Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN

GANGGUAN POLA TIDUR

diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan II

Dosen Koordinator : Achmad Setya R., S. Kp, MPH


Dosen Pembimbing : Siti Dewi S. Kp. M. Kep

oleh :

Muhamad Rizki Maulana 213119047


Ermita Revaliya 213119053
Yashinta Cantika Rahayu 213119060
Siti Nurmawadah Indah P 213119067
Mohammad Leonardo Davinci 213119070
Winieane Salsabila S 213119075
Rahma Ayu Seliany 213119080
Raysa Hanifah S 213119084
Nisrina Lutfiyah 213119085
Dhera Tsana N P 213119086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
tentang “Penerapan Proses Keperawatan pada Klien Gangguan Pola Tidur” dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada
Ibu Siti Dewi S. Kp. M. Kep Selaku dosen Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami tentang Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien
Gangguan Pola Tidur. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan sarannya.

Cianjur, 03 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI....................................................................................................................3
A. Pengertian Tidur........................................................................................................3
B. Fisiologi Tidur............................................................................................................3
C. Tahapan Tidur...........................................................................................................4
D. Siklus Tidur................................................................................................................5
E. Fungsi Tidur...............................................................................................................5
F. Kebutuhan Tidur.......................................................................................................6
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur.........................................................7
H. Gangguan Pada Tidur............................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...................................................................................................................11
A. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Pola Tidur.....................................11
a) Pengkajian............................................................................................................11
b) Analisa Data..........................................................................................................13
c) Diagnosa Keperawatan........................................................................................13
d) Intervensi..............................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentignnya dengan
kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu
membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya.
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah
tidur dan istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan
beraktivitas akan menurun serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry,
2003).
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktivitas metabolism tubuh menurun (Choppra, 2003), tingkat kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh dan penurunan respons terhadapa
stimulus eksternal (Wahid, 2007).
Pola istirahat dan tidur yang biasa dari seseorang dapat berubah dan
dipengaruhi oleh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti
penyakit nokturia.
Nokturia adalah istilah medis untuk buang air kecil berlebih pada
malam hari. Saat tidur, tubuh pengidap menghasilkan lebih sedikit urine yang
lebih kental.

1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diuraikan rumusan masalah
diantaranya:
1. Pengertian tidur
2. Fisiologi tidur
3. Tahapan tidur
4. Siklus tidur
5. Fungsi tidur
6. Kebutuhan tidur
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
8. Gangguan pada tidur
9. Asuhan keperawatan pada klien gangguan pola tidur

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian tidur
2. Memahami fisiologi tidur
3. Memahami tahapan tidur
4. Memahami siklus tidur
5. Mengetahui fungsi dari tidur
6. Mengetahui kebutuhan tidur
7. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
8. Memahami gangguan pada tidur
9. Memahami asuhan keperawatan pada klien gangguan pola tidur

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tidur
Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang
cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa
perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk
perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang
berikutnya (Potter & Perry, 2005).

B. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan
dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktvitas tidur
ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak
dalam mesensefalon dan bagian atas pons (Potter & Perry, 2005).
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.
Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu
bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbik. Dengan
demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan
dalam tidur adalah RAS dan BSR (Potter & Perry)

3
C. Tahapan Tidur
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada
level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu
nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama
masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-
kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan
terakhir kira-kira 110 menit sebelum tidur berakhir.

Tahap tidur ada 2 yaitu :


1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Ada 4 tahap
 Tahap I & II menghabiskan kira-kira 5-50%, untuk berespon terhadap
cahaya, dan individu pada tahap ini cenderung mudah terbangun.
 Tahap III & IV menghabiskan 10 % dari total waktu tidur.
Pada tahap ini individu tidur nyenyak “deep-sleep” & disebut dengan
istilah delta sleep or slow wave sleep (sws). Ambang rangsang individu
sangat rendah, sehingga dibutuhkan stimulus yang intensif untuk
membangunkannya
Tahap NREM didominasi SSO dari brankhus parasimpatik, sehingga
terjadi penurunan denyut nadi kecepatan respirasi, TD, kecepatan metabolism
dan temperature tubuh.
2. Rapid Eye Movement (REM)
Individual yang masuk tahap ini lebih sulti terbangun. Normalnya
orang dewasa mempunyai 20-25 % dari waktu tidrunya. Seseorang yang
bangun pada tahap ini, biasanya menyatakan baru saja bermimpi, namun ada
orang yang sulit mengingat kembali mimpinya.
Selama tahap REM terjadi peningkatan denyut nadi, kecepatan
respirasi, TD, tapi tonus otot skeletal dan tendon menurun. Tahap ini diyakini

4
sebagai tahap yang penting dalam mengembalikan keseimbangan emosional
dan memainkan peranan yang besar dalam proses belajar, daya ingat dan
adaptasi.

D. Siklus Tidur
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus
tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7 – 8 jam tidur.
Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke REM.
Tahap NREM I – III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke
tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III
dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung
selama 10 menit.
Secara umum bagan siklus tidur :
Pre sleep
!
NREM tahap I --- NREM tahap II --- NREM tahap III
! !
REM NREM tahap IV
! !
NREM tahap II --- NREM tahap III

E. Fungsi Tidur
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin,
dan lain-lain.
Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada
fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari
tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat

5
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan
saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan
fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.

F. Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat
perkembangan. Tabel berikut merangkum kebutuhan tidur manusia
berdasarkan usia.

Usia Tingkat Pekrembangan Jumlah Kebutuhan


Tidur
0 - 1 tahun Masa neonates 14 - 18 jam/hari
1 bulan - 18 bulan Masa bayi 12 – 14 jam/hari
18 bulan - 3 tahun Masa anak 11 – 12 jam/hari
3 tahun - 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6 tahun - 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12 tahun - 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18 tahun - 40 tahun Masa dewasa muda 7 – 8 jam/hari
40 tahun – 60 Masa dewasa pertengahan 7 jam/hari
tahun
60 tahun – ke atas Masa tua 6 jam/hari

Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah


(2010) yaitu :
1. Neonatus sampai dengan 3 bulan
a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b. Mudah berespons terhadap stimulus
c. Pada minggu peratama kelahiran 50% adalah tahap REM
2. Bayi

6
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari
c. Tahap REM 20-30 %

3. Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari
b. Tahap REM 25%
4. Prasekolah
a. Tidur 11 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20%
5. Usia sekolah
a. Tidur 10 jam pada malam hari
b. Thap REM 18,5%
6. Remaja
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20%
7. Dewasa muda
a. Tidur 7-9 jam/hari
b. Tahap REM 20-25 %
8. Usia dewasa pertengahan
a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari
b. Tahap REM 20%
9. Usia tua
a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari
b. Tahap REM 20-25 %

7
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur
dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) faktor-faktor yang


mempengaruhi tidur yaitu :
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tiduratau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan hipertensi, gangguan
pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit persyarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat
tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

8
H. Gangguan Pada Tidur
a. Insomnia Primer
Susah tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya antara lain :
 Stres situasional
 Penyakit
 Penggunaan hipnotik berlebihan
 Kebiasaan tidur yang buruk Insomnia dapat berkembang menjadi siklus
yang ganas saat seseorang mengalami lebih banyak kesulitan untuk tertidur
dan tetap tertidur karena antisipasinya terhadap masalah tidur.
b. Deprivasi tidur Periode
Tidur tidak memadai secara berkepanjangan (jumlah dan / atau
kualtasnya). Faktor pendukungnya antara lain :
 Penyakit atau rawat inap.
 Penggunaan obat (terapeutik atau rekreasional)
 Pola kerja
 Stres
 Lingkungan tidur
c. Narkolepsi
Mengantuk berlebihan sepanjangan hari. Episode ini berlangsung 10 – 15
menit.
 Serangan REM yang cepat (15 – 20 menit)
 Terjadi paralisis tidur
 Mengalami mimpi yang hidup
 Katafleksi (kelemahan otot tiba-tiba) yang dapat menyebabkan seseorang
jatuh.
d. Parasomnia
Aktivitas-aktivitas yang terjadi selama tidur yang normalnya terjadi ketika
seseorang terjaga :
 Berjalan dalam tidur

9
 Mengigau
 Enuresi
Aktivitas lain yang termasuk kategori ini antara lain :
 Mimpi buruk
 Gigi menggeratak

e. Apnea Tidur
Periode apnea berlangsung 10 detik atau lebih sementara seseorang
tersebut tidur. Faktor pendukung apnea tidur di antaranya :
 Pemakaian alkohol
 Obesitas
 Merokok
 Posisi tidur (tidur telentang)
 Gangguan jaringan ringan
 Deformitas tulang rahang Mengorok dan mengantuk sepanjang hari adalah
dua manifestasi umum yang menyertai apnea tidur. Perangkat Tekanan
udara positif berkelanjutan (CPAP) dan pembedahan serta modifikasi gaya
hidup dapat membantu pasien yang memiliki apnea tidur. Gangguan
f. Gangguan Pola Tidur secara umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan individu
mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola
istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup
yang diinginkan (Carpenito, 1995).
Gangguan ini dapat dilihat dari kondisi pasien yaitu :
 Memperlihatkan perasaan Lelah
 Mudah terangsang dan gelisah
 Lesu dan apatis
 Kehitaman di daerah sekitar mata
 Kelopak mata bengkak

10
 Konjungtiva merah, mata perih
 Perhatian terpecah-pecah

BAB III

PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Pola Tidur


Deskripsi Kasus
Tn.X berusia 43 tahun beraga islam, di rawat di RS B. Klien mengeluh
sering terbangun di malam hari karena tidak bisa menahan buang air kecil dan
sulit untuk tidur kembali. Klien memiliki Riwayat penyakit Inkontinensia
urine. Hasil pemeriksaan BB : 47 Kg, Tb : 156cm, TTV didapatkan : TD :
160/90 mmHg, N : 85x/menit, R : 32x/ menit, S : 36oC, Conjungtiva anemis,
palpebrae gelap dan sering menguap. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb : 7,8 gr/dl. Kegiatan sehari-hari Tn. X adalah menjadi guru
mengaji, akan tetapi belakangan ini sering terganggu.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. X


DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR

a) Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. X
Usia : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

11
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru Mengaji
2. Keluhan Utama
Tidur terganggu

3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat penyakit dahulu
Inkontinensia Urine
 Riwayat penyakit sekarang
sering terbangun di malam hari karena tidak bisa menahan buang air
kecil dan sulit untuk tidur kembali
 Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah dirawat di RS dengan
keluhan yang sama
4. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
Lemah
 BB : 47 Kg
 TB : 156 cm
 TTV
TD : 160/90 mmHg
N : 85x/menit
R : 32x/menit
S : 36oC
 Kepala

12
Mata : Setelah dilakukan pemeriksaan pasien Nampak conjungtiva
anemis dan palpebrae gelap
5. Data Penunjang

 Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hemoglobin 7,8 gr/dl 13,8-17,2 gr/dl

b) Analisa Data
No Data Etiologi Dx. Keperawatan
1 Ds : Klien Frekuensi BAK Gangguan Pola tidur
mengeluh sering sering
terbangun di
malam hari karena
tidak bisa menahan Terbangun di malam

buang air kecil dan hari

sulit untuk tidur


kembali
Tidak bisa tidur lagi
Do :
 BB : 47 kg
 TB :156 cm
Gangguan Pola tidur
 TD : 160/90
mmHh
 N : 85x/menit
 R : 32x/menit
 S : 36oC
 Conjungtiva
anemis
 Palpebrae gelap
dan sering
menguap 13
c) Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nokturia

d) Intervensi
No Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
1 Gangguan Setelah dilakukan  Kaji pola  Mengetahui
pola tidur tindakan tidur klien serta
berhubungan keperawatan  Manajemen meningkatkan
dnegan selama 3x24 jam lingkungan kualitas tidur
nokturia masalah gangguan atau ciptakan klien
pola tidur lingkungan  Memberikan
berhubungan yang nyaman suasana yang
dengan nocturia dan batasi tenang bagi
teratasi dengan penunjung klien
kriteria hasil :  Monitor  Mengurangi
1. Pola tidur input cairan atau
menjadi efektif yang masuk meminimalisir
dan frekuensi 7 ke dalam keinginan
jam/hari tubuh klien untuk
2. Pasien tampak  Jika perlu berkemih
tidak sering berikan terapi  Membantu
menguap dan musik mempermudah
conjunctiva untuk tidur
serta palpebrae kembali
menjadi tidak
gelap
3. Nokturia tidak
ada

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang
cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa
perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk
perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang
berikutnya (Potter & Perry, 2005). Fisiologi tidur merupakan pengaturan
kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Salah satu aktvitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis
yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan
saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons
(Potter & Perry, 2005). Tahapan tidur dibagi menjadi 2 yaitu Non Rapid Eye
Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Siklus tersebut
dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke REM. Tahap NREM I – III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20
menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit.
Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit. Fungsi
dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur
dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan,
mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain.
Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah (2010)

15
yaitu : (Neonatus, Bayi, Toddler, Prasekolah, Usia sekolah, Remaja, Dewasa
muda, Usia dewasa pertengahan, dan Usia tua. Menurut Tarwoto dan
Wartonah (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu : (Penyakit,
Lingkungan, Motivasi, Kelelahan, Alkohol, Obat-obatan dan Usia)

B. Saran
Ketika memberikan asuhan keperawatan harus menggunakan standar/
terminologi dari buku Nanda, Nic ataupun Noc. Dan harus mengutamakan
diagnosa yang lebih urgensi

16
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica dan Wuri Praptiani (Ed). 2017. Nanda-I Diagnosis


Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nurjanah, Intansari (Ed). 2018. Nursing Outcomes Classification.

Nurjanah, Intansari (Ed). 2018. Nursing Interventions Classification

17

Anda mungkin juga menyukai