Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM 4

Nama Mahasiswa : Nisrina Lutfiyah

NPM : 213119085

No. NAMA OBAT KETERANGAN


1 a. Nama Obat : Ketorolac tromethamine
Jenis Obat : Obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS)
b. Golongan obat: Obat Resep, NSAID
(nonsteroidal anti inflammatory
drug) 
c. Bentuk sediaan: oral, injeksi, dan
ophthalmic (untuk mata).
d. Dosis obat:
Ketorolac suntik atau infus
Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10–
30 mg setiap 4–6 jam. Jika diperlukan,
pemberian ketorolac bisa dilakukan
setiap 2 jam. Dosis maksimal 90 mg
per hari.
Pada pasien dengan berat <50 kg, dosis
maksimal 60 mg per hari.
Ketorolac tablet
Dosis awal 10–20 mg, diikuti dengan
10  mg setiap 4–6 jam. Jika diperlukan,
dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg
per hari. Dosis maksimal 40 mg per
hari
e. Mekanisme kerja:
Ketorolac bekerja dengan cara
mengurangi produksi hormon yang
menyebabkan inflamasi dan rasa nyeri
pada tubuh. Berkurangnya produksi
hormon penyebab inflamasi berakibat
pada berkurangnya rasa nyeri dan
tanda-tanda inflamasi seperti
kemerahan, bengkak, dan demam.
f. Indikasi: Ketorolac adalah obat dengan
fungsi mengatasi nyeri sedang hingga
nyeri berat untuk sementara. Biasanya
obat ini digunakan sebelum atau
sesudah prosedur medis, atau setelah
operasi.
g. Route: Dengan cara menghambat
produksi senyawa kimia yang bisa
menyebabkan peradangan dan rasa
nyeri.
h. Efek samping:
 Berat badan naik drastis
 Sakit perut
 Mual dan muntah
 Peningkatan tekanan darah
 Mulut kering
 Sariawan

2 a. Nama Obat : Aspirin


Golongan Obat : Antiplatelet & obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
Obat resep dan obat bebas
b. Bentuk sediaan : Tablet
c. Dosis obat :
 Untuk mengatasi serangan jantung
Dewasa: 160-325 mg beberapa menit
setelah gejala.
 Untuk mengatasi stroke
Dewasa: 160-325 mg selama 48 jam
setelah terkena stroke, diikuti dengan
81-100 mg per hari.
 Untuk mencegah serangan jantung dan
stroke
Dewasa: 81-325 mg/hari.
 Untuk pemasangan ring jantung (stent)
Dewasa: 162-325 mg sebelum
prosedur pemasangan ring, diikuti
dengan 81-325 mg/hari setelah
prosedur dilakukan.
 Untuk mengatasi demam dan nyeri
Dewasa: 325-650 mg setiap 4 jam
sekali atau 975 mg setiap 6 jam sekali,
atau 500-1000 mg setiap 4-6 jam.
Maksimal 4 g/hari selama 10 hari
d. Mekanisme kerja :
aspirin bekerja menghambat enzim
yang memproduksi dan mengatur kerja
prostaglandin, sebuah senyawa dalam
tubuh yang diproduksi saat terjadi
peradangan. Jadi, semua hal yang
melibatkan prostaglandin dapat
dicegah oleh aspirin.
e. Indikasi : Aspirin digunakan untuk
mengurangi demam dan meredakan
nyeri ringan hingga sedang seperti
nyeri pada otot, sakit gigi, pilek dan
sakit kepala. Obat ini juga digunakan
untuk mengurangi risiko stroke pada
pasien stroke dan serangan jantung
atau angina (nyeri dada berat) pada
pasien dengan penyakit arteri koroner
kronis
f. Route : Sebaiknya konsumsi aspirin
setelah makan, karena obat ini dapat
menimbulkan sakit maag
g. Efek samping :
Efek umum
perut mulas, sakit maag, dan mudah
mengalami perdarahan, seperti
mimisan, lebam, dan perdarahan yang
sulit berhenti apabila terluka.
Efek Berat
 Sakit pada persendian tangan dan kaki.
Ini bisa menandakan tingginya kadar
asam urat dalam darah.
 Telinga berdenging.
 Kulit menjadi merah, melepuh, dan
mengelupas.
 Adanya darah pada urin, tinja, atau
muntah darah.
 Kulit atau bagian putih di mata
berubah warna menjadi kuning
(penyakit kuning).
 Jumlah urin berkurang atau jarang
buang air kecil.
 Tangan dan kaki bengkak akibat
penumpukan air dalam tubuh.
Efek Parah
 Gejala alergi serius (anafilaksis).
Alergi ini ditandai dengan
pembengkakan pada wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan, serta sesak
napas.
 Bicara menjadi cadel.
 Lemahnya salah satu bagian tubuh.
 Gangguan penglihatan.
 Sakit kepala yang parah.
3 a. Nama Obat: Furosemide
b. Golongan obat: Diuretik (Obat resep)
c. Bentuk sediaan: Tablet dan suntik
d. Dosis obat:
Dosis furosemide berbeda-beda pada
tiap pasien. Dokter akan memberikan
dosis dan menentukan lama
pengobatan sesuai dengan kondisi
yang dialami pasien.
Furosemide bisa diberikan dalam
bentuk obat minum atau suntikan.
Suntikan furosemide bisa diberikan
secara IM (intramuskular/ke otot) atau
IV (intravena/ke pembuluh darah).
Berikut ini adalah pembagian dosis
furosemide berdasarkan kondisi yang
ingin diobati:
Kondisi: Edema paru akut
 Dewasa: 40 mg suntikan IV. Dosis
bisa ditingkatkan menjadi 80 mg
suntikan IV.
Kondisi: Edema akibat gagal jantung
 Dewasa: 20–50 mg suntikan IM/IV
atau tablet 40 mg per hari.
Dosis maksimal 1.500 mg suntikan
IM/IV per hari atau tablet 80 mg per
hari.
 Anak: 0,5–1,5 mg/kgBB suntikan
IM/IV per hari.
Dosis maksimal 20 mg suntikan
IM/IV per hari.
Kondisi: Tekanan darah tinggi
(hipertensi)
 Dewasa: Tablet 40–80 mg per hari.
Bisa dikombinasikan dengan
obat antihipertensi.
 Lansia: Dosis furosemide tablet
untuk lansia selalu diawali dengan
dosis terendah, lalu ditingkatkan
secara bertahap sesuai kondisi
pasien.
e. Mekanisme kerja:
Furosemide bekerja dengan cara
menghalangi penyerapan natrium di
dalam sel-sel tubulus ginjal dan
meningkatkan jumlah urine yang
dihasilkan oleh tubuh
f. Indikasi: Furosemide adalah obat
untuk mengurangi cairan berlebih
dalam tubuh (edema) yang disebabkan
oleh kondisi seperti gagal jantung,
penyakit hati, dan ginjal. Obat ini juga
digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi
g. Route: Obat ini sering digunakan
untuk mengatasi edema (penumpukan
cairan di dalam tubuh) atau hipertensi
(tekanan darah tinggi).
h. Efek samping:
Pusing, Vertigo, Mual dan muntah,
Diare, Penglihatan buram, Sembelit

No NAMA OBAT KETERANGAN


.
4 a. Nama Obat: Metronidazole
b. Golongan obat: Antibiotik
c. Bentuk sediaan: Tablet, kapsul, sirup,
ovula, suppositoria, dan infus
d. Dosis obat:
Dosis dan bentuk obat yang diberikan
dokter akan disesuaikan dengan
kondisi penderita. Berikut adalah
penjelasannya:
Metronidazole obat minum
 Infeksi bakteri
7.5 mg/kgBB, per 6 jam sekali,
selama 7-10 hari atau 2-3 minggu
bila penyakit yang diderita cukup
parah.
 Vaginosis bakterialis
Dokter dapat meresepkan salah
satu dosis ini, sesuai dengan
kondisi pasien:
Obat minum 500 mg, sebanyak 2
kali sehari (selama 7 hari).
Obat minum dosis tunggal 2 g.
 Trikomoniasis
Dokter dapat meresepkan salah
satu dosis ini pada pasien
dewasa:
250 mg tiap 8 jam sekali (selama
7 hari).
2 g obat dosis tunggal.
1 g tablet atau kapsul per 12 jam
sekali, selama 2 hari.
 Amebiasis
Dosis untuk pasien dewasa
adalah 500-750 mg tiap 8 jam
sekali (selama 5-10 hari).
Sedangkan dosis untuk anak-anak
adalah 35-50 mg/kgBB, dosis
dibagi tiap 8 jam sekali (selama
10 hari).
 Infeksi Gardnerella
Dosis untuk pasien dewasa
adalah kapsul 500 mg per 12 jam
sekali.
 Clostridium Difficile Colitis
Dosis untuk pasien anak-anak
adalah 30 mg/kgBB, dosis dibagi
tiap 6 jam sekali (selama 7-10
hari).
 Giardiasis
Dosis untuk pasien anak-anak
adalah 15 mg/kgBB, dosis dibagi
tiap 8 jam sekali (selama 5 hari).
Metronidazole obat infus
 Infeksi bakteri
Dosis awal untuk pasien dewasa
adalah 15 mg/kgBB hingga 4
g/kgBB per hari.
Dosis lanjutan 7.5 mg/kgBB,
infus diberikan selama lebih dari
1 jam, per 6 jam sekali, selama 7-
10 hari atau 2-3 minggu bila
kondisinya cukup parah.
 Clostridium Difficile Colitis
Dosis untuk pasien anak-anak
adalah 30 mg/kgBB, dosis dibagi
setiap 6 jam sekali, selam 7-10
hari.
 Giardiasis
Dosis untuk pasien anak-anak
adalah 15 mg/kgBB, dosis dibagi
tiap 8 jam sekali selama 5 hari..
 Trikomoniasis
Untuk anak dengan berat badan
di bawah 45 kg: 15 mg/kg per
hari, dosis dibagi setiap 8 jam
sekali selama 7 hari. Dosis tidak
boleh melebihi 2 g per hari.
Metronidazole obat suppositoria
Infeksi bakteri
 Dewasa dan anak-anak di atas 10
tahun: 1 g setiap 8 jam, selama 3
hari, kemudian kurangi
pemakaian menjadi setiap 12
jam, selama lebih dari 3 hari.
 Anak usia di bawah 1 tahun: 125
mg.
 Anak usia 1-5 tahun: 250 mg.
 Anak usia 5-10 tahun: 500 mg.
e. Mekanisme kerja: Mekanisme kerja
Metronidazole yaitu menghambat
sintesis asam nukleat dengan merusak
DNA. Sebagai
antiprotozoa, metronidazol
bekerja dengan mendestruksi
protozoa tersebut.
f. Indikasi: Metronidazole digunakan
untuk mengobati infeksi trichomonas
vaginalis, bakterial vaginosis (Infeksi
Gardnerella vaginalis) dan infeksi
Entamoeba histolytica dan Giardia
lamblia (penyakit Giardiasis).
g. Route: Konsumsi obat dengan
bantuan makanan atau segelas air
maupun susu untuk mencegah sakit
maag.
h. Efek samping:
Efek umum
 Pusing
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Hilangnya nafsu makan
 Diare
 Sembelit
 Rasa pahit di mulut
 Perubahan warna urine menjadi
lebih gelap
Efek berat
 Mati rasa atau kesemutan pada
tangan tau kaki
 Perubahan perilaku
 Merasa bingung
 Sulit berbicara
 Gangguan penglihatan
 Sakit kepala hebat
 Leher terasa sakit atau kaku
 Kejang

5 a. Nama Obat: Captopril


b. Golongan obat: ACE inhibitor (Obat
resep)
c. Bentuk sediaan: Tablet
d. Dosis obat:
 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 25-75 mg
terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis
dapat ditingkatkan hingga 100-
150 mg terbagi menjadi 2-3 dosis
setelah 2 minggu penggunaan.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5
mg dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 75-150 mg
dosis terbagi. Dosis maksimal
450 mg perhari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5
mg dikonsumsi 3 kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan hingga
50 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
 Nefropati diabetes
Dewasa: Dosis 25 mg
dikonsumsi 3 kali sehari.
e. Mekanisme kerja: Gunakan captopril
sesuai anjuran dokter dan jangan lupa
untuk membaca keterangan pada
kemasan. Jangan menambahkan atau
mengurangi dosis, serta jangan
menggunakan obat melebihi jangka
waktu yang dianjurkan
f. Indikasi: Mengatasi hipertensi dan
gagal jantung, mencegah komplikasi
setelah serangan jantung, menangani
nefropati diabetik.
g. Route: Oral, Captopril sebaiknya
dikonsumsi saat lambung kosong,
idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan. Obat ini biasanya
dianjurkan untuk diminum sebelum tidur
karena dapat memicu pusing pada tahap
awal penggunaan
h. Efek samping:
 Mual dan muntah.
 Sakit perut.
 Pusing atau limbung.
 Batuk kering.
 Gangguan pada indera pengecap.
 Ruam kulit.
 Sakit dada.
 Hipotensi.
 Rambut rontok.
 Sulit tidur.
 Mulut kering.
 Konstipasi (sembelit) atau diare.
 Iritasi saluran pencernaan.

6 a. Nama Obat:
CHLORAMPHENICOL 250 mg
b. Golongan obat: Antibiotik
bakterisidal
c. Bentuk sediaan: Kapsul 250 mg
d. Dosis obat:
Dewasa: 1-2 kapsul sebanyak 4
kali/hari.
e. Mekanisme kerja: Obat ini efektif
tehadap bakteri gram positif dan
gram negative yang aerob dan
anaerob, kecuali Pseudomonas
aeruginosa. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat sintesis
protein bakteri.
f. Indikasi: Mengobati infeksi bakteri
Salmonella typhii (typhus) dan
penyakit infeksi bakteri yang
menyerang usus dan aliran darah
(parotyphus)
g. Route: Oral
h. Efek samping:
Pusing, sakit kepala, mual atau
muntah, diare, kebingungan atau
linglung, sariawan, sensasi
tersengat pada mata atau telinga,
pandangan kabur.

No. NAMA OBAT KETERANGAN


7 a. Nama Obat: Combivent
b. Golongan obat: Bronkodilator
c. Bentuk sediaan: UDV (unit dose
vial)
d. Dosis obat:
Dosis awal: 1 unit dose vial (UDV).
Dosis bisa ditingkatkan menjadi 2
UDV tergantung keparahan gejala.
Dosis lanjutan: 1 UDV, 3-4 kali
sehari.
e. Mekanisme kerja: bekerja dengan
cara melebarkan bronkus dan
melemaskan otot-otot saluran
pernapasan, sehingga aliran udara ke
paru-paru akan meningkat.
f. Indikasi: untuk meredakan
danmencegah munculnya gejala
akibat penyempitan saluran
pernapasan.
g. Route: Combivent akan diberikan
oleh dokter atau tenaga medis di
bawah pengawasan dokter.
Combivent diberikan melalui
nebulizer.
h. Efek samping: Sakit kepala, mual,
pusing, muntah, mulut kering,
Tremor, sembelit
8 a. Nama Obat: Simvastatin
b. Golongan obat: Obat penurun
kolesterol golongan statin
c. Bentuk sediaan: Tablet
d. Dosis obat: Dosis penggunaan
simvastatin tergantung pada kadar
kolesterol, kondisi kesehatan, serta
seberapa tinggi risiko pasien untuk
terkena serangan jantung dan stroke.
Dosis simvastatin yang biasanya
diberikan oleh dokter
untuk kolesterol tinggi adalah 10-40
mg, satu kali sehari.
e. Mekanisme kerja: Penggunaan
simvastatin yang disertai pola diet
rendah kolesterol bisa mencegah
serangan jantung dan stroke.
f. Indikasi: Menurunkan
kadar kolesterol dalam darah, serta
mengurangi risiko serangan jantung
dan stroke.
g. Route: Simvastatin bekerja dengan
cara menghambat enzim pembentuk
kolesterol jahat, sehingga kadar
kolesterol dalam darah berkurang.
h. Efek samping:
Bersin bersin, pilek, sakit
tenggorokan, mual, sembelit
9 a. Nama Obat: Spironolactone
b. Golongan obat: Diuretik hemat
kalium, antagonis aldosterone
c. Bentuk sediaan: Tablet
d. Dosis obat: Dosis awal adalah 100
mg per hari.Selanjutnya dosis dapat
ditingkatkan hingga 400 mg per
hari.
e. Mekanisme kerja: Obat ini bekerja
dengan cara menghambat
penyerapan garam (natrium)
berlebih dalam tubuh dan menjaga
kadar kalium dalam darah agar tidak
terlalu rendah, sehingga tekanan
darah dapat ditekan.
f. Indikasi: mengobati pembengkakan
akibat penumpukan cairan di salah
satu bagian tubuh (edema) yang
disebabkan oleh kondisi tertentu,
seperti gagal jantung dan penyakit
liver.
g. Route: Obat ini biasanya diminum
sekali sehari, dan waktu terbaik
untuk mengonsumsinya adalah
sebelum tengah hari.
h. Efek samping: Pusing dan sakit
kepala ringan, Mual dan muntah,
Diare, Pembengkakan di payudara,
Kram pada kaki.

No. NAMA OBAT KETERANGAN


10 a. Nama Obat: Lantus solostar
b. Golongan obat: Obat Keras
c. Bentuk sediaan: Injeksi, Subkutan
d. Dosis obat: 0.2 – 0.4 unit/kg.
e. Mekanisme kerja: Penggunaan Lantus
dapat dikombinasikan dengan short-
acting  insulin, obat oral diabetes
lainnya, ataupun dapat digunakan
sebagai terapi tunggal.
f. Indikasi: mengontrol kadar gula darah
pada penderita diabetes melitus pada
orang dewasa, remaja dan anak usia >
2 tahun.
g. Route: Lantus diinjeksi ke dalam
tubuh pada jaringan subkutan, yaitu
jaringan bawah kulit pada area perut,
lengan atas, atau paha. 
h. Efek samping: Iritasi pada titik injeksi,
seperti nyeri, kemerahan, iritasi dapat
terjadi.
11 a. Nama Obat: Prednison
b. Golongan obat: Kortikosteroid
c. Bentuk sediaan: Tablet dan kaplet
d. Dosis obat:  5–60 mg per hari.
Dosis pemeliharaan dan durasi
pengobatan akan disesuaikan dengan
respon terapi dan kondisi pasien.
e. Mekanisme kerja: menekan respon
sistem kekebalan tubuh sehingga
mengurangi peradangan. Prednison
hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter.
f. Indikasi: Mengurangi peradangan
g. Route: Pastikan untuk selalu
membaca petunjuk pada kemasan
obat dan mengikuti anjuran dokter
sebelum menggunakan prednison.
h. Efek samping: Mual, Muntah, mulas,
Keringat berlebih, jerawat, Sulit
tidur, Penurunan nafsu makan
12 a. Nama Obat: Acyclovir
b. Golongan obat: Obat antivirus
c. Bentuk sediaan: Tablet
d. Dosis obat:
Dewasa: Saat pertama kali terkena,
dosisnya adalah 200-400 mg
sebanyak 5 kali per hari (setiap 4
jam) selama 5-10 hari. Untuk
pencegahan, dosisnya adalah 200-400
mg, 4 kali per hari.
Anak-anak berusia di bawah 2 tahun:
Separuh dosis orang dewasa.
Anak-anak berusia di atas 2 tahun:
Sama dengan dosis orang dewasa.

e. Mekanisme kerja: Bacalah petunjuk


pada kemasan obat dan ikuti anjuran
dokter sebelum mengonsumsi
acyclovir tablet.
f. Indikasi: Mengatasi infeksi virus,
seperti cacar air, cacar ular, dan
penyakit herpes.
g. Route: Acyclovir tablet bisa
dikonsumsi sebelum atau sesudah
makan. Telan obat secara utuh
dengan segelas air putih.
Efek samping: diare, sakit perut, mual,
muntah, atau kembung, serta sakit
kepala atau pusing. 
No. NAMA OBAT KETERANGAN
13 a. Nama Obat: OMEPRAZOLE 20 mg
b. Golongan obat: Obat keras, obat
proton pump inhibitor
c. Bentuk sediaan: Kapsul 20 mg
d. Dosis obat:
Dosis awal: 1-2 kapsul sebanyak 1
kali/hari
Tukak lambung: 1-2 kapsul sebanyak
1 kali/hari
e. Mekanisme kerja: Menurunkan kadar
asam yang diproduksi perut/lambung.
f. Indikasi: Mengurangi kadar asam
lambung dan pengobatan jangka
panjang tukak usus dua belas jari dan
yang tidak responsive terhadap obat-
obat antagonis reseptor H2, tukak
lambung, refluks esophagitis yang
erosive, dan sindrom Zoilinger-
Ellison.
g. Route: Oral
h. Efek samping: Sensasi kesemutan
(paraesthesia), vertigo, kebotakan
(alopesia), tumbuhnya payudara pada
laki-laki (ginekomastia), impotensi,
peradangan pada mulut (stomatitis),
gangguan hati, rendahnya kadar
kalium darah (hiponatremia),
kebingungan, perasaan jengkel dan
gelisah dan halusinasi.
14 a. Nama Obat: PARACETAMOL 500
mg
b. Golongan obat: Obat penurun panas
dan pereda nyeri (analgesik dan
antipiretik)
c. Bentuk sediaan: Kaplet, oral: 500 mg
d. Dosis obat:
Dewasa: 1-2 kaplet, 3-4 kali per hari.
Penggunaan maximum 8 kaplet per
hari.
Anak 7-12 tahun: 0,5-1 kaplet, 3-4
kali per hari. Penggunaan maximum
4 kaplet per hari.
e. Mekanisme kerja: Obat dapat
diminum sebelum atau sesudah
makan.
f. Indikasi: Paracetamol jangan
diberikan kepada penderita
hipersensitif/alergi terhadap
Paracetamol. Penderita gangguan
fungsi hati berat.
g. Route: Diminum sesuai anjuran
dokter atau pada kemasan.
h. Efek samping: Mual, sakit perut
bagian atas, muncul ruam kulit yang
terasa gatal, muncul sariawan, nyeri
punggung, tubuh terasa lemah, urine
berwarna keruh atau berdarah, timbul
memar pada kulit, kehilangan nafsu
makan, feses berwarna hitam atau
BAB berdarah, kuning pada kulit dan
mata.
15 a. Nama Obat: CEFOTAXIME 1 gram
b. Golongan obat: Obat antobiotik
cephalosporin.
c. Bentuk sediaan:
Larutan, intravena (IV): 1 g
Larutan, suntikan: 1 g
d. Dosis obat: Dosis bersifat individual.
Pastikan untuk selalu berkonsultasi
dengan dokter sebelum mengonsumsi
obat.
1-2 g tiap 8-12 jam, tergantung dari
tingkat keparahan.
e. Mekanisme kerja: Obat disuntikkan
ke dalam otot (intramuscular/IM)
atau pemuluh darah (intravena/IV)
sesuai arahan dokter.
f. Indikasi: penatalaksanaan infeksi
saluran pernafasan bawah, infeksi
genitourinary, infeksi ginekologi,
bacteremia atau sepsis, gonorrhea,
infeksi kulit, infksi intra abdomen,
infeksi pada tulang atau sendi, dan
infeksi pada system saraf pusat,
antibiotic profilaksis sebelum
tindakan pembedahan.
g. Route: Obat diberikan melalui
suntikan ke dalam otot
(intramuscular/IM) atau pemuluh
darah (intravena/IV) sesuai arahan
dokter.
h. Efek samping: diare berair atau
berdarah, ruam, memar, kesemutan,
mati rasa, nyeri, otot lemah, detak
jantung tidak teratur, demam,
mengigil, sakit pada tubuh, gejala flu,
mudah memar atau berdarah, lemah
lesu tidak biasa, demam, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala dengan
kulit melepuh, mengelupas, dan
ruam, kejang-kejang atau pingsan,
mata atau kuit menguning (jaundice),
bagian yang disuntik menjadi sakit,
iritasi atau memiliki benjolan keras,
sakit perut, mual, muntah, sakit
kepala, vagina gatal atau
mengeluarkan cairan.

Anda mungkin juga menyukai