BAGIAN – 2
MODUL
PELATIHAN PENYEGARAN
2017
DAFTAR ISI
MODUL MD. 1
KEBIJAKAN DAN KERANGKA MONITORING DAN EVALUASI STBM
1. DESKRIPSI SINGKAT
Pemantauan yang memadai terkait kemajuan dan pencapaian program sangat diperlukan
agar dapat dilakukan evaluasi yang mendorong pengelolaan program yang lebih efektif dan
terukur pencapaiannya serta berkontribusi pada pencapaian target universal akses 2019.
Modul MD 1 ini diharapkan akan meletakkan landasan atas pemahaman peserta tentang
kebijakan dan kerangka monitoring STBM. Melalui modul ini, peserta akan merefleksikan
kembali bagaimana STBM akan berkontribusi pada target universal akses, kebijakan apa yang
mendukung dalam pengembangan STBM serta kerangka monitoringnya melalui pemahaman
terhadap tangga perubahan perilaku, jenis data yang harus dikumpulkan, prinsip
pemantauan STBM serta merefleksikan perilaku penggunaan jamban sehat yang melahirkan
kriteria dan kondisi jamban sehat.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu peserta mampu memahami kembali
kebijakan dan kerangka monitoring dan evaluasi STBM.
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
2.2.1. Menjelaskan kebijakan monitoring dan evaluasi STBM
2.2.2. Menjelaskan kerangka monitoring dan evaluasi STBM
3. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
3.1. Pokok Bahasan – 1: Kebijakan Monitoring dan Evaluasi STBM
3.1.1. Target Universal Akses
3.1.2. Kebijakan yang Mendukung
3.1.3. Strategi STBM dengan 5 Pilar
3.1.4. Komponen Penggerak STBM
3.2. Pokok Bahasan – 2: Kerangka Monitoring dan Evaluasi STBM
3.2.1. Tangga Perubahan Perilaku
3.2.2. Jenis data yang dikumpulkan dan Fakta Lapangan tentang Aliran Data
3.2.3. Prinsip Pemantauan STBM
3.2.4. Kriteria dan Kondisi Jamban Sehat
4. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, curah pendapat, sharing dan permainan.
5. MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Bahan Tayang (Slide ppt, Film), Modul, Lembar Panduan Permainan, Permenkes No 3 Tahun
2014 tentang STBM.
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
6.1. Pengkondisian
1) Berikan salam dan perkenalan (tergantung situasi dan relasi dengan peserta).
2) Lakukan penyegaran dan bina suasana (lihat situasi yang memungkinkan dengan
keberadaan peserta.
3) Sampaikan Materi (MD 1), tujuan, Pokok Bahasan dan metode serta waktu yang akan
digunakan selama sesi kali ini.
4) Gali harapan peserta terkait dengan materi dan pengetahuan yang ingin diperdalam
melalui materi ini.
5) Berikan penjelasan berdasarkan harapan peserta yang akan dapat dibahas dalam sesi
materi kali ini.
6.2. Pendalaman Pokok Bahasan
6.2.1. Kebijakan Monitoring dan Evaluasi STBM
1) Jelaskan dan ingatkan kembali tentang Universal Akses dengan menggunakan
power termasuk Distribusi target per provinsi hingga tahun 2019. Slide- 2 dan 3.
2) Sambil menjelaskan, ajukan pertanyaan umpan balik untuk memastikan bahwa
peserta sudah pernah mendengar target tersebut. Lakukan sharing peserta
tentang bagaimana pemahaman target tersebut di lapangan.
3) Jelaskan dengan singkat tentang Permenkes yang mendukung dalam
pengembangan STBM, terutama terkait dengan strategi STBM dengan 5 pilar,
komponen penggerak STBM – slide 4 s.d. 6.
4) Lakukan tanya jawab untuk memastikan adanya pemahaman kembali tentang
kebijakan monitoring STBM.
6.2.2. Kerangka Monitoring dan Evaluasi STBM
1) Tanyakan “apakah peserta pernah membaca dan mengenal “TANGGA
PERUBAHAN PERILAKU dalam STBM?”.
2) Minta peserta yang tahu untuk menjelaskannya dengan singkat. Ajukan
pertanyaan kunci “kondisi seperti apa yang paling rendah dalam Tangga
Perubahan Perilaku tersebut?” dan “kondisi dan situasi seperti apa yang ada pada
tangga paling tinggi?”. Sambil mendengar jawaban peserta, buat visualisasi 5
anak tangga dalam kain tempel (lihat seperti contoh slide no-7).
3) Lanjutkan dengan diskusi sharing untuk mengisi anak tangga di atas OD dan di
bawah Sanitasi Total, termasuk memunculkan kriteria, indikator dan tindakan
utama yang ada dari setiap tangga tersebut.
4) Berdasarkan tangga perubahan perilaku tersebut dan pengalaman peserta dalam
monitoring STBM, tanyakan “Jenis data apa saja yang dikumpulkan selama
melakukan monitoring STBM?”
5) Catat jawaban peserta pada kertas flipchart. Jika ada yang ketinggalan, lakukan
probing untuk mendapatkan informasi apa saja yang peserta kumpulkan dalam
pemantuan STBM.
6) Jika diperlukan beri tambahan penjelasan dengan menanyakan kembali, apa yang
kira-kira penting diluar yang sudah disebutkan peserta sebelumnya.
7) Dalam monitoring tentu akan ada aliran data. Lakukan sharing dan minta peserta
menguraikan fakta-fakta lapangan termasuk masalah tentang aliran data.
8) Setelah 2-3 orang peserta menguraikan pengalamannya, paparkan slide – 8
tentang beberapa fakta umum dalam aliran data.
9) Lanjutkan dengan meminta peserta berbagi pandangan tentang Prinsip
Pemantauan STBM dengan mengajukan pertanyaan “berdasarkan jenis data,
pengalaman aliran data termasuk berbagai persoalannya dalam monitoring
STBM, jadi apa yang harus menjadi prinsip dalam pemantauan STBM?”. Catat
jawaban peserta dalam kertas flipchart.
10) Tambahkan dengan menayangkan Slide – 9.
11) Jelaskan bahwa untuk monitoring STBM, maka peserta tentu sudah paham
tentang jamban sehat.
12) Tayangkan secara bertahap Slide 10 – 16 tentang kondisi dan situasi berbagai
jenis jamban.
13) Setiap slide yang ditayangkan, minta peserta memberikan pendapat terutama
dalam kaitannya dengan perilaku untuk mengindikasikan tentang kriteria jamban
sehat.
14) Setelah semua slide foto jamban ditayangkan, minta peserta menyimpulkan
tentang kriteria jamban sehat, catat jawaban peserta pada flipchart,
15) Tambahkan jika ada yang kurang, terutama kriteria jamban sehat berdasarkan
kriteria standar Kementerian Kesehatan.
6.3. Rangkuman
Pengantar
STBM saat ini dilaksanakan di masyarakat luas dengan banyak pelaku, baik dari lembaga
pemerintah maupun LSM/NGO atau pihak lainnya. Sebagai program nasional, dalam
pelaksanaannya sangat dibutuhkan pemantauan dan evaluasi untuk dapat melihat
pencapaian dan pembelajarannya secara konsisten. Untuk mensinergikan para pelaku
dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi program nasional STBM, maka Kementerian
Kesehatan sudah mengeluarkan pedoman untuk menjalankan kegiatan ini. Dokumen
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi STBM ini merupakan salah satu dari beberapa
dokumen pedoman STBM yang ditujukan sebagai pedoman atau referensi dalam
melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Program STBM bagi para pelaku
program.
7.2. Pokok Bahasan – 2 Kerangka Monitoring dan Evaluasi STBM
Pengantar
Dalam dokumen Strategi Nasional STBM sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi STBM disebutkan bahwa STBM menekankan
pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis untuk terjadinya kondisi sanitasi total. Kelima
perilaku higienis ini dikenal sebagai 5 pilar STBM, yaitu:
- Pilar 1: Stop buang air besar sembarangan (Stop BABS);
- Pilar 2: Cuci tangan pakai sabun (CTPS);
- Pilar 3: Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga (PAMMRT);
- Pilar4: Pengelolaan sampah rumah tangga (PS RT);
- Pilar 5: Pengelolaan air limbah rumah tangga (PAL RT).
Indicator outcome dari program STBM adalah : “Menurunnya kejadian penyakit diare dan
penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku” Untuk
kepentingan pemantauan dan evaluasi, selain indicator outcome dibutuhkan indicator
penilaian lain yang dalam program ini terdiri dari 2 jenis seperti yang dijabarkan pada
Pedoman Pelaksanaan STBM, yaitu:
- Indikator pencapaian;
- Indikator kinerja program.
Sesuai dengan pola pikir program STBM dan dikaitkan dengan focus proses kegiatan
STBM yang terjadi di tingkat masyarakat dalam pencapaian layanan sanitasi yang
sinambung, kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan penjabaran lebih
rinci dalam Kerangka Kerja Rencana Pemantauan STBM (dapat dilihat pada Permenkes
03/2014 tentang STBM.
Kriteria Jamban Sehat
Pada lampiran Permenkes 3/2014 tentang STBM disebutkan bahwa perilaku SBS diikuti
dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter
merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan
yaitu;
a. Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya
bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia, dan
b. Dapat mencegah vector pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya.
Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit, karena tidak
mencemari air, tidak mencemari tanah permukaan, bebas dari serangga, tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan, aman digunakan oleh pemakainya, mudah
dibersikan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya dan tidak menimbulkan
pandangan yang kurang sopan.
REFERENSI
c. WSP-EAP, Modul ToT Monitoring dan Evaluasi STBM, 2014
d. Permenkes 03/2014 tentang STBM
LAMPIRAN
MODUL MI. 1
APLIKASI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI STBM
1. DESKRIPSI SINGKAT
Mengingat STBM sudah di laksanakan hampir di sebagian besar wilayah Puskemas di
Indonesia, maka diperlukan suatu sistem monitoring dan pengelolaan informasi agar
pelaksanaan dan kinerja keberhasilan STBM dapat dengan mudah dipantau dan dievaluasi
dengan standar yang sama.
Modul MI 1 ini akan mengenalkan kembali aplikasi system monitoring dan evaluasi STBM
yang berbasis web melalui SMS dan Smartphone. Melalui modul ini, peserta akan semakin
mengenal bagaimana aplikasi ini digunakan oleh Sanitarian dan Pemerintah Desa, termasuk
kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi ini. Peserta juga akan dapat
mengalami dan mencoba langsung aplikasi ini.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami dan menggunakan aplikasi
system monitoring dan evaluasi STBM.
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
2.2.1. Menjelaskan kembali tentang kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan
aplikasi sistem monitoring dan Evaluasi STBM pada tingkat pengguna Puskesmas
dan Desa.
2.2.2. Melakukan persiapan untuk menggunakan aplikasi system monitoring STBM Puskesmas.
2.2.3. Mengoperasikan menu monitoring pada website STBM
2.2.4. Mengoperasikan kontrol panel monitoring untuk puskesmas.
3. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
3.1. Pokok Bahasan – 1:Pengenalan Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi STBM
3.1.1 Kebutuhan Sistem di setiap Tingkat Pengguna
3.1.2 Menjelajah Data tanpa Login
3.1.3 Aplikasi monitoring dan evaluasi dalam website STBM dan aplikasi berbasis SMS
3.2. Pokok Bahasan – 2 Input Data Monitoring
3.2.1. Langkah-langkah melakukan input data
4. METODE PEMBELAJARAN
Refleksi dan Curah pendapat, Pemutaran film, Praktek di kelas.
5. MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Ppt Pengenalan Aplikasi Sistem Monitoring STBM, Lembar Panduan Simulasi SMS, Lembar
kasus, Manual/petunjuk pengoperasian sistem monitoring dan evaluasi STBM berbasis
website dan SMS, data baseline dan petugas monitoring, (opsi tambahan: data pelatihan
yang pernah dilaksanakan, data anggaran puskesmas untuk sanitasi/tahun berjalan).
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
6.1. Pengkondisian
1) Sampaikan tentang Materi, Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan, Tujuan, metode dan
waktu yang dibutuhkan dalam pembahasan ini.
2) Jika ada tanda-tanda kejenuhan dan kurang dinamis, lakukan bina suasana untuk
tujuan penyegaran.
6.2. Pokok Bahasan – 1: Pengenalan Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi STBM
1) Jelaskan dengan menggunakan power point MI-1, sambil sesekali menanyakan
“apakah pernah mengenal ini?”, “bagaimana system ini berjalan?”, “apa saja yang
dialami dan dirasakan selama menggunakan system ini?”
2) Catat pengalaman peserta dalam kertas flipchart. Jika ada pengalaman yang perlu
dijawab, minta peserta lain untuk menjelaskan berdasarkan pengalamannya.
3) Jelaskan tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk dapat menjalankan atau
melihat hasil dari pemantauan kegiatan STBM khususnya pilar 1.
4) Buka website stbm (www.stbm-indonesia.org) , kenalkan sepintas tentang website
STBM ini, lalu mulai masuk ke menu Data (monitoring). Jelaskan menu-menu dan
fungsinya yang ada di control panel umum/publik, sampaikan juga kedalaman data
dapat dilihat mulai dari tingkat Nasional sampai desa, sampaikan juga bagaimana cara
membaca tabel (data lapangan dan data bps, grafik konsistensi dan kelengkapan data,
tipe informasi grafik dan peta, tampikan berbagai macam jenis grafik (pusat sampai
puskesmas, desa), sampaikan pula untuk informasi capaian ODF.
5) Bagikan username dan password sementara kepada setiap peserta ambil salah satu
Puskesmas dari perwakilan peserta yang hadir untuk dapat mengakses kontrol panel
monitoring tingkat Puskesmas.
6) Masuk ke kontrol panel puskesmas (login terlebih dahulu), lalu menyampaikan menu-
menu dan fungsi yang ada di control panel puskesmas, mulai dari form entry data,
data Baseline, data petugas, data pendukung lainnya, laporan, pemantauan
pengiriman SMS, termasuk registrasi pengguna.
Catatan:
• Untuk membantu peserta agar lebih memahami materi yang disampaikan,
pemandu dapat memberikan gambaran secara bergantian dengan penyajian
dan demonstrasi.
• Pandu peserta untuk bersama-sama membuka halaman-halaman yang
dimaksudkan oleh fasilitator.
• Tampung pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama sesi ini, upayakan tidak
jawab saat penjelasan dan demo tersebut.
7) Sampaikan mekanisme dan cara kerja sistem update data melalui SMS, hubungannya
dengan data website, syarat yang harus disediakan seperti pendaftaran nomor hp
sanitarian, penentuan lokasi wilayah monitoring sanitarian termasuk adanya
autorespons yang harus ditindaklanjuti.
6.3. Pokok Bahasan – 2: Input Data Monitoring
1) Minta peserta untuk menyiapkan data petugas monitoring yang sudah disiapkan
sebelumnya (sesuai template), cek kembali data yang ada tersebut dan diskusikan jika
masih ada yang belum paham terkait format tersebut, yakinkan bahwa data tersebut
sudah siap untuk dimasukkan,
2) Login menggunakan username dan password yang sudah diregistrasi sebelumnya,
masuk pada menu Proses & Output > Data Petugas Monitoring/Puskesmas (N1), ikuti
petunjuk di panduan, lakukan proses import dari data yang sudah disiapkan oleh
masing-masing peserta sampai semua data masuk dalam sistem. Jelaskan log import
data yang berhasil dan yang tidak berhasil, apa penyebabnya.
3) Lakukan hal yang sama untuk proses data baseline akses sanitasi, ikuti petunjuk pada
panduan.
4) Fokuskan peserta pada kedua data dasar tersebut terlebih dahulu (Petugas dan
baseline), sampaikan hasilnya dan hubungan antara keduanya dan bagaimana
hubungannya dengan system SMS.
5) Berikan penjelasan terkait format WM-1 sebagai kunci bagi sanitarian untuk
mengirim SMS nantinya, sampaikan bahwa WM-1 harus dicetak oleh petugas
monitoring dan evaluasi dan diserahkan kepada sanitarian yang bersangkutan.
6) Apabila peserta sudah memahami tahapan di atas, maka dilanjutkan dengan praktek
pengisian data lainnya, seperti pelatihan, peserta pelatihan, anggaran dan keaktifan
fasilitator.
6.4. Rangkuman
1) Ulas kembali materi-materi kunci yang disampaikan dan beri penekanan pada
pertanyaan-pertanyaan peserta yang dianggap terkait dengan materi-materi kunci
tadi.
2) Uji pencapaian tujuan pembelajaran dengan menanyakan kepada sebagian peserta
(ditunjuk spontan)
- “Coba jelaskan tentang aplikasi system monitoring dan evalausi STBM pada
tingkat Puskesmas?”
- “Coba jelaskan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk dapat menjalankan
atau melihat hasil dari pemantauan kegiatan STBM khususnya pilar 1?”.
3) Sebagai penutup sampaian bahwa pemahaman materi ini sangat menentukan
kemampuan dalam menyerap materi selanjutnya.
4) Tutup sesi dengan salam.
7. URAIAN MATERI
7.1. Pokok Bahasan – 1 Pengenalan Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi STBM
Menjelajah Data Tanpa Login
8. REFERENSI
MODUL MI. 2
SISTEM UPDATE DATA BAGI PUSKESMAS
1. DESKRIPSI SINGKAT
PERBAIKAN DATA DENGAN UPDATE KERAS
7.2. Pokok Bahasan – 2 Update data melalui STBM-Smart untuk Sanitarian ……………
Peningkatan Fitur Sistem Monitoring STBM Berbasis Smartphone
8. REFERENSI
a. Sekretariat STBM, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jendral P2PL,
Kementerian Kesehatan, Panduan Pelaksanaan Pemantauan STBM, 2012.
b. Petunjuk Operasi Sistem Monitoring STBM, Sekretariat STBM , Kementerian Kesehatan RI,
2017
LAMPIRAN
1. Lembar Penugasan Individu untuk Simulasi SMS
Tugas Individu
PERSIAPAN SIMULASI
1. Pastikan nomor HP yang akan digunakan adalah nomor yang sama dengan nomor
yang sudah terdaftar di web Monev STBM
2. Buka website STBM, lalu pilih 2 desa yang akan diujicobakan, catat terlebih dahulu
kondisi data asli tersebut, misal:
Desa A
a. Jumlah KK : …..
b. Progress/kemajuan
i. JSP = ….
ii. JSSP=….
iii. Share=…..
iv. BABS=…….
Desa B
a. Jumlah KK : …..
b. Progress/kemajuan
i. JSP = ….
ii. JSSP=….
iii. Share=…..
iv. BABS=…….
3. Perlu Anda ingat kode SMS-ID dari ke-dua desa tersebut, bila belum mengetahui
silahkan hubungi petugas kabupaten anda untuk mendapatkan SMS ID tersebut.
4. Baca kasus dengan baik, kemudian kerjakan sesuai tugas dalam kasus tersebut.
2. Lembar Kasus Simulasi SMS
STUDI KASUS 1
Pak Karmin adalah seorang pendatang baru di Desa A, sebelumnya beliau bekerja di kota,
namun karena semakin sulitnya bekerja di kota, beliau membawa keluarganya untuk
pindah ke desa A. Kebetulan di desa A, beliau memiliki kakak yang juga sudah berkeluarga
yaitu pak Yanto. Kehidupan pak Yanto sehari-hari adalah seorang petani, namun demikian
pak Yanto sudah berperilaku hidup bersih dan sehat dan sudah memiliki sebuah Jamban.
Kebetukan pak Yanto memiliki rumah yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan
hasil tani, pak Yanto mengizinkan pak Karmin beserta keluarga untuk tinggal disitu dan
membantu bertani. Singkat cerita pak Karmin resmi menjadi penduduk baru di desa A
tersebut, namun pak Karmin belum memiliki jamban sendiri, saat ini bila akan BAB pak
Karmin menggunakan sarana jamban pak Yanto.
Soal/Tugas Anda:
Silahkan lakukan update data kondisi terbaru di desa A tersebut.
STUDI KASUS 2
Bu Karmi sebagai seorang petugas kesehatan lingkungan di Desa B, melakukan pemicuan
di desa B pada tanggal 12/1/2013, selama 3 bulan dipantau ternyata mendapatkan di
desa B sudah terjadi perubahan, terdapat 1 Jamban baru terbangun dengan jenis JSP (KK
tersebut sebelumnya BABS), dan ada 2 KK yang sebelumnya OD saat ini menumpang ke
Jamban tetangga.
Soal/Tugas Anda:
Silahkan update data di desa B tersebut melalui SMS
STUDI KASUS 3
(tanggal 3 Nov 2016)
Soal/Tugas Anda:
Silahkan lakukan update ke data semula hasil perubahan studi Kasus 1 dan 2 melalui STBM
SMART.
3. Petunjuk singkat: Aplikasi STBM-SMART bagi Sanitarian
1) Cara mendapatkan aplikasi ini dengan mengunduh melalui googleplay store
2) Lakukan pemasangan, dengan meng-klik install atau pasang. Icon ini akan muncul pada menu
aplikasi bila instalasi berhasil.
3) Selanjutnya, lakukan pendaftaran dengan meng-klik tombol register. Tunggu hingga pesan notifikasi
seperti ini:
Masukkan nomor aktivasi pada kotak “kode verifikasi”; kemudian sign-
in.
Catatan: Bila tidak menerima nomor
aktivasi melalui SMS seperti ini,
konsultasikan via layanan ‘kontak
kami’ pada website STBM.
Isikan dengan jelas identitas anda, antara lain: nama, puskesmas, kabupaten, provinsi dan 6 digit
terakhir nomor HP yang ter-registrasi pada sistem monev STBM.
4) Bila berhasil registrasi dan sign-in, maka anda akan masuk ke halaman seperti berikut. Dan
selanjutnya anda akan dapat melakukan proses entry dan update data sanitasi melalui fasilitas yang
ada.
5) Untuk melakukan update data, klik nama desa yang akan di-update (akan muncul halaman entry
data).
Pilih jenis data apa yang akan di-update, dengan meng-klik tombol ‘KOMUNITAS’, ‘BASELINE’, atau
‘PROGRES’.
6) Klik tombol simpan, bila telah selesai mengisi/ meng-update data pada satu segmen (misal data
komunitas). Pesan pengingat (Alert) “Sukses Update data
komunitas” akan muncul bila data berhasil disimpan.
MODUL MI. 3
SISTEM UPDATE DATA BAGI DESA
1. DESKRIPSI SINGKAT
Pelaksanaan monitoring di tingkat masyarakat dan desa akan lebih bertumpu kepada
indicator monitoring yang mudah dilihat dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat itu
sendiri, antara lain terkait; (1) Pengumpulan data dasar terkait indicator 5 pilar perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat, (2) Proses pemicuan perubahan perilaku Buang Air Besar
masyarakat dan (3) Pendataan tukang yang terkait dengan jasa dan layanan sanitasi.
Bagaimana masyarakat dan desa melakukan monitoring STBM di lapangan, akan dibahas
dalam MI.3 ini terutama melakukan update data melalui aplikasi STBM-Smart Desa.
STBM SMART Desa merupakan aplikasi yang baru dikembangkan oleh Kementertian
Kesehatan dengan dukungan Water and Sanitatrion Program (WSP)/Worldbank Water.
Aplikasi ini dibangun untuk mendukung partisipasi mayarakat, utamanya perangkat desa
dalam mendorong percepatan akses sanitasi Nasional melalui pemantauan dan advokasi.
Aplikasi STBM SMART Desa merupakan aplikasi yang terhubung secara langsung dengan
database Nasional, namun aplikasi ini juga terhubung langsung dengan aplikasi STBM SMART
Petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian. Penggunaan aplikasi ini diharapkan mampu
meningkatkan koordinasi dan perencanaan strategis antara Kepala Desa, Petugas
Kesehatan LIngkungan dengan dukungan unsur kepemerintahan yang ada dalam
percepatan akses sanitasi masyarakat.
Modul MI 3 ini akan mengupas dan memberi kesempatan peserta terutama dari desa dalam
mencoba melakukan update data monitoring melalui Smart Desa.
Metode utama dalam pembahasan materi ini adalah praktik langsung di kelas sebagai bagian
proses untuk memastikan peserta akan terampil dalam update data monitoring SBTM.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu;
1) Perangkat desa/ kader desa mampu melakukan update data melalui aplikasi STBM-
Smart Desa
2) Sanitarian mampu melakukan pendampingan dan membantu desa dalam melakukan
update data melalui aplikasi STBM-Smart Desa
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu;
1.1.1 Melakukan update data melalui aplikasi STBM-Smart Desa.
1.1.2 Menyusun strategi pendampingan bagi Pemerintah Desa dalam melakukan update
data melalui aplikasi STBM-Smart Desa.
6.4. Rangkuman
1) Uji pencapaian tujuan pembelajaran dengan menanyakan kepada peserta
a. Pemerintah Desa
- Langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam update data di tingkat desa
dengan STBM Smart Desa?
b. Sanitarian
- Strategi apa yang penting digunakan dalam pendampingan Pemerintah Desa
sehingga update data rutin dan konsisten.
2) Tutup sesi pembejaran dengan salam.
7. URAIAN MATERI
PETUNJUK OPERASI
SISTEM MONITORING STBM
STBM SMART Desa
STBM SMART Petugas Kesehatan
Lingkungan/Sanitarian
(Ver. 2.0)
2017
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sekretariat STBM Nasional
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
Petunjuk Penggunaan STBM SMART Desa dan STBM SMART petugas
Kesehatan LIngkungan/Sanitarian
I. Pendahuan 3
II. STBM SMART desa 3
III. Installasi dan Registrasi 3
a. Installasi 3
b. Registrasi 4
1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
Petunjuk Penggunaan STBM SMART Desa dan STBM III. Installasi dan Registrasi
SMART petugas Kesehatan LIngkungan/Sanitarian Untuk memulai menggunakan STBM SMART Desa, terdapat prasayarat yang
perlu dipenuhi adalah:
- Smartphone, dengan sistem operasi Android
I. Pendahuan - Memiliki akses data/kuota internet (saat melakukan update data)
- Ter-install aplikasi STBM SMART Desa (dapat di-unggah di Google play
Untuk memantau perkembangan pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis store melalui smarthphone).
Masyarakat (STBM) telah didukung dengan alat bantu Sistem Monitoring dan
Evaluasi (M/E) berbasis website dan SMS gateway. Saat ini sudah terdapat a. Installasi
75.663 desa (dari 80.314 desa di Indonesia1 ) di 34 Provinsi di Indonesia yang Untuk memulai installasi, kepala desa/Lurah dapat mengaktifkan
sudah masuk datanya dalam database STBM Nasional. Update data smarthphone dengan terhubung dengan akses internet, lakukan langkah
dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan secara reguler menggunakan berikut:
handphone secara realtime. Untuk mendukung kegiatan update data serta
mendukung pengambilan keputusan secara kolektif dan tepat, telah - Klik icon Google play store
dikembangkan alat bantu yang lebih efektif dan efisien berbasis smartphone.
Aplikasi ini sudah diluncurkan secara Nasional pada bulan Januari 2016 oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
II. STBM SMART desa
STBM SMART Desa merupakan aplikasi yang baru dikembangkan oleh
Kementertian Kesehatan dengan dukungan Water and Sanitatrion Program
(WSP)/Worldbank Water. Aplikasi ini dibangun untuk mendukung partisipasi
mayarakat, utamanya perangkat desa dalam mendorong percepatan akses
sanitasi Nasional melalui pemantauan dan advokasi. Aplikasi STBM SMART
Desa merupakan aplikasi yang terhubung secara langsung dengan database
Nasional, namun aplikasi ini juga terhubung langsung dengan aplikasi STBM
SMART Petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian. Penggunaan aplikasi ini
diharapkan mampu meningkatkan koordinasi dan perencanaan strategis
antara Kepala Desa, Petugas Kesehatan LIngkungan dengan dukungan
unsur kepemerintahan yang ada dalam percepatan akses sanitasi
masyarakat. Terdapat penambahan beberapa fitur dalam STBM SMART
Petugas Kesling/Sanitarian dijelaskan secara rinci penggunaannya pada buku
manual ini. Aplikasi STBM SMART Petugas Kesling/Sanitarian versi 2.0
yang sudah ditingkatkan ini dapat diperoleh melalui Google Play store.
1 sumber:stbm-indonesia.org
3
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
- Ketik kata kunci STBM SMART, lalu pilih logo/icon STBM SMART Desa
- Apabila tampil menu berikut,
menandakan aplikasi sudah siap untuk
digunakan, anda dapat melanjutkan
proses registrasi
- Klik tombol install, tunggu sampai proses selesai, lulu klik tombol open
b. Registrasi
Proses registrasi STBM SMART Desa membutuhkan akses internet, karena
proses ini akan direkam dalam database STBM Nasional. Persetujuan
penggunaan STBM SMART Desa akan dilakukan oleh petugas kesehatan
lingkungan/Sanitarian Puskesmas. Berikut langkah registrasi yang dilakukan:
- Buka STBM SMART Desa, lalu klik tombol registrasi
- Isi form registrasi sesuai wilayah tempat Kepala Desa/Lurah bertugas,
- Pilih Provinsi
- Pilih Kabupaten
- Pilih Kecamatan
- Pilih Desa, apabila desa tidak ditemukan kemungkinan karena sudah ada
yang menggunakan STBM SMART di Desa tersebut, atau desa tersebut
belum tercatat dalam database STBM. Silahkan lapor ke petugas
kesehatan lingkungan/sanitarian apabila memang nama desa tersebut
belum tercatat, temuan ini dapat anda teruskan untuk di proses oleh
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
administrator pusat di Kementerian - Sistem akan meneruskan
Kesehatan. pendaftaran ini kepada petugas
- Isi nama lengkap kepala desa/lurah kesehatan lingkungan/sanitarian
- isi nomor handphone yang digunakan yang bertanggung jawab dalam
(smartphone), dengan diawali angka memantau desa yang bersangkutan.
+62, contoh: 081234*****, ditulis Saat Kepala Desa/Lurah selesai
dengan : +6281234****** registrasi, pada smartphone petugas
kesling/sanitarian akan menerima
- Klik Tombol daftar notifikasi yang menginformasikan
bahwa ada registrasi pengguna
smart desa baru.
Tampilam di STBM SMART petugas
Kesling/sanitarian
-Apabila registrasi berhasil, maka akan
tampil informasi terkait registrasi berhasil -Klik notifikasi tersebut, lalu klik tombiol
dilakukan. Approved untuk menyetujui.
Water and Sanitation Program (WSP)
5 Worldbank Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
-Saat petugas kesling/sanitarian menyetujui IV. Dashboard dalam STBM SMART Desa
permohonan akun dari Kepala Desa/Lurah, Untuk login di STBM SMART
sistem akan mengirim notifikasi kepada Desa, gunakan username dan
Kepala Desa/Lurah bahwa persetujuan akun password yang sudah dikirim oleh
sudah disetujui oleh petugas kesling/ sistem kepada Petugas Kesling/
sanitarian melalui smartphone. Sanitarian.
1
Tampilam di STBM SMART Desa
2
3 5
4 6
8 7
9
- Sistem juga akan mengirim SMS
berupa username dan password untuk
login STBM SMART Desa.
1. Informasi terkait wilayah desa (contoh: Kago) , mulai dari Desa sampai
Provinsi
2. Informasi terkait Nama Petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian yang
bertanggung jawab dalam memantau desa (contoh: Soekarno)
3. Infiormasi terkait nama Kepala Desa/Lurah (contoh: Kades Kago)
4. Informasii terkait prosentase akses sanitasi saat ini / Kepala keluarga
(KK) yang memiliki akses terhadap sarana jamban.
5. Informasi terkait total jumlah KK yang ada di desa yang bersangkutan.
Water and Sanitation Program (WSP)
6 Worldbank Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
6. Informasi terakit jumlah KK yang masih Buang Air Besar Sembarangan - Sistem akan meberikan notifikasi bahwa
(BABs). data sudah disimpan, klik tombol OK.
7. Notasi terkait jumlah KK BABs yang sudah di-input kedalam system - Data akan muncul dalam daftar KK
8. Tombol untuk menambah data KK yang masih BABs BABs/OD
9. Daftar KK yang masih BABs yang sudah di-input.
V. Pengisian data KK yang masih BABs
Melalui STBM SMART Desa,
kepala desa dapat melakukan
pendataan nama-nama KK
yang masih BABs di desa yang
bersangkutan. Pengisian data
dapat dilakukan dengan klik
tombol Tambah Data
-Ulangi proses diatas jika masih akan
menambah data baru. Banyaknya data
yang dapat diisi adalah maksimal jumlah
KK yang masih BABs/OD didesa yang
bersangkutan.
- Isi nama KK yang masih BAB di desa yang bersangkutan
- Isi nama dusun/RT/RW
- Isi nama tempat KK tersebut melakukan praktek BABs.
-
Klik tombol SIMPAN jika data yang sudah dimasukkan benar.
7
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
VI. Update KK yang baru membangun jamban
Apabila ditemukan warga (KK) yang membangun jamban baru, maka Kepala
Desa/Lurah dapat membantu melakukan update data serta berkonbtribusi
dalam update data sanitasi Nasional. Data yang di-update akan terlabih
dahulu di-verifikasi oleh petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian sebelum
menjadi data Nasional.
Berikut langkah-langkjah dalam melakukan update data melalui STBM
SMART Desa:
- Pilih/klik nama KK yang sudah
membangun jamban baru, apabila
nama belum terdaftar, sebaiknya
tambahkan terlebih dahulu sebagai
KK yang masih BABs.
- Apabila sudah sesuai dengan kondisi real
dilapangan, silahkan klik tombol UPDATE
-Setelah update, maka sistem akan
mengirim data tersebut ke SMART
Petugas Kesehatan Lingkungan/
Sanitarian untuk dilakukan verifikasi.
-A p a b i l a p r o s e s v e r i fi k a s i s u d a h
dilakukan oleh petugas Puskesmas dan
disetujui, maka STBM SMART Desa
akan menerima notifikasi bahwa data
yang di-update oleh Kepala Desa/Lurah
sudah di setujui dan menjadi Data
Nasional.
- Pilih jenis jamban baru yang dibangun (pilihannya: Jamban Sehat
Permanen/JSP; Jamban Sehat Semi Pemanen/JSSP; Numpang/Sharing.
- Klik tombol Ambil Foto untuk mengambil foto jamban baru yang dibangun,
atur komposisi dan pencahayaan lalu klik tombol capture/OK.
Water and Sanitation Program (WSP)
8
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
- Untuk membedakan data sudah menjadi data Nasional adalah adanya
tanda bintang (*) pada nama KK yang sudah membangun Jamban baru Petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian
tersebut. akan menerima notifikasi sesaat setelah
Kepala Desa/Lurah melakukan update data.
- Klik tombol Verifikasi, untuk memulai
verifikasi, Petugas perlu berkunjung ke
lokasi rumah KK yang membangun
jamban tersebut untuk memastikan jenis
jamban yang dibangun (meskipun dapat
melihat foto Jamban yang dikirim).
-untuk melihat foto jamban, silahkan klik
tombol Foto
-Klik tombol Setuju, apabila sudah
melakukan verifikasi dan memastikan
bahwa Jamban baru tersebut layak dan
sesuai tipe jamban.
VII.Verifikasi data oleh petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian
Pada SMART STBM Petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian untuk versi
2.0 ini, terdapat beberapa penyesuaian terkait dengan ditambahnya fitur relasi
antar aplikasi (dengan STBM SMART Desa). Fitur aplikasi yang ditanamkan
dalam aplikasi ini adalah proses verifikasi data yang diperoleh dari aplikasi
STBM SMART Desa yang digunakan oleh Kepala Desa/Lurah.
Data KK yang diupdate oleh Kepala Desa/Lurah tidak secara langsung akan
menjadi database Nasional, namun data tersebut perlu di-verifikasi terlebih
dahulu oleh Petugass Kesehatan Lingkungan/Sanitarian.
Water and Sanitation Program (WSP)
9
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sekretariat STBM Nasional
- Perhatikan perubahan pada kolom 2. Saat kursor diletakkan di baris isian
progres akan secara otomatis berubah BABs/OD, maka apabila Kepala
s e t e l a h t o m b o l S I M PA N d i a k t i f k a n Desa/Lurah sudah menggunakan
(ditekan). STBM SMART Desa serta sudah
melakukan entry data (warga/KK
yang masih BABs/OD) dalam
database STBM SMART Desa, maka
daftar KK BABS (by name) tersebut
akan tampil pada layar bagian bawah
*) apabila Kepla Desa/Lurah belum
menggunakan STBM SMART Desa
dan atau belum melakukan entry
data KK yang masih BABs/ OD,
maka tampilan daftar nama KK
BABs tidak akan tampil, dan
lakukan update data seperti
biasanya.
3.Apabila KK yang membangun
VIII.Proses update data oleh petugas Kesehatan Lingkungan/Sanitarian. jamban baru tersebut namanya
Selain penambahan fitur untuk melakukan verifikasi terhadap data yang di- ditemui dalam daftar nama KK
update melalui STBM SMART Desa, sistem juga memiliki fungsi sinkronisasi BABs/OD, maka lakukan update
data, sehingga dibutuhkan penyesuaian dalam mekanisme input data. data dengan cara klik tombol
Secara umum proses update data dapat dilakukan seperti biasanya (versi perubahan perilaku pada baris
terdahulu), namun hanya perlu penyesuaian dalam tahap input/update data tersebut, laliu pilih jenis jamban
agar tidak terjadi salah interpretasi terhadap data. yang dibangun.
Beikut ini gambaran proses entry data oleh Petugas Kesehatan Lingkungan/
Sanitarian melalui STBM SMART :
1. Apabila sanitarian akan melakukan update data khususnya KK yang
semula BABs/OD menjadi KK yang memiliki akses terhadap sanitasi,
lakukan proses seperti biasanya yakni aktifkan tombol Progres, lalu
letakkan kursor atau klik pada baris isian BABs/OD.
10
4. Lalu klik tombol SIMPAN, apabila
update data berhasil, maka akan
tampil notifikasi update data
berhasil, dan akan terlihat
perubahan data yang terjadi.
Data sebelum
diupdate
Data setelah
diupdate
Area Progres
8. REFERENSI
a. Sekretariat STBM, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jendral P2PL,
Kementerian Kesehatan, Panduan Pelaksanaan Pemantauan STBM, 2012.
b. Petunjuk Operasi Sistem Monitoring STBM, Sekretariat STBM , Kementerian Kesehatan RI,
2017
LAMPIRAN
1. Petunjuk Penggunaan STBM SMART Desa dan STBM SMART petugas Kesehatan
Lingkungan/Sanitarian
2.
MODUL MI.4
PEMANFAATAN INFORMASI HASIL MONITORING DAN EVALUASI STBM
1. DESKRIPSI SINGKAT
Monitoring program STBM sedapat mungkin dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat
sendiri, dan diharapkan peran aktif dari natural leader yang muncul dan organisasi
masyarakat seperti PKK, kelompok dasa wisma, dan lainnya. Namun demikian tetap
diharapkan peran aktif dari petugas PUSKESMAS/Sanitarian sebagai fasilitator dan katalisator
di tingkat kecamatan/desa dalam mengelola data dan informasi hasil monitoring kegiatan
kesehatan lingkungan ini.
Modul MI 4 ini akan mengupas tentang strategi memanfaatkan data monev STBM untuk
perencanaan percepatan peningkatan akses sanitasi desa. Misalnya strategi STBM tingkat
Puskesmas/Kecamatan seperti; strategi pemicuan (penentuan lokasi), share pembelajaran,
ketepatan perencanaan dan alokasi anggaran, advokasi BOK untuk STBM dapat
menggunakan data-data hasil monev STBM.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memanfaatkan data monev STBM untuk
perencanaan percepatan peningkatan akses sanitasi desa
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
2.2.1. Melakukan eksekusi sebaran data akses sanitasi dan data kemajuan desa STBM
2.2.2. Membaca atau menginterpretasikan informasi hasil monitoring STBM dan
menggunakan untuk perencanaan dan perbaikan kegiatan STBM di tingkat desa
dan puskesmas untuk perencanaan percepatan peningkatan akses sanitasi desa.
6.2. Eksekusi Sebaran Data Monev STBM dan Membaca Informasi Hasil Monitoring STBM
1) Ambil hasil curah pendapat awal tentang ”data Informasi apa yang diperoleh
melalui sistim monitoring STBM?“. Minta peserta untuk menambahkan jika ada
yang kurang.
2) Tulis pointer jawaban peserta pada flipchart,
3) Lanjutkan curah pendapat dengan pertanyaan kunci “Selama ini, dimanfaatkan
untuk apa saja data dan informasi tersebut?”
4) Tulis jawaban peserta pada flipchart,
5) Tampilkan slide data & informasi salah satu kabupaten peserta, tanyakan “apa yang
bisa dibaca dan dipahami oleh peserta dari data tersebut?“ (sebisanya minta
perwakilan setiap puskesmas untuk menjawabnya),
6) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan perwakilan Puskesmas,
7) Bagikan Lembar Panduan Diskusi Kelompok, kemudian bacakan tugas kelompok
yaitu untuk mendiskusikan:
√ data Informasi yang didapat dari sistim monitoring STBM di level Puskesmas.
√ dari data tersebut, diskusikan “strategi apa yang bisa dilakukan di tingkat
puskesmas dan desa untuk program STBM di lapangan?”
8) Fasilitasi untuk presentasi hasil diskusi kelompok dan input diantara peserta lainnya.
9) Berikan penegasan tentang “bagaimana membaca data monev STBM” supaya bisa
dimanfaatkan.
10) Sampaikan bahwa kekuatan dari data yang up to date dan realtime sangat
membantu dalam proses review, perencanaan dan evaluasi STBM.
6.3. Rangkuman
9. REFERENSI
LAMPIRAN
MODUL MP. 1
ORIENTASI DAN MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR
1. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam suatu pelatihan termask penyegaran terutama dalam kelas (in class training), akan
bertemu sekelompok orang yang belum tentu semua saling mengenal, dan berasal dari
tempat yang berbeda, dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/pengetahuan,
pengalaman, serta sikap dan perilaku yang berbeda pula. Hal ini penting diantisipasi sejak
awal proses penyegaran, untuk menyiapkan peserta dalam memasuki proses penyegaran
Modul MP 1 yaitu orientasi dan membangun komitmen belajar merupakan salah satu
metode atau proses untuk mencairkan kebekuan tersebut. MP 1 juga mengajak peserta
mampu mengemukakan harapan mereka dalam penyegaran ini, serta merumuskan nilai-nilai
dan norma yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi selama proses pembelajaran.
Membuat kontrol kolektif dan struktur organisasi kelas adalah bagian lain yang dianggap
penting. Inti dari MP 1 adalah terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan
serta dalam mencapai harapan dan tujuan penyegaran, serta mentaati norma yang dibangun
berdasarkan perbauran nilai-nilai yang dianut dan disepakati.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menumbuhkan komitmen belajar dalam
rangka menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif selama proses penyegaran
berlangsung.
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
2.2.1. Mengenal sesama warga pembelajar pada proses penyegaran.
2.2.2. Menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang kondusif.
2.2.3. Merumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai bersama baik dalam proses
pembelajaran maupun hasil yang ingin dicapai di akhir penyegaran.
2.2.4. Merumuskan kesekapatan norma kelas yang harus dianut oleh seluruh peserta
selama penyegaran berlangsung.
2.2.5. Merumuskan kesepakatan bersama tentang kontrol kolektif dalam pelaksanaan
norma kelas.
2.2.6. Membentuk organisasi kelas.
3. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
6.1. Pengkondisian
1) Berikan salam pembuka untuk memulai interaksi dengan peserta,
2) Sampaikan Pokok Bahasan dari Materi MP 1 ini, metode dan waktu yang akan
digunakan.
6.2. Pelaksanaan dan Pembahasan
- Perkenalan
1) Lakukan perkenalan singkat (jika diantara peserta ada yang belum kenal). Jika sudah
saling mengenal, lakukan perkenalan melalui permainan yang dipaketkan dengan Bina
Suasana. Pilih jenis permainan yang sesuai.
2) Uji dengan permainan ZIP dan ZAP untuk memastikan bahwa peserta sudah saling
mengenal (minimal nama diantara mereka).
- Bina Suasana
1) Lakukan sesuai dengan kondisi peserta dan ruangan. Pilih game sederhana yang
dapat membuat suasana dinamis (tidak kaku). Permainan dapat dikaitkan dengan
situasi kehidupan sehari-hari peserta di rumahnya. Misalnya dalam kelompok kecil
diminta membangun atau membuat penampilan 2 menit tentang cita-cita mulia.
2) Setelah permainan selesai, tanyakan kepada peserta yang bermain ”apa yang
dirasakan dan apa yang dipelajari?”, ”apa yang berubah setelah bermain?”.
- Harapan dalam Pelatihan Penyegaran dan Kontribusi Peserta
7. URAIAN MATERI
7.1. Pokok Bahasan – 1 Perkenalan
Pada awal memasuki suatu pelatihan, umumnya para peserta menunjukkan suasana
kebekuan (freezing), karena belum tentu pelatihan yang diikuti merupakan pilihan
prioritas dalam kehidupannya. Mungkin saja kehadirannya karena terpaksa, tidak ada
pilihan lain, harus menuruti ketentuan/ persyaratan. Mungkin juga terjadi, pada saat
pertama hadir sudah memiliki anggapan merasa sudah tahu semua yang akan dipelajari
atau membayangkan kejenuhan yang akan dihadapi. Untuk mengantisipasi semua itu,
perlu dilakukan suatu proses pencairan(unfreezing).
Ada kemungkinan beberapa partisipan tidak mau terlibat dalam perkenalan dan
pencairan suasana ini. Ajaklah mereka secara persuasif (dengan melibatkan partisipan
lainnya) agar mereka mau terlibat. Jangan paksa mereka, tetapi jangan pula
membatalkan proses karena beberapa individu tidak bersedia terlibat. Untuk
mempercepat perkenalan, peserta diminta menulis nama panggilan dan asal instansi
pada secarik kertas dengan spidol dan ditempelkan pada dada sebelah kiri.
Proses membangun komitmen belajar sering disebut Building Learning Comitmen (BLC)
adalah proses memulai tahapan dari saling mengenal antar pribadi, mengidentifikasi dan
merumuskan harapan, sampai terbentuknya norma kelas yang disepakati bersama
sebagai kontrol kolektif. Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan
dinamis. Keberhasilan atau ketidakberhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses
pembelajaran selanjutnya.
Pada tahap perkenalan fasilitator memperkenalkan diri dan asal usul institusinya
dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian mengajak peserta
untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh saja, dalam
proses perkenalan menggunakan metode (mislanya): dalam 5 menit pertama setiap
peserta diminta berkenalan dengan peserta lain sebanyak-banyaknya. Meminta peserta
yang berkenalan dengan jumlah peserta terbanyak, dan dengan jumlah peserta paling
sedikit untuk memperkenalkan teman-temannya. Meminta peserta yang belum disebut
namanya untuk memperkenalkan diri, sehingga seluruh peserta saling berkenalan, diikuti
juga oleh panitia untuk memperkenalkan dirinya.
7.2. Pokok Bahasan – 2: Bina Suasana
Bina suasana menjadi penting untuk menghancurkan sekat-sekat pemisah antar peserta
yang menyebabkan peserta menjadi tidak dinamis. Contoh yang dapat digunakan adalah
pada awalnya fasilitator menyiapkan kursi sejumlah peserta dan disusun melingkar.
Kemudian semua peserta duduk di kursi dan satu diantaranya berdiri di tengah lingkaran
tanpa kursi. Peserta yang berdiri di tengah lingkaran akan memberi aba-aba, agar peserta
yang disebut identitasnya pindah duduk, termasuk yang berdiri di tengah lingkaran akan
berebut kursi yang ada, misalnya dengan menyebut: ”Semua peserta berbaju merah
pindah”. Pada keadaan tersebut akan terjadi pertukaran tempat duduk dan saling
berebut antar peserta, dan pasti akan ada 1 orang peserta yang tidak dapat tempat
duduk, dialah yang akan berdiri di tengah lingkaran untuk memimpin hal yang sama. Hal
tersebut menggambarkan suasana “storming”, atau seperti “badai” yang merupakan
tahap awal dari suatu pembentukan kelompok.
Ulangi lagi, setiap peserta yang berdiri di tengah lingkaran untuk menyebutkan identitas
yang berbeda dengan sebelumnya, misalnya peserta yang berkaca mata atau yang
berbaju batik dan lain-lain. Lakukan permainan tersebut selama 5 – 1 0 menit, tergantung
situasi dan kondisi.
memiliki komitmen tersebut akan terjadi niat baik dan tulus untuk memberikan yang
terbaik kepada individu lain, kelompok dan kelas secara keseluruhan.
Dengan membangun komitmen belajar maka para peserta akan berupaya untuk
mencapai harapan yang diinginkannya dalam setiap proses pembelajaran. Dalam hal ini
harapan peserta adalah kehendak/ keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu.
Dalam pelatihan berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang
diinginkan sebagai hasil proses pembelajaran.
LAMPIRAN
Masing-masing Jari dapat diartikan:
MODUL MP. 2
RENCANA TINDAK LANJUT DAN EVALUASI PELATIHAN PENYEGARAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan suatu dokumen tentang rencana yang akan
dilakukan setelah mengikuti suatu kegiatan atau merupakan tindak lanjut dari kegiatan
tersebut. Dalam suatu pelatihan, RTL merupakan dokumen rencana yang memuat tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah peserta kembali ketempat tugas untuk
menerapkan hasil pelatihan, terutama dalam melakukan monitoring STBM dan update data
secara rutin.
Modul RTL ini disusun untuk memastikan peserta dapat merinci kegiatan yang akan dilakukan
setelah penyegaran dan memberikan penilaian atas penyelenggaraan pelatihan penyegaran
secara partisipatif baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif yang berupa pesan, kesan dan
saran kedepan.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut dalam
monitoring STBM secara berkelanjutan dan melakukan evaluasi penyelenggaraan
pelatihan penyegaran.
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
2.2.1. Menyusun langkah-langkah kegiatan sebagai rencana tindak lanjut setelah
penyegaran,
2.2.2. Memberikan penilaian terhadap penyelenggaraan proses pelatihan penyegaran
ini.
4. METODE PEMBELAJARAN
Penugasan individu dan diskusi kelompok Pemerintah Desa dan Sanitarian.
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pokok Bahasan – 1 Rencana Tindak Lanjut
1) Berikan pengantar tentang strategi penyusunan rencana tindak lanjut masing-masing di
tingkat Puskesmas dan Desa, serta strategi sinkronisasi antar waktu dan budget yang
dialokasikan dari setiap desa dan puskesmas.
2) Jelaskan kembali kebutuhan atau prasyarat yang dibutuhkan untuk proses monitoring
berbasis SMS atau STBM Smart seperti data dasar yang mutlak harus disiapkan.
3) Minta setiap tim Puskesmas (Sanitarian dan Desa) menyusun rencana mereka termasuk
agenda pembinaan Sanitarian kepada Pemerintah Desa/Masyarakat.
4) Jika masih ada waktu, minta salah satu atau 2 perwakilan Puskesmas untuk memaparkan
RTL-nya, sehingga Puskesmas dan desa lainnya dapat belajar.
Pokok Bahasan – 2 Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Penyegaran
1) Jelaskan prosedur evaluasi yang akan digunakan dalam memberikan penilaia atas
penyelenggaran peneyagran ini.
2) Fasilitasi sesuia prosesdur yang digunakan (partisipatif, atau dengan kuesioner terbuka,
atau kuesioner tertutup).
3) Minta peserta melihat bersama kembali dari visualisasi antara apa yang diharapkan,
tujuan penyegaran dan hasil yang dicapai setelah evaluasi ini.
LAMPIRAN
1. Lembar Penugasan Penyusunan RTL
2. Format RTL
3. Format Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Penyegaran