0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan28 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk berbagai kelompok umur di Indonesia. Angka ini digunakan untuk merencanakan suplai pangan, menilai konsumsi makanan, dan menetapkan standar gizi makanan. Angka kecukupan gizi dipengaruhi oleh faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan seseorang.
Dokumen tersebut membahas tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk berbagai kelompok umur di Indonesia. Angka ini digunakan untuk merencanakan suplai pangan, menilai konsumsi makanan, dan menetapkan standar gizi makanan. Angka kecukupan gizi dipengaruhi oleh faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan seseorang.
Dokumen tersebut membahas tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk berbagai kelompok umur di Indonesia. Angka ini digunakan untuk merencanakan suplai pangan, menilai konsumsi makanan, dan menetapkan standar gizi makanan. Angka kecukupan gizi dipengaruhi oleh faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan seseorang.
DIANJURKAN PANGAN kebutuhan pokok tiap hari sbg sumber energi dan zat zat gizi.
umur ,gender,BB,iklim dan aktivitas
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai
untuk rata rata penduduk yang hidup didaerah tertentu. KEBUTUHAN GIZI DAN KECUKUPAN GIZI • Kebutuhan Gizi (requirement) Banyaknya energi dan zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan hidupnya serta melakukan berbagai kegiatan selama 24 jam untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. * jumlah zat gizi minimal hidup sehat. • Kecukupan Gizi (recommended) Jumlah energi dan zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencegah terjadinya defisiensi energi. • Banyaknya zat gizi rata rata yang diperlukan seseorang atau kelompok orang (97,5% populasi) untuk hidup sehat
• Angka Kebutuhan Gizi ( requirement) : besarnya zat gizi yang diperlukan hidup sehat dan produktif. Untuk menentukan kandungan gizi dari suatu menu yang akan direkomendasikan pada orang tertentu.
Nilainya > Angka Kecukupan Gizi (AKG)
• Angka Kecukupan Gizi (recommended) : besarnya zat gizi yang diperlukan oleh individu dalam satu populasi agar seluruh populasi dapat hidup sehat. digunakan untuk mengoreksi kandungan gizi dari suatu menu dengan kebutuhan setiap individu. • Untuk menentukan angka kebutuhan gizi harus dilakukan dengan cara rinci Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan di Indonesia pertama kali ditetapkan pada tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini kemudian ditinjau kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara berkala tiap lima tahun sekali. Pengertian dan Batasan Penggunaan Angka Kecukupan Gizi • Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. • Angka Kecukupan Gizi berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan Gizi adalah banyaknya zat- zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat. • AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. • Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. • Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan sebagai berikut: 1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk. 2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok. 3. Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan. 4. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil. 5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional. 6. Merencanakan program penyuluhan gizi. 7. Mengembangkan produk pangan baru di industri. 8. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. Biasanya dicantumkan proporsi AKG yang dapat dipenuhi oleh satu porsi pangan tersebut.
Golongan umur Indonesia WHO AS • 0-6 bulan 5,5 - 6 • 7-12 bulan 8,0 - 9 • 1-3 tahun 12,0 16 13 • 4-6 tahun 18,0 - 20 • 7-9 tahun 24,0 25 28 Pria • 10-12 tahun 30 35 45 • 13-15 tahun 45 48 66 • 16-19 tahun 56 64 72 • 20-49 tahun 62 65 79 • ≥50 tahun 62 65 77 Wanita • 10-12 tahun 35 37 46 • 13-15 tahun 46 48 55 • 16-19 tahun 50 55 63 • 20-49 tahun 54 55 65 • ≥50 tahun 54 55 65 • RDA disebut juga sebagai angka kecukupan gizi atau AKG. Angka kebutuhan maupun angka kecukupan gizi berguna untuk beberapa hal sebagai berikut : • Menilai tingkat konsumsi pangan seseorang atau penduduk berdasarkan data survey konsumsi pangan. Penilaian tersebut dilakukan dengan membandingkan zat gizi yang diperoleh dari survey konsumsi terhadap angka kecukupannya, yang biasa disebut sebagi tingkat konsumsi. • Perencanaan makanan institusi secara seimbang, seperti pemberian makan tambahan untuk anak sekolah (PMT_AS), lembaga permasyarakatan, pantisosial • Perencanaan produksi dan ketersediaan pangan wilayah. Angka kebutuhan maupun kecukupan gizi yang dianjurkan adalah kecukupan pada tingkat fisiologi sehingga untuk tingkat produksi sampai sampai konsumsi, diperkirakan sekitar 15%. • Patokan label gizi pada makanan kemasan sesuai dengan UU Pangan No. 7 Tahun 1996 bahwa setiap industry makanan wajib mencantumkan kandungan gizi, biasanya dalam prosentase zat gizi makanan tersebut terhadap angka kecukupannya. • 5) Pendidikan gizi yang dikaitkan dengan kebutuhan gizi berbagai kelompok umur, fisiologi dan kegiatan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi melalui gerakan pangan dan gizi.
Faktor Pengaruh dan Angka kebutuhan Gizi • Kebutuhan pangan dan gizi berbeda-beda antar individu, karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagi berikut : Tahap perkembangan, meliputi kehidupan -sebelum lahir, -sewaktu bayi, -masa kanak-kanak, - remaja, - dewasa, - dan lansia. Laju pertumbuhan sebelum dan setelah lahir (pre-natal dan post- natal) serta semasa bayi ( <1 tahun) adalah lebih cepat daripada tahap lainnya dari kehidupan. Setiap unit bobot tubuh pada saat bayi memerlukan zat gizi esensial lebih tinggi dibandingkan masa lainnya. Usia bayi juga paling rawan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Janin yang sehat mempunyai peluang yang baik untuk memulai kehidupan yang sehat. Dalam usia 6 bulan, bayi yang sehat berat badannya dua kali lipat dari berat sewaktu lahir Pertumbuhan masa kanak-kanak (growth spurt I, umur 1-9 tahun) berlangsung dengan kecepatan lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan fisiknya meningkat. Oleh karenanya dengan perimbangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan gizi tetap tinggi. Menyediakan pangan yang mengandung protein, kapur, fospor sangat penting. Masa remaja disebut sebagi growth spurt II, dengan kisaran usia 10-19 tahun. Pertumbuhan seksual terjadi pada usia remaja. Selain itu juga tinggi dan bobotnya bertambah, system kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap, ukuran jantung serta organ percernaan bertambah. • Masa dewasa yaitu usia 20-60 tahun, baik wanita maupun pria terlibat dalam masa kerja fisik yang tinggi. • Pada masa dewasa madya (40-60 tahun) aktivitas mulai menurun, angka metabolism basal (basal metabolism menurun/BMR) yang diperlukan relative rendah sehingga zat gizi lebih digunakan untuk pemeliharaan. • Pada usia lanjut (>60 tahun) terjadi penurunan kegiatan fisik, rentan terhadap penyakit. Zat gizi dimamfaatkan untuk mengganti/memperbaiki jaringan yang rusak. Dengan demikian kebutuhan energy menurun dan protei meningkat.
Factor fisiologi tubuh, misalnya kehamilan. Pada masa ini, zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu maupun untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil yang tidak bertambah berat badannya mulai bulan ke empat hingga ke tujuh, kemungkinan akan melahirkan sebelum waktunya atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR< 2,5 kg). begitu pula selama menyusui, kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil karena zat gizi diperlukan ibu untuk menghasilkan ASI. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang menderita penyakit disertai denag demam membutuhkan lebih banyak protei. Pada masa ini akan banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari perombakan protei. Aktivitas fisik yang tinggi makin bayak memerlukan energy. Pengukuran kebutuhan energy didasarkan pada pengeluaran energy dengan komponen utama angka metabolism basar (BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan tingkatannya (ringan,sedang, berat) pada masing-masing jenis kelamin. Ukuran tubuh ( berat dan tinggi badan ). Pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar menggunakan lebih banyak energy dari pada yang kecil. Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi • Perhitungan kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin. Penyesuaian perbedaan berat badan ideal dalam AKG dengan berat badan actual, dilakukan berdasarkan rumus : • Keterangan : Berat badan actual = berat badan berdasarkan hasil penimbangan ( kg) Berat badan standar = berat badan acuan yang tertera pada label angka kebutuhan gizi AKG = angka kebutuhan gizi yang dianjurkan
• Cara lain untuk menentukan kebutuhan energi tanpa menggunakan AKG adalah :
Teori RBW (teori berat badan relatif ) : • Keterangan : • BB= berat badan (kg) • TB= tinggi badan (cm) Dimana dengan ketentuan : a) Kurus jika RBW < 90% b) Normal jika RBW = 90-100% c) Gemuk jika RBW > 110% atau < 120% d) Obesitas ringan RBW 120-130% e) Obesitas sedang RBW 130-140% f) Obesitas berat RBW > 140 % Kebutuhan kalori ( energi ) per hari : a) Orang kurus BB x 40-60 kalori b) Orang normal BB x 30 kalori c) Orang gemuk BB x 20 kalori d) Orang obesitas (10-15) kalori
Energi BMR (Basal Metabolisme Rate) • Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses kerja atau proses faal dalam tubuh dalam kondisi resting bed ( berbaring istirahat di tempat tidur ). Rumus untuk menghiting energi basal metabolisme adalah sebagai berikut : • Keterangan : • BMR = Energi basal selama 24 jam (kalori) • BB= berat badan (gram) • A = umur (tahun) • Dengan adanya energi baku (standar energi) bagi reference man dan reference woman indonesia, maka pengukuran atau penentuan energi yang digunakan seseorang dewasa yang berumur anatara 20 sampai 39 tahun dapat dilakukan dengan : • Pengukuran BMR secara langsung Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui seseorang untuk mengetahui angka energi minimal atau basal yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan fisiknya mencukupi energi baku atau tidak. Pengukuran BMR secara tidak langsung • Maksud dan persyaratan pengukuran sma seperti pengukuran secara langsung. Tambahan alat yang digunakan yaitu alat pengukuran jumlah gas oksigen dan jumlah gas karbondioksida yang dihasilkan pada kerja pernafasan (respiration). Dengan menggunakan alat ini dapat diketahui data jumlah oksigen yang dikonsumsi dan karbondioksida yang dihasilakan, dan selanjutnya dapat dihitung banyaknya energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi dalam tubuh orang yang diukur.