Anda di halaman 1dari 17

PENTINGNYA KANDUNGAN GIZI (PROTEIN)

BAGI TUBUH MANUSIA

Oleh :

I Ketut Gede Wahyu Adi Suryawan

14700066

2014 B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dibeberapa wilayah Indonesia masih memiliki masalah gizi yang cukup rawan, terutama
di daerah perkotaan. Kondisi masyarakat yang masih kurang memahami akan pentingnya
kandungan gizi khususnya protein menyebabkan banyak balita terkena gizi buruk. Gizi
kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang terutama protein. Protein
memiliki peran yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyakit seperti kwashiorkor,
marasmus, dan marasmus-kwashiorkor (Supariasa dalam Adnani, 2011).
Gizi merupakan unsur dasar yang dapat mempertahankan kehidupan dan menyediakan
tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga berbagai jaringan dan organ-organ tubuh dapat
melakukan fungsinya dengan normal. Gizi yang seimbang dapat mencegah tubuh dari
keadaan yang tidak seimbang sehingga dapat mengarah kepada timbulnya penyakit.
Pemberian tambahan gizi diberikan secara wajar dan sesuai dengan tingkat kebutuhan bagi
seseorang (Supariasa dalam Adnani, 2011)..
Permasalahan gizi yang sering terjadi terkait dengan protein adalah Kekurangan Energi
Protein (KEP) pada manusia yang dapat berdampak pada penyediaan sumber daya manusia
yang berkualitas. Hal ini memiliki hubungan dengan kebiasaan makan seseorang. Adapun
upaya yang dapat mencegah terjadinya masalah gizi terutama kekurangan protein pada
manusia yaitu menjaga konsumsi makanan agar tidak berlebihan, makan sayur-sayuran, tidak
makan makanan yang sampai terlewat matang, makan secara tidak tergesa-gesa, makan
makanan yang masih dalam kondisi segar. Oleh karena itu, seseorang dapat memiliki badan
yang sehat disertai kehidupan yang lebih baik (Sahadewa, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membuat makalah dengan judul
“Pentingnya Kandungan Gizi (Protein) Bagi Tubuh Manusia”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana dampak bagi tubuh bila kekurangan protein?
2. Bagaimana upaya penanggulangan kekurangan protein?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana dampak bagi tubuh bila kekurangan protein.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya penanggulangan kekurangan protein.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup khususnya mengenai kesadaran akan Pentingnya
Kandungan Gizi (Protein) Bagi Tubuh Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Pengertian Gizi
Kata gizi berasal dari Bahasa Arab “Ghidza” yang artinya makanan dan manfaatnya
untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy (Supariasa dalam Adnani,
2011).
2.1.2 Pengertian Protein
Protein merupakan senyawa organic kompleks dengan Berat Molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer yang dihubungkan dengan ikatan peptide.
Senyawa organic tersebut mengandung karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen (kadang sulfur
dan fosfor). Unit pembangun untuk semua protein adalah asam amino (AA). Berbagai jenis
asam amino membangun sel dan jaringan tubuh yang sangat spesifik, seperti kolagen dalam
jaringan ikat, myosin dlam jaringan otot, hemoglobin dalam darah merah, enzim, dan
hormone (Sahadewa, 2010).
Asam Amino Esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh
sehingga harus tersedia dalam pangan yang dikonsumsi. Asam amino yang dapat disintesa
oleh tubuh disebut Asam Amino Non Esensial. Protein yang mengandung semua AA esensial
disebut protein lengkap. Protein hewani sangat baik karena mengandung protein lengkap,
kecuali gelatin (kurang triptofan) Triptofan banyak terdapat pada jagung. Protein nabati
kecuali kedelai tidak dapat memenuhi protein ideal karena biasanya satu atau dua asam
amino esensialnya tidak mencukupi. Pada kenyataannya protein tidak lengkap mengandung
AA esensial dengan jumlah yang sangat signifikan, tetapi satu AA esensial yang kurang
cukup untuk susunan suatu protein komplit. Keadaan ini disebut dengan “limiting AA”.
Dengan demikian, campuran berbagai protein nabati yang masing-masing mempunyai
defisiensi asam amino esensial yang berbeda dapat menyebabkan suatu campuran asam
amino esensial yang lebih baik atau bahkan lengkap atau ideal. Golongan serelia terbatas AA
lysine, tetapi kaya methionin. Sementara itu kacang-kacangan terbatas methionin, tetapi kaya
lysine. Apabila serealia dimakan bersama-sama legumin (kacang-kacangan), masing-masing
saling melengkapi kekurangan AA (Sahadewa, 2010).

2.2 Pembahasan
Gizi memiliki peran dalam kesehatan tubuh makhluk hidup yakni memelihara proses
tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak,
memperoleh energi guna melakukan kegiatan seharihari, mengatur metabolism dan mengatur
berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain, bahkan berperan dalam
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit terutama penyakit terkait dengan
protein (Supariasa dalam Adnani, 2011).
Protein memiliki peran yang sangat penting untuk mempertahankan fungsi sel, kematian
biasanya terjadi bila protein tubuh telah berkurang kira-kira separuh dari tingkat normalnya.
Bila seseorang tidak makan protein, bagian tertentu protein tubuhnya sendiri terus
dipecahkan menjadi asam amino kemudian mengalami deaminasi dan dioksidasi. Untuk
mencegah kehilangan bersih protein dari tubuh, orang harus makan paling sedikit 20-30 gram
protein tiap hari dan untuk amannya biasanya dianjurkan 75 gram (Sahadewa, 2008).
2.2.1 Dampak Kekurangan Protein
a) Kwashiorkhor
Gambaran klinik penderita kwashiorkhor terjadi karena defisiensi protein secara
ekstrim dengan kalori yang relative mencukupi. Penderita kwashiorkor tampak apatis,
ekspresi muka dengan mata yang redup tidak bersinar, berat badan tidak terlalu rendah
karena tertutup oedema, ranbut tampak halus dan jarang, dengan pigmen yang kurang
sehingga tidak berwarna hitam legam tetapi pirang kemerahan dan kilap rambut juga
hilang, sehingga menjadi kusam.pada anak yang menderita dan sembuh berulang-ulang,
warna rambut dapat berseling hitam dan pirang, kulit kering kasar dengan garis
permukaan yang jelas tampak seperti mozaik, crazy pavement dermatosis, perut
membuncit karena hepatomegali (Sahadewa, 2010)..
b) Marasmus
1) Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
2) Wajah seperti orang tua
3) Cengeng, rewel
4) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
5) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air besar, serta penyakit
kronik
6) Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang (Supariasa dalam Adnani,
2011).

c) Marasmus-Kwashiorkor

Tanda-tanda marasmus-kwashiorkor adalah gabungan dari tanda-tanda yang ada


pada marasmus dan kwashiorkor (Supariasa dalam Adnani, 2011).

2.2.2 Upaya Penanggulangan Kekurangan Protein


Upaya terhadap pencegahan dan penanggulangan KEP pada masyarakat merupakan
tindakan-tindakan preventif.
A. Penanggulangan Taraf Makro
Merupakan upaya yang harus dilaksanakan serempak oleh berbagai instansi yang
memerlukan koordinasi, bahkan mungkin diperlukan bantuan dan kerja sama
dengan Negara lain. Upaya yang dilakukan :
1) Perbaikan ekonomi Negara
2) Peningkatan pendidikan umum dan pendidikan gizi
3) Penyuluhan gizi
4) Peningkatan produksi bahan makanan
5) Peningkatan monitoring pasca panen, untuk menghindarkan penghamburan
bahan makanan
6) Peningkatan hygiene lingkungan maupun perorangan
7) Mengatur Keluarga Berencana, merupakan factor yang pengaruhnya
signifikan terhadap pencegahan KEP (Kekurangan Energi Protein) dalam
masyarakat (Sahadewa, 2008)..
B. Penanggulangan Taraf Mikro
Merupakan upaya yang ditinjau satu persatu penyebab internal maupun eksternal
yang kemudian dicari alternative perbaikan atau pemecahannya. Upaya
penanggulangan yang bertaraf mikro :
1) Pengetahuan Ilmu Kesejahteraan Masyarakat
2) Peningkatan penghasilan keluarga
3) Penambahan persediaan bahan makanan keluarga
4) Pengaturan distribusi makanan menurut kebutuhan fisik akan zat gizi anggota
keluarga
5) Keterampilan menanggulangi penderita KEP ditingkatkan dengan berbagai
proyek khusus oleh Pemerintah maupun oleh swasta atau secara swakarya
oleh masyarakat sendiri misalkan upaya penyuluhan tentang kesehatan yang
dilakukan di PUSKESMAS maupun berbagai upaya-upaya perbaikan gizi
lainnya (Sahadewa, 2008).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gizi merupakan unsur dasar yang dapat mempertahankan kehidupan dan
menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga berbagai jaringan dan
organ-organ tubuh dapat melakukan fungsinya dengan normal. Protein memiliki
peran yang sangat penting untuk mempertahankan fungsi sel, kematian biasanya
terjadi bila protein tubuh telah berkurang kira-kira separuh dari tingkat normalnya.
Kekurangan energy protein (KEP) dapat menyebabkan penyakit seperti kwashiorkor,
marasmus, dan marasmus-kwashiorkor. Maka dari itu, perlu adanya upaya terhadap
pencegahan dan penanggulangan KEP pada masyarakat agar menurunkan angka
Kekurangan Energi Protein.
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan
protein, agar dapat tumbuh dengn sehat. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi
anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk. Kepada
tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang
gizi, terutama tentang protein.
Daftar Pustaka
Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit : Nuha
Medika Yogjakarta. Yogjakarta
Sahadewa, Sukma. 2008. Buku Ajar Masalah Gizi. Penerbit : Fakultas Kedokteran
Wijaya Kusuma Surabaya. Surabaya
Sahadewa, Sukma. 2010. Buku Ajar Ilmu Dasar Gizi 2. Penerbit : Fakultas
Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai