Kelompok 8
01
Jelaskan maksud dan cara
04
Jelaskan perbedaan basal cell
carcinoma dengan Squamous
pemeriksaan fisik untuk
dermatitis kontak alergika! Cell Carcinoma!
02
Apa perbedaan dari dermatitis
kontak alergika dengan
05
Sebutkan macam-macam
pengendalian control untuk
dermatitis kontak iritan?
penyakit basal cell carcinoma!
03
Apa saja penyebab dan faktor
risiko chloracne?
06
Kasus Penyakit kulit akibat
kerja apa yang anda ketahui?
Sebut dan jelaskan
kejadiannya?
2
01
Jelaskan maksud dan cara
pemeriksaan fisik untuk
dermatitis kontak
alergika!
Pemeriksaan Pada Suspek
Dermatitis Kontak Alergika
Provocative
Patch Test
Use Test
Uji Photopatch
4
Patch
Test
• Untuk mendeteksi hipersensitivitas thd zat yang bersentuhan dgn kulit,
sehingga alergen dapat ditentukan dan tindakan korektif dapat diambil
• Sifatnya lebih untuk pemeriksaan konfirmasi dan diagnosis
Menggunakan TRUE
Diaplikasikan/ditempel
(thin-layer rapid-use
biasanya pada bagian
epicutaneus) dengan
punggung atas
bahan alumunium
Kemudian diobservasi
Tempelan dihapus dan evaluasi kembali
setelah 48 jam pada hari ke 4 dan ke
5
5
Morris A. ABC of Allergology: Contact Dermatitis. Current Allergy and Clinical Immunology. 2004; 17: 190-191.
Provocative Use
Test
• Dilakukan untuk mengonfirmasi reaksi patch test yang mendekati positif
terhadap bahan- bahan zat tertentu
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical
Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. h.91-112. 6
Uji
Photopatch
• Menggunakan uji tempel yang diaplikasikan selama 24 jam, lalu dibiarkan
terekspose sinar matahari (UV A) selama 5-15 jam/m 2 lalu kemudian
diobservasi setelah 48 jam
• Digunakan untuk mengevaluasi fotoalergi kontak terhadap zat berupa:
p-aminobenzoic
Sulfonamid Fenotiazin oxybenzone
acid
tetrachlorsalicylanid
6-metil kumarin musk ambrette
e
7
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. h.91-112.
02
Apa perbedaan dari
dermatitis kontak alergika
dengan dermatitis kontak
iritan?
02
Perbedaan Dermatitis Kontak Alergika (DKA)
dengan Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
DKA DKI
Definisi
Dermatitis yg disebabkan oleh reaksi Peradangan kulit yg disebabkan
hipersensitivitas tipe lambat thdp terpajan oleh iritan yg menimbulkan
bahan-bahan kimia yg kontak dgn kulit reaksi inflamasi & merusak jaringan
& dpt mengaktivasi reaksi alergik. kulit di tpt kontak sehingga kehilangan
fungsi proteksi alaminya.
Penyebab
Alergen : zat bahan kosmetik, metal, Iritan : Sabun/deterjen, antiseptic,
obat-obatan, tekstil, lem, tanaman antibakteri, parfum, pengawet
(bunga tulip, bunga matahari, perlengkapan mandi & kosmetik,
chrysanthemums) & karet. pelarut, desinfektan, asam & alkali,
semen, air keras, air yg mengandung
byk klor & tanaman (ranunculus,
spurge, boraginaceae)
9
02
Perbedaan Dermatitis Kontak Alergika (DKA)
dengan Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
DKA DKI
Gejala dan Keluhan
• Kemerahan pd kulit, kulit kering, • Kulit kemerahan, panas, nyeri,
pembengkakan & gatal-gatal. melepuh dan mengelupas.
• Sensivitas membutuhkan 4 hari utk • Reaksi iritasi tjd bbrp jam setelah
berkembang. pajanan & memburuk setelah <24
jam.
Faktor Resiko
• Sifat Substansi • Faktor zat kimia (karakteristik bahan
• Sifat Kontak kimia, kelarutan, bentuk,
• Riwayat Pekerja thdp dermatitis konsentrasi, lama & frekuensi
non-alergi pajanan)
• Faktor orang (area & kondisi kulit,
umur, genetik)
• Faktor Lingkungan (temperatur,
kelembapan, gesekan, kontaminasi
pakaian)
1
0
02
Perbedaan Dermatitis Kontak Alergika (DKA)
dengan Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
DKA DKI
Pekerja Beresiko
1
1
02
Perbedaan Dermatitis Kontak Alergika (DKA)
dengan Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
DKA DKI
Prosedur Deteksi Dini & Pemeriksaan Penunjang
• Anamnesis • Anamsesis 7 Langkah
• HRA • ROAT Test (Penunjang)
• Pemeriksaan fisik gejala klinis
• Patch Test (Penunjang Khusus)
Program Promosi dan Pencegahan
• Prinsip APC (Antigen Presenting Cell) : • Menjaga kebersihan diri
Identifikasi potensi kontak alergi di tpt • Subtitusi/elimasi bahan berbahaya
kerja • Proses pekerjaan yg tertutup
Substitusi/elimanasi bahan kimia • Automatisasi
• Local exhaust ventilation system
berbahaya
• Housekeeping
Menjaga higienitas lingkungan & personal • Edukasi
Edukasi promosi kesadaran thdp potensi • APD
kontak alergi di tpt kerja&rumah • Pembersih kulit
Skrining Kesehatan pra/post pekerja • Fasilitas mencuci yg memadai
Engineering Control (automatic tool)
1
2
03
Apa saja penyebab dan
faktor risiko chloracne?
CHLORACNE
Definisi Jenis
Chloracne yang paling sering
● Chloracne merupakan jenis ditemukan di pipi, di belakang telinga,
penyakit kulit berupa jerawat di ketiak dan daerah selangkangan.
yang memiliki karakteristik
seperti komedo, kista, dan pustula
(benjolan kecil bernanah) akibat
dari eksposur senyawa aromatik
tertentu terhalogenasi, seperti
dioxin dan Dibenzofurans
diklorinasi.
Kurniawidjaja,L.M dan Ramdhan, D.H (2019). Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans. UI Publishing
page 14
Penyebab
Kulit Sistemik
Pekerja Berisiko
• Industri manufacture kimia
• Petugas laboratorium
• Petugas maintenance
• Petugas pengolah limbah
• Pekerja industry yang menggunakan
senyawa chloroacnegen
Kurniawidjaja,L.M dan Ramdhan, D.H (2019). Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans. UI Publishing
page 17
04
Jelaskan perbedaan Basal
Cell Carcinoma dengan
Squamous Cell
Carcinoma!
BC Kanker kulit yang terjadi di bagian bawah
epidermis akibat pajanan sinar uv pada area yang
C
terpajan dalam waktu lama. UVB menjadi faktor
yang menyebabkan BCC.
C
uv dalam waktu yang lama.
www.cancer.gov
Lyubomir et al., 2013
Perbedaan Basal Cell
Carcinoma dengan Squamous
Cell Carcinoma
• Kanker kulit yang paling • Kanker kulit kedua yang
sering terjadi paling sering terjadi setelah
BCC
• Muncul pada sel basal
BCC epidermis kulit (bagian SCC • Muncul pada lapisan epitel
bawah epidermis) skuamosa (bagian luar
epidermis)
• Pertumbuhannya lambat dan
jarang bermetastasis namun • Bermetastasis sehingga dapat
menyebabkan kerusakan menyebar ke bagian tubuh
lokal lainnya
2
Hogue et al., 2019 2
BCC
>50% BCC berpigmen
pada non kulit putih dan
5% pada kulit putih
(papule).
SCC
66% terjadi di lower limb
pada pasien berkulit
hitam diikuti kepala dan
leher
2
Hogue et al., 2019 3
05
Sebutkan macam-macam
pengendalian control
untuk penyakit basal cell
carcinoma!
PENGENDALIAN CONTROL PENYAKIT BASAL CELL CARCINOMA
Pengendalian Teknik
- Proses pekerjaan di ruang
terutup
- Sistem ventilasi yang Engineering
memadai
- Penyediaan shade area
Control
Pengendalian Administratif
Administrative Control
- Edukasi BCC
- Budaya personal Awereness
- Kewajiban pemakaian
sunblock saat bekerja
Sumber : Kurniawidjaja, L.M dan Ramdhan, D.H (2019). Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans. UI Publishing
06
Kasus Penyakit kulit
akibat kerja apa yang
anda ketahui? Sebut dan
jelaskan kejadiannya?
Kasus Penyakit kulit akibat kerja:
Dermatitis Kontak Alergika (DKA) pada Tenaga Kesehatan
2
7
DKA
Tipe 3
Tipe 4
2
https://aornjournal.onlinelibrary.wiley.com/ . 9
Referensi
• Kurniawidjaja LM, Ramdhan DH. Buku Ajar Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans. Jakarta: UI
Publishing, 2019
• www.cancer.org
• www.gentlecure.com
• Raymon et al., 2010. Squamous Cell Carcinoma. Journal of Dermatology Nurses’ Association.
• Wong et al., 2003. Basal Cell Carcinoma. Brtish Medical Journal.
• Lear et al., 2007. Basal Cell Carcinoma: Review of Epidemiology, Pathogenesis, and Associated Risk
Factors. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery
• Combalia et al., 2020. Squamous Cell Carcinoma: An Update on Diagnosis and Treatment
• Lyubomir et al., 2013. Clinical Variants, Stages, and management of Basal Cell Carcinoma. Indian
Dermatology Online Journal
• Hogue et al., 2019. Basal Cell Carcinoma, Squamous Cell Carcinoma, and Cutaneous Melanoma in
Skin of Color Patients. Clinics in Dermatology
• Morris A. ABC of Allergology: Contact Dermatitis. Current Allergy and Clinical Immunology. 2004;
17: 190-191.
• James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 10th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006. h.91-112.
• De Moraes Lopes, & Mendes Lopes,. (2000). Latex Allergy in Health Care Personnel. AORN Journal,
72(1), 42–46. doi:10.1016/s0001-2092(06)62036-x ,
https://aornjournal.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1016/S0001-2092%2806%2962036-X
• Filon & Cherci. (2008). Epidemiology of latex allergy in healthcare workers.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18510273/