PENDAHULUAN
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul sebagai
akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih yang
terutama terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Dilain pihak empat masalah gizi kurang
seperti gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), anemia gizi besi (AGB), kurang
viatmin A(KVA), kurang energi protein (KEP) masih tetap merupakan gangguan khususnya di
pedesaan.
Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan
maupun di pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang. Rata-
rata makanan jenis ini mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan serat yang
rendah. Disamping itu masih banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan
dimana pemenuhan kebutuhan makanan kurang sehingga timbul masalah gizi kurang. Jadi
masalah gizi yang timbul, baik masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih sebenarnya
disebabkan oleh perilaku makan seseorang yang salah yaitu tidak adanya keseimbangan
Ada pergeseran konsep standar gizi yang digunakan pada masa lalu dan masa kini.
Pada masa lalu hanya dibuat satu standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi yang dianjurkan
(recommended dietary allowances, RDA) untuk keperluan berbagai tujuan. Pada masa kini
standar gizi dibuat tidak tunggal lagi, tergantung tujuan penggunaannya, yaitu kebutuhan rata-
rata (estimated average requirement, EAR), asupan gizi yang cukup (Adequate Intake, AI),
1
kecukupan gizi (recommended dietary allowances, RDA), dan batas atas asupan (Tolerable
Upper Intake Level, UL). Untuk keperluan di Indonesia hasil Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi VIII tahun 2004 menetapkan tiga standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi (AKG),
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan
fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan
gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu
Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar makro,
yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan standar kecukupan gizi
secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia.
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh,
status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi. Untuk kecukupan protein
dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang per hari
bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Pada
anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-masing sebesar 550 Kalori dan
10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat
Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk dilakukan agar
kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal. Perencanaan pemenuhan
kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan
menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing individu, memperhatikan zat gizi pada
3
bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman
umum gizi seimbang contohnya AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia.
rata-rata dalam satu hari sangat diperlukan. Berkaitan dengan itu terdapat konsep kebutuhan
gizi minimum sehari (minimum daily requiment), yaitu jumlah zat gizi minimal yang
diperlukan seseorang dalam sehari untuk hidup sehat. Selain itu, juga dikenal konsep jumlah
yang dianjurkan sehari (recommended dietary allowance/RDA), yaitu standar gizi yang
dianjurkan untuk dimakan agar dapat menjamin kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan
demikian RDA adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi hamper setiap orang
(97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai
konsumsi pangan. Penilaian tersebut dilakukan dengan membandingkan zat gizi yang
diperoleh dari survey konsumsi terhadap angka kecukupannya, yang biasa disebut sebagi
tingkat konsumsi.
2) Perencanaan makanan institusi secara seimbang, seperti pemberian makan tambahan
kecukupan gizi yang dianjurkan adalah kecukupan pada tingkat fisiologi sehingga untuk
bahwa setiap industry makanan wajib mencantumkan kandungan gizi, biasanya dalam
4
5) Pendidikan gizi yang dikaitkan dengan kebutuhan gizi berbagai kelompok umur,
fisiologi dan kegiatan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi melalui gerakan pangan dan
gizi.
b. Faktor Pengaruh dan Angka kebutuhan Gizi
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda-beda antar individu, karena dipengaruhi oleh beberapa
kanak, remaja, dewasa, dan lansia. Laju pertumbuhan sebelum dan setelah lahir (pre-natal dan
post-natal) serta semasa bayi (<1 tahun) adalah lebih cepat daripada tahap lainnya dari
kehidupan. Setiap unit bobot tubuh pada saat bayi memerlukan zat gizi esensial lebih tinggi
dibandingkan masa lainnya. Usia bayi juga paling rawan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Janin yang sehat mempunyai peluang yang baik untuk memulai kehidupan
yang sehat. Dalam usia 6 bulan, bayi yang sehat berat badannya dua kali lipat dari berat
sewaktu lahir. Pertumbuhan masa kanak-kanak (growth spurt I, umur 1-9 tahun) berlangsung
dengan kecepatan lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan fisiknya
meningkat. Oleh karenanya dengan perimbangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan gizi
tetap tinggi. Menyediakan pangan yang mengandung protein, kapur, fospor sangat penting.
Masa remaja disebut sebagi growth spurt II, dengan kisaran usia 10-19 tahun. Pertumbuhan
seksual terjadi pada usia remaja. Selain itu juga tinggi dan bobotnya bertambah, system
kerangka tubuh pertumbuhannya lengkap, ukuran jantung serta organ percernaan bertambah.
Masa dewasa yaitu usia 20-60 tahun, baik wanita maupun pria terlibat dalam masa kerja fisik
yang tinggi. Pada masa dewasa madya (40-60 tahun) aktivitas mulai menurun, angka
sehingga zat gizi lebih digunakan untuk pemeliharaan. Pada usia lanjut (>60 tahun) terjadi
penurunan kegiatan fisik, rentan terhadap penyakit. Zat gizi dimamfaatkan untuk
pertumbuhan organ reproduksi ibu maupun untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil yang
tidak bertambah berat badannya mulai bulan ke empat hingga ke tujuh, kemungkinan akan
melahirkan sebelum waktunya atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR<
2,5 kg). begitu pula selama menyusui, kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil
denag demam membutuhkan lebih banyak protei. Pada masa ini akan banyak kehilangan
energy didasarkan pada pengeluaran energy dengan komponen utama angka metabolism basar
(BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan tingkatannya (ringan,sedang, berat) pada masing-
Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan
ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka
kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umum, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan
menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-
rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan
penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG
6
dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk
Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu
secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi
setiap individu berbeda tergantung beberapa faktor yang mempengaruhinya. Penilaian standar
kecukupan gizi berpedoman pada angka kecukupan gizi (AKG). Angka kebutuhan yang
digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Pangan dan Gizi yang direvisi setiap
AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan dan Gizi Nasional (WNPG) tahun
2004 meliputi zat-zat gizi sebagai berikut: energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin
D (mcg), vitamin E (mg), vitamin K (mcg), tiamin (mg), riboflavin (mg), niasin (mg), asam
folat (mcg), piridoksin (mg), vitamin B12 (mcg), seng (mg), selenium (mcg), mangan (mg),
dan flour (mg) WNPG 2004 juga menganjurkan kebutuhan serta makanan (dietary fiber)
sebanyak 10-14 gram/1000 kkal atau 19-30 g/orang/hari, dengan rasio serat makanan tidak
larut air dan serat larut air sebesar 3:1 (Almatsier 2009).
berikut:
1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk
7
4. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para
transmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan
fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan
gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu
Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar makro,
yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan standar kecukupan gizi
secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia.
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh,
status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi. Untuk kecukupan protein
dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang per hari
bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Pada
anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-masing sebesar 550 Kalori dan
8
10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat
Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dan
kecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka kecukupan
gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan fisologis juga sangat
berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada wanita hamil, kecukupan
energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan pada trimester 2 serta 3 bertambah
300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan
protein pada wanita hamil juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan
Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk dilakukan agar
kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal. Perencanaan pemenuhan
kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan
menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing individu, memperhatikan zat gizi pada
bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman
Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi
esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
mencegah defesiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui.
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances
(RDA) dalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah
dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat di suatu negara.
Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan,
genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Dalam perhitungan angka kecukupan gizi yang
9
dianjurkan sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, dimana kebutuhan yang
dianjurkan sudah mencakup hampir 97,5 % populasi, dan untuk ekcukupan beberapa zat gizi
seperti vitamin, mineral sudah diperhitungkan sampai cadangan zat gizi dalam tubuh.
Sehingga perhitungan kecukupan zat gizi sudah memperhitungkan penambahan sebesar dua
kali simpang baku (standar deviasi) dari kebutuhan rata-rata penduduk yang sehat (dr. I
Wayan Sujana, M.Kes : Dasar Kebutuhan dan Kecukupan Gizi 14 April 2011).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk
masing-masing kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Dalam penggunaannya bila
kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut
dinilai terlalu kurus, maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang
dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau individu, namun lebih menggambarkan
seperti :
a) Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk;
patokan berat badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat
c) Perencanan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri, asrama,
dan lain-lain
d) Menetapkan standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan untuk
kelompok penduduk yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu hamil
10
g) Mengembangkan produk pangan baru di industry
Langkah pertama dalam penyusunan AKG adalah menetapkan kebutuhan faali rata-rata
penduduk yang sehat dan mewakili tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang
telah ditetapkan. Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-perbedaan di dalam tiap golongan yang
memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan pada kebutuhan rata-rata untuk
memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang sehat. Karena alasan mahal dan perlu waktu
lama eksperimen tersebut tidak dilakukan, hanya digunakan perkiraan kebutuhan dan
variasinya berdasarkan informasi yang terbatas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
a) Adanya variasi individual masing-masing orang yang mempengaruhi utilisasi zat gizi oleh
tubuh
b) Adanya perbedaan komposisi zat gizi yang terkandung dalam setiap sumber makanan
d) Adanya perubahan komposisi zat gizi akibat proses pemasakan, atau pengolahan sampai
Nilai AKG untuk semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi daripada
kecukupan rata-rata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk
terpenuhi. Oleh karena itu asupan dibawah nilai AKG tidak selalu berarti tidak cukup, tetapi
makin jauh di bawah nilai tersebut risiko untuk memperoleh asupan tidak cukup meningkat.
Khusus untuk energi, nilai kecukupannya ditaksir setara dengan nilai pakainya sebab asupan
energi yang kurang maupun lebih dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada
terganggunya kesehatan.
11
Tabel kecukupan zat gizi yang dianjurkan bagi manusia
berat
I keterang golonga kalo protei kalsiu bes vitami thiami riboflvi niaci vitami
bada
D an n umur ri n m i nA n n n nC
n
1 anak-anak 0.5 - 1.0 8.0 870 20 0.6 10 1200 0.4 0.5 6.0 20
2 1-3 11.5 1210 23 0.5 10 1500 0.5 0.6 8.0 20
3 4-6 16.5 1600 29 0.5 10 1800 0.6 0.8 10.0 20
4 7-9 23.0 1900 36 0.5 10 2400 0.8 1.0 13.0 20
5 pria 10 - 12 30.0 1950 46 0.7 10 3450 0.9 1.2 14.0 30
6 13 - 15 40.0 2100 56 0.7 18 4000 0.9 1.3 15.0 30
7 16 - 19 53.0 2500 58 0.6 15 4000 1.0 1.4 17.0 30
8 20 - 39 55.0 2650 49 0.5 9 4000 1.0 1.4 18.0 30
9 - 60 55.0 2100 49 0.5 9 4000 0.9 1.2 14.0 30
1 wanita 10 - 12 32.0 1750 49 0.7 12 3450 0.8 1.1 11.0 30
0
11 13 - 15 42.0 1900 56 0.7 24 3500 0.8 1.2 13.0 30
1 16 - 19 45.0 1950 46 0.6 24 3500 0.8 1.1 13.0 30
2
1 20 - 39 47.0 2150 41 0.5 12 3500 0.9 1.2 15.0 30
3
1 - 60 47.0 1710 41 0.5 8 3500 0.7 0.9 11.0 30
4
1 wanita + +9 0.6 + 2 + 500 + 0.2 + 0.2 +2 +2
5 hamil 285
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient Requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang
fisik, pemeliharaan tubuh, basal metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan
kebutuhan gizi yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh, genetik, kondisi
kesehatan, gaya hidup (merokok dan alkoholik), dan penggunaan obat. Angka kebutuhan gizi
sifatnya lebih personal yang mana kebutuhannya dihitung berdasarkan kebutuhan perorangan,
12
sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan individu dan cadangan
dari hasil pengumpulan data oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen
Kesehatan. Sifatnya masih terbatas pada bebrapa kelompok dengan keadaan gizi optimal dan
aktivitas sedang.
Tabel Berat badan patokan di Indonesia, anjuran WHO dan di Amerika Serikat.
rujukan dari WHO, FAO, dan AKG Amerika Serikat yang disesuaikan dengan ukuran tubuh
orang Indonesia.AKG beberapa zat gizi mikro diambil langsung dari AKG Amerika Serikat
Nilai AKG (Angka Kecukupan Gizi) digunakan untuk menghitung TKG (Tingkat Kecukupan
Gizi).
13
Rumus yang digunakan untuk menghitung TKG adalah:
AKG
Tingkat kecukupan energi dan protein diklasifikasikan ke dalam lima tingkat, yaitu
Tingkat kecukupan vitamin dan mineral dihitung tanpa menggunakan koreksi berat badan.
Perhitungan dilakukan dengan langsung membandingkan konsumsi zat gizi dengan angka
Perhitungan kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat
badan untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin. Penyesuaian perbedaan berat
badan ideal dalam AKG dengan berat badan aktuual, dilakukan berdasarkan rumus :
Keterangan :
Berat badan standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka kebutuhan gizi
Daftar AKG disusun untuk 17 golongan umur sesuai jenis kelamiin. Perbedaan
kebutuhan gizi terutama energy dan protein, cukup mencolok antar jenis kelamin terjadi pada
14
usia 9 tahun. Pada usia 10 tahun AKG dibedakan antara pria dan wanita. Berdasarkan
WKNPG angka kecukupan energy rata-rata per kapita pada tingkat konsumsi adalah 2.200
Contoh perhitungan :
Seorang ria berusia 35 tahun dengan berat badan 58 kg. hitunglah kebutuhan energy dan
protein pria tersebut. Berdasarkan tabel 23, berat badan standar untuk pria usia 35 tahun
adalah 62 kg.
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient Requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang
fisik, pemeliharaan tubuh, basal metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan
eksresi. Angka Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh variasi kebutuhan tinggi atau rendah, antara
lain faktor genetika, sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan
berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia
15
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan
kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang
Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat
gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
mencegah defesiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin
dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan
fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004).
Rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia tahun 2013 masing-
masing sebesar 2150 Kilo kalori dan 57 gram protein perorang perhari pada tingkat konsumsi.
Sedemikian besarnya kegunaan AKG sehingga telah ditetapkan peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia. Permenkes tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 November
3. Jenis kelamin.
16
5. Keadaan fisiologis tubuh.
6. Kegiatan fisik.
7. Lingkungan.
8. Mutu makanan.
9. Gaya hidup.
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda antara indivitu, karena dipengaruhi oleh beberapa hal
sebagai berikut :
1. Tahap perkembangan, meliputi kehidupan sebelum lahir, sewaktu bayi, masa kanak-kanak,
remaja, dewasa, dan lansia. Laju pertumbuhan sebelum dan setelah lahir (pre-natal dan post-
natal) serta semasa bayi (<1 tahun) adalah lebih cepat daripada tahap lainnya dari kehidupan.
Setiap unit bobot tubuh pada saat bayi memerlukan zar gizi esensial lebih tinggi dibandingkan
masa lainnya. Usia bayi juga paling rawan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Janin yang
sehat mempunyai peluang yang baik untuk memulai kehidupan yang sehat. Dalam usia 6
bulan, bayi yang sehat berat badannya dua kali lipat dari berat sewaktu lahir. Pertumbuhan
masa kanak-kanak (growth spurt I, umur 1-9 tahun) berlangsung dengan kecepatan lebih
lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan fisiknya meningkat. Oleh karena dengan
adanya pertimbangan terhadap besarnya tubuh, kebutuhan gizi tetap tinggi. Menyediakan
pangan yang mengandung protein, kapur, fosfor yang sangat penting. Masa remaja disebut
sebagai growth spurt II, dengan kisaran usia 10-19 tahun. Pertumbuhan seksual terjadi pada
masa remaja. Selain itu juga tinggi dan bobotnya juga bertambah, sistem kerangka
pertumbuhannya sudah lengkap, ukuran jantung serta organ pencernaan bertambah. Masa
dewasa yaitu usia 20-60 tahun baik wanita maupun pria mengalami masa kerja fisik yang
tinggi. Pada masa dewasa madya (40-60 tahun) aktivitas mulai menurun, angka metabolism
basal (basal metabolism rate/BMR) yang diperlukan relative rendah sehingga zat gizi lebih
17
digunakan untuk pemeliharaan. Pada usia lanjut (>60 tahun) terjadi penurunan kegiatan fisik,
rentan terhadap penyakit. Zat gizi dimanfaatkan untuk mengganti/memperbaiki jaringan yang
2. Faktor fisiologis tubuh, misalnya kehamilan. Pada masa ini, zat gizi diperlukan untuk
pertumbuhan organ reproduksi ubu maupun untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil yang
tidak bertambah berat badannya mulai bulan ke empat hingga ke tujuh, kemungkinan akan
melahirkan sebelum waktunya atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR
< 2,5 kg). begitu pula selama menyusui, kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil
3. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang menderita penyakit yang disertai
dengan demam membutuhkan lebih banyak protein. Pada masa ini akan banyak kehilangan
4. Aktivitas fisik yang tinggi makin banyak memerlukan energy. Pengukuran kebutuhan
energy didasarkan pada pengeluaran energy dengan komponen utama angka metabolism besar
(BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan tingkatannya (ringan, sedang, berat) pada masing-
5. Ukuran tubuh (berat dan tinggi badan), pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
18
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh
memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat
sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang
berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, senergi
energi yang dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan dengan
akan dapat ditentukan atau diukur sejumlah kalori(untuk energi) yang dihasilkan zat
19
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan atau bahan
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama yang lain saling
mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan
sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi
melalu air seni, kotoran(feses) dan kulit. Dari penelitian -penelitian diperoleh suatu
formula yang di kenal dengan cara factorial (factorial method) untuk memperoleh angka
R =(U b + F b S + G) x 1,1
Keterangan
20
2.7.3 Kecukupan vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh
dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam
bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat
dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon
vitamin (Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta
mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital
untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau,
terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan
Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion
dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari
makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur
runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak.
Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium
dan fluor.
21
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan oleh Martinez
dan Torres (1971) yang menadakan penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang
Beras 1%
Kedelai 6%
Jagung 3%
Ikan 11 %
Hati 13 %
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat
kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon
tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam
keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat
indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya defesiensi yudium atau gondok andemik
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang
dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per
hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-
menderita KKP dan devensiasi vitamin A serta anemia devensiasi gizi Fe.kelompok umur
ini sulit di jangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan
lainya,karena tidak dapat sendiri ke tempat pelayanan gizi dan kesehatan.perbaikan gizi
Perbaikan Gizi Keluarga).Di taman BALITA diadakan upaya rehabilitasiderita KKP dan
melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawabatas pengurusan BALITA di dalam
anak BALITA.proyek PMT berupa pemberian makanan bergizi suplemen pada makanan
anak BALITA yang biasa dikomsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang
terpadu untuk menigkatkan produksi bahan makanan bergizi di lahan pekarangan sekitar
asupan gizi yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan
Departemen Kesehatan RI untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan 1,5 mangkok nasi (@
200g) atau padananya,0,5 ikan (50g) atau padananya,2 tempe (@ 25 g) atau padanannya,
semangkok sayur (1000g),seiris buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas susu
(200 ml) Bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan 2 mangkok nasi (@200g) atau
padanannya,1 ikan (50 kg) atau padananya 3 tempe (@25g) atau padanannya ,i,5
mangkok sayur (100 g) ,2 iris buah pepaya(@100g) atau padanannya, dan segelas susu
(200 ml).Asupan gizi tersebut akan menjamin tercukupinya kebutuhan kalori untuk
BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari dan kebutuhan protein untuk BALITA
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia,
pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik
karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan
murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi
berkisar antara 40%-88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar
antara 30%-40%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui
Jumlah kebutuhan energi seseorang pada dasarnya berbeda tergantung pada umur, jenis
kelamin, berat badan, dan aktifitas seseorang. Sebagai contoh, seseorang laki-laki
24
dewasa (20 59 tahun) dengan barat badan 62 kg, tinggi 165 cm dan aktifitas sedang
membutuhkan energi kurang lebih 3000 kilo kalori, sedangkan bila wanita dewasa berat
54 kg tinggi 156 cm dengan aktifitas sedang membutuhkan 2250 kilo kalori. Apabila
orang yang sama dengan aktifitas lebih berat, maka kebutuhan bagi laki-laki sebesar
Contoh Menu Dengan Energi 2500 kilo kalori, 2000 kilo kalori dan 1700 kilo kalori:
25
2.8.4 Standart kebutuhan gizi untuk ibu hamil.
Proses kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam
bertambah sekitar 11-13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg),
jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air
ketuban (2,9 kg), dan lain-lain. Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan
yang bergizi, baik karbohodrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Menurut informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting
protein 75 g 75 g 70 g
besi 13 g 14 g 13 g
26
Menyusui anak sangat di anjurkan baik dari segi kesehatan maupu Agama. Islam sanagat
menganjurkan agar ibu-ibu muslimah menyempurnakan susuanya selama dua tahun ,jika
harinya.cadangan lemak setiap hari akan mensuplai 200-300 kalori perhari.ibu yanh
hamil harus banyak menkomsumsi sumber protein (daging ,keju, telur, dan susu) agar
Asi berkualitas.Asi yang berkualitas dapat menyediakan asam amino bagi bayi.Asi
merupakan makanan utama yang ideal untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologik
bayi,merupakan satu-satunya jenis pangan atau cairan yang perlu diminum oleh anak
manusia dalam waktu empat samapai dengan enam bulan pertama kehidupanya.Asi
memiliki unsur-unsur seperti kalsium dan zat besi sehingga bayi yang di beri Asi hampir
tidak mengalami Anemia .bayi yang di beri asi dapat bermanfaat terhadap pertumbuhan
kaya vitamin B12 (asam folat),Asi juga mengandung antibodi ,butir-butir darah putih
Histidin 14 26
Isoliusin 35 46
Leusin 80 93
27
Metionin dan sistin 29 42
lisin 52 66
Finilananin dan 63 72
tirosin
Ttreonin 44 43
Valin 47 55
Jika asupan ibu hamil kurang, maka ibu hamil dapat terserang peyakit kekurangan kalori
Untuk menjamin kesehatan ibu menyusui dan pertumbuhan/ perkembangan bayi maka
perlu asupan gizi yang cukup.menurut anjuran makanan satu hari yang Dikeluarkan oleh
padanannya,3 mangkok sayur (100 g), dua irs buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan
Zat gizi sangat berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia. Sayangnya, kita masih
mengalami gizi kurang dan gizi buruk karena kurangnya asupan zat makanan bergizi.
Selain itu, upaya pemerintah selalu ada, tapi terkadang setelah sampai di target,
gizi masih minim. Ternyata, gizi yang baik dan berkualitas tak harus mahal.
28
Persoalan gizi seolah menjadi tema yang tak pernah kering dibahas karena menyangkut
sumberdaya manusia. Sebenarnya masalah gizi apa yang kerap terjadi di masyarakat kita
saat ini? Masalah gizi makro dan gizi mikro. Masalah makronya kurang kalori protein,
sehingga marasmus dan kwasiorkor. Kadang tidak terdeteksi dan itu memberi dampak
berat. Sedangkan masalah gizi mikro yang umum adalah anemia, kekurangan vitamin A,
gondok, defisiensi zink dan selenium. Masalah gizi terjadi di Indonesia dan itu sudah ada
tendensi termasuk di Sulsel. Yang paling banyak adalah defisiensi vitamin A, gondok,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok
umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui. Konsep
kecukupan energi kelompok penduduk adalah nilai rata-rata kebutuhan, sedangkan pada
kecukupan protein dan zat gizi lain adalah nilai rata-rata kebutuhan ditambah dengan 2 kali
simpangan baku(2 SD).
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
1. Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi, makanan bagi
penduduk/golongan masyarakat tertentu yang didapatkan dari hasil survei gizi/makanan;
29
2. Untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita maupun untuk perencanaan
institusi;
3. Untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional;
4. Untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila perbandingan dengan angka
kecukupan gizi diperlukan;
5. Untuk bahan pendidikan gizi.
Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi
Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa
keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Ukuran dan komposisi tubuh.
3. Jenis kelamin.
4. Keadaan kesehatan tubuh.
5. Keadaan fisiologis tubuh.
6. Kegiatan fisik.
7. Lingkungan.
8. Mutu makanan.
9. Gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
: 2006.
2. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. Ilmu Gizi. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
3. Moehdi, S. Ilmu Gizi. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
4. Kartasapoetra, Drs.G. Ilmu Gizi. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
5. Krisno, agus, DR. Dasar-dasar ilmu gizi. UMM PRESS. Malang
30