Anda di halaman 1dari 3

Skizofreania Paranoid

I. Penatalaksanaan Skizofrenia Paranoid


Menurut Hendarsyah (2016), adapun terapi yang dapat digunakan dalam
tatalaksana penyakit skizofrenia paranoid adalah sebagai berikut.
a. Terapi farmakologi merupakan salah satu upaya untuk mencegah bahaya pada
pasien, mengontrol perilaku pasien, dam untuk mengurangi gejala psikotik pada
pasien seperti agitasi, agresif, negative symptom, positif symptom, serta gejala
afek. Terapi yang dapat diberikan terhadap pasien skizofrenia paranoid adalah
antipsikosis atipikal golongan benzixosazole yaitu risperidon 2 x 2 mg selama 5
hari sebagai dosis inisial. Antipsikosis golongan II merupakan golongan obat
yang memiliki efek untuk mengurangi gejala negative maupun positif. Jika
dibandingkan dengan antipsikosis golongan I, risperidon mempunyai efektivitas
yang lebih baik dalam mengontrol gejala negative dan positif.
b. Terapi non farmakologi yaitu psikoterapi dan psikoedukasi yang dianjurkan
setelah pasien tenang dengan pemberian dukungan pada pasien dan keluarga agar
mempercepat penyembuhan pasien dan diperlukan rehabilitasi yang disesuaikan
dengan psikiatrik serta minat dan bakat penderita sehingga bisa dipilih metode
yang sesuai untuk pasien tersebut. Psikoterapi dalam penalataksanaan skizofrenia
paranoid dapat juga berupa ventilasi, konseling mengenai penyakitnya, dan
sosioterapi (Saputra, 2014).
II. Prognosis Skizofrenia Paranoid
Sekitar 22% pasien yang mendapatkan terapi farmakologi maupun psikoterapi
yang adekuat mengalami episode tunggal dan tanpa gejala sisa. Sekitar 35%
mengalami episode rekuren tanpa gejala sisa, 8% mengalami episode rekuren dengan
kerusakan non pprogresif yang signifikan, serta sekitar 35% mengalami episode
rekuren dengan kerusakan signifikan yang progresif (Tanra, 2016).
Menurut Prof. Jayalangkara Tanra, Prognosis yang baik biasanya dikaitkan
dengan beberapa hal, diantaranya:
a. Perempuan
b. Onset pada usia dewasa atau lebih tua
c. Menikah
d. Menetap pada negara maju
e. Kepribadian premorbid yang baik
f. Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya
g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan yang baik
h. Onset akut, gejala afektif, dan patuh pada pengobatan
(Tanra, 2016).
III. Komplikasi Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia paranoid apabila tidak diobati akan timbul risiko kesehatan mental
yang berat, kesehatan fisik, masalah keuangan, perilaku, dan hokum, yang dapat
memiliki dampak besar bagi kehidupan individu. Komplikasi yang dapat terjadi
adalah sebagai berikut.
a. Depresi k. Perilaku destruktif pada
b. Pikiran dan perilaku diri sendiri
bunuh diri l. Penyalahgunaan zat
c. Malnutrisi m. Konflik keluarga
d. Masalah hygiene n. Gangguan kesehatan
e. Ketidakmampuan untuk akibat obat antipsikotik
bekerja atau belajar o. Penyakit jantung dan paru
f. Pengangguran (berhubungan dengan
g. Kemiskinan merokok, karena
h. Tunawisma sejumlah besar penderita
i. Penahanan skizofrenia perokok berat
j. Menjadi korban kejahatan dan teratur)
(Oksyrana, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Hendarsyah, Faddly. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan
Gejala - Gejala Positif dan Negatif.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/1587 ,
diakses pada tanggal 20 Desember 2018.
Oksyrana, Anggita. 2013. Skizofrenia Paranoid.
https://www.slideshare.net/oksyranaanggita/skizofrenia-paranoid , diakses
pada tanggal 20 Desember 2018.
Saputra, Tetra A. 2014. Paranoid Types Of Schizophrenia.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1334 , diakses
pada tanggal 20 Desember 2018.
Tanra, Jayalangkara. (2016). Skizofrenia Bahan Kuliah Psikiatri.
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wpcontent/uploads/2016/10/Skizofrenia
-Bahan-Kuliah-psikiatri-neuropsikiatri.pdf , diakses pada tanggal 20
Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai