A. Pengertian
Semua mahluk hidup memerlukan energi/ tenaga untuk tumbuh, bergerak dan berfikir
sesuai golongan umur, berat badan dan aktifitas untuk mempertahankan kehidupan.
Energi/ tenaga yang di perlukan, diperoleh dari konsumsi makanan yang mengandung zat
gizi karbohidrat, protein dan lemak. Bagi orang Indonesia kecukupan rata energi dan zat
gizi dasusun dalam tabe yang dikenal dengan “Angka Kecukupan gizil (AKG)“. Angka
Kecukupan gizil (AKG) adalah : Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua
orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukurun tubuh, aktivitas tubuh dan kondisi
fisiologis khusus untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
AKG adalah kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencegah terjadinya
defisiensi. (Muhilal, dkk, 1998).
Pada tahun 1973 penyusunan AKG dikoordinasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), dalam forum Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi dengan tetap
mengacu pada AKG yang dikeluarkan FAO/WHO. Selanjutnya setiap 5 tahun sekali AKG
dievaluasi sesuai dengan kemajuan Ilmu Gizi, perubahan kependudukan dan sosial
ekonomi.
Selama ini penelitian di Indonesia untuk penentuan AKG sangat langka, sehingga
rumusan AKG khususnya untuk vitamin dan mineral didasarkan pada hasil penelitian
kecukupan gizi di mancanegara.
AKG atau Recommended Dietary Allowances (RDA) yang digunakan bagi Indonesia
adalah AKG hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) yang disempurnakan
setiap lima tahun dari AKG sebelumnya berdasarkan penemuan mutahkir tentang
kecukupan gizi, perkembangan pola konsumsi pangan, perkembangan ukuran tubuh (berat
badan dan tinggi badan) dan masalah gizi yang dihadapi. (Hardinsyah, 1998).
Umur seseorang sangat mempengaruhi berapa jumlah zat gizi yang mereka
butuhkan. Seorang anak usia 10 tahun akan berbeda kebutuhan gizinya dengan remaja
usia 15 tahun. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu dengan tingkat usia
yang berbeda memiliki aktifitas fizik yang berbeda pula. Demikian pula dengan
perkembangan pertumbuhan fisiknya akan terjadi perbedaan metabolisme terutama
dalam kebutuhan energi dan proteinnya.
2. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin juga mempengaruhi kebutuhan gizi Seorang remaja wanita
dengan remaja pria akan berbeda kebutuhan zat gizinya. Sebagai contoh, remaja
wanita melakukan aktifitas tidak seberat remaja pria, sehingga kebutuhan akan energi
akan lebih besar pada remaja pria dibandingkan dengan remaja wanita.
3. Kondisi fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan mempengaruhi kebutuhan gizinya. Seorang
wanita dengan kondisi normal akan berbeda kebutuhan gizinya dengan wanita dalam
keadaan hamil maupun menyusui. Demikian pula pada seseorang yang dalam masa
penyembuhan akan membutuhkan zat gizi berbeda dengan orang yang sehat. Wanita
yang sedang hamil membutuhkan lebih banyak zat gizi, karena mereka juga
mempersiapkan pertumbuhan calon bayi yang mereka kandung, akan berbeda dengan
wanita dalam kondisi fisioligis normal. Demikian pula wanita yang sedang menyusui
juga membutuhkan gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita dalam kondisi
normal, walaupun mereka berumur sama.
BB aktual x AKG
Individu = ----------------------
BB standar
Keterangan :
BB aktual : Berat badan aktual (kg)
BB standar : Berat badan standar dalam AKG (kg)
AKG : Angka Kebutuhan Gizi yang dianjurkan
contoh perhitungan :
Kebutuhan Gizi Individu
Seorang pria berusia 35 tahun dengan BB 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi dan
protein pria tersebut!
Jawab:
BB standar untuk pria usia 35 adalah 62 kg AKG untuk pria usia 35 adalah :
Energi = 2800 Kal Protein = 55 g
Maka kebutuhan gizi untuk pria tersebut :
Energi = 58/62 x 2800 Kal = 2619,35 Kal dibulatkan menjadi 2619 Kal Protein =
58/62 x 55 g = 51,5 g
Fikri Ariyanto_16511244006_Pendidikan Teknik Boga D 2016