk dan CFR: 41,3%). Dengan meningkatnya
6 Epidemiologi Ada
sarana transportasi dan urbanisasi, saat ini kasus DBD ditemukan di seluruh Provinsi dan lebih dari 450
Kab/Kota
1. Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB) DBD.
2. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nnyamuk (PSN) secara berkala untuk mengidentifikasi adanya
jentik nyamuk dan tempat perindukannya di rumah warga dan lingkungan sekitarnya dan
7 Kewaspadaan Dini 3. Sosialisas 4M Plus (Menguras, menutup, mengubur, memantau plus jangan menggantungkan baju, Ada
memelihara ikan, menghindari gigitan nyamuk dan membubuhkan abate)
4. Meingkatkan kerjasama lintar sektor dan lintas program dalam memonitoring dan mengevaluasi
kegiatan pencegahan dan penanggulangan DBD
B Faktor Resiko
Lingkungan rumah (jarak rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian tempat dan iklim).
1 Lingkungan Lingkungan biologi terutama banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan yang mempengaruhi Ada
kelembapan dan pencahayaan di dalam rumah.
2 Vector Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue. Ada
3 Sosial Kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan dan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Ada
4 Imunisasi - Tidak Ada 21
"Suatu kelompok menjadi tim yang hebat, di saat setiap
anggota tim merasa yakin bahwa dirinya dan kontribusinya
memuji keterampilan anggota tim yang lain."
- Norman Hidle -
22
Thanks!
Any questions?
23